Anda di halaman 1dari 19

“ASUHAN

KEPERAWATAN
PADA PASIEN ANAK
DENGAN ATRESIA
BILIER”

KELOMPOK 2
APA ITU ATRESIA BILIARI???
Atresia biliari adalah kelainan
yang terjadi akibat obliterasi fibrotik
sebagian atau seluruh lumen duktus
biliaris yang disebabkan oleh infeksi virus
pada periode paska natal
Dalam pengertian lain Atresia
bilier adalah kondisi yang ditandai
dengan tidak adanya atau
diskontinuitas dari sistem empedu
ekstrahepatik, yang mengakibatkan
obstruksi aliran empedu.
ETIOLOGI
Kemungkinan yang "memicu" dapat mencakup satu
atau kombinasi dari faktor-faktor predisposisi berikut:

• infeksi virus atau bakteri


• masalah dengan sistem kekebalan tubuh
• komponen yang abnormal empedu
• kesalahan dalam pengembangan saluran hati dan empedu
• hepatocelluler dysfunction
MENIFESTASI KLINIS
Pada saat usia bayi mencapai 2-3 bulan, akan
 Ikterus
timbul gejala berikut:
 Urin gelap  Gangguan pertumbuhan yang
mengakibatkan gagal tumbuh dan
 Tinja berwarna pucat
malnutrisi.
 Penurunan berat badan
 Gatal-gatal
 Degenerasi secara gradual pada liver menyebabkan  Rewel
 splenomegali menunjukkan sirosis yang
jaundice, ikterus, dan hepatomegali, Saluran intestine
progresif dengan hipertensi portal /
tidak bisa menyerap lemak dan lemak yang larut dalam
Tekanan darah tinggi pada vena porta
air sehingga menyebabkan kondisi malnutrisi, defisiensi (pembuluh darah yang mengangkut darah
dari lambung, usus dan limpa ke hati).
lemak larut dalam air serta gagal tumbuh
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Secara garis besar, pemeriksaan dapat dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu
pemeriksaan :

 Laboratorium rutin dan khusus untuk menentukan etiologi dan mengetahui fungsi hati
(darah,urin, tinja)

 Pencitraan, untuk menentukan patensi saluran empedu dan menilai parenkim hati

 Biopsi hati, terutama bila pemeriksaan lain belum dapat menunjang diagnosis atresia bilier.
PENATALAKSANAAN
Salah satu faktor yang menentukan angka harapan hidup 10 tahun

adalah usia saat penderita dioperasi. Dibagi 4 kelompok yaitu kelompok

usia yang dioperasi < 60 hari (68%), kelompok usia 61-69 hari (39%),

kelompok usia 71-90 hari (33%), dan kelompok usia > 91 hari (15%).
CONT......
PRE-OPERATIF OPERATIF
Beberapa hari sebelum operasi, Hepatic portoenterostomy (prosedur Kasai)
penderita di injeksi vitamin K merupakan terapi standar pada atresia biliaris.
intramuscular 1-2 mg/kgBB.

PERAWATAN PASCA-OPERATIF
• Nasogastric Tube (NGT) tetap dipertahankan hingga fungsi gastrointestinal kembali normal, biasanya 48 jam
pasca operasi.
• Antibioik intravena diberikan hingga penderita dapat menerima makanan secara normal.
• Steroid (prednisone) diberikan 2mg/kgBB/ hari sehari 2 kali selama 1 minggu.
• Komplikasi awal (3 bulan pasca operasi) yang ditemukan umumnya adalah ascending cholangitis, yang dapat
disebabkan karena infeksi vena porta, rusaknya drainase limfe pada porta hepatis, ataupun karena infeksi
langsung fistulasi bilier.
KONSEP DASAR ASUHAN
KEPERAWATAN
PADA PASIEN ATRESIA BILLIER
PENGKAJIAN 3. Riwayat Penyakit Sekarang
Anak dengan Atresia Biliaris mengalamiJaundice yang
terjadi dalam 2 minggu atau 2 bulan lebih, apabila anak
1. Identitas buang air besar tinja atau feses berwarna pucat. Anak juga
Meliputi Nama,Umur, Jenis Kelamin dan mengalami distensi abdomen, hepatomegali, lemah,
data-data umum lainnya. pruritus. Anak tidak mau minum dan kadang disertai
letargi (kelemahan)
2. Keluhan Utama
Keluhan utama dalam penyakit Atresia 4. Riwayat Penyakit Dahulu

Biliaris adalah Jaundice dalam 2 minggu sampai Adanya suatu infeksi pada saat Infeksi virus atau

2 bulan Jaundice adalah perubahan warna bakteri masalah dengan kekebalan tubuh. Selain itu dapat

kuning pada kulit dan mata bayi yang baru juga terjadi obstruksi empedu ektrahepatik. yang akhirnya

lahir. Jaundice terjadi karena darah bayi menimbulkan masalah dan menjadi factor penyebab

mengandung kelebihan bilirubin, pigmen terjadinya Atresia Biliaris ini.

berwarna kuning pada sel darah merah. Riwayat Imunisasi: imunisasi yang biasa diberikan yaitu
BCG, DPT, Hepatitis, dan Polio.
CONT...
5. Riwayat Perinatal 6. Riwayat Kesehatan Keluarga
• Antenatal: Pada anak dengan atresia biliaris, diduga ibu Anak dengan atresia biliaris diduga dalam
dari anak pernah menderita infeksi penyakit, seperti keluarganya, khususnya pada ibu pernah
HIV/AIDS, kanker, diabetes mellitus, dan infeksi virus menderita penyakit terkait dengan imunitas
rubella HIV/AIDS, kanker, diabetes mellitus, dan infeksi
• Intra natal: Pada anak dengan atresia biliaris diduga saat virus rubella. Akibat dari penyakit yang di derita
proses kelahiran bayi terinfeksi virus atau bakteri selama ibu ini, maka tubuh anak dapat menjadi lebih
proses persalinan. rentan terhadap penyakit atresia biliaris. Selain
• Post natal: Pada anak dengan atresia diduga orang tua itu terdapat kemungkinan adanya kelainan
kurang memperhatikan personal hygiene saat merawat kongenital yang memicu terjadinya penyakit
atau bayinya. Selain itu kebersihan peralatan makan dan atresia biliaris ini.
peralatan bayi lainnya juga kurang diperhatikan oleh
orang tua ibu.
CONT...
7. Pemeriksaan Tingkat Perkembangan 8. Keadaan Lingkungan yang mempengaruhi
Pemeriksaan tingkat perkembangan terdiri timbulnya penyakit
dari adaptasi sosial, motorik kasar, motorik halus, Kedaan lingkungan yang mempengaruhi
dan bahasa. Tingkat perkembangan pada pasien timbulnya atresia pada anak yaitu pola
atresia biliaris dapat dikaji melalui tingkah laku kebersihan yang cenderung kurang. Orang tua
pasien maupun informasi dari keluarga. Selain itu, jarang mencuci tangan saat merawat atau
pada anak dengan atresia biliaris, kebutuhan akan menetekkan bayinya. Selain itu, kebersihan
asupan nutrisinya menjadi kurang optimal karena botol atau putting ketika menyusui bayi juga
terjadi kelainan pada organ hati dan empedunya kurang diperhatikan.
sehingga akan berpengaruh terhadap proses
tumbuh kembangnya.
9. Pola Fungsi Kesehatan

• Pola Aktivitas/Istirahat : anak gelisah dan rewel yang gejalanya berupa letargi atau kelemahan

• Pola Sirkulasi ditandai dengan takikardia, berkeringat yang berlebih, ikterik pada sklera kulit dan membrane mukosa.

• Pola Eliminasi : terdapat distensi abdomen dan asites yang ditandai dengan urine yang berwarna gelap dan pekat. Feses

berwarna dempul,

• Pola Nutrisi : ditandai dengan anoreksia,nafsu makan berkurang, mual-muntah, tidak toleran terhadap lemak dan makanan

pembentuk gas dan biasanya disertai regurgitasi berulang.

• Pola kognitif dan persepsi sensori: mengenai pengetahuan orang tua terhadap penyakit yang diderita klien

• Pola konsep diri: bagaimana persepsi orang tua dan/atau anakterhadap pengobatan dan perawatan yang akan dilakukan.

• Pola hubungan-peran: biasanya peran orang tua sangat dibutuhkan dalam merawat dan mengobati anak dengan atresia biliaris.

• Pola seksual-seksualitas: apakah selama sakit terdapat gangguan atau tidak yang berhubungan dengan reproduksi sosial. Pada

anak yang menderita atresia biliaris biasanya tidak ada gangguan dalam reproduksi.

• Pola mekanisme koping: keluarga perlu memeberikan dukungan dan semangat sembuh bagi anak.

• Pola nilai dan kepercayaan: orang tua selalu optimis dan berdoa agar penyakit pada anaknya dapat sembuh dengan cepat.
10. Pemeriksaan Fisik
Gejala biasanya timbul dalam waktu 2 minggu setelah
lahir, yaitu berupa:
– Air kemih bayi berwarna gelap
– Tinja berwarna pucat
Pemeriksaan Fisik
– Kulit berwarna kuning
Keadaan umum : lemah.
– Berat badan tidak bertambah atau
penambahan berat badan berlangsung lambat TTV :Tekanan Darah : terjadi peningkatan
– Hati membesar. terutama pada vena porta
– Pada saat usia bayi mencapai 2-3 bulan, akan Suhu : Suhu tubuh dalam batas normal
timbul gejala berikut:
Nadi : takikardi
– Gangguan pertumbuhan
– Gatal-gatal RR : terjadi peningkatan RR akibat diafragma
– Rewel yang tertekan (takipnea)
– Tekanan darah tinggi pada vena
porta (pembuluh darah yang
mengangkut darah dari lambung,
usus dan limpa ke hati).
 Kepala dan leher
Inspeksi : Wajah : simetris
Rambut : lurus/keriting, distribusi merata/tidak
Mata : pupil miosis, konjungtiva anemis
Hidung : kemungkinan terdapat pernafasan cuping Hidung
Telinga : bersih
Bibir dan mulut : mukosa biibir kemungkinan terdapat ikterik
Lidah : normal
Palpasi : tidak ada pembesaran kelenjar thyroid dan limfe pada leher

 Dada
Inspeksi : asimetris, terdapat tarikan otot bantu pernafasan dan tekanan pada otot diafragma akibat
pembesaran hati (hepatomegali).
Palpasi : denyutan jantung teraba cepat, terdapat nyeri tekan(-)
Perkusi : Jantung : dullness
Paru : sonor
Auskultasi : tidak terdengar suara ronchi, kemungkinan terdengar bunyi wheezing
 Abdomen
Inspeksi : terdapat distensi abdomen
Palpasi : dapat terjadi nyeri tekan ketika dipalpasi
Perkusi : sonor
Auskultasi : kemungkinan terjadi pada bising usus

 Kulit
Turgor kurang, pucat, kulit berwarna kuning (jaundice)
 Ekstremitas
Tidak terdapat odem pada pada extremitas
DIAGNOSA KEPERAWATAN

• Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan


tubuh

• Ketidakefektifan pola nafas

• Kekurangan volume cairan


No Diagnosa NOC NIC
Keperawatan
1. Ketidakseimbangan nutrisi  Adanya peningkatan berat badan  Monitor berat badan setiap hari
kurang dari kebutuhan tubuh  Berat badan ideal sesuai dengan tinggi  Monitor input dan output cairan
badan  monitor tanda-tanda vital
 Mampu mengidentifikasi kebutuhannutrisi  monitor kadar albumin, elektrolit,profil lipid,
 Tidak terjadi penurunan berat badan yang glukosa darah dan kimia darah
tidak berarti  monitor urine

2. Ketidakefektifan pola nafas  menunjukan jalan nafas yang paten (klien  monitor tanda-tanda Vital
tidak merasa tercekik, irama nafas,  monitor kecepatan, irama, kedalaman, dan
frekuensi pernafasan dalam rentang kesulitan bernafas
normal, tidak ada suara nafas abnormal)  monitor pola nafas
 tanda-tanda vital dalam rentang normal  monitor kelelahan otot diafragma dengan
pergerakan parasoksikal
 buka jalan nafas dengan teknik chin lift atau jaw
thrust, sebagaimana mestinya
 posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
 masukan alat
NPA atau OPA sebagaimana mestinya
3. Kekurangan volume cairan  mempertahankan urine output sesuai  monitor tanda-tanda vital pasien
dengan usia dan BB, BJ urine normal dan  timbang BB setiap hari dan monitor
HT normal status pasien
 tanda- tanda vital normal  monitor perubahan berat badan pasien
 tidak ada tanda-tanda dehidrasi sebelum dan sesudah dialisis
 monitor status hidrasi
 hitung atau timbang popok dengan
baik
 dukung pasien dan keluarga untuk
pemberikan makan dengan baik
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai