Anda di halaman 1dari 18

(Persalina

n Preterm)
Nancy Dalla D./083
Definisi
ACOG 1995 : Persalinan yang berlangsung pada umur kehamilan 20-37
minggu dihitung dari hari pertama haid terakhir (HPHT)
Bayi prematur : bayi yang lahir pada usia kehamilan 37 minggu atau kurang
–WHO
Himpunan kedokteran fetomaternal (POGI Semarang 2005) : persalinan
preterm adalah persalinan yang terjadi pada usia kehamilan 22-37 minggu
Epidemiologi
• Angka kejadian persalinan preterm adalah sekitar 6-10%

• Morbiditas dan mortalitas neonatus pada bayi prematur masih sangat


tinggi
• →permasalahan yang terjadi pada persalinan preterm bukan saja pada
kematian perinatal namun juga pada bayi prematur sering disertai
kelainan (jangka pendek maupun jangka panjang)
• Negara barat → 80% kematian neonatus akibat prematuritas, 10%
selamat tapi terdapat permasalahan jangka panjang
Kelainan jangka pendek
• RDS (respiratory distress syndrome)

• Perdarahan intra/periventrikular

• NEC (Necrotizing Entero Cilitis)

• Displasi bronko-pulmonar

• Sepsis

• Patent ductus arteriosus


Kelainan jangka panjang
• Sering berupa kelainan neurologik
• Serebral palsy
• Retinopati
• Retardasi mental
• Disfungsi neurobehavioral dan prestasi sekolah yang kurang baik
Etiologi dan Faktor
Predisposisi
• Merupakan kelainan proses yang multifaktorial
• Distensi berlebih uterus
• Ketuban pecah dini
• Trauma
• Faktor janin dan plasenta
• Faktor lainnya : sosioekonomik
• Proses patogenik (mrp faktor biokimia yg menyebabkan kontraksi rahim dan perubahan
serviks)
• Aktivasi HP-Adrenal aksis akibat stres
• Inflamasi desidua-korioamnion atau sistemik akibat infeksi asenden dari traktus genitourinari atau
sistemik
• Perdarahan desidua
• Peregangan uterus patologik
• Kelainan pada uterus atau serviks
Kondisi kehamilan yang beresiko
persalinan preterm
• Janin dan plasenta
• Perdarahan trimester awal
• Perdarahan antepartum (plasenta previa, solusio plasenta, vasa previa)
• Ketuban pecah dini
• Pertumbuhan janin terhambat
• Cacat bawaan janin
• Kehamilan ganda/gemeli
• polihidroamnion
• Ibu
• Penyakit berat pada ibu
• Diabetes melitus
• preeklampsia/hipertensi
• Infeksi saluran kemih/genital/intrauterin
• Penyakit infeksi dengan demam
• Stres psikologik
• Kelainan bentuk uterus atau serviks
• Riw. Persalinan preterm atau abortus berulang
• Inkompetensi serviks (panjang serviks kurang dari 1 cm)
• Pemakaian obat narkotik
• Trauma
• Perokok berat
• Kelainan imunologi atau rhesus
Diagnosis
• Kriteria diagnosis ancaman persalinan preterm
• Kontraksi berulang min setiap 7-8 mnt sekali atau 2-3 kali dalam waktu 10 menit
• Adanya nyeri pada punggung bawah (LBP)
• Perdarahan bercak
• Perasaan menekan daerah serviks
• Telah terjadi pembukaan min 2 cm dan penipisan 50-80%
• Presentasi janin rendah, sampai mencapai spina isiadika
• Selaput ketuban pecah
• Terjadi pada usia kehamilan 22-37 minggu
Untuk Mengurangi Resiko Persalinan
Preterm Kita…
• Kenali pasien yang beresiko
• Beri penjelasan dan lakukan penilaian klinik terhadap persalinan preterm
+ pengenalan kontraksi sedini mungkin
• Gunakan indikator untuk meramalkan persalinan preterm:
• Indikator klinik : timbul kontraksi dan pemendekan serviks, ketuban pecah dini
• Indikator laboratorik :
• Leukosit dalam air ketuban (20/ml atau lebih)
• CRP (>0,7 mg/ml)
• Leukosit dalam serum ibu (>13.000/ml)
• Indikator biokimia : fibronektin janin, corticotropin releasing hormone, sitokin
inflamasi, isoferitin plasenta, feritin
Pencegahan
• Hindari kehamilan pada ibu yang terlalu muda (<17 tahun)
• Hindari jarak kehamilan yang terlalu dekat
• Periksa kehamilan dan antenatal yang baik
• Tidak merokok maupun konsumsi narkotik
• Hindari kerja berat dan istirahat cukup
• Obati penyakit yang dapat menyebabkan persalinan preterm
• Kenali dan obati infeksi genital dan saluran kemih
• Deteksi dan pengamanan faktor resiko
Pengelolaan
• Think → apakah ini benar persalinan preterm?

• Cari penyebab

• Nilai kesejahteraan janin → klinis/laboratoris/USG→pertumbuhan dan berat janin,


jumlah dan keadaan cairan amnion, presentasi dan keadaan janin/kelainan kongenital
• Pertimbangkan :
• Seberapa besar kemampuan klinik dokter untuk menjaga kehidupan bayi preterm
• Baiknya pervaginam/caesar?
• Komplikasi apa yang akan timbul?
• Pendapat pasien dan keluarga mengenai konsekuensi perawatan bayi preterm dan kemungkinan
hidup atau cacat
• Dana yang diperlukan untuk merawat bayi preterm → dg rencana perawatan intensif neonatus
Mencegah morbiditas dan mortalitas
neonatus preterm
• Menghambat proses persalinan preterm dengan pemberian toksolisis

• Pematangan surfaktan paru janin dengan kortikosteroid

• Bila perlu lakukan pencegahan terhadap infeksi


Toksolisis
• Alasan pemberian:
• Cegah morbiditas dan mortalitas bayi prematur
• Memberi kesempatan kortikosteroid untuk menstimulir surfaktan paru
• Memberi kesempatan transfer intrauterin
• Optimalisasi personel

• Obat yg digunakan untuk toksolisis:


• Kalsium antagonis : nifedipin 10 mg/oral diulang 2-3 kali/jam, dilanjutkan tiap 8 jam sampai
kontraksi hilang
• Obat beta-mimetik : dpt terbutalin, ritrodin, isoksuprin, dan salbutamol
• Sulfas magnesikus dan anti prostaglandin (indometasin) : jrg dipakai karena efek samping

• Selain pemberian toksolisis, untuk menghambat proses persalinan preterm


perlu dilakukan tirah baring dan pembatasan aktivitas
Kortikosteroid
• Dimaksudkan untuk pematangan surfaktan paru janin, menurunkan
insidensi RDS, mencegah perdarahan intraventrikular
• Perlu diberikan bila usia kehamilan kurang dari 35 minggu

• Obat: deksametason atau betametason → pemberian tidak diulang


• Deksametason : 4 x 6 mg i.m dengan jarak pemberian 24 jam
• Betametason : 2 x 12 mg i.m dengan jarak pemberian 12 jam
Antibiotika
• Diberikan bila terdapat resiko terjadinya infeksi seperti pada kasus
ketuban pecah dini
• Obat peroral :
• eritromisin 3 x 500 mg selama 3 hari
• Ampisilin 3 x 500 mg selama 3 hari
(Terimakasi
h)
REFERENSI
• Ilmu kebidanan – Sarwono Prawirohardjo 2016

Anda mungkin juga menyukai