Anda di halaman 1dari 13

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS

A. Gambaran Umum Kota Langsa

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2001 Kota Langsa

terbentuk secara definitif pada tanggal 21 Juni 2001. Kota yang terletak di pesisir

pantai timur Provinsi Aceh ini merupakan hasil pemekaran wilayah dari Kota

Aceh Timur. Kedudukan Kota Langsa berada pada titik koordinat antara 040 24’-

35,68’-040 33 47’-0,3’ Lintang Utara (LU) dan 97053’ 14,59’- 98004’ 42,16’

Bujur Timur (BT). Luas wilayah Kota Langsa mencapai 239,83 kilometer persegi

(km2). Secara administratif, Kota Langsa terdiri dari 5 kecamatan, meliputi

Kecamatan Langsa Kota, Kecamatan Langsa Barat, Kecamatan Langsa Timur,

Kecamatan Langsa Lama, dan Kecamatan Langsa Baro.1

Luas wilayah antar kecamatan sangat bervariasi. Dari 5 kecamatan, Langsa

Baro dan Langsa Timur memiliki wilayah yang relatif luas dibandingkan dengan

tiga kecamatan lainnya. Kedua kecamatan tersebut memiliki luas wilayah hampir

58,35 persen dari keseluruhan luas wilayah kota. Luas Kecamatan Langsa Baro

mencapai 61,73 km2 (25,73 persen) dan Kecamatan Langsa Timur mencapai

78,23 km2 (32,61 persen).

1
Profil Kota Langsa, www1-media.acehprov.go.id/uploads/Langsa. Diakses pada tanggal
11 Oktober 2016, Pukul 09.00.

61
Luas kecamatan lainnya, meliputi Langsa Barat 48,75 km2 (20,32 persen),

Langsa Lama 45,02 km2 (18,77 persen), dan Langsa Kota 6,11 km2 (2,54

persen).2

B. Deskripsi Data Penelitian

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di rumah makan kota Langsa,

yang di lakukan pada bulan Februari 2018 mengenai pengaruh pengetahuan

agama terhadap pengelolaan rumah makan di kota Langsa, Pada bagian ini akan

disajikan gambaran deskriktif obyek penelitian untuk mendukung analisa

kuantitatif dan memberikan gambaran factor-faktor yang mempengaruhi

pengelolaan rumah makan di kota Langsa. Dari hasil penelitian yang diperoleh

dari data primer dimana dalam penelitian ini berjumlah 30 responden diperoleh

sumber informasi tentang pengetahuan agama yang berpengaruh terhadap

pengelolaan rumah makan berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan yaitu:

1. Jenis Kelamin

Adapun data mengenai jenis kelamin pengelola rumah makan di Kota

Langsa yaitu sebagai berikut :

Tabel 4.1
Jenis Kelamin Responden

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Perempuan 14 46.7 46.7 46.7

Laki-laki 16 53.3 53.3 100.0

Total 30 100.0 100.0


Sumber : Data Primer yang diolah, 2018.

Ket:
2
Ibid.,

61
Tabel Frequency pertama adalah tentang jenis kelamin responden. Disini

jelas terlihat bahwa ada 2 kategori jenis yang di miliki responden, meskipun

Kolom frequency memperlihatkan jumlah responden dengan kriteria tersebut.

Kolom percent memperlihatkan persentase jumlah tersebut begitu seterusnya

kebawah. Kemudian kolom valid percent, karena tidak perlu mengatur nilai

missing maka nilai valid percent-nya sama dengan nilai percent. Lalu terakhir

yaitu kolom cummulative percent, nah ini dipahami aja maksud dari

cummulative artinya penjumlahan dari persentase jumlah diatasnya.

Berdasarkan keterangan Tabel 4.1 dapat diketahui tentang jenis

kelamin responden Pengelola rumah makan di Kota Langsa yang

menunjukkan jumlah responden laki-laki lebih banyak yaitu 16 orang atau

53.3 % sedangkan sisanya adalah responden perempuan sebanyak 14 orang

atau 46.7 %. Hal tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar Pengelola

rumah makan di Kota Langsa yang menjadi responden dalam penelitian ini

adalah Laki-Laki.

2 Usia Responden

Berdasarkan data penelitian yang diperoleh tentang usia responden dapat

dilihat pada tabel berikut ini :

61
Tabel 4.2
Usia Responden

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid dibawah 20 1 3.3 3.3 3.3

dua puluh sampai dua


1 3.3 3.3 6.7
puluh empat

dua puluh lima sampai


4 13.3 13.3 20.0
dua puluh sembilan

tiga puluh sampai tiga


2 6.7 6.7 26.7
puluh empat

tiga puluh lima sampai


9 30.0 30.0 56.7
empat puluh

diatas 40 13 43.3 43.3 100.0

Total 30 100.0 100.0


Tabel Frequency kedua adalah tentang usia responden.

Disini jelas terlihat bahwa ada 6 kategori jenis yang di miliki responden,

meskipun Kolom frequency memperlihatkan jumlah responden dengan

kriteria tersebut. Kolom percent memperlihatkan persentase jumlah tersebut

begitu seterusnya kebawah. Kemudian kolom valid percent, karena tidak perlu

mengatur nilai missing maka nilai valid percent-nya sama dengan nilai

percent. Lalu terakhir yaitu kolom cummulative percent, hal ini dapat

dipahami aja maksud dari cummulative artinya penjumlahan dari persentase

jumlah diatasnya.

Berdasarkan keterangan Tabel 4.2 diatas, dapat diketahui bahwa

jumlah responden yang berusia Berdasarkan keterangan Tabel 4.2 diatas,

dapat diketahui bahwa jumlah responden yang berusia dibawah 20 tahun

hanya 1 orang atau 3.3 %, selanjutnya usia 20-24 tahun sebanyak 1 orang atau

61
3.3%, kemudian untuk responden yang berusia 25-29 tahun sebanyak 4 atau

13.3%, untuk responden yang berusia 30-34 sebanyak 2 orang atau 6.7%,

selanjutnya untuk usia 35-39 sebanyak 9 atau 30.0%, sedangkan untuk

responden yang berusia empat puluh tahun keatas hanya berjumlah 13 orang

atau 43.3%. Hal tersebut menunjukkan bahwa usia responden dalam penelitian

ini lebih didominasi oleh usia 40 tahun keatas.

3. Pendidikan

Data mengenai pendidikan terakhir responden dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

Tabel 4.3
Pendidikan Responden

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid tidak sekolah 3 10.0 10.0 10.0

SMP 9 30.0 30.0 40.0

SMA 9 30.0 30.0 70.0

S1 9 30.0 30.0 100.0

Total 30 100.0 100.0


Sumber : Data Primer yang diolah, 2018.

Tabel Frequency ketiga adalah tentang pendidikan responden. Disini jelas

terlihat bahwa ada 4 kategori jenis yang di miliki responden, meskipun Kolom

frequency memperlihatkan jumlah responden dengan kriteria tersebut. Kolom

percent memperlihatkan persentase jumlah tersebut begitu seterusnya

kebawah. Kemudian kolom valid percent, karena tidak perlu mengatur nilai

missing maka nilai valid percent-nya sama dengan nilai percent. Lalu terakhir

61
yaitu kolom cummulative percent, jadi dapat dipahami maksud dari

cummulative artinya penjumlahan dari persentase jumlah diatasnya.

Berdasarkan keterangan Tabel 4.3 diatas, dapat diketahui responden dalam

penelitian ini konsumen Pengelola rumah makan di Kota Langsa yang tidak

pernah sekolah yaitu sebanyak 3 orang atau 10%, kemudian untuk SMP

sebanyak 9 orang atau 30%, SMA sebanyak 9 atau 30.0% dan kuliah

sebanyak 9 orang atau 30.0%. Hal tersebut menunjukkan bahwa sebagian

besar responden dalam penelitian ini lebih didominasi memiliki riwayat

pendidikan.

C. Hasil Analisis Data

1. Uji Validitas

Uji validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat

kevalidan atau kesahan suatu instrumen. Uji signifikan dilakukan dengan

membandingkan nilai r hitung dengan r tabel untuk degree of freedom

(df) = n-2, n adalah jumlah sampel. Pada penampilan output SPSS 16.0

pada Cronbach Alpha di kolom correlated item-total correlation, jika r

hitung lebih besar dari r tabel dan nilai positif maka butir pertanyaan atau

indikator tersebut dinyatakan valid.

Pengukuran uji validitas dapat dilakukan dengan cara membandingkan

nilai r hitung dengan r tabel untuk degree of freedom(df) = n-2, dimana

adalah jumlah sampel responden. Kriteria instrumen dikatakan valid

apabila nilai korelasi (Pearson Correlation) adalah positif dan nilai

probabilitas korelasi {sig. (2-tailed)} ≤ derajat signifikan 0,05 (α = 5%).

61
Jumlah responden dalam uji validitas penelitian ini adalah sebanyak 30

responden besarnya nilai df adalah 28 dengan taraf signifikan 5%. Jadi

diperoleh nilai r tabel Product Moment sebesar 0,361. Berdasarkan hasil

uji coba angket kepada 30 responden diperoleh hasil uji validitas yang

tertera pada Tabel 4.1 berikut ini :

Variabel No rxy r tabel Kriteria


Pengetahuan 1 0.643 0.361 Valid
Agama 2 0.687 0.361 Valid
3 0.610 0.361 Valid
4 0.599 0.361 Valid
5 0.651 0.361 Valid

6 0.606 0.361 Valid


7 0.479 0.361 Valid
8 0.638 0.361 Valid
9 0.618 0.361 Valid
Pengelolaan
Rumah Makan 10 0.791 0.361 Valid
11 0.642 0.361 Valid
12 0.687 0.361 Valid
Sumber : Hasil Olahan SPSS 0.16, 08 Mei 2018

Hasil uji validitas memperlihatkan bahwa nilai r hitung setiap indikator

lebih besar dibandingkan dengan nilai dari r tabel. Dalam penelitian ini

menggunakan 30 responden dengan alpha 0.05 maka diperoleh r tabel

sebesar 0.361. Hal tersebut menunjukkan indikator dari variabel

pengetahuan agama dan pengelolaan rumah makan dinyatakan valid

sebagai alat ukur variabel penelitian.

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui apakah indikator yang

digunakan dapat dipercaya sebagai alat ukur variabel, indikator dinyatakan

61
reliabel apabila nilai cronbach’s alpha (α) yang diperoleh ≥ 0,361. Berikut

disajikan data hasil uji reliabilitas angket profesionalisme guru (X1) yang

terdiri dari 7 item pernyataan, yang dilakukan dengan menggunakan

program SPSS for Windows 16. 0 sebagaimana pada tabel 4.5 berikut:

Tabel 4.5

Hasil Uji Reliabilitas Pengetahuan Agama (X1)

Reliability Statistics Pengetahuan Agama

Cronbach Alpha N of Item Criteria


.906 5 Reliabel
Sumber: Hasil Olahan SPSS 16.0

Berdasarkan nilai Reliability Statistic Pengetahuan Agama (X1)

yang terdiri dari 5 item pernyataan pada tabel 4.5 di atas menunjukkan

bahwa, nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,906 > nilai signifikansi sebesar

0,361. Maka dapat disimpulkan bahwa item pada instrumen sudah reliable

(layak), dengan demikian angket dapat digunakan untuk mengumpulkan

data yang diperlukan. Selanjutnya disajikan data hasil uji reliabilitas

angket Pengelolaan rumah makan (X2) sebanyak 7 item pernyataan pada

tabel 4.6 sebagai berikut:

Tabel 4.5

Hasil Uji Reliabilitas Pengelolaan Rumah Makan (X2)

Reliability Statistics Pengelolaan Rumah Makan

Cronbach Alpha N of Item Criteria


.935 7 Reliabel

Berdasarkan nilai Reliability Statistic pengelolaan rumah makan

(X1) yang terdiri dari 7 item pernyataan pada tabel 4.6 di atas

61
menunjukkan bahwa, nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,935 > nilai

signifikansi sebesar 0,361. Maka dapat disimpulkan bahwa item pada

instrumen sudah reliable (layak).

3. Data Uji normalitas

Data Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data yang

terkumpul terdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dilakukan dengan

menggunakan Teknik One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test yaitu dengan

membandingkan hasil uji KS dengan taraf signifikasi tertentu. Hasil

perhitungan uji normalitas kedua variabel dapat dilihat pada Tabel berikut :

4.3 Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

pengelolaa
n rumah
label syariah makan

N 30 30

Normal Parametersa Mean 30.4667 31.0000

Std. Deviation 2.99117 3.46410

Most Extreme Differences Absolute .137 .120

Positive .137 .120

Negative -.105 -.086

Kolmogorov-Smirnov Z .753 .656

Asymp. Sig. (2-tailed) .622 .783

a. Test distribution is Normal.

Berdasarkan tabel.4.3.1 memperlihatkan bahwa nilai signifikansi pada

hasil uji normalitas data dengan metode one sample kolmogorov-smirnov

61
diperoleh hasil sebesar 0,622 untuk pengetahuan agama dan nilai signifikasi untuk

pengelolaan rumah makan yaitu 0.783 yang berarti lebih besar dari 0,05 atau

dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.

3. Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis menggunakan Uji t atau parsial pada dasarnya

digunakan untuk menunjukkan pengaruh satu variabel independen secara

individual dalam menerangkan variabel dependen. Besarnya angka t tabel dengan

ketentuan sig 0,05

Ho : μ 1≠ μ 2=¿Tidak terdapat pengaruh signifikan dari penggunaan

pengetahuan agama terhadap Pengelolaan rumah makan.

Ha: μ 1=μ 2=¿Terdapat pengaruh signifikan dari penggunaan pengetahuan

agama terhadap Pengelola rumah makan di Kota Langsa.

Tabel 3.1
Uji Hipotesis
Coefficientsa

Standardiz
ed
Coefficient
Unstandardized Coefficients s

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) 24.190 6.573 3.680 .001

Pengelolaan rumah
.864 .251 .740 3.441 .007
makan

a. Dependent Variable: pengelolaan rumah


makan

Diketahui nilai sig untuk pengaruh X (pengetahuan agama) terhadap Y

(Pengelolaan rumah makan) sebesar 0.000 < 0.05 dan nilai hitung t hitung 3.441>

61
1.310 sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis diterima yang berarti terdapat

pengaruh X (pengetahuan agama) terhadap Y (Pengelolaan rumah makan).

C. Analisis Penulis

Dari hasil statistik yang telah dipaparkan diatas dapat diketahui

pengetahuan tentang agama berpengaruh pada pengelolaan rumah makan.

Sehingga pengetahuan yang mereka peroleh dan miliki akan berdampak pada

bagaimana pengelola tersebut mengelola dan mengambil keputusan, bagaimana

pengelola mengaplikasikan ajaran agama Islam. Sesuai dengan teori Glock dan

Stark, maka dalam penelitian ini peneliti dapat membenarkan dan membuktikan

bahwa pengelolaan rumah makan yang ada didalamnya termasuk pengetahuan

agama sangat berhubungan erat dan saling terkait dengan keyakinan, peribadahan,

pengalaman, dan juga pengahayatan seseorang mengenai agamanya. Penulis juga

berpendapat dan mengambil kesimpulan bahwa dalam mewujudkan pengelolaan

rumah makan yang baik terdapat beberapa tahap yang dimulai dari pengetahuan

seseorang terhadap agamanya.

Seseorang tidak akan berbuat sesuatu sebelum ia mengetahui, jadi jika di

gambarkan tahapanya, seseorang mengetahui agama, kemudian melaksanakan

ibadah atau pengamalan, dan merasakan serta memiliki pengalaman. Jadi dalam

pengetahuan sendiri, seseorang harus mengetahui terlebih dahulu bagaimana

ajaran agamanya. Tanpa tahu, maka seseorang bisa saja keluar dari ajaran agama

yang telah diatur dalam agama tersebut. Begitu juga pengelola yang masih

menunjukkan pandangan, pendapat, dan menunjukkan sikap yang tidak sesuai

dengan syariat Islam, maka perlu adanya pemahaman yang lebih dalam dan lebih

61
luas lagi, agar nantinya pengelola rumah makan dapat memiliki pengetahuan

agama yang sesuai dengan ajaran Islam dan dapat menunjukkan pengelolaan yang

baik pada diri pengelola sehingga dapat terwujud rumah makan dengan

pengelolaan yang baik serta sesuai dengan ajaran islam.

61
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh penulis dapat menyimpulkan

bahwa: terdapat pengaruh yang signifikan pada pengetahuan agama Islam

terhadap religiusitas dalam penelitian ini. untuk pengaruh pengetahuan agama

terhadap Pengelolaan rumah makan sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis

diterima yang berarti terdapat pengaruh pengetahuan agama terhadap Pengelolaan

rumah makan.

B. Saran

1. Diharapkan pengelola rumah makan dapat menerapkan pengetahuan

agama dalam mengelola rumah makan seharusnya mengelola secara

syariah/tuntunan ajaran Islam yang sebenarnya sehingga pandangan

konsumen terhadap para rumah makan akan lebih baik.

2. Diharapkan peneliti selanjutnya dapat mengkaji penelitian ini dengan

dengan kaajian yang lebih kongkrit serta berkaitan dengan pengetahuan

agama serta pengelolaan rumah makan.

61

Anda mungkin juga menyukai