Anda di halaman 1dari 4

Masterplan Ekonomi Syariah: Saatnya

Majukan Ekonomi Syariah


REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah meluncurkan Masterplan Ekonomi Syariah Indonesia
(MEKSI) 2019-2024. Rencana induk yang disusun Komite Nasional Keuangan Syariah (KNKS) ini
menjadi acuan pengembangan sektor riil dan keuangan syariah di dalam negeri.

Salah satu target besar MEKSI adalah meningkatkan pangsa pasar keuangan syariah menjadi 20 persen
dalam lima tahun ke depan. Selain itu, juga menjadikan Indonesia sebagai pemain utama dalam industri
halal dunia.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, pemerintah membagi fokus pengembangan ekonomi
syariah Tanah Air dalam lima sektor, yakni industri makanan dan minuman, tata busana, pariwisata,
media dan rekreasi, serta farmasi dan kosmetik.

Sebagai langkah pendukung, pemerintah berkomitmen untuk menguatkan keuangan syariah, UMKM
berbasis produk syariah, dan ekonomi digital yang melayani produk syariah.

"Saya kira ini menjadi sebuah langkah besar agar kita tidak hanya menjadi negara konsumen terbesar,
tapi produsen terbesar dari produk halal yang akan masuk ke negara lain," kata Jokowi saat peluncuran
Masterplan Ekonomi Syariah Indonesia di kantor Kementerian Perencanaan Pembangunan
Nasional/Bappenas, Jakarta, Selasa (14/5).

Jokowi meyakini ekonomi syariah bisa menjadi penggerak ekonomi nasional dalam beberapa tahun ke
depan. Apalagi, kata Jokowi, Indonesia dalam 25 tahun ke depan diprediksi menjadi negara dengan
kekuatan ekonomi terkuat keempat dunia.

Namun, ia menyadari tak mudah mewujudkan prediksi banyak pihak tersebut. Ada tiga hal yang
menurutnya harus disiapkan, yaitu pembangunan infrastruktur penunjang ekonomi syariah, penyiapan
sumber daya manusia (SDM) di bidang ekonomi syariah, dan reformasi birokrasi.

"Satu kunci utama untuk mencapai cita-cita itu terkandung dalam jati diri Indonesia yang memiliki
penduduk Muslim terbesar dunia. Kuncinya itu ekonomi syariah. Sebagai motor penggerak ekonomi
nasional dan sumber kesejahteraan umat," kata Jokowi.
Jokowi berharap MEKSI 2019-2024 dapat mendongkrak peringkat Indonesia di Global Islamic Economy
Index. Saat ini Indonesia bertengger di peringkat 10 besar. Indonesia berada di bawah Malaysia, Uni
Emirat Arab, Bahrain, Arab Saudi, Oman, Yordania, Qatar, Pakistan, dan Kuwait.

"Inilah pekerjaan besar kita bersama. Saatnya sudah tiba bagi kita untuk bangkitkan potensi ekonomi
syariah dan jadikan Indonesia pusat ekonomi syariah terkemuka dunia," kata Jokowi di kantor Bappenas,
Selasa (14/5).

Jokowi berharap peluncuran Masterplan Ekonomi Syariah Indonesia mampu memberikan panduan
lengkap bagi pelaku ekonomi syariah untuk memperluas pangsa pasar. Indonesia, ujar Jokowi, diyakini
mampu menjadi salah satu pemimpin pasar ekonomi syariah karena memiliki modal jumlah penduduk
Muslim terbesar dunia.

Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro menjelaskan, MEKSI 2019-2024


merekomendasikan empat langkah dan strategi utama. Pertama, penguatan rantai nilai halal dengan
berfokus pada sektor yang dinilai potensial dan berdaya saing tinggi.

Kedua, penguatan sektor keuangan syariah dengan rencana induk yang sudah dituangkan dalam
Masterplan Arsitektur Keuangan Syariah Indonesia (MAKSI) sebelumnya dan disempurnakan dalam
rencana induk ini.

Bambang mengatakan, sektor UMKM juga menjadi prioritas pengembangan dalam MEKSI 2019-2024.
"Pemerintah ingin menjadikan UMKM sebagai penggerak utama rantai nilai halal," katanya.

Keempat, penguatan di bidang ekonomi digital utamanya perdagangan (e-commerce, market place) dan
keuangan (teknologi finansial) sehingga dapat mendorong dan mengakselerasi pencapaian strategi
lainnya.

Pemerintah juga bertekad memperbaiki struktur ekonomi syariah Indonesia yang saat ini mencapai 20
persen dari produk domestik bruto (PDB). "Kita ingin strukturnya beda, perbanyak investasi dan
produksi," kata dia.

Saat ini, kata Bambang, Indonesia unggul dalam konsumsi, tapi masih rendah dalam hal produksi.
Dengan meningkatnya investasi, akan makin memperbesar peluang untuk melakukan produksi produk
halal.
Bambang mengatakan, Indonesia harus mengembangkan ekonomi syariah karena besarnya pangsa
pasar global. Berdasarkan the State of the Global Islamic Economy Report 2018-2019, total pengeluaran
belanja masyarakat Muslim dunia pada 2017 di berbagai sektor industri halal mencapai 2,1 triliun dolar
AS per tahun dan diperkirakan terus tumbuh hingga 3 triliun dolar AS pada 2023.

Sayangnya, kata Bambang, Indonesia sebagai negara berpenduduk Muslim terbesar di dunia dengan 85
persen dari jumlah populasi serta menyumbang 11 persen dari total Muslim di seluruh dunia hanya dapat
bertengger di peringkat 10 sebagai negara produsen produk halal dunia.

“Kita harus bisa menjadi produsen utama dalam industri halal global," katanya.

(ed: satria kartika yudha)

JAKARTA - Pemerintah meluncurkan Masterplan Ekonomi Syariah Indonesia (MEKSI) 2019-2024.


Dengan peta jalan ini diharapkan ada satu bank syariah yang masuk dalam 10 bank terbesar Indonesia.
"Kita akan bentuk satu bank syariah untuk masuk dalam 10 aset bank terbesar. Selain itu ada juga
perusahaan syariah, kemudian munculkan skema jaminan sosial untuk syariah," ujar Direktur Eksekutif
KNKS Ventje Rahardjo, di Gedung Bappenas, Jakarta, Selasa (14/3/2019).
Sementara itu, Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro menambahkan, maksud dari bank syariah
dengan skala besar adalah bank seluruhnya melayani keuangan syariah. Di mana ke depan, bank syariah
tidak sekedar menyalurkan keuangan saja, tapi seluruhnya terintegrasi.
"Jadi jelas siapa yang membutuhkan dan bank syariah ini bukan hanya sekedar keliling ke perusahaan apa
saja untuk menyalurkan pembiayaan. Kita ingin bank syariah besar terhubungan dengan industri
halalnya," ujarnya.
Baca Juga: Bank Syariah BUMN Bentuk Fintech Syariah
Bambang yang merupakan Sekretaris Dewan Pengarah Komite Nasional Keuangan Syariah (KNKS)
2019-2024 mengatakan, MEKSI merekomendasikan empat langkah dan strategi utama, yaitu pertama
penguatan halal value chain dengan fokus pada sektor yang dinilai potensial dan berdaya saing tinggi,
kedua penguatan sektor keuangan syariah dengan rencana induk yang sudah dituangkan dalam
Masterplan Arsitektur Keuangan Syariah Indonesia (MAKSI) sebelumnya dan disempurnakan ke dalam
rencana induk ini.
Kemudian, ketiga penguatan sektor Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) sebagai penggerak
utama halal value chain, serta keempat penguatan di bidang ekonomi digital utamanya perdagangan (e-
commerce, market place) dan keuangan (teknologi finansial) sehingga dapat mendorong dan
mengakselerasi pencapaian strategi lainnya.
Baca Juga: Melihat Potensi Keuangan Syariah Berbasis Digital
Untuk menjalankan keempat strategi tersebut, MEKSI 2019-2024 menjabarkan beberapa strategi dasar
yang harus dilakukan, yaitu peningkatan kesadaran publik, peningkatan kuantitas dan kualitas sumber
daya manusia, penguatan kapasitas riset dan pengembangan (R&D), serta penguatan fatwa, regulasi dan
tata kelola. (yau)
(rhs)

Anda mungkin juga menyukai

  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen9 halaman
    Bab Iii
    NonieciezulungygbaexhatieTigapuluhseptembersrceamolibraCiieicecreamnatique
    Belum ada peringkat
  • BAB IV Elga
    BAB IV Elga
    Dokumen13 halaman
    BAB IV Elga
    NonieciezulungygbaexhatieTigapuluhseptembersrceamolibraCiieicecreamnatique
    Belum ada peringkat
  • DAFTAR PUSTAKa Elga
    DAFTAR PUSTAKa Elga
    Dokumen2 halaman
    DAFTAR PUSTAKa Elga
    NonieciezulungygbaexhatieTigapuluhseptembersrceamolibraCiieicecreamnatique
    Belum ada peringkat
  • Rencana Family Gathering Karyawan
    Rencana Family Gathering Karyawan
    Dokumen3 halaman
    Rencana Family Gathering Karyawan
    NonieciezulungygbaexhatieTigapuluhseptembersrceamolibraCiieicecreamnatique
    Belum ada peringkat
  • Bab 1
    Bab 1
    Dokumen7 halaman
    Bab 1
    NonieciezulungygbaexhatieTigapuluhseptembersrceamolibraCiieicecreamnatique
    Belum ada peringkat