Anda di halaman 1dari 18

Neurotransmiter adalah senyawa organik endogenus membawa sinyal di antara neuron.

Neurotransmiter terbungkus olehvesikel sinapsis, sebelum dilepaskan bertepatan dengan


datangnya potensial aksi.

Beberapa neurotransmiter utama, antara lain:

Asam amino: asam glutamat, asam aspartat, serina, GABA, glisina

Monoamina: dopamin, adrenalin, noradrenalin, histamin, serotonin, melatonin

Bentuk lain: asetilkolin, adenosina, anandamida, dll.

Selasa, 23 April 2013

NEUROTRANSMITTER
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Otak manusia adalah organ yang unik dan dasyat, tempat diaturnya proses berfikir,
berbahasa, kesadaran, emosi dan kepribadian. Secara garis besar, otak terbagi dalam 3 bagian
besar, yaitu neokortek atau kortex serebri, system limbik dan batang otak, yang berkerja secara
simbiosis. Otak terbentuk dari dua jenis sel: yaitu glia dan neuron. Glia berfungsi untuk
menunjang dan melindungi neuron, sedangkan neuron membawa informasi dalam bentuk pulsa
listrik yang di kenal sebagai potensial aksi. Mereka berkomunikasi dengan neuron yang lain dan
keseluruh tubuh dengan mengirimkan berbagai macam bahan kimia yang disebut
neurotransmitter. Neurotransmitter ini dikirimkan pada celah yang di kenal sebagai sinapsis.
Neurotransmiter paling mempengaruhi sikap, emosi, dan perilaku seseorang yang ada antara lain
Asetil kolin, dopamin, serotonin, epinefrin, norepinefrin.
Karena neurotransmitter berperan dalam mempengaruhi sikap, perilaku, dan emosi
seseorang, maka hal itulah yang menjadikan daya tarik penulis untuk membahasnya lebih lanjut
dalam bentuk makalah.

1.2
TUJUAN PENULISAN
a.Tujuan Umum
Adapun tujuan umum dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui berbagai hal
yang berhubungan dengan neurotransmiter dalam kaitannya dengan proses terjadinya gangguan
jiwa.
b.Tujuan Khusus
Mampu menjelaskan pengertian dari neurotransmitter
Mampu menjelaskan fungsi dari neurotransmitter
Mampu menjelaskan cara kerja neurotransmiter
Mampu menjelaskan macam macam neurotransmitter
C. MANFAAT PENULISAN
Semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis dan bagi mahasiswa pada umumnya.

BAB II
ISI
2.1 Pengertian Neurotransmiter
Neurotransmiter adalah senyawa organik endogenus membawa sinyal di antara neuron. Neurotransmiter
terbungkus
oleh vesikel sinapsis,
sebelum dilepaskan bertepatan dengan datangnya potensial
aksi. Neurotransmiter adalah bahan kimia endogen yang mengirimkan sinyal dari neuron ke sel
target di sinaps . Neurotransmitter yang dikemas ke dalam vesikel sinaptik berkerumun di bawah membran di
sisi presynaptic sinaps, dan dilepaskan ke dalam celah sinaptik, di mana mereka mengikat pada
reseptor dimembran pada sisi postsynaptic dari sinaps. Pelepasan neurotransmiter biasanya mengikuti
kedatangan sebuah potensial aksi pada sinapsis, tetapi juga dapat mengikuti potensi listrik dinilai. Rendahnya
tingkat dasar rilis jugaterjadi tanpa stimulasi listrik. Neurotransmiter disintesis dari precursor berlimpah dan

sederhana, seperti
asam
amino, yang tersedia dari
kecil langkah biosintesis untuk mengkonversi.

diet dan

yanghanya

membutuhkan sejumlah

Gambar.1.1 Ilustrasi yang melibatkan neurotransmitter

Gambar diatas memperlihatkan ilustrasi dari elemen utama pada tranmisi sinapsis sebuah
gelombang elektrokimiawi yang disebut potensi aksi bergerak sepanjang akson sebuah neuron.
Ketika gelombang tersebut mencapai sinapsis, sejumlah molekul neurotransmitter dilepaskan dan
bergerak menuju penyerap yang terletak pada membrane neuron lain yang berada di dekat
sinapsis.
Seluruh aktivitas kehidupan manusia yang berkenaan dengan otak di atur melalui tiga cara,
yaitu sinyal listrik pada neuron, zat kimiawi yang di sebut neurotransmitter dan hormon yang
dilepaskan ke dalam darah. Hampir seluruh aktivitas di otak memanfaatkan neurotransmitter.
Beberapa neurotransmiter utama, antara lain:
Asam amino: asam glutamat, asam aspartat, serina, GABA, glisina
Monoamina: dopamin, adrenalin, noradrenalin, histamin, serotonin, melatonin
Bentuk lain: asetilkolina, adenosina, anandamida, dll.
Puluhan jenis neurotransmiter yang telah teridentifikasi di bentuk melalui asupan yang
berbeda. Bahan dasar pembentuk neurotransmiter adalah asam amino. Asam amino merupakan
salah satu nutrisi otak terpenting, yang berfungsi meningkatkan kewaspadaan, mengurangi
kesalahan, dan memacu kegesitan pikiran.
Fungsi asam amino antara lain :
Penyusun protrein, termasuk enzim.
Kerangka dasar sejumlah senyawa penting dalam metabolisme (terutama vitamin
,hormon, dan asam nukleat)
Pengikat logam penting yang di perlukan dalam reaksi enzimatik (kofaktor).

Asam amino di dapatkan dari sumber-sumber protein. Kadar protein tinggi dapat ditemukan
pada makanan/minuman seperti susu, daging, telur dan keju. Sedangkan protein yang terdapat
dalam sayur-sayuran memiliki kadar terbatas.
Neurotransmitter adalah penghantar bahan kimia dari system saraf. Neurotransmitter adalah
molekul yang dimana harus memenuhi sejumlah kriteria harus diklasifikasikan sebagai
neurotransmiter. Kriteria ini biasanya harus dipenuhi melalui berbagai ilmu pengetahuan dasar
dan studi penelitian klinis. Zat yang hanya memiliki telah ditunjukkan untuk memenuhi beberapa
kriteria yang disebut sebagai neurotransmitter putatif, berarti mereka belum terbukti secara
eksperimental untuk memenuhi semua kriteria.
Kriteria Untuk Neurotransmitter
1.
Jika diberikan secara eksogen sebagai suatu obat, molekul eksogen menyerupai efek
neurotransmitter endogen.
2.
Terdapat suatu mekanisme di dalam neuron atau celah sinaptik untuk menghilangkan atau
deaktifasi neurotransmitter.
3.
Molekul ditemukan dalam neuron prasinaptik dan dilepaskan pada depolarisasi dalam
jumlah yang bermakna secara fisiologis
4.
Molekul disentesis dalam neuron.
Klasifikasi
Tiga jenis utama neurotransmiter di otak adalah biogenik amina, asam amino, dan peptida.
Amina biogenik adalah neurotransmitter yang paling dikenal, karena mereka adalah yang
pertama temukan. Tetapi, mereka merupakan zat neurotransmiter yang hanya sebagian kecil dari
neuron. Neurotransmitter asam amino terlambat untuk ditemukan, terutama karena kesulitan
dalam membedakan asam amino yang ada sebagian besar protein dari asam amino sama
bertindak terpisah sebagai neurotransmitter. Neurotransmitter asam amino ditemukan lebih dari
70% dari neuron. Neurotransmiter peptida adalah Intermediate sedang dalam hal persentase
neuron yang berisi neurotransmitter tipe itu, tapi mereka jauh melampaui dua kategori lainnya
dalam jumlah tipis (sekitar 200 hingga 300 dari neurotransmiter dari jenis telah putatively
diidentifikasi). Kriteria neurotransmiter penuh telah terpenuhi hanya beberapa peptida tersebut
saat ini. Namun demikian, bukti yang menunjukkan bahwa neurotransmiter peptida putatif, pada
kenyataannya, neurotransmiter umumnya kuat.
Neurotransmisi Kimiawi
Neurotransmisi kimiawi adalah suatu proses yang melibatkan pelepasan neurotransmitter oleh
satu neuron dan mengikat molekul neurotransmiter dengan reseptor pada neuron lain. Proses
neurotransmisi kimia dipengaruhi oleh obat yang paling banyak digunakan dalam
psikiatri. Semua obat antipsikotik dengan pengecualian clozapine (clozaril), dianggap
menunjukkan efeknya dengan menghambat reseptor dopamine tipe 2 (D 2); hampir semua
antidepresan menunjukkan efeknya dengan meningkatkan jumlah serotonin atau norepinefrin
atau keduanya dalam celah sinaptik dan hamper semua ansiolitik dianggap menunjukkan efeknya
pada reseptor GABAa yang berikatan dengan saluran ion klorida.

Neuromodulator dan Neurohormon


Kata yang paling sering digunakan untuk menunjukkan sinyal kimia yang mengalir antara
neuron adalah neurotransmitter, meskipun kata-kata dan neurohormonnya neuromodulators juga
digunakan dalam beberapa kasus untuk menekankan karakteristik khusus. Berbeda dengan efek
bersifat langsung dan singkat dari sebuah neurotransmitter, neuromodulator, sebagai namanya,
memodulasi respon neuron terhadap neurotransmitter. Efek modulasi juga ditemukan untuk
jangka waktu yang lebih lama dari biasanya untuk suatu molekul neurotransmiter un. Dengan
demikian, suatu zat neuromodulasi mungkin memiliki efek pada neuron selama jangka waktu
yang panjang, dan efek yang mungkin lebih terlibat dengan fine( tuning) dibandingkan dengan
mengaktifkan atau langsung menghambat generasi dari sebuah potensial aksi. neurohormon A
dibedakan oleh kenyataan bahwa ia dilepaskan ke dalam aliran darah bukan ke dalam ruang
extraneuronal di otak. Setelah dalam aliran darah, neurohormon kemudian dapat berdifusi ke
ruang extraneuronal dan memiliki efek pada neuron.

Gambar 2.2 Neurotransmiter dengan lokalisasi diskrit dalam otak.


Jenis neurotransmiter
Ada banyak cara yang berbeda untuk mengklasifikasi neurotransmitter.Membagi mereka menjadi asam
amino, peptida, dan monoamina cukup untuk beberapa tujuan klasifikasi.
Mayor neurotransmiter:

Asam
amino:
glutamat,
aspartat,
D-serin,
-aminobutyric
acid
(GABA),
glisin
Monoamina dan amina biogenik lain: dopamin (DA), norepinefrin (noradrenalin, NE, NA), epinefrin
(adrenalin), histamin, serotonin (SE, 5-HT). Lain-lain: asetilkolin (Ach), adenosin, anandamide oksida, nitrat,
dll. Selain itu, lebih dari 50 neuroactive peptida telah ditemukan, dan yang baru ditemukan secara
teratur. Banyak dari ini adalah co-dirilis bersama dengan pemancar kecil-molekul, tetapi dalam beberapa
kasus peptida adalah pemancar primer di sinaps. -endorphin adalah contoh yang relatif terkenal
neurotransmitter peptida; ini aktif terlibat dalam interaksi yang sangat spesifik dengan reseptor opioid pada
sistem saraf pusat. Ion tunggal, seperti seng synaptically dirilis, juga dianggap oleh beberapa neurotransmitter ,
seperti juga beberapa molekul gas seperti oksida nitrat (NO) dan karbon monoksida (CO). Ini bukan
neurotransmitter klasik oleh definisi ketat, bagaimanapun, karena meskipun mereka semua telah menunjukkan
eksperimental yang akan dirilis oleh terminal presynaptic dengan cara kegiatan-tergantung, mereka tidak
dikemas ke dalam vesikel.
Sejauh pemancar yang paling umum adalah glutamat, yang rangsang pada lebih dari 90% dari sinapsis
dalam otak manusia . Yang berikutnya yang paling umum adalah GABA, yang penghambatan di lebih dari
90% dari sinapsis yang tidak menggunakan glutamat. Meskipun pemancar lain yang digunakan dalam sinapsis
jauh lebih sedikit, mereka mungkin sangat penting fungsional-sebagian besar obat-obatan psikoaktif
mengerahkan efek mereka dengan mengubah tindakan beberapa sistem neurotransmitter, sering bertindak
melalui pemancar selain glutamat atau GABA. Obat adiktif seperti kokain dan amfetamin mengerahkan efek
mereka terutama pada sistem dopamin. Obat-obatan opiat adiktif mengerahkan efek mereka terutama sebagai
analog peptida opioid fungsional, yang, pada gilirannya, mengatur tingkat dopamin.
Rangsang dan penghambatan
Beberapa
neurotransmiter
biasanya
digambarkan
sebagai
rangsang
atau
penghambatan. Satu-satunya efek langsung dari neurotransmitter adalah untuk mengaktifkan
satu atau lebih jenis reseptor. Efek pada sel postsynaptic tergantung, karena itu, sepenuhnya
pada sifat-sifat reseptor-reseptor. Hal ini terjadi bahwa untuk beberapa neurotransmitter
(misalnya, glutamat), reseptor yang paling penting semua memiliki efek rangsang: yaitu,
mereka meningkatkan kemungkinan bahwa sel target akan api potensial aksi. Untuk
neurotransmiter lain, seperti GABA, reseptor yang paling penting semua memiliki efek
penghambatan (walaupun ada bukti bahwa GABA adalah rangsang selama perkembangan otak
awal). Namun demikian, neurotransmiter lain, seperti asetilkolin, yang reseptor baik rangsang
dan hambat ada; dan ada beberapa jenis reseptor yang mengaktifkan jalur metabolisme yang
kompleks dalam sel postsynaptic untuk menghasilkan efek yang tidak dapat tepat disebut baik
rangsang atau penghambatan. Jadi, merupakan penyederhanaan yang berlebihan untuk
memanggil rangsang atau neurotransmitter penghambatan-bagaimanapun hal tersebut sangat
nyaman untuk menelepon hambat rangsang dan GABA glutamat bahwa penggunaan ini terlihat
sangat sering.

Tindakan
Efek dari sistem neurotransmitter tergantung pada koneksi dari neuron yang
menggunakan pemancar, dan sifat kimia dari reseptor yang mengikat pemancar. Berikut adalah
beberapa contoh tindakan neurotransmitter penting: Glutamat digunakan di sebagian besar
sinapsis rangsang yang cepat di otak dan sumsum tulang belakang. Hal ini juga digunakan pada
kebanyakan sinapsis yang dimodifikasi, yaitu mampu meningkatkan atau menurunkan
kekuatan. Sinapsis dimodifikasi dianggap memori penyimpanan utama elemen dalam

otak. Rilis glutamat berlebihan dapat mengakibatkan kematian sel menyebabkan excitotoxicity.
GABA digunakan pada sebagian besar sinapsis hambat cepat di hampir setiap bagian
otak. Banyak obat penenang / obat penenang bertindak dengan meningkatkan efek
GABA. Sejalan dengan glisin adalah pemancar hambat di sumsum tulang belakang. Asetilkolin
dibedakan sebagai pemancar pada sambungan neuromuskuler menghubungkan saraf motor ke
otot. Para curare panah-racun lumpuh bertindak dengan memblokir transmisi pada sinapsis
ini. Asetilkolin juga beroperasi di banyak daerah di otak, tetapi menggunakan berbagai jenis
reseptor. Dopamin memiliki sejumlah fungsi penting di otak. Hal ini memainkan peran penting
dalam sistem penghargaan, tetapi disfungsi sistem dopamin juga terlibat dalam penyakit
Parkinson
dan
schizophrenia.
Serotonin adalah neurotransmitter monoamina. Kebanyakan diproduksi oleh dan ditemukan di
usus (sekitar 90%), dan sisanya di pusat neuron sistem saraf. Ini berfungsi untuk mengatur
nafsu makan, tidur, memori dan pembelajaran, suhu, mood, perilaku, kontraksi otot, dan fungsi
sistem kardiovaskular dan sistem endokrin. Hal ini berspekulasi untuk memiliki peran dalam
depresi, karena beberapa pasien depresi dianggap memiliki konsentrasi yang lebih rendah
metabolit serotonin dalam cairan serebrospinal dan jaringan otak. Substansi P adalah
undecapeptide bertanggung jawab untuk transmisi rasa sakit dari neuron sensorik tertentu
untuk sistem saraf pusat.
Neuron mengekspresikan jenis tertentu dari neurotransmitter kadang-kadang membentuk
sistem yang berbeda, dimana aktivasi dari sistem mempengaruhi volume besar otak, disebut
transmisi volume. Sistem neurotransmiter utama termasuk noradrenalin (norepinefrin) sistem,
sistem dopamin, sistem serotonin dan sistem kolinergik. Obat menargetkan neurotransmitter
dari sistem tersebut mempengaruhi seluruh sistem; fakta ini menjelaskan kompleksitas
tindakan dari beberapa obat. Kokain, misalnya, blok reuptake dopamin punggung ke neuron
presynaptic, meninggalkan molekul neurotransmitter di celah sinaptik lagi.Sejak dopamin tetap
dalam sinaps lagi, neurotransmitter terus mengikat ke reseptor pada neuron postsynaptic,
memunculkan respon emosional yang menyenangkan. Kecanduan fisik untuk kokain mungkin
akibat dari paparan kelebihan dopamin dalam sinaps, yang mengarah ke downregulation
beberapa reseptor postsynaptic. Setelah efek obat hilang, satu mungkin merasa tertekan karena
kemungkinan penurunan neurotransmitter mengikat reseptor. Prozac adalah selective serotonin
reuptake inhibitor (SSRI), yang menghambat pengambilan kembali serotonin oleh sel
presynaptic. Ini meningkatkan jumlah serotonin hadir pada sinaps dan memungkinkan untuk
tinggal di sana lagi, maka potentiating efek serotonin alami dilepaskan AMPT mencegah
konversi tirosin dengan L-dopa, para pendahulu untuk dopamin;. Reserpin mencegah
penyimpanan dopamin dalam vesikel, dan menghambat deprenyl monoamine oxidase (MAO)-B
dan dengan demikian meningkatkan tingkat dopamin. Penyakit dapat mempengaruhi sistem
neurotransmiter tertentu. Misalnya, penyakit Parkinson adalah setidaknya sebagian terkait
dengan kegagalan sel dopaminergik di otak mendalam inti, misalnya substansia
nigra. Perawatan potentiating efek prekursor dopamin telah diusulkan dan dilakukan, dengan
keberhasilan moderat.
Dopamin precursor

L-dopa, prekursor dopamin yang


pengobatan penyakit Parkinson.

melintasi penghalang

darah-otak,

digunakan

dalam

Prekursor neurotransmitter

Sementara asupan prekursor neurotransmitter tidakmeningkatkan sintesisneurotransmiter,bukti di


campur sebagai apakah rilis neurotransmiter (tembak)
meningkat. Bahkan
dengan rilis
neurotransmiter meningkat, tidak jelas apakah ini akan menghasilkan peningkatan jangka
panjang dalam kekuatan sinyalneurotransmitter, karena sistem saraf dapat beradaptasi dengan
perubahanseperti
sintesis neurotransmiter meningkat
dan karena
itu
dapat menjagakonstan menembak . Beberapa neurotransmiter mungkin memiliki peran dalam
depresi, dan
ada
beberapa bukti
yang
menunjukkan
bahwa asupan
prekursor neurotransmitter ini mungkin berguna dalam pengobatan depresi ringan dan moderat.
Prekursor serotonin
Administrasi L-triptofan, prekursor serotonin, terlihat untuk melipatgandakan produksi serotonin di otak. Hal
ini secara signifikan lebih efektif daripadaplasebo dalam pengobatan depresi ringan dan moderat. Konversi
inimembutuhkan vitamin C. 5-hydroxytryptophan (5-HTP), juga merupakanprekursor untuk serotonin, juga
lebih efektif daripada plasebo.

2.2.
Macam Macam Neurotransmiter
Neurotransmiter merupakan zat kimia yang disintesis dalam neuron dan disimpan dalam
gelembung sinaptik pada ujung akson. Zat kimia ini dilepaskan dari akson terminal melalui
eksositosis dan juga direabsorpsi untuk daur ulang. Neurotransmiter merupakan cara komunikasi
antar neuron. Zat-zat kimia ini menyebabkan perubahan permeabilitas sel neuron, sehingga
neuron menjadi lebih kurang dapt menyalurkan impuls, tergantung dari neuron dan transmiter
tersebut. Contoh-contoh neurotransmiter adalah norepinefrin, acetilkolin, dopamin, serotonin,
asam gama aminobutirat (GABA), glisin, dan lain-lain.
1. Asetilkolin (CH3COOCH2CH2N+(CH3)3)
Asetilkolin merupakan substansi transmitter yang disintesis diujung presinap dari
koenzim asetil A dan kolin dengan menggunakan enzim kolin asetiltransferase. Kemudian
substansi ini dibawa ke dalam gelembung spesifiknya. Ketika kemudian gelembung melepaskan
asetilkolin ke dalam celah sinap, asetilkolin dengan cepat memecah kembali asetat dan kolin
dengan bantuan enzim kolinesterase, yang berikatan dengan retikulum proteoglikan dan mengisi
ruang celah sinap. Kemudian gelembung mengalami daur ulang dan kolin juga secara aktif
dibawa kembali ke dalam ujung sinap untuk digunakan kembali bagi keperluan sintesis
asetilkolin baru.
2.
2. Noepinefrin, epinephrine, dan dopamine
Noepinephrine, epinephrine, dan dopamine dikelompokkan dalamcathecolamines.
Hidroksilasi tirosin merupakan tahap penentu (rate-limiting step) dalam biosintesis cathecolamin.
Disamping itu, enzim tirosin hidroksilase ini dihambat oleh oleh katekol (umpan balik negatif
oleh hasil akhirnya).
a. Dopamin (NO2C8H11)
1.

Merupakan neurotransmiter yang mirip dengan adrenalin dimana mempengaruhi proses


otak yang mengontrol gerakan, respon emosional dan kemampuan untuk merasakan kesenangan
dan rasa sakit. Dopamin sangat penting untuk mengontrol gerakan keseimbangan. Jika
kekurangan dopamin akan menyebabkan berkurangnya kontrol gerakan seperti kasus pada
penyakit Parkinson. Jika kekurangan atau masalah dengan aliran dopamine dapat menyebabkan
orang kehilangan kemampuan untuk berpikir rasionil, ditunjukkan dalam skizofrenia. dari perut
tegmental area yang banyak bagian limbic sistem akan menyebabkan seseorang selalu curiga dan
memungkinkan untuk mempunyai kepribadian paranoia. Jika kekurangan Dopamin di bidang
mesocortical dari daerah perut tegmental ke neocortex terutama di daerah prefrontal dapat
mengurangi salah satu dari memori.
b. Norepineprin (C8H9NO3)
Disekresi oleh sebagian besar neuron yang badan sel/somanya terletak pada batang otak dan
hipothalamus. Secara khas neuron-neuron penyekresi norephineprin yang terletak di lokus
seruleus di dalam pons akan mengirimkan serabut-serabut saraf yang luas di dalam otak dan akan
membantu pengaturan seluruh aktivitas dan perasaan, seperti peningkatan kewaspadaan. Pada
sebagian daerah ini, norephineprin mungkin mengaktivasi reseptor aksitasi, namun pada yang
lebih sempit malahan mengatur reseptor inhibisi. Norephineprin juga sebagian disekresikan oleh
sebagian besar neuron post ganglion sistem saraf simpatisdimana ephineprin merangsang
beberapa organ tetapi menghambat organ yang lain.
c. Epinefrin (C9H23NO3)
Epinefrin merupakan salah satu hormon yang berperan pada reaksi stres jangka pendek.
Epinefrin disekresi oleh kelenjar adrenal saat ada keadaan gawat ataupun berbahaya. Di dalam
aliran darah epinefrin dengan cepat menjaga kebutuhan tubuh saat terjadu ketegangan, atau
kondisi gawat dengan memberi suplai oksigen dan glukosa lebih pada otak dan otot. Selain itu
epinefrin juga meningkatkan denyut jantung, stroke volume, dilatasi dan kontraksi arteriol pada
gastrointestinal dan otot skeleton. Epinefrin akan meningkatkan gula darah dengan jalan
meningkatkan katabolisme dari glikogen menjadi glukosa di hati dan saat bersamaan
menurunkan pembentukan lipid dari sel-sel lemak.
Epinefrin memiliki banyak sekali fungsi di hampir seluruh tubuh, diantaranya dalam mengatur
konsentrasi asam lemak, konsentrasi glukosa darah, kontrol aliran darah ginjal, mengatur laju
metabolisme, kontraksi otot polos, termogenesis kimia, vasodilatasi, vasokonstriksi, dll
3. Glutamate (C5H9NO4)
Glutamate merupakan neurotransmitter yang paling umum di sistem saraf pusat,
jumlahnya kira-kira separuh dari semua neurons di otak. Sangat penting dalam hal memori.
Kelebihan Glutamate akan membunuh neuron di otak. Terkadang kerusakan otak atau stroke
akan mengakibatkan produksi glutamat berlebih akan mengakibatkan kelebihan dan diakhiri
dengan banyak sel-sel otak mati daripada yang asli dari trauma. AlS, lebih dikenal sebagai
penyakit Lou Gehrigs, dari hasil produksi berlebihan glutamate. Banyak percaya mungkin juga
cukup bertanggung jawab untuk berbagai penyakit pada sistem saraf, dan mencari cara untuk
meminimalisir efek.
4. Serotonin (C10H12N2O)

Serotonin (5-hydroxytryptamine, atau 5-HT) adalah suatu neurotransmitte rmonoamino


yang disintesiskan dalam neuron-neuron serotonergis dalam sistem saraf pusat (CNS) dan sel-sel
enterochromaffin dalam saluran pencernaan.
Pada system saraf pusat serotonin memiliki peranan penting sebagai neurotransmitter
yang berperan pada proses marah, agresif, temperature tubuh, mood, tidur, human sexuality,
selera makan, dan metabolisme, serta rangsang muntah.
Serotonin memiliki aktivitas yang luas pada otak dan variasi genetic pada reseptor
serotonin dan transporter serotonin, yang juga memiliki kemampuan untuk reuptake yang jika
terganggu akan memiliki dampak pada kelainan neurologist.
Obat-obatan yang mempengaruhi jalur dari pembentukan serotonin biasanya digunakan
sebagai terapi pada banyak gangguan psikiatri, selain itu serotonin juga merupakan salah satu
dari pusat penelitian pengaruh genetic pada perubahan genetic psikiatri.
Pada beberapa studi yang telah dilakukan dapat dibuktikan bahwa pada beberapa orang
dengan gangguan cemas memiliki serotonin transporter yang tidak normal dan efek dari
perubahan ini adalah adanya peluang terjadinya depresi jauh lebih besar dibanding orang
normal.Dari peneltian terbaru juga didapatkan bahwa serotonin bersama-sama dengan asetilkolin
dan norepinefrin akan bertindak sebagai neurotransmitter yang dilepaskan pada ujung-ujung
saraf enteric. Kebanyakan nuclei rafe akan mensekresi serotonin yang membantu dalam
pengaturan tidur normal. Serotonin juga merupakan salah satu dari beberapa bahan aktif yang
akan mengaktifkan proses peradangan, yang akan dimulai dengan vasodilatasi pembuluh darah
lokal sampai pada tahap pembengkakan sel jaringan, selain itu serotonin juga memiliki kendali
pada aliran darah, kontraksi otot polos, rangsang nyeri, system analgesic, dan peristaltic usus
halus.
5. GABA
-Aminobutyric acid (GABA) adalah neurotransmiter inhibisi utama pada sistem saraf
pusat. GABA berperan penting dalam mengatur exitability neuron melalui sistem saraf. Pada
manusia, GABA juga bertanggung jawab langsung pada pengaturan tonus otot.
GABA dibentuk dari dekarboksilasi glutamat yang dikatalis oleh glutamate
decarboxylase (GAD).GAD umumnya terdapat dalam akhiran saraf. Aktivitas GAD
membutuhkan pyridoxal phosphate (PLP) sebagai kofaktor. PLP dibentuk dari vitamin
B6(pyridoxine, pyridoxal, and pyridoxamine) dengan bantuan pyridoxal kinase. Pyridoxal kinase
sendiri membutuhkan zinc untuk aktivasi. Kekurangan pyridoxal kinase atau zinc dapat
menyebabkan kejang, seperti pada pasien preeklamsi.Reseptor GABA dibagi dalam dua jenis:
GABAA dan GABAB. Reseptor GABAA membuka saluran florida dan diantagonis oleh
pikrotoksin dan bikukulin, yang keduanya dapat mnimbulkan konvulsi umum.
Reseptor GABAB yang secara selektif dapat diaktifkan oleh obat anti spastik baklofen,
tergabung dalam saluran kalium dalam membran pascasinaps. Pada sebagian besar daerah otak
IPSP terdiri atas komponen lambat dan cepat. Bukti-bukti menunjukkan bahwa GABA adalah
transmiter penghambat yang memperantarai kedua componen tersebut. IPSP cepat dihambat oleh
antagonis GABAA, sedangkan IPSP lambat oleh antagonis GABAB. Penelitian imunohistokimia
menunjukkan bahwa sebagian besar dari saraf sirkuit local mensintesis GABA. Satu kelompok

khusus saraf dari sirkuit local terdapat di tanduk dorsal sumsum tulang belakang juga
menghasilkan GABA. Saraf-saraf ini membentuk sinaps aksoaksonik dengan terminal saraf
sensoris primer dan bekerja untuk inhibisi presinaps.
Pada vertebrata, GABA berperan dalam inhibisi sinaps pada otak melalui pengikatan
terhadap reseptor spesifik transmembran dalammembran plasma pada proses pre dan post sinaps.
Pengikatan ini menyebabkan terbukanya saluran ion sehingga ion klorida yang bermuatan
negatif masuk kedalam sel dan ion kalium yang bermuatan positif keluar dari sel. Akibatnya
terjadi perubahan potensial transmembran, yang biasanya menyebabkan hiperpolarisasi. Reseptor
GABAA merupakan reseptor inotropik yang merupakan saluran ion itu sendiri, sedangkan
Reseptor GABAB merupakan reseptor metabotropik yang membuka saluran ion melalui perantara
G protein (G protein-coupled reseptor)
Neuron-neuron yang menghasilkanyang menghasilkan GABA disebut neuron
GABAergic. Sel medium spiny merupakan salahsatu contoh sel GABAergic
6. Glisin (NH2CH2COOH)
Glisin (Gly, G) atau asam aminoetanoat adalah asam amino alami paling sederhana.
Glisin merupakan asam amino terkecil dari 20 asam amino yang umum ditemukan dalam
protein. Kodonnya adalah GGU, GGC, GGA dan GGG.
Glisin merupakan satu-satunya asam amino yang tidak memiliki isomer optikkarena
gugus residu yang terikat pada atom karbon alpha adalah atom hidrogen sehingga terjadi simetri.
Jadi, tidak ada L-glisin atau D-glisin.
Glisin merupakan asam amino yang mudah menyesuaikan diri dengan berbagai situasi
karena strukturnya sederhana. Sebagai contoh, glisin adalah satu-satunya asam amino internal
pada
heliks kolagen, suatu protein struktural. Pada
sejumlah
protein
penting
tertentu, misalnya sitokrom c, mioglobin, dan hemoglobin, glisin selalu berada pada posisi yang
sama sepanjang evolusi (terkonservasi). Penggantian glisin dengan asam amino lain akan
merusak struktur dan membuat protein tidak berfungsi dengan normal. Secara umum protein
tidak banyak pengandung glisina. Perkecualian ialah pada kolagen yang dua per tiga dari
keseluruhan asam aminonya adalah glisin.
Glisin bekerja sebagai transmiter inhibisi pada sistem saraf pusat, terutama pada medula
spinalis, brainstem, dan retina. Jika reseptor glisin teraktivasi, korida memasuki neuron melalui
reseptor inotropik, menyebabkan terjadinya potensial inhibisi post sinaps (Inhibitory
postsynaptic potential / IPSP). Strychnine merupakan antagonis reseptor glisin yang kuat,
sedangkan bicuculline merupakan antagonis reseptor glisin yang lemah. Glisin merupakan
reseptor agonis bagi glutamat reseptor NMDA.
7. Aspartat
Asam aspartat (Asp) adalah -asam amino dengan rumus kimiaHO2CCH(NH2)CH2CO2H.
Asam aspartat (atau sering disebut aspartat saja, karena terionisasi di dalam sel), merupakan satu
dari 20 asam amino penyusun protein.
Asam aspartat bersama dengan asam glutamat bersifat asam dengan pKa dari 4.0.
Bagi mamalia aspartat tidaklah esensial. Fungsinya diketahui sebagai pembangkit neurotransmisi

di otak dan saraf otot. Diduga, aspartat berperan dalam daya tahan terhadap kelelahan. Senyawa
ini juga merupakan produk dari daur urea dan terlibat dalamglukoneogenesis.
Aspartat (basa konjugasi dari asam aspartat) merupakan neurotransmiter yang bersifat
eksitasi terhadap sistem saraf pusat. Aspartat merangsang reseptor NMDA (N-metil-D-Aspartat),
meskipun tidak sekuat rangsangan glutamat terhadap reseptor tersebut.
Sebagai
neurotransmitter,
aspartat
berperan
dalam daya
tahan
terhadap
kelelahan. Tetapi,bukti-bukti yang mendukung gagasan ini kurang kuat.
8. Nitrat Oksida (NO)
NO adalah substansi molekul kecil yang baru ditemukan. Zat ini terutama timbul di
daerah otak yang bertanggung jawab terhadap tingkah laku jangka panjang dan untuk ingatan.
Karena itu, transmitter yang baru ditemukan ini dapat menolong kita untuk menjelaskan
mengenai tingkah laku dan fungsi ingatan. Oksida nitrat berbeda dengan transmitter molekul
lainnya dalam hal mekanisme pembentukan di ujung presinap dan kerjanya di neuron post sinap.
Zat ini tidak dibentuk sebelumnya dan disimpan dalam gelembung ujung presinap seperti
transmitter lain. Zat ini disintesis hampir segera saat diperlukan dan kemudian berdifusi keluar
dari ujung presinap dalam waktu beberapa detik dan tidak dilepaskan dalam paket gelembunggelembung. Selanjutnya zat ini berdifusi ke dalam neuron post sinap yang paling dekat,
selanjutnya di neuron postsinap, zat ini tidak mempengaruhi membran potensial menjadi lebih
besar, tetapi sebaliknya mengubah fungsi metabolik intraseluler yang kemudian mempengaruhi
eksitabilitas neuron dalam beberapa detik, menit, atau barangkali lebih lama.
9.
Neuropeptida
Neuropeptida merupakan kelompok transmitter yang sangat berbeda dan biasanya
bekerja lambat dan dalam hal lain sedikit berbeda dengan yang terdapat pada transmitter molekul
kecil.
Sekitar 40 jenis peptida diperkirakan memiliki fungsi sebagai neurotransmitter. Daftar
peptida ini semakin panjang dengan ditemukannya putative neurotransmitter (diperkirakan
memiliki fungsi sebagai neurotransmitter berdasarkan bukti-bukti yang ada tetapi belum dapat
dibuktikan secara langsung). Neuropeptida sudah dipelajari sejak lama, namun bukan dalam
fungsinya sebagai neurotransmitter, namun fungsinya sebagai substansi hormonal. Peptida ini
mula-mula dilepaskan ke dalam aliran darah oleh kelenjar endokrin, kemudian hormon-hormon
peptida itu akan menuju ke jaringan-jaringan otak. Dahulu para ahli meyangka bahwa peptida
dihasikan dalam kelenjar hormon danmasuk ke dalamjaringan otak, namun saat ini sudah dapat
dibuktikan bahwa peptida yang berfungsi sebagai neurotransmitter, dapat disintesa dan
dilepaskan oleh neuron di susunan saraf.
Neuropeptida tidak disintesis dalam sitosol pada ujung presinap. Namun demikian, zat ini
disintesis sebagai bagian integral dari molekul protein besar oleh ribosom-ribosom dalam badan
sel neuron. Molekul protein selanjutnya mula-mula memasuki retikulum endoplasma badan sel
dan kemudian ke aparatus golgi, yaitu tempat terjadinya perubahan berikut:
a. Protein secara enzimatik memecah menjadi fragmen-fragmen yang lebih kecil dan dengan
demikian melepaskan neuropeptidanya sendiri atau prekursornya.

b. Aparatus golgi mengemas neuropeptida menjadi gelembung-gelembung transmitter berukuran


kecil yang dilepaskan ke dalam sitoplasma.
c. Gelembung transmitter ini dibawa ke ujung serabut saraf lewat aliran aksonal dari sitoplasma
akson, berkeliling dengan kecepatan lambat hanya beberapa sentimeter per hari.
d. Akhirnya gelembung ini melepaskan trasnmitternya sebagai respon terhadap potensial aksi
dengan cara yang sama seperti untuk transmitter molekul kecil. Namun gelembung diautolisis
dan tidak digunakan kembali.
2.3 Cara Kerja Neurotransmiter
Neurotransmiter merupakan senyawa kimia pembawa pesan yang meneruskan
informasi elektrik dari sebuah neuron ke neuron lain atau sel efektor. Sifat neurotransmiter
adalah sebagai berikut:
Disintesis di neuron presinaps
Disimpan di vesikel dalam neuron presinaps
Dilepaskan dari neuron di bawah kondisi fisiologis
Segera dipindahkan dari sinaps melalui uptake atau degradasi
Berikatan dengan reseptor menghasilkan respon biologis.

Gambar 2.3 Tahapan yang dialami neurotransmitter

2.4 Hubungan Neuotransmiter dengan Perilaku


Gangguan perilaku sebenarnya bisa diatasi asalkan mengetahui cara memilih makanan
yang tepat. Menurut Andang Gunawan, ND, ahli terapi nutrisi, hubungan antara konsumsi
makanan dengan gangguan perilaku berkaitan dengan neurotransmitter. Neurotransmitter adalah
kimia otak yang berfungsi sebagai pembawa pesan atau sinyal antar sel-sel saraf tubuh.
Neurotransmitter juga ada di otak mau pun di pencernaan. Pesan yang diterima neurotransmitter
pencernaan akan ditransfer melalui neurotransmitter-neurotransmitter sampai mencapai
neurotransmitter otak. Neurotransmitter terbentuk dari asam amino triphopan, vitamin B6,
vitamin C dan beberapa jenis mineral. Pembentukannya sangat tergantung pada pasokan
makanan. Jika salah satu atau beberapa bahan dasar tersebut asupannya rendah, maka
pembentukan fungsi neurotransmitter akan terganggu. Jenis makanan yang umumnya
menimbulkan gangguan perilaku adalah makanan olahan yang mengandung zat-zat aditif atau
sintetis. Dan efeknya bergantung kepada daya tahan masing-masing individu (bagi orang yang
sensitive sekali, reaksinya akan langsung muncul dalam bentuk gangguan perilaku). Zat-zat
aditif dan zat-zat kimia sintetis ini sifatnya mem-blok atau mengganggu neurotransmitter otak
dengan cara meniru cara kerja neurotransmitter otak. Sehingga mengkonsumsi makanan yang
mengandung zat-zat aditif dan zat-zat sintetis akan menyebabkan timbulnya perilaku yang tak
terkendali seperti mudah marah, beringas atau loyo. Bahan makanan tertentu seperti terigu
(biskuit dan roti), susu dan makanan yang mengandung MSG juga dapat menimbulkan gangguan
perilaku pada orang-orang tertentu.
Dr. Natasha Campbel McBride, ahli gizi sekaligus ahli saraf Amerika dalam bukunya "Gut
And Psychology Syndrome menyatakan bahwa makanan yang mengandung kasein dan gluten
dicurigai dapat mempengaruhi kesehatan usus pada orang-orang tertentu, terutama pada
penderita autis. Kasein adalah protein yang terkandung dalam susu dan produk makanan dan
oats, misalnya tepung terigu, roti, oatmeal dan mie. Bagi penderita autis, gluten dan kasein
dianggap sebagai racun karena tubuh penderita autis tidak menghasilkan enzim untuk mencerna
kedua jenis protein ini. Akibatnya protein yang tercerna dengan baik akan diubah menjadi
komponen kimia yang disebut opioid atau opiate. Opiaid bersifat layaknya obat-obatan seperti
opium, morfin, dan heroin yang bekerja sebagai toksin (racun) dan mengganggu fungsi otak dan
sistem imunitas. Penderita gangguan perilaku yang terkait dengan gangguan pencernaan seperti
autis disarankan untuk menjalani diet bebas gluten dan kasein atau diet GFCF (gluten free/
casein free) selama 3-6 bulan.Perubahan pola makan dan jenis makanan yang dikonsumsi
merupakan cara yang efektif untuk mengatasi gangguan perilaku.
Empat jenis neurotransmitter yang berhubungan dengan perilaku, yaitu:
1. Serotonin,
Serotonin mempengaruhi nafsu makan dan mood. Jika kurang akan membuat sedih, lemah,
malas. Jika berlebihan akan membuat beringas dan hiperaktif.
2. Asetilkolin
Asetilkolin mempengaruhi kemampuan konsentrasi dan belajar.
3. Dopamin dan Neropinefrin

Dopamin dan Neropinefrin menjaga agar tetap bersemangat, waspada, termotivasi, dan kuat
menjalani aktivitas.
Bagi bayi pola bakteri dalam usus sangat mampengaruhi kondisi tubuhnya. Kesehatan
pencernaan juga dipengaruhi oleh pola makan dan pelayanan kesehatan modern. Pola makan
modern yang gemar mengkonsumsi makanan instan dan mengandung gula yang diproses
(refined sugar) akan memberi makan kepada bakteri jahat. Bahan aditif seperti MSG, zat
pengawet dan zat pewarna juga berpengaruh pada perkembangbiakan bakteri jahat. Konsumsi
obat dan antibiotik yang berlebihan juga akan menghancurkan. Konsumsi obat dan antibiotik
yang berlebih juga akan menghancurkan bakteri baik dan menghancurkan bakteri jahat untuk
semakin banyak berkembang. Polusi lingkungan, bahan kimia, logam berat dan toksin dalam
makanan juga menyebabkan gangguan pada pola koloni bakteri yang hidup dalam usus.
Menurut Dr Cosford, pola koloni bakteri di dalam usus seseorang ditentukan saat
kelahiran. "Ketika bayi dilahirkan secara normal lewat vagina ibunya, bayi itu akan mendapatkan
pola bakteri yang sama dengan ibunya. Jika ibunya mempunyai pola bakteri yang baik, maka
bayi itu juga akan mempunyai pola bakteri yang baik. Tetapi kenyataannya, gaya hidup modern
membuat pola bakteri dari ibu hamil zaman sekarang justru semakin buruk. "Pola makan modern
dan konsumsi aneka obat serta suplemen yang diberikan kepada ibu hamil akan mengubah pola
bakteri usus dan berpengaruh pada pola bakteri bayi yang dilahirkan. Di zaman sekarang banyak
bayi yang dilahirkan lewat operasi caesar, padahal ini juga akan berpengaruh pada pola bakteri
usus bayi. Dr. Cosford mengatakan bahwa bayi yang lahir lewat operasi caesar bahkan sama
sekali tidak mendapat bakteri usus dari ibunya. Bayi ini akan memiliki pola bakteri yang sama
sekali berbeda dari ibunya dan biasanya akan menyebabkan kondisi kesehatan bayi kurang baik
dibandingkan bayi yang lahir normal.Memberikan ASI ekslusif selama 6 bulan awal kelahiran
merupakan solusi dan kesempatan terbaik untuk meningkatkan populasi bakteri baik dalam usus
bayi demi kesehatannya di masa depan. Menurut penelitian, bayi yang diberi susu formula
memiliki resiko lebih besar terkena infeksi telinga, alergi, asma dan masalah kesehatan
dibandingkan bayi yang diberi ASI ekslusif.

BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Neurotransmiter adalah senyawa organik endogenus membawa sinyal di antara neuron.
Neurotransmiter terbungkus oleh vesikel sinapsis, sebelum dilepaskan bertepatan dengan
datangnya potensial aksi.
Tidak hanya itu, Neurotransmitter dalam bentuk zat kimia berfungsi sebagai penghubung antara
otak ke seluruh jaringan saraf dan pengendalian fungsi tubuh. Secara sederhana, dapat dikatakan
neurotransmiter merupakan bahasa yang digunakan neuron di otak dalam berkomunikasi.

Neurotransmitter dibagi menjadi delapan yaitu:


Asetilkolin (Ach).
Dopamin
Norepinephrine
Serotonin (5HT)
Glutamate
Gamma Amino Butyric Acid (GABA)
Peptide: Opiod Type
Endorphin.
3.2 Saran
Ketidakseimbangan

DAFTAR PUSTAKA
http://fitrihiperemesis.blogspot.com/2011/04/pengaruh-neurotransmiter-dalam-proses
http://psycho06.blogspot.com

http://klinikautisindonesia.wordpress.com/2012/11/04/neurotransmiter-otak-gangguan-perilakudan-gangguan-psikiatrik/
http://id.scribd.com/doc/111060756/Neurotransmitter
http://indrasetiawan17.wordpress.com/2011/08/03/definisi-neurotransmiter-dan-pengertian-neurotransmiterindolibrary/
http://skydrugz.blogspot.com/2011/12/refarat-peranan-neurotransmiter-dopamin.html
http://drlizapoem.blogspot.com/2008/11/otak-manusia-neurotransmiter-dan-stress.html
http://fitrihiperemesis.blogspot.com/2011/04/pengaruh-neurotransmiter-dalam-proses.html
http://explore-3p.blogspot.com/2012/01/macam-macam-neurotransmitter.html

Anda mungkin juga menyukai