Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN KASUS

KETUBAN PECAH DINI

Pembimbing:
dr. Awik Setiyono, Sp.OG

Disusun oleh:
dr. Anggi Lesmana Wibawa
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
Istilah ketuban pecah dini (KPD) atau Premature rupture of membrane
31 (PROM) merupakan rupturnya ketuban yang terjadi sebelum masa
inpartu.

Resiko untuk terjadinya infeksi bagi ibu akan meningkat dengan


2 bertambah durasi pecahnya ketuban.

Prevalensi ketuban pecah dini cukup besar dan cenderung meningkat.


3 Kejadian KPD aterm terjadi pada sekitar 6,46-15,6% kehamilan aterm
3
dan KPD preterm terjadi pada sekitar 2-3% dari semua kehamilan
tunggal dan 7,4% dari kehamilan kembar.

Faktor predisposisi yang berperan pada terjadinya ketuban pecah dini


4 adalah infeksi, defisiensi vitamin C.

World Health Organization (WHO). Dibalik angka - Pengkajian kematian maternal dan komplikasi
untuk mendapatkan kehamilan yang lebih aman. Indonesia: WHO; 2012.
LAPORAN KASUS
STATUS PASIEN

IDENTITAS
• Nama : Ny. I
• Umur : 20 tahun
• Alamat : sumber baru
• Suku : Jawa
• Bangsa : Indonesia
• Agama : Islam
• Pekerjaan : Ibu rumah tangga
• MRS :22 Maret 2019 Pukul 19:05 WIB
• No. RM :19001870
ANAMNESIS
Riwayat Perjalanan Penyakit

Ny. I datang ke IGD RS Djatiroto diantar oleh bidan puskesmas sumberbaru, mengeluh
keluar air-air dari jalan lahir. Air-air yang keluar dirasakan cukup banyak sejak kemarin
jam 14.00 WIB dan sekarang masih merembes. Air-air yang keluar berwarna putih
bening tidak berbau, tidak disertai keluarnya lendir atau darah dari jalan lahir. Pasien
sedang hamil anak pertama dengan usia kehamilan 38-39 minggu, keluhan tersebut
disertai dengan keluhan kenceng-kenceng, demam (-), dan keputihan (-), pasien sering
ANC ke bidan dan di dokter spesialis, pernah beberapa kali usg kandungan didapatkan
hasil bahwa janin dalam keadaan baik, pasien mengaku gerakan bayi aktif.

Keluhan Utama

Keluar air-air dari jalan lahir


• Riwayat Pengobatan
Pasien tidak sedang menjalani pengobatan apapun.

• Riwayat jatuh (-), riwayat keputihan (-), riwayat


berhubungan badan akhir-akhir ini (-)

• Riwayat penyakit dahulu :riwayat DM (-), dan


riwayat hipertensi (-), asma (-).

• Status Sosial Ekonomi dan Gizi : sedang


• Status Perkawinan : menikah, 1 kali

• Status Obstetri :HPHT 29 juni 2018


• Taksiran persalinan 7 april 2019
PEMERIKSAAN FISIK
Tanda vital:
T: 110/80 mmHg Normosefali,
N: 89x/m, reguler rambut hitam
R: 20x/m
S: 36,4C
Konj. Palpebra Inferior
pucat (-/-) ,
Serumen (-/-) sklera ikterik (-/-)
Sekret (-/-) NCH (-)

Simetris, SF kanan = SF
Mukosa bibir kering (-), kiri, ves (+/+), ronkhi
(-/-), wh (-/-), retraksi (-)
Edema(-), pucat (-),
sianosis (-) BJ I > BJ II,
Reguler, Bising (-)
Edema (-/-),
sianosis (-/-)
akral hangat. Perut membesar sesuai usia
kehamilan
Pemeriksaan obstetri
Leopold I :
Tinggi fundus uteri 30 cm
Teraba bagian bulat, lunak, kesan seperti bokong janin
Leopold II :
Kiri : Teraba bagian-bagian terkecil janin
Kanan : Teraba keras dan memanjang, diperkirakan punggung janin di sebelah
kanan ibu
Leopold III :
Teraba bagian bulat, keras, balotemen (+)
Leopold IV :
Belum masuk PAP, Hodge I
Tunggal/gemeli : Tunggal
DJJ: 134 kali/menit
DIAGNOSIS KERJA
G1P0A0 hamil 38 minggu inpartu kala 1 fase laten dengan ketuban pecah dini.

PROGNOSIS
Prognosis Ibu :dubia ad bonam
Prognosis Janin :dubia ad bonam

TATALAKSANA
IVFD RL 20 TPM

Konsul dr. Awik Sp.OG


Tambahan:
Injeksi cefotaxime 3x1gr (skin test)
Misoprostol 200mcg ¼ tab/ 6 jam

LAPORAN PERSALINAN
23 Maret 2019
Pukul. 02.15 WIB (Kala I)
Pembukaan lengkap, ibu dipimpin untuk menran.
Pukul. 02.40 WIB (Kala II)
Bayi lahir hidup, spontan, laki-laki, BB 2700gr, PB 49cm, LK: 33cm, LD: 32cm, ketuban jernih, BAK
+, BAB -, anus +, Apgar Score 6/10.
Manajemen aktif kala III: inj. Oksitosin 10 iu/IM, peregangan tali pusat terkendali

Pukul. 02.50 WIB (Kala III-IV)


Lahir lengkap plasenta secara spontan. Ruptur perineum Derajat 1 dijahit. Perdarahan aktif (-),
eksplorasi : tidak terdapat sisa plasenta . Keadaan umum ibu post partum baik.
Konsul DPJP:
S: perdarahan aktif -, febris -.
O: T: 110/70 N: 86 R: 20 S: 36,5 C
Lochia rubra +, kontraksi baik.
A: P1A0 partus maturus spontan dengan KPD
P: 6 jam TAA KRS
PUKUL 10.00 WIB
S: Tidak ada keluhan
O: T: 110/80 N: 80 R: 20 S: 36,6 C
Lochia rubra +, kontraksi baik.
A: P1A0 Partus maturus spontan dengan KPD
P: KRS
Terapi KRS:
Cefadroxyl 2x500mg
Asam mefenamat 3x500mg
Vit. B kompleks 1x1
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi

Ketuban pecah dini merupakan pecahnya selaput


ketuban secara spontan pada saat belum menunjukkan
tanda-tanda inpartu atau bila satu jam kemudian tidak
timbul tanda-tanda awal persalinan, secara klinis bila
ditemukan pembukaan kurang dari 3 cm pada
primigravida dan kurang dari 5 cm pada multigravida.

Cunningham FG, et all.Obstetri Williams.Edistion24.EGC;2014.


Epidemiologi

KPD aterm: 6,46-15,6%


kasus
KPD preterm: 2-3% kasus
dari semua kehamilan
tunggal, 7,4% dari
kehamilan kembar.

Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia. Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran:


Diagnosa dan Tatalaksana Preeklampsia.POGI;2016.
Klasifikasi KPD

> 37 minggu • PROM aterm

• Preterm
< 37 minggu PROM
Etiologi

• Inkompetensia serviks
• Peningkatan tekanan inta uterin: Gemelli,
Makrosomia, Hidramnion
• Kelainan letak
• Infeksi
• Riwayat PROM
• Defisiensi vitamin C
Patofisiologi
kontraksi uterus Respon infeksi/
inflamasi

Peregangan
sitokin
berulang

Prostaglandin

Degradasi enzim matrix

Sintesis kolagen tergangggu


MMP  lebih Selaput ketuban
MMP-1 dan MMP-3 
dari TIMP inferior pecah
HISTOLOGI KORIOAMNION
Diagnosis
Penilaian awal dari ibu hamil yang datang
dengan keluhan KPD harus meliputi 3 hal,
yaitu:
1. Konfirmasi diagnosis
2. Konfirmasi usia gestasi dan presentasi janin
3. Penilaian kesejahteraan maternal dan fetal
PROM/PPROM: Penunjang

 Anamnesis dan pemeriksaan


spekulum
 tes
 Nitrazine test/lakmus
 Lakmus merah  biru
 Lakmus biru biru (pH > 7.1)

 USG

 Fern test
 (+) : gambaran spt daun
 (-)
Penatalaksanaan
• Melibatkan klinisi untuk
Manajemen
lebih aktif melakukan
aktif intervensi persalinan

• Penanganan dengan
Manajemen
pendekatan tanpa
ekspektatif
intervensi
Medikamentosa yang digunakan pada KPD
Magnesium MAGNESIUM SULFAT IV:
Untuk efek neuroproteksi pada PPROM < 31 minggu bila persalinan Bolus 6 gram selama 40 menit dilanjutkan infuse 2 gram/ jam untuk
diperkirakan dalam waktu 24jam dosis pemeliharaan sampai persalinan atau sampai 12 jam terapi
Kortikosteroid BETAMETHASONE:
Untuk menurunkan risiko sindrom distress pernapasan 12 mg IM setiap 24 jam dikali 2 dosis Jika Betamethasone tidak
tersedia, gunakan deksamethason 6 mg IM setiap 12 jam
Antibiotik AMPICILLIN
Untuk memperlama masa laten 2 gram IV setiap 6 jam dan
ERYTHROMYCIN
250 mg IV setiap 6 jam selama 48 jam, dikali4 dosisdiikutidengan
AMOXICILLIN
250 mg PO setiap 8 jam selama 5 haridan
ERYTHROMYCIN
333 mg PO setiap 8 jam selama 5 hari, jika
alergiringandenganpenisilin, dapatdigunakan:
CEFAZOLIN
1 gram IV setiap 8 jam selama 48 jam dan
ERYTHROMYCIN
250 mg IV setiap 6 jam selama 48 jam diikutidengan :
CEPHALEXIN
500 mg PO setiap 6 jam selama 5 haridan
ERYTHROMYCIN
333 mg PO setiap 8 jam selamahariJikaalergiberatpenisilin,
dapatdiberikan
VANCOMYCIN 1 gram IV setiap 12 jam selama 48 jam dan
ERYTHROMYCIN
250 mg IV setiap 6 jam selama 48 jam diikutidengan
CLINDAMYCIN
300 mg PO setiap 8 jam selama 5 hari
Komplikasi
Pada Ibu Pada janin
• Endomyometritis (6,8%) • Persalinan lebih awal →
• Sepsis (1,2%) 95% pasien mengalami
persalinan dalam 1 hari
sesudah kejadian.
• kompresi tali pusat,
oligohidramnion, gangguan
neurologi, dan sindrom
distress pernapasan.

Anda mungkin juga menyukai