Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN

KULIAH KERJA LAPANGAN (KKL)


FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI ISLAM
PRODI BIMBINGAN KONSELING ISLAM
TAHUN AKADEMIK 2021/2022

Disusun oleh:

Irfan Ferdyansyah (1940110072)

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM


FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS
TAHUN 2022

1
2
PENGESAHAN

Laporan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) mahasiswa IAIN Kudus


Fakultas Dakwah dan Komunikasi Islam Program Studi Bimbingan dan
Konseling Islam (BKI) Tahun 2022
Nama : Irfan Ferdiyansyah
Nim : 1940110072
Prodi : Bimbingan dan Konseling Islam
yang dilaksanakan pada tanggal 30 Mei – 3 Juni 2022 telah
memenuhi persyaratan sebagaimana dijelaskan dalam buku Pedoman
Kuliah Kerja Lapangan Program Studi Bimbingan dan Konseling Islam
(BKI) Fakultas Dakwah dan Komunikasi Islam IAIN Kudus dan diterima
serta disahkan.

Mengetahui

Kudus, 16 Juni2022
DosenPembimbing Dekan

Noviana Uticha Sally, S.pd., M.A.


NIP.198911192020122017

Dr.Masturin,M.Ag
NIP.197004032001121001

i
ii
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah Swt atas rahmat dan
karunia-Nya sehingga dapat menyelesaikan Laporan Kuliah Kerja Lapangan
Tahun 2022 Fakultas Dakwah dan Komunikasi Islam Institut Agama Islam Negeri
Kudus dalam rangka memenuhi kewajiban sebagaimana diamanatkan dalam
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang
Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme dan Inpres Nomor 7 Tahun
1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, bahwa setiap Instansi
Pemerintah harus mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas pokok dan
fungsinya serta kewenangan penggunaan sumber daya dan kebijaksanaan yang
dipercayakan kepadanya berdasarkan perencanaan strategi yang telah dirumuskan
sebelumnya.

Laporan ini merupakan salah satu tugas mata kuliah yang wajib ditempuh
pada semester enam di Program Studi Bimbingan dan Konseling Islam Institut
Agama Islam Negeri Kudus. Kuliah Kerja Lapangan dilaksanakan pada tanggal
30 Mei -3 Juni 2022 di Bali. Kuliah Kerja Lapangan diadakan dalam rangka
memperluas cakrawala mahasiswa. Sehingga penulis berharap laporan ini dapat
menjadi kontribusi positif bagi pembaca.

Penulis sadar bahwa hasil laporan kuliah kerja lapangan ini tidak semata-
mata hasil dari jerih payah penulis sendiri, tetapi hasil dari kontribusi berbagai
pihak. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada :

1. Prof. Dr. H. Abdurrohman Kasdi, Lc. M.Si. selaku Rektor Institut Agama
Islam Negeri (IAIN) Kudus.

2. Dr.Masturin,M.Ag selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi Islam


Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kudus.
3. Siti Malaiha, Dewi, S.Sos., M.Si. selaku Wakil Dekan 1 Fakultas Dakwah
dan Komunikasi Islam IAIN Kudus.

i
4. Dr. M. Nur Ghufron, S.Ag., M.Si.selaku Ketua Program Studi Bimbingan
dan Konseling Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi Islam Institut
Agama Islam Negeri (IAIN) Kudus.
5. Noviana Uticha Sally, S.pd., M.A. selaku Dosen Pembimbing Lapangan yang
telah memberikan pengarahan, bimbingan, dan saran selama pelaksanaan
Kuliah Kerja Lapangan (KKL).
6. Ibu Ir. Ida Ayu Pradnyani Manthara. Selaku Ketua Yayasan Dria Raba
sekaligus presentator informasi Dria Raba.
7. Bapak dan Ibu Dosen Pendamping Lapangan (DPL) dan pihak-phak yang
selalu mendampingi kami saat pelaksanaan kegiatan KKL
8. Kawan Jaya Tour dan Travel, dengan saudari Ahyar dan Sinta sebagai tour
leader, dan Bli kecak sebagai guide kami selama berada di Bali.
9. Kedua orang tua yang senantiasa memberikan dukungan secara finansial
dan doa untuk menunjang kelancaran dalam pelaksanaan kegiatan Kuliah
Kerja Lapangan (KKL).
10. Seluruh teman-teman Fakultas Dakwah dan Komunikasi Islam IAIN
Kudus angkatan 2019, terimakasih telah berjuang bersama saat kegiatan
Kuliah Kerja Lapangan (KKL) di Bali.

Semoga bantuan dan dukungan yang telah diberikan mendapat pahala dan
hikmah dari Allah SWT. Dalam penyusunan laporan kuliah kerja lapangan,
penulis sudah berusaha semaksimal mungkin mulai dari observasi sampai
penyusunan. Namun, masih banyak kekurangan karena keterbatasan pengetahuan
dan kemampuan Penulis. Untuk itu, kritik dan saran yang bersifat membangun
dari pembaca sangat diharapkan demi kesempurnaan laporan ini. Akhir kata
penulis berharap semoga laporan ini bermanfaat bagi kita semua.

ii
Kudus, 17 Juni 2022

Penulis

Irfan Ferdinysah
Nim 1940110072

iii
LEMBAR PENILAIAN
KULIAH KERJA LAPANGAN (KKL)
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI ISLAM
IAIN KUDUS

Nama Mahasiswa : Irfan Ferdiansyah


NIM : 1940110072
Lokasi KKL : Yayasan Dria Raba Denpasar Bali

AspekPenilaian Nlai
I Komponen Personal danSosial
a. Disiplinwaktu
b. Etikaberkomunikasi
c. Kerapianberpakaian
d. Disiplintugas
e. Pergaulandankerjasamadenganpemimpin,
dosenpembimbing, panitiadanrekan sesame KKL
f. Partisipasiselama di LokasiKunjunganKera
Nilai rata-rata MAX.
40
I LaporandanPresentasi
I
a. Kesesuaian format laporan
b. Kualitaspenulisanlaporanmasing-masing item
c. Kualitaspenggunaanteoridalamanalisislapangan
d. Kesesuaianpenggunaanteori-teoriuntukanalisis data
denganprodi
e. Kemampuanpresentasilaporan

iv
AspekPenilaian Nlai
Nilai rata-rata MAX.
60
NILAI TOTAL MAX.10
0

Kudus, 17 Juni 2022


Dosen Pembimbing

Novian Uticha Sally, S.pd., M.A


NIP. 198911192020122017

v
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL…………………………………………………………i
HALAMAN PENGESAHAN……………………………………………….ii
KATA PENGANTAR……………………………………………………….iii
LEMBAR PENILAIAN……………………………………………………..iv
DAFTAR ISI…………………………………………………………...…….v
BAB I PENDAHULULUAN
A. Latar Belakang…………………………………………………….....1
B. Rumusan Masalah……………………………………………………2
C. Metode Penelitian ……………………………………………………3
BAB II KAJIAN TEORI
A. Pengertian Pengembangan…………………………………………...4
B. Pengeetian bakat dan minat…………………………………...……..5
C. Pengertian ABK………………………………………….…………..6
BAB III PENUTUP

A. Analisis Pengembangan Bakat dan Minat………………………..…10


BAB III PENUTUP
A. SIMPULAN……………………………………..……………...……12
B. SARAN…………………………………………………………..…..12

vi
vii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Salah satu program studi yang dinilai dapat mengembangkan wawasan,
keterampilan, kecakapan dan kreativitas mahasiswa untuk memasuki dunia
kerja adalah dengan melaksanakan Kuliah Kerja Lapangan. Dimana setiap
mahasiswa yang mengikuti Kuliah Kerja Lapangan dituntut harus mampu
mengembangkan dirinya sendiri untuk bersosialisasi dan mempraktikkan
secara langsung ilmu yang telah didapatkan dari bangku kuliah ke dunia kerja.
Secara garis besar seperti yang kita lihat bahwa pendidikan yang dilakukan di
perguruan tinggi masih terbatas pada pemberian praktik dalam skala kecil
dengan intensitas yang terbatas, agar dapat memahami dan memecahkan setiap
permasalahan yang muncul di dunia kerja, maka mahasiswa tentunya perlu
melakukan pelatihan kerja secara langsung di instansi atau lembaga - lembaga
yang berkaitan dengan program studi yang ditempuh. Besar kemungkinan
dengan adanya program Kuliah Kerja Lapangan ini mahasiswa dapat
memahami langsung struktur organisasi dalam sebuah manajemen,
profesionalitas kerja, kedisiplinan dan masih banyak hal lainnya. Dengan
banyaknya hal positif yang akan didapat maka penulis berkesempatan untuk
melakukan Kuliah Kerja Lapangan di Bali pada tanggal 30 Mei -3 Juni 2022
lalu. Alasan penulis melaksanakan program Kuliah Kerja Lapangan di Bali ini
tentunya penulis berharap mendapatkan ilmu secara langsung mengenai praktik
kerja yang sesungguhnya khususnya dalam bidang konseling. Sehingga penulis
mendapatkan banyak pengalaman berharga yang bisa diambil dari lingkungan
tempat Kuliah Kerja Lapangan di Bali.
Dria Raba merupakan sebuah yayasan yang bergerak dibidang
kesejahteraan sosial bagi anak penyandang Tuna Netra. Yayasan Pendidikan
Dria Raba bertanggung jawab langsung terhadap keseharian anak-anak di
dalam asrama dimana selepas mengikuti proses belajar mengajar di SLB/A
Dria Raba. Hal ini berkaitan dengan kondisi fisik anak saat mengikuti kegiatan

1
Ekstra sore seperti massage, olah vocal, bermain music, tabuh dan menciptakan
karya puisi, yang diperoleh ketika siswa berada di yayasan Dria Raba. Oleh
karena itu Dria Raba ini sangat bermanfaat bagi penyandang disabilitas netra
agar anak mampu memanfaatkan waktunya untuk mengasah potensi bakat dan
minat yang dimiliki para siswa Dria Raba.
Anak tuna netra adalah salah satu jenis penderita cacat bagian mata
(penglihatan). Jumlah anak penyandang tuna netra yang semakin hari semakin
bertambah. Banyak masyarakat yang belum menyadari bahwa anak yang
menderita tuna netra adalah amanah sekaligus karunia Tuhan Yang Maha Esa.
Yang senantiasa kita jaga karena dalam dirinya teradapat harkat, martabat, dan
hak-hak sebagai manusia ynag harus di junjung tinggi. Apabila sebagian
masyarakat masih mempunyai pandangan bahwa tuna netra tidak berguna dan
hanya membuat Maslaah saja bagi masyarakat. Tuna netra bukanlah hambatan
untuk meraih prestasi, dan berkontribusi pada negara dan bangsa. Bahwa tuna
netra sebagaimana anak-anak lainnya memiliki potensi yang bisa berkembang.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah peneliti paparkan di atas, maka
penelitian ini akan diarahkan untuk menjawab permasalahan berikut
1. Bagaimana cara mengembangkan bakat dan minat di Yayasan Dria Raba
Denpasar Bali?
C. Metode penelitian
1. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Penelitian kualitatif
adalah penelitian yang menekankan pada quality atau hal yang terpenting
suatu barang atau jasa. Hal yang terpenting suatu barang atau jasa yang
berupa kejadian,fenomena dan gejala sosial adalah makna dibalik kejadian
tersebut dapat dijadikan pelajaran berharga bagi pengembangan konsep
teori.
Sedangkan pendekatan yang dipakai berupa deskriptif. Pendekatan
deskriptif, yaitu analisis data yang dilakukan dengan cara mengumpulkan

2
data,mengelola data kemudian menyajikan data observasi agar pihak lain
dapat mudah memperoleh gambaran mengenai objek yang diteliti dalam
bentuk kata-kata dan bahasa.
2. Setting Penelitian
a. Lokasi penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Yayasan Dria Raba Denpasar Bali
b. Waktu penelitian
Pada Saat Kegiatan Kuliah Kerja Lapangan (KKL)
Hari/Tanggal: Selasa, 31 Mei 2022
Tempat: Halaman Yayasan Dria Raba Denpasar Bali
3. Subjek Penelitian
Peneliti menetapkan subjek dalam penelitian ini adalah anak-
anak yang mengalami permasalahan pada kondisi fisik (tuna netra)
akibat kondisi fisiknya yang mempengaruhi indera pengelihatannya,
namun anak-anak dari yayasan Dria Raba ini begitu luar biasa dalam
belajar musik sehingga dengan kesungguhan anak-anak SLB Dria Raba
mereka semuanya tumbuh menjadi anak-anak yang mampu berpikir
positif, mampu percaya diri dan bahkan yang luar biasa adalah anak-
anak SLB Dria Raba ini memiliki semangat berprestasi yang luar biasa
di dunia pendidikan maupun dimasyarakat.
Untuk mendapatkan data secara rinci melalui teknik
pengumpulan data wawancara, dokumentasi, dan observasi.1
4. Sumber Data Penelitian
Sumber data penelitian ini diperoleh saat melakukan penelitian di
SLB Dria Raba Bali. Data tersebut diperoleh saat tanya jawab dengan
Ibu Ketua Yayasan Dria Raba.

3
BAB II

KAJIAN TEORI

A. Pengembangan Bakat dan Minat ABK

1. Pengertian Pengembangan

Pengembangan diambil dari istilah bahasa inggris yaitu development.


Pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan struktur dan fungsi
karakteristik manusia yang terjadi dalam kemajuan yang mantap dan merupakan
suatu proses kematangan. Pandangan paling menyeluruh tentang pertumbuhan
dan perkembangan kognitif diberikan oleh Jean Piaget berupa teori perkembangan
intelektual yang dikutip oleh E. Mulyasa, dapat dipaparkan sebagai berikut:

a. Tahap Sensorimotorik (sejak lahir hingga usia 2 tahun)


Anak mengalami kemajuan dalam operasi-operasi reflek dan belum mampu
membedakan apa yang ada disekitarnya hingga ke aktifitas sensorimotorik
yang kompleks sehingga terjadi formulasi baru terhadap organisasi pola-pola
lingkungan. Dapat dipahami bahwa pada tahap ini individu sudah mulai
menyadari bahwa adanya benda-benda disekitarnya, dapat ditemukan kembali
dan dapat menghubungkan secara sederhana antara benda yang memiliki
persamaan.

b. Tahap Praoperasional (2-7 tahun)


Pada tahap ini objek dan peristiwa mulai menerima arti secara simbolis,
misalnya : kursi adalah benda untuk duduk, sekolah adalah tempat belajar.

c. Tahap Operasi Nyata (7-11 tahun)


Tahap ini anak mampu membuat keputusan tentang hubunganhubungan
timbal balik dan yang berekebalikan. Misalnya : kiri dan kanan merupakan
hubungan dalam hal posisi atau tempat.

d. Tahap Operasi Formal (11 tahun dan seterusnya)

4
Tahap ini ditandai oleh perkembangan kegiatan-kegiatan berfikir formal dan
abstrak. Individu mampu menganalisis ide-ide, memahami ruang dan
hubungan-hubungan yang bersifat sementara. Jadi model pengembangan
merupakan suatu perencanaan atau pola yang ada dalam proses kemajuan,
kemantapaan dan kematangan karakteristik manusia.

2. Pengertian Bakat dan Minat

a. Bakat

Bakat adalah kemampuan yang merupakan sesuatu yang “inherent” dalam diri
seseorang yang dibawa sejak mereka lahir dan terkait dengan struktur otak. Secara
genetik struktur otak memang telah terbentuk sejak lahir, tetapi berfungsinya otak
itu sangat ditentukan oleh caranya lingkungan berinteraksi dengan anak manusia
itu. Bakat dapat diartikan pula sebagai kemampuan bawaan yang merupakan
potensi yang masih perlu dikembangkan atau dilatih.

Menurut Renzulli menyatakan bahwa bakat sebagai gabungan dari tiga


unsur esensial yang sama pentingnya dalam menentukan keberbakatan seseorang,
yakni kecerdasan, kreativitas, dan tanggung jawab.

Sedangkan menurut Widodo Judarwanto, menyatakan keberbakatan adalah


kemampuan intelektual atau kecerdasan diantaranya meliputi kemampuan
intelektual musik, matematika, fisika, kimia, elektronik, informasi teknologi,
bahasa, olahraga, dan berbagai tigkat kecerdasan di berbagai bidang lainnya yang
kemampuannya jauh diatas rata-rata anak seuisianya.

Jadi dapat disimpulkan dari pengertian tersebut diatas bahwa bakat adalah
kemampuan-kemampuan unggul seseorang yang dimiliki sejak lahir atau bawaan
dalam beberapa bidang tertentu yang nantinya jika dikembangkan membuat
seseorang tersebut memiliki ketrampilan dan prestasi yang unggul.

c. Minat
Minat ialah suatu dorongan yang membuat terkaitnya perhatian individu pada
objek tertentu seperti pekerjaan, pelajaran, benda dan orang. Minat berhubungan

5
dengan aspek kognitif, afektif, dan motorik dan merupakan sumber motivasi
untuk melakukan apa yang diinginkan.

Menurut Guilford, minat adalah kecenderungan tingkah laku umum


seseorang untuk tertarik terhadap sekelompok hal-hal tertentu.

Sedangkan Crow and Crow mengatakaan bahwa minat berhubungan


dengan gaya gerak yang mendorong seseorang untuk menghadapi atau berurusan
dengan orang, benda, kegiatan, pengalaman yang dirangsang oleh kegiatan itu
sendiri.24 Jadi minat adalah rasa seseorang untuk suka atau tertarik pada hal atau
kegiatan tertentu yang menguntungkan dan menimbulkan kepuasan pada dirinya.

3. Cara Mengidentifikasi Anak Berbakat


Menurut Utami Munandar, dalam metode identifikasi anak bebakat secara umum
dapat dibedakan dua pendekatan, yaitu

a. Dengan menggunakan alat tes, meliputi dua tahap:

1) Tahap penjaringan atau screening dengan tes kelompok yang telah dilakukan.
Biasanya tes attitude dan tes intelegensi dan tes prestasi belajar.

2) Tahap seleksi atau identifikasi dengan tes individual. Tes intelegensi individual
lebih halus dan mengukur kemampuan seseorang dengan lebih tepat dan teliti.

b. Identifikasi melalui studi kasus, yaitu memperoleh sebanyak mungkin tentang


keterangan anak yang diperkirakan berbakat dari sumber-sumber yang berbeda,
misalnya dari guru, orang tua, teman sebaya, atau dari anak itu sendiri. Bisa juga
dari anggota masyarakat yang mengenal anak tersebut dengan baik.

Konsep lain yang digunakan untuk mengidentifikasi anak berbakat adalah


Three-Ring Conception, merupakan konsesp Renzulli dan kawankawan yang
dikutip oleh Utami Munandar, yaitu26 :

a. Kemampuan umum diatas rata-rata. Kemampuan umum disini tidak hanya


diukur melalui prestasi belajar saja, tetap tercakup berbagai bidang kemampuan

6
yang biasanya diukur oleh tes intelegensi, prestasi, bakat, kemampuan, mental
premier dan berfikir kreatif.

b. Kreatifitas diatas rata-rata Yaitu merupakan kemampuan umum untuk


menciptakan suatu yang baru, sebagai kemampuan untuk memberikan gagasan-
gagasan baru yang dapat diterapkan dalam pemecahan masalah.

c. Pengikatan diri terhadap tugas. Pengikatan diri terhadap tugas sebagai bentuk
motivasi yang internal yang mendorong seseorang untuk tekun dan ulet
mengerjakan tugasnya, walaupun mempunyai hambatan menyelesaikan tugas
tetap menjadi tanggung jawabnya

4. Cara Mengembangkan Minat Siswa

Mengembangka minat terhadap sesuatu pada dasarnya adalah membantu


siswa melihat hubungan antara materi yang dihadapkan untuk dipelajarinya
dengan dirinya sendiri sebagai individu.

Dalam hal ini akan dijelaskan mengenai beberapa cara membangkitkan


minat siswa, yaitu :

a. Menggunakan minat- minat siswa yang telah ada.


Misalkan siswa menaruh minat pada ekstrakurikuler seni tari,
sebelum mengajarkan gerakan pada seni tari, pengajar dapat menarik
perhatian siswa dengan menceritakan sedikit mengenai pentas tari yang
baru saja berlangsung, kemudian sedikit demi sedikit diarahkan ke materi
seni tari yang sesungguhnya. b. Berusaha membentuk minat- minat baru
pada diri siswa.
Yaitu dengan memberikan informasi pada siswa mengenai
hubungan antara suatu bahan pengajaran yang akan diberikan dengan
bahan pengajaran yang lalu, menguraikan kegunaannya bagi siswa di masa
yang akan datang.
d. Melakukan insentif dalam usaha mencapai tujuan pengajaran.

7
Insentif merupakan alat yang dipakai untuk membujuk seseorang agar
melakukan sesuatu yang tidak mau dilakukannya atau yang tidak
dilakukannya dengan baik. Diharapkan pemberian insentif akan
membangkitkan motivasi siswa dan mungkin minat terhadap baham yang
diajarkan akan muncul. Misalkan siswa diberi hadiah karena telah
mengerjakan sesuatu dengan baik, cenderung akan bekerja lebih baik lagi
dari pada siswa yang dimarahi atau dikritik karena pekerjaannya yang
buruk. Tetapi hendaknya seorang pengajar itu bertindak bijaksana dalam
menggunakan insentif, insentif yang dipakai perlu disesuaikan dengan diri
masing- masing siswa.
4. Faktor- faktor yang Mempengaruhi Bakat dan Minat.
Faktor yang mempengaruhi minat terdiri dari dua faktor,
diantaranya faktor internal dan faktor eksternal, yaitu :
a. Faktor Internal, adalah faktor yang bersumber dari dalam diri
seseorang, yang mampu mempengaruhi perkembangan bakat dan minat
seseorang. Hal ini biasanya dipengaruhi oleh faktor keturunan atau bakat
alamiah seseorang.
b. Faktor Eksternal, adalah faktor yang berasal dari ligkungan,
teman sebaya maupun dorongan orang tua yang nantinya mampu
mempengaruhi perubahan- perubahan maupun perkembangan dari bakat
dan minat seseorang. 6. Pengertian Anak Berkebutuhan Khusus
Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) merupakan istilah lain untuk
menggantikan kata “Anak Luar Biasa (ALB)” yang menandakan adanya
kelainan khusus, Anak berkebutuhan khusus memiliki karakteristik yang
berbeda antara satu dan lainnya. Di Indonesia ABK yang terlayani, antara
lain sebagai berikut.
a. Anak yang mengalami hendaya (impairment) penglihatan (tunanetra),
khususnya buta total, tidak dapat menggunakan penglihatannya untuk
mengikuti segala kegiatab belajar maupun kehidupan sehari-hari. Kegiatan
belajar umumnya dilakukan dengan rabaan atau taktil karena kemampuan
indra raba sangat menonjol untuk menggantikan indra penglihatan.

8
b. Anak dengan hendaya mendengar dan berbicara(tunarungu wicara).
Pada umumnya mereka mempunyai hambatan pedengaran dan kesulitan
melakukan komunikasi secara lisan dengan orang lain.
c. Anak dengan hendaya perkembangan kemampuan fungsional
(tunagrahita). Mereka memiliki problematika belajar yang disebabkan
adanya hambatan perkembangan intelegensi, mental, emosi, sosial, dan
fisik.
d. Anak dengan hendaya kondisi fisik motorik atau tunadaksa. Secara
medis dinyatakan bahwa mereka mengalami kelainan pada tulang,
persendian, dan saraf penggerak otot-otot tubuhnya sehingga digolongkan
sebagai anak yang membutuhkan layanan khusus pada gerak anggota
tubuhnya.
e. Anak dengan hendaya perilaku ketidakmampuan menyesuaikan diri
(maladjustment). Anak dengan hendaya perilaku seperti ini sering disebut
dengan anak tunalaras. Karakteristik yang menonjol antara lain sering
membuat secara berlebihan, bertendensi kearah perilaku kriminal, agresif,
sering menghindarkan diri, berprilaku anti sosial, mudah marah, kurang
konsentrasi, suka menjawab seenaknya, tidak mampu mengendalikan diri,
banyak bericara tidak perlu, dan mempunyai problematika belajar.
f. berkesulitan belajar khusus merupakan anak yang mempunyai kesulitan
belajar dalam satu atau lebih dari proses psikologis dasar secara spesifik
(proses mengacu pada prasayarat kemampuankemampuan seperti daya
ingatan, persepsi pendengaran, persepsi visual, dan bahasa ucapan),
meluputi pemahaman atau penggunaan bahasa secara lisan satau tulisan,
kemampuan mendengar, berpikir, berbicara, membaca, menulis,
pengucapan kata, atau perhitungan yang berkaitan dengan matematika.
Secara umum mereka mempunyai kondisi tertentu berkaitan dengan
kelainan persepsi, luka di otak, minimal brain dysfunction, disleksia, dan
afasia.

9
BAB III
PEMBAHASAN
A. Analisis
Pengembangan bakat dan minat di yayasan Dria Raba salah satunya yaitu dengan
seni musik. Misalnya bagaimana menciptakan kondisi yang baik agar dalam mempelajari
seni musik seperti menghafal angkord atau tangga nada, irama, dan berbagai macam alat
musik dapat berhasil dengan kurun waktu yang cepat. Berhasil tidaknya, cepat lambatnya
tergantung pada kondisi lingkungan yang baik, seperti pertemanan antar sesama tuna
netra, memahami setiap karakter anak, dan metode atau teknik yang digunakan oleh
pendidik di yayasan Dria raba sesuai dengan jenis dan situasi belajar, mampu membuat
rencana belajar yang baik, penilaian belajar dan sebagainya agar ilmu yang disalurkan
kepada anak tuna netra bisa cepat diterima dan diaplikasikan dalam kesehariannya.
Terlepas dari pada itu, seperti yang disampaikan ibu Ir. Ida Ayu Pradnyani Manthara.
Selaku Ketua Yayasan Dria Raba sekaligus presentator informasi Dria Raba yaitu beliau
menyampaikan bahwa dari setiap anak tuna netra itu dari segi emosional berbeda-beda.
Anak yang mengalami kecacatan fisik dari lahir dan ditempatkan di yayasan Dria Raba
ini dari usia kecil, ia jauh lebih mampu mengontrol emosinya dibandingkan dengan yang
anak-anak pernah melihat indahnya dunia secara penuh dan dituntut keluarganya harus
bertempat tinggal serta belajar menyesuaikan hidup dengan anak-anak netra lainnya,
mereka akan jauh lebih sulit dikontrol karena mental mereka belum siap menerima bahwa
ia memiliki keterbatasan fisik dalam hal melihat. Dari informasi yang disampaikan oleh
Ibu Ida tersebut, maka dapat di simpulkan bahwa beberapa anak tuna netra disana secara
psikologis belum mampu mengontrol emosinya, sehingga tubuh atau fisiknya yang akan
merespon perasaannya tersebut dengan kuat. Namun dibalik kekurangan itu, ada juga
kelebihannya yaitu sebagian anak netra disana juga telah terbentuk sikap positif,
semangat dalam belajar baik seni musik maupun mata pelajaran yang lain, sehingga dari
mereka ada yang berhasil memperoleh predikat siswa. Oleh karena itu, artinya beberapa
anak tuna netra disana belum mampu mengoptimalkan sikap positifnya secara penuh
karena dalam hidup bersama anak tuna netra lainnya pasti dibutuhkan suatu adaptasi
dengan lingkungan tempat tinggal, dan pertemanan yang mendukung. Dengan
dilakukannya kegiatan seni musik di yayasan Dria Raba, dirasa selain ini menjadi sebuah

10
terapi untuk psikologis anak-anak tuna netra, seni musik ini juga berdampak positif pada
terbentuknya sikap positif pada diri anak-anak tuna netraPeneliti mengharapkan dengan
diadanya kegiatan seni musik di Dria Raba dapat membentuk sikap positif sekaligus
dapat menumbuhkan semangat berprestasi.
Menurut Prespektif saya, pengajaran dan pendidikan anak berkebutuhan khusus itu
sangatlah penting, Seni musik menjadi penyeimbang dalam diri anak tuna netra, Disinilah
kegiatan seni musik mempunyai peran yang cukup penting. Oleh karenanya untuk
membentuk sikap positif dan menumbuhkan semangat berprestasi diperlukan suatu
proses, dimulai dengan mencoba percaya diri bahwa meskipun anak-anak tuna netra
memiliki keterbatasan fisik dalam hal melihat, namun jiwa mereka harus tetap hidup,
oleh karena itu rasa percaya diri yang harus ditanamkan pada diri anak tuna netra begitu
penting agar tidak merasa insecure terhadap teman-teman yang tidak memiliki
keterbatasan fisik. memberikan pengertian bahwa semua manusia di dunia ini tidak ada
yang sempurna. Jika rasa percaya diri itu sudah ada pada diri anak netra, maka anak-anak
mampu mengekspresikan talenta dibidang yang disukainya. Membicarakan perihal
talenta, mayoritas anak tuna netra telah diberikan kelebihan oleh Allah Swt berupa
kecerdasan yang luar biasa seperti lebih cepat menangkap belajar seni musik. Ini menjadi
bukti nyata bahwa anak berkebutuhan khusus adalah anak yang istimewa . Dari hasil
pengamatan yang peneliti lakukan di Yayasan Dria Raba Bali bahwasanya di lembaga
tersebut terdapat siswa dan mahasiswa penyandang tunanetra yang juga mengikuti proses
pendidikan layaknya siswa dan mahasiswa normal. Ada beberapa anak tuna netra yang
telah menempuh pendidikan S1 dan S2 di Universitas yang ada di Bali. Hal ini menjadi
salah satu prestasi yang perlu di apresiasi oleh yayasan Dria Raba karena telah
mengharumkan nama Yayasan Dria Raba.

11
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kegiatan seni musik di Dria Bali pada anak Tunanetra menjadi salah satu wadah
yang disediakan sekolah untuk siswa dapat mengembangkan dan mengekspresikan diri
dalam menyalurkan minat, bakat. yang bertujuan untuk mengasah kemampuan yang
mereka miliki juga secara psikologis mereka diarahkan untuk miliki rasa percaya diri dan
memiliki sikap positif seperti berani untuk berbicara dan bergerak, serta memiliki
perasaan bahwa mereka sama dengan anak normal lainnya. Dalam capaian tujuan
pembelajaran kegiatan seni musik ini, salah satu aspek yang perlu diperhatikan yakni
adanya kerjasama yang baik antara guru yang mengajar, dan elemen sekolah serta orang
tua siswa tunanetra dalam rangsangan motivasi belajar siswa. Faktor internal dan
eksternal diantara masing-masing siswa tunanetra memiliki perbedaan yang tidak terlalu
jauh mengingat karakteristik siswa tunanetra yang susah untuk berinteraksi dengan orang
lain. Proses kegiatan seni musik pada anak tunanetra dengan anak normal lainnya
memiliki kriteria pembelajaran yang berbeda, hal ini sesuai dengan karakteristik masing-
masing anak tunanetra yang khusus

B. Saran
Diharapkan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) pada angkatan selanjutnya dapat
berjalan dengan baik dan mampu memenuhi kebutuhan ilmu pengetahuan yang
diharapkan mahasiswa. Terlepas dari pada itu, semoga mahasiswa- mahasiswi IAIN
Kudus dapat meningkatkan kualitas diri dari kegiatan KKL yang telah dilakukan., dan
semoga dengan bertambahnya inovasi dalam melakukan kegiatan Kuliah Kerja Lapangan
dapat meningkatkan akreditasi fakultas Dakwah dan Komunikasi Islam.

12
13
14

Anda mungkin juga menyukai