Oleh :
Dr. Achmad Taufan
Pembimbing
Dr. RM. Aerul Chakra, SpOG (K)
Moderator
Dr. Ratih Krisna, SpOG(K)
Konsulen Penilai
Dr. Irawan Sastradinata, SpOG(K)
Dr. Firmansyah Basir, SpOG(K)
Dr. Patiyus Agustiansyah, SpOG(K)
Pembahas
Dr. Rama Gindo Imansuri
Dr. Aswin Boy Pratama
Dr. Nanin Siti Rahmah
Halaman Pengesahan
Telah dipresentasikan pada hari Selasa, 27 September 2016, pukul 13.00 WIB
Pembimbing Penyaji
I. REKAM MEDIS
A. Anamnesis Umum
1. Identifikasi
Nama : Ny. B
Rekam medik/registrasi : 950872
Umur : 26 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : Sarjana
Pekerjaan : Bidan
Alamat : Muara Enim
Tanggal MRS : 03 Mei 2016
2. Riwayat Perkawinan
Menikah 1x lamanya 4 tahun
3. Riwayat kehamilan/melahirkan
P0A0
4. Riwayat Reproduksi
Menarche 13 tahun, teratur, siklus haid 28 hari, lamanya 7 hari
HPHT : 14 April 2016
5. Riwayat Penyakit Dahulu
Disangkal
6. Riwayat Gizi/Status Sosial Ekonomi
Sedang
B. Anamnesis Khusus
Keluhan Utama : Nyeri saat menstruasi
Riwayat Perjalanan Penyakit :
Os datang ke poli RSMH dengan keluhan nyeri saat menstruasi yang dirasakan
sejak + 6 bulan. Os juga belum memiliki keturunan setelah menikah selama 4
tahun. Sebelumnya os konsul ke SpOG dan dilakukan pemeriksaan USG
2
dikatakan terdapat kelainan pada bentuk rahim dan terdapat kista di ovarium.
Riwayat keluar darah dari kemaluan diluar siklus haid (-), riwayat menstrusi
tidak teratur (-), riwayat nyeri saat berhubungan (-). Os lalu disarankan untuk
berobat ke RSMH.
C. Pemeriksaan Fisik
1. Status Present
a. Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
Tekanan darah : 120/80 mmHg.
Nadi : 72 x/mnt
Frekuensi pernafasan : 18 x/mnt
Suhu : 36,5 oC
Berat badan : 52 kg
Tinggi badan : 158 cm
b. Keadaan khusus
Konjungtiva palpebra pucat : -/-
Sklera ikterik : -/-
Gizi : Sedang
Payudara hiperpigmentasi : -/-
Jantung : Gallop (-), murmur (-)
Paru-paru : Wheezing (-), ronkhi (-)
Hati dan lien : Tidak teraba
Edema pretibia : (-/-)
Varices : (-/-)
Refleks fisiologis : (+/+)
Refleks patologis : (-/-)
3
2. Pemeriksaan Ginekologi
a. Pemeriksaan Luar
Abdomen datar, lemas, massa (-), nyeri tekan (-), fundus uteri tidak teraba,
tanda cairan bebas (-).
b. Periksa Dalam
Inspekulo : portio tak livide, OUE tertutup, flour (-), fluksus (-),
erosi, laserasi, polip (-)
Vagina toucher : portio kenyal, OUE tertutup, adnexa/parametrium
kanan-kiri lemas, CUT normal, cavum douglas tidak
menonjol
Rectal toucher : TSA baik, mukosa licin, ampulla recti kosong,
massa intra lumen (-)
D. Pemeriksaan Penunjang
1. Ultrasonografi
USG Dr. Putri Mirani, SpOG(K)
- Tampak Uterus RF, dengan 2 corpus, 2 fundus dan 2 serviks sesuai
dengan gambaran uterus didelfis bicolis
- Tampak gambaran endometrium pada kedua uterus. Endometrium I:
ukuran 1 cm dan endometrium II: ukuran 0,9 cm
- Tampak massa hipoekhoik berbatas tegas dengan ekhointerna di dalamnya
ukuran 4,08 cm x 4,57 cm yang kemungkinan suatu kista endometriosis
dextra
- Ovarium kiri dalam batas normal
- Ginjal kiri dalam batas normal
- Non visual ginjal kanan, suspek agenesis
Kesan : - uterus didelfis bikolis
- Kista endometriosis dextra
- Suspek agenesis ginjal kanan
4
2. Laboratorium
Hemoglobin : 11.9 g/dl (11.40-15.00 g/dl)
Eritrosit : 4.30 x 106/mm3 (4.00-5.70 x 106/mm3)
Leukosit : 6900/mm3 (4.73-10.89 x 103/mm3)
Hematokrit : 35 % (35-45%)
Trombosit : 326000/µL (189-436 x 103/µL)
Diff Count : 0/5/68/30/7 (0-1/1-6/50-70/20-40/2-8%)
5
E. Diagnosa Kerja
Uterus didelfis bikolis + kista endometriosis dextra + infertil primer 4 tahun.
F. Prognosis
Dubia
G. Penatalaksanaan
Informed consent
R/ Histereskopi Diagnostik Laparoskopi operatif
Persiapan tindakan
6
H. Follow Up
Laporan operasi (8 Juni 2016) :
Pukul 12.15 WIB Operasi dimulai
Penderita dalam posisi terlentang, setelah dilakukan narkose. Dilakukan aseptik-antiseptik dengan
alkohol dan povidon iodine 10% pada daerah abdomen, vulva, vagina dan sekitarnya.
Dilakukan pengosongan kandung kemih dengan kateter F 18
Dilakukan pemasangan pemasangan teleskop histeroskopi diameter 4 mm melalui kanalis servikalis lalu
dieksplorasi lapangan pandang histeroskopi dengan dengan bantuan medium distensi larutan saline
fisiologis.
Kemudian dilakukan eksplorasi didapatkan dengan teleskop laparoskopi :
Servik dalam batas normal
Tampak gambaran multiple polip endometrium
Tampak muara tuba kiri bubble sign (+)
Dilakukan kuretase pada endometrium, jaringan di PA-kan
Dilakukan pemasangan sims atas dan sims bawah
Portio dijepit dibagian anterior dengan tenakulum
Dengan bantuan tenakulum yang menjepit bagian anterior servik, dilakukan pemasangan uterine
manipulator
Dilakukan pemasangan teleskop laparoskopi dengan cara :
Pukul 12.20 WIB
Dilakukan insisi vertikal sepanjang 1 cm pada umbilikus sambil melakukan elevasi dinding abdomen
Dilakukan insersi jarum verres sampai menembus peritoneum kemudian dilakukan insulflasi dengan gas
CO2 sampai pekak hati hilang
Dilakukan penusukan trokar utama, dilakukan eksplorasi lapangan pandang laparoskopik
Selanjutnya dengan bantuan transluminasi dari teleskop laparoskopi intraabdomen dilakukan insersi
trokar kerja kedua dan ketiga ukuran 5 mm.
Dilakukan eksplorasi pada rongga abdomen, pada lapangan pandang laparoskopi didapatkan :
Uterus bentuk didelpihis dan ukuran dalam batas normal
Kedua tuba dalam batas normal
Tampak perlengketan antara dinding posterior uteri, rectum sigmoid dan dinding pelvic, dilakukan
adhesiolisisberhasil
Tampak massa kistik keabuan ukuran 4x3 cm yang berasal dari ovarium kanan. Kista pecah, keluar
cairan berwarna kecoklatanK/ kista endometriosis dextra. Diputuskan untuk dilakukan kistektomi
Tampak bercak endometriosis pada ovarium kiri. Diputuskan untuk dilakukan ablasi
Perdarahan dirawat sebagaimana mestinya
Dilakukan kromotubasi K/ paten tuba kiri
Dilakukan pemeriksaan dalam ulang, didapatkan :
Septum longitudinal 1/3 proksimal vagina
Tampak 2 portio K/ didelfis bicolis
Dilakukan pemasangan pemasangan teleskop histeroskopi diameter 4 mm melalui kanalis servikalis lalu
dieksplorasi lapangan pandang histeroskopi dengan dengan bantuan medium distensi larutan saline
fisiologis.
Kemudian dilakukan eksplorasi didapatkan dengan teleskop laparoskopi :
Tampak gambaran multiple polip endometrium
Tampak muara tuba kanan bubble sign (+)
Dilakukan kuretase pada endometrium, jaringan di PA-kan
Portio dijepit dibagian anterior dengan tenakulum
Dengan bantuan tenakulum yang menjepit bagian anterior servik, dilakukan pemasangan uterine
manipulator
Dilakukan kromotubasi K/ paten tuba kanan
Dilakukan eksplorasi ulang, alat laparoskopi dilepaskan.
Trokar kerja kedua, ketiga dan keempat dilepaskan dengan visualisasi langsung
Saluran gas dilepaskan dengan mematikan insuflator gas terlebih dahulu
7
II. Permasalahan
a. Bagaimana patofisiologi terjadinya uterus didelfis bicolis pada kasus ini?
b. Bagaimana melakukan pemeriksaan terhadap kasus uterus didelfis bicolis?
c. Bagaimana penatalaksanaan dan prognosis jika terjadi kehamilan pada pasien
ini?
ke vagina bagian atas dapat diidentifikasi dengan MRI sampai dengan 75%
dari pasien. Dalam sejumlah kecil pasien, septum transversal vagina
menghalangi salah satu kanal uterus, sehingga mengarah ke
hematometrokolpos. Bikornu uterus (kelas IV anomali) akibat kegagalan
parsial fusi duktus Mullerian dan ditandai dengan kontur fundus eksternal
cekung dengan fundus dibelah lebih besar dari 1 cm memisahkan dua tanduk
uterus di atas leher uterus tunggal dan peningkatan jarak interkornual (lebih
dari 4 cm). Kadang-kadang, terdapat dua serviks. Uterus arkuata adalah
anomali fusi parsial paling ringan dan dianggap sebagai varian normal.
Rongga endometrium tidak dibagi, dan kontur eksternal uterus adalah datar
atau minimal cekung. Luaran septa uterus (kelas V anomali) dari resorpsi
gagal septum garis tengah setelah biasfusi duktus Mullerian. Fitur kunci yang
memungkinkan perbedaan anomali ini dari uterus bikornu adalah adanya
cekung normal atau minimal (<1 cm) kontur uterus eksternal; MRI adalah alat
non-invasif terbaik untuk penilaian gambaran ini. uterus ini mempunyai
rongga uterus tunggal dengan fundus uteri cembung atau flat. Uterus arkuata
(kelas VI anomali), bentuk ini sering dianggap sebagai varian normal karena
tidak meningkatkan risiko keguguran dan komplikasi lain. Kelas VII anomali
anomali terpisah yang disebabkan paparan uterus terhadap dietilstilbestrol.
Kelainan uterus klasik dan paling umum adalah uterus berbentuk T.7,8
keterbatasan. Oleh karena itu kombinasi dari beberapa teknik mungkin terbaik
mengevaluasi kelainan tertentu.4,12
HSG biasanya digunakan untuk menilai patensi tabung tuba, dan dapat
memberikan informasi lebih lanjut tentang kontur rongga endometrium dan
adanya komunikasi yang kompleks dalam pengaturan anomali Mullerian.
Diagnosis definitif kelainan uterus seseorang membutuhkan penilaian dari
kontur uterus eksternal, dan ini buruk jika dilihat oleh HSG. HSG
mendiagnosa 55% dari septa dan uteri bikornu,dan penambahan
ultrasonografi meningkatkan hasil ini sebanyak 90% .4
kontur uterus internal dan eksternal. Jika tersedia, ultrasonografi tiga dimensi
merupakan modalitas pencitraan yang sangat akurat yang menyediakan
pandangan menyeluruh dari anatomi panggul dan visualisasi rinci uterus, ini
adalah metode yang dapat diandalkan untuk mengevaluasi anomali
Mullerian.4
MRI dianggap sebagai teknik standar emas untuk mendiagnosis
anomali Mullerian, dan keduanya sensitif dan spesifik. MRI dapat
membedakan miometrium versus uterus berseratdan dengan demikian
membedakan antara bikornu, didelfis, dan septa uteri, dan dapat menentukan
tingkat dari uterus atau septum vagina. Selain itu, MRI dapat mengidentifikasi
dasar tanduk uterus dan menentukan adanya endometrium fungsional.
Kemampuan MRI dan USG tiga dimensi untuk mengevaluasi anomali
Mullerian belum secara langsung dibandingkan.4
Pada penelitian lain, tiga puluh tiga wanita memiliki lima puluh lima
persalinan (rata-rata± S.D.1,7±0,7; kisaran1-4). Pada penemuan klinis
menunjukkan inkompetensi serviks pada dua kehamilan dan sirklase serviks
digunakan dalam kedua kasus. Kehamilan ini berhasil dengan bayi cukup
bulan dan lahir hidup. Kelahiran prematur terjadi pada 24% dari 55 kelahiran.
Tiga belas bayi dengan berat badan kurang dari 2500 g dan empat dari
25
Kesimpulan
1. Wanita dengan uterus didelfis bisa asimtomatik dan tidak mengetahui
memiliki uterus ganda. Mereka mungkin mengeluhkan dismenorea dan
dispreunia. Uterus didelfis terjadi saat penyatuan garis tengah duktus
Mullerian tidak dapat menyatu, baik lengkap maupun tidak lengkap. Uterus
didelfis merupakan anomali duktus Mullerian Kelas III.
2. Beberapa teknik radiologis berguna untuk mengevaluasi anomali kongenital
pada saluran reproduksi wanita termasuk uterus didelfis. Modalitas yang
digunakan meliputi hysterosalpingogram (HSG), ultrasonografi, MRI,
histereskopi, dan laparoskopi. Setiap teknik memiliki kekuatan yang melekat
dan keterbatasan. Oleh karena itu kombinasi dari beberapa teknik mungkin
terbaik mengevaluasi kelainan tertentu.
3. Kelainan uterus berhubungan dengan luaran reproduktif normal dan
yang merugikan. Kelainan bentuk uterus terkait dengan kesulitan
mempertahankan kehamilan, dan bukan gangguan kemampuan untuk hamil.
Oleh karena itu, perlu penatalaksanaan yang tepat dalam perencanaan
kehamilan dan pencegahan kompilkasi dalam kehamilan pada pasien dengan
anomali uterus.
27
Rujukan
1. Hansa D, Razek YA, Hamdi I. Uterus Didelphys with Obstructed Right Hemivagina,
Ipsilateral Renal Agenesis and Right Pyocolpos: A Case Report. In: Oman Med J. 2011;
26:447-50
2. Aher G, Urmila G, Meghana K. Uterine Didelphys With Cervical Incompetence. International
Journal of Medical Research and Health Services. 2013;.2: 281-83
3. Savita R, Lakra P, Bishnoi P, Rohilla S, Dahiya P, Nanda S. Uerus Didelphys with Partial
Vaginal Septum and Distal Vaginal Agenesis: An Unusual Anomaly. J Coll Physicians Surg
Pak.2013:149-51
4. Rackow BW, Aydin A. Reproductive performance of women with Mullerian anomalies.
Lippincott William & Wilkins. 2007:229-237
5. Qublan HS, Al-taani M, Athamneh I. Didelfis uterus associated with hematocolpos and
ipsilateral renal agenesis presenting as acute abdomen. In: JMRS. 2002;Vol. 9
6. Sadler TW. Urogenital System in: Langman Medical Embryology. 9th edition. 2009: 330-42
7. Madureira AJ, Mariz CM, Bernandes CJ, Ramos IM . Uterus Didelfis wiht Obstructing
Hemivaginal Septum and Ipsilateral Renal Agenesis. In: Radiology. 2006; Vol.239
8. Grimbizis GF, Camus M, Tarlatzis BC, Bontis JN. Clinical Implications of Uterine
Malformations and Hysteroscopic Treatment Results. In: Human Reproduction Update. 2001;
Vol.7:230-37
9. Li s, Oayvum A, Coakley FV, Hedvig H. Association of Renal Agenesis and Mullerian Duct
Annomalies. J Comput Assist Tomogr. 2000;24:829-34
10. Riccardo V, Battisti S, Paol VD, Zobel BB. Herlyn-werner-wunderlich syndrome: MRI
findings, radiological guide (two cases and literature review), and differential diagnosis. In:
BMC Medical Imaging. 2012;12: 4
11. Konig H.L.E. Uterus Didelfis and Septa Vagina Presenting as Haematocolpos. In: Suplement-
South African Journal of Obstetrics and Gynercology.1986; Vol.98:1986-90
12. Erika B, MacAnanny J, Anna S, Lev-Toaff, Batzer F. Diagnosis and Treatment OF A
Communicating Uterus Didelfis With an Atretic Hemivagina: Utility of 3-Dimensional and
Intraoperative Sonography. In: Journal Ultrasound Medicine. 2008;27:975-78
13. Kabiri, D, Arzy Y, Hants Y. Herlyn-Werner-Wuderlich Syndrome: uterus Didelfis and
Obstructed Hemivagina with Unilateral Renal Agenesis. In: IMAJ. 2013; 15:66
14. Alborzi S, Tavana Z, Amini M. Hysteroscopic Resection of Vaginal Septum in Didelphys
Uterus With Hemiobstructed Vagina. In: Journal Minim Invasive Surgery Sciene. 2014;
Vol.3:1-3
15. Conti SR, Tormena RA, Peterson TV, Gonzales M, Serrano PG.. Mullerian duct anomalies:
review of recurent management. In: Sao Paulo Medical Journal. 2009; Vol. 127:92-6
16. Suhail M, Khan H, Suhail S. Uterus Didelfis having single pregnancy in her right horn: a case
report. In: Journal of Chinese Clinical Medicine. 2010; Vol.5:46-9
17. Purandare CN, Rashna U, Vidya B, Nita V, Nikhil P. Hematometra in Uterus Didelfis with
Right Hemivagina and Right Renal Agenesis. In: The Journal of Obstetrics and Gynecology
of India. 2011: 210
18. Heionen P K. Clinical implications of the didelphic uterus : long term follow-up of 49 cases.
In : European Journal of obstetrics, gynaecology, and reproductive biology. 2000; 91 :183-90
19. Woelfer, B; Salim, R; Banerjee, S; Elson, J; Regan, L; Jurkovic, D. Reproductive outcomes in
women with congenital uterine anomalies detected by three-dimensional ultrasound
screening. Obstetrics & Gynecology. 2001; 98 (6): 1099–103.