Anda di halaman 1dari 56

BUKU PEDOMAN

TINDAKAN
TIMAPKES FIKES UMM

TIM MAHASISWA PEDULI KESEHATAN (TIMAPKES)


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

UNTUK ANGGOTA
Buku Pedoman Tindakan. 1
TIM PENYUSUN BUKU PANDUAN TINDAKAN
TIMAPKES FIKES UMM

Pembina : Mochtar Jamil, S.kep, Ns.


Dewan Penasehat : Jajaran Pengurus Timapkes Periode I.
Jajaran Pengurus Timapkes Periode II.
Ketua Timapkes : Nur Aini (2010).
Wakil : Azar Yoga.
Penulis Buku : - Fanny Wibowo.
- Dini Setya Praja.
- Dodik Ilyas.
Pencetak Buku : Devisi LITBANG TIMAPKES.
PERIODE I PERIODE II PERIODE III
o Lalu Salman o Rizky Andreansyah. o Nur Aini (2010).
o Angger. o Dodik Elis S. o Azar Yoga.
o Ana Fitriani. o Widianto Purnomo. o Titi.
o Ali. o Dini Setya Praja. o Nur Aini (2011).
o Yoga Yuarman. o Fanny Wibowo. o Laila.
o Alm. Azrofi. o Abd. Kodir J. o Hariz.
o Sandy Dewanto. o Mambaudin. A.R. o Kiki.
o Mudri. o Azizul Fathroni. o Andre Febri.
o Riza. o Eka Prasetya. A. N. o Diah Mega.
o Sigit. o Firna Fidusia. o Galuh.
o Imroatuz. o Eka Anisa. o Trisuma.
o Achmad Rifqi A. o Aprilfiana S.R. o Ilmi.
o Fuad Adhlan. o Dyah Ayu N. o Rahmat.
o Vivi. o Sabtiyani. o Tambahkan sendiri
o Fandy. o Wartiani. anggota yang
o Firdaus. o Arif Setyo Utomo. masih aktiv pada
o Rifki. o Farikh Afyudin. periode 3.
o Andika. o Rudi Mulyono.
o Rizal Widiadmoko. o Is Indra Puguh.
o Bayu Akbar. o Ahmad Sulhan.
o Affan. o Nurhayati.
o Brian Putra. o Norma Yulina.
o Izzatul Hayati. o Ike khairul Nisa.
o Irvelona. o Rahmad.
o Jumiati. o Sofia Unsiyah.
Buku Pedoman
o Widya. Tindakan.
o Ivan wahyu. 2
o Desi.
DAFTAR ISI

FARMAKOLOGI
Buku Pedoman Tindakan. 3
- OBAT – OBATAN
- PEMBACAAN RESEP OBAT
- PEMBUATAN ETIKET OBAT

- BIDANG FARMASI -
ACETAMINOFEN
FARMAKOLOGI : Kelompok obat analgesic – antipiretik;
menghambat kerja enzim siklooksigenase sehingga konversi
asam arakidonat menjadi PGG2 terganggu.

INDIKASI : Analgesik – antipiretik, demam reumatik akut.

Buku Pedoman Tindakan. 4


KONTRA INDIKASI : Penyakit hati dan ginjal, Diabetes
mellitus.

EFEK SAMPING : Reaksi alergi, anemia, mual, muntah.

DOSIS : 250 – 500 mg dengan aturan (3 x 1).

ACYCLOVIR
FARMAKOLOGI : Kelompok obat antiviral; menghambat
DNA polymerase sel hospes.

INDIKASI : Herpes simpleks tingkat I & II kronis dan


rekuren (herpes mukokutaneus); herpes genital primer dan
sekunder, herpes neonatorum.

KONTRA INDIKASI : Wanita hamil dan menyusui,


hipersensitivitas.

EFEK SAMPING : Mual, muntah, anoreksia, pusing,


amnesia.

DOSIS : oral : (herpes) 800 mg selama 7 – 10 hari.


Topical : dioleskan tipis 3 – 6 kali / hari.

ALLOPURINOL
FARMAKOLOGI : Mengurangi aktivitas xanthine oksidase
yang merubah hypoxanthine dan xanthine menjadi asam urat.
Buku Pedoman Tindakan. 5
Dengan menghambat pembentukan asam urat, manifestasinya
terlihat dengan turunnya kadar asam urat dalam serum dan
turunnya ekskresi asam urat melalui ginjal.

INDIKASI : Gout, kelebihan produksi asam urat.

KONTRA INDIKASI : Penyakit hati, supresi sumsum tulang,


wanita hamil dan menyusui, penderita hipersensitifitas
terhadap allopurinol.

EFEK SAMPING : Reaksi hipersensitifitas seperti reaksi


alergi pada kulit, gangguan pada gastrointestinal dan diare.

DOSIS : oral: 100 – 800 mg/hari

AMINOPHYLLIN
FARMAKOLOGI : Golongan obat anti asma yang bekerja
pada otot polos jalan nafas dan pembuluh darah paru,
sehingga terjadi dilatasi serta merangsang kontraksi
diafragma.

INDIKASI : Asma ringan – berat, sesak nafas karena


bronchitis kronis, emfisema mencegah kelahiran premature.

Buku Pedoman Tindakan. 6


KONTRA INDIKASI : Hipersensitifitas, ulkus peptikum, dan
kejang. Hati – hati pada penderita dengan gangguan fungsi
hati, ginjal dan jantung.

EFEK SAMPING : Sakit kepala, pusing, gugup, insomnia,


mual, muntah, nyeri epigastrium.

DOSIS : Awal  100 mg/hari dapat ditingkatkan sampai


dengan 200 mg sesuai kebutuhan.

AMOXICILLIN
FARMAKOLOGI : Kelompok obat antibiotika (derivate
penicillin).

INDIKASI : infeksi yang disebabkan strain – strain bakteri


yang peka: - infeksi kulit dan jaringan lunak 
Staphylococcus bukan penghasil penisilinase, Streptococcus,
E.coli. – infeksi saluran pernafasan  H. Influenzae
Streptococcus, S.Pneumoniae Staphylococcus bukan
penghasil penisiline, E.coli – infeksi saluran genitourinary 
E.coli, P. mirabilis dan S. faecalis. – Gonore  N.
gonorrhaeae (bukan penghasil penisilinase).

KONTRA INDIKASI : Hipersensitivitas. Hati – hati pada


penderita gagal ginjal.

EFEK SAMPING : Reaksi kepekaan seperti erythematosus


maculopapular rashes, urtikaria, serum sickness; gangguan

Buku Pedoman Tindakan. 7


saluran pencernaan seperti mual, muntah, diare, reaksi –
reaksi hematological.

DOSIS : Dewasa dan anak >20 Kg : 250 – 500mg tiap 6 jam,


anak<20 Kg : 20 – 40 mg/kgBB/hari.

ASAM MEFENAMAT
FARMAKOLOGI : Merupakan golongan obat analgesic,
NSAID yang bekerja dengan cara menghambat aksi siklo –
oksigenase yang berperan dalam biosintesa prostaglandin
(prostaglandin berperan dalam menghasilkan rasa sakit,
inflamasi).

INDIKASI : Untuk nyeri ringan seperti nyeri otot, trauma,


sakit gigi, sakit kepala.

KONTRA INDIKASI : Hipersensitivitas, tukak lambung,


radang saluran cerna, gangguan fungsi ginjal, penderita asma.

EFEK SAMPING : Gangguan saluran pencernaan, mual,


muntah, diare, perdarahan lambung, kelainan kulit, dpat
menimbulkan reaksi hipersensitivitas lain seperti asma,
anemia hemolitik.

DOSIS : 250 – 500 mg dengan aturan (3 x 1).

ASAM SALISILAT

Buku Pedoman Tindakan. 8


FARMAKOLOGI : Analgesik – antipiretik; menghambat
enzim siklo – oksigenase sehingga konversi asam arakidonat
menjadi PGG2 terganggu.

INDIKASI : Analgesik – antipiretik, demam reumatik,


mencegah thrombus koroner.

KONTRA INDIKASI : Ulkus peptikum, gagal hati dan ginjal,


wanita hamil.

EFEK SAMPING : Mual, muntah, anemia sekunder.

DOSIS : Dewasa  4 – 6 x (325 – 650 mg/hari), anak  4 –


6 x (15 – 20 mg/hari).

CAPTOPRIL
FARMAKOLOGI : Menghambat enzim konversi angiotensin
sehingga menurunkan angiotensin II yang berakibat
menurunnya pelepasan renin dan aldosteron.

INDIKASI : Untuk pengobatan hipertensi sedang dan berat


yang tidak dapat diatasi dengan pengobatan kombinas lain:
payah jantung yang tidak cukup responsive atau tidak dapat
dikontrol dengan diuretic dan digitalis.

Buku Pedoman Tindakan. 9


KONTRA INDIKASI : Hipersensitivitas, hati – hati pada
pnderita dengan riwayat angioedema dan wanita menyusui.

EFEK SAMPING : Batuk, kulit kemerahan, konstipasi,


hipotensi, dyspepsia, pandangan rabun, mialgia.

DOSIS : 2 – 3 x (25 mg/hari).

CIMETIDINE
FARMAKOLOGI : Kelompok obat anti histamine H2;
menghambat kerja histamine untuk menghasilkan asam
lambung dengan menduduki reseptor H2 pada sel parietal
lambung.

INDIKASI : Ulkus peptikum, refluks esofagitis, sindrom


Zollinger – Ellison, mastositosis, adenoma endokrin multiple.

KONTRA INDIKASI : Wanita menyusui, hipersensitivitas.

EFEK SAMPING : Sakit kepala, diare, ginekomastia, rekasi


alergi dan hipersensitivitas artralgia.

DOSIS : 4x (300 mg/hari).

CIPROFLOXACIN
FARMAKOLOGI : Kelompok obat antibiotik, menghambat
DNA girase.

Buku Pedoman Tindakan. 10


INDIKASI : Infeksi saluran nafas bawah, kulit, tulang dan
saluran kemih yang disebabkan oleh E.Coli, Kl. Pneumonia,
Enterobacter, Pr. Mirabilis, Ps. Aeruginosa, H. Influenza, S.
Pneumonia, providensia, S. Aureus dan Epidermidis.

KONTRA INDIKASI : Hipersensitivitas. Hati – hati


pemberian pada anak – anak, wanita hamil dan menyusui,
gagal ginjal yang terkena colitis pseudomembranosa ditandai
dengan diare.

EFEK SAMPING : Disfagia, pusing, insomnia, pandangan


kabur dan palpitasi.

DOSIS : Infeksi saluran kemih  2 x 250 mg/hari, infeksi


saluran nafas, kulit, tulang  2 x 500 mg/hari.

DEKSTROMETORFAN
FARMAKOLOGI : Kelompok obat antitusif; meningkatkan
ambang rangsang batuk secara sentral.

INDIKASI : Batuk kronis dan akut.

KONTRA INDIKASI : Hipertensi berat, penyakit arteri


koroner, wanita hamil, hipersensitivitas.

EFEK SAMPING : Mual, pusing, depresi pernafasan.

DOSIS : Dewasa  4 x 30 mg/hari, anak  1 mg/KgBB/hari


dibagi 3 – 4 dosis.

Buku Pedoman Tindakan. 11


DEXAMETHASONE
FARMAKOLOGI : Kelompok obat kortikosteroid; tidak
diketahui secara jelas, diduga karena efek vasokonstriksi,
mempengaruhi sensitivitas reseptor terhadap bahan iritan dan
mempengaruhi kecepatan sintesa protein.

INDIKASI : Syok, insufisiensi adrenal akut atau kronis,


arthritis, reumatik jantung, nefrotik syndrome, penyakit
kolagen, asma bronchial, rhinitis alergika, radang mata atau
telinga, alergi kulit.

KONTRA INDIKASI : Infeksi jamur sistemik, wanita hamil


dan menyusui.

EFEK SAMPING : Pengobatan yang berkepanjangan dapat


mengakibatkan efek katabolic steroid seperti kehabisan
protein, osteoporosis dan penghambatan pertumbuhan anak,
penimbunan garam, air dan kehilangan potassium jarang
terjadi bila dibandingkan dengan beberapa glucocorticoid
lainnya.

DOSIS : Dewasa  oral : 0,5 mg – 10 mg/hari (rata – rata 1,5


– 3 mg / hari), anak  0,08 mg – 0,3 mg/KgBB/hari dibagi
dalam 3 atau 4 dosis.

DIGOKSIN

Buku Pedoman Tindakan. 12


FARMAKOLOGI : Meningkatkan kontraktilitas otot jantung;
melepaskan cadangan ion Ca dari reticulum sarkoplasmik;
efek langsung pada serabut purkinye, nodus AV dan SA;
mempengaruhi aktivitas saraf otonom dan sensitivitas jantung
terhadap neurotransmitter saraf tersebut.

INDIKASI : Untuk payah jantung kongestif, fibrilasi atau


flutter atrium, takikardia paroksimal.

KONTRA INDIKASI : Blok AV tk. 2 dan blok AV total,


sindrom Wolf – Parkinson White, MCI, fibrilasi ventrikel,
hipersensitivitas terhadap digoksin dan penderita dengan
riwayat intoleransi terhadap preparat digitalis.

EFEK SAMPING : Mual, rasa lelah, gangguan penglihatan,


bingung, gangguan denyut jantung.

DOSIS : Digitalis rata – rata 3 – 6 tablet / hari dalam dosis


terbagi untuk digitalis cepat dimulai 2 – 3 tablet diikuti 1 – 2
tablet tiap 6 – 8 jam sampai tercapai digitalis penuh; untuk
digitalis lambat dan dosis penunjang ½ - 2 tablet per hari (1/2
– 1 tablet pada usia lanjut) tergantung BB dan kecepatan
bersihan kreatinin; dosis dikurangi pada Px dengan gangguan
fungsi ginjal ; anak – anak < 10 th ; 0,025 mg / KgBB sehari
dalam dosis tunggal atau terbagi.

DIKLOFENAK

Buku Pedoman Tindakan. 13


FARMAKOLOGI : Analgesik anti inflamasi non steroid;
menghambat enzim siklooksigenase sehingga konversi asam
arakidonat menjadi PGG2 terganggu.

INDIKASI : Pengobatan akut dan kronis rheumatoid arthritis,


osteoarthritis, dan ankilosing spondilitis.

KONTRA INDIKASI : Penyakit ginjal dan hati, ulkus


peptikum, wanita hamil, anak – anak, penderita yang
hipersensitivitas terhadap diklofenak atau yang menderita
asma, urtikaria atau alergi pada pemberian aspirin atau
NSAIA lain.

EFEK SAMPING : Efek samping yang umum terjadi adalah


nyeri atau kram perut, sakit kepala, retensi cairan, diare,
nausea, konstipasi, flatulen, kelainan pada uji hati, indigesti,
tukak lambung, pusing, ruam, pruritis dan tinnitus. Peninggian
enzim – enzim aminotransferase (SGOT, SGPT) hepatits;
gangguan hematologi.

DOSIS : Osteoatritis  2 – 3 x sehari 50 mg atau 2 x sehari


75 mg; Reumatoid arthritis  3 – 4 x sehari 50 mg atau 2 x
sehari 75 mg; ankilosing spondilitis  4 x sehari 25 mg, di
tambah 25 mg menjelang tidur.

DIMENHIDRINAT
FARMAKOLOGI : Kelompok obat antihistamin; menempati
reseptor histamine secara reversible pada sel dan menghambat
kerja histamine pada target organ.
Buku Pedoman Tindakan. 14
INDIKASI : Dermatitis alergika, rhinitis, konjungtivitis,
mabuk perjalanan, batuk – pilek, gatal – gatal.

KONTRA INDIKASI : Asma, wanita hamil dan menyusui,


bayi premature dan neonates.

EFEK SAMPING : Mengantuk, mual, pusing, hipotensi,


nyeri epigastrium

DOSIS : 50 mg / hari.

DOMPERIDONE
FARMAKOLOGI : kelompok obat antiemetic; bekerja pada
CTZ dab efek perifernya meningkatkan motilitas lambung
dengan menempati reseptor D gastrointestinal.

INDIKASI : Refluk gastroesofagitis, mual, muntah yang


disebabkan dismenorea, migren, trauma kapitis, tindakan
hemodialisa, statis lambung.

KONTRA INDIKASI : Depresi SSP, hipersensitivitas, Hati –


hati pada penderita dengan riwayat hati.

EFEK SAMPING : Pembesaran payudara, galaktore.

Buku Pedoman Tindakan. 15


DOSIS : Dewasa  3 – 4 x (20 – 40 mg/hari), anak  3 x 0,5
mg/KgBB/hari.

FAMOTIDINE
FARMAKOLOGI : Antagonis H2 reseptor histamine turunan
thiazole yang bekerja dengan cara menghambat sekresi asam
lambung basal dan noktural melalui penghambatan kompetitif
terhadap kerja histamine pada H2 reseptor histamine di sel –
sel parietal.

INDIKASI : Ulkus peptikum, syndrome zollinger – Ellison,


mastositosis sitemik, adenoma kelenjar endokrin.

KONTRA INDIKASI : Wanita hamil dan menyusui penderita


yang hipersensitivitas terhadap famotidine.

EFEK SAMPING : Kadang – kadang dapat terjadi demam,


erupsi kulit, pembengkakan pada kelopak mata akibat reaksi
alergi. Hipersensitivitas, perdarahan atau memar, denyut
jantung menjadi lebih cepat, thrombocytopenia, arthralgia.
Efek samping lain yang pernah dilaporkan adalah sakit
kepala, pusing, konstipasi, diare dan mual.

DOSIS : 40 mg / hari dilanjutkan dosis pemeliharaan 20 mg /


hari.

FUROSEMIDE
Buku Pedoman Tindakan. 16
FARMAKOLOGI : Kelompok obat diuretic kuat; mengurangi
reabsorbsi aktif NaCl dalam lumen tubuli ke dalam
intersitium pada ascending limb of henle.

INDIKASI :Edema paru akut, edema yang disebabkan


penyakit jantung kongesti, serosis hepatis, nefrotik syndrome,
hipertnesi.

KONTRA INDIKASI : Wanita hamil dan menyusui.

EFEK SAMPING : Pusing, lesu, kaku otot, hipotensi, mual,


diare.

DOSIS : Dewasa  40 mg / hari, anak  2 – 6


mg/KgBB/hari.

GLIBENKLAMID
FARMAKOLOGI : Kelompok obat antidiabetes; bekerja
dengan merangsang hormone insulin di pankreas.

INDIKASI : Diabetes mellitus.

KONTRA INDIKASI : Wanita penderita DM yang sedang


hamil, penderita glukosuria renal nondiabetes,
hipersensitivitas.

EFEK SAMPING : Mual, muntah, sakit perut, vertigo,


bingung, ataksia, reaksi alergi.

DOSIS : 1 – 2 x (5 – 20 mg / hari).

Buku Pedoman Tindakan. 17


HALOPERIDOL
FARMAKOLOGI : Kelompok obat antipsikotik; diduga
menghambat reseptor dopamine pada mesokortikal
mesolimbik otak depan, nigrostriatal, sel mamotrofi hipofise
anterior.

INDIKASI : Skizofrenia, paranoid, retardasi mental, gejala


putus alcohol, antiemetic, anak hiperaktif.

KONTRA INDIKASI : Depresi SSP, koma, penyakit


Parkinson, wanita hamil dan menyusui, hati – hati pada
penderita dengan gangguan fungsi hati.

EFEK SAMPING : Reaksi ekstrapiramidal, distonia akut,


hipotensi.

DOSIS : Skizofrenia kronis  dewasa dan anak > 12 th : 6 –


15 mg/hari dibagi beberapa dosis.

HIDROKORTISON
FARMAKOLOGI : Kelompok obat kortikosteroid;
mempengaruhi kecepatan sintesa protein dank arena efek
vasokonstriksinya.

INDIKASI : Syok, radang pada kulit, mata dan telinga; asma


bronchial, rheumatoid arthritis pirai.

Buku Pedoman Tindakan. 18


KONTRA INDIKASI : Infeksi jamur sistemik, wanita hamil
dan menyusui, hipersensitivitas.

EFEK SAMPING : Demam, mual, artralgia, malaise, rasa


terbakar, gatal, hipopigmentasi, miliaria.

DOSIS : Rektal  2 x 1 supositoria.hari (pagi dan malam);


salep / krim  2 x pemberian / hari; rheumatoid arthritis 
25 mg (tergantung luas kerusakan).

IBUPROFEN
FARMAKOLOGI : Kelompok obat antireumatik NSAID;
menghambat kerja enzim siklooksigenase sehingga
mengganggu konversi asam arakidonat menjadi PGG2

INDIKASI : Nyeri pasca operasi (cabut gigi, episiotomy),


dismenorhea, sakit kepala, demam, rheumatoid arthritis,
osteoarthritis, spondilitis ankilosa.

KONTRA INDIKASI : Ulkus peptikum, penyakit hati dan


ginjal, wanita hamil dan menyusui, penderita dengan polip
nasal, hipersensitivitas terhadap aspirin atau NSAID lainnya.

Buku Pedoman Tindakan. 19


EFEK SAMPING : Gangguan pencernaan, sakit kepala,
mual, muntah, konstipasi, diare, eritemia, urtikaria rashes,
prurotis.

DOSIS : Dewasa  dosis sehari 1,2 – 2,4 gram, anak  20


mg/KgBB/hari, untuk anak dengan BB< 30Kg  maksimum
500 mg/hari.

ISOSORBID DINITRAT (ISDN)


FARMAKOLOGI : Kelompok obat antiangina; mengurangi
kebutuhan oksigen jantung dengan menurunkan tekanan
pompa jantung serta meningkatkan suplai oksigen miokard
melalui dilatasi arteri dan aliran darah.

INDIKASI : Angina pectoris, gagal jantung kongestif.

KONTRA INDIKASI : Hipersensitivitas terhadap ISDN.

EFEK SAMPING : Nyeri kepala, mual, muntah, takikardia,


pusing, hipotensi, palpitasi.

DOSIS : Sublingual  5 – 10mg/hari; oral  4x (10 – 30


mg/hari).

KOTRIMOKSAZOL

Buku Pedoman Tindakan. 20


FARMAKOLOGI : Kelompok obat antibiotika kombinasi;
bekerja mempengaruhi sintesa tetrahidrofolat
mikroorganisme.

INDIKASI : Infeksi saluran kemih nonkomplikasi, infeksi


saluran nafas yang disebabkan H. Influenza, S. Pneumonia,
infeksi saluran cerna yang disebabkan salmonella,
pneumosistis karinii, infeksi nokardia, gonokokus.

KONTRA INDIKASI : Wanita hamil trimester akhir dan


menyusui, anak < dari 2 tahun, hipersensitivitas.

EFEK SAMPING : Leukopenia, mual, muntah, glositis,


stomatitis, sakit kepala, halusinasi.

DOSIS : 2 x 2 tablet/hari.

LOPERAMIDE
FARMAKOLOGI : Kelompok obat anti diare; bekerja secara
local pada ujung syaraf dinding usus besar dengan
menurunkan peristaltic sehingga memperbesar ambilan
cairan.

INDIKASI : Diare, kolostomi.

KONTRA INDIKASI : Wanita hamil dan menyusui, anak


kurang dari 12 tahun.

Buku Pedoman Tindakan. 21


EFEK SAMPING : Konstipasi rebound, mual, muntah, nyeri
perut, cegukan, kulit kemerahan.

DOSIS : Diare berat  4mg/hari.

METAMPIRON
FARMAKOLOGI : Kelompok obat analgesic – antipiretik;
menghambat enzim siklooksigenase sehingga konversi asam
arakidonat menjadi PGG2 terganggu.

INDIKASI : Demam, sakit kepala, periartritis nodosa.

KONTRA INDIKASI : Penyakit kelainan darah (defesiensi


G6PD), ulkus peptikum, gangguan fungsi hati dan ginjal.

EFEK SAMPING : Mual, muntah, agranulositosis.

DOSIS :

METOKLOPRAMID
FARMAKOLOGI : Menstimulasi motilitas saluran GI bagian
atas dan mempercepat pengosongan lambung.

INDIKASI : antiemetik.

KONTRA INDIKASI : gangguan fungsi hati, ginjal.

EFEK SAMPING : Sakit kepala, pusing, kelemahan, diare,


konstipasi, mulut kering.

Buku Pedoman Tindakan. 22


DOSIS : Dewasa  oral  0,5 mg/KgBB/hari dibagi 4 dosis.

METRONIDAZOL
FARMAKOLOGI : Kelompok obat anti jamur; menyebabkan
strand – DNA terputus sehingga terjadi gangguan fungsi.

INDIKASI :Trikomonas vaginalis, entamoeba hystolitica,


infeksi anaerob yang disebabkan B. fragilis, klostrodium,
peptokokus.

KONTRA INDIKASI : Wanita hamil trimester I,


hipersensitivitas.

EFEK SAMPING : Lidah rasa metalik, neuropati perifer,


bingung, kejang, menurunkan libido.

DOSIS : Trikomonas vaginalis  dosis tunggal 2 gram atau


terbagi atau 3 x 250 mg/hari selama 7 hari; anaerob  dewasa
: 3 x 750 mg/hari selama 5 – 10 hari infeksi bakteri anaerob
 4 x 7,5 mg/KgBB/hari.

OMEPRAZOLE
FARMAKOLOGI : Kelompok obat antiulkus; bekerja dengan
menghambat sistem enzim ATPase H+/K+ pada permukaan
sel sekretori parietal lambung sehingga menurunkan sekresi
asam lambung.

Buku Pedoman Tindakan. 23


INDIKASI : Ulkus gastroduodenal, refluks esofagitis,
penyakit zollinger Ellison, adenoma endokrin multiple,
mastositosis sistemik.

KONTRA INDIKASI : Hipersensitivitas, wanita hamil dan


menyusui, hati – hati pemberian pada penderita penyakit hati.

EFEK SAMPING : Mual, muntah, sakit kepala, nyeri perut,


sendawa, dyspepsia.

DOSIS : Dewasa  20 mg/hari, selama 4 – 8 minggu.

OXYTETRASIKLIN
FARMAKOLOGI : Kelompok obat antibiotika; menghambat
sintesa protein bakteri dengan mengikat ribosom 30S.

INDIKASI : Infeksi yang disebabkan riketsia, mikoplasma


pneumonia, psitakosis, streptococcus pneumonia.

KONTRA INDIKASI : Wanita hamil, keratitis herpes


simpleks, hipersensitivitas, hati – hati pada penderita dengan
gangguan fungsi ginjal.

EFEK SAMPING : Anoreksia, mual – muntah, diare, kulit


kemerahan, nefrotoksik, bakterokolitis.

Buku Pedoman Tindakan. 24


DOSIS : Dewasa  250 mg/hari atau 3 x 100 mg/hari.

PARACETAMOL
FARMAKOLOGI : Analgesik – antipyretic yang bekerjanya
menghambat sintesa prostaglandin, tetapi tidak mempunyai
efek anti inflamasi.

INDIKASI : Analgesik – antipiretik, menurunkan panas /


demam, nyeri, sakit kepala, sakit gigi.

KONTRA INDIKASI : Penderita hipersensitifitas terhadap


acetaminophen, penderita penyakit liver.

EFEK SAMPING : Skin rash atau reaksi lain, pada


penggunaan dosis besar dapat menyebabkan gangguan fungsi
liver.

DOSIS : Tablet / kaplet : dewasa  sehari 3 – 4 kali, 1 – 2


tablet, anak  kurang dari 6 tahun, sehari 3 – 4 (1/2 – 1
tablet).

PIROXICAM
FARMAKOLOGI : Menghambat enzim siklooksigenase pada
biosintesa prostaglandin, penghambatan agregasi netrofil
dalam pembuluh darah, penghambatan migrasi PMN dan
monosit ke daerah inflamasi.

Buku Pedoman Tindakan. 25


INDIKASI : Osteoatritis, ankilosing spondilitis, gangguan
musculoskeletal akut dan goat akut.

KONTRA INDIKASI : Penderita asma yang mempunyai


riwayat tukak lambung, perforasi atau perdarahan lambung;
hipersensitifitas, bronkospasme.

EFEK SAMPING : Keluhan GI, misalnya epigastrik distress,


nausea, gangguan abdominal atau nyeri, konstipasi, diare, dan
flatulen, kadang – kadang terjadi edema, pusing, sakit kepala,
ruam kulit.

DOSIS : Dewasa  dosis awal 20 mg dalam dosis tunggal;


gout akut  40 mg/hari selama 2 hari dosis tunggal / terbagi
selama 4 – 6 hari; gangguan musculoskeletal akut  40
mg/hari selama 2 hari dosis tunggal atau terbagi, selanjutnya
20 mg sehari selama 7 – 14 hari.

PREDNISOLON
FARMAKOLOGI : Kelompok obat kortikosteroid;
mempengaruhi kecepatan sintesis protein.

INDIKASI : Insufisiensi adrenal, nefrotik sindrom, penyakit


kolagen, asma bronchial, penyakit jantung rematik, leukemia
limfositik, limfoma, edema serebral, konjungtifitis alergika,
otritis eksterna, penyakit kulit.

KONTRA INDIKASI : infeksi jamur sistemik,


hipersensitifitas. Hati – hati pemberian pada penderita colitis

Buku Pedoman Tindakan. 26


ulseratif, insufisiensi ginjal, hipertensi, infeksi piogenik,
miastenia gravis.

EFEK SAMPING : Mual, penurunan berat badan, jerawat,


lemah, menipisnya tulang, retensi cairan, ulkus peptikum,
bingung.

DOSIS : Suspensi  dosis rata – rata 5 – 60 mg/hari.

RANITIDIN
FARMAKOLOGI : Kelompok obat anti histamine H2;
menghambat kerja histamine untuk menghasilkan asam
lambung dengan menduduki reseptor H2 pada sel parietal.

INDIKASI : Ulkus peptikum, refluks esofagitis.

KONTRA INDIKASI : Hati – hati pemberian pada wanita


hamil dan menyusui, hipersensitivitas.

EFEK SAMPING : Sakit kepala, reaksi alergi, mual, muntah,


pusing, lesu, diare, konstipasi.

DOSIS : 300 mg/hari pada malam hari atau 2 x 50 mg/hari.

Buku Pedoman Tindakan. 27


SALBUTAMOL
FARMAKOLOGI : Kelompok obat anti asma (beta 2 agonis);
bekerja secara langsung pada reseptor sel otot polos
bronkiolus dan uterus sehingga menyebabkan dilatasi.

INDIKASI : Asma, sesak nafas yang disebabkan bronchitis


kronis, emfisema, mencegah kehamilan premature.

KONTRA INDIKASI : Hipersensitivitas, hati – hati pada


penderita dengan hipertensi, gangguan arteri koroner,
diabetes, gangguan aritmia.

EFEK SAMPING : Sakit kepala, mual, muntah, iritasi


kerongkongan, epistaksis, tremor

DOSIS : Dewasa dan anak > 12 tahun: dosis awal  3 – 4 x


(2 – 4 mg.hari), anak < 12 tahun  3 – 4 x (2 mg/hari).

Buku Pedoman Tindakan. 28


LAMPIRAN

PEMAKAIAN KHUSUS

1. Antasida  Diminum, dikunyah dahulu 15 - 30 menit


sebelum makan.

2. Ampicilin  diminum sebelum makan.

3. Amoxcixillin  diminum sebelum atau sesudah makan.

4. Captopril  Diminum 1 jam sebelum atau 2 jam sesudah


makan.

5. Glibenklamid  diminum sebelum atau saat makan pada


pagi hari.

Buku Pedoman Tindakan. 29


6. Hidroklortiazid  diminum satu kali sehari saat pagi hari
setelah makan.

7. Allupurinol  Diminum setelah makan.

8. Simvazstatin  diminum saat malam hari.

9. Penggunaan NSAID  setelah makan (karena


mengiritasi lambung).

CARA PENGGUNAAN AEROSOL

1. Lepaskan penutup aerosol.


2. Pegang tabung obat di antara ibu
jari dan jari telunjuk kemudian
kocok (Lihat gambar).
3. Hembuskan udara sebanyak mungkin. Semakin
banyak udara yang dihembuskan,
semakin dalam obat dapat dihirup.
4. Letakkan mulut aerosol di antara
kedua bibir, katupkan kedua bibir
kuat-kuat.

Buku Pedoman Tindakan. 30


5. Hirup napas secara perlahan. Pada saat bernapas,
tekan aerosol (lihat gambar). Lanjutkan bernapas
selambat dan sedalam mungkin.
6. Tahan nafas selama kurang lebih 10 detik agar obat
dapat bekerja.
7. Keluarkan nafas secara perlahan.
8. Kumur setelah pemakaian dan bersihkan mulut
aerosol dengan air hangat.
CARA PENGGUNAAN OXYCAN :

1. Buka tutup kecil (1) bagian atas kaleng.


2. Lepaskan penutup (2) dan letakkan pada kepala kaleng (3)
sebagai masker.
3. Tutup hidung dengan masker.
4. Tekan kepala kaleng (3) dan hirup dalam – dalam selama 2
detik.
5. Ulangi 5 samapi 10 kali atau sesuai kebutuhan.

CARA PENGGUNAAN TETES MATA


Buku Pedoman Tindakan. 31
Pada Dewasa
1. Cucilah tangan anda.
2. Jangan memegang mulut botol atau
ujung penetes.
3. Melihatlah ke arah atas.
4. Tariklah pelupuk mata bawah ke bawah sehingga
membentuk “kantung” (lihat gambar 1).
5. Peganglah penetes sedekat mungkin dengan “kantung”
tanpa menyentuh mata atau “kantung” tersebut.
6. Teteskan obat sejumlah yang tertulis di etiket.
7. Pejamkan mata selama 2 menit. Jangan memejamkan mata
terlalu rapat atau berkedip terlalu sering.
8. Cairan obat yang berlebih bisa dihilangkan dengan tissue.
9. Jika anda menggunakan lebih dari satu macam tetes mata,
tunggulah paling sedikit 5 menit sebelum meneteskan obat
yang lainnya.
10. Obat tetes mata dapat menimbulkan rasa pedih selama
beberapa menit. Jika tetap berlanjut berkonsultasilah
kepada dokter anda.

Pada Anak-anak
1. Baringkanlah anak terlentang dengan kepala tegak
menghadap ke atas.
2. Suruhlah ia memejamkan mata.
3. Teteskan obat sesuai yang tertulis di etiket pada ujung mata

Buku Pedoman Tindakan. 32


sebelah dalam (dekat hidung).

dr. Imam Mashudi


Praktek : Jl. Bromo no.16 Malang
Telp. 0341-555551
CARA MEMBACA RESEP
Jam : 07.00-09.00 WIB
Malang, ……………

R/ Cefadroxil No. XV
s b dd I
R/ Codein 240 mg
Doveri 1,3 g
m f l a pulv dtd No. X
s t dd caps I 1

3 2
4 7

Pro : Tn. Doni (35 th)


5
BukuAlamat : ……………
Pedoman Tindakan. 33
6
KETERANGAN :
1. Tanggal penulisan resep = tanggal pasien
mendapatkan resep dari dokter.
2. No. XV = Numero = jumlah obat yang diminta
dokter, jumlah obat yang diminta untuk cefadroxil
adalah 15 tablet.
3. S b dd 1 = Signa bie de die 1
( tandai 2 kali sehari 1 tablet)= pemakaian 2 x 1.
(2 kali dalam sehari, tiap minum 1 tablet).
4. R/ = recipe = ambil lah.
5. M f la pulv dtd No.X = misce fac lege artis.
pulveres da tales dosis Numero X = campur dan buat
menjadi serbuk dalam dosis terbagi sejumlah 10,
maksudnya= obat tersebut dibuat menjadi serbuk,
dibungkus menjadi 10 serbuk.
6. S t dd 1 caps = signa ter de die 1 kapsul.
Tandai 3 kali sehari 1 kapsul,
(serbuk yg sudah dibuat imasukkan ke dalam kapsul)
7. Pro = untuk = nama pasien.
8. Signa = tanda, ada macam2
- SUE = signa usus externus = tandai untuk
pemakaian luar.
- SUC = signa Usus Cognitus = Pemakaian
diketahui.
- S hs = Signa Haustus = diminum sekaligus.
- Ac = ante coenam = diminum sebelum makan.
- Dc = duante coenam = diminum saat makan.
- Pc = post coenam = diminum setelah makan.

Buku Pedoman Tindakan. 34


- (1-0-0) = diminum 1 x 1 pagi hari.
- (0-1-0) = diminum 1 x 1 siang hari.
- (0-0-1) = diminum 1 x 1 malam hari.

CARA MENULIS ETIKET


Bakti Sosial “Pengobatan Gratis”
TIMAPKES FIKES UMM
Jl.Bendungan Sutami No.188 A Malang
Telp. (0341) 587760

No.001 1 Tgl:22-12-12
2
Tn. Rizky (50 tahun)
3

5
4 Sehari 1 X 1 Bungkus/ Tablet/ Kapsul
Sebelum / Sedang / Sesudah Makan

KETERANGAN :
1. Nomer resep.
2. Tanggal pembuatan resep.
3. Pro = Nama pasien.
4. Cara pemakaian obat dapat ditambah keterangan
tertentu (pemakaian khusus).
Contoh: diminum 30 menit sebelum makan,
diminum pagi hari, vitamin, obat batuk, dll.
5. Paraf apoteker.

Buku Pedoman Tindakan. 35


Obat luar menggunakan etiket warna biru

Bakti Sosial “Pengobatan Gratis”


TIMAPKES FIKES UMM
Jl.Bendungan Sutami No.188 A Malang
Telp. (0341) 587760

No.001 Tgl: 22-12-12

Tn. Rizky (50 tahun)


(salep alergi)

Dioleskan tipis-tipis pada bagian yang gatal 2 kali sehari setelah mandi

OBAT LUAR

Buku Pedoman Tindakan. 36


KEGAWATAN PASIEN

- PEMERIKSAAN FISIK
- CHOOKING - RJP
- BLS (BASIC LIVE SUPPORT)

- BIDANG KEPERAWATAN –
PEMERIKSAAN FISIK

DEFINISI

Buku Pedoman Tindakan. 37


Pemeriksaan fisik merupakan tindakan keperawatan untuk
mengkaji bagian tubuh pasien baik lokal atau head to toe guna
memperoleh informasi atau data dari keadaan pasien secara
komprehensif untuk menegakkan suatu diagnosa keperawatan
maupun kedokteran.

TEKNIK PEMERIKSAAN FISIK


o Inspeksi : adalah memeriksa dengan melihat dan
mengingat.
o Palpasi : adalah pemeriksaan dengan perabaan,
menggunakan rasa propioseptif ujung jari dan tangan.
o Perkusi : adalah pemeriksaan dengan cara mengetuk
permukaan badan dengan cara perantara jari tangan,
untuk mengetahui keadaan organ – organ di dalam tubuh.
o Auskultasi : adalah pemeriksaan mendengarkan suara
dalam tubuh dengan menggunakan STETOSKOP.

PEMERIKSAAN TEKANAN DARAH


o Persiapkan alat yang dibutuhkan antara lain adalah :
stetoskop, tensi dan alat pencatat.
o Cara kerja:
1. Persiapkan klien di tempat aman, datar, keras dan
kalau bisa suasana tenang.
2. Komunikasikan kepada klien, kalau saudara akan
melakukan pemeriksaan tekanan darah.
3. Apabila klien bersedia dilakukan pemeriksaan,
lakukan sesuai dengan prosedure yang telah di
tetapkan.
4. Minta posisikan tangan klien dengan bagian dalam
lengan klien menghadap ke atas.
Buku Pedoman Tindakan. 38
5. Pasang tensi meter di lengan atas klien setinggi
jantung kira – kira ICS IV.
6. Pasangkan tensi meter 3 jari di atas brachialis, jika
memasangkan tensi meter jangan terlalu ketat dan
jangan terlalu longgar.
7. Pasangkan stetoskop diantara lilitan tensi meter dan
raba arteri brachialis atau arteri radialis pada klien.
8. Pompa bulb tensi meter pada angka yang di inginkan,
kalau klien punya riwayat HT tekanan udara minimal
200 mmHg.
9. Setelah itu dengarkan dengan stetoskop dan buka
valve pada tensi meter hingga perdengar duk pertama
dan duk terakhir.
10. Duk pertama  sistole, duk terakhir  diastole.
11. Catat hasil yang sudah anda dapatkan.

PEMERIKSAAN NADI
o Persiapkan alat yang dibutuhkan, antara lain adalah: jam /
arloji dan alat pencatat.
o Cara kerja:
1. Persiapkan klien.
2. Komunikasikan kepada klien, kalau saudara akan
melakukan pemeriksaan denyut nadi.
3. Apabila klien bersedia dilakukan pemeriksaan,
lakukan sesuai dengan prosedure yang telah di
tetapkan.
4. Minta posisikan tangan klien dengan bagian dalam
lengan klien menghadap ke atas.
o Arteri radialis pada pergelangan tangan.

Buku Pedoman Tindakan. 39


o Arteri brachialis pada siku bagian dalam.
o Arteri carotis pada leher.

o Arteri temporalis pada pelipis.


o Arteri femoralis pada lipatan paha.
o Arteri dorsalis pedis pada kaki.
o Arteri frontalis pada ubun-ubun (untuk bayi).
5. Periksa denyut nadi (arteri) dengan menggunakan
ujung telunjuk, jari tengah dan jari manis. Tentukan
frekuensi per menit dan keteraturan irama serta
kekuatan denyutan.
6. Catat hasil yang sudah anda dapatkan.

PEMERIKSAAN RR (RESPIRATORY RATE)


o Cara kerja:
1. Persiapkan klien.
2. Komunikasikan kepada klien, kalau saudara akan
melakukan pemeriksaan pernafasan.
3. Apabila klien bersedia dilakukan pemeriksaan,
lakukan sesuai dengan prosedure yang telah di
tetapkan.
4. Posisikan klien tidur terlentang atau setengah duduk
(semi fowler  bagi klien sesak dan terpasang O2).
5. Hitung pergerakan dinding dada selama 1 menit
penuh.
6. Catat hasil yang sudah anda dapatkan.
NB: kalau pergerakan dinding dada klien iramanya teratur
hitunglah 30 detik di kalikan 2, kalau tidak teratur
hitunglah pergerakan dinding dada 1 menit penuh. Bisa
Buku Pedoman Tindakan. 40
dilakukan juga pada pemeriksaan nadi, kalau nadi yang di
raba kuat dan stabil bisa dihitung dengan perhitungan (15
detik dikalikan 4), contoh: Px dilakukan pemeriksaan
nadi dan dalam 15 detik = 20x, jadi 20 x 4 = 80x/menit.
Akan tetapi kalo nadi teraba lemah dan tidak stabil
hitunglah 1 menit penuh.

PEMERIKSAAN SUHU TUBUH


o Persiapan alat yang dibutuhkan antara lain adalah :
termometer manual atau digital dan alat pencatat.
o Cara kerja:
1. Persiapkan klien.
2. Komunikasikan kepada klien, kalau saudara akan
melakukan pemeriksaan / mengecek suhu tubuh.
3. Apabila klien bersedia dilakukan pemeriksaan,
lakukan sesuai dengan prosedure yang telah di
tetapkan.
4. Posisikan air raksa pada termometer di bawah 35°C.
5. Posisikan penghantar dari termometer tepat di axila
klien.
6. Tunggu hingga kurang lebih 3 – 5 menit.
7. Catat hasil yang sudah anda dapatkan.

o Pemeriksaan suhu tubuh melalui axila.


o Pemeriksaan suhu tubuh melalui mulut.
o Pemeriksaan suhu tubuh melalui anus.
Di peruntukan bagi BBL sekaligus guna untuk mengetahui
apakah bayi tersebut terdapat anus atau tidak (atresia ani).
 Atresia ani = mempunyai lubang anus atau tidak.

Buku Pedoman Tindakan. 41


NILAI DASAR VITAL SIGN BERDASARKAN UMUR

Umur Suhu Pulse RR TD


Newborn 36,8 (ax) 80 – 180 30 – 60 73/55
1 – 3 yr 37,7 80 – 140 20 – 40 90/55
6 – 8 yr 37 (or) 75 – 120 15 – 25 95 – 55
10 yr 37 (or) 75 – 110 15 – 25 102 – 62

Teens 37 (or) 60 – 100 15 – 20 102/80


Adults 37 (or) 60 – 100 12 – 20 120/80
>70 yr 36 (or) 60 – 100 12 – 20 120/80 –
160/95

PEMERIKSAAN KEPALA
 Mata.
1. Inspeksi keadaan bola mata, catat adanya kelainan: endo /
eksoptalmus.
2. Amati kelopak mata catat adanya kelainan: alis mata
rontok, lesi. Dengan palpasi catat adanya nyeri tekan dan
keadaan benjolan kelopak mata.
3. Tekan di bawah kelopak mata ke bawah, amati
konjungtiva dan catat adanya kelainan: anemia / pucat
(normal: tidak anemis).
4. Kemudian amati sclera, catat adanya kelaianan: ikterus
(wana kuning) adakan lesi atau benjolan (normal: putih).
5. Kemudian amati kornea, catat adanya kelainan :
kekeruhan (normal: hitam transparan dan jernih).

Buku Pedoman Tindakan. 42


6. Pemeriksaan pupil: amati perubahan pupil, lebar pupil,
apabila pupil diberi rangsang cahaya mengecil  miosis,
apabila tetap melebar dan tidak ada perubahan menjadi
kecil  medriasis.

 TELINGA
Tarik daun telinga ke belakang atas, amati lubang telinga luar,
catat adanya: lesi, serumen, dan cairan yang keluar.

 HIDUNG DAN SINUS


1. Amati bentuk dan kulit hidung, catat: kesimetrisan,
adanya benjolan, tanda radang dan bentuk khusus hidung
(adanya pembengkokan hidung atau tidak).
2. Palpasi hidung adakah nyeri tekan pada 4 sinus:
(frontalis, etmoidalis, spenoidalis dan maksilaris)
3. bagian dalam hidung, elevasikan ujung hidung dengan
jari, catat adakan benjolan, tanda radang dan adakah
benda asing.

Buku Pedoman Tindakan. 43


 MULUT DAN TONSIL
1. Amati bibir, catat warna bibir apakah merah, cianosis,
adakah lesi, stomatitis, kering, massa / benjolan, sumbing.
2. Buka mulut klien, catat: kebersihan dan bau mulut, dakah
lesi dan mukosa bibir.
3. Amati gigi: adakah caries, kebersihan gusi, gigi
berlubang, gigi palsu.
4. Tekan libah dengan sudip lidah, minta klien
membunyikan huruf “A” amati uvula, catat: kesimetrisan
dan tanda radang.
5. Amati tonsil tanpa dan dengan alat cermin, catat:
pembesaran dan tanda radang tonsil (tonsilitis).
Pembesaran tonsil:
T0 : Sudah dioperasi.
T1 : Normal.
T2 : Pembesaran tonsil belum sampai tengah.
T3 : Pembesaran tonsil sudah sampai tengah.
T4 : Pembesaran tonsil melampaui tengah (melebihi tengah).

Buku Pedoman Tindakan. 44


PEMERIKSAAN ABDOMEN

The four quadrants are:


 Right upper (RUQ),
 Right lower
(RLQ),
 Left upper
(LUQ),

THE NINE REGIONS


 Epigastric,
 Umbilical,

Hypogastric/suprapubic
,
 Right
hypochondriac,
 Left
hypochondriac,
 Inspeksi
1. Bentuk abdomen : membusung atau datar, massa/
adanya strie ataukah tidak., adakah lesi dan scar atau
jaringan parut.
 Auskultasi
1. Untuk mengetahui peristaltic usus atau bising usus.
Catat frekuensinya dalam satu menit full, normalnya
bising usus 5 – 35 x / menit.
 Palpasi

Buku Pedoman Tindakan. 45


1. Palpasi hepar
Atur posisi pasien terlentang dan kaki ditekuk, anda
berdiri di sebelah kanan klien, dan meletakkan tangan di
bawah arcus costae, perabaan keras dan lunak, permukaan
halus atau berbenjol – benjol, tepi hepar tumpul atau
tajam (normal hepar tidak teraba).
2. Palpasi appendik
Posisi pasien tetap telentang, buatlah garis bayangan
untuk menentukan titik Mc. Burney yaitu dengan cara
menarik garis bayangan dari umbilical ke SIAS dan bagi
menjadi 3 bagian: bila ada nyeri tekan. Nyeri lepas dan
nyeri menjalar kontralateral berarti ada peradangan pada
appendik.
3. Palpasi ginjal
Dengan bimanual tangan kiri mengangkat ginjal ke
anterior pada area lumbal posterior. Tangan kanan
diletakkan dibawah arcus costae, kemudian lakukan
palpasi dan diskripsikan adakah nyeri tekan, bentuk dan
ukuran. (normalnya: ginjal yang teraba).

PENGHITUNGAN GCS

Menilai respon membuka mata


 Nilai 4: dapat membuka mata secara spontan.
 Nilai 3: dapat membuka mata dengan perintah.
 Nilai 2: dapat membuka mata dengan rangsangan nyeri.
 Nilai 1: tidak dapat membuka mata / tidak berespon.

Menilai respon verbal

Buku Pedoman Tindakan. 46


 Nilai 5: oreintasi terhadap ruang, waktu dan tempat
baik.
 Nilai 4: bicara klien membingungkan, meskipun kata –
kata tersusun dengan baik dan terdengar jelas.
 Nilai 3: bicara membingungkan, kata – kata tidak
tersusun dengan baik meskipun terdengar.
 Nilai 2: klien hanya dapat menggumam.
 Nilai 1: tidak ada respon, klien diam.

Menilai respon motorik


 Nilai 6: klien dapat mengikuti perintah dengan baik.
 Nilai 5: klien tidak dapat mengikuti perintah, gerakan
hanya melokalisir nyeri / rangsangan.
 Nilai 4: klien hanya dapat menghindar tanpa penolakan
ketika diberi rangsangan.
 Nilai 3: klien melakukan gerakan flexi, ketika diberi
rangsangan.
 Nilai 2: klien melakukan gerakan ekstensi, ketika diberi
rangsangan.
 Nilai 1: klien tidak berespon sama sekali.

Scoring penilaian GCS (Glasgow Coma Scale).

 Total score 15 – 14: Compos Mentis  sadar


sepenuhnya, dapat menjawab semua pertanyaan di
sekelilingnya.
 Total score 13 – 12: Apatis  segan untuk berinteraksi
dengan sekitarnya atau acuh tak acuh.
 Total score 11 – 10: Somnolen  klien hanya ingin tidur
saja, dengan rangsangan nyeri terbangun tetapi tidur lagi.
Buku Pedoman Tindakan. 47
 Total score 9 – 7: Delirium  orientasi tempat, orang dan
waktu kacau, gerakan motorik meronta dan verbal kacau.
 Total score 6 – 4: Sporo Coma  menyerupai koma,
bereaksi hanya bila di rangsang dengan nyeri.
 Total score 3: Coma  kesadaran hilang sama sekali.

RESUSITASI JANTUNG DAN PARU (RJP).

Langkah – langkah RJP dewasa 1 orang.

Langkah 1: Evaluasi respon korban.


 Periksa dan tentukan dengan cepat bagaimana respon
korban. Penolong menepik atau menggoncang korban
dengan hati – hati pada bahunya dan bertanya dengan
keras: “Halo! Halo! Apakah anda baik – baik saja?”.

Buku Pedoman Tindakan. 48


Langkah 2: Mengaktifkan Emergency Medical Services
(EMS).
 Jika korban tidak berespon, panggil bantuan dan segera
hubungi ambulan 118.
 Saat menghubungi EMS yang perlu di informasikan
antaranya adalah: lokasi korban, jumlah korban, apa yang
terjadi pada korban, apa yang sudah penolong lakukan
dan nomer yang bisa dihubungi.

Langkah 3: Memposisikan korban.


 Posisikan klien di tempat aman, datar dan keras.

Langkah 4: Evaluasi nadi / tanda – tanda sirkulasi.


 Mengevaluasi nadi atau tanda – tanda sirkulasi,
pertahankan posisi head tilt, tentuka letak jakun atau
bagian tengah tenggorokan korban dengan jari telunjuk
dan tengah.
 Geser jari anda ke cekungan di sisi leher yang terdekat
dengan anda (lokasi nadi karotis).
 Tekan dan raba dengan hati – hati nadi karotis selama 10
detik dan perhatikan tanda – tanda sirkulasi.
 Jika denyut nadi korban tidak teraba mulailah kompresi
dada.

Langkah 5: Menentukan posisi tangan pada kompresi


dada.
 Pertahankan posisi head tilt, telusuri arcus costae dengan
jari tengah sampai ke ujung sternum.
 Letakkan jari telunjuk disebelah jari tengah.
 Letakkan tumit telapak tangan di sebelah jari telunjuk.

Buku Pedoman Tindakan. 49


 Angkat jari telunjuk dan jari tengah.
 Letakkan tumit tangan yang lain di atas tangan yang
menempel di sternum.
 Kaitkan jari tangan yang di atas pada tangan yang
menempel sternum, jari tangan yang menempel sternum
tidak boleh menyentuh dinding dada.
 Luruskan dan kunci kedua siku.
 Bahu penolong diatas dada korban.
 Gunakan berat badan anda untuk menekan dada sedalam
4 – 5 cm.
 Hitung kompresi dada:
1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,1,2,3,4,5,6,7,8,9,20,1,2,3,4,5,6,7,8,30.
 Lakukan kompresi dada 100x/menit.
 Rasio kompresi dada dan ventilasi adalah 30:2.
 Lakukan 5 siklus atau kurang lebih 2 menit.

Bantuan pernafasan dari mulut ke mulut.


 Bila tidak ada pernafasan spontan, lakukan bantuan
pernafasan dari mulut ke mulut.
 Pertahankan posisi kepala tengadah dan dagu terangkat.
 Tutup hidung dengan menekan ibu jari dan telunjuk untuk
mencegah kebocoran udara melalui hidung korban.
 Mulut anda harus melingkupi mulut korban, berikan 2
tiupan pendek dengan jeda singkat di antaranya.
 Lepaskan tekanan pada cuping hidung sehingga
memungkinkan terjadinya ekspirasi pasif setelah tiap
tiupan.

Buku Pedoman Tindakan. 50


 Setiap nafas bantuan harus dapat mengembangkan
dinding dada.
 Durasi tiap tiupan adalah 1 detik.
 Volume ventilasi antara 400 – 600ml.

Langkah evaluasi.
 Evaluasi nadi “tanda – tanda sirkulasi” dan pernafasan
setiap 5 siklus RJP 30:2.
 Jika nadi tidak teraba ( bila nadi sulit ditentukan dan tidak
didapatkan tanda – tanda sirkulasi, perlakukan sebagai
henti jantung), lanjutkan RJP 30:2.
 Jika nadi teraba cek pernafasan.
 Jika tidak ada nafas, lakukan bantuan nafas 8 – 10 x per
menit dengan hitungan satu ribu, dua ribu, tiga ribu,
empat ribu, lima ribu, tiup…!! Ulangi sampai 8 – 10 x
tiupan per menit.
 Jika nadi dan nafas ada posisikan korban pada posisi
recovery.
 Evaluasi “tanda – tanda sirkulasi” dan pernafasan tiap
beberapa menit.

Memeriksa pernafasan (breathing).


 Menggunakan metode 3M ( melihat pergerakan dinding
dada, merasakan dan mendengarkan hembusan nafas).
Pada saat melakukan 3M posisi tangan penolong head tilt
chin lift.

SUMBATAN BENDA ASING (SBA) DEWASA.

Buku Pedoman Tindakan. 51


Teknik yang digunakan untuk mengeluarkan SBA pada
dewasa sadar adalah maneuver Heimlich (abdominal thrust)
dan chest thrust.

A. teknik maneuver Heimlich (abdominal thrust).


Teknik ini diperuntukan bagi korban yang memiliki BB yang
normal (kurus).

Langkah 1
 Memastikan korban tersedak, tanyakan “Apakah anda
tersedak?”.
 Bila korban dapat batuk, mintalah dia batuk sekeras
mungkin agar benda asing dapat keluar dari jalan nafas.
 Bila jalan nafas korban tersumbat, dia tidak dapat bicara,
bernafas maupun batuk. Wajahh korban kebiruan
(sianosis). Penolong harus segera melakukan langkah
berikutnya.
 Penolong mengatakan “Pak / ibu saya anggota medis saya
bisa menolong anda, apakah anda bersedia?, tolong ikuti
instruksi yang saya berikan!”.

Langkah 2
 Bila korban berdiri penolong berdiri dibelakang korban.
Mintalah untuk membuka kakinya selebar bahu. Bila
korban duduk penolong berlutut dan berada di belakang
korban.
 Letakkan satu kaki penolong diantara kedua kaki korban
sebagai sanggahan jikalau korban tiba – tiba pingsan.

Langkah 3
Buku Pedoman Tindakan. 52
 Lingkarkan lengan anda pada perut dan cari umbilicus
korban.
 Letakkan dua jari diatas umbilicus.
 Kepalkan tangan yang lain tempatkan sisi ibu jari kepalan
tangan pada dinding abdomen di atas dua jari tersebut
 Minta korban untuk membungkuk dan genggam kepalan
tangan anda dengan tangan yang lain.
 Lakukan hentakan ke dalam dan ke atas sebanyak 5 kali
hentakan.
 Periksa bilamana benda asing keluar setiap 5 kali
hentakan.
 Ulangi abdomen thrust sampai benda asing keluar atau
korban menjadi pingsan atau tidak sadar.

B. teknik chest thrust


Teknik ini digunaka sebagai alternative tindakan maneuver
Heimlich pada korban sadar yang gemuk atau hamil.

Langkah 1
 Memastikan korban tersedak, tanyakan “Apakah anda
tersedak?”. Korban yang tersedak tidak mampu berbicara,
bernafas maupun batuk.

Langkah 2
 Bila korban berdiri penolong berdiri dibelakang korban.
Mintalah untuk membuka kakinya selebar bahu. Bila
korban duduk penolong berlutut dan berada di belakang
korban
Buku Pedoman Tindakan. 53
 Letakkan satu kaki penolong diantara kedua kaki korban
sebagai sanggahan jikalau korban tiba – tiba pingsan.

Langkah 3
 Buatlah garis khayal dari medial kedua axial hingga ke
sternum atau sepertiga dari sternum.
 Letakkan dua jari di atas PX (procesus xyphoideus).
 Kepalkan tangan yang lain, tempatkan posisi ibu jari
kepalan tangan pada sternum diatas dua jari tersebut.
 Mintalah korban untuk membungkuk dan genggam
kepalan anda dengan tangan yang lain.
 Lakukan hentakan ke dalam sebanyak 5 kali hentakan.
 Periksa bilamana benda asing keluar setiap 5 kali
hentakan.
 Ulangi chest thrust sampai benda asing keluar atau korban
menjadi pingsan atau tidak sadar.

Pertolongan SBA dewasa tak sadar


Penderita ditemukan sejak awal sudah tidak sadar.
Pada korban dewasa yang tidak sadar, tidak bernafas, atau
bernafas gasping ikuti procedure seperti berikut:

Langkah 1
 Posisikan korban telentang di alas yang datar dan keras
dan segera aktifkan EMS dengan menghubungi ambulan
118.
 Cari / pasang AED bila ada.

Langkah 2

Buku Pedoman Tindakan. 54


 Periksa nadi karotis, bila dalam 10 detik tidak teraba,
lakukan RJP 30:2 ventilasi.
 Bila dada tidak mengembang pada ventilasi 1, reposisi
kepala dan lakukan ventilasi 2. Bila masih gagal, berarti
terdapat sumbatan jalan nafas.
 Kompresi dada kembali. Setelah 30 kompresi dada,
sebelum di ventilasi, evaluasi ke mulut korban dengan
cara tounge jaw lift.
 Bila tidak nampak benda asing, berikan 2 ventilasi, lalu
kompresi dada kembali. Begitu seterusnya 30 kompresi
dada – evaluasi – ventilasi sampai benda asing berhasil
dikeluarkan.

Langkah 3
 Bila nampak benda asing bersihkan dengan sapuan jari
(fingger sweep) .

Langkah 4
 Evaluasi breathing (dengan 3M) bila tidak bernafas
berikan bantuan nafas, bila dada mengembang berarti
jalan nafas sudah bebas.

Langkah 5
 Evaluasi nadi “tanda – tanda evaluasi” ketika jalan nafas
sudah bebas. Jika nadi tidak teraba (bila nadi sulit
ditemukan dan tidak di dapat tanda – tanda sirkulasi”,
perilakukan sebagai henti jantung), lanjutkan RJP 30:2.
 Jika nadi teraba, periksa pernafasan.

Buku Pedoman Tindakan. 55


 Jika tidak ada nafas, lakukan bantuan pernafasan 8 –
10x/menit (satu tiupan 6 – 7 detik) dengan perhitungan
satu ribu, dua ribu, tiga ribu, empat ribu, lima ribu
tiup..!!
 Ulangi sampai 8 – 10x/menit, jika nadi dan nafas ada,
letakkan korban pada posisi recovery.
 Evaluasi nadi, dan tanda – tanda sirkulasi dan pernafasan
tiap beberapa menit.

Buku Pedoman Tindakan. 56

Anda mungkin juga menyukai