Anda di halaman 1dari 24

ASKEP ATRESIA

DUCTUS HEPATIK
Ns. Maria Getrida Simon, MAN
DEFINISI
• Atresia bilier merupakan tidak adanya atau kecilnya lumen
pada sebagian atau keseluruhan traktus bilier ekstrahepatik
yang menyebabkan hambatan aliran empedu.
• Akibatnya di dalam hati dan darah terjadi penumpukan
garam empedu dan peningkatan bilirubin direk.
• Atresia bilier dapat berlanjut menjadi serosis hepatis,
kegagalan hati serta kematian anak dalam usia 2 tahun
pertama kehidupan.
ETIOLOGI

• Etiologi AB masih belum diketahui dengan pasti.


• Sebagian ahli  faktor genetik ikut berperan yang
dikaitkan dengan adanya kelainan kromosom
trisomi 17,18 & 21.
• Pendapat lain  AB terjadi akibat proses inflamasi
yang merusak duktus bilier, bisa karena infeksi
atau iskemi.
JENIS ATRESIA BILIER

1. Fetal-embryonic muncul 2 minggu pertama


kehidupan yang berhubungan dengan kerusakan
kongenital
2. Postnatal, biasanya ditemukan pada bayi beusia
2-8 minggu. Terjadi akibat inflamasi progresif
dari saluran empedu ekstrahepatik yang terjadi
setelah lahir
MANIFESTASI KLINIS

1. Ikterus
•Usia 2 minggu + 15% bayi masih kuning 
peningkatan bilirubun indirek  breastmilk jaundice
(ikterus fisiologi).
•Ikterus pada usia > 2 minggu  kolestasis  salah
satunyaakibat atresia bilier
2.Urin berwarna gelap (kuning tua)
3.Warna tinja seperti dempul (putih)
4.Hepatomegali
Lanjutan…
5. Pada beberapa bulan pertama BB normal,
pertumbuhan baik & bayi tampak sehat
6. Splenomegali  telah terjadi fibrosis hati &
sirosis bilier

Pada saat usia bayi mencapai 2-3 bulan


1. Gagal tumbuh & malnutrisi
2. Asites & pruritus
3. Rewel
PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Pemeriksaan laboratorium (darah, urin, tinja)


• Kadar bilirubin, SGPT/SGOT
2. Pemeriksaan ultrasonografi
• Bila pada saat atau sesudah minum kandung
empedu berkontraksi, maka atresia bilier
kemungkinan besar (90%) dapat disingkirkan.
3. Biopsi hati
Fibrosis portal
Komplikasi
•Cirrhosis
•Gagal hati
•Gagal tumbuh
•Hipertensi portal
•Varises esophagus
•Asites
•Encephalopathy
PENATALAKSANAAN

1. Terapi medikamentosa
• Fenobarbital 5 mg/kgBB/hari dibagi 2 dosis, per
oral  merangsang enzim glukuronil transferase
(untuk mengubah bilirubin indirek menjadi
bilirubin direk)
• Kolestiramin 1 gram/kgBB/hari dibagi 6 dosis 
memotong siklus enterohepatik asam empedu
sekunder
Lanjutan…

2. Terapi nutrisi
• Pemberian makanan yang mengandung medium
chain triglycerides (MCT) untuk mengatasi
malabsorpsi lemak.
•Penatalaksanaan defisiensi vitamin yang larutdalam
lemak
Lanjutan…
3. Terapi pembedahan (Prosedur Kasai)
• Merupakan operasi untuk membuka saluran empedu
•Saluran yang rusak di hati (extrahepatic duct) dibuang
& menggantikan dengan usus bayi sendiri  sehingga
memungkinkan empedu dari hati mengalir ke usus.
•Prosedur ini bukan pengobatan  sebagai pendukung
tumbuh kembang bayi scr optimal selama beberapa
tahun
•Prosedur kasai gagal  transplantasi hati dapat
dipertimbangkan
Lanjutan…
Lanjutan…
• Di negara maju dilakukan transplantasi hati
terhadap penderita:
• Atresia bilier tipe III
• Mengalami sirosis
• Kualitas hidup buruk, dengan proses tumbuh
kembang yang sangat terhambat
• Pasca operasi portoenterostomi yang tidak berhasil
memperbaiki aliran empedu
PROGNOSIS

• Bila operasi dilakukan pada usia < 8 minggu maka


angka keberhāsilannya 71–86%
• Bila operasi dilakukan pada usia > 8 minggu maka
angka keberhasilannya hanya 34–43,6%.
• Bila operasi Kasai dilakukan pada usia 1–60 hari,
61–70 hari,71–90 hari dan > 90 hari, maka masing-
masing akan memberikan kebcrhasilan hidup > 10
tahun sebesar 73%, 35%, 23%, dan 11%
Lanjutan…

• Bila operasi tidak dilakukan, maka angka


keberhasilan hidup 3 tahun hanya 10% dan dan
meninggal rata-rata pada usia 12 bulan
• Anak termuda yang mengalami operasi Kasai
berusia 76 jam.
• Selain usia, bila terjadi pcnyulit hipertensi
• portal
Pengkajian
•Anamneses Data Biografis
•Riwayat penyakit sekarang
•Riwayat penyakit dahulu
•Riwayat penyakit keluarga
•Pemeriksaan fisik:
•System gastrointestinal: warna tinja, distensi, asites,
hepatomegali,anoreksia, tidak mau makan
•System pernafasan: nafas sesak
•Genitourinary : Warna urine
•Integumen: jaundice,kulit kering, pruritus, kerusakan kulit,edema perifer
•Muskuloskletat: letargi
MASALAH
KEPERAWATAN
1. Defisit volume cairan b.d absorbsi nutrient yang
buruk, mual
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan anoreksia, mual muntah
3. Risiko gangguan tumbang (gagal tumbuh)
4. Kerusakan integritas kulit b.d akumulasi garam
empedu dalam jaringan dtandai dengan adanya
pruritus
5. Risiko ketidakefektifan pola nafas b.d distensi
abdomen
TINDAKAN
KEPERAWATAN
1. KIE terkait rencana pembedahan
2. Post op  KIE terkait pemberian gizi yang benar
termasuk pemberian vormula vitamin serta
nutrisi, terapi nutrisi enteral & parenteral
3. Pruritus  berendam dengan air hangat &
memotong kuku menghindari menggaruk kulit
4. Dukungan psikososial

Anda mungkin juga menyukai