Anda di halaman 1dari 12

PERAN KELUARGA DALAM PEMBENTUKAN NILAI DAN

NORMA SOSIAL PADA ANAK DIDIK

Nama Penyusun : MUH. RAIHAN RACHMAT H.


TAHUN AJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Swt. Yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas yang berjudul “Laporan
peran keluarga Dalam Pembentukan Nilai Dan Norma Sosial Pada Anak Didik” ini tepat
pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan dari laporan ini adalah untuk memenuhi tugas
pada mata pelajaran sosiologi. Selain itu, laporan ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang memahami kontribusi penting keluarga dalam membentuk dasar moral dan
perilaku anak bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Terlebih dahulu, saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Patimah Mansyur, S.Sos. ,
selaku guru mata pelajaran sosiologi yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni ini. Saya
juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan semua,
terima kasih atas bantuannya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas ini. Kemudian, saya
menyadari bahwa tugas yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun kami butuhkan demi kesempurnaan laporan ini.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………….
DAFTAR ISI……………………………..…………….……………………….
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………
1.1. LATAR BELAKANG…………………………………………………
1.2. RUMUSAN MASALAH………………………………………………
1.3. TUJUAN
BAB II
PEMBAHASAN…………………………………………………………………
2.1. KOMUNIKASI KELUAGA YANG MEMENGARUHI
PEMAHAMAN ANAK TERHADAP NILAI-NILAI MORAL………
2.2. PENGARUH DUKUNGAN EMOSIONAL DALAM
KELUARGA UNTUK MEMBENTUK PERILAKU SOSIAL
ANAK……………………………………………………………………
2.3.PERAN UTAMA KELUARGA DALAM PEMBENTUKAN
NILAI DAN NORMA SOSIAL ANAK DIDIK……………………
2.4.PENGARUH TEKNOLOGI DAN MEDIA SOSIAL
TERHADAP PEMBENTUKAN NILAI DAN NORMA SOSIAL
YANG ADA PADA ANAK DIDIK…………………………………
BAB III PENUTUP……………………………………………………………..
3.1. KESIMPULAN…………………………………………………………
3.2. SARAN…………………………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Anak merupakan investasi masa depan yang harus dikembangkan secara
optimal. Penelitian membuktikan bahwa sejak lahir seorang anak memiliki kurang
lebih 100 miliar sel otak. Sel-sel otak ini dapat diberikan salah satunya melalui
pendidikan. Sel-sel otak ini tidak akan tumbuh dan berkembang dengan pesat tanpa
adanya stimulasi yang di dayagunakan. Stimulasi untuk perkembangan sel-sel otak ini
dapat diberikan salah satunya melalui pendidikan
Keluarga merupakan lingkungan yang paling dekat dengan anak, sejak anak
dilahirkan titik di dalam keluarga ini anak-anak banyak mendapatkan pengalaman
untuk tumbuh dan kembang demi masa depannya. Di dalam keluarga orang tua dapat
memberikan contoh perilaku yang kelak akan ditiru oleh anak. Keluarga merupakan
tempat yang efektif untuk pembelajaran nilai moral kepada anak.

Peran umum dalam keluarga mencakup berbagai tugas dan tanggung jawab. Orang
tua bertanggung jawab atas mendidik dan merawat anak-anak, sementara anak-anak
memiliki peran untuk belajar dan menghormati orang tua. Suami dan istri perlu
menjaga hubungan yang sehat dan berbagi tanggung jawab dalam mengelola rumah
tangga. Selain itu anggota keluarga lainnya juga berkontribusi dalam memberikan
dukungan emosional dan sosial. Semua peran ini penting untuk menjaga harmoni
dalam keluarga dan memastikan kebutuhan fisik dan emosional keluarga dapat
terpenuhi.

Dalam keluarga kerjasama dan komunikasi yang baik adalah kunci dalam
menjalankan peran masing-masing anggota. Dengan memahami dan menghormati
peraturan ini, keluarga dapat tumbuh dan berkembang dengan baik menciptakan
lingkungan yang mendukung perkembangan fisik dan emosional anak-anak serta
keharmonisan dalam hubungan suami istri

Dalam sosiologi keluarga biasanya dikenal adanya perbedaan antara keluarga


bersistem konsanguinal yang menekankan pada pentingnya ikatan darah seperti
hubungan antara seseorang dengan orang tuanya cenderung dianggap lebih penting
daripada ikatan dengan suami atau istrinya dan keluarga dengan sistem conjungal
menekankan pada pentingnya hubungan perkawinan (suami istri) ikatan dengan suami
atau istri cenderung dianggap lalai penting daripada ikatan dengan orang tua titik
keluarga merupakan pondasi bagi perkembangan bajunya masyarakat titik keluarga
membutuhkan perhatian yang serius agar kolektif kapanpun dan dimanapun titik
perhatian ini dimulai sejak pra pembentukan lembaga perkawinan sampai kepada
membuktikan keluarga sebagai dinamis atur dalam kehidupan anggotanya terutama
anak-anak koma sehingga betul-betul menjadi tiang penyangga masyarakat

Secara tegas jadi garis bawah i bahwa tujuan keluarga adalah yang bersifat inten yaitu
kebahagiaan dan kesejahteraan hidup di keluarga ibu sendiri ada tujuan ekspor atau
tujuan yang lebih jauh yaitu mewujudkan generasi atau masyarakat muslim yang maju
dalam berbagai segi nya atau dasar tumpukan agama

1.2 Rumusan Masalah

(1.) Bagaimana komunikasi keluarga mempengaruhi pemahaman anak terhadap nilai-


nilai moral?
(2.)Bagaimana dukungan emosional dalam keluarga berperan dalam membentuk
perilaku sosial anak?
(3.)Bagaimana peran utama keluarga dalam pembentukan nilai dan norma sosial pada
anak didik?
(4.)Bagaimana teknologi dan media sosial mempengaruhi nilai dan norma sosial yang
terdapat pada anak didik?

1.3 Tujuan Laporan

(1.)Mengetahui komunikasi keluarga yang sangat mempengaruhi pemahaman anak


terhadap nilai-nilai moral
(2.)Dapat memahami dukungan emosional yang sangat berperan penting dari
keluarga pada perilaku sosial anak
(3.)Mengetahui peran utama keluarga dalam pembentukan nilai-nilai didik pada anak
(4.)Memahami pengaruh teknologi dan media sosial terhadap nila dan merambah
sosial yang berserakan dalam keluarga
(5.)Memenuhi tugas individu mengenai laporan peran keluarga dan pembentukan
nilai norma sosial pada anak didik

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 komunikasi keluarga yang mempengaruhi pemahaman anak terhadap nilai-nilai
moral
Setiap kali membicarakan tentang perkembangan anak koma pokok
pembahasan tidak pernah lepas dari peran keluarga titik keluarga telefon pertama
yang dikenal anak dan sangat berperan penting bagi anak itik melalui keluarga anak
belajar menanggapi koma mengenal dirinya pemadam sekaligus belajar mengelola
emosinya titik pengelolaan yang mau sini sangat tergantung pada pola komunikasi
yang diterapkan dalam keluarga koma terutama sikap orang tua dalam mendirikan
mengasuh anaknya titik dalam hal ini koma orang tua menjadi basis nilai bagi anak
titik nyanyi yang ditanamkan orang tua akan lebih banyak disiarkan dan dian oleh
anak titik perlakuan setiap anggota keluarga koma terutama orang tua koma akan
“direkam” oleh anak dan mempengaruhi perkembangan emosi dan lambat laun akan
membentuk kepribadian nya.

Dalam konteks komunikasi keluarga, dampaknya terhadap pemahaman anak terhadap


nilai-nilai moral dapat sangat signifikan. Pertama-tama, orang tua memiliki peran
kunci dalam menyampaikan nilai-nilai tersebut melalui komunikasi sehari-hari.
Misalnya, memberikan contoh positif dalam tindakan dan perilaku sehari-hari, yang
dapat menjadi model bagi anak-anak untuk meniru.

Selain itu, cerita-cerita moral atau pengalaman pribadi yang relevan dengan nilai-
nilai tertentu juga dapat digunakan sebagai alat pengajaran. Melibatkan anak-anak
dalam diskusi terbuka tentang nilai-nilai moral mendorong mereka untuk berpikir
kritis, mempertimbangkan perspektif yang berbeda, dan mengembangkan
pemahaman yang lebih mendalam.

Umpan balik positif dari orang tua saat anak menunjukkan perilaku yang sesuai
dengan nilai-nilai moral yang diajarkan juga memainkan peran penting dalam
memperkuat pemahaman anak. Ini memberikan penghargaan dan dukungan yang
dapat meningkatkan motivasi anak untuk mempraktikkan nilai-nilai tersebut
dalam kehidupan sehari-hari.

Selain dari aspek komunikasi verbal, melibatkan anak-anak dalam pengambilan


keputusan keluarga dapat menjadi pengalaman pembelajaran yang kuat. Hal ini
membantu mereka memahami konsekuensi dari pilihan mereka dan
mengembangkan rasa tanggung jawab terhadap tindakan mereka.

Dengan demikian, komunikasi keluarga yang efektif tidak hanya mencakup


penyampaian nilai-nilai moral, tetapi juga melibatkan anak-anak secara aktif
dalam proses pembelajaran. Melalui kombinasi model perilaku positif, diskusi
terbuka, umpan balik positif, dan pengalaman pribadi, anak-anak dapat
membangun pemahaman yang kokoh terhadap nilai-nilai moral yang menjadi
dasar bagi pembentukan karakter dan perilaku mereka di masa depan.

2.2 Pengaruh dukungan emosional dalam keluarga untuk membentuk


Dukungan emosional dalam keluarga berperan penting dalam membentuk perilaku
sosial anak. Ikatan emosional yang kuat dengan orang tua memberikan dasar
keamanan, meningkatkan kepercayaan diri, dan memfasilitasi pengembangan
keterampilan sosialisasi. Lingkungan keluarga yang penuh perhatian juga
membantu anak mengatasi stres sosial, menciptakan landasan positif untuk
hubungan sosial yang sehat.
Faktor-faktor yang mempengaruhi dukungan sosial secara berturut-turut adalah
dukungan guru, dukungan orang tua, dan dukungan teman sebaya.
Dukungan emosional dalam keluarga memiliki dampak yang mendalam pada
perkembangan perilaku sosial anak. Penelitian Bowlby (1988) menunjukkan
bahwa kualitas ikatan emosional antara orang tua dan anak memainkan peran
krusial dalam membentuk dasar kepercayaan diri anak. Anak-anak yang
merasakan keamanan emosional cenderung lebih mudah membentuk hubungan
sosial yang positif.

Studi Ainsworth (1973) menekankan bahwa anak-anak yang mengalami ikatan


yang aman dengan orang tua memiliki dasar yang kuat untuk mengembangkan
keterampilan sosialisasi. Kemampuan anak untuk memahami dan merespon
perasaan orang lain sering kali dipengaruhi oleh keamanan emosional yang
mereka rasakan dalam hubungan keluarga.

Erikson (1963) menyoroti peran penting masa kanak-kanak dalam membentuk


identitas sosial. Dukungan emosional yang konsisten membantu anak mengatasi
tantangan pengembangan identitasnya, menciptakan landasan yang kokoh untuk
interaksi sosial yang sehat.

Studi Conger & Conger (2002) menunjukkan bahwa dukungan emosional dalam
keluarga tidak hanya membentuk keterampilan sosialisasi anak tetapi juga
berfungsi sebagai penangkal terhadap stres sosial. Lingkungan keluarga yang
hangat dan penuh perhatian dapat membantu anak mengelola tekanan sosial
dengan lebih efektif.Dapat disimpulkan bahwa dukungan emosional dalam
keluarga berperan penting dalam membentuk perilaku sosial anak didik titik
ikatan emosional yang kuat dengan orang tua memberikan dasar keamanan,
meningkatkan kepercayaan diri, dan memfasilitasi pengembangan keterampilan
sosialisasi titik lingkungan keluarga yang penuh perhatian juga membantu anak
mengatasi stres sosial, menciptakan landasan positif untuk hubungan sosial yang
sehat

2.2 Peran keluarga dalam pembentukan nilai dan norma social pada
Anak didik

Nilai sosial merujuk pada prinsip-prinsip moral, norma, dan keyakinan yang
menjadi dasar interaksi dan hubungan antara individu dalam masyarakat. Ini
mencakup aspek-aspek seperti keadilan, empati, tanggung jawab sosial, dan nilai-nilai
lain yang membentuk tatanan sosial. Norma sosial adalah aturan atau panduan
perilaku yang diterima dan diikuti oleh anggota suatu masyarakat untuk menjaga
keteraturan dan keharmonisan

Keluarga memainkan peran sentral dalam membentuk nilai dan norma-norma sosial
pada anak didik. Melalui interaksi sehari-hari, anggota keluarga menjadi model utama
yang memperkenalkan etika, moralitas, dan norma-norma sosial kepada anak.
Lingkungan keluarga menciptakan landasan pertama bagi anak untuk memahami
konsep keadilan, tanggung jawab, dan saling menghormati.

Selain itu, komunikasi dalam keluarga juga berperan dalam membentuk persepsi anak
terhadap norma-norma sosial. Diskusi mengenai nilai-nilai yang dijunjung tinggi,
prinsip-prinsip moral, dan pengalaman hidup keluarga dapat membentuk pemahaman
mendalam pada anak tentang betapa pentingnya norma-norma sosial dalam kehidupan
sehari-hari.

Keteladanan yang diberikan oleh orang tua dalam menerapkan norma-norma sosial
juga memberikan dampak besar. Anak cenderung meniru perilaku yang mereka lihat
di dalam keluarga mereka. Oleh karena itu, konsistensi dalam penerapan norma-
norma sosial menjadi kunci untuk membentuk karakter dan perilaku positif pada anak.
Secara keseluruhan, keluarga bukan hanya tempat pertama di mana anak didik
terpapar nilai dan norma-norma sosial, tetapi juga fondasi yang kuat bagi
perkembangan moral dan etika mereka dalam menghadapi masyarakat lebih luas.

Kualitas watak anak sejak kecil akan mewarnai watak seseorang di kemudian hari.
Anak yang dibesarkan dalam suasana yang curiga mencurigai misalnya, ketika
dewasa akan mengalami kesulitan untuk mempercayai orang lain. Bila di masa
kecilnya sering dipukuli, kemungkinan ketika besar akan menjadi pendendam
demikian pula jika masa kecil anak sering makan sulit menghargai orang lain. Atas
dasar pertimbangan hal di atas, maka anak perlu dibekali pengetahuan tentang nilai
moral yang baik dengan diberikannya pendidikan nilai dan moral sejak usia dini,
22baik buruk, benar salah Kompas sehingga ia dapat menerapkannya dalam
kehidupan sehari-hari. Anak-anak diharapkan akan lebih mudah menyaring perbuatan
mana yang perlu diikuti dan perbuatan mana yang harus dihindari.
Pendidikan anak dilakukan pada tiga lingkungan pendidikan yaitu keluarga sekolah,
dan masyarakat titik berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa orang tua
berperan dalam pendidikan anak akan menunjukkan prestasi belajar sikap, stabilitas
sosioemosional, kedisiplinan, serta aspirasi anak untuk belajar sampai perguruan
tinggi bahkan bekerja dan berumah tangga

2.4. Pengaruh teknolog dan media social terhadap pembentukan nilai dan
Norma social yang ada pada anak didik
Dalam era di mana teknologi dan media sosial semakin meresap ke dalam kehidupan
sehari-hari, pengaruhnya terhadap pembentukan nilai dan norma sosial pada anak didik
menjadi semakin signifikan. Bagaimana interaksi dengan teknologi ini membentuk
pandangan mereka terhadap nilai, norma sosial, dan identitas pribadi? Mari kita eksplorasi
lebih lanjut dampak-dampak ini.
1. Pengaruh identitas dan Citra diri :
Positif:
Anak dapat mengeksplorasi dan membangun identitas pribadi melalui inspirasi dan
dukungan komunitas online
Negatif:
Exprosur terhadap standar kecantikan yang tidak realistis dan dapat merugikan self-
esteem dan memicu perbandingan sosial
2. Pemodelan perilaku dan norma baru
Positif:
Anak dapat terinspirasi oleh perilaku positif dan nilai-nilai yang tersebarkan melalui
media sosial
Negatif :
Paparan pada perilaku negatif seperti intimidasi cyber atau yang dikenal dengan cyber
bullying atau perilaku tidak etis dapat membentuk norma sosial yang merugikan
terutama pada kesehatan mental dari seseorang
3. Pengaruh relasi dan koneksi sosial
Positif :
Media sosial memungkinkan anak untuk membentuk koneksi sosial yang luas dan
saling mendukung
Negatif :
Terlalu banyak media sosial yang bisa menggantikan interaksi langsung,
mempengaruhi keterampilan sosial dan hubungan pribadi pada anak di mana
kemampuan dalam berbicara di depan umumnya dapat semakin lama semakin
menurun
4. Perubahan pola komunikasi
Positif :
Anak dapat mengembangkan keterampilan komunikasi digital yang relevan
Negatif :
Kurangnya komunikasi langsung dapat mengurangi keterampilan berbicara dan
mendengar secara efektif.
5. Pembentukan opini dan perspektif
Positif :
Anak dapat terpapar pada berbagai sudut pandang dan mengembangkan keterampilan
pemikiran kritis
Negatif :
Lemparan informasi yang bias atau tidak akurat dapat mempengaruhi pemahaman
anak terhadap realitas
6. Paparan terhadap konten tidak sesuai
Positif : kontrol orang tua dan pendidik dapat membantu mengelola paparan anak
terhadap konten yang tidak sesuai
Negatif :
Tanpa pengawasan yang tepat, anak dapat terpapar pada materi yang tidak sesuai
dengan tingkat kematangan mereka terutama banyaknya yang konten vulgar yang
menyebar di media sosial
7. Ketergantungan dan waktu layar
Positif :
Penggunaan teknologi yang seimbang dapat memberikan manfaat pendidikan dan
hiburan
Negatif :
Ketergantungan berlebihan dapat mengganggu pola tidur, aktivitas fisik, dan
keseimbangan kehidupan
Dalam kesimpulan, pengaruh teknologi dan media sosial pada pembentukan nilai dan norma
sosial pada anak didik memiliki dua sisi yang perlu diperhatikan. Secara positif, media sosial
memberikan akses pada sumber daya informasi, koneksi global, dan kesempatan untuk
memperluas pandangan dunia anak. Namun, dampak negatifnya terletak pada potensi
pengaruh buruk terhadap citra diri, norma sosial yang tidak diinginkan, dan risiko paparan
pada konten yang tidak sesuai usia.

Penting bagi pendidik, orang tua, dan masyarakat untuk mengambil peran aktif dalam
membimbing anak didik dalam penggunaan teknologi. Pendidikan yang berfokus pada
kesadaran digital, pembangunan keterampilan sosial, dan pemantauan yang bijak dapat
membantu mengoptimalkan manfaat positif sambil meminimalkan risiko negatif. Dengan
pendekatan holistik, kita dapat menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan
positif anak didik dalam era digital ini

BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Tentu, keluarga memiliki peran sentral dalam membentuk nilai dan norma sosial pada
anak didik. Ini karena keluarga adalah lingkungan pertama di mana anak berinteraksi dan
belajar. Anggota keluarga, sebagai model utama, memberikan contoh perilaku, etika, dan
nilai-nilai moral yang menjadi dasar bagi pemahaman anak tentang bagaimana berinteraksi
dengan dunia di sekitarnya. Melalui interaksi sehari-hari, anak-anak memperoleh pemahaman
mendalam tentang norma-norma sosial yang berlaku dalam keluarga mereka. Penanaman
nilai-nilai seperti integritas, kejujuran, kerjasama, dan empati sering kali terjadi melalui
contoh konkret yang ditunjukkan oleh orang tua dan anggota keluarga lainnya. Proses ini
membentuk dasar moral anak, yang kemudian akan mempengaruhi perilaku mereka dalam
masyarakat lebih luas.
Selain itu, keluarga juga berperan dalam menyediakan lingkungan aman dan dukungan
emosional yang memungkinkan anak merasa didukung dalam eksplorasi dan pengembangan
nilai-nilai mereka. Diskusi dan komunikasi terbuka di dalam keluarga memungkinkan anak
untuk bertanya, memahami, dan menginternalisasi nilai-nilai yang mereka terima. Jadi, dapat
disimpulkan bahwa melalui interaksi, contoh, dan lingkungan yang disediakan, keluarga
berperan penting dalam membentuk landasan nilai dan norma sosial pada anak didik,
membantu mereka mengembangkan karakter yang kuat dan memahami peran mereka dalam
masyarakat

3.2. Saran Ciptakan lingkungan dukungan yang memungkinkan anak untuk merasa aman
dalam mengeksplorasi dan mengembangkan pemahaman mereka terhadap norma sosial.
Bicarakan secara langsung tentang nilai-nilai yang dianggap penting oleh keluarga, sambil
memahami keunikan masing-masing anak. Libatkan anak dalam keputusan dan aktivitas
keluarga untuk memperkuat keterlibatan mereka dalam proses pembentukan nilai.
Keseimbangan antara memberikan batasan dan memberikan kebebasan juga krusial dalam
memberikan panduan yang konsisten. Pantau pengaruh eksternal, dan ikut serta dalam
pendidikan formal serta informal anak, seperti membaca bersama atau kunjungan ke tempat-
tempat pendidikan. Dengan menerapkan saran ini, keluarga dapat memberikan kontribusi
yang signifikan dalam membentuk dasar nilai dan norma sosial yang positif pada anak didik

Anda mungkin juga menyukai