terbentuk secara definitif pada tanggal 21 Juni 2001. Kota yang terletak di pesisir
pantai timur Provinsi Aceh ini merupakan hasil pemekaran wilayah dari Kota
Aceh Timur. Kedudukan Kota Langsa berada pada titik koordinat antara 040 24’-
35,68’-040 33 47’-0,3’ Lintang Utara (LU) dan 97053’ 14,59’- 98004’ 42,16’
Bujur Timur (BT). Luas wilayah Kota Langsa mencapai 239,83 kilometer persegi
Baro dan Langsa Timur memiliki wilayah yang relatif luas dibandingkan dengan
tiga kecamatan lainnya. Kedua kecamatan tersebut memiliki luas wilayah hampir
58,35 persen dari keseluruhan luas wilayah kota. Luas Kecamatan Langsa Baro
mencapai 61,73 km2 (25,73 persen) dan Kecamatan Langsa Timur mencapai
1
Profil Kota Langsa, www1-media.acehprov.go.id/uploads/Langsa. Diakses pada tanggal
11 Oktober 2016, Pukul 09.00.
61
Luas kecamatan lainnya, meliputi Langsa Barat 48,75 km2 (20,32 persen),
Langsa Lama 45,02 km2 (18,77 persen), dan Langsa Kota 6,11 km2 (2,54
persen).2
agama terhadap pengelolaan rumah makan di kota Langsa, Pada bagian ini akan
pengelolaan rumah makan di kota Langsa. Dari hasil penelitian yang diperoleh
dari data primer dimana dalam penelitian ini berjumlah 30 responden diperoleh
pengelolaan rumah makan berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan yaitu:
1. Jenis Kelamin
Tabel 4.1
Jenis Kelamin Responden
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Ket:
2
Ibid.,
61
Tabel Frequency pertama adalah tentang jenis kelamin responden. Disini
jelas terlihat bahwa ada 2 kategori jenis yang di miliki responden, meskipun
missing maka nilai valid percent-nya sama dengan nilai percent. Lalu terakhir
yaitu kolom cummulative percent, nah ini dipahami aja maksud dari
rumah makan di Kota Langsa yang menjadi responden dalam penelitian ini
adalah Laki-Laki.
2 Usia Responden
61
Tabel 4.2
Usia Responden
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Disini jelas terlihat bahwa ada 6 kategori jenis yang di miliki responden,
mengatur nilai missing maka nilai valid percent-nya sama dengan nilai
percent. Lalu terakhir yaitu kolom cummulative percent, hal ini dapat
jumlah diatasnya.
hanya 1 orang atau 3.3 %, selanjutnya usia 20-24 tahun sebanyak 1 orang atau
61
3.3%, kemudian untuk responden yang berusia 25-29 tahun sebanyak 4 atau
13.3%, untuk responden yang berusia 30-34 sebanyak 2 orang atau 6.7%,
responden yang berusia empat puluh tahun keatas hanya berjumlah 13 orang
atau 43.3%. Hal tersebut menunjukkan bahwa usia responden dalam penelitian
3. Pendidikan
sebagai berikut:
Tabel 4.3
Pendidikan Responden
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
terlihat bahwa ada 4 kategori jenis yang di miliki responden, meskipun Kolom
missing maka nilai valid percent-nya sama dengan nilai percent. Lalu terakhir
61
yaitu kolom cummulative percent, jadi dapat dipahami maksud dari
penelitian ini konsumen Pengelola rumah makan di Kota Langsa yang tidak
pernah sekolah yaitu sebanyak 3 orang atau 10%, kemudian untuk SMP
sebanyak 9 orang atau 30%, SMA sebanyak 9 atau 30.0% dan kuliah
pendidikan.
1. Uji Validitas
(df) = n-2, n adalah jumlah sampel. Pada penampilan output SPSS 16.0
hitung lebih besar dari r tabel dan nilai positif maka butir pertanyaan atau
61
Jumlah responden dalam uji validitas penelitian ini adalah sebanyak 30
uji coba angket kepada 30 responden diperoleh hasil uji validitas yang
lebih besar dibandingkan dengan nilai dari r tabel. Dalam penelitian ini
2. Uji Reliabilitas
61
reliabel apabila nilai cronbach’s alpha (α) yang diperoleh ≥ 0,361. Berikut
disajikan data hasil uji reliabilitas angket profesionalisme guru (X1) yang
program SPSS for Windows 16. 0 sebagaimana pada tabel 4.5 berikut:
Tabel 4.5
yang terdiri dari 5 item pernyataan pada tabel 4.5 di atas menunjukkan
bahwa, nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,906 > nilai signifikansi sebesar
0,361. Maka dapat disimpulkan bahwa item pada instrumen sudah reliable
Tabel 4.5
(X1) yang terdiri dari 7 item pernyataan pada tabel 4.6 di atas
61
menunjukkan bahwa, nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,935 > nilai
perhitungan uji normalitas kedua variabel dapat dilihat pada Tabel berikut :
pengelolaa
n rumah
label syariah makan
N 30 30
61
diperoleh hasil sebesar 0,622 untuk pengetahuan agama dan nilai signifikasi untuk
pengelolaan rumah makan yaitu 0.783 yang berarti lebih besar dari 0,05 atau
3. Uji Hipotesis
Tabel 3.1
Uji Hipotesis
Coefficientsa
Standardiz
ed
Coefficient
Unstandardized Coefficients s
Pengelolaan rumah
.864 .251 .740 3.441 .007
makan
(Pengelolaan rumah makan) sebesar 0.000 < 0.05 dan nilai hitung t hitung 3.441>
61
1.310 sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis diterima yang berarti terdapat
C. Analisis Penulis
Sehingga pengetahuan yang mereka peroleh dan miliki akan berdampak pada
pengelola mengaplikasikan ajaran agama Islam. Sesuai dengan teori Glock dan
Stark, maka dalam penelitian ini peneliti dapat membenarkan dan membuktikan
agama sangat berhubungan erat dan saling terkait dengan keyakinan, peribadahan,
rumah makan yang baik terdapat beberapa tahap yang dimulai dari pengetahuan
ibadah atau pengamalan, dan merasakan serta memiliki pengalaman. Jadi dalam
ajaran agamanya. Tanpa tahu, maka seseorang bisa saja keluar dari ajaran agama
yang telah diatur dalam agama tersebut. Begitu juga pengelola yang masih
dengan syariat Islam, maka perlu adanya pemahaman yang lebih dalam dan lebih
61
luas lagi, agar nantinya pengelola rumah makan dapat memiliki pengetahuan
agama yang sesuai dengan ajaran Islam dan dapat menunjukkan pengelolaan yang
baik pada diri pengelola sehingga dapat terwujud rumah makan dengan
61
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
rumah makan.
B. Saran
61