Anda di halaman 1dari 16

PENDIDIKAN KARAKTER DI KABUPATEN ROTE NDAO

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia

Disusun Oleh :
Handry Pemli Henuk
(2206010021)

PROGAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS SAIS DAN TEKNIK
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karna penyertaan-Nya sehingga Saya
dapat menyelesaikan tugas Karya Ilmiah ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari
penulisan dari Karya Ilmiah ini adalah untuk memenuhi nilai tugas. Selain itu, Karya Ilmiah
ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang “Pendidikan Karakter ” bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga Saya dapat menyelesaikan Karya Ilmiah ini.

Saya menyadari, Karya Ilmiah yang Saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan Saya nantikan demi kesempurnaan Karya
Ilmiah ini.

Penulis

Kupang,10 Desember 2022


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR ........................................................................................................

DAFTAR ISI........................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................

1.1 Latar Belakang ..................................................................................................


1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................
1.3 Tujuan Penelitian ..............................................................................................
1.4 Metode Penulisan ..............................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Metode Penelitian ……………………………………………………………………..
2.2 Lokasi dan Waktu Penelitian…………………………………………………….
2.3 Metode pengumpulan data ………………………………………………………
2.4 Metode Analisis Data…………………………………………………………….

BAB III PEMBAHASAN ....................................................................................................

3.1Pengertian Pendidikan Karakter............................................................................


3.2Penyebab Rusaknya Pendidikan Karakter ............................................................
3.3Cara Mengatasi Kerusakan Karakter Pada Diri Remaja .......................................

BAB III PENUTUP .............................................................................................................

3.1 Kesimpulan .......................................................................................................


3.2 Saran .................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................................


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.
Saat ini Negara Indonesia sedang menghadapi berbagai macam permasalahan
penyimpangan perilaku baik yang dilakukan oleh kalangan remaja maupun yang
melibatkan para pemimpin bangsa, sebut saja tawuran antar pelajar, kurang pekanya
generasi muda terhadap lingkungan sekitar, anarkisme geng motor, atau yang lebih
kompleks yaitu korupsi yang tumbuh subur, sampai masalah kedisiplinan yang
semakin lemah. Ini menjadi fakta yang tidak terbantahkan, celakanya sebagian besar
korupsi melibatkan para politisi yang notabene nya kaum terdidik.
Permasalahan yang terjadi akhir-akhir ini di Negara kita sebenarnya tidak lepas
dari persoalan “Karakter”.Pendidikan karakter yang seharusnya didapatkan
sejak masa kanak- kanak, malah membuat anak tersebut men yimpang dari apa yang
diharapkan. Hal ini seiring dengan kecenderungan bahwa seorang remaja yang
sedang mencari identitas diri, selalu mencari hal- hal baru, ditambah lagi dengan
pengaruh kebudayaan asing yang
sangat kuat mempengaruhi generasi muda, hal ini dapat membuat mereka
terjerumus lebih dalam kepada hal- hal negatif. Pada tahap ini, orang tua dan pendidik
berperan penting dalam memberi pendidikan dan pengawasan kepada anak tersebut.
Sebagai seorang pengamat pendidikan, tentunya Saya tidak akan berpangku tangan
melihat kondisi generasi muda di Indonesia saat ini. Tindakan Pemerintah yang
dianggap acuh tak acuh dengan kondisi generasi muda di Indonesia, sempat membuat
masyarakat berang.
Realitas ini pada akhirnya menggugah Saya melalui karya tulis ilmiah ini untuk
kembali menghidupkan nilai-nilai pendidikan karakter yang dirasa saat ini mulai
tergerus oleh laju arus globalisasi dan modernisasi yang tak terbendung lagi. Disebut-
sebut dunia pendidikan adalah sebagai benteng terakhir yang mampu menahan
derasnya terjangan dekadensi moral yang melanda bangsa ini. Tidak dapat dipungkiri
lagi, dunia pendidikan saat ini hanya mengedepankan penguasaan aspek keilmuan dan
kecerdasan anak. Adapun pembentukan karakter dan nilai-nilai budaya bangsa di
dalam diri siswa semakin terpinggirkan.
Pendidikan karakter sesungguhnya memiliki intensitas yang sangat besar dalam
membangun anak bangsa. Dan semestinya Pendidikan Karakter termasuk dalam materi
yang harus dipelajari dan dikuasai serta direalisasikan oleh peserta didik dalam
kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, dunia pendidikan dalam hal ini sangat
diharapkan menjadi pengendali untuk mengedukasi bangsa kita sehingga manusia
Indonesia lebih berkarakter dan bermartabat serta mulia.
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa definisi dari Pendidikan Karakter?


2. Apa penyebab dari rusaknya Karakter?
3. Bagaimana cara mengatasi berbagai permasalahan yang menyangkut rusaknya
Karakter di Kalangan Remaja.
BAB II
METODE PENELITIAN
2.1 Metode Penelitian
Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif.
Metode kualitatif ini, penulis yang menjadi instrumen dalam penelitian dan analisis
dilakukan secara terus menerus dari awal penelitian hingga analisis data. Penelitian
kualitatif pada hakikatnya ialah mengamati orang dalam lingkungan hidupnya,
berinteraksi dengan mereka, berusaha memahami bahasa dan tafsiran mereka tentang
dunia sekitarnya. Adanya dua definisi di atas menjelaskan bahwa pendekatan kualitatif
yaitu pendekatan yang dilakukan dalam suatu obyek alamiah atau natural, melihat objek
penelitian itu senatural mungkin, apa adanya dan menyeluruh. Sugiyono (2010: 15)
mengatakan bahwa obyek yang alamiah adalah obyek yang berkembang apa adanya,
tidak dimanipulasi oleh peneliti dan kehadiran peneliti tidak begitu mempengaruhi
dinamika pada obyek tersebut.
2.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian : Kupang, Nusa Tenggara Timur
Waktu penelitian : Kamis, 09 Desember 2022
2.3 Metode pengumpulan data
Metode yang dipakai untuk pengumpulan data dibagi menjadi dua kegiatan, yaitu antara
lain:
a. Survei primer.
Data primer merupakan data yang secara langsung didapat dari lapangan atau
lokasi penelitian dan untuk memperoleh data primer itu dilakukan dengan observasi yaitu
mengamati sesuatu melalui penglihatan, penciuman, pendengaran. Teknik observasi
dilakukan peneliti dengan mengadakan pengamatan secara langsung di lokasi penelitian
dengan maksud meng-cross check data yang diperoleh berdasarkan teknik pengumpulan
data lainnya. Observasi dilakukan pada jaringan jalan, aktivitas, ruang terbuka dan
bangunan yang ada pada kawasan Kupang.
b. Survei sekunder
Survei yang dilakukan untuk memperoleh data yang dikutip dari sumber lain.
Untuk memperoleh data itu dilakukan teknik pengambilan data observasi tidak langsung.
Teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui pengamatan dan pencatatan serta
pelaksanaannya tidak langsung di tempat atau pada saat peristiwa terjadi. Studi pustaka
dilakukan dengan melihat buku untuk mencari teori yang relevan dengan penulisan ini
dan jurnal karya ilmiah yakni mempelajari karya ilmiah yang berkaitan dengan perubahan
kawasan. Adapun data sekunder lainya untuk mendukung penelitian ini yakni majalah
dan internet berupa jurnal online dan berita yang berkaitan dengan kebudayaan di Nusa
Tenggara Timur.
2.4 Metode Analisis Data
Metode analisis pada penelitian ini yakni secara kualitatif yakni penulis yang
menjadi instrumen dalam penelitian dan analisis dilakukan secara terus menerus, Metode
analisis yang juga digunakan adalah metode analisis deskriptif.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Pengertian Pendidikan Karakter
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan
masyarakat.
Karakter Bisa disebut juga (Karakteristik). Untuk menunjukan ekstitensi dirinya
manusia pasti mempunyai ciri khas karakter sendiri-sendiri.
Adapun Pendidikan Karakter menurut sumber referensi dan para ahli sebagai
berikut.
1. Pendidikan Karakter Menurut Lickona
Secara sederhana, pendidikan karakter dapat didefinisikan sebagai segala
usaha yang dapat dilakukan untuk mempengaruhi karakter siswa. Tetapi untuk
mengetahui pengertian yang tepat, dapat dikemukakan di sini definisi pendidikan
karakter yang disampaikan oleh Thomas Lickona. Lickona menyatakan bahwa
pengertian pendidikan karakter adalah suatu usaha yang disengaja untuk
membantu seseorang sehingga ia dapat memahami, memperhatikan, dan
melakukan nilai-nilai etika yang inti.
2. Pendidikan Karakter Menurut Suyanto
Suyanto (2009) mendefinisikan karakter sebagai cara berpikir dan
berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan bekerja sama,
baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa, maupun negara.
3. Pendidikan Karakter Menurut Kertajaya

Karakter adalah ciri khas yang dimiliki oleh suatu benda atau individu. Ciri
khas tersebut adalah asli dan mengakar pada kepribadian benda atau individu
tersebut, serta merupakan “mesin” yang mendorong bagaimana seorang
bertindak, bersikap, berucap, dan merespon sesuatu (Kertajaya, 2010).
4. Pendidikan Karakter Menurut Kamus Psikologi

Menurut kamus psikologi, karakter adalah kepribadian ditinjau dari titik


tolak etis atau moral, misalnya kejujuran seseorang, dan biasanya berkaitan
dengan sifat-sifat yang relatif tetap (Dali Gulo, 1982: p.29).

Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan, Pendidikan Karakter adalah Usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik mengerti, menerapkan, dan mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki ciri khas yang dapat diterapkan dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa,
maupun Negara.

3.2Penyebab Rusaknya Pendidikan Karakter


Rusaknya Pendidikan Karakter menjadi salah satu penyebab Negara Indonesia
bisa dikatakan belum maju. Rusaknya Pendidikan Karakter disebabkan oleh berbagai
macam hal-hal negatif.

Teknologi, mungkin adalah suatu contoh dari berbagai macam hal yang merusak
pendidikan karakter bangsa di Indonesia utamanya di kalangan remaja contohya saja
banyak sekali remja yang meggunakan perlatan teknologi untuk hal – hal yang negatif
misalnya yang lagi marak sekarang ini adalah trafficking melalui facebook, twitter, dan
jejaring sosial lainnya.
Selain itu, ada 3 penyebab utama rusaknya karakter bangsa, yaitu:
1. Pengaruh Budaya Luar
Hal ini memang tidak dapat dipungkiri akan akibatnya. Banyak sekali budaya luar yang
sudah masuk ke Indonesia dan mungkin sudah menjadi budaya di kalangan remaja,
akan tetapi hal tersebut belum tentu sesuai dengan karakter bangsa Indonesia yang
mayoritas masyarakatnya beragama Islam.
2. Minimnya Pengetahuan Agama
Nah, inilah yang paling penting yang harus kita tanamkan pada diri kita masing-
masing. Karena apa, Agama merupakan tuntunan dasar supaya kita tidak salah dalam
melakukan setiap tindakan. Jika agama sudah kuat, yakinlah kejahatan di Indonesia
akan dapat diminimalisir. Contohnya saja, jika pejabat negeri ini memiliki agama yang
baik, maka tidak mungkin mereka berani memakan uang rakyat (korupsi). Akan tetapi
sebaliknya, jika agama sudah tidak diperdulikan, maka tunggulah kerusakan negara
tersebut.
3. Salahnya Sistem Pendidikan
Terjadinya kerusakan moral dikalangan pelajar dan generasi muda sebagaimana
disebutkan diatas, karena tidak efektifnya keluarga, sekolah dan masyarakat dalam
pembinaan moral. Bahkan ketiga lembaga tersebut satu dan lainnya saling bertolak
belakang, tidak seirama, dan tidak kondusif bagi pembinaan moral.

3.3 Cara Mengatasi Kerusakan Karakter Pada Diri Remaja


Kerusakan karakter bangsa tentu tidak boleh kita biarkan terus berlangsung,
harus ada upaya yang dilakukan untuk mengatasinya. Menurut Penulis ada beberapa
hal yang harus kita lakukan untuk mengatasi hal tersebut, di antaranya adalah:
5. Memperkokoh keimanan atau akidah kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan jalan
memberikan pengetahuan agama, baik yang dilakukan di rumah, kampus dan
masyarakat, sehingga selalu terikat dan mau menyesuaikan diri dengan ketentuan
Tuhan Yang Maha Esa.
6. Menanamkan perasaan dekat kepada Tuhan Yang Maha Esa, sehingga di mana pun kita
berada, ke manapun kita pergi dan bagaimanapun situasi dan kondisinya kita akan selalu
merasa diawasi oleh Tuhan Yang Maha Esa. Dengan hal demikian, maka akan membuat
diri kita tidak berani menyimpang dari jalan-Nya.
7. Mewujudkan lingkungan yang religius, baik melalui bahan bacaan, tontonan
maupun lingkungan pergaulan, sehingga pengaruh dari lingkungan tersebut akan
membuat manusia terbentuk menjadi orang yang memiliki kepribadian yang
religius.
8. Menumbuhkan tanggung jawab pengembangan amanah dakwah dengan terus
berusaha untuk menjadi yang terbaik dalam bersikap dan berperilaku dalam
berbagai sisi kehidupan berkeluarga, bermasyarakat dan berbangsa.

Dalam mengatasi kerusakan karakter pada diri manusia diperlukan perhatian yang
sangat serius dari pendidik-pendidik di dalam keluarga, di sekolah, maupun di ruang lingkup
masyarakat. Jika peran-peran berjalan dengan baik, maka akan terbentuk karakter-karakter yang
sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.
BAB IV
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pendidikan Karakter di Indonesia belum berada pada tahap maju. Sehingga perlu
diadakan perbaikan-perbaikan sistem pendidikan oleh pemerintah dalam memajukan
Pendidikan Karakter anak bangsa di Indonesia. Keluarga, sekolah, dan masyarakat pun
juga memiliki tanggung jawab dalam memajukan karakter anak bangsa. Dan juga,
kurangnya rasa kepedulian warga terhadap setiap pelanggaran yang dilakukan oleh
berbagai kelompok masyarakat.

3.2 Saran

Pendidikan Karakter bisa dimasukkan dalam kurikulum pendidikan agar siswa


dapat memahami dan merealisasikannya dalam kehidupan bermasyarakat. Pendidikan
Karakter tak hanya menjadi tugas guru pelajaran agama ataupun Pkn, tetapi juga
seluruh guru. Bukan hanya di lingkup sekolah, pendidikan karakter harus dipikul pula
oleh masyarakat secara luas. Keluarga sebagai unit terkecil dalam masyarakat pun
memanggul tugas memberikan pendidikan karakter terhadap anak pada fase paling
awal.
DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Pendidikan
http://id.wikipedia.org/wiki/Karakter
http://hasanuddinismail.wordpress.com/2011/09/27/krisis-moral-bangsa-upaya-
mengatasinya/
Noor, Rohinah M.2012. Mengembangkan Karakter Anak Secara Efektif. Yogyakarta:
Pedagogja
http://belajarpsikologi.com/pengertian-pendidikan-karakter/
6|KaryaIlmiah“Pendidikan”

Anda mungkin juga menyukai