Anda di halaman 1dari 6

PROSEDUR PEMASANGAN FORCEP/CUNAM EKSTRAKSI

Indikasi Cunam/Forceps

1. Indikasi Relatif
Ekstraksi cunam/forceps yang bila dikerjakan akan menguntungkan ibu ataupun
janinnya, tetapi bila tidak dikerjakan, tidak akan merugikan, sebab bila dibiarkan,
diharapkan janin akan lahir dalam 15 menit berikutnya. Pada indikasi relatif,
cunam/forceps dilakukan secara elektif (direncanakan), ada dua:
 Menurut De Lee
Ekstraksi cunam/forceps dengan syarat kepala sudah di pintu bawah panggul,
putaran paksi sudah sempurna, m.levator ani sudah teregang, dan syarat-syarat
ekstraksi cunam/forceps lainnya sudah terpenuhi.
 Menurut Pinard
Ekstraksi cunam/forceps yang mempunyai syarat sama dengan menurut De Lee,
namun ibu harus sudah mengejan selama 2 jam.
Keuntungan indikasi profilaktik, adalah:
a. Mengurangi keregangan perineum yang berlebihan
b. Mengurangi penekanan kepala pada jalan lahir
c. Kala II diperpendek
d. Mengurangi bahaya kompresi jalan lahir pada kepala
2. Indikasi Absolut
a. Indikasi ibu: pre-eklampsi, eklampsi, atau ibu-ibu dengan penyakit jantung, paru,
partus kasep, tenaga ibu sudah habis, ruptura uteri mengancam, artinya lingkaran
retraksi patologik band sudah setinggi 3 jari dibawah pusat, sedang kepala sudah
turun sampai H III- H IV.
b. Indikasi janin: gawat janin
c. Indikasi waktu: kala dua lama

Kontraindikasi Cunam/Forceps

1. Dilatasi servik belum lengkap.


2. Adanya disproporsi cepalo pelvik.
3. Pasien bekas operasi vesiko vagina fistel.
4. Kepala janin masih tinggi.
5. Presentasi dan posisi kepala janin tidak dapat ditentukan dengan jelas.
6. Janin sudah lama mati sehingga sudah tidak bulat dan keras lagi sehingga kepala sulit
dipegang oleh cunam/forceps.
7. Anensefalus
8. Kegagalan ekstraksi vakum.
9. Fasilitas pemberian analgesia yang memadai tidak ada.
10. Fasilitas peralatan dan tenaga pendukung yang tidak memadai.
11. Operator tidak kompeten

Syarat-Syarat Cunam/Forceps

1. Pasien dan keluarga sudah paham dan menyetujui tindakan ini serta bersedia
menandatangani "informed consent"
2. Tidak terdapat cephalo pelvic disproporsion sehingga janin diperkirakan dapat lahir
pervaginam.
3. Kepala sudah engage:
1. Pembentukan caput atau molase berlebihan sering menyulitkan penilaian derajat
desensus kepala janin.
2. Kesalahan dalam menilai derajat desensus akan menyebabkan kesalahan penafsiran
dimana tindakan yang semula dianggap sebagai ekstraksi cunam/forceps rendah
sebenarnya adalah ekstraksi cunam/forceps tengah.
4. Presentasi belakang kepala, letak muka dengan dagu didepan atau “after coming head”
pada persalinan sungsang pervaginam.
5. Posisi kepala janin dalam jalan lahir dapat diketahui secara pasti oleh operator.
6. Dilatasi servik sudah lengkap dan selaput ketuban sudah pecah.
7. Kepala janin dapat dicekap dengan baik oleh kedua daun cunam.

Langkah-Langkah Ekstraksi Cunam/Forceps


Persalinan Cunam/Forceps Out-Let dengan UUK di Anterior (oksiput anterior) :
Pada umumnya presentasi kepala belakang dengan ubun-ubun kecil di depan
menunjukkan bahwa putaran paksi dalam telah selesai, yang berarti kepala sudah sampai atau
hampir sampai di dasar panggul
 Orientasi, forcep dalam keadaan terkunci dipegang di depan vulva dan penolong
membayangkan bagaimana seharusnya forcep akan dipasang, yaitu terletak biparietal
terhadap kepala dan melintang terhadap panggul.

Gambar 7. Cunam/forceps dalam keadaan terkunci, dipegang oleh operator yang berdiri di depan vulva
sambil membayangkan posisi cunam/forceps kelak di dalam jalan lahir.

 Memasang forceps, sendok sebelah kiri harus dipasang terlebih dahulu, jika sendok kanan
yang dipasang lebih dulu , sendok baru dapat dikunci setelah sendok bersilanganlebih
dulu
 Tangkai sendok kiri dipegang tangan kiri seperti memegang pensil yaitu dengan ujung ibu
jari dan jari telunjuk, pegangan pada tangkai cunam/forceps dalam keadaan tegak lurus di
depan vulva.
 2-4 jari tangan kanan operator dimasukkan pada sisi kiri belakang vulva di samping
kepala anak.
 Ujung daun sendok kiri dimasukkan vagina antara kepala anak dan sisi palmar jari-jari
tangan kanan operator; dengan dorongan ibu jari tangan kanan dan tuntunan jari-jari
tangan kanan melalui gerakan horizontal, sendok cunam/forceps ditempatkan di samping
kiri kepala anak.

Gambar 8. Pemasangan daun cunam/forceps kiri pada sisi kiri panggul ibu; Jari telunjuk dan tengah tangan
kanan dimasukkan vagina. Ibu jari diarahkan ke atas. Daun cunam/forceps diluncurkan sepanjang jari
telunjuk tangan kanan dengan menekan tangkai cunam/forceps.
 Tangan kanan dikeluarkan dan sendok kiri yang telah terpasang dipegang oleh asisten.

Gambar 9. Tangan kanan dikeluarkan dan sendok kiri yang telah terpasang dipegang oleh asisten.

 Dengan cara yang sama, daun sendok kanan ditempatkan disamping kanan kepala anak.

Gambar 10. Pemasangan sendok kanan; Sendok kiri yang sudah terpasang dipegang oleh asisten (atau
ditahan dengan kelingking tangan kiri). Ibu jari, jari telunjuk, dan jari tengah tangan kanan menuntun
pemasangan sendok kanan yang tangkainya dipegang tangan kanan.

 Dilakukan reposisi sendok cunam bilamana diperlukan untuk memudahkan penguncian


cunam/forceps.

Gambar 11. Penguncian; Masing-masing tangan memegang tangkai cunam/forceps. Kedua ibu jari saling
berdekatan di atas gagang cunam; Kunci harus dipasang tanpa paksaan, bila perlu dapat dilakukan reposisi
daun cunam/forceps untuk memudahkan penguncian.
Setelah penguncian, dilakukan pemeriksaan dalam ulangan untuk mengetahui apakah:
 Kedua daun cunam sudah dipasang secara benar.
 Terdapat bagian anak selain kepala atau jalan lahir ibu yang terjepit.
 Forceps sudah mencengkram kepala dengan baik.
 Setelah cunam terpasang dan dikunci dengan benar, dilakukan traksi
percobaan.

Gambar 12. Traksi Percobaan; Tangan kiri mencekap cunam diatas kunci; Telunjuk kanan digunakan
untuk mengetahui apakah kepala anak ikut tertarik saat melakukan traksi percobaan.

 Setelah traksi percobaan menunjukkan bahwa pemasangan dan penguncian cunam sudah
dilakukan dengan benar, maka tindakan ini dilanjutkan dengan traksi definitif.

Gambar 13. Traksi definitif; Tangan kanan ditempatkan di leher cunam dekap dengan kepala janin. Tangan
kiri operator di sebelah distal tangan kanan.
 Traksi definitif diawali dengan tarikan horizontal secara intermiten sampai perineum
teregang. Episiotomi dikerjakan saat perineum teregang. Supaya tarikan tidak terlalu kuat
hendaknya tarikan dilakukan pada waktu his yang disertai tenaga mengedan. Supaya tidak
mendapatkan tekanan terus menerus maka terdang tarikan dihentikan dan dikendorkan.
 Setelah oksiput meregang vulva, tangkai cunam dielevasi dengan cara meletakkan empat
jari tangan diatas permukaan atas “pegangan cunam” dan dorongan ibu jari dan sisi
belakang permukaan bawah “pegangan cunam”.
 Setelah vulva teregang dan dahi teraba pada perineum, lahirnya kepala anak selanjutnya
dapat dilakukan dengan cunam yang masih terpasang atau cunam yang sudah dibuka
(dilepas) dan selanjutnya kepala anak dilahirkan dengan maneuver Ritgen.

Gambar 14. Melakukan ekstraksi kepala dengan tangan kanan sambil menahan perineum dengan tangan
kiri agar tidak regangan perineum yang berlebihan.
 Persalinan tubuh anak lebih lanjut dilakukan seperti pertolongan persalinan presentasi
belakang kepala seperti biasanya.
 Setelah bayi lahir, dilakukan plasenta manual sambil melakukan eksplorasi jalan lahir
untuk melihat adanya cedera pada jalan lahir.

Anda mungkin juga menyukai