1930912310021
2
MAKROSOMIA
DEFINISI
Makrosomia merupakan berat badan bayi lahir lebih dari 4000 gram hingga 4500
gram tanpa memperhatikan usia janin
• Makrosomia juga dapat dipertimbangkan bula berat janin termasuk diatas 90 persentil
untuk udia kehamilan berapapun pada saat kehamilan
EPIDEMIOLOGI
• Insiden makrosomia bervariasi dalam populasi; umumnya berkisar 5-7% untuk batasan berat badan
lebih dari 4000 gram dan kurang dari 1% bila memakai batasan berat badan lebih dari 4500
gram
Macrosomia: ACOG Practice Bulletin Summary, Number 216. Obstetrics and gynecology. 2020
PENDAHULUAN
American College of Obstetricians and Gynecologists menyimpulkan bahwa
kata makrosomia tepat digunakan pada janin yang, saat lahir, memiliki
berat 4500 gram atau lebih.
Frekuensi berat badan lahir lebih dari 4000 gram adalah 5,3% dan
yang lebih dari 4500 gram adalah 0,4%. Makrosomia adalah salah satu
komplikasi pada kehamilan yang akan berdampak buruk pada
persalinan dan pada saat bayi lahir apabila komplikasi tersebut tidak
dideteksi secara dini dan segera ditangani.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2014. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI: 2015
1
Gupte S, Wagh G. Preeclampsia–Eclampsia. Journal of Obstetrics and Gynaecology of India. 2019;64(1):4-13
MAKROSOMIA DAN
LAPORAN KASUS PREEKLAMPSIA BERAT PADA
OBESITAS CLASS I
5
IDENTITAS PASIEN
Nama pasien: Umur: 35 tahun Pendidikan: SMA Pekerjaan: Ibu
Ny. K Rumah Tangga
Tanggal MRS: 3
Januari 2022
(14.12 WITA)
6
KELUHAN UTAMA
Keluhan Utama
•Kencang-kencang
RIWAYAT PERJALANAN PENYAKIT
Pasien rujukan dari RS
Bhayangkara dengan Pasien mengaku hamil 9
diagnosis G2P1A0 H bulan dengan keluhan
aterm + Inpartu kala I kencang-kencang sejak
fase Aktif + TB Kelenjar 16 jam SMKB,
on terapi + c Bayi Besar.
Riwayat Haid :
• Menarche usia 12 tahun, selama 7 hari, siklus 28 hari.
• HPHT : 11 Januari 2021
• TP : 18 Oktober 2021
• UK : 39-40 minggu
RIWAYAT PASIEN
Riwayat Perkawinan :
• 1 kali, selama 5 tahun
Riwayat KB :
• Tidak pernah KB
Riwayat Obstetri :
Tempat Anak
Jenis
No. bersalin/ Tahun Kehamilan
Persalinan Sex Berat Keadaan
penolong
2. Hamil ini
PEMERIKSAAN FISIK
PEMERIKSAAN FISIK
Kulit • Lembab, ikterik (-), sikatrik (-), hiper/hipopigmentasi (-),
rash(-)
Kepala • Normosefali
• Rambut hitam tebal, tidak mudah dicabut
Mata • Palpebra edema (-), Konjungtiva pucat (-/-), Sklera ikterik (-),
pupil isokor, reflek cahaya +/+, reflek kornea +/+
Leher • Pembesaran KGB (-), Peningkatan JVP (-), kaku kuduk (-),
deviasi trakea (-).
Palpasi:
• Leopold I : Teraba Lunak, besar, tidak melenting, TFU 37 cm
• Leopold II : Teraba keras memanjang di bagian kiri
• Leopold III : Teraba bulat, keras, melenting
• Leopold IV : divergen (3/5)
HIS : 5x/10’/50’’
Proteinuri Dipstick: 2+
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
HEMATOLOGI
Hemoglobin 14,5 12,00-16,00 g/dl
Lekosit 20,7 4,0-10,5/ul
Eritrosit 5,44 3,50-5,50 juta/ul
Hasil Laboratorium Hematokrit
Trombosit
44,4
215
37,00-47,00 vol%
150-450 ribu/ul
RDW-CV 13,7 11,5-14,7 %
17
SWAB ANTIGEN 3 JANUARI 2022
Hasil : negatif
18
DIAGNOSIS DAN TATALAKSANA
Diagnosis
• G2P1A0 H 38-39 mgg + JTHIU + Preskep + Inpartu kala II + PEB + Partial HELLP Syndrome + Obese Kls I (BMI: 34.5)
+ TB Kelenjar Dalam Terapi + TBJ 4030 gr + C Bayi Besar + Fetal Distress
Penatalaksanaan Awal
• Resusitasi Intrauterine :
- O2 8 Lpm SM
- Miring Kiri
- Loading Dosis Awal MgSO4 40% 4 gr dalam RD5 100cc habis dalam 20 menit → Dosis Rumatan 8 gr MgSO4 40% ~
1gr/jam (Syringe Pump)
- Pasang FC
- PO Nifedipine 3x10mg bila TD > 160/110
- PO Metildopa 3x500mg
- Minum maksimal 1000 cc/24 jam
- KIE kondisi Pasien dan Janin
- KIE KB → Pasien dan suami memilih IUD Interval
- Konsul TS Paru
- Konsul TS Perinatologi
- Konsul TS Anestesi
• Lapor DPJP dr. M. Robyanoor, SpOG. SubSp.KFM → disetujui
LAPORAN OPERASI
Dilakukan Post SC ai (Inpartu kala II + PEB + Partial HELLP Syndrome + Fetal Distess + Bayi
Besar)
- KIE, Informed consent, AB Profilaksis
1.Pasien terlentang dalam pengaruh SAB
2.Dilakukan desinfeksi lapangan operasi dengan povidone iodine 10%, dipersempit dengan doek steril
3.Insisi midline + 10cm pada kulit, diperdalam lapis demi lapis s/d cavum abdomen terbuka
4.Pada eksplorasi didapatkan :
- Uterus gravid aterm
- Adneksa D/S, tuba D/S, ovarium D/S dbn
5.Diputuskan dilakuka LSCS :
- Dibuat bladder flap
- Insisi SBR + 2 cm, diperlebar secara tumpul
- Didapatkan cairan ketuban minimal, meconeal
- Dengan meluksir kepala, lahir bayi pkl 15.33, LK/4415g/53cm/AS 5-6-7
- Plasenta dilahirkan dengan tarikan ringan
- Dibuat jahitan sudut, luka SBR dijahit 2 lapis dengan jahitan jelujur
- Dilakukan reperitonealisasi
5.Dilakukan pencucian PZ + 500 cc
6.Perdarahan + 300 cc
7.Lapangan operasi ditutup lapis demi lapis
8.Operasi selesai
Tatalaksana post operasi
IVFD RL 500 cc + drip oksitosin 20 IU 20 tpm s/d 24 jam post SC
Po Metildopa 3x500 mg
22
LAMPIRAN POST PARTUM
23
FOLLOW UP
SOAP 3 Januari 2022 (12.00) 3 Januari 2022 (15.33)
Subjective Kencang kencang (+), ketuban (-), Gerak janin (+) aktif
Objective STU
Kesadaran : CM
TD : 168/101 mmhg
HR : 108 x/menit Dilakukan SC Cito a/i Inpartu kala II + PEB + Partial HELLP Syndrome + Fetal
RR : 20 x/menit Distess + Bayi Besar, Bayi lahir
T : 36,8 ºC Laki-laki/4415g/53cm/AS 5-6-7
SpO2 : 99 % room air
K/L: konj. pucat (-)
Tho: dalam batas normal
Abd: Cembung, teraba janin
Eks: akral hangat
STO
DJJ : 92-98x/menit
His: 5x/10’/50”
VT: Pembukaan Lengkap/Sel ket(-)mekoneal/Kepala/UUK Dep/H II Proteinuri Dipstick: 2+
Assesment G2P1A0 H 38-39 mgg + JTHIU + Preskep + Inpartu kala II + PEB + Partial HELLP Syndrome + P2A0 Post SC ai (Inpartu kala II + PEB + Partial HELLP Syndrome + Fetal Distess
Obese Kls I (BMI: 34.5) + TB Kelenjar Dalam Terapi + TBJ 4030 gr + C Bayi Besar + Fetal + Bayi Besar) + TB Kelenjar Dalam Terapi + Obese Kls I NCB, BMK
Distress
Planing Resusitasi Intrauterine : IVFD RL 500 cc + drip oksitosin 20 IU 20 tpm s/d 24 jam post SC
- O2 8 Lpm SM Drip MgSO4 40% 1 gr/jam dengan syringe pump
- Miring Kiri Inj Ceftriaxone 2x1 gr iv
Loading Dosis Awal MgSO4 40% 4 gr dalam RD5 100cc habis dalam 20 menit → Dosis Rumatan Inf. Metronidazole 3x500 mg iv
8 gr MgSO4 40% ~ 1gr/jam (Syringe Pump) Inj. Asam tranexamat 3x500 mg iv
Pasang FC Po Metildopa 3x500 mg
PO Nifedipine 3x10mg bila TD > 160/110 Po Nifedipine 3x10 mg jika TD>160/110 mmHg
PO Metildopa 3x500mg Po Vip Albumin 3x2 capsul
Minum maksimal 1000 cc/24 jam Cek DR 6 jam post SC
KIE kondisi Pasien dan Janin Mo. KU/TTV/Kontraksi uterus/Fluxus/Tanda impending eklampsia
KIE KB → Pasien dan suami memilih IUD Interval
Konsul TS Paru
Konsul TS Perinatologi
Konsul TS Anestesi
24
FOLLOW UP
SOAP 4 Januari 2022 6 Januari 2022
Subjective Pasien pindah ke bangsal nifas Pendarahan per vaginam (-), nyeri luka operasi (<)
Pendarahan per vaginam (-), nyeri luka operasi (+)
Objective STU STU
Kesadaran : CM Kesadaran : CM
TD : 130/80 mmhg TD : 120/80 mmhg
HR : 81 x/menit HR : 85 x/menit
RR : 18 x/menit RR : 19 x/menit
T : 36,7 ºC T : 36,7 ºC
SpO2 : 99 % room air SpO2 : 99 % room air
K/L: konj. pucat (+) K/L: konj. pucat (+)
Tho: dalam batas normal Tho: dalam batas normal
Abd: BU (+), supel Abd: BU (+), supel
Eks: akral hangat Eks: akral hangat
Hb post SC 11,6
STO
STO TFU: 2 jari di bawah pusat
TFU: 2 jari di bawah pusat Kontraksi uterus (+) baik
Kontraksi uterus (+) baik V/v: fluxus (-)
V/v: fluxus (-)
Assesment P2A0 Post SC ai (Inpartu kala II + PEB + Partial HELLP Syndrome + Fetal Distess + Bayi P2A0 Post SC ai (Inpartu kala II + PEB + Partial HELLP Syndrome + Fetal
Besar) + TB Kelenjar Dalam Terapi + Obese Kls I (H-1) Distess + Bayi Besar) + TB Kelenjar Dalam Terapi + Obese Kls I (H-4)
Planing Venflon PO. Cefadroxil 2x500 mg
Inj. Cefriaxone 2 x 1 g (H2) PO. Sulfat ferrosus tab 2x300 mg
PO. Sulfat ferrosus tab 2x300 mg PO. Asam Mefenamat 3x500 mg
PO. Asam Mefenamat 3x500 mg PO. Vip Albumin 3 x 2 caps
PO. Vip Albumin 3 x 2 caps Rawat luka hari ini → luka insisi kering, edem (-), eritem (-), pus (-)
PO Metildopa 3x500 mg Mobilisasi aktif
PO Nifedipine 3x10 mg jika TD>160/110 mmHg Diet TKTP
Aff catheter R/ BLPL
Rawat luka H3 ( tgl 6-1-2022)
Mobilisasi bertahap
25
MAKROSOMIA DAN
PEMBAHASAN PREEKLAMPSIA BERAT PADA
OBESITAS CLASS I
26
KASUS vs TEORI
KASUS TEORI
•Berat badan ibu saat hamil adalah • Berdasarkan teori, salah satu faktor
85 kg, dengan IMT 32.9 dan resiko makrosomia adalah obesitas.
tergolong obesitas kelas 1 • Obesitas pada ibu hamil
menyebabkan resiko makrosomia 2
kali lipat lebih tinggi dibandingkan
pada ibu dengan IMT normal.
• Tingkat keparahan makrosomia
meningkat secara linier dengan
meningkatnya IMT maternal.
Mohammad beigi A, Farhadifar F, Soufi Zadeh N, Mohammad salehi N, Rezaiee M, Aghaei M, Fetal macrosomia: risk factors, maternal, and perinatal outcome. Annals of medical and health sciences research. 2013
TEORI
Makrosomia adalah bayi yang dilahirkan dengan berat badan lebih dari 4000 gr. Dari
penggunaan zat makanan dapat mengakibatkan peningkatan ukuran badan janin. Hipotesis
Mohammad beigi A, Farhadifar F, Soufi Zadeh N, Mohammad salehi N, Rezaiee M, Aghaei M, Fetal macrosomia: risk factors, maternal, and perinatal outcome. Annals of medical and health sciences research. 2013
TEORI
• Glukosa dapat berdifusi secara tetap melalui plasenta kepada janin sehingga kadarnya dalam darah
janin hampir menyerupai kadar glukosa darah Ibu. Ketika insulin Ibu tidak dapat mencapai janin,
maka kadar glukosa darah Ibu juga akan mempengaruhi kadar glukosa darah pada janin.
• Saat kehamilan, plasenta memproduksi hormon insulin untuk dapat memenuhi kebutuhan glikogen
pada janin.
• Pada Ibu dengan diabetes militus, produksi insulin plasenta akan meningkatkan sejumlah glukosa
darah yang masuk melalui sawar plasenta. Glukosa darah yang tinggi pada Ibu akan menimbulkan
respon penambahan kadar insulin untuk dapat mengubah glukosa menjadi glikogen dalam tubuh
janin.
Mohammad beigi A, Farhadifar F, Soufi Zadeh N, Mohammad salehi N, Rezaiee M, Aghaei M, Fetal macrosomia: risk factors, maternal, and perinatal outcome. Annals of medical and health sciences research. 2013
30
31
KASUS vs TEORI
KASUS TEORI
Macrosomia: ACOG Practice Bulletin Summary, Number 216. Obstetrics and gynecology. 2020
KASUS vs TEORI
KASUS TEORI
Macrosomia: ACOG Practice Bulletin Summary, Number 216. Obstetrics and gynecology. 2020
KASUS vs TEORI
KASUS TEORI
Macrosomia: ACOG Practice Bulletin Summary, Number 216. Obstetrics and gynecology. 2020
PENUTUP
•Telah dilaporkan sebuah kasus Ny.IHA dengan diagnosis awal G2P1A0 H 38-39 mgg +
JTHIU + Preskep + Inpartu kala II + PEB + Partial HELLP Syndrome + Obese Kls I (BMI: 34.5) + TB
Kelenjar Dalam Terapi + TBJ 4030 gr + C Bayi Besar + Fetal Distress.
•Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan
penunjang.
•Pasien dilakukan SC a/i Inpartu kala II + PEB + Partial HELLP Syndrome + Fetal Distess +
Bayi Besar
•Setelah hari ke-3 perawatan tekanan darah pasien telah menjadi 130/80 mmHg, pasien
juga sudah membaik dari klinis dan laboratoris sehingga diperbolehkan rawat jalan.
35