TINDAKAN
TIMAPKES FIKES UMM
UNTUK ANGGOTA
Buku Pedoman Tindakan. 1
TIM PENYUSUN BUKU PANDUAN TINDAKAN
TIMAPKES FIKES UMM
FARMAKOLOGI
Buku Pedoman Tindakan. 3
- OBAT – OBATAN
- PEMBACAAN RESEP OBAT
- PEMBUATAN ETIKET OBAT
- BIDANG FARMASI -
ACETAMINOFEN
FARMAKOLOGI : Kelompok obat analgesic – antipiretik;
menghambat kerja enzim siklooksigenase sehingga konversi
asam arakidonat menjadi PGG2 terganggu.
ACYCLOVIR
FARMAKOLOGI : Kelompok obat antiviral; menghambat
DNA polymerase sel hospes.
ALLOPURINOL
FARMAKOLOGI : Mengurangi aktivitas xanthine oksidase
yang merubah hypoxanthine dan xanthine menjadi asam urat.
Buku Pedoman Tindakan. 5
Dengan menghambat pembentukan asam urat, manifestasinya
terlihat dengan turunnya kadar asam urat dalam serum dan
turunnya ekskresi asam urat melalui ginjal.
AMINOPHYLLIN
FARMAKOLOGI : Golongan obat anti asma yang bekerja
pada otot polos jalan nafas dan pembuluh darah paru,
sehingga terjadi dilatasi serta merangsang kontraksi
diafragma.
AMOXICILLIN
FARMAKOLOGI : Kelompok obat antibiotika (derivate
penicillin).
ASAM MEFENAMAT
FARMAKOLOGI : Merupakan golongan obat analgesic,
NSAID yang bekerja dengan cara menghambat aksi siklo –
oksigenase yang berperan dalam biosintesa prostaglandin
(prostaglandin berperan dalam menghasilkan rasa sakit,
inflamasi).
ASAM SALISILAT
CAPTOPRIL
FARMAKOLOGI : Menghambat enzim konversi angiotensin
sehingga menurunkan angiotensin II yang berakibat
menurunnya pelepasan renin dan aldosteron.
CIMETIDINE
FARMAKOLOGI : Kelompok obat anti histamine H2;
menghambat kerja histamine untuk menghasilkan asam
lambung dengan menduduki reseptor H2 pada sel parietal
lambung.
CIPROFLOXACIN
FARMAKOLOGI : Kelompok obat antibiotik, menghambat
DNA girase.
DEKSTROMETORFAN
FARMAKOLOGI : Kelompok obat antitusif; meningkatkan
ambang rangsang batuk secara sentral.
DIGOKSIN
DIKLOFENAK
DIMENHIDRINAT
FARMAKOLOGI : Kelompok obat antihistamin; menempati
reseptor histamine secara reversible pada sel dan menghambat
kerja histamine pada target organ.
Buku Pedoman Tindakan. 14
INDIKASI : Dermatitis alergika, rhinitis, konjungtivitis,
mabuk perjalanan, batuk – pilek, gatal – gatal.
DOSIS : 50 mg / hari.
DOMPERIDONE
FARMAKOLOGI : kelompok obat antiemetic; bekerja pada
CTZ dab efek perifernya meningkatkan motilitas lambung
dengan menempati reseptor D gastrointestinal.
FAMOTIDINE
FARMAKOLOGI : Antagonis H2 reseptor histamine turunan
thiazole yang bekerja dengan cara menghambat sekresi asam
lambung basal dan noktural melalui penghambatan kompetitif
terhadap kerja histamine pada H2 reseptor histamine di sel –
sel parietal.
FUROSEMIDE
Buku Pedoman Tindakan. 16
FARMAKOLOGI : Kelompok obat diuretic kuat; mengurangi
reabsorbsi aktif NaCl dalam lumen tubuli ke dalam
intersitium pada ascending limb of henle.
GLIBENKLAMID
FARMAKOLOGI : Kelompok obat antidiabetes; bekerja
dengan merangsang hormone insulin di pankreas.
DOSIS : 1 – 2 x (5 – 20 mg / hari).
HIDROKORTISON
FARMAKOLOGI : Kelompok obat kortikosteroid;
mempengaruhi kecepatan sintesa protein dank arena efek
vasokonstriksinya.
IBUPROFEN
FARMAKOLOGI : Kelompok obat antireumatik NSAID;
menghambat kerja enzim siklooksigenase sehingga
mengganggu konversi asam arakidonat menjadi PGG2
KOTRIMOKSAZOL
DOSIS : 2 x 2 tablet/hari.
LOPERAMIDE
FARMAKOLOGI : Kelompok obat anti diare; bekerja secara
local pada ujung syaraf dinding usus besar dengan
menurunkan peristaltic sehingga memperbesar ambilan
cairan.
METAMPIRON
FARMAKOLOGI : Kelompok obat analgesic – antipiretik;
menghambat enzim siklooksigenase sehingga konversi asam
arakidonat menjadi PGG2 terganggu.
DOSIS :
METOKLOPRAMID
FARMAKOLOGI : Menstimulasi motilitas saluran GI bagian
atas dan mempercepat pengosongan lambung.
INDIKASI : antiemetik.
METRONIDAZOL
FARMAKOLOGI : Kelompok obat anti jamur; menyebabkan
strand – DNA terputus sehingga terjadi gangguan fungsi.
OMEPRAZOLE
FARMAKOLOGI : Kelompok obat antiulkus; bekerja dengan
menghambat sistem enzim ATPase H+/K+ pada permukaan
sel sekretori parietal lambung sehingga menurunkan sekresi
asam lambung.
OXYTETRASIKLIN
FARMAKOLOGI : Kelompok obat antibiotika; menghambat
sintesa protein bakteri dengan mengikat ribosom 30S.
PARACETAMOL
FARMAKOLOGI : Analgesik – antipyretic yang bekerjanya
menghambat sintesa prostaglandin, tetapi tidak mempunyai
efek anti inflamasi.
PIROXICAM
FARMAKOLOGI : Menghambat enzim siklooksigenase pada
biosintesa prostaglandin, penghambatan agregasi netrofil
dalam pembuluh darah, penghambatan migrasi PMN dan
monosit ke daerah inflamasi.
PREDNISOLON
FARMAKOLOGI : Kelompok obat kortikosteroid;
mempengaruhi kecepatan sintesis protein.
RANITIDIN
FARMAKOLOGI : Kelompok obat anti histamine H2;
menghambat kerja histamine untuk menghasilkan asam
lambung dengan menduduki reseptor H2 pada sel parietal.
PEMAKAIAN KHUSUS
Pada Anak-anak
1. Baringkanlah anak terlentang dengan kepala tegak
menghadap ke atas.
2. Suruhlah ia memejamkan mata.
3. Teteskan obat sesuai yang tertulis di etiket pada ujung mata
R/ Cefadroxil No. XV
s b dd I
R/ Codein 240 mg
Doveri 1,3 g
m f l a pulv dtd No. X
s t dd caps I 1
3 2
4 7
No.001 1 Tgl:22-12-12
2
Tn. Rizky (50 tahun)
3
5
4 Sehari 1 X 1 Bungkus/ Tablet/ Kapsul
Sebelum / Sedang / Sesudah Makan
KETERANGAN :
1. Nomer resep.
2. Tanggal pembuatan resep.
3. Pro = Nama pasien.
4. Cara pemakaian obat dapat ditambah keterangan
tertentu (pemakaian khusus).
Contoh: diminum 30 menit sebelum makan,
diminum pagi hari, vitamin, obat batuk, dll.
5. Paraf apoteker.
Dioleskan tipis-tipis pada bagian yang gatal 2 kali sehari setelah mandi
OBAT LUAR
- PEMERIKSAAN FISIK
- CHOOKING - RJP
- BLS (BASIC LIVE SUPPORT)
- BIDANG KEPERAWATAN –
PEMERIKSAAN FISIK
DEFINISI
PEMERIKSAAN NADI
o Persiapkan alat yang dibutuhkan, antara lain adalah: jam /
arloji dan alat pencatat.
o Cara kerja:
1. Persiapkan klien.
2. Komunikasikan kepada klien, kalau saudara akan
melakukan pemeriksaan denyut nadi.
3. Apabila klien bersedia dilakukan pemeriksaan,
lakukan sesuai dengan prosedure yang telah di
tetapkan.
4. Minta posisikan tangan klien dengan bagian dalam
lengan klien menghadap ke atas.
o Arteri radialis pada pergelangan tangan.
PEMERIKSAAN KEPALA
Mata.
1. Inspeksi keadaan bola mata, catat adanya kelainan: endo /
eksoptalmus.
2. Amati kelopak mata catat adanya kelainan: alis mata
rontok, lesi. Dengan palpasi catat adanya nyeri tekan dan
keadaan benjolan kelopak mata.
3. Tekan di bawah kelopak mata ke bawah, amati
konjungtiva dan catat adanya kelainan: anemia / pucat
(normal: tidak anemis).
4. Kemudian amati sclera, catat adanya kelaianan: ikterus
(wana kuning) adakan lesi atau benjolan (normal: putih).
5. Kemudian amati kornea, catat adanya kelainan :
kekeruhan (normal: hitam transparan dan jernih).
TELINGA
Tarik daun telinga ke belakang atas, amati lubang telinga luar,
catat adanya: lesi, serumen, dan cairan yang keluar.
PENGHITUNGAN GCS
Langkah evaluasi.
Evaluasi nadi “tanda – tanda sirkulasi” dan pernafasan
setiap 5 siklus RJP 30:2.
Jika nadi tidak teraba ( bila nadi sulit ditentukan dan tidak
didapatkan tanda – tanda sirkulasi, perlakukan sebagai
henti jantung), lanjutkan RJP 30:2.
Jika nadi teraba cek pernafasan.
Jika tidak ada nafas, lakukan bantuan nafas 8 – 10 x per
menit dengan hitungan satu ribu, dua ribu, tiga ribu,
empat ribu, lima ribu, tiup…!! Ulangi sampai 8 – 10 x
tiupan per menit.
Jika nadi dan nafas ada posisikan korban pada posisi
recovery.
Evaluasi “tanda – tanda sirkulasi” dan pernafasan tiap
beberapa menit.
Langkah 1
Memastikan korban tersedak, tanyakan “Apakah anda
tersedak?”.
Bila korban dapat batuk, mintalah dia batuk sekeras
mungkin agar benda asing dapat keluar dari jalan nafas.
Bila jalan nafas korban tersumbat, dia tidak dapat bicara,
bernafas maupun batuk. Wajahh korban kebiruan
(sianosis). Penolong harus segera melakukan langkah
berikutnya.
Penolong mengatakan “Pak / ibu saya anggota medis saya
bisa menolong anda, apakah anda bersedia?, tolong ikuti
instruksi yang saya berikan!”.
Langkah 2
Bila korban berdiri penolong berdiri dibelakang korban.
Mintalah untuk membuka kakinya selebar bahu. Bila
korban duduk penolong berlutut dan berada di belakang
korban.
Letakkan satu kaki penolong diantara kedua kaki korban
sebagai sanggahan jikalau korban tiba – tiba pingsan.
Langkah 3
Buku Pedoman Tindakan. 52
Lingkarkan lengan anda pada perut dan cari umbilicus
korban.
Letakkan dua jari diatas umbilicus.
Kepalkan tangan yang lain tempatkan sisi ibu jari kepalan
tangan pada dinding abdomen di atas dua jari tersebut
Minta korban untuk membungkuk dan genggam kepalan
tangan anda dengan tangan yang lain.
Lakukan hentakan ke dalam dan ke atas sebanyak 5 kali
hentakan.
Periksa bilamana benda asing keluar setiap 5 kali
hentakan.
Ulangi abdomen thrust sampai benda asing keluar atau
korban menjadi pingsan atau tidak sadar.
Langkah 1
Memastikan korban tersedak, tanyakan “Apakah anda
tersedak?”. Korban yang tersedak tidak mampu berbicara,
bernafas maupun batuk.
Langkah 2
Bila korban berdiri penolong berdiri dibelakang korban.
Mintalah untuk membuka kakinya selebar bahu. Bila
korban duduk penolong berlutut dan berada di belakang
korban
Buku Pedoman Tindakan. 53
Letakkan satu kaki penolong diantara kedua kaki korban
sebagai sanggahan jikalau korban tiba – tiba pingsan.
Langkah 3
Buatlah garis khayal dari medial kedua axial hingga ke
sternum atau sepertiga dari sternum.
Letakkan dua jari di atas PX (procesus xyphoideus).
Kepalkan tangan yang lain, tempatkan posisi ibu jari
kepalan tangan pada sternum diatas dua jari tersebut.
Mintalah korban untuk membungkuk dan genggam
kepalan anda dengan tangan yang lain.
Lakukan hentakan ke dalam sebanyak 5 kali hentakan.
Periksa bilamana benda asing keluar setiap 5 kali
hentakan.
Ulangi chest thrust sampai benda asing keluar atau korban
menjadi pingsan atau tidak sadar.
Langkah 1
Posisikan korban telentang di alas yang datar dan keras
dan segera aktifkan EMS dengan menghubungi ambulan
118.
Cari / pasang AED bila ada.
Langkah 2
Langkah 3
Bila nampak benda asing bersihkan dengan sapuan jari
(fingger sweep) .
Langkah 4
Evaluasi breathing (dengan 3M) bila tidak bernafas
berikan bantuan nafas, bila dada mengembang berarti
jalan nafas sudah bebas.
Langkah 5
Evaluasi nadi “tanda – tanda evaluasi” ketika jalan nafas
sudah bebas. Jika nadi tidak teraba (bila nadi sulit
ditemukan dan tidak di dapat tanda – tanda sirkulasi”,
perilakukan sebagai henti jantung), lanjutkan RJP 30:2.
Jika nadi teraba, periksa pernafasan.