Anda di halaman 1dari 27

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Persalinan normal adalah proses pengeluaran yang terjadi pada kehamilan cukup
bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung
dalam waktu 18-24 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin. Persalinan
adalah proses membuka dan menipisnya serviks, dan janin turun ke jalan lahir. Bentuk-
bentuk Persalinan:Persalinan Spontan, PersalinanBantuan, Persalinan Anjuran (Sumarah,
dkk.,2009). Persalinan (partus spontan) adalah proses lahirnya bayi pada letak belakang
kepalayang dapat hidup dengan tenaga ibu sendiri dan uri, tanpa alat serta tidak melukai ibu
dan bayi yang umumnya berlangsung kurang lebih 24 jam melalui jalan lahir (Depkes RI,
2001).
Agar persalinan dapat berjalan lancar dan tidak ada kekhawatir terhadap apa dan
bagaimana persiapan selama persalinan berjalan, tidak ada salahnya jika jauh-jauh hari
dapat mempersiapkan kebutuhan persalinan tersebut.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari upaya promotif ibu bersalin?


2. Bagaimana upaya promotif pada persalinan di tenaga Kesehatan?
3. Bagaimana upaya promotif pada pencegahan komplikasi?
4. Bagaimana upaya promotif pada persiapan persalinan?
5. Bagaimana upaya promotif pada tanda persalinan?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian dari upaya promotif ibu bersalin


2. Untuk memahami upaya promotif pada persalinan di tenaga Kesehatan
3. Untuk memahami upaya promotif pada pencegahan komplikasi
4. Untuk memahami upaya promotif pada persiapan persalinan
5. Untuk memahami upaya promotif pada tanda persalinan

1.4 Manfaat
1 | U p a y a P r o m o ti f P a d a I b u B e r s a l i n
Sesuai dengan latar belakang, rumusan masalah dan tujuan penelitian yang
hendak dicapai, maka manfaat yang dapat diharapkan dari penulisan makalah adalah :
1. Bagi Mahasiswa
Hasil penulisan makalah ini diharapkan dapat digunakan untuk meningkatkan
pengetahuan mahasiswa memahami Masalah Asuhan Kebidanan Persalianan dan
Bayi Baru Lahir Upaya Promotif
2. Bagi Bidan
Hasil penulisan makalah ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi tenaga
kesehatan khususnya bidan agar mengetahui Masalah Asuhan Kebidanan
Persalianan dan Bayi Baru Lahir Upaya Promotif mampu menerapkan Asuhan
Kebidananya dan kehidupan sehari-hari, sehingga dapat diaplikasikan pada
pelayanan kesehatan.
3. Bagi Institusi Pendidikan
Hasil penulisan makalah ini diharapkan bisa meningkatkan pengetahuan dan
sebagai bahan masukan bagi sekolah atau instansi kesehatan.

BAB 2

2 | U p a y a P r o m o ti f P a d a I b u B e r s a l i n
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Promotif

Istilah promotif diartikan sebagai "peningkatan", hal tersebut tidak terlepas dari
asal mula digunakannya istilah promotif itu sendiri. Promotif atau promosi kesehatan
merupakan terjemahan dari bahasa Inggris promotion of health. Istilah ini muncul dari
terjemahan lima tingkatan pencegahan (five levels of prevention) yang tercantum dalam
buku "Preventive Medicine For The Doctor In His Community" karangan dari H.R.
Leavell dan E.G. Clark. Promotion of health yang terjemahan aslinya adalah promosi
kesehatan, merupakan tingkatan pencegahan pertama, yang oleh para ahli Kesehatan
Masyarakat di Indonesia diartikan sebagai peningkatan kesehatan. Hal ini dikarenakan
makna yang terkandung di dalam istilah promotion of health tersebut adalah
meningkatkan kesehatan seseorang, yaitu dengan melaui asupan gizi seimbang, olah
raga teratur, dan lain sebagainya agar orang tersebut tetap sehat, tidak terserang
penyakit.

Promotif pada ibu bersalin adalah suatu rangkaian kegiatan pelayanan kesehatan
yang lebih mengutamakan kegiatan yang bersifat promosi kesehatan terhadap ibu yang
akan mengalami proses persalinan.

2.2 Upaya Promotif Persalinan di Tenaga Kesehatan

Persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan adalah persalinan yang ditolong
tenaga kesehatan dan sesuai standar ( Bidan, Dokter, dan tenaga paramedis lainnya ).

1. Persalinan harus ditolong oleh tenaga kesehatan.


 Tenaga kesehatan merupakan orang yang sudah ahli dalam membantu
persalinan, sehingga keselamatan ibu dan janin lebih terjamin.
 Apabila terdapat kelainan dapat diketahui dan segera ditolong atau dirujuk
ke puskesmas atau rumah sakit.
 Persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan menggunakan peralatan
yang aman, bersih, steril sehingga mencegah terjadinya infeksi dan bahan
lainnya.
 Mengenali secara dini tanda-tanda bahaya kehamilan, peersalinan dan
nifas.
2. Tujuan persalinan di tenaga kesehatan
 Menurunkan kesakitan dan komplikasi persalinan.

3 | U p a y a P r o m o ti f P a d a I b u B e r s a l i n
 Memberikan pelayanan yang cepat dan tepat bila terjadi komplikasi
 Memberikan kenyamanan, keamanan, dan keselamatan pada ibu hamil,
bersalin dan nifas.
3. Media promosi Kesehatan
Media promosi merupakan alat untuk menyampaikan pesan atau materi.
Media promosi kesehatan adalah alat untuk menyalurkan informasi kesehatan.
Media promosi meliputi :
1. Video
2. Pamflet
3. Penyuluhan Kesehatan, adalah suatu proses mendidik individu atau
masyarakat supaya mereka dapat memecahkan masalah kesehatan yang
dihadapinya.
4. Majalah
 Manfaat media promosi
1. Menimbulkan minat sasaran
2. Mencapai sasaran yang lebih banyak
3. Membantu dalam mengatasi banyak masalah dan hambatan
dalam pemahaman
4. Menstimulasi sasaran pendidikan untuk meneruskan pesan-
pesan yang diterima kepada orang lain
5. Mempermudah penerimaan informasi oleh masyarakat
6. Mempermudah penyampaian bahan atau informasi kesehatan

2.3 Upaya Promotif Pencegahan Komplikasi Ibu Bersalin

Upaya promotif komplikasi ibu bersalin adalah suatu rangkaian kegiatan


pelayanan ibu hamil yang akan mengalami proses persalinan yang lebih mengutamakan
kegiatan yang bersifat promosi agar ibu hamil dapat terhindar dari komplikasi yang
mungkin akan menyerang disaat proses persalinan berlangsung. Contoh dalam upaya
promotif komplikasi ibu bersalin ini adalah penyuluhan kesehatan yang memberikan
penyuluhan tentang komplikasi apa saja yang akan terjadi disaat proses persalinan
berlangsung. Tujuan dari upaya promotif ini adalah untuk meningkatkan status atau
derajat kesehatan ibu hamil yang optimal, dan merupakan langkah awal yang sangat
penting dalam pelayanan proses persalinan yang ada , dengan menitikberatkan pada
kegiatan promotif.

Tujuan lain dari upaya promotif ini adalah untuk :

a. Menurunkan angka kesakitan


b. Meningkatkan presentase kasus ibu bersalin yang di deteksi dini

4 | U p a y a P r o m o ti f P a d a I b u B e r s a l i n
c. Menurunkan kejadian komplikasi
d. Meningkatkan kualitas hidup

Sasaran dari kegiatan promotif komplikasi ibu bersalin ini adalah para ibu hamil
yang akan mengalami proses persalinan.

Perlu diketahui masalah-masalah yang terjadi saat proses persalinan diantaranya


adalah:

 Perdarahan lewat jalan lahir


 Tali pusat atau tangan bayi keluar dari jalan lahir
 Ibu tidak kuat mengejan
 Ibu kejang
 Air ketuban keruh dan berbau
 Ibu gelisah
 Ibu merasakan sakit yang hebat

Dan berikut juga komplikasi-komplikasi yang mungkin terjadi saat proses


persalinan berlangsung adalah :

Persalinan tidak maju (failure to progress)

Melahirkan merupakan sebuah proses alami di mana setiap ibu bisa


melakukannya. Sebuah proses kelahiran yang lancar mungkin akan memakan waktu
selama beberapa jam saja.

Failure to progress atau yang dimaksud sebagai persalinan tidak maju adalah


komplikasi melahirkan ketika total waktu yang dihabiskan mulai dari awal pembukaan
leher rahim, sampai bayi keluar terbilang cukup lama dari waktu normalnya.

Menurut American Pregnancy Association, persalinan dikatakan tidak maju jika


berlangsung lebih dari 20 jam untuk pengalaman melahirkan yang pertama. Sementara
jika sebelumnya Anda sudah pernah melahirkan, komplikasi persalinan tidak maju
yakni ketika memakan waktu lebih dari 14 jam.

5 | U p a y a P r o m o ti f P a d a I b u B e r s a l i n
Fase melahirkan yang dialami setiap wanita memang berbeda-beda. Jika
persalinan tidak majuberlangsung selama fase awal atau laten, biasanya tidak langsung
mengarah pada komplikasi.

Namun, bila terjadi pada fase melahirkan aktif, kondisi ini dapat menyebabkan
komplikasi sehingga memerlukan penanganan medis segera. Berikut berbagai penyebab
proses persalinan ibu tidak mengalami kemajuan:

 Pelebaran leher rahim (serviks) lambat.


 Penipisan leher rahim (serviks) lambat.
 Ukuran tubuh bayi besar.
 Ukuran jalan lahir seperti vagina dan panggul kecil.
 Melahirkan kembar atau lebih dari satu bayi.
 Kondisi emosional yang dialami ibu, seperti stres, cemas, khawatir, dan
lainnya.
 Konsumsi obat pereda nyeri, yang bisa membuat kontraksi rahim menjadi
lambat dan lemah.

Proses melahirkan yang terlalu lama ini tentu tidak baik jika dibiarkan terus.
Pasalnya, risiko ibu mengalami infeksi (jika air ketuban sudah pecah) akan semakin
besar.

Maka itu itu, solusi pertama yang bisa Anda lakukan untuk mempercepat
persalinan yakni dengan berjalan-jalan santai, mandi air hangat, atau beristirahat.
Selanjutnya, dokter dan tim medis dapat memberikan obat untuk memicu induksi
persalinan, maupun menyarankan operasi caesar.

Bayi sungsang

Saat usia kehamilan Anda sudah mendekati waktu kelahiran, biasanya Anda perlu
memeriksakan diri Anda ke dokter untuk melihat posisi bayi. Tujuannya untuk
mengecek posisi bayi sudah berada di jalur yang sesuai untuk melahirkan, atau malah
sungsang alias kurang tepat.

6 | U p a y a P r o m o ti f P a d a I b u B e r s a l i n
Posisi bayi yang baik saat dilahirkan adalah kepala bayi berada di bawah dengan
wajah yang juga menghadap ke bawah. Sayangnya, tidak semua bayi berada di posisi
yang tepat untuk bisa langsung keluar dengan mudah saat melahirkan. 

Posisi bayi sungsang merupakan salah satu komplikasi saat melahirkan,


contohnya ketika:

 Posisi tubuh bayi menghadap ke atas.


 Posisi bokong (frank breech) atau kaki (complete breech) yang akan keluar
pertama kali.
 Berbaring dengan posisi miring secara horizontal atau memanjang pada
rahim, dan bukan secara vertikal.

Jika posisi bayi sungsang, dokter biasanya menyarankan Anda untuk melakukan


berbagai cara guna mengembalikan bayi ke posisi yang seharusnya. 

Namun, jika hal ini tidak berhasil dan posisi bayi masih sungsang saat akan
dilahirkan, kondisi ini akan membuat proses melahirkan lebih rumit. Melahirkan
dengan operasi caesar mungkin direkomendasikan pada saat ini.

Prolaps tali pusar

Selama dalam kandungan, tapi pusar merupakan tumpuan hidup bayi. Tali pusar
bertugas untuk mengalirkan nutrisi dan oksigen dari ibu ke tubuh bayi, sehingga bayi
dapat tumbuh dan berkembang di dalam rahim ibu.

Terkadang, selama proses melahirkan, tali pusar dapat masuk ke dalam leher
rahim atau serviks (prolaps tali pusar) terlebih dulu sebelum setelah air ketuban pecah.
Tapi pusar bahkan bisa keluar lebih dulu melalui vagina dibandingkan bayi, sehingga
menyebabkan komplikasi saat melahirkan.

Kondisi ini tentu sangat berbahaya bagi bayi, karena aliran darah pada tali pusar
bisa terhambat atau bahkan terhenti. Pastikan Anda segera mendapatkan penanganan
medis sedini mungkin saat kondisi ini terjadi. 

Tali pusar melilit tubuh bayi

7 | U p a y a P r o m o ti f P a d a I b u B e r s a l i n
Posisi bayi di dalam kandungan tidak selalu diam dan tenang. Kadang kala, bayi
bisa bergerak dan berganti posisi, sehingga membuat tubuhnya terlilit tali pusarnya
sendiri.

Tali pusar bisa melilit bayi dan terlepas dengan sendirinya berkali-kali selama
kehamilan. Namun, tali pusar yang melilit bayi selama proses melahirkan dapat
menimbulkan komplikasi.

Ini karena aliran darah untuk bayi bisa terganggu, sehingga membuat denyut
jantung bayi menurun secara tiba-tiba (variable decelerations).

Jika detak jantung bayi terus memburuk selama persalinan dan bayi menunjukkan
tanda-tanda bahaya lainnya, melahirkan dengan operasi caesar bisa jadi jalan keluar
terbaik.

Plasenta previa

Plasenta previa adalah satu dari beberapa komplikasi melahirkan ketika posisi


plasenta menutupi sebagian atau seluruh leher rahim (serviks). Padahal seharusnya,
posisi plasenta di sebelah atas maupun samping rahim, sehingga tidak akan menutupi
jalan lahir bayi.

Komplikasi dari plasenta previa berisiko mempersulit proses persalinan, bahkan


bisa menimbulkan perdarahan hebat sebelum atau selama proses melahirkan. Berikut
beberapa hal yang memperbesar peluang untuk mengalami plasenta previa:

 Pernah melahirkan sebelumnya, terutama jika ini kali keempat atau lebih Anda
melahirkan.
 Pernah mengalami plasenta previa, operasi caesar, maupun operasi rahim
sebelumnya.
 Hamil bayi kembar.
 Berusia lebih dari 35 tahun saat sedang hamil.
 Memiliki fibroid.
 Merokok.

8 | U p a y a P r o m o ti f P a d a I b u B e r s a l i n
Salah satu gejala utama pada plasenta previa yakni munculnya perdarahan tanpa
adanya rasa sakit selama trimester ketiga kehamilan. Dokter biasanya mengatasi kasus
plasenta previa dengan cara:

 Perbanyak istirahat, atau jika perlu dirawat di rumah sakit untuk memperbaiki
kondisi.
 Pemberian transfusi darah.
 Menyarankan untuk segera melahirkan, khususnya jika perdarahan tidak
kunjung berhenti atau denyut jantung janin tidak diketahui.

Apabila tidak segera ditangani, plasenta previa dapat meningkatkan risiko


plasenta akreta. Plasenta akreta juga merupakan komplikasi persalinan yang berpotensi
mengancam jiwa. Hal ini dikarenakan plasenta, pada plasenta akreta, tidak dapat
dipisahkan dari dinding rahim.

Asfiksia perinatal

Asfiksia perinatal adalah kondisi ketika bayi tidak mendapatkan cukup oksigen di
dalam kandungan selama proses melahirkan berlangsung. Asfiksia perinatal juga bisa
terjadi saat oksigen yang diperoleh bayi tidak memadai setelah kelahirannya.

Asfiksia perinatal merupakan salah satu komplikasi melahirkan yang menjadi


penyebab kematian pada bayi baru lahir. Selain karena kadar oksigen yang rendah, bayi
juga bisa mengalami asfiksia perinatal karena peningkatan kadar karbon dioksia.

Terlalu banyak jumlah asam di dalam darah (asidosis) dan adanya masalah organ
tubuh juga bisa mengakibatkan munculnya asfiksia pada bayi. Kondisi ini biasanya
disebabkan oleh proses persalinan yang terhambat, sehingga membuat bayi tidak
kunjung keluar.

Atau dalam kasus lainnya, bayi mungkin sudah hampir keluar tapi terhambat di
tengah jalan ketika persalinan. Dokter biasanya melakukan penanganan segera untuk
kasus asfiksia perinatal dengan memberikan oksigen kepada ibu, dan operasi caesar.

Setelah melahirkan, pengobatan juga akan tetap dilakukan. Misalnya dengan


memberikan pernapasan mekanis maupun perawatan lainnya pada bayi.

9 | U p a y a P r o m o ti f P a d a I b u B e r s a l i n
Distosia bahu

Distosia bahu adalah komplikasi melahirkan ketika kepala bayi sudah keluar dari
vagina, tapi salah satu bahu masih berada di dalam vagina. Komplikasi persalinan yang
satu ini memang tidak terlalu umum atau jarang terjadi.

Namun, kebanyakan kasus distosia bahu dialami oleh wanita yang belum pernah
melahirkan sebelumnya dengan pintu panggul yang sempit atau berat bayi yang terlalu
besar. Sebagai penanganannya, dokter dan tim medis biasanya melakukan beberapa
tindakan ini untuk mempermudah kelahiran bayi:

 Mengubah posisi tubuh ibu saat proses persalinan.


 Memutar bahu bayi secara manual.
 Memperbesar vagina melalui pembedahan dengan cara mengguntingnya
(episiotomi), guna memberikan ruang bagi bahu bayi untuk keluar.

Jika berbagai cara di atas tidak berhasil, mungkin dokter akan merekomendasikan
operasi caesar. Adanya komplikasi pada proses melahirkan akibat distosia bahu
umumnya dapat segera ditangani. Akan tetapi, jika denyut jantung bayi tampak tidak
terdengar, bisa mengindikasikan adanya masalah medis lainnya.

Rahim robek (ruptur uteri)

Rahim robek saat melahirkan kemungkinan bisa terjadi jika Anda sebelumnya
pernah melakukan operasi caesar, kemudian bekas luka tersebut terbuka di persalinan
normal berikutnya. Di samping mengakibatkan perdarahan hebat pada ibu, bayi di
dalam kandungan juga berisiko mengalami kekurangan oksigen.

Bukan hanya karena pernah menjalani operasi caesar. Berikut beberapa faktor
risiko lain yang bisa menyebabkan rahim robek:

 Mendapatkan induksi persalinan.


 Ukuran tubuh bayi terlalu bersar.
 Usia ibu di atas 35 tahun saat hamil dan melahirkan.
 Alat yang digunakan saat proses persalinan normal.

10 | U p a y a P r o m o ti f P a d a I b u B e r s a l i n
Dalam kondisi ini, dokter biasanya akan menganjurkan untuk segera melakukan
operasi melahirkan caesar. Itu sebabnya, ibu yang berencana untuk melahirkan normal
setelah caesar sebaiknya selalu berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu.

Dokter dapat melakukan serangkaian pemeriksaan, dan kemudian menentukan


keputusan terbaik setelah melihat kondisi ibu dan bayi. Ada berbagai tanda-tanda rahim
robek yang merupakan salah satu komplikasi melahirkan, seperti:

 Detak jantung bayi tidak normal.


 Ibu mengalami nyeri atau sakit perut.
 Proses persalinan tidak kunjung mengalami kemajuan.
 Perdarahan pada vagina.
 Detak jantung cepat dan tekanan darah rendah pada ibu.

Dengan rutin melakukan pemeriksaan dan perawatan yang tepat, setidaknya dapat
menurunkan risiko terjadinya komplikasi persalinan yang serius karena rahim robek.

Berat badan lahir rendah (BBLR)

Berat badan lahir rendah termasuk satu dari sekian macam komplikasi
melahirkan, khususnya pada bayi prematur. Bayi dikatakan prematur ketika lahir
sebelum usia kehamilan 37 minggu.

Selain itu, bayi dengan berat badan lahir rendah juga bisa dialami oleh kelahiran
kembar dua, tiga, atau lebih. Normalnya, berat badan bayi yang lahir tergolong rendah
jika kurang dari 2,5 kilogram atau 2.500 gram.

Selain kelahiran prematur, berat badan lahir rendah pada bayi juga bisa
disebabkan oleh:

 Adanya masalah pada plasenta.


 Komplikasi saat proses melahirkan atau persalinan.
 Cacat lahir pada bayi.
 Asupan zat gizi yang buruk pada ibu.
 Ibu merokok, minum alkohol, maupun konsumsi obat-obatan selama
kehamilan.

11 | U p a y a P r o m o ti f P a d a I b u B e r s a l i n
Kondisi BBLR yang dialami bayi baru lahir berisiko menimbulkan berbagai
masalah kesehatan. Meliputi perkembangan yang terhambat, munculnya komplikasi
pada kesehatan, serta kematian dini.

Berikut berbagai risiko yang mungkin terjadi:

 Infeksi saluran pernapasan, pencernaan, serta saraf.


 Kesulitan mendengar dan melihat (buta).
 Infeksi jantung.
 Sindrom kematian mendadak atau sudden infant death syndrome (SIDS).

Intinya, bayi yang lahir dengan berat rendah biasanya memiliki sistem kekebalan
tubuh yang lebih lemah ketimbang bayi dengan berat normal. Itulah mengapa bayi
BBLR cenderung lebih rentan terkena penyakit.

Penanganan yang diberikan untuk bayi dengan berat lahir rendah biasanya
disesuaikan dengan kondisi yang dialaminya. Umumnya, bayi biasanya diharuskan
untuk mendapatkan perawatan sementara waktu di rumah sakit sampai berat badannya
kembali normal.

Perdarahan berat

Setelah bayi berhasil dilahirkan, perdarahan bisa terjadi pada


ibu. Perdarahan ringan normal terjadi, tapi perdarahan berat dapat menjadi hal yang
serius. Perdarahan yang merupakan komplikasi melahirkan bisa terjadi setelah plasenta
dikeluarkan. 

Kontraksi uterus atau rahim yang lemah tersebut tidak mampu memberikan
tekanan yang cukup pada pembuluh darah. Khususnya tempat di mana plasenta
menempel pada rahim.

Perdarahan yang berlebihan juga bisa disebabkan oleh adanya bagian plasenta
yang masih tersisa dalam rahim dan infeksi pada dinding rahim. Kesemua hal ini dapat
mengakibatkan pembuluh darah terbuka, sehingga dinding rahim terus mengeluarkan
darah.

12 | U p a y a P r o m o ti f P a d a I b u B e r s a l i n
Perdarahan berlebih setelah melahirkan ini disebut dengan perdarahan
postpartum, yang terbagi menjadi dua. Pertama, primer atau langsung (perdarahan yang
terjadi dalam waktu 24 jam setelah melahirkan). Kedua, sekunder atau tertunda
(perdarahan setelah 24 jam pertama sampai 6 minggu setelah melahirkan).

Perawatan yang dilakukan dokter dan tim medis untuk mengatasi komplikasi
persalinan karena perdarahan ini, yakni:

 Pemberian obat-obatan.
 Pengangkatan plasenta yan tertinggal.
 Perawatan pada rahim.
 Melakukan tindakan pada pembuluh darah agar dapat menghentikan
perdarahan.

Perdarahan saat melahirkan yang terlalu banyak berisiko mengancam nyawa ibu.
Namun, penanganan segera dari dokter dan tim medis dapat membantu memperbaiki
kondisi kesehatan ibu, sekaligus mencegahnya bertambahnya parah.

Methode-methode dalam upaya promotif komplikasi persalinan diantaranya


adalah :

a. Melakukan peyuluhan-penyuluhan disetiap desa langsung dengan ibu hamil


atau di setiap kecamatan yang didatangi oleh kader-kader kesehatan yang
nantinya akan di lakukan penyuluhan di setiap desa oleh kader kesehatan per
desa tersebut.
b. Melakukan pendidikan kesehatan bagi ibu-ibu hamil yang bisa dilakukan
dengan cara promosi kegiatan positif yang yang dapat meminimalisir
komplikasi pada proses persalinan.
c. Membuat selebaran pamflet ataupun brosur tentang cara menjaga kesehatan
dan cara mengurangi permasalahan yang ada di saat hamil dan disaat mulai
memasuki proses awal persalinan.
2.4 Upaya Promotif Persiapan Persalinan

Persalinan adalah proses pergerakan keluar janin, plasenta dan membran dari
dalam janin melalui jalan lahir. Sedangkan persiapan persalinan mempunyai tujuan

13 | U p a y a P r o m o ti f P a d a I b u B e r s a l i n
untuk menyiapkan semua kebutuhan selama kehamilan maupun proses persalinan
adalah segala sesuatu yang disiapkan dalam menyambut kelahiran anak oleh ibu hamil.

Agar persalinan dapat berjalan lancar dan tidak ada kekhawatir terhadap apa dan
bagaimana persiapan selama persalinan berjalan, tidak ada salahnya jika jauh-jauh hari
dapat mempersiapkan kebutuhan persalinan tersebut. Berikut beberapa hal yang wajib
untuk Anda fikirkan dan Anda persiapkan :

1. Membuat rencana persalinan, meliputi :

a. Tempat persalinan

b. Memilih tenaga kesehatan terlatih

c. Bagaimana cara menghubungi tenaga kesehatan terlatih tersebut

d. Bagaimana transportasi yang bisa digunakan untuk ke tempat persalinan


tersebut

e. Siapa yang akan menemani persalinan

f. berapa biaya yang dibutuhkan, dan bagaimana cara megumpulkannya

g. siapa yang kan menjaga keluarganya jika ibu melahirkan

2. Membuat rencana pembuatan keputusan jika kegawat daruratan pada saat


pembuat keputusan utama tidak ada :

a. siapa pembuat keputusan utama dalam keluarga

b. siapa yang akan membuat keputusan jika si pembuat keputusan utama tidak
ada saat terjadi kegawat daruratan

3. Mempersiapkan transportasi jika terjadi kegawat daruratan :

a. dimana ibu akan melahirkan

b. bagaimana cara menjangkaunya

c. kemana ibu mau dirujuk

d. bagaimana cara mendapatkan dana

14 | U p a y a P r o m o ti f P a d a I b u B e r s a l i n
e. bagaimana cara mencari donor darah

4. Membuat rencana atau pola menabung yang dinamakan Tabungan Ibu Bersalin

5. Mempersiapkan barang-barang yang diperlukan untuk persalinan :

a. kain panjang 4 buah

b. Pembalut wanita

c. Handuk, waslap, alat mandi, alat make up

d. pakaian terbuka depan, gurita ibu, BH

e. Pakaian bayi, minyak talon

f. Tas plastik

Peralatan Yang Harus Disiapkan

Setelah minggu-minggu terakhir kehamilan anda waktu persiapan akan terasa


begitu sedikit. dan kapan waktu persalinan akan terjadi kadang tak dapat dipastikan.
adalah lebih baik jika anda sudah mempersiapkan apa saja yang harus dibawa ke rumah
sakit pada saat hari yang ditunggu tersebut tiba.

Setelah kehamilan anda mencapai sekitar 7 bulan atau akhir kehamilan 28


minggu persiapkanlah barang-barang untuk persalinan yang akan dibawa ke rumah
sakit dan masukkan kedalam satu tas khusus. Dan anda tidak boleh lupa
memberitahukan suami anda mengenai tas khusus yang telah anda persiapkan ini.
Sehingga bila harinya tiba semuanya telah siap dan suami andapun tidak lupa untuk
membawa serta tas besar yang telah anda persiapkan jauh-jauh hari sebelumnya ini.

1. Beberapa barang yang diperlukan untuk ibu di rumah sakit:

a. Baju Tidur.

Bawalah baju tidur yang nyaman untuk anda pakai, sebaiknya yang
mempunyai kancing di bagian depan sehingga mempermudah untuk menyusui
bayi anda. Bawalah baju tidur dengan jumlah yang cukup anda dapat
memperkirakan untuk persalinan normal atau alamiah biasanya 2 hari dan
untuk persalinan operasi Caesar dibutuhkan 4-5 hari.

15 | U p a y a P r o m o ti f P a d a I b u B e r s a l i n
Set baju untuk anda pulang dari rumah sakit. Anda mungkin masih tetap
terlihat seperti hamil, karena butuh waktu untuk tubuh kembali ke bentuk
semula. Untuk itu bawalah baju yang nyaman, dan tidak sempit.

b. Sandal.

Untuk anda berjalan sepanjang koridor rumah sakit dan juga menjaga
kaki anda untuk tetap hangat.

c. Pakaian dalam.

Bawalah BH untuk menyusui dan celana dalam secukupnya.

d. Pembalut wanita khusus untuk ibu bersalin.

e. Gurita atau korset untuk ibu baru bersalin.

f. Perlengkapan pribadi.

Bawalah juga bedak, sisir, lipstick, pengharum tubuh/deodoran anda


untuk anda berdandan karena anda akan bertemu dengan teman atau keluarga
yang mengunjungi anda setelah proses kelahiran.

g. Handuk, Sabun.

Pada beberapa rumah sakit menyediakannya, tapi tergantung bila anda


ingin menggunakan milik anda sendiri maka anda lebih baik
mempersiapkannya.

2. Keperluan untuk Bayi.

Biasanya keperluan bayi akan disediakan oleh rumah sakit. Anda cukup

menyediakan persiapan untuk pulang dari rumah sakit.

a. Popok, bawalah beberapa buah.

b. Baju bayi, bawalah 2 buah karena bayi kadang Gumo(memuntahkansedikit susu ).

c. Selimut atau Bedong.

d. Kaos kaki dan tanggan.

16 | U p a y a P r o m o ti f P a d a I b u B e r s a l i n
e. Gendongan.

Persiapkanlah apa yang perlu anda bawa ke Rumah Sakit untuk persiapan persalinan
dalam 1 tas dan letakkan ditempat yang mudah dijangkau dan jangan lupa
memberitahu pasangan anda tentang tas itu.:)

Persiapan Dana

Persalinan normal umumnya membutuhkan biaya yang relatif ringan. Namun,


bila persalinan diperkirakan harus dilakukan dengan tindakan operatif, maka persiapan
dana yang lumayan besar harus segera dilakukan. Untuk mengetahui apakah nanti akan
dilakukan sesar, pasangan harus selalu berkonsultasi ke dokter. Lewat konsultasi ini
diharapkan, segala kemungkinan yang bakal terjadi bisa lebih dicermati.

Bila diperkirakan lahir dengan sesar, pasangan tentunya sudah bisa berancang-
ancang mempersiapkan dananya sejak jauh hari. Bila dana sudah terkumpul, otomatis
beban mental suami juga bisa lebih teratasi

Suami Siaga (Siap Antar Jaga)

Dr. Rudiyanti, Sp.OG. dari RS Internasional Bintaro, menegaskan, “Yang paling


utama, mental harus dipersiapkan untuk menghadapi trimester pertama kehamilan dan
menjelang persalinan.” Persiapan mental suami, menurutnya, sangat diperlukan dalam
menghadapi hal-hal berikut ini.

1. Perubahan Fisik & Mental Istri

Di trimester awal biasanya perubahan pada ibu terjadi secara menyolok.


Meningkatnya produksi hormon progesteron membuat sikapnya sering berubah-
ubah sesuai mood yang sedang dialaminya saat itu. Kadang gembira, sedih, marah-
marah, ketus, dan sebagainya. Contoh kecil, sehabis sibuk bekerja, sesampainya di
rumah suami bukannya disambut dengan senyuman. Istri malah menunjukkan wajah
resah disertai keluhan pusing, mual, muntah, emosi yang meledak-ledak, dan
sebagainya. Bila suami tidak siap mental, perselisihan dengan istri sangat mudah
terjadi.

17 | U p a y a P r o m o ti f P a d a I b u B e r s a l i n
Perubahan emosi ini, selain karena perubahan hormon juga disebabkan oleh
kondisi tubuh ibu yang tiba-tiba menjadi tidak nyaman.

Kalau begitu keadaannya, bagaimana tidak mempengaruhi kondisi


emosionalnya. Ia jadi gampang marah, mudah kesal, cenderung malas, dan
sebagainya. Bila suami sudah bersiap diri dengan mempelajari dan memahami
berbagai perubahan yang bakal terjadi, menghadapinya akan lebih mudah. Paling
tidak suami bisa membekali dirinya dengan sikap memaklumi dan sabar.

Dari segi fisik, mungkin saja perubahan keseluruhannya masih belum terlalu
kentara, tapi di satu sisi mungkin saja perubahan itu sudah mencapai klimaksnya,
seperti munculnya jerawat, keringat, dan bau badan. Pencapaian klimaks ini
dipengaruhi oleh perubahan hormon kehamilan di awal kehamilan. Hal inilah yang
kadangkala membuat istri yang tadinya berwajah cantik menjadi berbintik-bintik,
yang tadinya berkulit mulus menjadi kusam, yang tadinya wangi menjadi agak bau,
dan sebagainya.

Bila tidak diantisipasi dengan persiapan mental, bisa jadi suami akan terkaget-
kaget dan sulit untuk menerima perubahan itu. Apalagi suami yang bersifat
perfeksionis dalam menilai penampilan istri. Ia seringkali sangat sulit dan berat
menerima perubahan ini.

2. Fase Ngidam

Bukan hanya mual-muntah, seringkali masih di trimester pertama, istri juga


memiliki permintaan yang aneh-aneh. Tengah malam misalnya, tahu-tahu istri ingin
minum air kelapa. Bayangkan, bila untuk mendapatkannya sang suami harus
memanjat pohon kelapa di tengah malam buta atau harus pergi ke pasar? Bukankah
ini merupakan suatu pekerjaan yang membutuhkan mental kuat. Bila suami siap dan
ia sanggup mengusahakan keinginan istri, silakan saja diwujudkan.

Namun bila sulit, berikan pengertian kepada istri bahwa tidak mungkin
mencari kelapa di tengah malam buta. Toh, ngidam memang tidak harus selalu
dipenuhi. Jangan takut nanti anaknya ngeces, karena dipenuhi atau tidak ngidam itu,
tidak ada hubungannya dengan ngeces.

18 | U p a y a P r o m o ti f P a d a I b u B e r s a l i n
Yang dibutuhkan adalah pemahaman suami terhadap latar belakang
munculnya ngidam. Asal tahu saja, ngidam bukan keinginan janin yang harus
dipenuhi melainkan keinginan yang timbul dari tekanan kondisi hamil yang dialami
ibu. Di trimester pertama, mulutnya terasa sangat pahit karena asam lambung naik.
Dengan kondisi ini ibu menginginkan makanan yang berbeda dari yang biasa
dimakannya sehari-hari. Hal inilah sebenarnya yang menjadi pangkal munculnya
ngidam. Karena mulut terasa pahit, ibu ingin makan makanan yang segar-segar,
yang mungkin bisa diterima indra pengecapnya.

Meskipun tidak harus, tapi bila suami bisa memenuhinya, lebih baik segera
penuhi karena bentuk perhatian seperti ini efektif meningkatkan psikis istri yang
dibutuhkan bagi pertumbuhan janin yang sehat. Namun, seringkali, setelah dipenuhi
keinginannya, istri hanya menyentuhnya sambil lewat. Kelapa yang susah-susah
dibeli di pasar, airnya hanya diminum seteguk. Nah, jika kondisi seperti ini yang
muncul, maka butuh ketabahan mental lagi.

Tak jarang bila mentalnya belum siap, sikap istri yang tampak seenaknya itu
membuat marah suami. Suami harus memahami, sebenarnya istri tidak bermaksud
bersikap seenaknya. Ia juga tidak mau hal itu terjadi, ia hanya berharap, air kelapa
itu sangat lezat, sesuai bayangannya semula. Ternyata ketika dikecap, mulutnya
malah merasa pahit dan makanan tidak bisa masuk ke dalam perutnya. Pada suami
yang tidak siap mental, dia merasa bahwa usahanya tidak dihargai sama sekali.
Namun, Sebaiknya suami tidak kapok, berikan alternatif lain untuk mengatasi mual
muntahnya itu.

Sebenarnya, tak hanya suami yang harus selalu memahami, istri pun perlu
memberikan pengertian ke suami, misalnya dengan menerangkan kondisinya saat itu
agar suami betul-betul memahami apa yang sedang dirasakan. Meminta maaf kepada
suami pada saat situasi seperti ini bisa dilakukan untuk menghindari
kesalahpahaman.

3. Mengantar Istri ke Dokter

Tak kalah penting, meskipun sibuk sebaiknya suami menyediakan waktunya


untuk mengantar istri ke dokter karena ini merupakan salah satu hal yang dapat
mengangkat psikis ibu dalam memelihara kehamilannya.

19 | U p a y a P r o m o ti f P a d a I b u B e r s a l i n
Jadi, baik suami maupun istri, keduanya harus saling berusaha menepati
jadwal yang sebelumnya bisa disesuaikan bersama. Dengan menyaksikan dan
terlibat dalam proses pemeriksaan, akan timbul empati suami terhadap istri dan anak
yang tengah dikandungnya. Hal ini penting untuk kelanjutan pemeliharaan
kandungannya. Selain itu, suami pun bisa bertanya ke dokter tentang hal-hal yang
sering ditemukan dan dikeluhkan istri. Dari penjelasan yang diberikan dokter,
otomatis kondisi mental suami bisa lebih terjaga.

Tak hanya ke dokter, bila ada waktu, suami pun sebaiknya menemani istri
menjalani program senam hamil. Senam ini diyakini sangat membantu ibu
menghadapi persalinan. Tidak hanya istri, suami pun perlu mengetahui berbagai
tahapan dan kendala yang mungkin terjadi saat persalinan. Bila nanti istri panik,
suami akan tahu cara menghadapinya. Suami juga bisa memantau perilaku istri
ketika bersalin. Bila terjadi kesalahan, suami bisa langsung mengoreaksinya. Bila
hal ini dapat dilakukan dengan baik, tentu beban istri saat melahirkan bisa dikurangi
dan kondisi mentalnya akan naik sehingga persalinan bisa berjalan lancar.

Bayangkan kalau istri tidak pernah ikut senam hamil dan suami tidak punya
pengetahuan sedikit pun tentang persalinan. Ketika istri berteriak-teriak, misalnya,
suami bisa-bisa bukannya membantu tapi malah ikut panik.

4. Beban Menghadapi Persalinan

Memasuki bulan-bulan terakhir, dimana istri sudah bersiap menghadapi


persalinan, sang suami harus mempersiapkan mentalnya lebih kuat lagi. Pada
periode trimester ke tiga akhir, selain beban tubuh istri semakin berat, dia juga
sering mengalami perasaan takut karena membayangkan proses persalinan yang sulit
dan kamar operasi. Oleh karena itu, suami harus hadir sebagai pendamping yang
bisa menyamankan kondisi istri.

Selain itu, kesiapan mental suami pun sangat diperlukan ketika harus
menghadapi persalinan yang berisiko. Pada banyak kasus, persalinan tidak bisa
berjalan normal, ada perdarahan, persalinan panjang, bayi terlilit tali pusat,
sungsang, dan sebagainya, yang bisa saja mengancam nyawa ibu.

Bila mengetahui bahwa persalinan nanti akan bermasalah, sebaiknya persiapan


mental suami dilakukan jauh hari sebelum persalinan. Dengan begitu bila nantinya

20 | U p a y a P r o m o ti f P a d a I b u B e r s a l i n
diperlukan berbagai tindakan darurat, suami sudah langsung bisa mengatasi kondisi
mentalnya.

5. Menemani Istri Bersalin

Dukungan suami sangat diperlukan agar psikis istri bisa terangkat saat
menjalani proses persalinan. Dengan begitu istri bisa lebih kuat, nyaman, percaya
diri, dan ringan ketika bersalin. Saat itu, rasa empati suami pun dapat tumbuh lebih
dalam, sehingga penghargaan terhadap perjuangan istri dan rasa sayang kepadanya
bisa tumbuh lebih sempurna.

Walaupun begitu, tidak semua suami punya mental yang kuat menyaksikan
istri bersalin. Ada yang baru melihat darah sedikit saja sudah mau pingsan.
Sebaiknya sebelum mendampingi istri bersalin, suami menilai diri sendiri apakah ia
cukup kuat atau tidak. Bila tidak, lebih baik suami tak memaksakan diri
mendampingi istri di kamar bersalin. Tunggu saja di luar asalkan peduli dengan apa
yang sedang dihadapi istri.

Jika ibu butuh waktu berjam-jam saat mengalami tahap-tahap pembukaan


persalinan, maka dibutuhkan suami dengan ketabahan dan kekuatan mental ekstra.
Ketika istri panik dan kesakitan hingga berteriak-teriak, suami amat dituntut
kesabaran dan ketenangannya untuk tetap menenteramkan dan mendukung istri
dalam menjalani proses persalinan. Persiapan mental suami untuk menemani istri
bersalin bisa dilakukan dengan memperkuat tekad.

2.5 Upaya Promotif Tanda Persalinan


1. Pengertian Promotif dan Preventif
a. Secara Umum
1) Upaya promotif adalah untuk meningkatkan status atau derajat kesehatan
yang optimal, dan merupakan langkah awal yang sangat penting dalam
pelayanan antenatal yang ada, dengan menitikberatkan pada kegiatan
promotif.
2) Upaya preventif merupakan upaya promosi kesehatan untuk mencegah
terjadinya penyakit. Sasarannya adalah kelompok dengan resiko lebih
tinggi.
b. Menurut Leavell and Clark

21 | U p a y a P r o m o ti f P a d a I b u B e r s a l i n
Upaya promotif san preventif merupakan suatu pendidikan kesehatan,
dimana suatu penerapan konsep pendidikan di dalam bidang kesehatan berupa
suatu kegiatan untuk membantu individu, kelompok atau masyarakat dalam
meningkatkan kemampuan atau perilakunya.
2. Manfaat Upaya Promotif dan Preventif (Leavel and Clark)
a.       Menurunkan angka kesakitan
b.      Meningkatkan presentase kasus yang di deteksi dini
c.       Menurunkan kejadian komplikasi
d.      Meningkatkan kualitas hidup

A. Tanda-tanda persalinanMenurut Aprilia (2011:113)


a. Terjadi lightening, yaitu kepala turun memasuki PAP, pada primigravida akan
terjadi lightening menjelang minggu ke-36. Lightening menyebabkan:
1. Terasa ringan dibagian atas dan rasa sesaknya berkurang.
2. Dibagian bawah terasa sesak.
3. Terjadi kesulitan saat berjalan dan sering miksi.
b. Terjadi his permulaanSifat his permulaan atau palsu:
1. Rasa nyeri ringan dibagian bawah.
2. Datangnya tidak teratur dan durasinya pendek.
3. Tidak ada perubahan pada serviks dan tidak bertambah bila beraktivitas.
B. Tanda pasti persalinanTerjadi his persalinan yang sifatnya:
1. Teratur, interval makin pendek, kekuatan makin bertambah jika beraktifitas
dan mempunyai pengaruh pada perubahan serviks.
2. Pinggang terasa sakit dan menjalar ke depan.
3. Keluar lendir darah serta cairan ketuban
C. Promosi Kesehatan Persalinan

Persalinan adalah suatu hal yang dihayati. Walaupun demikian ibu dalam
masa persalinan memerlukan bantuan bidan. Kehadiran bidan sewaktu ibu dalam
masa persalinan adalah untuk menyelamatkan ibu dan bayinya melalui bimbingan
dan bantuan agar persalinan terjadi secara fisiologis didalam kondisi lingkungan
yang sehat.

22 | U p a y a P r o m o ti f P a d a I b u B e r s a l i n
1. Kala Pertama

Awal kala pertama di tunjukan dengan kontraksi uterus ringan. Rasa sakit
mulai dari punggung dan meluas ke perut bawah. Kontraksi ini biasanya terjadi
setiap 10 sampai 15 menit dan berlangsung selama 30 detik. Dari vagina keluar
cairan berlendir dan campuran sedikit darah.
Pemeriksaan abdomen dilakukan untuk menentukan letak dan denyut jantung
bayi. Denyut jantung bayi diperiksa setiap 4 jam. Tanda vital ibu juga diperiksa
setiap 4 jam. Ibu diberi tahu bahwa persalinan mulai dan upayakan agar ibu
tenang.

Bila ketuban belum pecah ibu diperkenankan berjalan atau melakukan


pekerjaan biasa. Bila kontraksi uterus semakin kuat setiap 3-5 menit. Pemeriksaan
dalam dilakukan. Dalam kondisi demikian serviks membuka dari 3 sampai 8 cm.
Diperiksa apakah ketuban sudah pecah.

Ibu mungkin merasa cemas, sangat tidak enak, nyeri dan tekanan pada
panggul bertambah. Bidan selalu berada disamping pasien ibu ditenangkan,
diajari bernafas dengan dada selama kontraksi. Ibu dianjurkan tidur pada awal
persalinan untuk menyusun tenaga. Alat-alat persalinan disediakan, demikian
pula tempat tidur dan tempat tidur untuk bayi.

Menjelang akhir kala satu umumnya ibu semakin gelisah, kadang-kadang


tungkai dan tangan bergetar. Dahi dan atas-atas bahu ibu berkeringat, muka
kemerah-merahan. Dalam kondisi demikian ibu diminta bernafas dengan dada.

Pada kala I tindakan yang harus dilakukan ibu bersalin:

1. Ibu dianjurkan tidur terlentang ( Dengan kepala tempat tidur pada sudut
datar).
2. Ibu dianjuran untuk jalan-jalan santai disekitar tempat bersalin.
3. Ibu dianjurkan makan makanan yang mudah dicerna dan kadar kalori
yang tinggi ( Agar-agar,pudding,biscuit) dan untuk minumannya bisa
diberikan teh manis hangat.
4. Ibu diberikan fasilitas senyaman mungkin.
(Asuhan persalinan normal,2008)

23 | U p a y a P r o m o ti f P a d a I b u B e r s a l i n
2. Kala Dua

Pada kala dua bidan melakukan tindakan sebagai berikut:

1. Ibu diajari cara mengedan pada waktu datangnya kontraksi


2. Ibu menarik nafasdalam-dalam dan menahan nafas dengan mulut,
kepala diangkat dan mengedan dengan kekuatan otot dan perut. Pada
saat bersamaan ibu diminta mengendorkan otot dasar panggul, ibu
mengedan selama kontraksi dan beristirahat bila kontraksi berhenti.
3. Kepala bayi disokong, segera setelah melintas mulut vagina. Kepala
tersebut sedikit diputar apabila keluar tengkurap untuk menjaga
berlangsungnya peredaran darah. Lendir dibersihkan dari hidung dan
mulut bayi.
4. Bayi disambut sampai keseluruhannya lahir dan kemudian diletakkan
diatas perut ibu untuk melakukan IMD.
5. Beri ucapan selamat kepada ibu dan beritahukan tentang keadaan dan
jenisnya.

Pada kala II tindakan yang harus dilakukan ibu bersalin :


1. Anjurkan ibu untuk selalu didampingi oleh keluarganya selama proses
persalinan dan kelahiran bayinya.
2. Anjurkan ibu untuk mengejan hanya bila ada dorongan kuat dan
spontan untuk mengejan. Jangan menganjurkan untuk meneran
berkepanjangan dan menahan napas. Pada saat pembukaan sudah lengkap,
anjurkan ibu beristirahat diantara dua kontraksi.
3. Anjurkan ibu untuk minum, karena pada saat itu ibu mengalami
dehidrasi selama proses persalinan dan kelahiran bayi. Cukupnya asupan
cairan dapat mencegah ibu mengalami hal tersebut.
3. Kala Tiga
Periode pada waktu kala ketiga ini berlangsung sekitar 1-20 menit,
kontraksi rahim dan tidak nyeri. Tanda- tanda plasenta terlepas adalah uterus
berkontraksi dan berbentuk bulat, tali pusat memanjang. Ibu disuruh mengedan
bila rahim berkontraksi untuk mengeluarkan plasenta. Darah keluar dari vagina.
Pada kala III tindakan yang harus dilakukan ibu bersalin :

24 | U p a y a P r o m o ti f P a d a I b u B e r s a l i n
1. Anjurkan ibu untuk mengendalikan dan mengatur nafas untuk
menghindari hiperventilasi yang ditandai dengan pusing.
2. Anjurkan ibu untuk mengkonsumsi obat yang mengurangi rasa mual
dan muntah selama kala III yang tidak wajar.
3. Anjurkan ibu untuk melahirkan plasenta dengan kekuatannya sendiri,
mengejan untuk mengeluarkan plasenta.
4. Anjurkan ibu untuk mengganti semua pakaian yang kotor agar ibu dan
bayinya merasa nyaman.
4. Kala Empat
Pada fase ini uterus teraba dan uterus berkontraksi secara berkala,
perdarahan dari vagina keluar sehingga penggantian kain diperlukan. Dalam fase
ini, ibu istirahat total ditempat tidur dan beri minum bila kehausan. Perdarahan
pervagina selalu diamati, demikian pula tanda-tanda vital.

Pada kala IV tindakan yang harus dilakukan ibu bersalin :


1. Ibu dianjurkan untuk istirahat total
2. Anjurkan ibu makan-makanan yang bergizi untuk memenuhi
kebutuhan ibu dan bayi.
3. Anjurkan ibu untuk menjaga kesehatannya.
4. Selalu menjaga organ kewanitaan.
5. Rutin memantau kesehatan pasca melahirkan.

25 | U p a y a P r o m o ti f P a d a I b u B e r s a l i n
BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dalam menurunkan angka kematian ibu, banyak aspek yang harus dilihat karena
kematian ibu merupakan masalah yang kompleks dan mempunyai penyebab secara
langsung dan tidak langsung. Oleh karena itu adanya tindak lanjut secara nyata terkait
kendala dan penyebab dari kematian ibu yang dihadapi dalam pelayanan kesehatan
segera dilaksanakan guna tercapainya kesehatan dan kesejahtraan masyarakat,
khususnya dalam menurunkan angka kematian dan kesakitan. Meningkatkan edukasi
terkait kesehatan reproduksi khususnya tentang risiko kehamilan dan persalinan harus
lebih ditingkatkan melalui penyuluhan –penyuluhan kesehatan dan promosi kesehatan
khususnya di daerah perdesaan.

3.2 Saran

Penulis menyadari bahwa makalah di atas banyak sekali kesalahan dan jauh dari
kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan berpedoman pada
banyak sumber yang dapat dipertanggungjawabkan. Maka dari itu penulis
mengharapkan kritik dan saran mengenai pembahasan makalah dalam kesimpulan di
atas.

26 | U p a y a P r o m o ti f P a d a I b u B e r s a l i n
DAFTAR PUSTAKA

Siti Mahmudah.2016. Pengertian Upaya Kesehatan Promotif Preventif Kuratif Rehabilitatif


dan Contohnya di http://ibusitimahmudah.blogspot.com/2014/08/pengertian-upaya-
kesehatan-promotif-preventif-kuratif-rehabilitatif-dan-contohnya.html (di akses 07 Oktober
2019)

Karinta ariani setiaputri.2017. 10 Daftar Komplikasi yang Bisa Terjadi Saat Melahirkan di
https://hellosehat.com/kehamilan/melahirkan/komplikasi-melahirkan-yang-bisa-terjadi/ (di
akses 07 Oktober 2019)

Abi Asmana.2019.Pengertian Promotif, Preventif, Kuratif, dan Rehabilitatif di


http://legalstudies71.blogspot.com/2018/09/promotif-preventif-kuratif-dan.html (di akses 07
Oktober 2019)
Salmah, dkk.2006. Asuhan Kebidanan Antenatal .Jakarta:EGC.

Manuaba, Ida Bagus Gde.1999 .Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita.Jakarta:ARCAN.

Departemen Kesehatan RI.1992. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Dalam Konteks
Keluarga.Jakarta: Departemen Kesehatan RI.

Departemen Kesehatan RI.-Badan Penelitian dan Pengembangan


PelayananKesehatan.1997.Perawatan Ibu Di Pusat Kesehatan masyarakat.
Surabaya:PusatPenelitian dan Pengembangan Pelayanan Kesehatan

http://Layla-innocent.blogspot.com

https://www.google.com/search?q=tujuan+dilakukan+promkes+pada+perlasinan&ie=utf-
8&oe=utf-8

https://www.google.com/search?ei=az-
bXeflMpGmwgPhqpXICA&q=tujuan+promkes+pada+tanda+persalinan&oq=tujuan+promke
s+pada+tanda+persalinan&gs_

http://walidrahmanto.blogspot.com/2012/01/upaya-promosi-kesehatan.html

27 | U p a y a P r o m o ti f P a d a I b u B e r s a l i n

Anda mungkin juga menyukai