Anda di halaman 1dari 26

PRESENTASI KASUS

PARTUS PREMATURUS
IMMINENS
1. Anamnesis dan pemeriksaan
fisik
Tanggal 28/11/2012
Saidatul Husna ♀ 25 th, datang dengan keluhan nyeri di perut
bawah sejak tadi pagi disertai nyeri pinggang dan mual-
muntah, ketuban utuh, hamil yang kedua dengan u.k 34
minggu, rw penyakit kronis disangkal, rw persalinan: anak I,
usia 4 th, BBL lupa, lahir dengan SC a.i partus tak maju.

G2P1A0

TD : 120/80 mmHg His (+) 1 x/ 10’/ 15”


N : 80 x/i DJJ (+) 142x/i
RR : 24 x/I Vt Ø 1 cm, pres kepala, H.1
T : 36,0 ºC

A/ Partus Prematurus Imminens, G2P1, Hamil 33-34 minggu,


BSC 1x
Tatalaksana
 Pertahankan kehamilan
 Bed Rest total
 Infus RL 20 tpm
 Dexamethason 1,5 amp/ 8 jam, 6 x
 Bricasma inj 1 amp dalam 500 cc RL 20 tpm
untuk maintenance
 Kaltrofen supp II/ 8 jam
 Ketorolac inj 1 amp/ 8 jam
 Nifedipine 2 x 10 mg
 As. Mefenamat 3 x 500 mg
 Cek lab DR, CT, BT, Golda
 Observasi His, DJJ dan tanda persalinan
Perjalanan penyakit
 Pukul 12.00 (28/11/2012):
Pasang infus, inj Dexamethason, inj
Ketorolac, Kaltrofen supp.
 Pukul 16.00 dan 18.00:
DJJ 140 x/I dan 145 x/I
 Pukul 18.30, os mengeluh sesak napas
dan perut kembung:
Pasang O2 3L, Alinamin F 1 amp/ 8 jam,
Antasida syr 3x1, Omeprazole inj/ 12 jam.
Perjalanan penyakit
 Pukul 16.30 (29/11/2012):
Os minta pulang, KU baik, keluhan (-), His
(-), DJJ 140 x/i.
Th oral: Nifedipine 1 x 10 mg, SF 1x1,
Kalk 2x1, antasida.
Aff infus dan kontrol ulang ke poli 1
minggu lagi.
PARTUS PREMATURUS IMMINENS
Pendahuluan
 Secara global 28% dari empat juta kematian neonatus
pertahun berhubungan langsung dengan persalinan
preterm

 Masalah klinik yang berhubungan dengan morbiditas


dan mortalitas neonatal

 Insidensi preterm birth di negara berkembang tetap pada


kisaran 10% dari seluruh kelahiran

 Preterm labor spontan merupakan penyebab dari


sebagian besar preterm birth
Pendahuluan
 Etiologi dari preterm birth pada beberapa kasus
masih belum jelas, diduga infeksi intrauteri
berperan penting

 Pendekatan obstetrik pada preterm birth secara


umum hanya terfokus pada intervensi terapi
daripada pencegahan terjadinya preterm labor

 Langkah awal dari pencegahan  identifikasi


seorang ibu hamil yang berisiko untuk terjadinya
preterm birth
Pendahuluan
 Penatalaksanaan preterm birth  mencegah
komplikasi neonatus lebih lanjut

 Tokolisis  memperlambat preterm birth jangka


pendek sehingga dapat memberi waktu untuk
pematangan paru janin

 Penatalaksanaan pasien dengan gagal


tokolisis pertimbangan bagaimana cara
kelahirannya
Definisi
Preterm labor adalah Kontraksi uterus reguler
yang diikuti dilatasi dan/atau penipisan serviks
yang progresif pada kehamilan kurang dari 37
minggu

Preterm delivery adalah persalinan yang


berlangsung sebelum usia gestasi komplit 37
minggu atau kurang dari 259 hari sejak hari
pertama menstruasi terakhir dan lebih dari 20
minggu (WHO).
atau BBL ≤ 2500 gr.
Etiologi
Idiopatik
Hemoragik antepartum
Ketuban pecah dini
Korioamnionitis
Kehamilan multipel/polihidramnion
Serviks inkompeten/anomali uterus
Penyakit maternal
Anomali janin
Etiologi
 Peran infeksi sebagi etiologi terjadinya preterm
birth sangat penting

 Pada tahun 2000, Goldenberg dkk menemukan


bahwa lebih dari 80% wanita yang melahirkan
sebelum usia gestasi 30 minggu mengalami
infeksi bakteri pada cairan amnion dan atau
membran dibandingkan dengan hanya 30%
pada usia gestasi lebih dari 37 minggu
Diagnosis
 Tentukan usia kehamilan
 Riwayat kontraksi, faktor risiko
 Pemeriksaan abdomen untuk aktivitas uterus
 Pemeriksaan serviks; serial jika ada indikasi
 Pemeriksaan spekulum steril harus dilakukan
pada ketuban pecah dini
 Hindari pemeriksaan digital jika terdapat
perdarahan pervaginam yang tidak diketahui
hingga letak plasenta dikenali
Manajemen
1. Diagnosis dini persalinan preterm
2. Identifikasi& terapi kausa jika
memungkinkan
3. Usaha untuk menghentikan persalinan
4. Mengurangi morbiditas & mortalitas
neonatal
Tokolisis
Tujuan:
 Menunda persalinan jika mungkin 
mencapai 48 jam untuk pemberian
kortikosteroid
 Pemberian antibiotik untuk pencegahan
infeksi pada neonatus
Tokolisis
Kontraindikasi Tokolisis:

 Kontraindikasi melanjutkan kehamilan,


misalnya: hipertensi gestasional berat,
korioamnionitis, IUFD

 Kontraindikasi pada obat tokolisis spesifik


Tokolisis
Tokolitik yang efikasinya tidak terbukti
 Bolus cairan
 Ethanol
 Sedatif
 Magnesium sulfat

Tokolitik yang terbukti efikasinya


 -simpatomimetik (ritodrine)
 PG sintetase inhibitor (indomethacin)
 Calcium channel blocker (nifedipine)
Jenis Obat Cara Kerja Dosis

Magnesium sulfate Antagonis Ca intrasel Dosis loading 4-6 g,


dilanjutkan 2-4 g IV per
jam
Terbutaline Reseptor Beta2 adrenergik - 0.25-0.5 mg SK
(Bricasma) agonis (simpatomimetik) setiap 3-4 jam
mengurangi ion Ca bebas Atau
intrasel - 2,5 -10 µg/menit IV,
maksimal 80µg/menit IV
Ritodrine (Yutopar) Sama dengan terbutaline 0.05-0.35 mg per menit
IV

Nifedipine Calcium channel blocker 5-10 mg SL tiap 15-20


(Procardia) menit (sampai 4 kali),
dilanjutkan 10-20 mg
oral tiap 4-6 jam
Indomethacin Inhibitor prostaglandin 50-100 mg suppositoria,
(Indocin) dilanjutkan 25-50 mg
oral tiap 6 jam
Tokolisis
Efek Samping -mimetik
 Takikardia ibu dan/atau janin
 Nyeri kepala dan kongesti nasal
 Hiperglikemia/hipokalemia
 Hipotensi
 Edema paru
○ Kehamilan multipel
○ Infeksi
 Iskhemia miokard
Tokolisis
Kontraindikasi -mimetik
 Penyakit jantung ibu
 HAP signifikan
 Kondisi medis yang tidak terkontrol
○ DM tipe I
○ Hipertiroid
 Kontraindikasi untuk melanjutkan kehamilan
○ Preeklampsia
○ Korioamnionitis, suspek perburukan janin
○ Janin aterm/persalinan imminens/IUFD atau
anomali
Skor Tokolisis Baumgarten
0 1 2 3 4

Kontraksi - ireguler reguler

Ketuban Utuh Pecah Pecah


atas bawah

Perdarahan - bercak nyata

Dilatasi - Tiap
pembukaan
Skor Tokolisis Baumgarten
 Skor 1 : keberhasilan 97%
 Skor 2 : keberhasilan 90%
 Skor 3 : keberhasilan 84%
 Skor 4 : keberhasilan 38%
 Skor 5 : keberhasilan 11%
 Skor 6 : keberhasilan 7%
 Skor ≥7: gagal
Terapi Pematangan Paru Janin
Kortikosteroid antenatal dapat menurunkan
insidensi dari Respiratory Distress
Syndrome (RDS), kematian neonatal dan
perdarahan intraventrikular

Meta-analisis Steroid Antepartum


15 penelitian mengevaluasi glukokortikoid
antenatal untuk mengurangi RDS pada
bayi preterm (>24 mgg dan < 34 mgg).
P. Crowley CCPC Review No. 02955
Protokol Pematangan Paru Janin
 Pemberian kortikosteroid pada usia gestasi 28-34
minggu dengan efek optimal bila kelahiran terjadi > 24
jam sampai dengan 7 hari dari waktu pemberian awal

 Indikasi pemberian kortikosteroid adalah:


 Preterm labor pada usia gestasi 28-34 minggu
 Perdarahan antepartum
 Ketuban pecah dini
 Setiap kondisi yang membutuhkan kelahiran
prematur elektif

 Kontraindikasi kortikosteroid adalah bila ibu hamil


menderita infeksi sistemik, termasuk tuberculosis.
Perhatian diberikan juga bila diberikan pada ibu hamil
dengan kecurigaan adanya khorioamnionitis
Terapi Pematangan Paru Janin
Rekomendasi
 Betametason 12 mg im per 24 jam selama 2 hari
(atau per 12 jam)
 Deksametason 6 mg iv per 12 jam selama 2 hari
(atau per 6 jam)
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai