Anda di halaman 1dari 11

ATRESIA DUCTUS

HEPATICUS
DEFINISI

• Atresia bilier (biliary atresia) adalah suatu penghambatan di dalam


pipa/saluran-saluran/ductus hepatikus yang membawa cairan
empedu (bile) dari liver menuju ke kantung empedu (gallbladder).
Ini merupakan kondisi congenital, yang berarti terjadi saat
kelahiran (Lavanilate.2010.Askep Atresia Bilier).
• Atresia Bilier adalah suatu defek kongenital yang merupakan hasil
dari tidak adanya atau obstruksi satu atau lebih saluran empedu
pada ekstrahepatik atau intrahepatik (Suriadi dan Rita Yulianni,
2009)
ETIOLOGI

1. Masih belum diketahui dengan pasti.


2. Adanya kelainan kromosom trisomi17, 18 dan 21, serta
terdapatnya anomali organ pada 30% kasus atresia bilier
3. Proses inflamasi yang merusak duktus bilier, bisa karena
infeksi atau iskemi
Faktor-faktor predisposisi berikut:

1. Infeksi virus atau bakteri


2. Masalah dengan sistem kekebalan tubuh
3. Komponen yang abnormal empedu
4. Kesalahan dalam pengembangan saluran hati dan empedu
5. Hepatocelluler dysfunction
• Gejala yang biasanya timbul dalam • Pada saat usia bayi mencapai 2-
waktu 2 minggu setelah lahir, 3 bulan, akan timbul gejala
yaitu berupa: berikut:
• Air kemih bayi berwarna gelap (karena • Gangguan pertumbuhan,
tingkat bilirubin dalam darah dengan
konsentrasi tinggi masuk ke dalam urin), • gatal-gatal,

• tinja berwarna pucat / acholic (karena • rewel,


kurangnya bilirubin yang diserap), • tekanan darah tinggi pada vena porta
• kulit berwarna kuning, (pembuluh darah yang mengangkut
darah dari lambung, usus dan limpa ke
• berat badan tidak bertambah atau hati).
penambahan berat badan berlangsung
lambat, hati membesar.
• Tanda pertama dari atresia bilier adalah penyakit kuning, yang
menyebabkan warna kuning pada kulit dan bagian putih mata
(Jaundice)
• Bayi akan menunjukan kondisi normal pada saat lahir tetapi
dalam perkembangannya menunjukan jaundice (kulit dan sclera
mata berubah menjadi kuning), warna urin yang pekat, dan
warna feses yang cerah dalam minggu pertama kehidupan.
• Setiap bayi dengan jaundice, setelah berumur 1 bulan dapat
dipastikan terkena atresia biliaris
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

1.Laboratorium rutin dan khusus


2.Pencitraan
3.Biopsi hati
PENATALAKSANAAN

1. Terapi Medikamentosa
• Memperbaiki aliran bahan-bahan yang dihasilkan oleh hati terutama asam empedu
(asamlitokolat)
• Melindungi hati dari zat toksik, dengan memberikan : Asam ursodeoksikolat
2. Terapi nutrisi
• Pemberian makanan yang mengandung medium chain triglycerides (MCT)
• Penatalaksanaan defisiensi vitamin yang larut dalam lemak.
3. Terapi Bedah
• Kasai prosedur
• Pencangkokan atau Transplantasi Hati
PENGKAJIAN

1. PENGUMPULAN DATA 2. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK


a. Identisas a. USG
b. Keluhan utama b. Memasukkan pipa lambung cairan
sampai duodenum lalu cairan duodenum
c. Riwayat penyakit dahulu
di aspirasi
d. Riwayat penyakit sekarang
c. Sintigrafi radio kolop hepatobilier
e. Riwayat kesehatan keluarga
d. Biopsy Hati
f. Pemeriksaan fisik
g. Pemeriksaan penunjang
h. Pemeriksaan tingkat perkembangan
i. Pola fungsi kesehatan
1. Hipertermia berhubungan dengan infeksi virus atau bakteri, kerusakan progresif pada duktus bilier,
inflamasi progresi.
2. Keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan obstruksi aliran dari hati
kedalam, lemak dan vitamin larut lemak tidak dapat di absrobsi, kekurangan vitamin larut lemak
(A,D,E,K).
3. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan proses peradangan pada hati, hepatomegali, distensi
abdomen, menekan diafragma.
4. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ekskresi bilirubin ke usus terhambat,
gangguan penyerapan lemak dan vitamin larut lemak, malnutrisi.
5. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan malnutrisi, perut terasa penuh, mual muntah.
6. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan peningkatan bilirubin, priuritis, ikterus.

Anda mungkin juga menyukai