Herlidian Putri*
*Dosen Prodi D III Kebidanan STIKES dr. Soebandi Jember
ABSTRAK
Abortus adalah keluarnya janin sebelum mencapai viabilitas. Dimana masa gestasi belum
mencapai usia 22 minggu dan beratnya kurang dari 500gr. Salah satu jenis abortus adalah
abortus inkomplit. jumlah pasien abortus inkomplit di RSD Kalisat januari- februari 2014 yatu
146. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan umur, pendidikan, paritas dan penyakit
penyerta dengan terjadinya abortus inkomplet di Instalasi Rawat inap kebidanan RSD Kalisat
Jember tahun 2014. Penelitian ini menggunakan pendekatan retrospektif. Sampel pada penelitian
ini adalah ibu yang mengalami abortus inkomplit yang dirawat di ruang kebidananan RSD Kalisat
Jember tahun 2014 yang tercatat di rekam medikdengan sampel sebanyak 107. Analisis
menggunakan Chi-Square. Dari analisis hubungan umur dengan abortus inkomplit didapatkan
nilai signifikansi 0,004<0,05, hubungan pendidikan dengan abortus inkomplit nilai signifikansi
0,000<0,05, hubungan paritas dengan abortus inkomplit nilai signifikansi 0,000<0,05, hubungan
penyakit penyerta dengan abortus inkomplit nilai signifikansi 0,000<0,05, sehingga terdapat
hubungan antara umur dengan abortus inkomplit, pendidikan dengan abortus inkomplit, paritas
dengan abortus inkomplit, penyakit penyerta dengan abortus inkomplit di Instalasi Rawat Inap
Kebidanan RSD Kalisat Jember 2014. Diharapkan ibu memperhatikan pentingnya status umur,
pendidikan, paritas, penyakit penyerta pada saat hamil.
lingkungan, dan kelainan perkembangan . hubungan antara usia ibu dengan kejadian
Penyakit infeksi akut dapat menimbulkan abortus tetapi tidak didapatkan hubungan
gugurnya kehamilan hingga terjadi antara paritas dengan kejadian abortus,
abortus atau partus prematurus. Anemia pada penelitian tersebut hanya dibuktikan
yang diderita oleh ibu dapat menjadi bahwa paritas hanya sebagai faktor risiko
salah satu penyebab terjadinya abortus. saja.
Hal ini terjadi karena berkurangnya kadar Berdasarkan studi pendahuluan
hemoglobin (Hb) maka akan yang dilakukan penulis didapatkan
mempengaruhi sirkulasi jaringan pada jumlah kejadian abortus di RSD Kalisat
ibu dan bayi, dimana fungsi dari Jember yang terbanyak adalah abortus
hemoglobin adalah mengikat oksigen. inkomplit . jumlah pasien abortus
Kelainan endokrin pada ibu juga dapat inkomplit di RSD Kalisat januari-
menyebabkan abortus. Beberapa faktor februari 2014 yatu 146. Berdasarkan
yang merupakan penyebab terjadinya studi pendahuluan yang penyebab abortus
abortus adalah (Nugroho, 2010) Faktor inkomplit yang sering adalah dari faktor
usia ibu saat hamil dan jumlah kehamilan maternal, yaitu: umur, pendidikan,
(paritas) ikut berkontribusi dalam paritas, penyakit yang menyertai.
penyebab kejadian abortus. Frekuensi Berdasarkan uraian diatas maka peneliti
abortus yang secara klinis terdeteksi ingin menganalisa faktor ± faktor yang
meningkat dari 12% pada wanita berusia menyebabkan terjadinya abortus
kurang dari 20 tahun menjadi 26% pada inkomplit di RSD Kalisat Jember. Tujuan
mereka yang usianya lebih dari 40 tahun, penelitian ini adalah mengetahui
abortus juga sering terjadi pada wanita hubungan umur, pendidikan, paritas dan
berusia 30 tahun. Kejadian abortus sulit penyakit penyerta dengan terjadinya
diketahui karena sebagian besar tidak abortus inkomplet di Instalasi Rawat inap
dilaporkan dan banyak dilakukan atas kebidanan RSD Kalisat Jember tahun
permintaan, keguguran spontan 2014.
diperkirakan sebesar 10%- 15%. Faktor
imunologis yang dikaitkan dengan METODE PENELITIAN
kejadian abortus adalah faktor autoimun
(imunitas terhadap tubuh sendiri) dan Penelitian ini menggunakan
faktor aloimun (imunitas terhadap orang pendekatan retrospektif. Populasi pada
lain). (Manuaba, 2003) penelitian ini adalah seluruh ibu yang
Salah satu kategori dari abortus mengalami abortus inkompletus yang
spontan adalah abortus inkompletus. dirawat di RSD Kalisat Jember bulan
Abortus inkompletus adalah keluarnya Januari ± Desember 2014 sebanyak 146.
sebagian hasil konsepsi dan sebagian Sampel pada penelitian ini adalah ibu
lainnya (biasanya jaringan plasenta) yang mengalami abortus inkomplit yang
masih tertinggal di dalam rahim. dirawat di ruang kebidananan RSD
(Saifudin, 2006) Kalisat Jember tahun 2014 yang tercatat
Penelitian sebelumnya yang di rekam medik sebanyak 107 dengan
dilakukan oleh Marito Yani Panggabean proporsional random sampling.
di RS Haji Medan pada Januari 2008 ± Variabel bebas dalam penelitian
April 2010 menunjukkan bahwa tidak ada ini adalah umur, pendidikan, paritas,
hubungan antara usia ibu, paritas dan penyakit penyerta, dan variabel terikat
riwayat penyakit ibu dengan kejadian adalah abortus inkomplit. Analisis data
abortus inkompletus. Namun penelitian mencangkup univariat dan bivariat
yang dilakukan oleh Firman Gustina pada Analisis data mencakup analisis
RSUD Soreang Bandung tahun 2008- univariat dan analisis bivariat. Analisis
2010 didapatkan hasil bahwa terdapat Univariat data yang diperoleh dari hasil
pengumpulan data yang dapat disajikan
JURNAL KESEHATAN dr. SOEBANDI Vol. 3 No. 1 185
,µ µvP v huµŒU W v ] ]l vU W Œ]š •YYYYYXXYYYXYYYYXXYYYYXX, Œo] ] v WµšŒ]U , oX íôð - 191
kesehatan telah tersedia namun belum merupakan paritas paling aman ditinjau
tentu mereka mau menggunakannya. dari sudut kematian maternal dan
Selain itu pernyataan tersebut neonatal. Sedangkan paritas 1 dan >4
sesuai dengan pernyataan yang merupakan paritas yang memerlukan
dikemukakan Notoatmodjo (1993), yaitu suatu pengawasan kehamilan dan proses
tingkat pendidikan akan mempengaruhi persalinan yang memadai. Sesuai dengan
seseorang dalam bertingkah laku hidup pernyataan berdasarkan karakteristik
sehat, semakin tinggi tingkat pendidikan untuk ibu paritas yang tinggi juga
maka akan semakin baik dalam kemungkinan mempunyai riwayat
bertingkah laku hidup sehat, tetapi obstetri, seperti riwayat persalinan <
sebaliknya semakin rendah tingkat bulan, riwayat abortus atau primi tua.
pendidikan seseorang maka akan semakin Paritas tinggi kemungkinan yang lebih
kurang baik dalam bertingkah laku hidup besar terjadi gangguan involusi karena
sehat.Hal ini sesuai dengan hasil kontraksi uterus yang kurang maksimal.
penelitian bahwa responden yang Riwayat obstetri ini dapat meningkatkan
mengalami abortus tingkat pendidikannya angka kematian dan morbiditas ibu dan
yang pling banyak adalah pendidikan bayi (Rachmat, 2009).
dasar yaitu SD dan SMP. Hal ini sesuai dengan teori yang
dikemukakan oleh Cunningham et al
6.3 Hubungan paritas dengan (2009), bahwa resiko abortus semakin
Kejadian abortus inkomplit di meningkat dengan bertambahnya paritas.
Instalasi Rawat Inap Kebidanan Pada kehamilan, rahim ibu akan teregang
RSD Kalisat Jember 2014. oleh adanya janin dan bila terlalu sering
Paritas tinggi atau melahirkan, rahim akan semakin lemah
grandemultipara mempunyai komplikasi sehingga rentan dan beresiko untuk
persalinan yang tinggi, karena semakin terjadinya keguguran. Bila ibu telah
sering wanita mengalami persalinan, melahirkan 4 orang anak atau lebih, maka
terjadi penurunan fungsi reproduksi otot- harus waspada adanya gangguan
otot uterus lebih regang sehingga kehamilan, persalinan dan nifas. Pada
kontraksi uterus menjadi lemah dan penelitian lain yang dilakukan oleh
vaskularisasi akan berkurang atau terjadi Lukitasari (2010) di RS H.M Ryacudu
perubahan atrofi pada desidua akibat Kotabumi Lampun Utara menunjukkan
yang lalu sehingga akan merugikan adanya hubungan signifikan antara
kesehatan ibu dan perkembangan janin, frekuensi prsalinan dengan kejadian
lebih tinggi paritas, lebih tinggi kematian abortus.
maternal, resiko pada paritas tinggi dapat
dikurangi atau dicegah dengan keluarga 6.4 Hubungan penyakit penyerta
berencana. Sebagian kehamilan dapat dengan Kejadian abortus
dicegah dengan keluarga berencana. inkomplit di Instalasi Rawat Inap
Sebagian kehamilan pada paritas tinggi Kebidanan RSD Kalisat Jember
adalah tidak direncanakan. 2014.
(Wiknjosastro, 2002). Saat ibu sedang hamil kebutuhan
Berdasarkan paritas institute of akan oksigen dan zat-zat makananakan
medicine (1990) menyatakan bahwa ibu- bertambah, karena itu merupakan
ibu dengan paritas tinggi (melahirkan keperluan untuk janinnya yang harus
lebih dari 3x) cenderung mengalami dipenuhi melalui darah ibu. Status
komplikasi dalam kehamilan yang kesehatan ibu sebelum/ pada saat hamil
akhirnya berpengaruh pada hasil berpengaruh besar terhadap kemampuan
persalinan terutama juga pada nulipara ibu dalam menghadapi komplikasi. Status
yang berumur belasan tahun. Paritas 2-3 kesehatan meliputi: status gizi, penyakit