Anda di halaman 1dari 15

34

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran umum Dan Lokasi Penelitian

Rumah Sakit Umum Syekh Yusuf Sungguminasa Kabupateng Gowa

semula bernama rumah sakit daerah (RSUD) Sungguminasa yang

merupakan satu-satunya Rumah sakit umum kabupaten daerah TK II Gowa

yang terletak di kelurahan batangkaluku kecamatan somba opu kabupaten

daerah Tingkat II Gowa yang mempunyai luas lokasi 2,45 Ha. Rumah sakit

umum syekh yusuf di bangun sejak tahun 1981 dan mulai beroperasi pada

tahun 1982.

Rumah sakit umum syekh yusuf terletak di kecematan sombu opu

tepatnya di kelurahan batangkaluk, dengan batas-batas di sebelah barat

berbatasan dengan jalan kamboja, di sebelah utara berbatasan dengan jalan

wahidin sudirohusodo, sebelah timur berbelah batasan dengan SD Impres

Batangkaluku, dan d sebelah selatan berbatasan dengan jalan matahari.

Saranan dan prasarana yang tersedia yaitu terdapat poliklinik mata,

gigi, penyakit dalam,Jiwa, KIA, kulit kelamin, Bedah, anak, THT, Kamar

bedah (OK); Radiologik; (Instalasi Rawat darurat). Unit perawatan terdiri

dari perawatan I terletak di barat berbatasan dengan perawatan II dengan

ICU dan OK, sebelah timur berbatasan dengan perawatan II dan III, sebelah

selatan berbatasan dengan perawatan IV, dan sebelah utara berbatasan

dengan kantor.

34
35

Rumah sakit terdiri dari beberapa ruangan di antaranya:

Perawatan I : Perawatan Internal/melati

Perawatan II : Perawatan Anak/asoka

Perawatan III : Kebidanan /Mawar

Perawatan IV : Bedah/Bougenvil

B. Hasil Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan diruang Inap RS Syekh Yusuf

Kabupaten Gowa pada tanggal juni sampai tanggal juni 2014. Penelitian

ini dilakukan untuk mendapatkan data yang diinginkan peneliti dengan

cara pengumpulan data dilaksanakan melalui pengisian kuesioner dengan

jumlah sampel 15 orang.

1. Karakteristik Responden

a. Jenis Kelamin Anak

Tabel 4.1
Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Anak
Di Ruang Inap Rumah Sakit Syekh Yusuf Kabupaten Gowa
Jenis kelamin Frekuensi (f) Persentase (%)

Laki-Laki 9 60,0
Perempuan 6 40,0
Jumlah (n) 15 100,0
Sumber : Data Primer 2014

Dari hasil penelitian pada tabel 4.1 menunjukkan bahwa dari 15

responden diperoleh jenis kelamin laki-laki sebanyak 9 (60,0%)

responden dan perempuan sebanyak 6 (40,0%) responden.


36

b. Umur Ibu

Tabel 4.2
Distribusi Responden Berdasarkan Umur Ibu
Di Ruang Inap Rumah Sakit Syekh Yusuf Kabupaten Gowa
Umur (Tahun) Frekuensi (f) Persentase (%)

20-30 tahun 7 46,7


31 -40 tahun 8 53,3
Jumlah (n) 15 100,0
Sumber : Data Primer 2014

Dari hasil penelitian pada tabel 4.2 menunjukkan bahwa dari

15 responden, kelompok umur ibu 20-30 tahun sebanyak 7 (46,7%)

responden, sedangkan kelompok umur ibu 31-40 tahun sebanyak 8

(53,3%).

c. Umur Anak

Tabel 4.3
Distribusi Responden Berdasarkan Umur Anak
Di Ruang Inap Rumah Sakit Syekh Yusuf Kabupaten Gowa
Umur (Tahun) Frekuensi (f) Persentase (%)

0-20 bulan 5 33,3


21-40 bulan 7 46,7
41-59 bulan 3 20,0
Jumlah (n) 15 100,0
Sumber : Data Primer 2014

Dari hasil penelitian pada tabel 4.3 menunjukkan bahwa dari

15 responden, kelompok umur anak 0-20 bulan sebanyak 5 (33,3%)

responden, dan kelompok umur anak 21-40 bulan sebanyak 7 (46,7%)


37

responden, sedangkan umur anak 41-59 bulan sebanyak 3 (20,0%)

responden.

2. Analisa Univariat

a. Keluarga Yang Menderita ISPA

Tabel 4.4
Distribusi Responden Berdasarkan Keluarga Yang Menderita
ISPA Di Ruang Inap Rumah Sakit Syekh
Yusuf Kabupaten Gowa
Keluarga yang
Frekuensi (f) Persentase (%)
Menderita ISPA

Baik 6 40,0
Kurang 9 60,0
Jumlah (n) 15 100,0
Sumber : Data Primer 2014

Dari hasil penelitian pada tabel 4.4 diperoleh data bahwa dari 15

responden dengan Keluarga yang menderita ISPA baik sebanyak 6

(40,0%) responden, dan yang Keluarga yang menderita ISPA kurang

sebanyak 9 (60,0%) responden.

b. Asi Ekslusif

Tabel 4.5
Distribusi Responden Berdasarkan Asi Ekslusif Di
Ruang Inap Rumah Sakit Syekh
Yusuf Kabupaten Gowa
Asi Ekslusif Frekuensi (f) Persentase (%)

Baik 8 53,3
Kurang 7 46,7
Jumlah (n) 15 100,0
Sumber : Data Primer 2014
38

Dari hasil penelitian pada tabel 4.5 diperoleh data bahwa dari

15 responden dengan Asi Ekslusif baik sebanyak 8 (53,3%)

responden, dan yang Asi Ekslusif kurang sebanyak 7 (46,7%)

responden.

c. Status Imunisasi

Tabel 4.6
Distribusi Responden Berdasarkan Status Imunisasi Di
Ruang Inap Rumah Sakit Syekh
Yusuf Kabupaten Gowa
Status Imunisasi Frekuensi (f) Persentase (%)

Lengkap 8 53,3
Tidak Lengkap 7 46,7
Jumlah (n) 15 100,0
Sumber : Data Primer 2014

Dari hasil penelitian pada tabel 4.6 diperoleh data bahwa dari

15 responden dengan status imunisas lengkap sebanyak 8 (53,3%)

responden, dan yang status imunisas tidak lengkap sebanyak 7

(46,7%) responden.

d. Kejadian ISPA Pada Balita

Tabel 4.7
Distribusi Responden Berdasarkan Kejadian ISPA Pada Balita Di
Ruang Inap Rumah Sakit Syekh Yusuf Kabupaten Gowa
Distribusi Responden Berdasarkan

ISPA Pada Balita Frekuensi (f) Persentase (%)

Tidak Menderita 6 40,0


Mederita 9 60,0
Jumlah 15 100,0
39

Sumber : Data Primer 2014

Dari hasil penelitian pada tabel 4.7 diperoleh data bahwa dari 15

responden dengan Balita yang tidak menderita ISPA sebanyak 6 (40,0%)

responden, dan balita yang menderita ISPA sebanyak 9 (60,0%)

responden.

1. Analisia Bivariat

a. Hubungan Faktor Keluarga Yang Menderita ISPA Dengan Kejadia


ISPA Pada Balita Yang Di Rawat Di Ruang Inap Rumah Sakit Syekh
Yusuf Kabupaten Gowa.

Tabel 4.8
Analisis Hubungan Faktor Keluarga Yang Menderita ISPA
Dengan Kejadia ISPA Pada Balita Yang Di Rawat Di Ruang Inap
Rumah Sakit Syekh Yusuf Kabupaten Gowa.

Kejadian ISPA
Keluarga Nilai
Yang Tidak Total
Menderita P Value
Menderita Menderita
ISPA
F % F % N %

Baik 4 26,7 2 13,3 6 40,0


0.085
Kurang 2 13,3 7 46,7 9 60,0

Jumlah (n) 6 40,0 9 60,0 15 100,0

Sumber : Data Primer 2014

Berdasarkan tabel 4.8 menjelaskan bahwa dari 15 responden,

dan Keluarga yang menderita ISPA baik dengan Balita yang tidak

menderita ISPA sebanyak 4 responden (26,7%). Dan Keluarga yang

menderita ISPA baik dengan balita yang menderita ISPA sebanyak 2

responden (13,3%). sedangkan Keluarga yang menderita ISPA kurang


40

dengan Balita yang tidak menderita ISPA sebanyak 2 responden

(13,3%) dan Keluarga yang menderita ISPA kurang dengan balita

yang menderita ISPA sebanyak 7 responden (46,7%).

b. Hubungan Faktor ASI Ekslusif Dengan Kejadia ISPA Pada Balita


Yang Di Rawat Di Ruang Inap Rumah Sakit Syekh Yusuf Kabupaten
Gowa.

Tabel 4.9
Analisis Hubungan Faktor ASI Ekslusif Dengan Kejadia ISPA
Pada Balita Yang Di Rawat Di Ruang Inap Rumah Sakit Syekh
Yusuf Kabupaten Gowa.

Kejadian ISPA
Nilai
Tidak Total
ASI Ekslusif Menderita P Value
Menderita

F % F % N %

Baik 5 33,3 3 20,0 8 53,3


0,057
Kurang 1 6,7 6 40,0 7 46,7

Jumlah (n) 6 40,0 9 60,0 15 100,0

Sumber : Data Primer 2014

Berdasarkan tabel 4.9 menjelaskan bahwa dari 15 responden,

dan ASI Ekslusif baik dengan Balita yang tidak menderita ISPA

sebanyak 5 responden (33,3%). Dan ASI Ekslusif baik dengan balita

yang menderita ISPA sebanyak 3 responden (20,0%). sedangkan ASI

Ekslusif kurang dengan Balita yang tidak menderita ISPA sebanyak

1 responden (6,7%) dan ASI Ekslusif kurang dengan balita yang

menderita ISPA sebanyak 6 responden (40,0%).


41

c. Hubungan Faktor Status Imunisasi Dengan Kejadia ISPA Pada Balita


Yang Di Rawat Di Ruang Inap Rumah Sakit Syekh Yusuf Kabupaten
Gowa.

Tabel 4.10
Analisis Hubungan Faktor Status Imunisasi Dengan Kejadia ISPA
Pada Balita Yang Di Rawat Di Ruang Inap Rumah Sakit
Syekh Yusuf Kabupaten Gowa.

Kejadian ISPA
Nilai
Status Tidak Total
Menderita P Value
Imunisasi Menderita

F % F % N %

Lengkap 6 40,0 2 13,3 8 53,3


0,003
Tidak Lengkap 0 0,0 7 46,7 7 46,7

Jumlah (n) 6 40,0 9 60,0 15 100,0

Sumber : Data Primer 2014

Berdasarkan tabel 4.10 menjelaskan bahwa dari 15 responden,

dan Status imunisasi lengkap dengan Balita yang tidak menderita

ISPA sebanyak 6 responden (40,0%). Dan ASI Status imunisasi

lengkap dengan balita yang menderita ISPA sebanyak 2 responden

(13,3%). sedangkan Status imunisasi tidak lengkap dengan Balita

yang tidak menderita ISPA sebanyak 0 responden (0,0%) dan Status

imunisas itidak lengkap dengan balita yang menderita ISPA sebanyak

7 responden (46,7%).

C. Pembahasan
42

1. Hubungan Faktor Keluarga Yang Menderita ISPA Dengan Kejadia


ISPA Pada Balita Yang Di Rawat Di Ruang Inap Rumah Sakit Syekh
Yusuf Kabupaten Gowa.
Bibit penyakit ISPA berupa jasad renik ditularkan melalui udara.

Jasad renik yang ada di udara akanmasuk kedalam tubuh melalui saluran

pernapasan dan menimbulkan infeksi dan penyakit ISPA dapat pula

berasal dari penderita yang kebetulan mengandung bibit penyakit, baik

yang sedang jatuh sakit maupun karier.Jika jasad renikberasaldari tubuh

manusia, maka umumnya dikeluarkan melalui sekredi pernapasan yang

berupa saliva dan sputum.oleh karena salah satu penularaan melalui udara

yang tercemar dan masuk kedalam tubuh melalui saluran pernapasan maka

penyakit ISPA termasuk golongan penyakit Air bone disease.

Berdasarkan hasil pengolahan data tentang Hubungan Faktor Keluarga

Yang Menderita ISPA Dengan Kejadia ISPA Pada Balita Yang Di Rawat

Di Ruang Inap Rumah Sakit Syekh Yusuf Kabupaten Gowa. bahwa dari

15 responden, hubungan faktor Keluarga yang menderita ISPA baik

dengan Balita yang tidak menderita ISPA sebanyak 4 responden (26,7%).

Dan hubungan faktor Keluarga yang menderita ISPA baik dengan balita

yang menderita ISPA sebanyak 2 responden (13,3%). Di sebabkan karena

dari pihak keluarga responden tidak ada yang pernah menderita ISPA dan

keluarga responden juga mengetahui cara pencegahan supaya terhindar

dari penyakit ISPA. Sedangkan hubungan faktor Keluarga yang menderita

ISPA kurang dengan Balita yang tidak menderita ISPA sebanyak 2

responden (13,3%) dan hubungan faktor Keluarga yang menderita ISPA

kurang dengan balita yang menderita ISPA sebanyak 7 responden


43

(46,7%). Di sebabkan karena pihak keluarga banyak yang menderita ISPA

dan sudah sering pergi ke rumah sakit dan puskesmas untuk berobat terkait

dengan penyakit ISPA yang di derita.

Menurut asumsi peneliti dapat disimpulkan berdasarkan uji statistik

Chi-Square diperoleh hasil yang bermakna dimana nilai p= 0,085,oleh

karena p<α (0,085<0,05) maka, Ho ditolak dan Ha diterima yang yang

berarti terdapat ada Hubungan Faktor Keluarga Yang Menderita ISPA

Dengan Kejadia ISPA Pada Balita Yang Di Rawat Di Ruang Inap Rumah

Sakit Syekh Yusuf Kabupaten Gowa. Oleh sebab itu bahwa kondisi

lingkungan yang di sebabkan oleh keluarga kurang sehat akan

mempengaruhi derajat kesehatan seseorang. Salah satu penyakit yang

ditimbulkan oleh lingkungan yang kurang bersih adalah ISPA.menurut

WHO (2007;108),salah satu pencegahan ISPA dilakukan dengan menutup

mulut pada saat bersin untuk menghindari penyebaraan kuman melalui

udara , membuang dahak pada tempat yang seharusnya.

2. Hubungan Faktor ASI Ekslusif Dengan Kejadia ISPA Pada Balita


Yang Di Rawat Di Ruang Inap Rumah Sakit Syekh Yusuf Kabupaten
Gowa.
Air susu ibu (ASI) merupakan makanan yang paling cocok bagi

bayi serta mempunyai nilai gizi yang paling tinggi dibandingkan dengan

makanan yang dibuat manusia ataupun susu hewan seperti susu sapi

(Soeharjo, 2000;89).

Berdasarkan hasil pengolahan data tentang Hubungan Faktor ASI

Ekslusif Dengan Kejadia ISPA Pada Balita Yang Di Rawat Di Ruang Inap
44

Rumah Sakit Syekh Yusuf Kabupaten Gowa bahwa dari 15 responden,

hubungan faktor ASI Ekslusif baik dengan Balita yang tidak menderita

ISPA sebanyak 5 responden (33,3%). Dan hubungan faktor ASI Ekslusif

baik dengan balita yang menderita ISPA sebanyak 3 responden (20,0%).

Di sebabkan karena tidak adanya masalah pada saat menyusui dan ASI

yang keluar bersifat normal. Sedangkan hubungan faktor ASI Ekslusif

kurang dengan Balita yang tidak menderita ISPA sebanyak 1 responden

(6,7%) dan hubungan faktor ASI Ekslusif kurang dengan balita yang

menderita ISPA sebanyak 6 responden (40,0%).di sebabkan karena

minimnya ibu mengkonsumsi sayur-sayuran membuat produksi ASI tidak

lancar sehingga membahayakan kesehatan anak.

Menurut asumsi peneliti dapat disimpulkan berdasarkan uji

statistik Chi-Square diperoleh hasil yang bermakna dimana nilai p=

0,057,oleh karena p<α (0,057<0,05) maka, Ho ditolak dan Ha diterima

yang yang berarti terdapat ada hubungan Faktor ASI Ekslusif Dengan

Kejadia ISPA Pada Balita Yang Di Rawat Di Ruang Inap Rumah Sakit

Syekh Yusuf Kabupaten Gowa. Sebab pemberian ASI saja kepada Bayi

sampai umur 6 bulan tanpa memberikan makanan / cairan lain, Bayi yang

mendapat ASI Ekslusif lebih tahan terhadap ISPA (lebih jarang terserang

ISPA), karena dalam air susu ibu terdapat zat anti tehadap kuman

penyebab ISPA (Anonim, 2004;97)

3. Hubungan Faktor Status Imunisasi Dengan Kejadia ISPA Pada Balita


Yang Di Rawat Di Ruang Inap Rumah Sakit Syekh Yusuf Kabupaten
Gowa.
45

Imunisasi adalah pemberian kekebalan tubuh terhadap suatu

penyakit denganmemasukan sesuatu kedalam tubuh agar tahan terhadap

penyakit yang sedang mewabah atau berbahaya bagi seseorang. Imunisasi

berasal dari kata imun yang berarti kebal atau resisten.Imunisasi terhadap

suatu penyakit hanya akan memberikan kekebalan atau resitensi pada

penyakit itu saja, sehingga untuk terhindar dari penyakit lain diperlukan

imunisasi lainnya (Anonim 2008;85).

Berdasarkan hasil pengolahan data tentang Hubungan Faktor Status

Imunisasi Dengan Kejadia ISPA Pada Balita Yang Di Rawat Di Ruang

Inap Rumah Sakit Syekh Yusuf Kabupaten Gowa.bahwa dari 15

responden, hubungan faktor Status imunisasi lengkap dengan Balita yang

tidak menderita ISPA sebanyak 6 responden (40,0%). Dan hubungan

faktor ASI Status imunisasi lengkap dengan balita yang menderita ISPA

sebanyak 2 responden (13,3%).di sebabkan karena ibu sering membawa

anaknya di posyandu untuk memberi imunisasi lengkap agar supaya

sistem kekebalan tubuh anak kuat sehingga terhindari dari penyakit yang

berbahaya. Sedangkan hubungan faktor Status imunisasi tidak lengkap

dengan Balita yang tidak menderita ISPA sebanyak 0 responden (0,0%)

dan hubungan faktor Status imunisasi tidak lengkap dengan balita yang

menderita ISPA sebanyak 7 responden (46,7%). Di sebabkan karena

kurangnya informasi yang di dapat oleh ibu berkaitan dengan jadwal

pemberian imunisasi sehingga anak muah terserang penyakit.


46

Menurut asumsi peneliti dapat disimpulkan berdasarkan uji statistik

Chi-Square diperoleh hasil yang bermakna dimana nilai p= 0,057,oleh

karena p<α (0,057<0,05) maka, Ho ditolak dan Ha diterima yang yang

berarti terdapat ada Hubungan Faktor Status Imunisasi Dengan Kejadia

ISPA Pada Balita Yang Di Rawat Di Ruang Inap Rumah Sakit Syekh

Yusuf Kabupaten Gowa. Dalam hal ini bahwa sistem kekebalan tubuh

mereka masi belum sebaik orang dewasa, sehingga retan terhadap

serangan penyakit berbahaya.imunisasi tidak cukup hanya dilakukan satu

kali. Tetapi harus dilakukan secara bertahap dan lengkap terhadap berbagi

penyakit yang sangat membahayakan kesehatan dan hidup Anak.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN


47

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang Faktor Yang Berhubungan

Kejadian ISPA Pada Balita Yang Di Rawat Di Ruang Inap Rumah Sakit

Syekh Yusuf Kabupaten Gowa maka dapat di tarik kesimpulan sebagai

berikut:

1. Ada hubungan Faktor Keluarga Yang Menderita ISPA Dengan Kejadia

ISPA Pada Balita Yang Di Rawat Di Ruang Inap Rumah Sakit Syekh

Yusuf Kabupaten Gowa. .Dengan nilai P Value 0,085.

2. Ada hubungan Faktor Asi Esklusif Dengan Kejadia ISPA Pada Balita

Yang Di Rawat Di Ruang Inap Rumah Sakit Syekh Yusuf Kabupaten

Gowa. .Dengan nilai P Value 0,057.

3. Ada hubungan Faktor Status Imunisasi Dengan Kejadia ISPA Pada Balita

Yang Di Rawat Di Ruang Inap Rumah Sakit Syekh Yusuf Kabupaten

Gowa. .Dengan nilai P Value 0,003.

B. SARAN

1. Perlunya pemeritah meningkatkan usaha-usaha yang dapat menekan angka

kejadian ISPA Pada balita dengan memberi informasi tentang penularan

dan mencegahan penyakit ISPA

2. Petugas kesehatan setempat harus sering memantau keberadaan balita

yang terkena ISPA supaya cepat teratasi dan terhindar dari berbagai hal
47
yang tidak di inginkan.

3. Disarankan kepada peneliti selajutnya agar peneliti variabel yang lain,

yang belum diteliti, menambah jumlah sampel atau menggunakan disain


48

lain untuk meneliti tentang faktor yang berhubungan kejadian ISPA pada

balita

Anda mungkin juga menyukai