Anda di halaman 1dari 54

DIAGNOSTIK

PARASITOLOGI
Dr. Selfi Renita Rusjdi,M.Biomed
Diagnostik Penyakit Infeksi Parasit

1. Klinis

2. Laboratorium

Tujuan diagnosis laboratorium :

Untuk mengkonfirmasi kasus yang secara klinis sudah


dicurigai

Untuk identifikasi penyakit yang belum diketahui


Spesimen
Feses

Darah

Serum and plasma

khusus (anal swab, aspirasi duodenum, sputum, urin,


sekret urogenital)
Jaringan dan aspirasi jaringan
FESES
Feses terdiri dari:
sisa makanan yang tidak dapat dicerna
pigmen dan garam empedu
Sekresi intestinal termasuk mukus
Lekosit yang migrasi dari aliran darah
Epitel
Bakteri
Material anorganik terutama kalsium dan fosfat
Gas
FESES
Cara memperoleh
Defekasi spontan pagi hari sebelum sarapan
Feses sewaktu segera diperiksa 2-3 jam
setelah defekasi
Syarat pengambilan
1. tempat kering, bersih, bebas urin, segera dikirim ke laboratorium
pemeriksa.
Feses yang masih hangat sangat baik untuk pemeriksaan telur
dan protozoa. Untuk keperluan ini feses tidak boleh
dimasukkan atau disimpan dalam lemari pendingin
Feses yang disimpan dalam lemari pendingin tidak boleh
langsung diperiksa tetapi sebaiknya dibiarkan dulu pada
temperatur ruang
Tidak boleh disimpan pada inkubator
2. Sampel terbaik adalah yang fresh (baru)
Jika tidak bisa diperiksa segera pengawet (10% formalin)
3. Pengumpulan harus dilakukan sebelum terapi antibiotika dan
diambil seawal mungkin saat sakit
4. Jumlah sampel yang dibutuhkan hanya sedikit, kira-kira
sebesar ibujari kaki bayi. Bila dijumpai mukus atau darah
maka sampel diambil dari tempat tersebut karena parasit
biasanya terdapat disitu.

5. Tidak boleh menggunakan feses yang ditampung di


kloset atau terkontaminasi barium atau produk x-ray

6. Beri label yang berisi identitas seperti nama, tanggal,


alamat, apa yang akan diminta untuk diperiksa
Yang perlu diperhatikan:

Protozoa usus tidak dapat terdeteksi pada:

1. spesimen tinja yang mengandung Barium selama 5 -10 hari


setelah Ba diberikan

2. spesimen tinja dari pasien yg mengkonsumsi obat


(antibiotik, antimalaria, antidiare) atau bahan ttt (minyak
mineral, bismuth) selama satu bbrp mg setelah obat
diberikan
Jumlah Spesimen Feses
Utk diagnostik dan followup terapi:
dianjurkan 3 spesimen (2 spesimen dari defekasi
normal, 1 spesimen dikumpulkan setelah
pemberian pencahar MgSO4 atau Soda Fosfo
Fleet)

Utk susp amebiasis intestinal dianjurkan 6


spesimen
Waktu Pengumpulan Feses
Banyak parasit usus terutama protozoa, jumlahnya di
dalam feses tidak tetap setiap hari minimum 3 spesimen
dlm 1 seri pemeriksaan

Dalam 1 seri pemeriksaan: @spesimen harus dikirim pd hr


yg berbeda (selang 1 hari atau lebih tdk lebih 10 hari)
Persiapan Penderita
Terangkan cara penampungan dan apa yang akan
diperiksa
Penderita diminta untuk defekasi pada penampung
feses bermulut lebar
Jangan miksi di tempat penampungan
Jangan meletakkan kertas toilet pada penampung
karena akan berpengaruh terhadap hasil
PEMERIKSAAN FESES
Pemeriksaan makroscopik
Berlendir , berdarah (disentri amoeba akut), berlemak (giardiasis),
nematoda, cestoda bisa terlihat
Pemeriksaan mikroskopis:
NaCl 0,9% --------- kualitatif
Iodine ---------------- kualitatif
Kato Katz ------- kuantitatif
Permanent stained smears
Iron hematoxylene Deteksi antigen
Whearleys trichrome stain Diagnosis molekuler
Metode konsentrasi
Teknik Floatasi
Teknik sedimentasi
Pemeriksaan tinja untuk infeksi cacing

Dalam tinja dapat ditemukan:


cacing dewasa, larva dan telur
Telur diperiksa :
cara langsung foto pem feses.doc
cara konsentrasi
Larva Pemeriksaan langsung : sediaan tinja basah
atau pembiakan
Sebaiknya digunakan eosin / NaCl fisiologis --- dgn eosin
warna telur cacing tidak terlihat jelas
Kesalahan yang mungkin timbul saat membuat
sediaan :
Sediaan tidak homogen
Sediaan terlalu tebal
Banyak rongga udara
Sediaan berlepotan (cairan merembes dari kaca tutup)
PEMERIKSAAN TINJA UNTUK
DIAGNOSA PROTOZOA USUS
Protozoa usus mikroskopik :
vegetatif
kista

Bentuk vegetatif (trofozoit) harus diperiksa dalam tinja segar (30


menit setelah dikeluarkan dan bukan setelah 30 menit tiba di
laboratorium) karena pergerakan yang khas dapat dilihat
dengan jelas.
Di dalam tinja tidak segar :
bentuk vegetatif akan mati
tidak dapat dilihat pergerakannya
bentuk kista tahan lama dalam tinja.
dalam tinja cair : bentuk vegetatif
dalam tinja padat : bentuk kista
Untuk lebih mudah menemukan bentuk trofozoit
maka periksalah bagian tinja yang ada lendirnya
dan ada darahnya.
Diagnosis Protozoa usus
Pemeriksaan tinja langsung dengan larutan eosin dan
lugol
Sediaan eosin :
Parasit mudah ditemukan
Tampak pergerakan bentuk vegetatif
Tampak bentuk parasit, ektoplasma, endoplasma,
dinding kista, vakuol, benda kromatoid,sisa organel
inti entamoeba kadang2 samar-samar
Sediaan lugol :
Parasit lebih sukar ditemukan
Bentuk vegetatif sukar dikenal
Inti parasit jelas
Benda kromatoid tidak tampak
Sisa organel jelas
Diagnosis kista
Sediaan trikrom :
Endoplasma hijau
Inti, sisa organel benda kromatoid lembayung
tua
Vakuol putih
Sel darah merah tampak merah
Metode Konsentrasi
Jika spesimen yang didapat sedikit
Mendeteksi parasit dalam jumlah kecil yang tidak ditemukan
pada sediaan langsung
Floatasi

1. NaCl jenuh, larutan gula/jenuh


2. Teknik floatasi Zink Sulphate

Sedimentasi
Teknik formalin eter
Telur dihitung dalam 1 gram feses
Vaginal Swab (Diagnosis Trichomoniasis)

Pemeriksaan sekret vagina secara langsung


Diencerkan dgn garam faal
Menemukan parasit
Melihat bentuk dan pergerakan
Anal Swab (Diagnosis
Oxyuriasis/Enterobiasis)
Infeksi Oxyuris vermicularis / Enterobius
vermicularis
Spesimen diambil di pagi hari sebelum mandi /
anus belum berkontak dengan air
Anal swab :
Prosedur diagnostik
untuk cacing kremi
Spesimen harus
didapat pagi hari
sebelum mandi atau
BAB
Urin

Urinary schistosomiasis

Ditemukan telur S. haematobium dalam urine


Spesimen urin sebaiknya diambil pada siang hari karena telur
biasanya banyak pada urin siang

Trichomonas vaginalis
Motile trophozoites dapat ditemukan dalam urin terutama pada
pasien pria
DARAH

Parasit-parasit yang dapat dideteksi dari dalam darah


adalah :
Parasit malaria
Mikrofilaria
Trypanosoma.
Leishmania.
Dianjurkan membuat dua sediaan darah:
sediaan apusan darah tebal dan tipis pada kaca
objek.
PEMERIKSAAN SEDIAAN DARAH MALARIA

KRITERIA SEDIAAN DARAH MALARIA YANG BAIK


Sediaan tebal :
Sebelum diwarnai : sediaan berbentuk bundar dengan
ketebalan sedemikian rupa sehngga tulisan dibawahnya
dapat dibaca
Sesudah diwarnai dengan Giemsa :
Dasar sediaan berwarna merah muda/pucat
Inti sel leukosit berwarna ungu tua
Granula eosinofil merah muda
Inti parasit berwarna merah
Parasit tampak sebagai bintik-bintik merah berbentk
seperti koma, tanda seru
Sediaan darah tipis
Sebelum diwarnai : sediaan makin ke ujung makin tipis dan
berbentuk seperti lidah dan tidak ada rongga-rongga.
Sesudah diwarnai dengan Giemsa :
Eritrosit berwarna merah pucat
Leukosit : Inti ungu, sitoplasma purple pucat
Granula eosinofil merah muda
Parasit : di dalam eritrosit
Inti merah
Sitoplasma biru telur itik
SEDIAAN DARAH TIPIS
KEUNTUNGAN/KEBAIKAN : KEBURUKAN/KELEMAHAN :
Morfologis parasit dapat dilihat Darah yang diperiksa lebih
dengan jelas, sehingga sedikit, sehingga pada infeksi
diagnosa lebih mudah ringan sukar menemukan
Perubahan pada eritrosit parasitnya
mudah dilihat dengan jelas
SEDIAAN DARAH TEBAL
KEUNTUNGAN/KEBAIKAN : KEBURUKAN/KELEMAHAN
Darah yang dapat diperiksa Morfologi parasit mengalami
lebih banyak daripada sediaan perubahan sehingga sukar
darah tipis menentukan spesiesnya
Jumlah parasitnya kira-kira Karena darah sudah
20x lebih banyak dalam satu dihemolisir maka perubahan
lapangan pandang, sehingga pada eritrosit tidak dapat
pada infeksi ringan lebih diketahui
mudah menemukan
parasitnya
Lebih mudah dipakai untuk
hitung parasit
MEMBUAT DAN MEMULAS SEDIAAN DARAH MIKROFILARIA

Buatlah sediaan darah tebal pada waktu malam hari


sekitar jam 22.00 (20.00-24.00)
Banyaknya darah kira-kira 20 m3 dan lebarkan tetesan
darah sebesar diameter 1,5 cm dan keringkan.
tahapan pem filaria.doc
Artefak
Protozoa (tropozoit dan kista) mempunyai ukuran yang sama
dengan sel epitel dan makrofag sehingga sering meragukan

Kista atau telur cacing mempunyai kemiripan dengan lekosit,


serat tumbuhan (makanan), lemak

Gelembung udara yang terperangkap dalam adhesive tape


sering diragukan dengan telur O.vermicularis

Serat atau tumbuhan (makanan) sering diragukan dengan larva


cacing

Cacing tanah sering diragukan dengan A.lumbricoides


Artefak

Lekosit (PMN, eosinofil, makrofag)


Jamur
Serat tanaman
Rambut binatang
Artefak

Lekosit kista protozoa Lemak kista ptotozoa

41
Spore of a morel mushroom. Such spores may
Yeast in an iodine-stained concentrated wet be confused for helminth eggs, especially
mount of stool. Yeast in wet mounts may be hookworm.
confused for Giardia.

Fungal spore in concentrated Fungal spore in a wet


Yeast cells can be confused
wet mounts of stool. Such mount of stool. Such
with cryptosporidium
spores may be confused for spores may be confused
oocysts
protozoa such as Giardia for the cysts of Entamoeba
42
Lekosit amoeba Makrofag amoeba
(pewarnaan trikrom) (pewarnaan trikrom)

Sel epitel amoeba


(pewarnaan trikrom) 43
Tumbuhan (makanan) telur cacing

Serat tumbuhan (makanan) larva cacing tambang atau Strongyloides stercoralis

44
Horsehair worms are parasites of insects and may be found in households and end up in
toilets. As a result, they are often sent to the public health laboratories for identification.

Earthworms (Lumbricus and related) are commonly sent to the public health laboratories for
identification. The presence of setae, segmentation, and a clitellum (red arrow) should
distinguish them from parasitic helminths
IMUNODIAGNOSIS PENYAKIT
PARASIT
Tujuan
menegakkan diagnosis penyakit parasit yang
parasitnya sukar ditemukan dengan pemeriksaan
mikroskopik, misalnya
- pada masa prepaten
- infeksi menahun
- lokalisasi pengambilan bahan pemeriksaan
secara teknis sukar dicapai
Aplikasi Imunodiagnostik
Helminthologi:
Sindroma Loeffler
Viseral larva migrans
Filariasis kronis
Tropical Pulmonary Eosinophilia
Sistiserkosis
Hidatidosis
Schistosomiasis dini dan menahun
Aplikasi Imunodiagnostik
Protozoologi:
Amubiasis kronik (kolon dan hati)
Toksoplasmosis
Malaria transfusi
Deteksi penyakit
Secara garis besar adalah

reaksi kekebalan hospes dan


antigen dari parasitnya
Reaksi kekebalan
Reaksi Humoral
IDT (imunodiffusion test)
CIEP(Counter Immuno Electrophoresis)
Tes hemaglutinasi
Tes fluorosensi
ELISA
Radioimmunoassay
Tes dengan komplemen
Reaksi Seluler
Lebih sulit karena limfosit yang diperoleh harus
segar.
Dikatakan (+) bila jumlah limfosit yang menempel
cukup banyak.
Deteksi antigen parasit
Dapat dgn berbagai tes serologi
Harus dibuat zat anti poliklonal atau monoklonal yang
bereaksi dgn antigen parasit tersebut.
Memerlukan peralatan canggih.
Biaya tinggi.
Lebih unggul karena dapat menentukan seseorang
mengalami infeksi yg aktif atau tidak karena
mendeteksi metabolit parasit (yg hanya dihasilkan oleh
parasit yg masih hidup).
Toxoplasma gondii
Serodiagnosis :
karena parasit sukar ditemukan dalam jaringan
dan cairan tubuh
Dx pasti: Peningkatan titer atau titer IFA IgM
1/64 atau IgM ELISA 1/256

Anda mungkin juga menyukai