PENDAHULUAN
Sampai saat ini mortalitas dan modilitas neonatus pada bayi preterm/prematur masih
sangat tinggi. Hal ini berkaitan dengan maturitas organ pada bayi lahir seperti paru, otak dan
grastrointestinal. Di negara barat sampai 80% dari kematian neonatus adalah akibat
prematuritas, dan pada bayi yang selamat 10% mengalami permasalahan dalam jangka
panjang. Penyebab persalinan preterm/prematur dapat .dikenali dengan jelas. Namun pada
banyak kasus penyebab pasti tidak dapat diketahui. Beberapa faktor mempunyai faktor andil
dalam terjadinya persalinan perterm seperti faktor ibu, faktor janin, dan plasenta, ataupun
faktor lain seperti sosioekonomik.
Pendekatan obstetrik yang baik terhadap persalinan perterm akan memberikan harapan
terhadap ketahanan hidup dan kualitas hidup bayi preterm. Di beberapa negara maju Angka
Kematian Neonatal pada persalian preterm menunjukan penurunan, yang umumnya
disebabkan oleh meningkatnya peranan neonatal intensive care dan akses yang lebih baek
dari pelayanan ini. Di Amerika Serikat bahkan menunjukan kemajuan yang dramatis
berkaitan dengan meningkatnya umur kehamilan dengan 50% neonatus selamat pada
persalinan usia kehamilan 25 minggu, dan lebih dari 90% pada usia 28-29 minggu. Hal ini
menunjukan bahwa teknologi dapat berperan banyak dalam keberhasilan persalinan bayi
preterm.
Masih ada sisi lain yang perlu diperhatikan dalam menangani neonatus preterm terutama
bayi dengan berat lahir sangat rendah (< 1.500 gram), yaitu biaya yang sangat mahal dan
meminta tenaga yang banyak. Upaya primer mempunyai dampak yang relatif murah bagi
masyarakat mengingat akses ke rumah sakit sangat kecil, sedangkan upaya sekunder di
rumah sakit lebih mahal.
Dari penelitian Lettieri dkk.(1993), didapat 38% persalian preterm disebabkan akibat
infeksi korioamnion. Knox dan Hoerner (1950) telah mengetahui hubungan antara infeksi
jalan lahir dengan kelahiran prematur. Bobbitt dan Ledger (1977) membuktikan infeksi
amnion subkliniks sebagai penyebab kelahiran preterm. Dengan amnionsentesis didapati
bakteri patogen pada + 20% ibu yang mengalami persalinan preterm dengan ketuban utuh
dan tanpa gejala klinis infeksi (Cox dkk.,1996; Watts 1992)
Penanganan
Penanganan umum
1. Lakukan evaluasi cepat keadaan ibu
2. Upayakan melakukan konfirmasi umur kehamilan bayi
Prinsip penanganan
1. Coba hentikan kontraksi uterus atau penundaan kehamilan
2. Persalinan berjalan terus dan siapkan penanganan selanjutnya
Oleh karena usia hamil dan berat lahir merupakan faktor penentu dari fetal survival,maka
yang menjadi tujuan utama pengelolaan persalinan adalah sebagai berikut.
1. Meningkatkan usia hamil
2. Meningkatkan berat lahir
3. Menurunkan morbiditas dan mortalitas perinatal.
Prinsip pengelolaan persalinan preterm yang membakat adalah bergantung pada hal-hal
berikut ini.
1. Kondisi ketuban masih untuh atau sudah pecah
2. Usia kehamilan dan perkiraan berat janin
3. Ada atau tidak adanya gejala klinis dari infeksi intrauterin
4. Ada atau tidak petanda-petanda yang meramalkan persalinan dalam waktu yang relatif
dekat( kontraksi ,penipisan serviks, dan kadar IL – dalam air ketuban ).