Analisa Data
1. Analisa Univariat
numerik digunakan nilai mean atau rata-rata, median dan standar deviasi.
diteliti.
Rumus:
x
P= ¿ x 100%
n
Keterangan:
P : Frekuensi
X : Jumlah yang didapat
N : Jumlah sampel
2. Analisis Bivariat
46
Analisis bivariat adalah analisis yang digunakan untuk mengetahui
hal ini uji yang cocok digunakan adalah uji kai kuadrat (Chi Square)
(Notoatmodjo, 2010).
BAB V
HASIL PENELITIAN
A. Hasil Penelitian
1. Analisis Univariat
Analisis univariat disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi atau jumlah proporsi
(43,3%) berumur >35 tahun, sebagian besar responden (73,3%) berjenis kelamin
perempuan, hampir setengah responden (46,7%) berpendidikan S1, dan hampir
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Supervisi Kepala Ruangan di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit
PMI Bogor
Supervisi Kepala Ruangan Frekuensi (f) Persentase (%)
Kurang 19 63,3
Baik 11 36,7
Total 30 100
supervisi kepala ruangan kurang baik sebanyak 19 orang (63,3%) dan responden yang
Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Pelaksanaan Timbang terima Dalam Komunikasi SBAR di
Ruang Rawat Inap Rumah Sakit PMI Bogor
Pelaksanaan Timbang terima
Frekuensi (f) Persentase (%)
Dalam Komunikasi SBAR
Kurang 18 60
Baik 12 40
Total 60 100
pelaksanaan timbang terima dalam komunikasi SBAR kurang baik sebanyak 18 orang
Komunikasi SBAR
Tabel 4.4.
Hubungan Supervisi Kepala Ruangan dengan Pelaksanaan Timbang terima Dalam
Komunikasi SBAR di Ruang Rawat Inap
Rumah Sakit PMI Bogor
Pelaksanaan Timbang
Supervisi terima Dalam
Total P-Value OR
Kepala Komunikasi SBAR
Ruangan Kurang Baik
F % F % N %
Kurang 15 78,9 4 21,1 19 100
Baik 3 27,3 8 72,7 11 100 0,017 10,000
Jumlah 18 60 12 40 30 100
Berdasarkan data yang terdapat pada Tabel 4.4, diketahui bahwa, dari 18
komunikasi SBAR sebanyak 78,9% mengatakan supervisi kepala ruangan kurang baik
dan 27,3% mengatakan supervisi kepala ruangan baik. Sedangkan dari 12 responden
dengan pelaksanaan timbang terima dengan komunikasi SBAR baik sebanyak 72,7%
Dari hasil analisis bivariat dengan menggunakan uji chi-square diperoleh nilai
p value = 0,017. Dimana nilai p value lebih kecil dari pada nilai α (0,017 < 0,05), yang
berarti bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara supervisi kepala ruangan
dengan pelaksanaan timbang terima dalam komunikasi SBAR di ruang rawat inap
Hasil analisis data diperoleh nilai OR (odds ratio) sebesar 10,000 yang berarti
bahwa, supervisi kepala ruangan yang kurang baik berpeluang 10 kali lebih besar
menyebabkan pelaksanaan timbang terima dalam komunikasi SBAR kurang baik pula