LANDASAN TEORI
A. Tabungan
1. Pengertian Tabungan
Pengertian dalam Undang-undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang
perbankan Syariah yang menyebutkan bahwa tabungan adalah simpanan
berdasarkan akad wadiah atau investasi dana ,berdasarkan akad mudharabah atau
akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip Syariah yang penarikannya hanya
dapat dilakukan menurut syarat dan ketentuan yang disepakati. Tetapi tidak dapat
ditarik dengan cek, bilyat giro, atau alat lainnya. Dewan Syariah Nasional mengatur
tabungan syariah dalam Fatwa Nomor 02/DSN-MUI/IV/2000, yaitu: “Produk
tabungan yang dibenarkan atau diperbolehkan secara Syariah adalah tabungan yang
berdasarkan prinsip mudharabah dan wadiah, sehingga mengenal tabungan
mudharabah dan tabungan wadiah. 1
Tabungan adalah bentuk simpanan nasabah yang bersifat likuid. Artinya
produk ini dapat diambil sewaktu-waktu apabila nasabah membutuhkan. Bagi hasil
yang ditawarkan tabungan kepada nasabah tidaklah besar. Akan tetapi, jenis
penghimpunan dana tabungan merupakan produk penghimpunan yang lebih
minimal biaya bagi pihak bank Karena bagi hasil yang ditawarkan pun kecil dan
biasanya jumlah nasabah yang menggunakan tabungan lebih banyak dibandingkan
produk penghimpunan yang lain. 2
1
Nur Rianto, Pengantar Ekonomi Syariah Teori dan Praktik (Bandung: Pustaka Setia,
2015), h. 345
2
Ibid,.
8
9
ضكُ ْم َب ْعضًا فَ ْلي َُؤ ِد الَّذِى اؤْ ت ُ ِمنَ ا َ َمانَت َهٗ َو ْل َيتَّق ه
َّٰللا ُ ضةٌ ۗفَا ِْن اَمِنَ َب ْع
َ سف ٍَر َّولَ ْم ت َِجد ُْوا كَاتِبًا فَ ِر ٰه ٌن َّم ْقب ُْو َ ع ٰلى َ َوا ِْن كُ ْنت ُ ْم
ش َهادَ ۗة َ َو َم ْن َّي ْكت ُ ْم َها فَ ِا َّن ٗ ٓٗه ٰا ِث ٌم قَ ْلب
َّ َربَّهٗ ۗ َو ََل ت َ ْكت ُ ُموا ال
Artinya: Jika kamu dalam perjalanan (dan bermu'amalah tidak secara tunai) sedang
kamu tidak memperoleh seorang penulis, Maka hendaklah ada barang tanggungan
yang dipegang (oleh yang berpiutang). akan tetapi jika sebagian kamu mempercayai
sebagian yang lain, Maka hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanatnya
(hutangnya) dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya; dan janganlah
kamu (para saksi) Menyembunyikan persaksian. dan Barangsiapa yang
menyembunyikannya, Maka Sesungguhnya ia adalah orang yang berdosa hatinya;
dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. 3
B. Deposito
1. Pengertian Deposito
Selain giro dan tabungan Syariah, produk perbankan syariah lainnya yang
termasuk produk penghimpunan dana (funding) adalah deposito. Adapun yang
dimaksud dengan deposito Syariah adalah deposito yang dijalankan berdasarkan
prinsip Syariah. Dalam hal ini, Dewan Syariah Nasional (DSN) MUI telah
mengeluarkan fatwa yang menyatakan bahwa deposito yang dibenarkan adalah
deposito yang berdasarkan prinsip mudharabah. Deposito merupakan dana nasabah
yang ada pada Bank yang penarikannya dapat dilakukan pada saat jatuh tempo atau
jangka waktu yang ditentukan. Misalnya 3 bulan, 6 bulan, dan seterusnya. Pada
produk deposito ini bank menggunakan prinsip bagi hasil. 4
3
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Jakarta: Insan Media
Pustakawan, 2013), h. 76
4
Abdul Ghafur Anshari, Perbankan Syariah di Indonesia (Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press, 2007), h. 94.
10
2. Jenis-jenis Deposito
Bank memberikan beberapa alternatif pilihan kepada masyarakat dalam
mendapatkan dananya dalam beberapa jenis , antara lain : 8
a. Deposito Berjangka
Deposito Berjangka adalah bentuk simpanan berjangka yang disesuaikan
dengan jangka waktu tertentu. Jangka waktu deposito yaitu 1 bulan, 3 bulan, 6
bulan, 12 bulan, dan 24 bulan. Pihak yang mencairkan deposito berjangka hanya
pihak yang namanya tercantum didalam bilyet deposito berjangka tersebut.
Deposito berjangka tidak dapat dipindahtangankan atau diperjualkan.
b. Sertifikat Deposito
Sertifikat deposito merupakan jenis simpanan dana dari masyarakat yang
penarikannya sesuai jangka waktu tertentu, dan dapat diperjualbelikan. Menurut
5
Muhammad Firdaus, Fatwa-Fatwa Ekonomi Syariah Kontemporer, Cet. ke-1, Jakarta:
Renaisan, ,2005 hlm.44
6
Adiwarman A. Karim, Bank Islam, Cet.7, (Jakarta: Raja Grafindo Persada) h. 286.
7
Abdul Ghofur Anshori, Perbankan Syariah Indonesia, (Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press, 2009), h.71
8
Muhammad Firdaus, Fatwa-Fatwa Ekonomi Syariah Kontemporer, Cet. ke-1, (Jakarta:
Renaisan, 2005) h.44
11
C. Pembiayaan
1. Pengertian Pembiayaan
Pembiayaan secara luas berarti financing atau pembelanjaan, yaitu
pendanaan yang dikeluarkan untuk mendukung investasi yang telah direncanakan,
baik dilakukan sendiri maupun dijalankan oleh orang lain. Dalam arti sempit,
12
9
Muhammad, Manajemen Bank Syari’ah, Edisi I, (Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu
Manajemen YKPN, 2002), h. 304
10
Undang-undang Perbankan No. 10 tahun 1998
11
Nur Riyanto Al Arif, Dasar-dasar Pemasaran Bank Syariah, (Bandung: Alfabeta, 2012),
h.42-43
13
a. Kepercayaan
Kepercayaan merupakan suatu keyakinan bahwa pembiayaan yang
diberikan benar-benar diterima kembali dimasa yang akan datang sesuai
jangka waktu yang sudah diberikan. Kepercayaan yang diberikan oleh
lembaga keuangan syariah sebagai dasar utama yang melandasi mengapa
suatu pembiayaan berani dikucurkan. Oleh karena itu sebelum pembiayaan
dikucurkan harus dilakukan penyelidikan dan penelitian terlebih dahulu
secara mendalam tentang kondisi nasabah, baik secara intern maupun
ekstern.
b. Jangka waktu
Setiap pembiayaan yang diberikan memiliki jangka waktu tertentu, jangka
waktu ini mencakup masa pengembalian pembiayaan yang telah disepakati.
Jangka waktu merupakan batas waktu pengembalian angsuran yang sudah
disepakati oleh kedua belah pihak. Untuk kondisi tertentu jangka waktu
inibisa diperpanjang sesuai dengan kebutuhan.
c. Risiko
Semakin panjang jangka waktu pembiayaan maka semakin besar risikonya,
demikian pula sebaliknya. Risiko ini menjadi tanggungjawab lembaga, baik
risiko disengaja maupun risiko yang tidak disengaja. Misalnya karena
bencana alam atau bangkrutnya usaha nasabah tanpa ada unsur kesengajaan
lainnya, sehingga tidak mampu melunasi pembiayaan yang diperoleh.
d. Balas jasa
Balas jasa merupakan imbalan yang diperoleh dari pemberian pembiayaan.
Pada bank konvensional balas jasa ini berupa bunga namun dalam lembaga
keuangan syariah yang berdasarkan prinsip syariah balas jasanya dikenal
dengan bagi hasil.
2. Tujuan Pembiayaan
Secara umum tujuan pembiayaan dibedakan menjadi dua kelompok yaitu
tujuan pembiayaan untuk tingkat makro, dan tujuan pembiayaan untuk tingkat
mikro. Secara makro dijelaskan bahwa pembiayaan bertujuan :
14
12
Muhammad Lathief Ilhamy Nasution, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah, (Medan:
Uinfres, 2000), h. 33
17
13
Ascary, Akad dan Produk Bank Syari’ah (Jakarta : Raja Grafindo, 2007), h. 65.
18
mutlaqah, dalam pembiayaan ini mudharib dibatasi dengan batasan jenis usaha,
waktu, tempat usaha.14
D. Perbankan Syariah
1. Pengertian Perbankan Syariah
Bank adalah suatu badan usaha yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan
kredit atau pinjaman dan jasa lainnya, baik dengan menggunakan alat pembayaran
sendiri atau dengan uang yang diperoleh dari orang lain, serta mengedarkan alat
penukaran baru berupa uang. Menurut Undang-undang RI Nomor 10 Tahun 1998
tanggal 10 November 1998 tentang perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah
badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk
lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. 15
Bank Syariah merupakan istilah yang dipakai di Indonesia untuk
menyatakan suatu jenis bank yang dalam pelaksanaannya berdasarkan prinsip
syariah. Pengertian bank syariah atau bank Islam dalam bukunya Edy Wibowo
adalah bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Islam. Bank ini
tata cara beroperasinya mengacu kepada ketentuan-ketentuan al-Qur’an dan
hadits. 16
Bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Islam
maksudnya adalah bank yang dalam beroperasinya itu mengikuti ketentuan-
ketentuan syariah Islam, khususnya yang menyangkut tata cara bermuamalah
secara Islam. Dalam tata cara bermuamalah itu dijauhi praktik-praktik yang
dikhawatirkan mengandung unsur-unsur riba, untuk diisi dengan kegiatan-kegiatan
investasi atas dasar bagi hasil dan pembiayaan perdagangan atau praktik-praktik
usaha yang dilakukan di zaman Rasulullah atau bentuk-bentuk usaha yang telah ada
sebelumnya, tetapi tidak dilarang oleh beliau. 17
14
Ibid,.
15
Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, (Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2009), h. 24
16
Edy Wibowo, dkk, Mengapa Memilih Bank Syariah?, (Bogor: Ghalia Indonesia cet.I,
2005), h. 33
17
Ibid,.
19
18
Ismail, Perbankan Syariah, (Jakarta: Penerbit Kencana Prenada Media Group, 2013), h.7
19
Mulawarman, Dedi Aji, Menyibak Akuntansi Syariah: Rekonstruksi Teknologi Akuntansi
Syariah dari Wacana ke Aksi, (Yogyakarta: Kreasi Wacana, 2006), h. 26
20
20
M. Nur Rianto Al-Arif, Lembaga Keuangan Syariah Suatu KajianTeoritis Praktis,
(Bandung: Pustaka Setia), h. 98
21
Prinsip operasional bank syariah yang telah diterapkan secara luas dalam
penghimpunan dana masyarakat adalah prinsip wadi’ah dan Mudharabah. Berikut
ini penjelasannya : 21
1) Prinsip Wadi’ah
Prinsip wadi’ah yang diterapkan adalah wadi’ah yad dhamanah. Bank
dapat memanfaatkan dan menyalurkan dana yang disimpan serta
menjamin bahwa dana tersebut dapat ditarik setiap saat oleh nasabah
penyimpan dana. Namun demikian, rekening ini tidak boleh mengalami
saldo negative (overdraft). Landasan hukum prinsip ini adalah :
a) Q.S An nisa (4) Ayat 58, yang terjemahannya:
ٗٓ ِ اَلمٰ ٰن
َ ْ ّٰللا َيأ ْ ُم ُركُ ْم ا َ ْن ت ُ َؤدُّوا
ّٰللا ِن ِع َّما َي ِعظُكُ ْم ِب ٖه ۗ ا َِّن ِ َّت ا ِٰلى ا َ ْه ِل َه ۙا َواِذَا َحك َْمت ُ ْم َبيْنَ الن
َ اس ا َ ْن ت َ ْحكُ ُم ْوا ِب ْال َعد ِْل ۗ ا َِّن ه َ ا َِّن ه
صي ًْرا ِ َّٰللا َكانَ سَ ِم ْيعً ۢا ب َه
“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada
yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan
hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil.
Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik baiknya
kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar lagi Maha
Melihat”.22
2) Prinsip Mudharabah
Dalam mengaplikasikan prinsip Mudharabah, penyimpan dana atau
deposan bertindak sebagai shahibul mal (pemilik modal) dan bank
sebagai mudharib (pengelola). Bank kemudian melakukan penyaluran
pembiayaan kepada nasabah peminjam yang membutuhkan dengan
menggunakan dan yang diperoleh tersebut, baik dalam bentuk
murabahah, ijarah, mudharabah, musyarakah atau bentuk lainnya. Hasil
usaha ini selanjutnya akan dibagihasilkan kepada nasabah penabung
21
Anggraini, dkk, Lembaga Keuangan Syariah dan Dinamika Sosial, (Medan, 2015), h. 77
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Jakarta: Insan Media
22
Pustakawan, 2013), h. 98
23
23
Andri Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, (Jakarta: Kencana, 2009), h. 57
24
2) Wadi’ah (titipan)
Pada dasarnya, dalam akad wadiah yad dhamanah penerima simpanan
hanya dapat menyimpan titipan, tanpa berhak untuk menggunakannya.
Dia tidak bertanggungjawab atas kehilangan atau kerusakan yang terjadi
pada asset titipan selama hal ini bukan akibat dari kelalaian atau
kecerobohan yang bersangkutan dalam memelihara barang titipan
(karena faktor-faktor di luar batas kemampuan). 24
4. Karakteristik Bank Syariah
Karakteristik bank Syari’ah dapat bersifat fleksibel, yang meliputi: 25
a. Keadilan, melarang riba tetapi menggunakan bagi hasil. Riba adalah
pengambilan tambahan, baik dalam transaksi jual beli maupun pinjam-
meminjam secara batil atau bertentangan dengan prinsip muamalah dalam
Islam.
b. Kemitraan, yaitu saling memberi manfaat. Posisi nasabah, investor,
pengguna dana dan bank berada dalam hubungan sejajar sebagai mitra usaha
yang saling menguntungkan dan bertanggung jawab di mana tidak ada pihak
yang merasa dirugikan.
c. Universal, melarang transaksi yang bersifat tidak transparan (gharar).
Menghindari penggunaan sumber daya yang tidak efisien, dan terbuka
seluas- luasnya bagi masyarakat tanpa membedakan agama, suku, dan ras.
E. Penelitian Terdahulu
Untuk mempermudah peneliti dalam menyelesaikan penelitian ini, dimana
agar peneliti bias memperoleh arah dan gambaran dalam penyusunan skripsi ini
maka peneliti melihat contoh dan pedoman dari beberapa penelitian terdahulu yang
serupa atau terkait dengan judul penelitian ini. Untuk lebih jelasnya penelitian
terdahulu yang digunakan sebagai referensi dalam penelitian ini dapat dilihat pada
tabel dibawah ini:
24
Ibid, h.191
25
M. Syafi’i Antonio, Bank Syari‟ah: Dari Teori Ke Praktek, (Jakarta: Gema Insani Pers,
2001), h. 40.
25
26
Suryanto, Pengaruh Dana Pihak Ketiga Terhadap Penyaluran Dana Pada Bank BJB
Cabang Cimahi, Jurnal ISSN: 1693-4482, Vol XIV No. 3 – 2017.
26
27
Agus Fauzi, Analisis Dana Pihak Ketiga, Non Performing Loan, Capital Adequecy Ratio,
dan Loan To Deposit Ratio Terhadap Return On Assets Serta Implikasinya Terhadap Penyaluran
Kredit Pada Bank Persero, Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011.
27
28
Hedy Kuswanto, yang berjudul “Pengaruh Tabungan dan Deposito Mudharabah
Terhadap Penyaluran Dana Pada Perbankan Syariah di Indonesia, Jurnal Dosen STIE
Dharmaputra Semarang.
28
deposito mudharabah
berpengaruh positif
terhadap penyaluran
dana terbukti. Koefisien
regresi atau b2 = 0,966
mempunyai arti bahwa
kenaikan deposito
mudharabah sebesar Rp
1 milyar maka akan
dapat menaikkan
penyaluran dana
sebesar Rp 0,966 milyar
( faktor lain dianggap
tetap).
4. Yuni Utami, X1 Hasil penelitian Persamaan
“Analisis (Tabungan), menunjukka bahwa penelitian ini
Penharuh X2 variabel tabungan, adalah sama-sama
Tabungan, (Deposito), deposito dan giro secara menggunakan
Deposito dan X3 (Giro), Y simultan mempunyai variabel tabungan
Giro Terhadap (Pembiayaan) pengaruh terhadap dan deposito
Pembiayaan pembiayaan terhadap
Murabahah pada murabahah. Hasil uji pembiayaan,
PT Bank Syariah koefisien determinasi perbedaannya
Mandiri, Tbk”29 menunjukkan bahwa terdapat variabel
ketiga variabel bebas giro dan penelitian
mempengaruhi varibel ini dilakukan pada
terikat sebesar 85,2% bank mandiri
dan sisanya 14,8% syariah.
29
Yuni Utami, Analisis Penharuh Tabungan, Deposito dan Giro Terhadap
Pembiayaan Murabahah pada PT Bank Syariah Mandiri, Tbk, Skripsi Politeknik
Negeri Medan, 2018.
29
dipengeruhi oleh
varibel lain yang tidak
diteliti. Secara parsial
tabungan memiliki
pengaruh yang positif
dan signifikan terhadap
pembiayaan
murabahah. Sedangan
deposito dan giro tidak
memiliki pengaruh
terhgadap pembiayaan
murabahah.
5. Nadila Aulia Sari X1 Hasil penelitian Persamaan
dan Sri Eka (Tabungan menunjukan secara penelitian ini
Astuningsih, wadiah), X2 parsial variabel adalah sama-sama
“Pengaruh (Giro tabungan terhadap membahas tentang
tabungan wadiah wadiah), Y pembiayaan dan laba pengaruh
dan giro wadiah (Pembiayaan bersih tidak tabungan terhadap
terhadap mudhararaba berpengaruh pembiayaah,
pembiayaan h) siginifikan; variabel sedangakan
mudharabah dan giro terhadap perbedaanya
laba bersih bank pembiayaan dan laba adalah penelitian
syariah mandiri bersih tidak ini dilakukan pada
periode Januri memberikan pengaruh Bank Syariah
2017-Desember signifikan. Secara Mandiri
2019”.30 simultan variabel
tabungan dan giro
30
Astuningsih, Pengaruh tabungan wadiah dan giro wadiah terhadap
pembiayaan mudharabah dan laba bersih bank syariah mandiri periode Januri 2017-
Desember 2019, Jurnal Manajemen dan Bisnis Indonesia Univ Muhammadiyah
Jember, 2021, Vol 7, No 1.
30
terhadap pembiayaan
dan laba bersih tidak
berpengaruh signifikan.
6. Sarisma X1 Hasil penelitian ini Persamaan
menunjukkan bahwa
Septriyana, (Deposito), penelitian ini
Deposito Mudharabah
“Pengaruh X2 (Ekitas), secara parsial adalah sama-sama
berpengaruh signifikan
deposito Y membahas tentang
terhadap Pembiayaan
mudharabah dan (Pembiayaan) Mudharabah pengaruh deposito
dibuktikan dari nilai
ekuitas terhadap tabungan terhadap
thitung > ttabel (2,554
pembiayaan >2,021) dan nilai sig. pembiayaah.
sebesar 0,032 <
mudharabah (stdi Sedangkan
0,05, Ekuitas secara
kasus bank umum parsial berpengaruh perbedaan pada
signifikan terhadap
syariah pertiode penelitian ini
Pembiayaan
2012-2018).31 Mudharabah dibuktikan adalah tidak
dari nilai thitung >
membahas varibel
ttabel (2,474 >2,021)
dan nilai sig. tabungan dan
sebesar 0,017 < 0,05
penelitian ini
selanjutnya Deposito
Mudharabah dan dilakukan pada
Ekuitas secara
bank umum
simultan berpengaruh
signifikan terhadap syariah.
Pembiayaan
Mudharabah
diperoleh nilai Fhitung
= 71,759 dan Ftabel=
4,08 jadi Fhitung >
Ftabel (71,759
>4,08) dan nilai sig.
sebesar 0,000 < 0,05
dimana 84,2% variabel
Pembiayaan
Mudharabah
dipengaruhi oleh
31
Sarisma Septriyana, “Pengaruh deposito mudharabah dan ekuitas
terhadap pembiayaan mudharabah (stdi kasus bank umum syariah pertiode 2012-
2018), Skripsi IAIN Ponorogo, 2019)
31
variabel Deposito
Mudharabah
dan Ekuitas, sedangkan
15,8% dipengaruhi oleh
variabel lain.
F. Kerangka Teori
Gambar 2.1 Kerangka Teori
H3
Tabungan (X1)
H1
Jumlah Pembiayaan Pada PT. Bank
Sumut Capem Syariah (Y)
Deposito (X2) H2
Keterangan:
Secara simultan
Secara Parsial
G. Hipotesis Penelitian
sedangkan kerugian ditanggung pemilik dana. Semakin besar sumber dana yang
ada maka semakin besar pula dana pembiayaan yang disalurkan, sehingga tabungan
32
dan deposito yang dimiliki bank meningkat. Berdasarkan kajian teori di atas, maka