Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

            Rukun Iman pertama adalah Iman kepada Allah Swt, beriman kepada
Allah Swt berarti percaya dan yakin dengan sepenuh hati  bahwa Allah Swt , itu
benar – benar ada dengan segala kesempurnaan – Nya untuk mengetahui
kesempurnaanya salah satunya adalah dengan mengetahui 20 sifat Allah dan 99
Asmaul Husna.
            Sesungguhnya kesempurnaan Allah Swt itu dapat kita rasakan dengan
kehidupan sehari-hari dari segala apa yang diciptakannya , Allah menciptakan
matahari, laut,air, udara binatang, dan lain sebagainya untuk menunjukkan
kesempurnaanya Allah tidak membutuhkan peribadatan manusia , tetapi
manusialah yang membutuhkan adanya Allah, manusia harus selalu meminta dan
memohon perlindungan kepada Allah denga berdoa menggunaakan Asmaul
Husna.

B. Rumusan Masalah

1.      Menguraikan 10 Asmaul Husna


2.      Meneladani sifat-sifat Allah yang terkandung dalam 710 Asmaul
Husna  dalam kehidupan sehari-hari.

C. Tujuan

1.      Menjelaskan tentang Asma’ul Husna.


2.      Mengetahui dan memahami  dari Asma’ul Husna dalam kehidupan sehari-
hari.

1
2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Asmaul Husna


Kata (‫ماء‬00‫)األس‬ al-asma  adalah bentuk jamak dari kata (‫)اإلسم‬ al-ism yang
biasa diterjemahkan dengan nama. Ia berakar dari kata (‫مو‬00‫)الس‬ as-sumuw  yang
berarti ketinggian, atau (‫مة‬000‫)الس‬ as-simah yang berarti tanda. Memang nama
merupakan tanda bagi sesuatu, sekaligus harus dijunjung tinggi.
Apakah nama sama dengan yang dinamai atau tidak, di sini diuraikan
perbedaan pendapat ulama yang berkepanjangan, melelahkan dan menyita energy
itu. Namun yang jelas bahwa Allah memiliki apa yang dinamai-Nya sendiri
dengan al-asma dan bahwa al-asma itu bersifat husna.
Kata (‫)الحسن‬ al-husna adalah bentuk muannast/feminim dari kata (
‫)احسن‬ ahsan yang berarti terbaik. Penyifatan nama-nama Allah dengan kata yang
berbentuk superlative ini, menunjukkan bahwa nama-nama Allah dengan kata
yang berbentuk superlative ini, menunjukkan bahwa nama-nama tersebut bukan
saja, tetapi juga yang terbaik dibandingkan dengan yang lainnya, yang dapat
disandang-Nya atau baik hanya untuk selain-Nya saja, tapi tidak baik untuk-Nya.
Sifat Pengasih – misalnya – adalah baik. Ia dapat disandang oleh
makhluk/manusia, tetapi karena asma al-husna (nama-nama yang terbaik) hanya
milik Allah, maka pastilah sifat kasih-Nya melebihi sifat kasih makhluk, baik
dalam kapasitas kasih maupun substansinya. Di sisi lain sifat pemberani,
merupakan sifat yang baik disandang oleh manusia, namun sifat ini tidak wajar
disandang Allah, karena keberanian mengandung kaitan dalam substansinya
dengan jasmani dan mental, sehingga tidak mungkin disandangkan kepada-Nya.
Ini berbda dengan sifat kasih, pemurah, adil dan sebagainya. Contoh lain adalah
anak cucu. Kesempurnaan manusia adalah jika ia memiliki keturunan, tetapi sifat
kesempurnaan manusia ini, tidak mungkin pula disandang-Nya karena ini
mengakibatkan adanya unsur kesamaan Tuhan dengan yang lain, di samping
menunnjukkan kebutuhan, sedang hal tersebut mustahil bagi-Nya. Demikianlah

3
kata (‫)الحسني‬ al-husna menunjukkan bahwa nama-nama-Nya adalah nama-nama
yang amat sempurna, tidak sedikit pun tercemar oleh kekurangan.
Didahulukannya kata (‫)هلل‬ lillah pada firman-Nya (‫ني‬00‫ماء الحس‬00‫)وهلل األس‬ wa
lillah al-asma al-husna  menunjukkan bahwa nama-nama indah itu hanya milik
Allah semata. Kalau Anda berkata Allah Rahim, maka rahmat-Nya pasti berbeda
dengan rahmat si A yang juga boleh jadi Anda sedangkan padanya.
Memang nama/sifat-sifat yang disandang-Nya itu, terambil dari bahasa
manusia. Namun, kata yang digunakan saat disandang manusia, pasti selalu
mengandung makna kebutuhan serta kekurangan, walaupun ada di antaranya yang
tidak dapat dipisahkan dari kekurangan, walaupun ada di antaranya yang tidak
dapat dipisahkan dari kekurangan tersebut dan ada pula yang dapat. Keberadaan
pada satu tempat, atau arah, atau kepemilikan arah (dimensi waktu dan tempat)
tidak mungkin dapat dipisahkan dari manusia. Ini merupakan keniscayaan
sekaligus kebutuhan manusia, dan dengan demikian ia tidak disandangkan kepada
Allah SWT, karena kemustahilan pemisahannya itu. Berbeda dengan kata kuat
buat manusia. Kekuatan diperoleh melalui sesuatu yang besifat materi, yakni
adanya otot-otot yang berfungsi baik, dalam arti kita membutuhkan otot-otot
yang kuat, untuk memiliki kekuatan fisik. Kebutuhan tersebut tentunya tidak
sesuai dengan kebesaran Allah swt, sehingga sifat kuat buat Tuhan hanya dapat
dipahami dengan menafikan hal-hal yang mengandung makna kekurangan dan
atau kebutuhan itu.
Sangat popular berbagai riwayat yang menyatakan bahwa jumlah al-asma
al-husna sebanyak Sembilan puluh Sembilan. Salah satu riwayat tersebut
berbunyi: “Sesungguhnya Allah memiliki Sembilan puluh Sembilan nama seratus
kurang satu – siapa yang ahshaha (mengetahui/menghitung.memeliharanya)
maka dia masuk ke surga. Allah ganjil (esa) senang pada yang ganjil” (HR.
Bukhari, Muslim, At-Tirmdizi, Ibnu Majah, Ahmad dan lain-lain).
Ibnu Katsir dalam tasfirnya setlah mengutip hadis di atas dari berbagai
sumber berkata bahwa: At-Tirmidzi dalam Sunan-nya setelah kalimat: “Allah
ganjil (Esa) senang pada yang ganjil.

4
Didalam hadits yang diriwayatkan Tirmidzi disebutkan ke-99 nama tersebut
yaitu :
‫ ِّو ُر ْال َغفَّا ُر‬0‫ص‬
َ ‫ئ ْال ُم‬ ِ 0َ‫ق ْالب‬
ُ ‫ار‬0 ُ ِ‫ ال‬0‫ك ْالقُ ُّدوسُ ال َّساَل ُم ْال ُم ْؤ ِمنُ ْال ُمهَ ْي ِمنُ ْال َع ِزي ُز ْال َجبَّا ُر ْال ُمتَ َكبِّ ُر ْال َخ‬
ُ ِ‫الرَّحْ َمنُ ال َّر ِحي ُم ْال َمل‬
‫ ْد ُل‬0‫ي ُر ْال َح َك ُم ْال َع‬0 ‫ص‬ ِ َ‫ق ْالفَتَّا ُح ْال َعلِي ُم ْالقَابِضُ ْالبَا ِسطُ ْال َخافِضُ الرَّافِ ُع ْال ُم ِع ُّز ْال ُم ِذلُّ ال َّس ِمي ُع ْالب‬ُ ‫ْالقَهَّا ُر ْال َوهَّابُ ال َّر َّزا‬
ُ‫ َّرقِيب‬0‫ري ُم ال‬0 ِ 0‫ ُل ْال َك‬0‫يبُ ْال َجلِي‬0‫يت ْال َح ِس‬ ُ ِ‫ظُ ْال ُمق‬0‫ي ُر ْال َحفِي‬00ِ‫ ُكو ُر ْال َعلِ ُّي ْال َكب‬0‫الش‬
َّ ‫و ُر‬00ُ‫ي ُر ْال َحلِي ُم ْال َع ِظي ُم ْال َغف‬00ِ‫اللَّ ِطيفُ ْالخَ ب‬
‫ي‬0‫ص‬ ِ ْ‫ ُد ْال ُمح‬0‫ َولِ ُّي ْال َح ِمي‬0‫ويُّ ْال َمتِينُ ْال‬0 ِ َ‫ ُل ْالق‬0‫ق ْال َو ِكي‬ ُّ 0‫ ِهي ُد ْال َح‬0‫الش‬
َّ ‫ث‬ ُ ‫ا ِع‬0َ‫ ُد ْالب‬0‫ َودُو ُد ْال َم ِجي‬0‫ ُع ْال َح ِكي ُم ْال‬0‫اس‬
ِ ‫ْال ُم ِجيبُ ْال َو‬
‫ؤَ ِّخ ُر اأْل َ َّو ُل‬00‫ ِّد ُم ْال ُم‬0َ‫ ِد ُر ْال ُمق‬0َ‫ا ِد ُر ْال ُم ْقت‬00َ‫ص َم ُد ْالق‬
َّ ‫يت ْال َح ُّي ْالقَيُّو ُم ْال َوا ِج ُد ْال َما ِج ُد ْال َوا ِح ُد ال‬
ُ ‫د ْال ُمحْ يِي ْال ُم ِم‬0ُ ‫ئ ْال ُم ِعي‬
ُ ‫ْال ُم ْب ِد‬
‫ َر ِام‬0‫ك ُذو ْال َجاَل ِل َواإْل ِ ْك‬0ِ 0‫ك ْال ُم ْل‬
ُ 0ِ‫ َّر ُءوفُ َمال‬0‫و ال‬0 ُّ 0ُ‫رُّ التَّوَّابُ ْال ُم ْنتَقِ ُم ْال َعف‬00َ‫الِي ْالب‬00‫ َوالِ َي ْال ُمتَ َع‬0‫اآْل ِخ ُر الظَّا ِه ُر ْالبَا ِطنُ ْال‬
‫صبُو ُر‬ َّ ‫َّشي ُد ال‬ ِ ‫ث الر‬ ِ ‫ع ْالبَاقِي ْال َو‬0ُ ‫ْال ُم ْق ِسطُ ْال َجا ِم ُع ْال َغنِ ُّي ْال ُم ْغنِي ْال َمانِ ُع الضَّارُّ النَّافِ ُع النُّو ُر ْالهَا ِدي ْالبَ ِدي‬
ُ ‫ار‬
Adapun terkait dengan angka 99 ini maka Imam Muslim mengatakan bahwa para
ulama telah bersepakat bahwa hadits tersebut—yang menyebutkan angka 99—
tidaklah membatasi nama-nama Allah swt. Hadits itu tidak bermakna bahwa Dia
swt tidak memiliki nama selain nama-nama yang 99 itu. Adapun maksud dari
siapa yang menghitung 99 nama ini masuk surga adalah sebagai informasi tentang
masuk surga dengan menghitungnya bukan informasi tentang pembatasan nama-
nama-Nya, sebagaimana disebutkan didalam hadits lainnya,”Aku berdoa kepada-
Mu dengan segala nama yang Engkau namakan diri-Mu dengannya atau yang
Engkau berkuasa tentang ilmu ghoib yang ada pada-Mu.” (Shohih Muslim bi
Syarhin Nawawi juz XVII hal 7 – 8)

B. Penjelasan 10 sifat Asmaul Husna

1. AR-RAHMAN ( Maha Pengasih)


ALLAH memiliki nama Ar-Rahman yang artinya maha pemurah atau
pengasih karena Allah telah melimpahkan Rahmat-Nya kepad seluruh makhluk
yang ada di dunia ini tanpa pandang bulu baik yang beriman, bertqwa, dan yang
beramal baik maupun yang berperilaku durhaka, ingkar, dan berperilaku jahat.
Mereka tetap diberi rahmat oleh Allah. Demikian juga hewan dan tumbuhan
mereka juga diberikan Rizqi oleh Allah, yang merupakan bentuk sifat
RAHMAN-Nya Allah.
DALIL NAQLI : SURAT AL-FATIHAH ayat 3

5
DALIL AQLI : Allah SWT sebagai yang menciptakan makhluk di dunia inipasti
memiliki sifat pemurah atau pengasih pada makhluk ciptaan-Nya. Buktinya kita
manusia diberikan nikmat hidup walu kita sebagai manusia ada yang ingkar.

2. AR-RAHIM ( Maha Penyayang )


ALLAH SWT memiliki nama Ar-Rahim yang artinya maha penyayang
yang selalu dilimpahkan kepada hamba-hamba-Nya yang beriman secara tetap
atau bersifat kekal yang tidak hanya diberikan di dunia saja bahkan sampai
kealam kubur serta akhirat.
Dunia ini Allah menetapkan hukuman bagi mereka yang bermaksiat (kafir,
musyrik) misalnya hukum rajam bagi pezina, potong tangan bagi pencuri. Di
akhirat keadilan Allah tidak dapat dipermainkan. Mereka akan mendapatkan
balasan atas semua perbuatan di dunia ini.
DALIL NAQLI : Surat Al-Fatihah ayat 1
DALIL AQLI : Allah SWT pasti sayang kepada umat-Nya yang iman dan
bertaqwa, sehingga Allah pasati akan memberikan balasan kepada mereka yang
taat dan bagi mereka yang tidak taat Allah tidak akan menyayangi mereka
karena sifat Ar-Rohim-Nya Allah hanya diberikan kepada mereka yang taat.
Buktinya nanti di akhirat kelah hanya yang beriman dan bertaqwa kepada Allah
saja yang dapat masuk surga.

3. AL-QUDDUS ( Maha Suci )


Allah bersifat Al-Quddus/Maha Suci karena Allah SWt adalah Dzat
yang suci dari segala sekutu, Allah bersifat tunggal. Allah sebagai Pencipta itu
pasti suci dari segala sifat kekurangan karena Allah bersifat Maha Sempurna.
Dengan demikina apapun yang dilakukan Allah pasti juga suci.
DALIL NAQLI : Al-A’raf ayat 96
DALIL AQLI : Allah sebagai sang pencipta pasti suci dari segala kekurangan,
tidak mungkin memiliki sifat yang buruk. Jika sang pencipta memiliki sifat
kekurangan maka niscaya dunia akan hancur, seperti jika Tuhan tidak memiliki

6
sifat maha berkata, maka siapa yang akan memberitahu kita akan baik
buruknya suatu hal, maka itu mmerupakan hal yang mustahil.

4. AS-SALAM ( Maha Sejahtera )


Sifat As-Salam/Maha Sejahtera berada pada nama Allah karena hanya
Allah saja yang dapat memberikan kesejahteraan pada makhluknya. Jadi segala
kesejahteraan yang ada didunia ini semua bersumber pada Allah SWT.
DALIL NAQLI : Al-Hasyr ayat 23
DALIL AQLI : kita sebagai makhluk pasti menginginkan kesejahteraan dalam
hidup ini, kepada siapalagi kita meminta kesejahteraan jika tidak pada Allah
SWT jadi segala kesejahteraan yang ada di dunia ini pasti milik Allah. Bukti
bagi orang yang orang berusaha keras pasti akan mendapatkan kesejahteran.

5. AL MU’MIN ( Maha Memberi Keamanan atau Terpercaya )


Allah SWT bernama Al-Mu’min yang artinya Yang MAha
Memberikan Keamanan atau Yang maha Terpercaya karena dalam
mencantumkan wa’dun/janji-janjinya pasti tidak mungkin diingkari, pasti
ditepati.
DALIL NAQLI : Al-Hasyr ayat 23
DALIL AQLI : Dalam hidup ini kita pasti menginginkan rasa aman dari
bencana alam ataupun dari kejahatan manusia yang ada di dunia ini, dimana
lagi kita meminta kecuali kepada Allah atau Allah SWT pasti memiliki sifat
maha terpercaya tidak mungkin Allah SWT bersifat khianat.

6. Al ADLU ( Maha Adil )


Allah memiliki nama AL ADLU yang berarti maha adil dan sangat
sempurna keadilannya, tidak ada zzat lain yang memiliki keadilan yang setara
dengan Allah, karena keadilan manusia hanya terbatas dan tidak sempurna,
sebab manusia berada pada tempat salah dan lupa.
DALIL NAQLI : An-nahl ayat 90

7
DALIL AQLI : Allah dalam pengadilanya kelak di akhirat tidak mungkin ada
suap menyuap keadilan pasti di tegakkan. Allah SWT tidak mungkin memiliki
sifaqt tamak akan harta, karena itu sebuah kekurangan maka itu tudak mungkin
dimiliki Allah.

7. AL GAFFAR ( Maha Pengampun )


Allah SWT pasti memiliki nama AL GAFFAR yang berarti Maha
Pengampun, yang memiliki kebebasa untuk memberikan ampunan kepada
makhluknya yang bertaubat. Karena manusia tak mungkin luput dari dosa.
DALIL NAQLI : Sad ayat 66
DALIL AQLI : jika kita sebagai manusia mau bertaubat insaallah pasti
diterima karena Allah memiliki sifat Maha Pengampun , jika Allah SWT tidak
memiliki nama ini maka niscaya semua orang pasti masuk surge kerena mereka
memiliki dosa, tetapi Allah itu Maha Pengampun jadi mustahil Allah tidak
bersifat Maha pengampun.

8. AL HAKIM ( Maha Bijaksana )


Allah SWT bernama Al-Hakim yang artinya Maha Bijaksana karena
tidak munkin ada yang bias melebihi kebijaksanaan-Nya. Buktinya Allah
menciptakan Manusia, tumbuhan, hewan pasti memiliki hikmah dan manfaat
yang besar.
DALIL NAQLI : Al-Mu’min ayat 115
DALIL AQLI : Allah SWT pasti memiliki sifat ini karena jika Allah tidak
bersifat Maha Bijaksana maka itu hal yang mustahil, karena itu merupakan sifat
yang kurang tidak mungkin Allah bersifat kurang.

9. AL MALIK ( Maha Merajai atau Menguasai )


Allah SWT memiliki nama ini karena Allah merupakan Raja dari segala
raja yang ada di muka bumi ini, Dia-lah yang mengatur sendiri kerajaan-Nya
sesuai dengan kehendak-Nya sendiri.
DALIL NAQLI : Al-Mu’minun ayat 116

8
DALIL AQLI : Allah sebagai sang pencipta pasti menguasai segala yang
diciptakannya termasuk manusia, Allah mengatur segala takdir bagi manusia
sehingga wajib bagi manusia untuk tunduk kepada raja dari segala raja yaitu
tidak lain adalah Allah.

10. AL-HASIB ( Maha Menjamin atau Memperhitungakan )


Allah SWT bernama Al-Hasib artinya maha menjamin, memberikan
jaminan kecukupan kepada seluruh hamba-Nya. Disini Al Hasib juga dapat
diartikan Maha Memperhitungkan. Segala amal manusia yang ada didunia akan
dihitung dengan seteliti-telitinya dan seadil-adilnya, karena dalam pengadilan
Allah pasti keadilan pasti ditegakkan.
DALIL NAQLI: An-Najm, 53: 39-40
DALIL AQLI : disini Allah SWT sebagai yang menciptakan pasti akan
menjamin kebutuhan makhluknya, tapi terkadang terjadi kesalahpahaman,
bahwa Allah tidak adil karena kebutuhannya tidak terjamin, disini
sesungguhnya Allah telah menjamin hanya saja makhluknya saja yang tidak
mau berusaha dalam memperolehnya.

C. Prilaku orang beriman terhadap asmaul husna

1. Berusaha selalu berbuat baik dan berkasih sayang


Mengimani sifat Allah ar rahmaan (maha pengasih) yakni denga berbuat
baik kepada seluruh mahluknya , terutama manusia, tanpa membedakan
warna kulit, miskin kaya, hormat atau hina.

2. Berusaha menjadi mukmin yang bertaqwa.


Mengimani sifat Allah ar rahiim (maha penyayang) menghayati sifat
inisehingga sebagai pendorong untuk bertaqwa kapada allah, sehingga di
aherat kelak mendapat balasannya yakni surga.

9
3. Memelihara kesucian diri.
Mengimani sifat Allah al quduus (maha suci) sebagai penunjuk aagar
selalu mempertahankan kesucian dirinya dari perbuatan dosa, karena asal
manusia adalah suci tanpa dosa.

4. Menjaga keselamatan diri dan orang lain.


Mengimani sifat Allah as salaam (maha sejahtera) senantiasa berdoa dan
berusaha untuk keselamatan dirinya dan orang lain dunia aherat.

5. Menjadi orang yang terpercaya dan dapat memberikan rasa aman


terhadap sesama.
Mengimani sifat Allah al mu’minu (maha terpercaya dan maha
member keamanan)
Berusaha menjadi orang terpercaya dengan bersikap jujur, tidak dusta,
amanah, dan selalu memenuhi janji, menghindari prilaku jahat dan mencegah
orang lain berbuat mengganggu keamanan.

6. Berlaku adil
Mengimani sifat Allah al adlu ( yang maha adil) berusaha bersikapadil
menghindari prilaku dzalim. Adil terhadap Allah, dirinya, keluarga, sesame
manusia, semama makhluk allah, dan meninggalkan prilaku dzalim.

7. Berusaha menjadi pemaaf.


Mengimani sifat Allah al ghafaar (maha pengampun) menjadikan sifat
pengampun dalam diri, sehingga akan bertambah mulia kedudukannya disisi
Allah swt.

8. Berperilaku bijaksana.
Mengimani sifat Allah al hakim (maha bijaksana) senantiasa bersikap
bijaksana, orang bijak biasa berpikir tajam, wawasan luas , cermat dan teliti
sehingga terhindat dari prilaku yang merugikan.

10
9. Menjadi pemimpin yang baik.
Mengimani sifat Allah al maliik (maha merajai) menjadikan sifat pribadi
sehingga menjadi pemimpin yang bersifat:
 Ihlas danmengharap ridla dari Allah
 Berperilaku terpuji, menberi manfaat dirinya dan orang banyak.
 Selalu berusaha menjadi yang paling bermanfaat bagi orang banyak.

10. Bermuhasabah (introspeksi diri)


Mengimani sifat Allah al hasiib (maha pembuat perhitungan) sebagai
penunjuk terhadap segala perbiatan yang sudah dan akan dilakukan
(introspeksi), apabila baik maka ia akan melanjutkan, dan apabila buru maka
ia akan segera bertobat ban memperbaiki diri.

11
BAB III
PENUTUP
A.      Kesimpulan

1. Menghafal kata-kata Asma’ul Husna amat besar faedahnya bagi Umat Islam
dan berpahala membacanya bila dilandasi keyakinan dan membenarkan
isinya. Lebih dari itu, memahami dan makrifat terhadap makna hakiki yang
terkandung di dalamnya akan membawa kearah pengalaman dan
penghayatan, atau dengan kata lain “mendarah daging” dalam kehidupan.
Maka dijamin akan mendapatkan surga keindahan dan kenyamanan yang
tiada tara.

2.       Dengan makrifat yang benar kepada Allah swt, makrifat terhadap Asma-Nya,
muncullah “rasa cinta kasih (mahabbah) yang dalam terhadap Pemilik Nama
yakni Allah swt. Dan terpadu cinta kasih itu dalam suatu perpaduan yang indah
dan mengasyikkan, yang terlihat, terpandang dan terasa hanya “DIA”
TERASA LEBUR DAN SIRNA DIRI INI DALAM LAUTAN “BERCINTA
KASIH” maka berbahagialah dengan isyarat Allah yang menegaskan:
“Dan bagi orang yang takut akan saat menghadap Tuhannya ada dua
syurga”.

B.       Saran

1. Beribadahlah kepada Allah berdasarkan Asma`ul Husna ini. Karena Dia


Maha Penerima Taubat, berdzikir dengan-Nya karena Dia Maha
Mendengar, beribadah dengan raga karena Dia Maha Melihat, dengan
seterusnya.

2.      Sebagai umat Muslim sudi kiranya Kita “memahami maknanya, dan
mempercayainya”, atau mampu melaksanakan kandungan-Nya, atau juga

12
mempercayai kandungan makna-maknanya, menghafal, memahami
maknanya dan mengamalkan kandungannya. Itu semua insya Allah dapat
memperoleh curahan rahmat Ilahi sesuai niat dan usahanya.

13

Anda mungkin juga menyukai