Anda di halaman 1dari 49

PERAN PERAWAT DALAM

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Purwa Adrianta Wibawa,MD
STIKES KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
Pemeriksaan Laboratorium
• Pemeriksaan Lab  salah satu pemeriksaan
diagnostik
• Merupakan bagian dari data objektif 
pengkajian keperawatan
• Penting untuk pasien  penegakan dini
diagnosa awal
• Perawat  peran advocacy
• Perawat perlu menguasai  tujuan, teknik,
persiapan, dll
Macam – macam pemeriksaan
diagnostik
1. Pemeriksaan hematologi
2. Spesimen urin
3. Spesimen feces
4. Spesimen sputum
Cara memperoleh darah untuk
pemeriksaan Hematologi
• Cara pengambilan darah vena
• Cara pengambilan darah arteri
• Cara pengambilan darah kapiler
Bahan spesimen darah digunakan
untuk
1. pemeriksaan hematologi : DR, DL, diff count
2. Pemeriksaan Kimia Klinis : test faal hepar
(SGOT, SGPT), tes faal ginjal (ureum dan
kreatinin, GFR)
3. Pemeriksaan immunologi dn serologi : widal,
NS1, IGM anti leptospirosis, IGM anti dengue,
HBsAG
4. Pemriksaan parasitologi : malaria,
filariasis,cacing dll
Perbedaan darah arteri dan darah
vena
• Kedalaman dan sudut penyuntikan
• Teraba denyutan yang tidak ada pada vena
• Warna darah lebih terang dibadingkan warna
darah vena
• Darah akan mengalir sendiri ke dalam spuit
• Sediakan dahulu semua alat yag akan
diperlukan
1. Spuit dan jarum steril / lancet
2. Vacutainer
3. Alkohol
4. Plester
5. Formulir
6. Torniquet
Pengambilan darah kapiler
• Orang dewasa : ujung jari
• Anak anak : daun telinga
• Bayi : tumit / ibu jari
cat: tempat yang akan diambil tidak boleh
sianosis atau pucat
• Pengambilan:
• Bersihkan lokasi tempat penyuntikan untuk
pngambilan sample dengan alkohol dan
biarkan kering
Pengambilan darah vena
• Orang dewasa : vena cubiti
• Bayi : vena jugularis superficialis atau sinus sagitalis
superior
Cara pengambilan :
• Kaji lokasi : inspeksi pembuluh darah dengan
melakukan palpasi
• Pasang torniquet
• Inspeksi ddan palpasi uang( pasien diminta untuk
mengepal)
• Bersihkan lokasi yang sudah ditentukan dengan alkohol
dan biarkan mengering
• Ketika darah keluar dan masuk ke jarum, lepaskan
torniquetnya
• Minta pasien melepaskan gengaman tangannya
• Ambil darah sesuai kebutuhan
• Lepaskan jarum dari lokasi penyuntikan bila darah
yang keluar sudah sesuai kebutuhan
• Dan tekan menggunakan kapas / kassa yang
beralkohol supaya darah tidak mengalir dari
tempat penyuntikan
• Plesteer dengan kassa kering
Pengambilan darah arteri
• Siapkan spuit dan lumuri bagian dalam spuit
dengan antikoagulan heparin
• Terabanya denyutan
• Lakukan asepsis dengan alkohol swab di tempat
yang akan ditunjuk
• Tusuk dengan tegak lurus mengarah ke denyutan
yang sudah diraba
• Bila arteri tertusuk dengan jarum makan akan
tampak darah yang keluar mengalir ke spiut
sendiri karena tekanan arteri yang kuat
Persiapan penderita
Antikoagulasi untuk pemeriksaan
Hematologi
• EDTA (Ethylen Diamine Tetra Asetat)
• Natrium Sitrat (trisoium sitrat)
• Heparin
• Natrium oxalat
• Double oxalat
Kesalahan dalam cara memperoleh
darah
Daerah kapiler
• Mengambil darah pada lokasi yang sedang
terganggu
• Tusukan yang kurang dalam
• Kulit yang masih basah dengan alkohol
• Terjai bekuan darah saat pengambilan sample
• Pastikan alat bekerja dengan baik untuk
pemeriksaan
Darah vena
• Bagian yang akan di ambil di pukul2
• Cara asepsis yang salah
• Menusuk jarum saat masih lokasi penyuntikan
basah
• Terbentukan bekuan darah di vaccumtiner
• Menusuk jarum di tempat yang mengalami
hematom
Beberapa fungsi pengambilan darah
• SADT
• Darah rutin dan darah lengkap
• Mengetahui golongan darah
• Mengetahui gangguan metabolik pada pasien
• Pemeriksaan kultur
SADT (Sedaan Apus Darah Tepi)
Urinalisis
• Mengambil dan memeriksa sample urin /
kecing pasien untuk mengetahui kelaianan
pada organ terutama pada organ perkemihan
Cara`pengambilan
• Dengan pemeriksan spesimen urin tengah
• Untuk mengetahui mikroorganisme penyebab
infeksi saluran kemih
• Sekalipun ada kemungkinan kontaminasi
bakteriermukaan kulit, namun pengambilan
dengan menggunakan kateter lebih beresiko
untuk menyebabkan infeksi
Lanj…
• Bersihkan area penis dan vagina dengan sabun
dan air atau dengan tissue khusus lalu
keringkan
• Biarkan urin yang pertama keluar
• Tampung urin setelah beberapa mililiter keluar
• Hati2 memegang wadah penampung supaya
tidak tersentuh area genital
• Jumlah yag diperlukan 30 – 60 ml
Penyimpanan dan pengiriman
• Penyimpanan dan pengiriman dalam waktu 1
jam pada suhu ruangan
• Apabilatidak memungkinakan daat disimpan
dalam lemari pendingin dalam waktu 24 jam
• Gunakan urin tranport tube atau steril
container
Pemeriksaan untuk urin
• Pemeriksaan makroskopis
• Pemeriksaan mikroskopis
• Analisa dipstick
Pemeriksaan makroskopis
• Warna  kuning jernih (pigmen urorom dan
urobilin
• Kekeruhan  jernih
• Volume  N : 750 – 2000 ml (1 ml/kgBB/jam)
• Bau (amoniak, keton, busuk)
Warna pada urin
Pemeriksaan mikroskopis
• Eritrosit
• Normal 0-3 sel /LPK
• Dinyatakan hemaruturia : >5 sel / LPK
• Leukosit
• bentuk lebih > dari eritrosit
• Normalnya antara 4 – 5 sel / LPK
• Memnandakan adanaya infeksi
• Sel epitel tubulus bentuknya lebih besar dari
leukosit
• Oval fat bodies
• Epitel transisional
kristal
Kristal kalsium oksalat

Asam urat

Amonium, ca fosfat
Ca karbonat
• Bakteri
• Silinder hialin dan waxy
TEST DIPSTIK URIN
Pemeriksaan Feces
Cara
• Ambil spesimen dengan menggunakan sarung
tangan

• Jumlah feces tergantung pemeriksaan


2.5 cm untuk feces padat
15 – 30ml untuk feces cair

• Untuk kultur gunakan swab yang steril lalu


masukkan dalam kantung steril
Penyimpanan
• Feces tahan < 1 jam pada suhu ruangan
• Bila >1 jam gunakan media transport yaitu
stuarts mediumatau pepton water
• Simpan < 24 jam pada suhu ruangan, > 24 jam
pada cuhu 4 derajat celcius

Pengiriman
• <1 jam pada suhu ruang
• Bila tidak memnungkinan gunakan media
transport atau kultur pada media Tetra
Thionate Broth
Pemeriksaan feces

Anda mungkin juga menyukai