Anda di halaman 1dari 239

LAPORAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

MATA KULIAH : PENDIDIKAN AGAMA


KODE MK : BD6101
SKS : 3 SKS

DOSEN PENGAMPU :
1. ALIS NUR DIANA, S.SiT., M.Kes
2. Drs. ABUSIRI, M.Pd.

PROGRAM STUDI D-IV KEBIDANAN


STIKES NGUDIA HUSADA MADURA
2017/2018
HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


MATA KULIAH : PENDIDIKAN AGAMA
KODE MATA KULIAH : BD6101
SKS : 3 SKS
PROGRAM STUDI D-IV KEBIDANAN
STIKES NGUDIA HUSADA MADURA

Telah dibuat sebagai bentuk monitoring dan evaluasi pelaksanaan pembelajaran mata kuliah
Pendidikan Agama tahun 2017/2018 pada Program Studi Diploma IV Kebidanan STIKes
Ngudia Husada Madura. Telah dikoreksi oleh Ketua Program Studi, Wakil Ketua bidang
akademik dan disahkan oleh Ketua STIKES Ngudia Husada Madura pada tanggal 18
Pebruari 2018.

Bangkalan, 18 Pebruari 2018

STIKES Ngudia Husada Madura


Ketua,

Dr. M. Hasinuddin, S.Kep. Ns. M. Kep


NIDN. 0723058002

2
DAFTAR ISI

Halaman Pengesahan……………………………………............................................. 2
Daftar Isi ………………………………………………………………………………. 3
BAB I PENDAHULUAN 4
A. Latar Belakang ………………………………………………………………… 4
B. Tujuan …………………………………………………………………………. 4
BAB II PELAKSANAAN
C. Waktu Pelaksanaan …………………………………………………………… 5
D. Pelaksana ……………………………………………………………………… 5
E. Capaian ……………………………………………………………………….. 5
F. Materi Pembelajaran ………………………………………………………….. 6
G. Cara Pelaksanaan Pembelajaran ……………………………………………… 6
H. Evaluasi ……………………………………………………………………….. 8
I. Rencana Tindak Lanjut ……………………………………………………….. 8
J. Hasil Perbaikan ………………………………………………………………... 9
BAB III PENUTUP
K. Kesimpulan …………………………………………………………………… 10
L. Saran …………………………………………………………………………... 10
LAMPIRAN

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
A. LATAR BELAKANG
Pembangunan kesehatan diarahkan untuk mempertinggi derajad kesehatan,
yang besar artinya bagi pembangunan sumber daya manusia indonesia sebagai modal
pelaksanaan pembangunan nasional, pembangunan kesehatan pada jangka panjang II,
diharapkan dapat semakin meningkatkan kesejahteraan keluarga dan masyarakat,
kualitas sumber daya manusia serta mempertinggi kesadaran masyarakat akan
pentingnya hidup sehat. Sejalan dengan pembangunan kualitas sumber daya manusia,
Pusdiknakes telah mengantisipasi tuntutan dan kebutuhan masyarakat dengan
dibukanya jalur pendidikan tinggi yaitu program studi kebidanan yang sudah
berkembang banyak.

Sesuai pelaksanaan kurikulum yang selalu berkembang dan berubah secara


dinamis khususnya Prodi D4 Kebidanan STIKES Ngudia Husada Madura ingin
memenuhi tuntutan masyarakat dan kemajuan IPTEK, yang berdampak pada
peningkatan kualitas bidan sebagai tenaga profesional. Sebagai akhir dari pendidikan
untuk mendapatkan dan menentukan kualitas lulusan setiap mahasiswa wajib
mengikuti ujian akhir program yang ditetapkan.

Adapun laporan pelaksanaan pembelajaran mata kuliah Pendidikan Agama


dimaksudkan untuk mengevaluasi proses pembelajaran dan digunakan sebagai acuan
dalam perencanaan di semester yang akan datang.

Dalam Laporan ini dicantumkan hal – hal yang berhubungan dengan


perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran mata kuliah Pendidikan Agama

B. TUJUAN
Tujuan diadakannya laporan pelaksanaan pembelajaran ini adalah untuk
mengetahui sejauh mana ketercapaian tujuan pembelajaran. Hasil evaluasi ini juga dapat
digunakan sebagai pedoman dan acuan untuk pembelajaran semester selanjutnya.

BAB II

4
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
PENDIDIKAN AGAMA
TAHUN AKADEMIK 2018/2019

1. WAKTU PELAKSANAAN
Pembelajaran Pendidikan Agama dilaksanakan sesuai kalender akademik semester ganjil
2017/2018 yang diawali pada 2 September 2017 sd 12 Pebruari 2018 dengan jadwal
perkuliahan pada hari Senin jam 13.00 sd 14.40 WIB dan Jum’at jam 08.00 – 09.40 WIB.
Pelaksanaan pembelajaran mata kuliah pendidikan agama dilakukan sebanyak 14 kali
tatap muka dikelas dan laboratorium. Evaluasi pembelajaran (UTS) dilaksanakan pada :
22 sd 27 Oktober 2017 dilakukan setelah memenuhi 7 kali tatap muka serta Evaluasi
pembejaran (UAS) dilaksanakan pada : 17 sd 22 Desember 2017 setelah memenuhi 7 kali
tatap muka. Sehingga total pelaksanaan pemebelajaran adalah 14 kali tatap muka.

2. PELAKSANA
Mata kuliah pendidikan agama dilaksanakan di Semester I yaitu mahasiswa tahun
akademik 2017/2018 sebanyak 31 Mahasiswa
Pelaksanaan pembelajaran mata kuliah pendidikan agama dilaksanakan oleh pengampu
mata kuliah yaitu Dosen luar biasa dengan pendidikan lulus S2 pendidikan agama :
1. Alis Nur Diana, S.SiT. M. Kes ( PJMK Mata Kuliah )
2. Drs. Abusiri, M.Pd

3. CAPAIAN PEMBELAJARAN MATA KULIAH


1. Mahasiswa mampu Memahami Tuhan Yang Maha Esa dan Ketuhanan (Filsafat Ketuhanan)
2. Mahasiswa mampu memahami hakikat, martabat dan tanggung jawab manusia.
3. Mahasiswa mampu Agama sebagai Moral, Akhlak Mulia dalam kehidupan.
4. Mahasiswa mampu memahami Kewajiban menuntut dan mengamalkan Ilmu Pengetahuan ,
Teknologi dan seni.
5. Mahasiswa mampu memahami kerukunan antar umat beragama.
6. Mahasiswa mampu melaksanakan tuntunan agama terhadap asuhan kebidanan pada ibu.
7. Mahasiswa mampu memahami peranan dalam mewujudkan persatuan dan kesatuan
bangsa.

5
8. Mahasiswa mampu memahami pandangan agama-agama di Indonesia terhadap tindakan-
tindakan praktik kebidanan (Aborsi)
9. Mahasiswa mampu memahami pandangan agama-agama di Indonesia terhadap tindakan-
tindakan praktik kebidanan (Bayi Tabung)
10. Mahasiswa mampu memahami pandangan agama-agama di Indonesia terhadap tindakan-
tindakan praktik kebidanan (Transplantasi)
11. Mahasiswa mampu memahami pandangan agama-agama di Indonesia terhadap tindakan-
tindakan praktik kebidanan (KB)
12. Mahasiswa mampu memahami pandangan agama-agama di Indonesia terhadap tindakan-
tindakan praktik kebidanan (Euthanasia)
13. Mahasiswa mampu memahami pandangan agama-agama di Indonesia terhadap tindakan-
tindakan praktik kebidanan (Inseminasi)
14. Mahasiswa mampu memahami pandangan agama-agama di Indonesia terhadap tindakan-
tindakan praktik kebidanan (Bedah Plastik)

4. MATERI PEMBELAJARAN
1. Tuhan Yang Maha Esa dan Ketuhanan (Filsafat Ketuhanan)
2. Hakikat, martabat dan tanggung jawab manusia.
3. Agama sebagai Moral, Akhlak Mulia dalam kehidupan.
4. Kewajiban menuntut dan mengamalkan Ilmu Pengetahuan , Teknologi dan seni.
5. Kerukunan antar umat beragama.
6. Tuntunan agama terhadap asuhan kebidanan pada ibu.
7. Peranan dalam mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa.
8. Pandangan agama-agama di Indonesia terhadap tindakan-tindakan praktik kebidanan (Aborsi)
9. Pandangan agama-agama di Indonesia terhadap tindakan-tindakan praktik kebidanan (Bayi
Tabung)
10. Pandangan agama-agama di Indonesia terhadap tindakan-tindakan praktik kebidanan
(Transplantasi)
11. Pandangan agama-agama di Indonesia terhadap tindakan-tindakan praktik kebidanan (KB)
12. Pandangan agama-agama di Indonesia terhadap tindakan-tindakan praktik kebidanan
(Euthanasia)
13. Pandangan agama-agama di Indonesia terhadap tindakan-tindakan praktik kebidanan
(Inseminasi)
14. Pandangan agama-agama di Indonesia terhadap tindakan-tindakan praktik kebidanan (Bedah
Plastik)

6
5. CARA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
1. PERSYARATAN :
a. Bagi Mahasiswa :Mahasiswa telah mengisi Kartu Rencana Studi
2 TATA CARA PELAKSANAAN
a) Tim dosen dengan dikoordinatori oleh penanggung jawab kuliah wajib menyusun
perencanaan pembelajaran berupa RPS Mata kuliah Pendidikan Agama
b) PJMK Mata kuliah wajib mempresentasikan kepada seluruh dosen dan Ka. Prodi
terkait dengan RPS mayta Kuliah yang telah disusun
c) Setelah RPS Disahkan selanjutnya PJMK Melakukan sosialisasi RPS Kepada
mahasiswa di kelas
d) Setelah RPS disosialisasikan maka Pembelajaran Mata kuliah Pendidikan Agama
mulai dilaksnakan sesuai RPS yang telah disahkan.
e) Tatap muka dalam Perkuliahan dilakukan sebanyak 14 kali tatap muka dengan rincian
7x pertemuan dievaluasi melalui UTS dan 7x pertemuan dievaluasi melalui UAS.
f) Selama proses pembelajaran dosen dan mahasiswa wajib mengisi daftar hadir di
Jurnal Perkuliahan
g) Dosen selain mengisi daftar hadir juga berkewajiban mengisi sub pokok bahasan/
materi yang diberikan di jurnal perkuliahan.
h) Pembelajaran pendidikan agama dilakukan di kelas maupun di laboratorium dengan
metode pembelajaran tutorial, SGD, Discovery Learning (DL), PBL ( Problem Based
Learning ).
i) Evaluasi pembelajaran
UTS = 20% dilakukan dengan CBT
UAS = 20% dilakukan dengan CBT
Tugas = 10% dilakukan di kelas
SGD = 30 % dilakukan di kelas
Praktikum = 20 % dilakukan di Kelas
j) Dosen wajib membuat soal ujian dalam bentuk multiple berupa soal vignette bagi
mata kuliah kompetensi yang selanjutnya dikumpulkan kepada PJMK mata kuliah
besera jawaban soal kemudian PJMK mengecek kembali soal yang dikirim oleh dosen
, jumlah soal sesuai dengan jumlah sks dan kemudian soal dientri oleh pjmk ke
system my campus.

7
k) Mahasiswa sebagai peserta ujian mengurus bebas adminitrasi sebagai persyaratan
untuk mengikuti ujian serta persyaratan kehadiran minimal 80 %.
l) Pada saat pelaksanaan ujian peserta wajib menyerahkan bukti bebas tanggungan yang
dicek oleh PJMK mata kuliah sesuai jadwal ujian dan dapat mengikuti ujian sesuai
mata kuliah.
m) Mahasiswa yang belum menyelesaikan persyaratn administrasi tidak diperkenankan
mengikuti ujian
n) Ujian dilakukan dengan system CBT di laboratorium kompoter dengan waktu sesuai
dengan jadwal yang ada.
o) PJMK mata kuliah wajib mengawasi jalannya ujian Bersama dengan petugas
laboratorium computer dan mengisi berita acara ujian serta mengedarkan daftar hadir
p) Mahasiswa wajib mengisi daftar hadir UTS dan UAS yang telah disediakan .
q) Mahasiswa yang hadir terlambat tetap diperkenankan mengikuti ujian namun tanpa
penambahan waktu.
r) Mahasiswa yang tidak hadir ujian dengan alasan sakit ( menyertakan surat keternagan
sakit dari dokter) atau izin (dengan alasan yang jelas) dapat mengikuti ujian susulan.
s) Penilaian hasil CBT UTS dan UAS dikirim oleh petugas laboratorium ke sekprodi dan
dilanjutkan ke pjmk mata kuliah untuk diolah dan digabungkan dengan nilai evaluasi
yang lain sesuai komponen nilai.
t) Nilai akhir akan di upload di my campus dan disampaikan ke sekrpodi oleh PJMK
mata kuliah.

6. EVALUASI SELAMA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MATA KULIAH


PENDIDIKAN AGAMA
Selama proses pembelajaran mata kuliah pendidikan agama didapatkan beberapa kendala :
1. Keterlambatan mahasiswa untuk konsul materi yang akan di presentasikan.
2. Pada saat pembelajaran praktikum di laboratorium mahasiswa sering terlambat
3. Masih didapatkan dosen terlambat masuk kelas
4. Masih didapatkan materi yang tidak update baik dosen maupun mahasiswa

7. RENCANA TINDAK LANJUT


1. Keterlambatan mahasiswa untuk konsul materi yang akan di presentasikan koordinasi
dengan bagian PJ asrama terkait jadwal penggunaan laboratorium computer sehingga

8
mahasiswa mendapatkan kesempatan untuk lebih leluasa menggunakan labkom untuk
mencari materi perkuliahan .
2. Pada saat pembelajaran praktikum di laboratorium mahasiswa sering terlambat
koordinasi dengan bagian PJ asrama dan driver untuk antar jemput mahasiswa dari
asrama ke kampus
3. Masih didapatkan dosen terlambat masuk kelas, ditindak lanjuti dengan evaluasi
kehadiran dosen oleh PJMK mata kuliah.
4. Masih didapatkan materi yang tidak update ditindak lanjuti dengan melakukan
pelatihan dan seminar yang berhubungan mata kuliah pendidikan agama dan bagi
mahasiswa ditentukan referensi yang digunakan yaitu kurang dari 10 tahun.

8. HASIL DAN PERBAIKAN


1. Untuk penggunaan computer telah terdapat jadwal penggunaan computer di asrama
serta mahasiswa diperkenankan membawa hp android sehingga mahasiswa lebih
leluasa untuk mencari referensi pokok bahasan mata kuliah, dilengkapinya
perpustakaan mini di asrama sehingga mahasiswa bisa lebih mudah mengakses buku
dan referensi yang dibutuhkan
2. Untuk antar jemput mahasiswa dari asrama ke kampus telah dibuat jadwal tetap
sehingga tidak ada mahasiswa yang ketinggalan dan mahasiswa diinstruksikan untuk
siap lebih awal
3. Keterlambatan dosen telah ditindak lanjuti oleh PJMK mata kuliah dan untuk
perkuliahan selanjutnya sudah tidak ditemukan dosen terlambat masuk kelas.
4. Materi yang tidak update ditindak lanjuti dengan melakukan pelatihan dan seminar
yang berhubungan mata kuliah pendidikan agama dan bagi mahasiswa ditentukan
referensi yang digunakan yaitu kurang dari 10 tahun.

9
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Demikian laporan pelaksanaan pembelajaran mata kuliah Pendidikan agama semester I
tahun akademik 2017/2018 Prodi D4 Kebidanan STIKES Ngudia Husada Madura laporan ini
dapat digunakan sebagai bahan evaluasi dan masukan untuk perbaikan kedepan.

B. SARAN
1. Mempertahankan system yang telah berjalan
2. Evaluasi dengan system CBT dapat terus dilaksanakan karena lebih efektif dan efisien
dibandingkan dengan PBT

C. LAMPIRAN
1. Terlampir jadwal ujian
2. Berita acara pelaksanaan ujian
3. Daftar Hadir mahasiswa sesuai dengan mata kuliah yang diujikan

Bangkalan, 10 Pebruari 2018

Ketua Program Studi D-IV Kebidanan PJMK Mata Kuliah

Hamimatus Zainiyah, S.ST. M. Pd. M.Keb Alis Nurdiana, S.SiT.,M.Kes

10
RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER
PROGRAM STUDI PROFESI BIDAN
STIKES NGUDIA HUSADA MADURA
JL.RE.Martadinata No.45 Mlajah- Bangkalan
No Telp (031) 3061522, fax (031) 3061871

MATA KULIAH KODE RUMPUN MATA BOBOT (SKS) SEMESTER TGL.PENYUSUNAN


KULIAH (RMK)
PENDIDIKAN Bd.6.01.04 IPTEK PENDUKUNG 2 SKS (1 T, 1 P) 1 23 Agustus 2017
AGAMA
OTORISASI DOSEN PENGEMBANGAN RPS KOORDINATOR Ka.PRODI
RMK

Drs. Abusiri, M.Ag

Alis Nur Diana, M.Kes Hamimatus Zainiyah, S.ST., M.Pd., M.Keb

CAPAIAN PEMBELAJARAN PROGRAM STUDI

SU 1. Bertaqwa kepada Tuhan YME dan mampu menunjukkan sikap religius


2. Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan,berdasarkan keyakinan, moral, filosofi, kode etik profesi, serta standar praktik
kebidanan, nilai kemanusiaan
05. Menghargai keragaman budaya, pandangan, agama, kepercayaan, dan status sosio ekonomi, serta pendapat atau temuan
orisinil orang lain.
06. Menghargai martabat perempuan sebagai individu yang unik, meiliki hak-hak, potensi dan privasi
09. Menginternalisasi nilai, norma dan etika akademik;
10. Menunjukkan sikap tanggung jawab atas pekerjaannya secra mandiri;
KU 1. Mampu bekerja di bidang keahlian pokok untuk jenis pekerjaan yang spesifik dan memiliki kompetensi kerja minimal

11
setara dengan standart kompetensi kerja profesi bidan
2. Mampu membuat keputusan yang independent dalam menjalankan pekerjaan profesinya berdasarkan pemikiran logis,
kritis, sistematis dan kreatif
3. Mampu meningkatkan kapasitas pembelajaran secara mandiri
KK 1. Mampu melakukan konsultasi, rujukan dan kolaborasi dalam asuhan kebidanan
2. Melakukan edukasi tentang : pemenuhan hak azasi manusia, keadilan dan keseteraan gender, kesehatan reproduksi
remaja, pola hidup sehat, pencegahan malnutrisi, pencegahan kekerasan serta kondisi khusus lainnya yang terkait
kesehatan perempuan, ibu dan anak, kebijakan kesehatan mealui berbagai media dengan mempertimbangkan kearifan
lokal masyarakat setempat
P 1. Menguasai pengetahuan faktual tentang hukum, peraturan dan kebijakan tentang kesehatan ibu dan anak, kesehatan
reproduksi dan kesehatan secara umum
2. Menguasai pengetahuan faktual tentang isu – isu tentang dengan hak – hak reproduksi, kelainan dan kekerasan seksual,
aborsi, kekerasan dalam rumah tangga, kekerasan pada anak dan perempuan, isu keadilan dan kesehatan gender, jaminan
kesehatan, sistem layanan kesehatan, perkembangan tehnologi tepat guna dan issu lainnya yang terkait kesehatan ibu
dan anak.
3. Menguasai pengetahuan faktual tentang peraturan terkait dengan hak – hak reproduksi, pemerkosaan, kelainan dan
kekerasan seksual, aborsi, kekerasan dalam rumah tangga, kekerasan pada anak dan perempuan, jaminan kesehatan dan
sistem layanan kesehatan.
CAPAIAN PEMBELAJARAN MATA KULIAH (CPMK)
SU Menunjukkan moral, etika, norma dan kepribadian yang baik selama mengikuti perkuliahan(SU1, SU2, SU5, SU06,
SU09,SU10)
KU Bertanggung jawab atas pekerjaan di bidang profesi kebidanan yang sesuai dengan kode etik profesi(SU10,KU1, KU2, KU3)
KK Mampu mengaplikasikan asuhan kebidanan terkait pemenuhan hak azazi manusia, keadilan dan kesetaraab gender,
kesehatan reproduksi remaja, pola hidup sehat, pencegahan malnutrisi, pencegahan kekerasan serta kondisi khuhsus lainnya
yang terkait kesehatan perempuan, ibu dan anak, kebijakan kesehatan melalui berbagai media dengan mempertimbangkan
kearifan lokal masyarakat setempat (KK1,KK2)
P Mampu mempraktekan asuhan kebidanan sesuai ajaran Islam (P1,P2,P3)

Penilaian Resume : 20 %
SGD : 30%
UAS : 20%
Praktikum : 20%

12
Kehadiran : 10 %
Referensi 1. Dasar – dasar agama Islam, Buku Pendidikan Agama Islam Pada Perguruan Tinggi oleh Tim PT. Bulan
Bintang
2. Abdul Majid, Filsafat Islam Majelis Tarqih, PPN.
3. Fiqih Sunnah, oleh Sayyid Sabin, PT. Almorf, Bandung.
4. Rustam, dkk. 2018. Buku Ajar Pendidikan Agama Islam di Perguruan Tinggi. Universitas Andalas
5. Suhada, dkk. 2018. Pendidikan agama Islam
6. Sarunah. 2017. Pendidikan Agama Islam. STKIP YPM Bangko
7. Al Quran
8. Diagnostika Masalah, Samakah semua Agama membangun manusia pembangunan
9. Wahbah, Al Zuhaili, al Fiqh al Islami wa Adillatihi, juz. VI, Beirut: Dar al Fikr
10. Hamdani, Muhammad: 2012, Pendidikan Agama Islam “Islam dan Kebidanan” , CV. Trans Info Media.
11. Bajri, Muhammad: 2014, Fiqih Kesehatan Kontemporer, CV. Trans Info Media
12. Ulfah, Maria: 2002, Aborsi Dalam Perspektif Fiqh Kontemporer, Balai Penerbit FKUI, Jakarta

Kegiatan Perkuliahan
Pertemu
Kompetensi Sub-Sub Pengalaman Alokasi Dosen
an Materi Perkuliahan Jenis Penilaian
Mata Kuliah Kompetensi belajar Waktu Pengampu
Ke-
3/9/2017 Memahami Menjelaskan 1. Defenisi konsep Tuhan dan Ketuhanan Mendiskusikan T : 2x50’ Essay Drs. Abusiri,
Tuhan Yang konsep 2. Aliran ketuhanan yaitu : filsafat ketuhanan P : 2x 50’ M.Ag
Maha Esa dan tentang 2.1 Teisme
Ketuhanan Tuhan yang 2.2 Deisme
(Filsafat Maha Esa 2.3 Ateisme
Ketuhanan) dan 3. Pandangan para filosuf mengenai
Ketuhanan konsep ketuhanan yaitu:
(Filsafat 3.1 Santo Agustinus
Ketuhanan) 3.2 Thomas Aquinos
3.3 Descartes
3.4 Immanuel Kant
3.5 Hegel
3.6 Scheleimer
4. Perbedaan antara aliran ketuhanan
5. Konsep tentang apa dan siapa Tuhan

13
6. Pembuktian adanya Tuhan
10/9/201 Memahami Menjelaskan 1. Pengertian hakikat, martabat dan Mendiskusikan T : 2x50’ Essay Drs. Abusiri,
7 hakikat, hakikat, tanggungjawab manusia hakikat, martabat P : 2x 50’ M.Ag
martabat dan martabat dan 2. Kaitan hakikat, martabat dan dan tanggung
tanggung tanggung tanggungjawab manusia jawab manusia
jawab jawab 3. Contoh aplikasi tanggungjawab manusia
manusia. manusia terhadap tuhan, diri sendiri dan sesama
manusia
17/9/201 Memahami Menerapkan 1. Pengertian : Mendiskusikan T : 2x50’ Hasil Drs. Abusiri,
7 Agama Agama 1.1 Moral dan P : 2x 50’ presentasi/diskusi M.Ag
sebagai Moral, sebagai 1.2 Akhlak Mengaplikasikan
Akhlak Mulia Moral dan 1.3 Nilai Agama sebagai
dalam akhlak mulia 1.4 Norma Moral dan akhlak
kehidupan. dalam 2. Mahasiswa mampu menganalisis mulia dalam
kehidupan pembedakan nilai, norma dan moral kegiatan sehari-
3. Mahasiswa mampu menjelaskan hari
pentingnya agama sebagai moral dan
akhlak dalam kehidupan
4. Mahasiswa mampu mengaplikasikan
akhlak kepada mulia dalam kehidupan
kepada :
4.1 Tuhan
4.2 Diri sendiri
4.3 Orang tua
4.4 Sesama manusia (pasien)
21/9/201 Memahami Mengidentifi 1. Pengertian ilmu pengetahuan, teknologi Mendiskusikan T : 2x50’ Hasil diskusi Drs. Abusiri,
7 Kewajiban kasi dan seni kewajiban P : 2x 50’ M.Ag
menuntut dan kewajiban 2. Kaitan agama dengan perkembangan ilmu menuntun dan
mengamalkan menuntut dan pengetahuan, teknologi dan seni mengamalkan
Ilmu mengamalka 3. Mengaplikasikan ilmu pengetahuan, Ilmu Pengetahuan,
Pengetahuan , n Ilmu teknologi dan seni dalam kaitannya dalam Teknologi dan
Teknologi dan Pengetahuan, praktik kebidanan. Seni
seni. Teknologi
dan Seni

14
24/9/201 Memahami Menjelaskan 1. Pengertian sikap saling menghormati Mendiskusikan T : 2x50’ Hasil diskusi Drs. Abusiri,
7 kerukunan Kerukunan dalam keyakinan beragama Kerukunan antar P : 2x 50’ M.Ag
antar umat antar umat 2. Pentingnya kerukunan antar umat umat beragama
beragama. beragama beragama

28/9/201 Melaksanakan Menjelaskan 1. Memberikan tuntunan kepada ibu hamil, Mendiskusikan T : 2x50’ Hasil diskusi Drs. Abusiri,
7 tuntunan tuntunan bulin, bufas dan buteki sesuai dengan tuntunan agama P : 2x 50’ M.Ag
agama agama ajaran agama masing-masing terhadap ibu dan
terhadap terhadap ibu Memberikan
asuhan hamil, ibu konseling pada ibu
kebidanan bersali,bufas nifas dan
pada ibu. dan buteki menyusui di RS
sesuai
dengan
ajaran agama
masing-
masing
08/10/20 Memahami Mengidentifi Peranan agama dalam mewujudkan Mendiskusikan T : 2x50’ Hasil diskusi Drs. Abusiri,
17 peranan dalam kasi peranan persatuan dan kesatuan bangsa peranan agama P : 2x 50’ M.Ag
mewujudkan agama dalam dalam
persatuan dan mewujudkan mewujudkan
kesatuan persatuan dan persatuan dan
bangsa. kesatuan kesatuan bangsa
bangsa
UTS
2/11/201 Memahami Menganalisa 1. Pandangan agama Islam terhadap Mahasiswa T : 2x50’ Penilaian Drs. Abusiri,
7 pandangan pandangan aborsi: melakukan role P : 2x 50’ presentasi M.Ag
agama-agama agama-agama 1.1 Menjelaskan hukum melakukan play pandangan 5
di Indonesia di Indonesia aborsi provokatus berdasarkan agama mengenai
terhadap terhadap alquran, hadist dan para ulama aborsi
tindakan- tindakan 1.2 Menjelaskan hukum melakukan
tindakan medis aborsi terapeutik berdasarkan
praktik kebidanan alquran, hadist dan para ulama
kebidanan. tentang 2. Perspektif (sudut pandang) aborsi dari
aborsi tinjauan hukum agama Kristen

15
3. Perspektif (sudut pandang) aborsi dari
tinjauan hukum agama Katholik
4. Perspektif (sudut pandang) aborsi dari
tinjauan hukum agama Hindu
5. Perspektif (sudut pandang) aborsi dari
tinjauan hukum agama Budha

9/11/201 Memahami Memahami 1. Mahasiswa mampu menjelaskan Melakukan diskusi T : 2x50’ Hasil Drs. Abusiri,
7 pandangan pandangan pengertian bayi tabung panel antar P : 2x 50’ presentasi/diskusi M.Ag
agama-agama agama-agama 2. Mahasiswa mampu menjelaskan jenis mahasiswa tentang
di Indonesia di Indonesia program bayi tabung yaitu AIH(sperma pandangan 5
terhadap terhadap suami) dan AID (sperma donor) agama di
tindakan- tindakan 3. Mahasiswa mampu menjelaskan Indonesia
tindakan medis pandangan agama islam mengenai
praktik kebidanan program bayi tabung yaitu :
kebidanan. tentang bayi 3.1 Menjelaskan proses kejadian
tabung manusia dalam surat
almukminun ayat 11,12,13,14,15
3.2 Menjelaskan pendapat ulama
program bayi tabung dari
sperma suami
3.3 Menjelaskan pendapat ulama
program bayi tabung dari
sperma donor
4. Mahasiswa mampu menjelaskan
pandangan agama Kristen mengenai
program bayi tabung dari sperma suami
dan donor
5. Mahasiswa mampu menjelaskan
pandangan agama hindu mengenai
program bayi tabung dari sperma suami
dan donor
6. Mahasiswa mampu menjelaskan
pandangan agama budha mengenai
program bayi tabung dari sperma suami

16
dan donor

12/11/20 Memahami Memahami 1. Mahasiswa mampu menjelaskan Melakukan diskusi T : 2x50’ Hasil Drs. Abusiri,
17 pandangan pandangan transplantasi dari pandangan agama panel antar P : 2x 50’ presentasi/diskusi M.Ag
agama-agama agama-agama islam mahasiswa tentang
di Indonesia di Indonesia 2. Mahasiswa mampu menjelaskan pandangan 5
terhadap terhadap transplantasi dari pandangan agama agama di
tindakan- tindakan Kristen Indonesia
tindakan medis 3. Mahasiswa mampu menjelaskan
praktik kebidanan transplantasi dari pandangan agama
kebidanan tentang Katholik
Transplantasi 4. Mahasiswa mampu menjelaskan
transplantasi dari pandangan agama
hindu
5. Mahasiswa mampu menjelaskan
transplantasi dari pandangan agama
budha

19/11/20 Memahami Memahami 1. Mahasiswa mampu menjelaskan KB Melakukan diskusi T : 2x50’ Hasil Drs. Abusiri,
17 pandangan pandangan dari pandangan agama islam panel antar P : 2x 50’ presentasi/diskusi M.Ag
agama-agama agama-agama 2. Mahasiswa mampu menjelaskan KB mahasiswa tentang
di Indonesia di Indonesia dari pandangan agama Kristen pandangan 5
terhadap terhadap 3. Mahasiswa mampu menjelaskan KB agama di
tindakan- tindakan dari pandangan agama Katholik Indonesia
tindakan medis 4. Mahasiswa mampu menjelaskan KB
praktik kebidanan dari pandangan agama hindu
kebidanan tentang 5. Mahasiswa mampu menjelaskan KB
Keluarga dari pandangan agama budha
Berencana
(KB)
23/11/20 Memahami Memahami 1. Mahasiswa mampu menjelaskan Melakukan diskusi T : 2x50’ Hasil Drs. Abusiri,
17 pandangan pandangan Euthanasia dari pandangan agama islam panel antar P : 2x 50’ presentasi/diskusi M.Ag
agama-agama agama-agama 2. Mahasiswa mampu menjelaskan mahasiswa tentang
di Indonesia di Indonesia Euthanasia dari pandangan agama pandangan 5
terhadap terhadap Kristen agama di

17
tindakan- tindakan 3. Mahasiswa mampu menjelaskan Indonesia
tindakan medis Euthanasia dari pandangan agama
praktik kebidanan Katholik
kebidanan tentang 4. Mahasiswa mampu menjelaskan
Euthanasia Euthanasia dari pandangan agama hindu
5. Mahasiswa mampu menjelaskan
Euthanasia dari pandangan agama
budha

30/11/20 Memahami Memahami 1. Mahasiswa mampu menjelaskan Melakukan diskusi T : 2x50’ Hasil Drs. Abusiri,
17 pandangan pandangan Inseminasi dari pandangan agama islam panel antar P : 2x 50’ presentasi/diskusi M.Ag
agama-agama agama-agama 2. Mahasiswa mampu menjelaskan mahasiswa tentang
di Indonesia di Indonesia Inseminasi dari pandangan agama pandangan 5
terhadap terhadap Kristen agama di
tindakan- tindakan 3. Mahasiswa mampu menjelaskan Indonesia
tindakan medis Inseminasi dari pandangan agama
praktik kebidanan Katholik
kebidanan tentang 4. Mahasiswa mampu menjelaskan
Inseminasi Inseminasi dari pandangan agama hindu
5. Mahasiswa mampu menjelaskan
Inseminasi dari pandangan agama budha

10/12/20 Memahami Memahami 1. Mahasiswa mampu menjelaskan bedah Melakukan diskusi T : 2x50’ Hasil Drs. Abusiri,
17 pandangan pandangan plastik dari pandangan agama islam panel antar P : 2x 50’ presentasi/diskusi M.Ag
agama-agama agama-agama 2. Mahasiswa mampu menjelaskan bedah mahasiswa tentang
di Indonesia di Indonesia plastik dari pandangan agama Kristen pandangan 5
terhadap terhadap 3. Mahasiswa mampu menjelaskan bedah agama di
tindakan- tindakan plastik dari pandangan agama katholik Indonesia
tindakan medis 4. Mahasiswa mampu menjelaskan bedah
praktik kebidanan plastik dari pandangan agama hindu
kebidanan tentang 5. Mahasiswa mampu menjelaskan bedah
Bedah plastik plastik dari pandangan agama budha
UAS

18
LAMPIRAN MATERI

MATERI 1
MENJELASKAN TENTANG KONSEP TUHAN YANG MAHA
ESA DAN KETUHANAN ( FILSAFAT KETUHANAN )

19
Materi Pembahasan :
1. Definisi konsep Tuhan dan Ketuhanan.
2. Aliran Ketuhanan yaitu :
2.1 Teisme
2.2 Deisme
2.3 Ateisme
3. Pandangan para filosuf mengenai konsep ketuhanan yaitu :
3.1 Santo Agustinus
3.2 Thomas Aquinos
3.3 Descartes
3.4 Immanuel Kant
3.5 Hegel
3.6 Sceleimer
4. Perbedaan secara aliran ketuhanan
5. Konsep tentang apa dan siapa Tuhan
6. Pembuktian adanya Tuhan

1. PENDAHULUAN
Dalam sejarah peradaban Yunani, pengkajian dan kontemplasi tentang eksistensi Tuhan menempati tempat yang khusus dalam bidang

pemikiran filsafat.Seperti kajian filosofis tentang eksistensi Tuhan dapat dilihat bagaimana filosof Aristoteles menggunakan gerak-gerak benda

di Alam dalam membuktikan adanya penggerak yang tak terlihat.Argumentasi filosofis tentang eksistensi Tuhan, sifat dan perbuatan-Nya ini

20
kemudian secara berangsur masuk dan berpengaruh kedalam keimanan Islam. Namun tradisi ini mewujudkan semangat baru dibawah pengaruh

doktrin-doktrin suci agama Islam yang kemudian membidani lahirnya filosof Muslim seperti Al Farabi dan Ibnu Siena.

            Ketuhanan erat kaitannya dengan Tauhid, dimana dalam konsep ke-Islam-an Tauhid berarti satu atau mengesakan, yaitu mengesakan

Tuhan dalam hal ini adalah Allah SWT.Allah SWT yang merupakan Dzat pemilik segala keagungan dan kesempurnaan, yang menciptakan

segala makhluk yang ada dialam dunia ini.Maka sebagai seorang Muslim kita wajib mengkaji tentang konsep Ketuhanan dalam konsep Islamdan

implementasi dari pada kajian tentang Ketuhanan tersebut.

1.1.  Tuhan Yang Maha Esa

Tuhan yang Maha Esa dan Ketuhanan merupakan penghayatan kepada Asmaul Husna dan Sifat Wajib Allah SWT.Penghayatan tersebut
untuk menimbulkan keyakinan bahwa Allah itu Esa dalam Dzat, Sifat, dan Perbuatan-nya yang kemudian diartikan sebagai ke-Tauhid-an kepada
Allah SWT.Konsep ketauhidan tersebut merupakan realisasi dari ucapan dua kalimat Syahadat. Firman Allah dalam Al Qur’an surat Al Ikhlas
(112) ayat 1-4 :

٤﴿ ‫﴾ َولَ ْم يَ ُكن لَّهُ ُكفُ ًوا أَ َح ٌد‬٣﴿ ‫﴾ لَ ْم يَلِ ْد َولَ ْم يُولَ ْد‬٢﴿ ‫ص َم ُد‬
َّ ‫﴾ هَّللا ُ ال‬١﴿ ‫﴾قُلْ ه َُو هَّللا ُ أَ َح ٌد‬

Artinya :“Katakanlah: Dialah Allah yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepadan-Nya segala sesuatu.Dia tidak
beranak dan juga tidak diperanakkan.Dan tidak ada sesuatupun yang setara dengan-Nya” (QS. Al Ikhlas (112) : 1-4).

Ibnu Taimiyah memberikan definisi bahwa Tuhan merupakan suatu Dzat yang dipuja dengan penuh kecintaan hati, tunduk kepada-Nya,
merendahkan diri di hadapan-Nya, takut, dan mengharapkan-Nya, kepada-Nya tempat berpasrah ketika berada dalam kesulitan, berdoa, dan

21
bertawakal kepada-Nya untuk kemaslahatan diri, meminta perlindungan, dan menimbulkan ketenangan di saat mengingat-Nya dan terpaut cinta
kepada-Nya.

Atas dasar definisi ini, Tuhan bisa berbentuk apa saja, yang dipentingkan manusia. yang pasti, manusia tidak mungkin Atheis, tidak
mungkin tidak ber-Tuhan. Setiap manusia pasti ada sesuatu yang dipertuhankannya.Dengan begitu, orang-orang komunis pada hakikatnya ber-
Tuhan juga.Adapun tuhan mereka ialah ideologi atau angan-angan (utopia) mereka sendiri.

Dalam ajaran Islam diajarkan kalimat “La Ilaaha Illa Allah”.Susunan kalimat tersebut dimulai dengan peniadaan, yaitu “tidak ada
Tuhan”, kemudian baru diikuti dengan penegasan “melainkan Allah”. Hal itu berarti bahwa seorang muslim harus membersihkan diri dari segala
macam Tuhan terlebih dahulu, sehingga yang ada dalam hatinya hanya ada satu Tuhan, yaitu Allah SWT.

DR. M. Yusuf Musa mengatakan dalam ajaran Islam, Allah adalah pencipta segala sesuatu, tidak ada sesuatu yang terjadi tanpa
kehendak-Nya, serta tidak ada sesuatu yang kekal tanpa pemeliharaan-Nya. Allah mengetahui segala sesuatu yang paling kecil dan paling halus
sekali pun.Ia yang menciptakan alam ini, dari tidak ada kepada ada, tanpa perantara dari siapa pun. Ia memiliki berbagai sifat yang indah dan
mulia (asmaul husna).

1.2.  Ketuhanan dalam konsep Islam

A.      Ma’rifatullahi Ta’ala

Dalam kitab Majmu’atul Aqiidah dikatakan bahwa sesuatu yang pertama kali diwajibkan kepada seorang muslim adalah ma’rifatullah
yaitu mengetahui dan meyakini Allah SWT sebagai tuhan.

‫الذ ين معر يفة هللا‬  ‫او ل‬

22
Artinya: “yang pertama itu adalah ma’rifatullah”

Dalam proses ma’rifatullah tersebut harus terpenuhi syarat-syarat tertentu diantaranya adalah mempunyai dalil atau alasan tersendiri baik
naqli maupun aqli. Sehingga menurut Ibnu ‘Aroby dan Syaikh Sanusi jika seseorang ma’rifat kepada Allah SWT namun tidak didasari oleh dalil
(ikut-ikutan dengan orang lain), maka tidak syah ma’rifatnya dan secara otomatis dia masih kafir.

Namun demikian, Syeikh Ibrahim Ad Dasuki berpendapat jika seseorang yang ma’rifat kepada Allah SWT walaupun tanpa mengetahui
dalilnya adalah syah, dengan catatan orang tersebut tidak mempunyai kemampuan untuk mengetahui dalil tersebut.Keyakinan kepada Allah
STW itu direalisasikan dengan pengucapan dua kalimat syahadat (syahadatain), dimana dalam ajaran tauhid agama Islam membaca dua kalimat
syahadat merupakan sebuah kewajiban yang menjadi tanda bahwa dia telah menjadi seorang Muslim.

            Prof. Dr.  Duski Ibrahim, M. Ag. Dosen Studi Islam Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Raden Fatah Palembang mengatakan ada dua
metode yang digunakan untuk mengenal Allah, yakni dengan memahami sifat wajib (Aqa’idul Iman) yang jumlahnya 20 sifat dan melalui
metode pemahaman terhadap Asmaul Husna yang berjumlah 99 nama Allah SWT yang Agung dan Mulia.

            Sifat-sifat Allah SWT yang berjumlah 20 tersebut meliputi sifat wujud (ada), qidam (paling awal), baqa (kekal/abadi), mukhalafatu lil
hawaditsi (berbeda dengan segala sesuatu), qiyamuhu binnafsihi (berdiri sendiri), wahdaniyat (esa/tunggal), qudrat (kuasa), iradat
(berkehendak), ilmu (maha mengetahui), hayat (maha hidup), sama’ (maha mendengar), bashar (maha melihat), kalam (berfirman), qadiran
(yang maha berkuasa), muridan (yang maha berkehendak), ‘aliman (yang maha mengetahui), hayyan (yang maha hidup), sami’an (yang maha
mendengar), bashiran (yang maha melihat), mutakalliman (yang maha berfirman).

Sifat-sifat tersebut diatas dikelompokan menjadi empat sifat, yaitu sifat nafsiyah, sifat salbiyah, sifat ma’ani, dan sifat ma’nawiyah.Dan
seluruh sifat Allah SWT tersebut dijelaskan secara eksplisit di dalam Al Qur’an.

23
            Sebagaimana dijelaskan diatas, metode untuk mengenal Allah SWT bisa juga melalui pemahaman terhadap asmaul husna, yang meliputi
Ar Rahman (maha pemurah), Ar Rahim (maha penyayang), Al Malik (maha kuasa), Al Quddus (maha suci dari segala kekurangan), As Salaam
(maha sejahtera), Al Mu’min (yang mengaruniakan keimanan), Al Muhaimin (maha memelihara), Al Aziz (maha perkasa), Al Jabbar (yang
kehendaknya tidak dapat diingkari), Al Mutakabbir (yang memiliki kebesaran), Al Khaliq (maha pencipta), Al Baari (yang maha melepaskan),
Al Mushawwir (yang menciptakan rupa makhluk), Al Ghaffar (maha pengampun), Al Qahhar (yang memaksa makhluknya untuk taat), Al
Wahhab (pemberi karunia), Al Razzaq (maha pemberi rizqi), Al Fattah (maha pembuka pintu rahmat), Al ‘Aliim (maha mengetahui), Al
Qhabidh (maha menyempitkan kenikmatan), Al Baasith (maha melapangkan rezeki dan kemudahan), Al Khaafidh (yang merendahkan martabat
makhluk-Nya), Al Raafi (yang meninggikan martabat makhluk-Nya), Al Mu’izz (yang memuliakan makhluk-Nya), Al Mudzil (yang
menghinakan makhluk-Nya), As Samii’ (maha mendengar), Al Bashiir (maha melihat), Al Hakam (maha menetapkan), Al ‘Adl (maha adil), Al
Lathif (maha penyantun), Al Khabir (maha mengetahui segala rahasia), Al Haliim (maha penyantun, tidak mudah menjatuhkan hukuman kepada
para pendosa), Al Adzim (maha agung), Al Ghaffur (maha pengampun ), As Syakur (maha pembalas jasa hamban-Nya), Al ‘Aliy (maha tinggi),
Al Kabirr (maha besar), Al Hafidz (maha penjaga), Al Muqiit (maha memelihara), Al Hasiib (maha pembuat perhitungan), Al Jaliil (pemilik
keagungan), Al Kariim (maha mulia), Ar Raqiib (maha mengawasi), Al Mujib (maha mengabulkan), Al Waasi’ (maha luas), Al Hakim (maha
bijaksana), Al Waduud (maha pengasih), Al Majiid (maha mulia), Al Baa’its (maha membangkitkan), Asy Syahid (maha menyaksikan), Al
Haqqu (maha benar), Al Wakiil (maha memelihara), Al Qawiyyu (maha kuat), Al Matiin (maha kokoh), Al Waliyy (maha melindungi), Al
Hamiid (maha terpuji), Al Muhsyi (maha menghitung segala sesuatu), Al Mubdi’ (maha memulai), Al Mu’id (maha mengembalikan kehidupan),
Al Muhyi (maha menghidupkan), Al Mumiit (maha mematikan), Al Hayyu (maha hidup), Al Qayyum (maha mandiri), Al Waajid (maha
menemukan apa yang dikehendaki), Al Maajid (maha mulia), Al Wahiid (maha esa), Al Ahad (maha esa), As Shamad (maha dibutuhkan), Al
Qaadir (maha kuasa), Al Muqtadir (maha berkuasa), Al Muqaddim (maha mendahulukan), Al Muakhir (maha mengakhirkan), Al Awwal (maha
permulaan), Al Akhir (maha akhir), Al Zaahir (maha nyata), Al Baathin (maha ghaib), Al Waali (maha memerintah), Al Muta’alli (maha tinggi),
Al Barii (maha dermawan), At Tawwab (maha menerima tobat), Al Muntaqim (maha penyiksa), Al Afuww (maha pemaaf), Ar Rauuf (maha
pengasih), Malikul Mulk (maha menguasai kerajaan), Dzul Jalaali Wal Ikram (maha pemilik kebesaran dan kemuliaan), Al Muqshith (maha

24
adil), Al Jamii’ (maha pengumpul), Al Ganiyy (maha berkecukupan), Al Mughni (maha pemberi kekayaan), Al Maani (maha mencegah), Adh
Dharru (maha pemberi derita), An Nafii (maha pemberi manfaat), An Nuur (maha bercahaya), Al Hadii (maha pemberi petunjuk), Al Baadii
(maha pencipta), Al Baaqii (maha kekal), Al Waarits (maha pewaris), Ar Rasyid (maha pandai), As Shabuur (maha ada sabar).

B.      Tauhid

Secara etimologis kata tauhid merupakan kalimat yang dimusytak dari kata wahhada yuwahhidu tauhidan yang berarti keesaan, yakni
percaya bahwa Allah SWT itu esa, tunggal, satu.Dengan demikian yang dimaksudkan tauhid disini adalah tauhidullah (mengesakan Allah SWT).
Menurut para ulama mempelajari ilmu tauhid merupakan suatu kewajiban kepada setiap mukalaf, karena ilmu tauhid merupakan ilmu yang akan
menjadi jalan untuk mengenal Tuhan.

Ada beberapa aliran dalam ilmu tauhid, diantaranya :

1) Aliran Khawarij
Pengangkatan Ali bin Abi Thalib menjadi Khalifah menggantikan Utsman bin Affan mendapat penolakan dari sebagian kalangan, salah
satu yang menentang adalah Mu’awiyah bin Abi Sufyan Gubernur Damaskus Syiria. Puncak dari pertentangan mereka terjadi dengan
pecahnya perang shiffin, antara pasukan Khalifah Ali bin Abi Thalib dan pasukan Muawiyah bin Abi Sufyan.
Ketika pasukan Ali hampir memenangkan perang, Amr bin Ash pendukung Muawiyah berhasil mengajak Ali ber-Tahkim (Arbitrase).
Sebagian bala tentara Ali tidak mau menerima putusan tahkim. Karena menurut mereka orang yang berdamai saat perang berlangsung
adalah orang yang ragu akan kebenaran perang itu. Orang yang semula memihak Ali akhirnya berbalik membenci dan memusuhi Ali.
Maka mereka inilah yang disebut Khawarij, ialah orang-orang yang keluar memisahkan diri dari barisan Ali bin Abi Thalib. Yang menjadi
pegangan dan pembenaran sikap pemisahan diri bagi golongan Khawarij adalah Firman Allah SWT :

ِ ‫ت فَقَ ْد َوقَ َع أَجْ ُرهُ عَلى هّللا ِ َو َكانَ هّللا ُ َغفُورًا ر‬


‫َّحي ًما‬ ُ ْ‫َو َمن يَ ْخرُجْ ِمن بَ ْيتِ ِه ُمهَا ِجرًا ِإلَى هّللا ِ َو َرسُولِ ِه ثُ َّم يُ ْد ِر ْكهُ ْال َمو‬

25
Artinya: “Barang siapa keluar dari rumahnya dengan bermaksud berhijrah kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian kematian
menimpanya, sesungguhnya telah tetap pahalanya disisi Allah SWT” (QS. An Nisa : 100)

Ajaran-ajaran pokok golongan Khawarij secara umum adalah :

- Orang Islam yang melakukan dosa besar adalah Kafir


- Orang yang terlibat dalam perang jamal dan pelaku arbitrase adalah termasuk orang yang membenarkanya dihukumi Kafir.
-  Pandangan dalam menentukan Khalifah harus demokratis harus dipilih oleh rakyat.

2) Aliran Qadariyah
Aliran Qadariyah muncul di Irak.Aliran ini mengajarkan paham bahwa manusia memiliki kemampuan untuk berbuat dan berkemampuan.
Dengan kata lain, manusia itu sendiri yang menentukan perbuatannya baik perbuatan baik atau jahat. Dua tokoh utama Qadariyah adalah
Ma’bad Al Juhani yang menyebarkan ajaran ini di Irak dan Ghailan Al Dimasyqi yang menjadi penerus setelah Ma’bad mati terbunuh.

3) Aliran Jabbariyah
Aliran Jabbariyah lahir di Khurasan.Aliran ini mengajarkan paham bahwa manusia tidak memiliki kekuatan untuk berbuat sesuatu dan
tidak memiliki kemauan.Segala kemauan dan perbuatan manusia sesungguhnya kehendak Allah SWT namun manusia tetap menerima
konsekuensi.Dengan demikian paham ini bertolak belakang dengan faham Qadariyah.

4) Aliran Mu’tazilah
Aliran Mu’tazilah muncul pada abad ke II Hijriyah di Basrah Irak. Kelahirannya bermula saat Wasil bin Atha’ memisahkan diri dari
gurunya, Imam Hasan Al Basri karena perbedaan pendapat antara keduanya. Wasil bin Atha’ berpendapat bahwa seorang mu’min yang

26
melakukan dosa besar statusnya tidak mukmin lagi namun tidak juga kafir melainkan dia fasik. Sebaliknya, Imam Hasan Al Basri mu’min
yang melakukan dosa besar statusnya tetap mu’min.
Mu’tazilah memiliki lima ajaran pokok, yaitu :
- Tauhid, keesaan Allah SWT, mereka tidak mengakui sifat Allah karena apa yang dikatakan orang sebagai sifat Allah tak lain
adalah Dzat Allah itu sendiri. Al Qur’an adalah makhluk, dan Tuhan tidak akan bisa dilihat oleh mata.
-  Keadilan Allah SWT, aliran ini berpendapat bahwa Allah akan memberikan imbalan kepada manusia sesuai dengan apa yang
diperbuat oleh manusia.
-  Janji dan ancaman, mereka berpendapat bahwa Allah tidak akan mengingkari janjinya.
-  Posisi diantara dua posisi, yaitu status fasik yang berada diantara mu’min dan kafir.
-  Amar ma’ruf nahi munkar, mengajak pada kebaikan dan mencegah pada kemunkaran.

5) Ahlussunnah Waljamaah
Aliran Ahlussunnah Waljamaah adalah mereka yang mengikuti ajaran Nabi Muhammad dan para sahabat.Tokoh yang membidani lahirnya
aliran ini adalah Abu Hasan Al Asy’ary di Bashrah dan Abu Mansur Al Ma’turidi di Samarkandi.
Abu Hasan Al Asy’ari merupakan cucu dari sahabat Nabi yang terkenal, yaitu Abu Musa Al Asy’ari. Semula ia berpaham Mu’tazilah
karena berguru kepada ayah tirinya, Abu Ali Al Juba’I yang juga seorang guru besar Mu’tazilahdi Bashrah. Pada akhirnya, dia meragukan
faham Mu’tazilah dan memohon kepada Allah SWT untuk memberikan petunjuk hingga lahirlah ahlussunnah waljamaah.
Pokok ajaran ahlussunnah waljamaah :
- Tuhan mempunyai sifat-sifat sebagaimana disebutkan dalam Al Qur’an.
-  Al Qur’an adalah qadim, bukan makhluk.
-  Di akhirat manusia dapat melihat Tuhan. Firman Allah SWT :

27
ٌ‫َاظ َرة‬
ِ ‫إِلَى َربِّهَا ن‬  ٌ‫َاض َرة‬
ِ ‫ُوجُوهٌ يَوْ َمئِ ٍذ ن‬

Artinya: “wajah-wajah orang mu’min pada hari itu berseri seri. Kepada Tuhan mereka melihat”. (QS. Al Qiyamah : 22-23)

- Orang muslim yang berbuat dosa besar yang meninggal sebelum bertobat maka tetap mu’min, terkait nasibnya diakhirat
tergantung hak prerogatif Allah SWT.

2. Aliran Ketuhanan

Ada 3 aliran Ketuhanan, yaitu :

2.1 Teisme
Awalnya, manusia merenungkan mengenai alam, memikirkan asal muasal terjadinya sesuatu. Maka, pada zaman Yunani kuno, para filusuf
awal mulai mengetengahkan padangannnya walaupun terkesan sebagai dugaan semata, seperti bumi yang seperti hamparan atau terjadinya
segala sesuatu bermula dari air. Sampai pada akhirnya, manusia mengakui bahwa dirinya hanya bagian kecil dari kehidupan. Jika manusia
adalah akibat dari sesuatu, ada hal yang menjadi penyebabnya dan penyebab itu adalah Tuhan yang menciptakan dan mengatur segala
urusan.
Teisme adalah paham yang mepercayai adanya Tuhan (Allah). Jelas bahwa penganut teisme adalah orang yang beragama. Para penganut
teisme menalar Tuhan bukan saja dengan akal budi mereka, melainkan juga dengan wakyu dari kitab suci yang mereka yakini. Konsekuensi
dari paham ini adalah keimanan telebih dahulu yang harus dimiliki, baru kemudian membuktikan kebenaran-kebenaran akan eksistensi
ketuhanan tersebut. Jadi, teisme sebagian besar memakai metodologi deduktif.
Dalam filsafat Barat, tercatat nama-nama seperti Santo Agustinus (345-430) dan Thomas Aquinas (1225-1274) sebagai filusf teologi. Teori
mengenai sebab akibat menjadi dasar pijakan teisme ini yang mengungkapkan bahw Tuhan menjadi penyebab segala-galanya. Ajaran agama
yang memberikan kebenaran lewat wahyu harus juga dipahami menggunakan akal. Pengungkapan wahyu merupakan proses yang terus
menerus terjadi hingga pada akhirnya wahyu-wahyu tersebut dapat dibuktikan kebenarannya. Wahyu pun melengkapi rasionalitas manusia

28
yang terbatas untuk mengungkapkan sesuatu yang tidak dapat dijangkau oleh rasio manusia atau yang bersifat metafisika. Jadi, jelaslah
bahwa pijakan utama kaum teisme adalah wahyu yang mereka yakini dan disejalankan dengan akl budi atau rasionalitas yang mereka miliki.
Meskipun dalam perkembangannya, kitisisme para filusuf akan membawa pada pemahaman teistik yang berbeda-beda. Bahkan, pada
akhirnya bisa mendekonstruksi teisme tersebut hingga akhirnya muncul deisme dan ateisme.

2.2 Deisme
Paham deisme muncul dan populer pada abad pertengahan setelah masa kegelapan dan di masa awal abad pencerahan (enlightment). Paham
ini mempercayai bahwa Tuhan menciptakan alam semesta ini dengan kuasanya. Namun, Tuhan tidak ikut campur dalam kehidupan manusia
karena Tuhan hanya sebatas menciptakan kehidupan, sedangkan kehidupan manusia itu sendiri mutlak merupakan kehendak manusia yang
berdiri sendiri. Banyak orang yang menganalogikan paham ini dengan penciptaan sebuah arloji. Kehidupan diibaratkan sebuah arloji yang
dibuat oleh Tuhan. Namun, arloji itu dapat berjalan sendiri dengan mekanismenya tanpa adanya intervensi dari pembuatnya.
Jika dilihat dari perkembangannya, paham deisme ini bisa jadi muncul karena trauma akan ajaran agama yang begitu mengekang pada zaman
kegelapan Eropa. Deisme pun diungkapkan oleh banyak pemikir sebagai awal dan cikal bakal timbulnya ateisme. Jadi, deisme merupakan
bentuk pendekonstruksian Tuhan dalam hal mengatur kehidupan manusia. Pada abad pertengahan tersebut, gereja atau kerajaan teokrasi
yang menggunakan dalih agama untuk bertindak sewenang-wenang dan tiran terhadap rakyatnya. Dengan begitu, timbullah paham deisme
yang merupakan pengingkaran terhadap teisme, namun belum mencapai titik ekstremnya: ateisme. Sebenarnya adalah kelindanan antara
paham sekularisme dengan deisme ini. Kebanyakan orang-orang ini sudah terdegradasi imannya karena ketidakpercayaan akan Tuhan yang
mengatur, namun masih mempercayai akan eksistensi ketuhanan tersebut. Dalam sekularisme, ketuhanan tidak boleh ditampakkan di ruang
publik dan dipisahkan dari politik yang berarti tidak mengatur urusan manusia. Bukankah gejala tersebut mirip dengan deisme?

2.3 Ateisme

29
Secara etimologis, kata “ateisme” berasal dari dua kata bahasa Yunani, yaitu a (tanpa) dan theos  (tuhan). Jadi, atheos berarti tanpa tuhan.
Orang Yunani memakai kata atheos  dalam tiga arti: (1) tidak bertuhan atau tanpa tuhan, (2) tanpa pertolongan supranatural, (3) tidak
mempercayai setiap tuhan atau konsepsi Yunani tentang tuhan. Banyak yang menyepakati bahwa ateisme merupakan antitesis dari teisme.
Hal tersebut dibuktikan karena ateisme tidak akan ada jika tidak ada teisme. Ketidakbertuhanan seseorang merupakan bentuk dari sikapnya
yang mungkin saja trauma dengan ajaran agama dan ketuhanan yang pernah ia dapatkan sebelumnya.
Berikut adalah definisi Ateisme menurut L. Bagus:
a. Keyakinan bahwa Tuha, Dewa-Dewi tidak ada.
b. Pandangan yang menolak adanya adikodrati/hidup setelah mati
c. Kesangsian akan eksistensi yang adikodrati yang diandaikan mempengaruhi alam semesta.
d. Tidak adanya keyakinan akan Tuhan yang khusus. (orang-orang Yunani menyebutkan orang-orang kristen ateis karena tidak
percaya kepada dewa/dewi mereka. Dan orang-orang Kristen menyebut orang-orang Yunani ateis karena tidak percaya kepada
Tuhan mereka.
e. Penolakan semua agama
f. Sehubungan dengan ini, panteisme dalam pelbagai bentuknya menolak Tuhan yang transenden dan personal, tetapi mengenal dan
mengakui sesuatu yang mutlak (hukum moral, keindahan, dsb.) Sang mutlak diyakini tidak sama dengan dunia pengalaman.
Panteisme masih memiliki benih iman kepada Tuhan. Politeisme dan Deisme tidak termasuk dan ateisme.
Ateisme merupakan konsekuensi logis dari beberapa paham-paham lainnya, seperti materialisme, eksistensialisme, dan nihilisme.
Materialisme yang sangat mementingkan unsur inderawi dan kebenaran adalah sesuatu yang bisa dibuktikan dengan indera menyangkal akan
sesuatu yang metafisik seperti Tuhan. Karena Tuhan itu tidak bisa dijabarkan dan dijelaskan secara sebab akibat, paham materialisme pun
pada akhirnya meniadakan unsur ketuhanan dan memenpatkan manusia sebagai poros utama segala kehidupan yang ada.
Pun halnya dengan eksistensialisme yang menyangkan akan eksistensi Tuhan karena paham ini beranggapan bahwa manusia merupakan
makhluk paripurna yang bisa menentuka dirinya sendiri tanpa diatur oleh kehendak atau aturan Tuhan, dalam hal ini adalah wahyu dalam

30
kitab suci. Nihilisme pun beranggapan demikian. Menurut Nietzshe, nihilisme merupakan konsekuensi dari kematian Tuhan yang ia
deklarasikan melalui Zarathustra-nya. Nihilisme yang begitu percaya akan ketidakberadaan dan kekosongan menafsirkan bahwa jika
manusia masih mempercayai Tuhan, manusia akan kehilangan kebebasan dirinya yang terbelenggu oleh aturan agama yang tertuang dalam
wayu di kitab suci.

3 Filsafat Ketuhanan

Filsafat Ketuhanan adalah pemikiran tentang Tuhan dengan pendekatan akal budi, yaitu memakai apa yang disebut sebagai
pendekatan filosofis.  Bagi orang yang menganut agama tertentu (terutama agama Islam, Kristen, Yahudi), akan menambahkan pendekatan
wahyu di dalam usaha memikirkannya.Jadi Filsafat Ketuhanan adalah pemikiran para manusia dengan pendekatan akal budi tentang
Tuhan.Usaha yang dilakukan manusia ini bukanlah untuk menemukan Tuhan secara absolut atau mutlak, namun mencari pertimbangan
kemungkinan-kemungkinan bagi manusia untuk sampai pada kebenaran tentang Tuhan.

Penelaahan tentang Allah dalam filsafat lazimnya disebut teologi filosofi. Hal ini bukan menyelidiki tentang Allah sebagai obyek,
namun eksistensi alam semesta, yakni makhluk yang diciptakan, sebab Allah dipandang semata-mata sebagai kausa pertama, tetapi bukan pada
diri-Nya sendiri, Allah sebenarnya bukan materi ilmu, bukan pula pada teodise.Jadi pemahaman Allah di dalam agama harus dipisahkan Allah
dalam filsafat.Namun pendapat ini ditolak oleh para agamawan, sebab dapat menimbulkan kekacauan berpikir pada orang beriman. Maka
ditempuhlah cara ilmiah untuk membedakan dari teologi dengan menyejajarkan filsafat ketuhanan dengan filsafat lainnya (Filsafat manusia,
filsafat alam dll).Maka para filsuf mendefinisikannya sebagai usaha yang dilakukan untuk menilai dengan lebih baik, dan secara refleksif,
realitas tertinggi yang dinamakan Allah itu, ide dan gambaran Allah melalui sekitar diri kita.

Pandangan para filsuf mengenai konsep Ketuhanan yaitu :

3.1 Santo Agustinus(354-430)

31
Santo Agustinus percaya bahwa Allah ada dengan melihat sejarah dari drama penciptaan, yang melibatkan Allah dan manusia. Allah
menciptakan daratan untuk manusia, menciptakan manusia (Adam) yang berdosa melawan Allah. Lalu Adam dan Hawa diusir dari Taman
Eden. Kemudian setelah manusia berkembang, mereka berdosa lebih lagi dan dihukum dengan air bah dalam sejarah Nuh. Orang-
orang Yahudi yang diberikan perjanjian Allah ternyata tidak dapat memeliharanya sehingga dihukum melalui bangsa-bangsa lain. Lalu Allah
Yang Maha Kasih menebus manusia melalui Yesus Kristus. Dari sejarah ini Allah dapat selalu ada di tengah-tengah manusia. Memang
Agustinus adalah Bapa gereja, Uskup dari Hippo yang membela eksistensi Allah dari pandangan-pandangan lain yang ingin meruntuhkan
paham teisme. Tuhan didefinisikan dari sifat-sifatnya; maha tahu, maha hadir, kekal, pencipta segala sesuatu. Namun lebih lagi, Tuhan bukan
ada begitu saja, tetapi selalu terhubung dalam peristiwa-peristiwa besar manusia.

3.2 Thomas Aquinas 1225-1274)


Aquinas menggabungkan pemikiran Aristoteles dengan Wahyu Kristen  Kebenaran iman dan rasa pengalaman bukan hanya cocok, tetapi
juga saling melengkapi; beberapa kebenaran, seperti misteri dan inkarnasi dapat diketahui melalui wahyu, sebagaimana pengetahuan dari
susunan benda-benda di dunia, dapan diketahui melalui rasa pengalaman; seperti kesadaran manusia akan eksistensi Allah, baik wahyu
maupun rasa pengalaman dipakai untuk membentuk persepsi tentang adanya Allah.Thomas Aquinas terkenal dengan lima jalan (dalam
Bahasa Latin; quinque viae ad deum) untuk mengetahui bahwa Allah benar-benar ada.
Jalan 1 adalah gerak, bahwa segala sesuatu bergerak, setiap gerakan pasti ada yang menggerakkan, tetapi pasti ada sesuatu yang
menggerakkan sesuatu yang lain, tetapi tidak digerakkan oleh sesuatu yang lain, Dialah Allah
Jalan 2 adalah sebab akibat, bahwa setiap akibat mempunyai sebabnya, tetapi ada penyebab yang tidak diakibatkan, Dialah sebab pertama,
Allah.

32
Jalan 3 adalah keniscayaan, bahwa di dunia ini ada hal-hal yang bisa ada dan ada yang bisa tidak ada (contohnya adalah benda-benda yang
dahulu ada ternyata ada yang musnah, tetapi ada juga yang dulu tidak ada ternyata sekarang ada), tetapi ada yang selalu ada (niscaya) Dialah
Allah.
Jalan 4 adalah pembuktian berdasarkan derajat atau gradus melalui perbandingan, bahwa dari sifat-sifat yang ada di dunia ( yang baik-baik)
ternyata ada yang paling baik yang tidak ada tandingannya (sifat Allah yang serba maha) Dialah Allah.
Jalan 5 adalah penyelenggaraan, bahwa segala ciptaan berakal budi mempunyai tujuan yang terarah menuju yang terbaik, semua itu pastilah
ada yang mengaturnya, Dialah Allah.

3.3 Descartes (1596-1650)


Rene Descartes memikirkan Tuhan bermula dari prinsip utamanya yang merupakan “gabungan antara pietisme Katolik dan sains. Descartes
adalah seorang filsuf rasionalis yang terkenal dengan pemikiran ide Allah. Tantangan yang mendorong Descartes adalah keragu-raguan
radikalnya, The Methode of Doubt, bahkan menurutnya,"indra bisa saja menipu, Yang Maha Kuasa dalam bayangan kita juga bisa saja
menipu, sebab kita yang membayangkan". Dalam menjawab skeptisisme orang-orang pada masanya, maka dalam tinggalnya di Neubau,
dekat kota Ulm - Jerman, disebut sebagai “perjalanan menara”, kata lain dari meditasi yang dilakukan, dia menemukan Cogito, ergo
sum tahun 1618. Karena orang pada zamannya meragukan apa yang mereka lihat, maka hal ini dipatahkan oleh Descartes bahwa apa yang
dipikirkan saja sebenarnya sudah ada, minimal di pikiran. Orang bisa menyangkal segala sesuatu, tetapi ia tidak bisa menyangkal dirinya
sendiri. Jadi Allah di sini juga demikian, Allah sudah ada dengan sendirinya, bahkan lebih jauh Descartes mencari bukti-bukti empiris yang
dia warisi dari para pendahulunya. Keterbukaan untuk mengemukakan ide dalam pikiran, maka segala sesuatu yang dapat dipikirkan pasti
bisa ada. Alkitab salah satu bukti eksistensi Allah, kemudian juga relasi bahwa manusia, binatang, malaikat, dan objek-objek lain ada
karena natural light yang adalah Allah sendiri. Filsafat Ketuhanan menurut Descartes adalah berawal dari fungsi iman, yang pada akhirnya
berguna untuk menemukan Allah. Tanpa iman manusia cenderung menolak Allah. Ada dua hal yang bisa ditempuh agar Aku sampai pada
Allah:

33
Jalan yang pertama adalah sebab akibat, bahwa dirinya sendiri (manusia) pasti diakibatkan oleh penyebab pertama, yaitu Allah.
Jalan yang kedua adalah secara ontologis, yang diwarisinya dari Anselmus. Allah yang ada itu tidak mungkin berdiri sendiri, tanpa ada
kaitan dengan suatu entitas lain, maka Allah pasti ada dan bereksistensi. Maka Allah yang ada dalam ide Descartes sempurna sudah, bahwa
Dia ada dan dapat diandalkan dalam relasi dengan entitas lainnya itu.

3.4 Imanuel Kant (1724-1804)


Immanuel Kant dengan kata-kata "Langit berbintang di atasku dan hukum moral di batinku. Ajaran Kant tentang Allah ditemui dalam hukum
moralnya melalui beberapa tahap:

a. Allah adalah suara hati,

b. Allah adalah tujuan moralitas,

c. Allah adalah pribadi yang menjamin bahwa orang yang bertindak baik demi kewajiban moral akan mengalami kebahagiaan
sempurna.

Menurut Kant ada tiga jalan untuk membuktikan adanya Allah di luar spekulasi belaka, dan hal ini dimungkinkan:

a. dimulai dari menganalisis pengalaman kemudian menemui kualitas dari sense dunia kita, lalu meningkat menjadi bukum
kausalitas mencapai penyebab di luar dunia.
b. berdasar hal pertama, kita masih pada tataran pengalaman yang tidak bisa dijelaskan.[8]
c. di luar konsep-konsep itu, manusia memiliki a priori dalam rasionya, dan itu menjadi penyebab yang memang ada.

Lalu dari usaha dari pengalaman dianalisis dengan apriori (pemikiran awal sebelum membutktikan sesuatu) dalam otak kita, kita membagi
tiga bentuk definisi atas pengalaman; Psikologi-teologi, kosmologi dan ontologi. Dari hal yang dialami (empiris) menuju transendensi;
bahwa manusia hanya akan berspekulasi saja.  Kritik Kant terhadap Thomas Aquinas juga mengenai hal-hal spekulatif, padahal Allah nyata

34
adanya. Di sini Kant kemudian mengakui bahwa Allah sebagai pemberi apriori dan pengalaman itu sendiri tidak terdapat dalam baik
pengalaman maupun a priori, tetapi melampaui hal itu. Maka Kant sangat terkenal dengan kata-katanya '"Langit berbintang di atasku dan
hukum moral di dalam batinku". Di sinilah iman diperlukan, sebab Allah pada kenyataannya tidak bisa dibuktikan hanya dengan
pengalaman indrawi semata. Allah melampaui hal-hal rasio murni.

3.5 Hegel (1770-1831)

Hegel juga disebut filsuf idealisme Jerman. Ajaran yang terkenal dari Hegel adalah dialektika, di mana ada dua hal berbeda (bahkan kontras)
yang bertemu dan membentuk hal baru. Pertama-tama Hegel membedakan antara rasio murni (dalam Kant) sebagai kesadaran manusia,
tetapi ada yang lebih dari itu yaitu intelek. Intelek itu senantiasa mengerjakan kinerja rasio dan intelektualitas sehingga dialektika terus
terjadi. Roh Absolut yang adalah intelek itu bekerja dan menyatakan dirinya dalam proses sejarah manusia. Pekerjaan Roh itu dapat
mencapai tujuannya dalam alam semesta ketika terjadi dialektika antara subjek dan objek, antara yang terbatas dan tidak terbatas, dan yang
paling bisa dimengerti adalah antara yang imanen dan transenden. Hegel berpendapat Allah di dalam agama Kristen juga bekerja seperti
peristiwa reformasi yang sebenarnya merupakan peristiwa pemulih atau pengembali keadaan manusia menjadi baik kembali. Dari peristiwa-
peristiwa itu maka Allah menurut Hegel dapat diartikan dalam tiga tahap:

- Segala sesuatu yang terjadi dalam sejarah adalah proses perjalanan Roh (Allah) yang menemukan dirinya sendiri.

- Melalui manusia dengan kesadarannya, Roh itu menemukan dirinya (peristiwa revolusi oleh Napoleon misalny).

- Sehingga terjadi keselarasan arah gerak manusia dan arah gerak Roh dalam emansipasi dan kebebasan manusia, untuk itu Roh
akan memakai nama "Akal budi". Namun Allah yang dinyatakan Hegel sebenarnya terikat pada manusia yang berproses dalam
sejarah.

35
3.6 Scheleimer (1768-1834)
Scheleimer adalah penganut Kant, tetapi baginya Allah lebih baik tidak ditelusuri dengan metafisika belaka, tetapi perlu dihayati
kehadirannya, yaitu dengan kontemplasi.] Baginya, Allah yang tidak bisa ditangkap indrawi tidak bisa juga dilacak
dengan rasio murni. Istilah yang dipakai oleh Scheleimer untuk Allah adalah "Sang Universum". Jika Kant mengenal Allah sebagai
pemberi hukum moral yang melampaui rasionya, Scheleimer menganggap Allah yang dimaksud Kant tidak memadai dalam kehidupan
manusia, sebab Allah hanya pemberi ganjaran kepada orang yang baik dan penghukum orang yang kurang baik. Sebab Allah, bagi
Scheleimer tidak mungkin memberi hukuman kekal kepada manusia lantaran ia tidak sempurna, hal ini dikarenakan bahwa manusia
diciptakan Allah bukan agar ia sempurna, melainkan agar ia berikhtiar mencapai kesempurnaan itu.Scleiermacher mendekati Allah bukan
dari teori spekulatif, bukan dengan pendekatan moral-praktis, melainkan pendekatan intuitif-batin, dalam bahasanya melalui kontemplasi dan
perasaan. "Di sinilah agama merenungkan Sang Universum, di dalam caranya mengekspresikan diri dan tindakannya, agama ingin
mendegarkan bisikan suara Sang Universum itu dengan khidmat,... Dalam kepasifan anak-anak, agama ingin ditangkap dan dipenuhi oleh
daya pengaruhnya" Agama adalah Sang Universum sendiri. Sang Universum ditangkap dari alam dunia yang mamanifestasikannya. Namun
alam dunia bukanlah Sang Universum yang berdiri sendiri, tetapi tetap memanifestasikan alam.
Perbedaan ini melaui dua tahap :
- Alam adalah wahyu Allah, dan ditangkap oleh sanubari manusia,
- wahyu yang lebih tinggi dan lebih baik adalah manusia yang menurut chleiermacher tidak terbagi-bagi dan tidak terbatas, tetapi
bereksistensi.
Dalam aktivitas umat manusia itulah Allah menyatakan diri, alam diresapi oleh Yang Ilahi. [1] Namun manusia bukanlah Allah sendiri. Maka
tugas agama adalah mencari menemukan Allah yang ada di luar dirinya. Agama harus tinggal dengan pengalaman-pengalaman langsung
untuk mencari Allah dan mencari keterhubungannya secara menyeluruh, bukan berfilosofi.

36
6.  Pembuktian Adanya Tuhan

Para ilmuwan selalu punya ambisi untuk menemukan berbagai teori baru dan mengembangkan ilmu pengetahuan jadi lebih tinggi
tingkatannya. Namun Dalam berbagai penelitiannya seringkali para ilmuwan terganjal hal-hal yang misterius.

Meski punya berbagai inovasi dan ide-ide brilian, akhirnya hal yang tak disadari ilmuwan-lah yang membuat mereka berpikir bahwa ada
yang jauh lebih tinggi derajatnya dari manusia, dan Ialah yang mengatur semuanya.

Berikut beberapa penelitian yang mungkin tak bermaksud untuk gagal, namun justru membuktikan pada para ilmuwan bahwa Tuhan itu
ada. Berikut ulasannya.

a. Alam semesta pasti ada yang menciptakan

Menurut banyak sekali studi, alam semesta ini sebenarnya tak akan bisa bertahan lebih dari satu detik. Sebagai contoh, Big Bang
seharusnya memproduksi jumlah yang sama antara matter dan antimatter, dan jika tidak semesta akan hancur. Namun sebaliknya jumlah
matter justru lebih banyak dan alam semesta tercipta. Hal ini sama sekali tak bisa dijelaskan ilmuwan. Dalam teori lain yang menyangkut
partikel Higgs Boson atau 'Partikel Tuhan', tak pernah bisa dijelaskan bagaimana benda apapun termasuk alam semesta mendapatkan
massa mereka. Tanpa adanya massa alam semesta pun tak akan ada secara nyata. Selain itu, kombinasi jarak antara planet-planet di Tata
surya kita adalah hal yang cukup jadi misteri. Bumi berada pada jarak yang pas pada matahari sehingga tak terlalu dekat hingga
membakar, dan terlalu jauh hingga membeku. Belum lagi jarak antar planet seperti ke Jupiter, yang mampu membantu Bumi untuk
menarik komet dan asteroid untuk menjauhi dan tidak menghantam Bumi. Hal ini tidak bisa dijelaskan.

b. Kehidupan kita diatur layaknya simulasi computer

37
Pada tahun 2003, seorang filsuf bernama Nick Bostrom mengungkapkan bahwa alam semesta adalah simulasi komputer. Teori ini
diterima oleh para pegiat sains yakni Elon Musk dan Neil deGrasse Tyson. Hal ini mendukung pendapat bahwa selalu harus ada yang
membangun dan mengatur simulasi tersebut. Karena alam semesta dipercaya akan menemui titik kehancurannya, banyak ilmuwan yang
percaya bahwa manusia dapat mendeteksi batas-batas alam semesta. Hal ini dilakukan ilmuwan Jerman yang mencoba fokus pada sinar
kosmik yang fragmen atomnya berasal dari  luar Tata Surya kita. Sinar kosmik ini seharusnya punya kekuatan yang terbatas dan lama
kelamaan makin menurun. Namun ketika sinar kosmik ini sampai di Bumi, mereka memiliki jumlah energi yang sama, yakni 10 elektron
Volt. Hal ini memperlihatkan bahwa sinar kosmik memiliki titik awal serupa sehingga selalu memiliki jumlah yang sama. Hal ini tentu
'diatur' layaknya kita mengendalikan komputer.

c. DNA manusia bukti Tuhan ada


Francis S. Collins M.D. & Ph.D, Ketua Proyek Penelitian Gen Manusia di tahun 2007 lalu menyatakan bila DNA manusia menyimpan
bukti keberadaan Tuhan. Dr. Collins mengungkapkan bila DNA adalah bahasa Tuhan, dan perwujudan dari rencana Tuhan yang juga
bagian dari alam. Gen manusia memang sangat kompleks dengan bagian data mencapai miliaran. Hal seperti ini tentu lahir berkat desain
panjang dari 'sesuatu' yang sangat hebat di luar jangkauan intelejensi manusia. Lebih lanjut, ada beberapa pertanyaan dari Dr. Collins
yang menguatkan argumennya, antara lain 'Apa arti hidup?', 'Siapa yang memulai alam semesta?', dan tentu saja 'Siapa sosok hebat yang
mampu menciptakan DNA yang sangat rumit itu?'. Apakah Anda bisa menjawabnya?
Rumus keberadaan Tuhan
Leonhard Euler adalah matematikawan sekaligus fisikawan terkemuka dari Swiss. Pria yang lahir tanggal 15 April 1707 ini sangat
tertarik dengan kalkulus, optik, dan astronomi. Euler dikenal sebagai ilmuwan sekaligus pemeluk agama yang taat. Hal ini dibuktikan
dengan kemenangannya mengalahkan filsuf atheis dari Prancis, Denis Diderot, di sebuah argumen soal keberadaan Tuhan. Euler
memenangkan adu opini dengan memaparkan rumus "{a+b^n}/{n}=x" untuk menjelaskan keberadaan Tuhan. Sayangnya belum ada
penjelasan secara detail dari rumus ini. Selain Euler, Kurt Friedrich Godel, matematikawan asal Amerika yang lahir di Austria, juga

38
menelurkan 'Teorema Tidak Lengkap' yang menegaskan keberadaan Tuhan. Teori ini kemudian berkembang dengan dua bagian utama,
yakni 'kebutuhan' dan 'peluang'. Berdasarkan penelitian Universitas Stanford, teori Godel menyatakan bila Tuhan adalah zat yang paling
agung dan ada di setiap pemikiran manusia. Nah, secara otomatis kita memercayai adanya Tuhan bila kita yakin di luar sana ada zat lebih
hebat dari apapun. Oleh sebab itu, keberadaan Tuhan bisa dikatakan absolut.

d. Ketika manusia ingin meniru kuasa Tuhan, selalu gagal

Peradaban manusia kini sangat maju berkat adanya teknologi. Bermodalkan ilmu pengetahuan dan sains, Bumi ini jadi tempat yang
nyaman dan aman untuk ditinggali. Teknologi pun semakin maju dan kualitas hidup manusia pun juga tak akan pernah selangkah
mundur. Hal ini sedikit banyak mengubah manusia untuk berbuat lebih. Mulai dari sekelompok ilmuwan yang terdiri dari ilmuwan
Perancis dan Spanyol, memulai proyek ilmiah kontroversial yang serupa dengan film "Jurassic Park," di mana para ilmuwan ingin
menghidupkan lagi hewan yang sudah punah bernama Bucaro, tapi gagal karena ia hidup hanya 10 menit. Hingga ada BioQuark, sebuah
perusahaan asal Amerika Serikat yang mencoba menghidupkan orang meninggal. Bahkan perusahaan tersebut mendapat restu dari US
Institutional Board Review untuk memulai proyek kontroversial dan ambisius tersebut. Proyek yang diberi judul "ReAnima" ini
berambisi untuk menghidupkan 20 orang meninggal asal India yang sudah diputuskan secara legal dan klinis telah meninggal. Namun
belum ada berita mereka telah berhasil. Kesemua penelitian ini mungkin menambah jejak rekam ilmu pengetahuan berada di level yang
lebih tinggi. Namun makin canggih teknologi dan ilmu pengetahuan, makin terlihat bahwa Tuhan itu ada karena berbagai rahasia yang
tidak atu belum bisa terpecahkan.

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Zainuddin. 2015. Pendidikan Agama Islam.Jakarta : Bumi Aksara

39
Al Bajuri, Ibrahim. 1359. Kifayatul Awwam.  : Al Haromain
Hamid, Syamsul Rijal. 2002. Buku Pintar Agama Islam.Bogor : Penebar Salam
Affandi, Khoer. 1993. Majmu’atul Aqiidah. Tasikmalaya: Miftahul Huda
Al Jawi, Nawawi. 1297. Tijan Ad Daraari. Surabaya : Darul Ilmi

40
MATERI 2

MEMAHAMI HAKIKAT, MARTABAT


DAN TANGGUNG JAWAB MANUSIA

Materi Pembahasan :

1. Pengertian Hakikat, Martabat dan Tanggung Jawab Manusia


2. Kaitan Hakikat, Martabat dan Tanggung Jawab Manusia
3. Contoh Aplikasi Tanggung Jawab Manusiia Terhadap Tuhan,
Diri Sendiri dan Sesama Manusia.

1. PENDAHULUAN

Berbicara dan berdiskusi tentang manusia selalu menarik, karena selalu menarik, maka masalahnya tidak pernah selesai dalam artia
tuntas.

Manusia merupakan makhluk yang palingmenakjubkan, makhluk yang unik multi dimensi, serba meliputi, sangat terbuka, dan
mempunyai potensi yang agung. Manusia dalam pandangan kebendaan materialis: hanyalah merupakan sekepal tanah di bumi. Dari bumi asal
kejadiannya, di bumi dia berjalan, dari bumi dia makan dan kedalam bumidia kembali.

Dalam pandangan orang yang beriman, manusia itu makhluk yang mulia dan terhormat pada sisi Tuhan. Manusia diciptakan Tuhan
dalam bentuk yang amat baik, sesudah itu ditiup roh ke dalam tubuhnya, para malaikat disuruh sujud memberi hormat: kepadanya. Tuhan

41
memberi manusia ilmu pengetahuan dan kemauan, dijadikan manusia di bumi dan menjadi pusat kegiatan di alam ini. Segala apa yang ada di
langit dan di bumi, semuanya bekerja untuk kepentingan manusia, dan kepadanya di berikan nikmat lahir dan batin.

Al-Qur’an memberi keterangan tentang manusia dari banyak seginya, Dari ayat-ayat Al-Qur’an, dapat disimpulkan bahwa manusia adalah
makhluk fungsional yang bertanggung jawab, pada surat Al-Mu’minun ayat 115 Allah bertanya kepada manusia sebagai berikut ? “Apakahkamu
mengira bahwa kami menciptakan kamu sia-sia, dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami”.

Dari ayat ini, menurut Ahmad Azhar Basyir, terdapat tiga penegasan Allah yaitu:
a. manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan,
b. manusia diciptakan tidak sia-sia, tetapi berfungsi, dan
c. manusia akhirnya akan dikembalikan kepada Tuhan, untuk mempertanggungjawabkan semua perbuatan yang dilakukan pada
waktu hidup di dunia ini, dan perbuatan itu tidak lain adalah realisasi daripada fungsi manusia itu sendiri.

1. Pengertian Hakikat, Martabat dan Tanggung Jawab Manusia


1.1. Konsep Manusia
Beberapa pendapat tentang manusia :

a) Carles Darwin : binatang yang terjadi dari sebab-sebab mekanis 


b) Sigmund Freund : makhluk yang memiliki perilaku hasil interaksi antara id, ego dan super ego
c) Behaviorisme : homo mechanicus- perilaku manusia yang terbentuk sebagai hasil pembelajaran dengan lingkungan
d) Kognitif : homo sapiens - selalu berusaha memahami lingkungannya
e) Humanism: homu ludens, berperilaku untuk mempertahankan, meningkatkan dan mengaktualisasikan diri.
f) Aristoteles : hewan yang berakal sehat, mengeluarkan pendapat, dan berbicara berdasar akal  pikiran.

42
Konsep. Manusia dalam Islam :

b. Historis : bani adam (Al-A’raf 31)


c. Biologia : basyar (Ar-Rum 20)
d. Intelektual : insan (At-Tin 4)
e. Sosiplogis : naas (Al-Hujarat 13)
f. Posisional : abd (saba’ 9)
g. Khalifah (Al-Baqoroh 30)

Al-Qur'an  telah mencatat untuk kita model orang-orang seperti pada orang-orang dari “iklan” firaun berbicara kepada umat-Nya
dan mengatakan dalam  surat  Al-Qashash, (Ayat 38), “Aku tidak mengetahui Tuhan bagimu selain Aku”.

Pada ekstrem yang lain, manusia berpikir bahwa ia adalah yang paling diremehkan, terlemah, dan yang paling berharga di alam semesta
ini, sehingga ia menunduk dengan penyerahan sebelum pohon, batu, hewan, atau sebelum matahari, bulan , bintang-bintang atau api dan
makhluk lain. Islam menjelaskan kepada manusia realitasnya, asal-usulnya dan berbagai tahap  penciptaan yang ia melewati.

Islam telah menjelaskan bahwa realitas manusia berasal dari dua asal : Asal jauh, yang adalah ciptaan pertama dari lumpur ketika
Allah SWT: membuatnya dan ditiupkan ke dalam dirinya hidup, dan asal dekat, yang ciptaan-Nya dalam rahim ibunya. Allah SWT:
berfirman dalam  surat  As-Sajdah, (Ayat 7-9):, tentang asal-usul manusia, “Dia orang yang unggul dalam s e g a l a s e s u a t u
yang Dia ciptakan, dan Dia mulai menciptakan manusia dari tanah liat dan keturunan manusia kemudian
d i b u a t d a r i c a i r a n b e r h a r g a , k e m u d i a n D i a m e m b u a t n y a d a n ditiupkan ke dalam dirinya dari jiwanya, dan dibuat untuk Anda
pendengaran, penglihatan, danhati, dan berkat kecil yang Anda memberi.

43
Sekarang, kita melihat bagaimana Al-Qur'an  ternyata perhatian manusia terhadap cairan y a n g b e r h a r g a d a r i m a n a i a
d i c i p t a k a n d a l a m r a h i m i b u n y a , d a r i c a i r a n b e r h a r g a . H a l i n i hendaknya menyadarkan Manusia untuk memberantas
potensial menindas dan menghilangkan kesombongan dan membuat dia rendah hati dalam hidupnya.

I. Manusia adalah makhluk terhormat


Allah SWT: berfirman dalam  surat  Al-Isra’, (Ayat 70):, “Kami telah menghormati anak-anak Adam dan membawa mereka
di bumi dan di laut dan memberikan kepada mereka rezeki y a n g b a i k . D a n k i t a m e m b u a t m e r e k a l e b i h b a i k
d a r i p a d a b a n y a k d a r i a p a y a n g k i t a b u a t . K emudian Allah SWT: menjelaskan bahwa Allah SWT: membuat
seluruh alam semesta dalam melayani manusia. Dia mengatakan dalam  surat Luqman, (Ayat 20), “Apakah Anda tidak
melihat bahwa Allah disediakan bagi Anda apa yang di langit dan di bumi dan membanjiri Anda dengan banyak berkat dikenal dan tidak
dikenal.
II. Manusia memiliki kemampuan untuk dapat membedakan dan memilih antara baik dan jahat.
Allah SWT: berfirman dalam  surat  Ash-Syams, (Ayat 7-10) “Dan dengan  Nafs, (jiwa), dan Allah yang sempurna dia dalam proporsi;
Kemudian Dia mengilhami dia korupsi dan kebenarannya; Memang ia berhasil yang memilih untuk memurnikan diri sendiri-
Nya;. dan memang ia gagal yang merusak diri sendiri nya.
III. Manusia memiliki potensi untuk belajar dan memperleh pengetahuan
Allah SWT: berfirman dalam  surat  Al-Alaq, (Ayat 3-5) “Bacalah dan Tuhan Anda adalah yang paling murah hati, Orang yang
mengajar dengan pena, Dia mengajarkan manusia apa yang ia tidak tahu”.
Dalam ayat lain, Allah 9SWT: berfirman dalam  surat  An-Nahal, (Ayat 78):, “Dan dibuat untuk Anda pendengaran dan
penglihatan dan hati, sehingga Anda bersyukur. “Allah SWT:mencemooh mereka yang tidak mendapatkan manfaat dari
semua hak istimewa. Allah SWT:  berfirman dalam  surat  Al-Araf, (Ayat 79), “Mereka memiliki hati yang mereka tidak

44
mengerti,mereka memiliki mata yang dengannya mereka tidak melihat, dan mereka memiliki telinga yangmereka tidak mendengar,
mereka seperti binatang dan bahkan lebih buruk, mereka adalah pelupa atau lalai.
IV. Manusia bertanggung jawab dan akuntabel dan dia akan mendapatkan hasil dari perbuatannya

Allah SWT: berfirman dalam  surat  Al-Baqarah, (Ayat 30), “Dan Tuhanmu berkata kepada para malaikat bahwa saya menciptakan
Khalifah  di bumi”.

Kemudian Allah SWT mengajarkan kepada Adam semua nama untuk menunjukkan  bagaimana manusia malaikat istimewa di
sisi Allah, maka Allah SWT: memerintahkan para malaikat untuk bersujud kepada Adam karena hormat.. Allah SWT berfirman
dalam  surat Az-Zalzalah, (Ayat 7-8) , “Dan barang siapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarahpun, niscaya dia akan melihat
balasannya. Dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan seberat zarahpun n i s c a h y a d i a a k a n m e l i h a t : balasannya”.
Nabi Muhammad SAW: mengatakan dalam sebuah hadits otentik yang dilaporkan oleh Imam  At-Tirmidzi, " Para hamba Allah akan ditanya
tentang empat hal pada hari kiamat: sekitar hidupnya dan apa yang ia lakukan dengan itu Dan tentang pengetahuan dan apa yang ia lakukan
dengan itu Dan tentang uangnya? Dari mana dia mendapatkannya dan di mana ia menghabiskan itu? Dan tentang tubuhnya bagaimana ia
menggunakannya? "

2. Pengertian Hakikat Manusia 


          Zat yang besifat lahir dan gaib itu menentukan postur manusia sebagai makhluk yang paling sempurna. Manusia mempunyai anggota
badan, khususnya otak dan jantung yang berfungsi sebagai mekanisme biologi, yaitu seperangkat subsistem di dalam sistem tubuh manusia
untuk menunjukkan keberadaannya (eksistensinya).

          Susunan anggota badan manusia (fisik) sebenarnya sangat kompleks, tidak hanya terdiri dari otak dan jantung saja, yang masing - masing
anggota badan satu sama lain dihubungkan melalui susunan syaraf yang sangat kompleks pula. Keadaan itu pun masih menggambarkan manusia
yang kurang lengkap, karena kelengkapan manusia tidak hanya dari wujud fisiknya saja, akan tetapi juga dari kenyataan nonfisik yang justru

45
tidak dimiliki oleh makhluk lain. Seperti ruh dan jiwa yang memerankan adanya proses berfikir , merasa, bersikap dan berserah diri serta
mengabdi yang merupakan mekanisme, kejiwaan manusia sebagai makhluk Allah.

          Kedua mekanisme yang terdapat pada manusia, yaitu mekanisme biologi yang berpusat pada jantung (sebagai pusat hidup) dan
mekanisme kejiwaan yang berpusat pada otak (otak sebagai lembaga pikir, rasa, dan sikap sebagai pusat kehidupan).

          Gambaran bahwa manusia merupakan makhluk yang sempurna, mungkin dapat dilihat dari kemampuannya untuk menentukan tujuan
hidup. Tujuan hidup itu berdasarkan satu tata nilai yang memberikan corak pada seluruh kehidupan manusia yang terdiri dari proses mengetahui,
mengalami, memikirkan, merasakan, dan membentuk sikap tertentu yang akhirnya tersusun pada suatu pola perilaku yang dapat menghasilkan
karya manusia, baik yang bersifat fisik maupun bersifat nonfisik. Tinggi rendahnya derajat kemampuan, sempit luasnya cakupan tergantung pada
kapasitas otak (Q.S. Al-Mu'min (40) : 35), melalui pusat susunan syaraf (terletak pada sumsum tulang belakang) sehingga memungkinkan
seluruh anggota badan berfungsi dalam rangka pencapaian cita - cita. Cita - cita tersebut sering kali diistilahkan dengan akhlakul karimah atau
perilaku yang baik.

3. Pengertian Martabat Manusia

Manusia ialah makhluk yang utama dan terutama di antara semua makhluk yang ada. Keutamaan manusia dapat dilihat dengan adanya
potensi - potensi yang dimiliki oleh manusia, yang tidak terdapat pada makhluk lain. Dengan kelebihan itu manusia dijadikan sebagai khalifah
Allah di bumi.
Kedudukan manusia sebagai khalifah Allah inilah, yang menjadikan mereka mempunyai sejumlah hak dan kewajiban. Hak di sini adalah
suatu imbalan dari kewajiban - kewajiban yang telah ditunaikannya. Kewajiban dalam konteks dengan hukum Islam, berarti pekerjaan yang akan
mendapat sanksi hukum apabila ditinggalkan.

4. Pengertian Tanggung Jawab Manusia

46
Menurut kodratnya, manusia adalah makhluk yang paling mulia. Sesuai dengan namanya manusia adalah makhluk yang mempunyai naluri
berperasaan, berkelompok, dan berpribadi. Selain itu manusia memiliki sifat pelupa atau cenderung memilih berbuat kesalahan. Dari sifat -
sifatnya itu posisi manusia akan berbalik menjadi makhluk yang paling hina, bahkan lebih hina dari binatang.
  Manusia diciptakan untuk mengelola dan memanfaatkan alam untuk mencapai kehidupan materi yang sejahtera dan bahagia di dunia,
sekaligus dengan demikian ia dapat melaksanakan tugas beribadah kepada Pencipta untuk mencapai kebahagiaan immateri di akherat kelak.
Fungsi ganda manusia itu dikenal dalam istilah agama sebagai fungsi kekhalifahan dan kehambaan ( untuk mengabdi dan beribadah ).
Macam-macam tanggung jawab :

a) Tanggung jawab terhadap diri sendiri

contoh : Andi membaca sambil berjalan, lalu ia terjatuh, akibatnya ia aharus beristirahat dirawat di rumah dan tidak sekolah. konsekuensi
tidak bersekolah dan tinggal dirumah adalah tanggung jawab terhadap diri sendiri.

b) Tanggung jawab terhadap keluarga

contoh : seorang ibu hidup dengan tiga anak, karena suaminya meninggal dia harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup anak-
anaknya, walapun harus menjadi pelacur sekalipun, karena demi memberikan kehidupan dan bertanggung jawab atas ketiga anaknya.

c) Tanggung jawab terhadap masyarakat

contoh : seorang ketua RT yang menjabat saat itu di daerah tempat tinggalnya harus bertanggung jawab sepenuhnya terhadap
kesejahteraan warganya. misalnya saja bila pada saat hari raya qurban, ketua RT setempat harus sudah mempunyai data warga miskin
yang akan menerima santunan qurban. ketua RT juga harus sigap membantu bilamana ada warganya yang meninggal dunia, lalu ketua

47
RT juga menggerakan ibu-ibu PKK ditempatnya untuk membangun pos kesejahteraan untuk kesehatan, lingkungan dan pendidikan untuk
warganya.

d) Tanggung jawab terhadap bangsa dan negara

contoh : pada zaman penjajahan dahulu, para pemuda Indonesia bertanggung jawab untuk membela negara, turut berperang untuk
memerdekakakn negara kesatua republik Indonesia. para pemuda sangat ingin memiliki kebebasan dalam bernegara, maka para pemuda
menanamkan dalam hatinya mempunyai tekad yang kuat untuk membela negara dan bertanggung jawab atas semua permasalahan yang
ada di negara Indonesia.

e) Tanggung jawab terhadap Tuhan

contoh : manusia telah di beri kehidupan yang sangat mencukupi dan layak. semua itu atas pemberian sang pencipta yaitu Allah SWT.
ALlah sangat pengasih, penyayang dan pengampun. Allah pun tak meminta hal-hal yang menyusahkan manusia untuk mewujudkan rasa
bersyukur manusia terhadap semua kebaikan-Nya. Manusia hanya diperintahkan untuk Shalat 5 waktu dan beramal sholeh, berbuat baik
sesama manusia dan berbuat baik kepada Allah SWT. semua yang diberikan ALlah SWT sudah sepatutnya menimbulkan rasa tanggung
jawab manusia kepada Allah SWT. tanggung jawab untuk menunaikan semua yang diperintahkan-Nya dan meninggalkan yang dilarang-
Nya. Tanggung jawab untuk menjalankan sholat 5 waktu dan amalan yang baik lainnya. Menjaga alam yang sdah diciptakan, diberikan
Allah dengan sukarela, merawatanya untuk kehidupan selnjutnya adalah sebuah bentuk tanggung jawab dan ungkapan rasa bersyukur
yang tiada tara kepada sang pencipta yaitu Allah SWT.

48
Diantara banyaknya tanggung jawab tersebut, bahwa kita harus melakukan semua tanggung jawab kita dengan iklas dan akan mendapatkan hak
kita pada saat nya setelah kita melakukan semua tanggung jawab kita.

DAFTAR PUSTAKA

Trianto. 2006. Wawasan Ilmu Alamiah Dasar. Surabaya : Prestasi Pustaka.Muchsin, dkk. 1984. Dasar-Dasar Agama Islam. Jakarta : Bulan
Bintang.Sauri Sofyan. 2004. Pendidikan Agama Islam. Bandung : Alfabeta.http://ratrismart.blogspot.com/2010/04/pengertian-manusia.
htmlhttp://carapedia.com/pengertian_definisi_manusia_menurut_para_ahli_info508.
htmlhttp://wadahsufiyah.blogspot.com/2011/07/pengertian-maqam-dan-martabat.
htmlhttp://bacaebookgratis.wordpress.com/2011/06/03/9-manusia-dan-tanggung-jawab-2

49
MATERI 3
MENERAPKAN AGAMA SEBAGAI
MORAL, AKHLAK MULIA DALAM
KEHIDUPAN

50
Materi Pembahasan :
1. Pengertian :
1.1 Moral
1.2 Akhlak
1.3 Nilai
1.4 Norma
2. Mahasiswa Mampu Menganalisa Perbedaan Nilai, Norma dan Moral
3. Mahasiswa Mampu Menjelaskan Pentingnya Agama Sebagai
Moral dan Akhlak dalam Kehidupan
4. Mahasiswa Mampu Mengaplikasikan Akhlak Mulia dalm Kehidupan Kepada :
4.1 Tuhan
4.2 Diri Sendiri
4.3 Orang Tua
4.4 Sesama Manusia ( Pasien )

PENDAHULUAN

Agama berperan penting dalm kehidupan umat manusia. Agama menjadi pemandu dalam mewujudkan suatu kehidupan yang bermakna,
damai dan bermartabat. Menyadari betapa pentingnya peran agama bagi kehidupan manusia maka internalisasi nila-nilai agama dalam
kehidupan setiap pribadi menjadi sebuah keniscayaan yang ditempuh melalui pendidikan, baik pendidikn di lingkungan keluarga, sekolah,
maupun masyarakat. Pendidikan agama dimaksudkan untuk peningkatan potensi spiritual dan membentuk peserta didik agar menjadi manusia
yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT dan berakhlak mulia. Akhlak mulia menyangkut etika, budi pekerti, dan moral sebagai
manifestasi dari pendidikan agama. Agama sebagai alat untuk membawa kedamaian dan kepuasan jiwa dengan keyakinan tertentu. Agama
menunjukkan bahwa kebahagiaan yang ingin dicapai dengan menjalankan syariat agama, itu hanya dapat terlaksana dengan akhlak yang baik.
Terutama dalam ajaran agama islam, agama islam merupakan suatu agama yang santun karena dalam islam menjunjung tinggi
pentingnya etika moral dan akhlak. Moral yang sempurna itu , jika dapat memahami agama islam tersebut. Sedangkan akhlak merupakan hal

51
yang terpenting dalam kehidupan manusia, karena mencakup segala tingkah laku, tabi’at, dan karakter manusia yang baik maupun yang buruk
dalam hubungannya dengan Sang Khaliq atau sesama makhluk. Tanpa adanya moral dan akhlak mulia manusia tidak dapat hidup dengan damai.

Pada makalah ini, kami akan membahas tentang pemahaman agama sebagai moral akhlak mulia dalam kehidupan.

1.      Pengertian

1.1 Moral

Sidi Gazalba mengartikan moral sebagai kesesuaian dengan ide-ide yang umum diterima tentang tindakan manusia, mana yang baik dan
mana yang wajar. Jadi moral adalah tindakan yang umum sesuai dengan dan diterima oleh lingkungan tertentu atau kesatuan sosial tertentu.

Dengan demikian moral dapat diartikan dengan “menyangkut baik buruknya manusia sebagai manusia,” moralitas dapat diartikan dengan
“keseluruhan norma-norma dan nilai-nilai dan sikap moral seseorang atau masyarakat. Moral mengacu pada baik buruk perilaku bukan pada
fisik seseorang.

1.2 Akhlak

Berikut ini adalah pengertian akhlak secara istilah dari sebagian para ulama:

1) Ahmad Amin dalam bukunya Al-Akhlak mendefinisikan akhlak sebagai kehendak yang biasa dilakukan.

2)      Ibn Maskawih dalam kitabnya Tahzib al-Akhlak wa Tathirul A’raq, mendefinisikan akhlak sebagai “keadaan jiwa seseorang yang
mendorongnya untuk melakukan perbuatan- perbuatan tanpa melalui pemikiran dan pertimbangan sebelumnya”

52
3)      Imam Ghazali dalam kitabnya, Ihya ‘Ulumuddin, mendefinisikan akhlak sebagai: “segala sifat yang tertanam dalam hati, yang
menimbulkan kegiatan-kegiatan dengan ringan dan mudah tanpa memerlukan pemikiran sebagai pertimbangan.”

Akhlak adalah suatu keadaan yang tertanam dalam jiwa berupa keinginan kuat yang melahirkan perbuatan-perbuatan secara langsung dan
berturut-turut tanpa memikirkan pemikiran lebih lanjut.

Dari beberapa definisi dan uraian singkat di atas, kita dapat mengambil dua hal penting tentang akhlak, yaitu:

1)      Akhlak yang berpangkal pada hati, jiwa, atau kehendak

2)      Akhlak merupakan perwujudan perbuatan sebagai kebiasaan (bukan perbuatan yang dibuat-buat, tetapi sewajarnya).

Dengan demikian akhlak dalam ajaran Islam merupakan perbuatan manusia sebagai ekspresi atau ungkapan dari kondisi jiwa. Akhlak meskipun
berpangkal dari jiwa tapi ia tidak berhenti di dalam jiwa saja melainkan ternyatakan dalam perbuatan.

1.3 Nilai

Nilai (value)  adalah kemampuan yang dipercayai yang ada pada suatu benda untuk memuaskan manusia. Sifat dari suatu benda yang
menyebabkan menarik minat seseorang atau kelompok. Nilai bersumber pada budi yang berfungsi mendorong dan mengarahkan (motivator)
sikap dan perilaku manusia. Nilai sebagai suatu sistem merupakan salah satu wujud kebudayaan di samping sistem sosial dan karya.
 
Pandangan para ahli tentang nilai-nilai yang terdapat dalam masyarakat :
i.   Alport mengidentifikasikan nilai-nilai yang terdapat dalam kehidupan masyarakat dalam enam macam, yaitu :

53
1. Nilai teori
2. Nilai ekonomi
3. Nilai estetika
4. Nilai sosial
5. Nilai politik dan
6. Nilai religi

ii.      Max Scheler, mengelompokkan nilai menjadi enam tingkatan, yaitu:

1. Nilai kenikmatan
2. Nilai kehidupan
3. Nilai kejiwaan
4. Nilai kerohanian

iii.       Notonagoro, membedakan nilai menjadi tiga, yaitu :

1. Nilai material
2. Nilai vital
3. Nilai kerokhanian

Nilai berperan sebagai pedoman menentukan kehidupan setiap manusia. Nilai manusia berada dalam hati nurani, kata hati dan pikiran sebagai 
suatu keyakinan dan kepercayaan yang bersumber pada berbagai sistem nilai.

1.4 Norma

54
Norma adalah perwujudan martabat manusia sebagai mahluk budaya, moral, religi, dan sosial. Norma merupakan suatu kesadaran dan sikap
luhur yang dikehendaki oleh tata nilai untuk dipatuhi. Oleh karena itu norma dalam perwujudannya norma agama, norma filsafat, norma
kesusilaan, norma hukum dan norma sosial. Norma memiliki kekuatan untuk dipatuhi karena adanya sanksi.
Norma-norma yang terdapat dalam masyarakat antara lain :
Norma agama : adalah ketentuan hidup masyarakat yang
bersumber pada agama
Norma kesusilaan : adalah ketentuan hidup yang bersumber
pada hati nurani, moral atau filsafat hidup.
Norma hukum : adalah ketentuan-ketentuan tertulis yang
berlaku dan bersumber pada UU suatu
Negara tertentu
Norma sosial : adalah ketentuan hidup yang berlaku dalam
hubungan antara manusia dalam
masyarakat

2. Perbedaan Moral, Akhlak, dan Norma

Ilmu akhlak bersifat teoritis sementara moral, akhlak lebih bersifat praktis. Artinya moral itu berbicara soal mana yang baik dan mana yang
buruk, norma berbicara mana yang tabu dan mana yang tidak tabu, akhlak berbicara soal baik buruk, benar salah, layak atau tidak layak.
Sementara nilai lebih berbicara kenapa perbuatan itu dikatakan baik atau kenapa perbuatan itu buruk. Nilai menyelidiki, memikirkan, dan
mempertimbangkan tentang yang baik dan buruk, moral menyatakan ukuran yang baik tentang tindakan itu dalam kesatuan sosial tertentu. Moral
itu hasil dari penelitian nilai.

55
Akhlak karena bersumber pada wahyu maka ia tidak bisa berubah. Meskipun akhlak dalam Islam bersumber kepada Al-Qur’an dan Sunnah
sementara nilai, moral, dll. bersumber pada akal atau budaya setempat, tetap saja bahwa semuanya mempunyai keterkaitan yang sangat erat.
Dalam hal ini akhlak Islam sangat membutuhkan terhadap nilai, moral, dan norma karena Islam mempunyai penghormatan yang besar terhadap
penggunaan akal dalam menjabarkan ajaran-ajaran Islam, dan Islam sangat menghargai budaya suatu masyarakat.

Kalaupun adat local menyimpang, Islam mengajarkan kepada umatnya agar mengubahnya tidak sekaligus melainkan secara bertahap.

3. Agama Sebagai Sumber Moral

Agama memiliki peranan penting dalam usaha menghapus krisis moral dengan menjadikan agama sebagai sumber moral. Allah SWT telah
memberikan agama sebagai pedoman dalam menjalani kehidupan di dinia ini. Dalam konteks Islam sumber moral itu adalah Al-Qur’an dan
Hadits.

Menurut kesimpulan A.H. Muhaimin dalam bukunya Cakrawala Kuliah Agama bahwa ada beberapa hal yang patut dihayati dan penting dari
agama, yaitu:

1) Agama itu mendidik manusia menjadi tenteram, damai, tabah, dan tawakal
2) Agama itu dapat membentuk dan mencetak manusia menjadi: berani berjuang menegakkan kebenaran dan keadilan, sabar, dan takut
berbuat dosa
3) Agama memberi sugesti kepada manusia agar dalam jiwanya tumbuh sifat-sifat mulia dan terpuji, toleransi, dan manusiawi.

Dengan demikian peran agama sangat penting dalam kehidupan manusia, salah satunya, sebagai sumber akhlak. Agama yang diyakini sebagai
wahyu dari Tuhan sangat efektif dan memiliki daya tahan yang kuat dalam mengarahkan manusia agar tidak melakukan tindakan amoral.

56
4. Akhlak Mulia dalam Kehidupan

A.      Akhlak Mulia dan Akhlak Tercela

Sesuai dengan perintah Allah dan Rasul-Nya yang kemudian melahirkan perbuatan yang baik, maka itulah yang dinamakan akhlak mulia. Jika
tidak sesuai dengan ketentuan Allah dan Rasul-Nya, maka dinamakan akhlak tercela.

Menurut Imam Al-Ghazali ada empat sendi yang menjadi dasar bagi perbuatan-perbuatan baik, yaitu:

1)      Kekuatan ilmu yang berwujud hikmah, yaitu bisa menentukan benar dan salah

2)      Kekuatan amarah yang wujudnya adalah berani, keadaan kekuatan amarah yang tunduk kepada akal pada waktu dinyatakan atau dikekang.

3)      Kekuatan nafsu syahwat (keinginan) yang wujudnya adalah iffah, yaitu keadaan syahwat yang terdidik oleh akal.

4)      Kekuatan keseimbangan di antara yang tiga di atas.

Empat sendi akhlak tersebut akan melahirkan perbuatan-perbuatan baik, yaitu jujur, suka member kepada sesame, tawadu, tabah, berani
membela kebenaran, menjaga diri dari hal-hal yang haram.

Sementara empat sendi-sendi akhlak batin yang tecela adalah :

1)      Keji, pintar busuk, bodoh

2)      Tidak bisa dikekang

57
3)      Rakus dan statis

4)      Aniaya

Keempat sendi akhlak tercela itu akan melahirkan berbagai perbuatan yang tercela yang dikendalikan oleh nafsu seperti sombong, khianat, dusta,
serakah, malas, kikir, dll. yang akan mendatangkan malapetaka bagi diri sendiri maupun orang lain.

B.      Akhlak Mulia dalam Kehidupan

1)      Akhlak kepada Allah

Perwujudan akhlak kepada Allah antara lain :

 Menauhidkan, yaitu mengesakan bahwa Allah adalah pencipta, bahwa Allah yang wajib disembah oleh kita.
 Beribadah
 Bersyukur
 Berdoa
 Berdzikir
 Tawakal, yaitu sikap pasrah kepada Allah atas ketentuannya sambil berusaha
 Mahabbah (cinta), yaitu merasa dekat dan ingat terus kepada Allah yang diwujudkan dengan ketaatan kepada-Nya dan menjauhi
larangan-Nya.

2)      Akhlak kepada Diri Sendiri

58
Perwujudannya yaitu :

 Kreatif dan dinamis


 Sabar
 Benar

 Amanah / Jujur
 Iffah, yaitu menjaga diri dari perbuatan yang dilarang oleh Allah.
 Tawadu, yaitu sikap rendah hati dan tidak sombong

3)      Akhlak kepada Ibu, Bapak, dan Keluarga

Perwujudannya yaitu :

 Berbakti kepada kedua orang tua


 Mendoakan orang tua
 Adil terhadap saudara 
 Membina dan mendidik keluarga
 Memelihara keturunan

4)      Akhlak terhadap Orang/Masyarakat (Pasien)

Perwujudannya yaitu :

59
 Memiliki akidah yang bersih sehingga dalam menghadapi pasien selalu berusaha menunjukan sikap empati dengan mengedepankan
professionalisme yang sejalan dengan aqidah Islam yang kuat.
 Memberikan pelayanan terbaik kepada pasien bukan semata-mata ingin mendapatkan penghargaan, pujian atau pemberian yang bersifat
materi dari pasien tetapi lebih dari itu adalah untuk beribadah dan mencari Ridho Allah SWT.
 Memberikan pelayanan kepada pasien dengan integritas profesi yang memiliki kekuatan ahlaq yang Islami yang berorientasi pada
pelayanan terbaik bagi pasien.
 Memberikan pelayanan keperawatan kepada klien dengan menggunakan evidence base yang jelas yang dapat dipertanggungjawabkan
secara professional sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan oleh organisasi profesi.
 Memberikan pelayanan kepada klien harus memiliki jasmani yang sehat yang tidak beresiko negatif bagi klien maupun bagi perawat itu
sendiri.
 Berhubungan dengan klien dengan mempertimbangkan kemampuan dirinya dalam memberikan pelayanan secara professional, sehingga
perawat tidak memberikan pelayanan di luar kompetensinya sebagai seorang perawat.
 Bekerja memberikan pelayanan kepada klien dengan konsep yang sistematis dimulai dari Pengumpulan dan analisa data, penentuan
diagnosa keperawatan, merencanakan tindakan keperawatan, melaksanakan tindakan keperawatan dan melakukan evaluasi keberhasilan
asuhan keperawatan.
 Dalam berhubungan dengan klien harus mampu mengendalikan hawa nafsunya sehingga selalu memandang pasien dengan holistic
mencakup kebutuhan Bio, Psiko, Sosial dan Spiritual, dan bekerja dengan mengedepankan empati.
 Dalam memberikan pelayanan kepada klien harus menghargai waktu dalam semua fase hubungan dengan pasien dimulai dari fase pra
interaksi, orientasi, interaksi dan terminasi.
 Memberikan pelayanan terbaiknya kepada klien harus mampu mampu membangun sebuah persepsi yang dirasakan sebagai sebuah
manfaat yang secara langsung dapat dirasakan oleh klien sehingga perawat dapat menjadi seorang care giver, advocate, educator,

60
konselor, kolaburator, coordinator, dan researcher yang dapat membantu klien dalam upaya mencapai tujuannya untuk hidup sehat secara
optimal.

DAFTAR PUSTAKA

http://agama.kompasiana.com/2010/08/16/agama-adalah-akhlak-mulia/

http://id.wikipedia.org/wiki/Agama#Definisi

http://publishing.mizan.com/index.php?fuseaction=buku_full&id=2683

http://www.slideshare.net/reginarifenty/makalah-manusia-agama-dan-islam

61
MATERI 4
MENGIDENTIFIKASI KEWAJIBAN
MENUNTUT DAN MENGAMALKAN ILMU
PENGETAHUAN, TEKNOLOGI DAN SENI

Materi Pembahasan :
1. Pengertian Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni
2. Kaitan Agama dengan Perkembangan Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni
3. Mengaplikasikan Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni dalam Kaitannya dalam
Praktik Kebidanan

Perkembangan Sains dan Teknologi di zaman ini semakin terasa pesat dan diperlukan manusia. Manusia modern sudah sangat bergantung
kepada produk-produk sains dan teknologi. Sukar untuk dibayangkan manusia modern hidup tanpa menggunakan produk-produk sains dan
teknologi. Keperluan hidup harian manusia modern mulai dari makan, minum, tidur, tempat tinggal, tempat bekerja, alat-alat transportasi,
sampai alat-alat komunikasi, alat-alat hiburan,kesehatan dan semua aspek kehidupan manusia tidak terlepas daripada menggunakan produk sains
dan teknologi.

62
          Kita mengakui bahwa sains dan teknologi memang telah mengambil peranan penting dalam pembangunan tamadun atau peradaban
material manusia. Penemuan-penemuan sains dan teknologi telah memberikan bermacam-macam kemudahan pada manusia. Alasan inilah yang
melatar belakangi kami untuk menulis makalah berjudul berjudul “IPTEK DAN SENI DALAM ISLAM”.Makalah ini kami buat dalam rangka
memenuhi tugas dari dosen mata kuliah Agama dan Etika Islam kami. Untuk penjelasan lebih lanjut akan kami bahas dalam bab-bab
selanjutnya.

1. Pengertian Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni Dalam Islam


1.1 Pengertian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Kata ilmu berasal dari bahasa Arab “’ilmu” yang berarti pengetahuan. Kata “ilmu” sekalipun berbeda, tetapi memiliki kemiripan dengan
kata “ma’rifah”, “fiqh”, “hikmah”, dan ‘’syu’ur”. Dari segi bahasa, ilmu berarti jelas, baik dalam arti, proses, maupun obyeknya. Ilmu yang
berarti pengetahuan yang jelas itu ada 2 macam, yaitu pengetahuan biasa dan pengetahuan ilmiah. Pengetahuan biasa diperoleh dari keseluruhan
bentuk upaya kemanusiaaan, seperti perasaan, pikiran, pengalaman, pancaindra, dan intuisi untuk mengetahui sesuatu tanpa memperhatikan
obyek, cara, dan kegunaanya. Dalam bahasa Inggris, jenis ilmu ini disebut “knowledge”. Sedangkan ilmu dalam pengertian pengetahuan ilmiah
sekalipun juga merupakan keseluruhan bentu upaya kemanusiaan untuk mengetahui sesuatu, tetapi disertai memperhatikan obyek yang ditelaah,
cara yang dipergunakan, dan kegunaannya. Dengan demikian, pengetahuan ilmiah memperhatikan obyek ontologis, landasan epistemologis, dan
aksiologis. Dalam bahasa inggris, jenis pengetahuan ilmiah disebut “science”, dan diIndonesiakan dengan sains. (Ensiklopedi Islam, hal.201)

1.2 Pengretian Seni

63
Seni adalah hasil ungkapan akal dan budi manusia dengan segala prosesnya. Seni merupakan ekspresi jiwa seseorang. Hasil ekspresi jiwa
tersebut berkembang menjadi bagian dari budaya manusia. Seni identik dengan keindahan. Keindahan yang hakiki identik dengan kebenaran.
Keduanya memiliki nilai yang sama yaitu keabadian. Seni yang lepas dari nilai-nilai ketuhanan tidak akan abadi karena ukurannya adalah hawa
nafsu bukan akal dan budi. Seni mempunyai daya tarik yang selalu bertambah bagi orang-orang yang kematangan jiwanya terus bertambah.

2. Kaitan Agama dengan Perkembangan Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni


Fenomena dan kecenderungan kehidupan saat ini memang sangat dipengaruhi oleh pesatnya kemajuan iptek dengan segala dampaknya,
baik yang bernilai positif maupun yang negatif. Hal itu pula yang telah mendorong terjadinya arus globalisasi yang mengalir demikian derasnya,
serta mendatangkan berbagai implikasi yang demikian luas di semua aspek kehidupan manusia. Dalam keadaan demikian, manusia berhadapan
dengan kemajuan iptek yang berkembang demikian pesat,serta berada di dalam arena percaturan hidup yang kompleks yang ditandai dengan
berkembangnya sikap dan gaya hidup global. Di sini, iman berperan sebagai pengendali sikap dan perilaku kehidupan manusia,maupun sebagai
landasan moral,etika dan spiritual masyarakat suatu bangsa dalam melaksanakan pembangunan di segala bidang.Realita membuktikan,bahwa
penguasaan,pengembangan dan pendayagunaan iptek yang tidak disertai dengan keluhuran akhlak atau budi pekerti,akan dapat membawa
manusia atau suatu bangsa menuju kepada penderitaan dan kesengsaraan , atau bahkan kehancuran. Oleh karena itu, penguasaan ,pengembangan
dan pendayagunaan iptek harus senantiasa berada di jalur nilai-nilai keimanan dan kemanusiaan yang luhur.

Adapun dengan seni, Islam dapat menerima semua hasil karya manusia selama sejalan dengan pandangan Islam. Al-Quran
memerintahkan manusia untuk menegakkan kebajikan,memerintahkan perbuatan yang ma’ruf dan mencegah perbuatan yang munkar. Kesenian
yang ma’ruf merupakan budaya masyarakat yang sejalan dengan nilai-nilai Islam. Sedangkan yang munkar adalah perbuatan yang tidak sejalan
dengan nilai-nilai Islam. Beranjak dari itu semua, setiap orang hendaknya memelihara nilai-nilai seni yang ma’ruf dan sejalan dengan ajaran
Islam. Hal ini mengantarkan mereka untuk memelihara hasil kesenian setiap masyarakat. Seandainya ada pengaruh yang dapat merusak
kebudayaan dan kreasi suatu masyarakat,maka seorang muslim harus tampil mempertahankan ma’ruf yang telah ada dan diakui di masyarakat

64
tersebut. Dengan demikian, pada hakikatnya Islam sangat menghargai segala kreasi manusia,termasuk kreasi manusia yang lahir dari
penghayatan manusia terhadap wujud alam semesta ini, selama kreasi tersebut sejalan fitrah kesucian jiwa manusia.

Dalam pandangan Islam, antara agama, ilmu pengetahuan, teknologi dan seni terdapat hubungan yang harmonis dan dinamis yang
terintegrasi ke dalam suatu sistem yang disebut dinul Islam. Di dalamnya terkandung tiga unsur pokok, yaitu akidah,syari’ah,dan akhlak ,dengan
kata lain iman,ilmu dan amal shaleh.

3.Aplikasi Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni dalam praktek kebidanan


Dalam melakukan praktek kebidanan tidak lepas dari penggunaan IPTEK. Penggunaan IPTEK itu sendiri meliputi penggunaan alat-alat
kesehatan yang canggih dan modern yang banyak kita temui di berbagai instansi kesehatan. Dengan  adanya kemajuan IPTEK dalam bidang
kesehatan, tentu dapat mempermudah proses pelayanan kesehatan yang akan diberikan kepada pasien, sehingga pelayanan yang nyaman dan
memuaskan akan terpenuhi.
Kemajuan IPTEK dalam kebidanan berpengaruh terhadap meningkatnya kritis masyarakat terhadap mutu pelayanan, sehingga kadang-
kadang menjadi suatu masalah kontroversi dalam mengambil langkah tindakan dan keputusan dalam pelayanan kebidanan. Maka dari itu
permintaan klien, etika moral dan nilai dalam praktik kebidanan sangat berpengaruh bagi para bidan dalam mengambil keputusan tepat dalam isu
moral yg terjadi. Oleh karena itu seorang bidan harus selalu bisa menempatkan dirinya dalam kemajuan teknologi dan senantiasa mengikuti
perkembangan pengetahuan dan ketrampilan mutakhir secara berkala.
Penggunaan alat-alat kesehatan yang modern dan canggih juga dapat meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan, misalnya alat nya
steril, bersih, dan dapat berfungsi maksimal, sehingga akan sangat membantu petugas kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada
pasien.
Ada beberapa contoh alat-alat kesehatan yang merupakan hasil dari kemajuan IPTEK dan penggunaannya telah memberikan banyak
manfaat, diantaranya adalah:

65
1)   Penggunaan Doppler
     Doppler adalah alat yang digunakan untuk mendengarkan detak jantung janin. Alat ini mempunyai bagian-bagian yang mepunyai fungsi
masing-masing, diantaranya:
a) Pocket Fetal Doppler terutama berlaku untuk mendeteksi tingkat detak   jantung janin dari minggu kedua belas.
b) Automatic alarm akan berbunyi apabila detak jantung bayi diatasnormal LCD dapat menampilkan FHR akurat.
c) Built-in baterai isi ulang dapat bekerja terus menerus lebih dari 4 jam.
d) Lampu latar layar LCD Biru untuk digunakan nyaman di malam hari.
e) Berat hanya Hanya 250g, mudah untuk dibawa kemana mana.
f) Alarm berfungsi bila DJJ berada di luar rentang normal atau daya baterai kurang tersedia Built-in speaker dan jack earphone collocated.
g) 2.5MHz probe dan mudah untuk menggantikan.
h) Apabila tidak di gunakan akan mati dalam waktu satu menit.

2)   USG (Ultra Sono Grafi)


      Ultrasonografi merupakan salah satu teknologi kesehatan yang bermanfaat untuk meningkatkan pelayanan kesehatan. Ultrasonografi atau
disingkat USG adalah suatu kaidah pemeriksaan tubuh menggunakan gelombang bunyi pada frekuensi tinggi. Teknologi USG tidak asing bagi
kaum ibu karena mereka biasanya menggunakannya pada masa kehamilan untuk memonitor keadaan janin dalam kandungan. USG ini adalah
salah satu aplikasi teknologi radar dan telah ada sejak puluhan tahun lalu. Lebih jauh kearah medis, USG medis (sonografi) dapat diartikan
sebagai sebuah teknik diagnostik pencitraan menggunakan suara ultra yang digunakan untuk mencitrakan organ internal dan otot, struktur, dan
luka patologi, sehingga teknik ini berguna untuk memeriksa organ. Namun biasanya sonografi obstetrik digunakan ketika masa kehamilan.
Prisip USG adalah penggunaan gelombang ultrasonik, yaitu gelombang suara dengan frekuensi lebih tinggi daripada kemampuan
pendengaran telinga manusia, sehingga kita tidak bisa mendengarnya sama sekali. Suara yang dapat didengar manusia mempunyai frekuensi
antara 20 – 20.000 cpd (Cycles per detik- Hertz). Sedangkan dalam pemeriksaan USG ini mengunakan frekuensi 1- 10 MHz ( 1- 10 juta Hz).

66
Penggunaan USG tidak hanya untuk masalah kandungan dan kebidanan, tapi juga dapat memberikan kemudahan dalam memberikan
pelayanan kesehatan, yaitu dapat dengan mudah dan murah mendeteksi sesuatu. Diantaranya adalah USG mampu menemukan dan menentukan
letak massa dalam rongga perut dan pelvis, dapat membedakan kista dengan massa yang  solid, dapat mempelajari pergerakan organ ( jantung,
aorta, vena kafa), maupun pergerakan janin dan jantungnya.
USG dapat digunakan untuk pengukuran dan penetuan volum, pengukuran aneurisma arterial, fetalsefalometri, menentukan kedalaman
dan letak suatu massa untuk bioksi. USG juga dapat menentukan volum massa ataupun organ tubuh tertentu (misalnya buli-buli, ginjal, kandung
empedu, ovarium, uterus, dan lain-lain). Dari hasil diagnosis seperti ini, dapat ditentukan bagaimana tindakan medis selanjuntnya, contohnya
adalah menentukan perencanaan dalam suatu radioterapi. Berdasarkan besar tumor dan posisinya, dosis radioterapi dapat dihitung dengan cepat.

3)   Ekstraksi Vacum
Ekstraksi vakum merupakam tindakan obstetrik yang bertujuan untuk mempercepat kala pengeluaran dengan sinergi tenaga mengedan.
Ekstraksi ibu dan ekstraksi pada bayi. Oleh karena itu, kerjasama dan kemampuan ibu untuk mengekspresikan bayinya, merupakan faktor yang
sangat penting dalam menghasilkan akumulasi tenaga dorongan dengan tarikan kearah yang sama. Tarikan pada kulit kepala bayi, dilakukan
dengan membuat cengkraman yang dihasilkan dari aplikasi tekanan negatif (vakum). Mangkuk logam atau silastik akan memegang kulit kepala
yang akibat tekanan vakum, menjadi kaput artifisial. Mangkuk dihubungkan dengan tuas penarik (yang dipegang oleh penolong persalinan),
melalui seutas rantai. Ada 3 gaya yang bekerja pada prosedur ini, yaitu tekanan interauterin (olehkontraksi) tekanan ekspresi eksternal (tenaga
mengedan) dan gaya tarik (ekstraksivakum).

2.5 Aplikasi Seni dalam Praktek Kebidanan

67
Seni yang dimaksud dalam hal ini adalah kemampuan seorang bidan dalam melakukan asuhan atau praktek kebidanan kepada pasien
dengan ketrampilan dan kemampuan yang dia miliki. Keberhasilan seorang bidan dalam melakukan tugasnya sangat bergantung pada seni yang
ia miliki, karena seni itu merupakan kemampuan yang ia miliki sebagai seorang bidan.
Banyak seni yang dapat diaplikasikan oleh para tenaga kesehatan khususnya bidan untuk menolong pasiennya, macam-macam seni itu
mempunyai manfaat masing-masing yang dapat membantu proses pemberian pelayanan kesehatan yang nyaman dan memuaskan. Diantaranya
seni yang sering diaplikasikan oleh seorang bidan adalah sebagai berikut:

1)   Dukungan psikis dari suami


Dukungan psikis dari suami sangat membantu proses pemberian pelayanan kesehatan dalam praktek kebidanan. Hal itu telah banyak
dibuktikan dan hasilnya memang benar-benar terbukti. Dukungan psikis dari suami dapat menambah dukungan dan semangat seorang ibu dalam
proses persalinan. Perasaan seorang ibu yang tengah berjuang melahirkan bayinya harus mendapat dukungan psikis dari keluarga khususnya
suami karena dukungan itu sendiri merupakan obat yang mujarab yang dapat membantu untuk mencapai keberhasilan.

2)   Posisi ibu saat melahirkan


Seni dalam praktek kebidanan dapat diterapkan dalam seni bidan dalam mengatur posisi seorang ibu yang akan
melahirkan. Seorang bidan hendaknya membiarkan ibu bersalin dan melahirkan memilih sendiri posisi persalinan yang diinginkannya dan bukan
berdasarkan keinginan bidannya sendiri. Dengan kebebasan untuk memutuskan posisi yang dipilihnya, ibu akan lebih merasa aman.

Manfaat pemilihan posisi berdasarkan pilhan ibu:


o    Memberikan banyak manfaat
o    Sedikit rasa sakit dan ketidaknyamanan

68
o    Kala 2 persalinan menjadi lebih pendek
o    Laserasi perineum lebih sedikit
o    Lebih membantu meneran
o    Nilai apgar lebih baik
Macam-macam posisi yang dapat dipilih oleh seorang ibu:
1)   Posisi terlentang (supine)
2)   Posisi duduk/setengah duduk 
3)   Posisi jongkok/ berdiri
4)   Berbaring miring kekiri
5)   Posisi merangkak 

3)   Teknik persalinan IMD ( Inisiasi Menyusui Dini)


IMD atau Inisiasi Menyusui Dini adalah adalah proses bayi menyusu segera setelah dilahirkan, di mana bayi diletakkan di dada ibu dan
dibiarkan bergerak untuk mencari puting susu ibunya sendiri. Menurut penelitian diperkirakan sebanyak 22% kematian bayi baru lahir dapat di
cegah bila bayi di susui oleh ibunya dalam satu jam pertama kelahiran. Pada satu jam pertama ini bayi harus disusukan pada ibunya, bukan untuk
pemberian nutrisi tetapi untuk belajar menyusu atau membiasakan menghisap puting susu dan mempersiapkan ibu untuk mulai memproduksi
ASI kolostrum (depkes), kolostrum ini sanga berguna bagi bayi.
Jadi, adanya IPTEK dan seni sangat membantu para tenaga kesehatan khususnya bidan dalam melakukan praktek kebidanan, dan apabila
tidak ada IPTEK dan seni maka akan banyak terjadi hambatan-hambatan dalam melakukan pelayanan.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.si.its.ac.id/kurikulum/materi/iptek/manusialingkungan.html
http://digilib.itb.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=read&id=jbptitbpp-gdl-s2-2004-simonsimor-1746&q=Human

69
http://saiful-jihad.blogspot.com/2009/07/vi-ipteks-dalam-islam.html
Fanani, Sunan. 2010. Pendidikan Agama Islam I. Surabaya : PT. Al-Maktabah.
Rochmah, dkk. 2004. Islam untuk Disiplin Ilmu Teknologi. Jakarta : Departemen Agama RI.

MATERI 5

MENJELASKAN KERUKUNAN ANTAR UMAT


Materi Pembahasan : BERAGAMA
1. Pengertian Sikap Saling menghormati dalam Keyakinan Beragama
2. Pentingnya Kerukunan Antar Umat Beragama

1.PENDAHULUAN

Kerukunan dalam islam diberi istilah “tasamuh“ atau toleransi. Sehingga yang dimaksud dengan toleransi adalah kerukunan social
kemasyarakatan karena qaidah telah digariskan secara jelas dan ditegaskan dalam Al –Qur’an dan Hadist.
Manusia diciptakan oleh Allah sebagai mahkluk social yang membutuhkan hubungan dan interaksi social memanusiakan dalam hal
kebaikan. Dalam kehidupan social masyarakat umat islam dapat berhubungan dengan siapa saja tanpa batasan ras,bangsa maupun agama.
Dengan tolong menolong dan kerjasama,masyarakat diharapkan  bias hidup rukun dan  damai dengan sesamanya.
Kata islam berarti damai, selamat, taat dan patuh. Pengertian tersebut menunjukkan bahwa agama islam adalah agama yang mengandung
ajaran untuk menciptakan kedamaian, keselamatan, dan kesejahteraan hidup umat manusia khususnya dari seluruh alam pada umatnya maupun
sesamanya. Agama Islam adalah agama yang Allah turunkan sejak manusia pertama, Nabi pertama yaitu Nabi Adam a.s.

70
Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat majemuk yang terdiri dari beberapa agama,yaitu di tandai dengan keanaekaragaman agama
yang mempunyai kecenderungan identitas agama masing – masing dan berpotensi konflik.Indonesia merupakan masyarakat Multikultural,
maksudnya adalah memiliki keanekaragaman budaya, bahasa, ras maupun agama.
Dari keanekaragaman tersebut, terjadilah perbedaan yang dianut oleh masing–masing masyarakat Indonesia. Jika perbedaan tersebut
tidak terpelihara dengan baik, maka menimbulkan konflik antar umat beragama yang menjadi nilai dasar agama itu sendiri yaitu kedamaian,
saling tolong menolong serta saling menghormati.

1.1.     Definisi Kerukunan


Kerukunan adalah suatu proses untuk menjadi rukun karena sebelumnya ada ketidakrukunan, serta kemampuan dan kemauan untuk
hidup berdampingan dan bersama dengan damai serta tentram. Dalam ajaran Islam menganjurkan manusia untuk bekerja sama dan tolong
menolong (ta’awun) dengan sesama manusia dalam hal kebaikan.
Kerukunan berasal dari kata rukun, Dalam Kamus Bahasa Indonesia, Departemen Pendidikan dan kebudayaan cetakan ketiga tahun
1190, artinya rukun adalah perihal keadaan hidup rukun atau pekumpulan yang berdasarkan tolong menolong dan persahabatan. Sedangkan
dalam bahasa inggris disepadankan dengan harmonius atau concord. Dengan demikian, kerukunan berarti kondisi social yang ditandai oleh
adanya keselarasan ,kecocokan, atau ketidak berselisihan (harmony, concordace).
Secara terminology ada batasan yang diberikan oleh para ahli sebagai berikut
1. W.JS Purwadaminta menyatakan kerukunan adalah sikap atau sifat yang berupa menghargai serta memperbolehkan suatu pendirian,
pendapat, pandangan, kepercayaan maupun lainnya yang berbeda dengan pendirian yang lain.
2. Dewan Ensiklopedi Indonesia kerukunan dalam aspek social, politik, merupakan suatu sikap membiarkan orang untuk mempunyai suatu
keyakinan yang berbeda.
Selain itu Islam juga mengajarkan manusia untuk hidup bersaudara,karna pada hakikatnya kita bersaudara,yang memiliki arti sebagai
persaudaraan yang di dasarkan pada ajaran islam atau persaudaraan yang bersifat Islami.

71
Islam adalah agama yang damai dan mencintai kedamaian,dan membimbing umatnya untuk selalau mampu menjaga kerukunan antar
satu individu dengan individu lainnya.Dalam ajaran agama islam bahwa semua manusia itu bersaudara tanpa memandang perbedaan,yang
tercantum dalam Al-Qur’an pada surat Al –Hujurat ayat 10:

۟ ُ‫ُوا بَ ْينَ أَخَ َو ْي ُك ْم ۚ َوٱتَّق‬


َ‫وا ٱهَّلل َ لَ َعلَّ ُك ْم تُرْ َح ُمون‬ ۟ ‫إنَّما ْٱل ُم ْؤ ِمنُونَ إ ْخ َوةٌ فَأَصْ لِح‬
ِ َ ِ
“Sesungguhnya orang –orang mukmin itu bersaudara, karena itu damaikanlah antar kedua saudaramu (yang berselisih) dan bertaqwalah kepada
Allah agar kamu mendapat rahmat.”(Q.S. Al-Hujurat ayat10)
Dalam keterangan lain tentang kerukunan, Rasulullah SAW  menggambarkan dalam sabdahnya bagaimana seorang muslim yang
bersaudara dan menjunjung tinggi kerukunan dalam bermasyarakat, sebagaimana Rasulullah SAW bersabdah;
َ َ‫ك أ‬
ُ‫صابِ َعه‬ ُ ‫ال أِ َّن ْال ُم ْؤ ِمنَ لِ ْل ُم ْؤ ِم ِن َك ْالبُ ْنيَا ِن يَ ُش ُّد بَ ْع‬
َ َّ‫ضهُ بَ ْعضًا َو َشب‬ َ ‫ع َْن أَبِي ُم َسى ع َِن النَّبِ ِّي‬
َ َ‫صلَّى هللا َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم ق‬
Artinya: “abu musa meriwayatkan ,nabi saw bersabda; ”kaum mukmin adalah bersaudara satu sama lain ibarat (bagian – bagian dari ) suatu
bangunan bagian memperkuat bagian lainnya. “dan beliau menyelibkan jari – jari disatu tangan dengan tangan yang lainnya agar kedua
tangannya tergabung. “(HR.Bukhori)

Dalam Al–Qur’an, kata akh (saudara) memiliki beberapa kelompok bagian yaitu :
1. Saudara kandung atau saudara seketurunan, yang dijelaskan pada ayat yang berbicara tentang masalah waris atau keharaman mengawini
orang – orang tertentu, seperti dalam surat an-Nisa : 23
َ ‫ض ا َع ِة َوأ ُ َّم َه اتُ ن‬
‫ِس ائِ ُك ْم َو َر َب ائِ ُب ُك ُم الالتِي فِي‬ َّ َ‫ض ْع َن ُك ْم َوأَ َخ َوا ُت ُك ْم مِن‬
َ ‫الر‬ َ ‫ت َوأ ُ َّم َه ا ُت ُك ُم الالتِي أَ ْر‬ ْ ُ‫األخ َو َب َن ات‬
ِ ‫األخ‬ ِ ُ‫ َو َب َن ات‬ ‫ُح ِّر َمتْ َعلَ ْي ُك ْم أ ُ َّم َها ُت ُك ْم َو َب َن ا ُت ُك ْم َوأَ َخ َوا ُت ُك ْم َو َع َّما ُت ُك ْم َو َخ اال ُت ُك ْم‬
ً ُ‫ف إِنَّ هَّللا َ َك انَ َغف‬
‫ورا‬ َ َ‫س ل‬ َ ْ‫األخ َت ْي ِن إِال َم ا َق د‬
ْ َ‫الب ُك ْم َوأَنْ َت ْج َم ُع وا َب ْين‬
ِ ‫ص‬ ْ َ‫ِسائِ ُك ُم الالتِي دَ َخ ْل ُت ْم ِب ِهنَّ َفإِنْ لَ ْم َت ُكو ُنوا َد َخ ْل ُت ْم ِب ِهنَّ َفال ُج َنا َح َعلَ ْي ُك ْم َو َحالئِل ُ أَ ْب َنائِ ُك ُم الَّذِينَ مِنْ أ‬ َ ‫ور ُك ْم مِنْ ن‬ ِ ‫ُح ُج‬
‫َرحِي ًما‬

72
Artinya: “Diharamkan atas kalian (mengawini) ibu-ibu kalian; anak-anak kalian yang perempuan; saudara-saudara kalian yang perempuan,
saudara-saudara bapak kalian yang perempuan; saudara-saudara ibu kalian yang perempuan; anak-anak perempuan dari saudara-saudara
lelaki kalian: anak-anak perempuan dari saudara-saudara perempuan kalian: ibu-ibu kalian yang menyusui kalian, saudara sepersusuan
kalian; ibu-ibu istri kalian (mertua) anak-anak istri kalian yang dalam pemeliharaan kalian dari istri yang telah kamu campuri, tetapi jika
kamu belum campur dengan istri kamu itu (dan sudah kalian ceraikan), maka tidak berdosa kamu mengawininya; (dan diharamkan bagi
kalian) istri-istri anak kandung kalian (menantu); dan menghimpunkan (dalam perkawinan) dua perempuan yang bersaudara, kecuali yang
telah terjadi pada masa lampau; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. ”(Q.S. An-Nisa : 23)
2. Saudara yang dijalin dengan ikatan keluarga, seperti doa Nabi Musa a.s yang dicantumkan dalam Al-Qur’an, surat Thaha : 29-30
 (۳۰) ‫اج َعل لِّي َو ِزي ًرا ِّمنْ أَ ْهلِي‬
ْ ‫ َو‬  )۲۹( ‫هَارُونَ أَ ِخي‬

Artinya: “(Dan jadikanlah untukku seorang pembantu) orang yang membantuku di dalam menyampaikan risalah-Mu (dari keluargaku).
Yaitu Harun) lafal Haaruna menjadi Maf'ul Tsani (saudaraku) lafal Akhii                   menjadi 'Athaf  Rayan. ”(Q.S. Thaha : 29-30)

3. Saudara dalam arti sebangsa, walaupun tidak seagama yang di jelaskan dalam surat Al – A’raf 65

َ ُ‫َوإِلَى َعا ٍد أَ َخا ُه ْم هُوداً َقا َل َيا َق ْو ِم اعْ ُب ُدو ْا هّللا َ َما لَ ُكم مِّنْ إِلَـ ٍه َغ ْي ُرهُ أَ َفالَ َت َّتق‬
‫ون‬

Artinya: “Dan (Kami telah mengutus) kepada kaum 'Aad saudara mereka, Hud. Ia berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak
ada Tuhan bagimu selain dari-Nya. Maka mengapa kamu tidak bertakwa kepada-Nya?" ”(Q.S. Al – A’raf 65)

Dengan demikian, beberapa persaudaraan yang dijelaskan secara jelas dalam Al –Qur’an dengan menggunakan kata akh. Selain itu,
munculah sumber pokok dalam ajaran islam, atau ukhuwah yang bersifat Islami, yang terbagi menjadi 4 bagianyaitu :
1. Ukhuwah ‘ubudiyah atau persaudaraan kemakhlukan dan kesentudukan kepada Allah.

73
2. Ukhuwah insyaniyah dalam arti seluruh umat manusia adalah bersaudara, Karena semua berasal dari seorang ayah dan ibu.
3. Ukhuwah wathaniyahwa an-nasab, yaitu persaudaraan dalam kebangsaan dan keturunan.
4. Ukhuwah fi din al-islam, yaitu persaudaraan antar sesama muslim.

1.2 Kerukunan Antar Umat Beragama


Kerukunan umat beragama adalah suatu kondisi social ketika semua golongan agama bisa hidup bersama tanpa mengurangi hak dasar
masing masing untuk melaksanakan kewajiban agamanya.
Kerukunan umat beragama dengan penganut agama lainnya telah disebutkan dalam Al-Qur’an dan Hadist. Hal yang tidak diperbolehkan
adalah masalah akidah dan ibadah. Beberapa prinsip kerukunan antar umat beragama berdasarkan Hukum Islam :
1. Islam tidak membenarkan adanya pemaksaan dalam memeluk suatu agama. (Q.S.Al-Baqarah : 256).
2. Allah SWT tidak melarang orang islam untuk membuat baik, berlaku adil dan tidak memusuhi penganut agama lain, tidak memerangi dan
tidak mengusir orang islam. (Q.S. Al-Mutahanah : 8).
3. Setiap pemeluk agama mempunyai kebebasan untuk mengamalkan syari’at agamanya masing – masing. (Q.S.Al-Baqarah : 139)

1.2.1 Manfaat Kerukunan Hidup Antar Umat Beragama


Umat beragama diharapkan menjunjung tinggi kerukunan antar umat beragama sehingga dapat dikembangkan sebagai factor pemersatu,
maka akan memberikan kestabilan dan kemajuan Negara. Dalam menjaga kerukunan antar umat beragama memiliki beberapa manfaat,
diantaranya adalah :
1. Terhindar dari adanya pemecah atau perpecahan antar umat beragama.
2. Terwujudnya keamanan dan ketentraman hidup sesama anggota masyarakat.
3. Menumbuhkan rasa persatuan dan kebersamaan.
4. Dapat mempererat tali silatuhmi diantara sesamanya.

74
5. Meningkatkan keimanan dan ketakwaan keberagamaan masing –masing pemeluk agama.
6. Memelihara dan mempererat rasa persaudaraan.

1.2.2. Perilaku Kerukunan Umat Beragama


Dalam hidup rukun antar umat beragama, memiliki beberapa perilaku yang mencerminkan kerukunan antar umat beragama satu dengan
yang lain, seperti berikut ini:
1. Bertetangga yang baik.
2. Mengikuti kegiatan keagamaan.
3. Saling memaafkan antar sesama.
4. Saling tolong menolong dalam berbuat kebaikan.
5. Menghormati para ulama atau pemuka agama satu dengan yang lain.
6. Tidak menjadikan konflik sebuah perbedaan antar umat.
7. Mengaja untuk berbuat kebaikkan tanpa melalui tindak kekerasan.

1.2.3.   Apresiasi 6 Poin Rumusan Etika Kerukunan Umat Beragama


Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengapresiasi rumusan pandangan dan sikap pemuka agama tentang etika kerukunan antar
umat beragama. Tepat pada Sabtu, 10 Februari 2018, Lukman yang didampingi oleh Presiden Joko Widodo menerima para pemuka agama di
Istana Kepresidenan Bogor, JawaBarat, beliau mengatakan ”Saya amat bersyukur dan mengapresiasi setinggi – tingginya atas rumusan tersebut”.
Menurut Lukman, rumusan etika tersebut sangat penting untuk ditaati oleh setiap umat beragama. Ia menuturkan, rumusan itu menitikberatkan
pada pentingnya sikap saling menghormati dan menghargai antar pemeluk agama.
Ada enam poin pandangan dan sikap umat beragama tentang etika kerukunan antar umat beragama, yaitu :
1. Setiap pemeluk agama memandang pemeluk agama lain sebagai makhluk ciptaan Tuhan dan saudara sebangsa.

75
2. Setiap pemeluk agama memperlakukan agama lain dengan niat dan sikap baik, empati, penuh kasih sayanag, dan saling menghormati.
3. Setiap pemeluk agama bersama pemeluk agama lain mengembangkan dialog dan kerjasama kemanusiaan untuk kemajuan bangsa.
4. Setiap pemeluk agama menerima dan menghormati persamaan dan perbedaan agama dan tidak mencampuri wilayah doktrin, akidah,
keyakinan dan praktik peribadatan agama lain. 
5. Setiap pemeluk agama berkomitmen bahwa kerukunan antarumat beragama tidak menghalangi penyiaran agama, dan penyiaran agama tidak
mengganggu kerukunan antar umat beragama.

1.2.4.      Toleransi Antar Umat Beragama


Toleransi diperlukan bagi semua rakyat Indonesia dalam keragaman keagamaan. Toleransi adalah sikap yang saling menghargai
kelompok – kelompok atau antara individu dalam masyarakat atau ruang lingkup lainnya. Dalam pengertian lain, Toleransi dapat diartikan
sebagai suatu perbuatan yang melarang terjadinya diskriminasi sekalipun banyak terdapat kelompok atau golongan yang berbeda dalam
masyarakat.
Toleransi antar umat beragama yaitu menyakini bahwa agamaku adalah agamaku dan agamamu adalah agammu, tetapi disini saling
respect / menghargai agama orang lain dan tidak boleh memaksakan orang lain untuk menganut agama kami, dan kami tidak boleh menjatuhkan
mengejek maupun mencela agama orang lain dengan alas an apapun karena kita adalah sama – sama manusia yang hidup saling berdampingan.
Namun sisi lain, agama juga dapat pemicu sebagai konflik antar masyarakat beragama. Ini adalah sisi negative dari agama dalam mempengaruhi
masyarakat Indonesia. Beberapa konflik tersebut seperti konflik internal dari umat agamanya sendiri maupun konflik antar agama.
Penyebab konflik internal umat beragama seperti :
1. Perilaku yang menodai atau menyimpang dari agama
Ialah suatu bentuk perilaku yang tidak sesuai dengan norma –norma agama yang dianut oleh seseorang, kelompok, atau masyarakat. Tidak
ada satupun agama yang mengajarkan pertengkaran. Tetapi kenyataanya dalam berbagai lapisan masyarakat, yang berpendididkan tinggi

76
maupun rendah, yang kaya maupun miskin, yang mengakui memiliki tingkat keimanan kepada Tuhannya tetapi tetap melakukan perilaku
yang dapat menimbulkan pertengkaran baik sesama agamanya, maupun berlainan.
2. Munculnya Ajaran Sesat dan Radikalisme
Dalam sudut pandang keagamaan dapat diartikan sebagai paham keagamaan yang mengacu pada fondasi agama yang sangat mendasar
dangan fanatisme keagamaan yang sangat tinggi, sehingga penganut atau aliran tersebut menggunakan kekerasan untuk mengaktualisasikan
paham keagamaan yang dianut dan diyakininya. Agama yang menimbulkan gerakan radikal, dapat menibulkan suatu kelompok menuduh
kelompok lain.
3. Pemahaman yang Liberal, bebas semaunya tanpa mengikuti kaedah yang ada.
Liberalisme adalah sebuah istilah yang diambil dari bahasa inggris, yang berarti kebebasan, Maksudnya adalah suatu kelompok yang tidak
memiliki aturan – aturan yang bersangkutan dengan undang – undang yang dibuat oleh pemerintah.

1.2.5.      Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Konflik Umat Beragama


Dalam sebuah konflik yang terjadi dialam kerukunan umat bergama, bukan hanya disebabkan  factor keagamaan, melainkan factor
ekonomi, politik dan social yang kemudian diagamakan. Beberapa penyebabnya seperti :
1. Persoalan pendirian rumah ibadah atau cara penyiaran / penyebaran agama yang tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
2. Penistaan terhadap agama.
3. Adanya salah paham informasi diantara pemeluk agama.
4. Kurang efektifnya pelaksanaan regulasi.

1.2.6.   Cara Mengantisipasi Konflik Umat Beragama

77
Ketika antar umat beragama memiliki dan terjadi sebuah konflik yang menyebabkan suatu agama tidak menjalin hubungan yang baik,
maka sebelum konflik itu terjadi, harus memiliki cara ataupun antisipasi, seperti :
1. Tidak memperkenalkan pengelompokkan domisili dari kelompok yang sama didaerah atau wilayah yang sama secara ekslusif.
2. Masyaakat pendatang ataupun penduduk asli harus berbaur dengan yang lainnya.
3. Segala macam bentuk ketidakadilan structural agama terus dihilangkan.
4. Kesenjangan social dalam hal agama harus dibuat seminim mungkin ataupun dihapuskan.
5. Perlu dikembangkan adanya identitas bersama, misalnya kebangsaan agar masyarakat menyadari pentingnya persatuan dalam kebangsaan
dan bernegara.
Dalam menyelesaikan konflik sebaiknya melalui mediasi. Mediasi adalah suatu cara intervensi dalam konflik, dimana mediator dalam
konflik juga harus mendapat kepercayaan dari pihak yang berkonflik. Tugas dari mediator adalah memfasilitasi adanya dialog antar pihak yang
berkonflik, sehingga semuanya dapat saling memahami posisi maupun kepentingan dan kebutuhan masing – masing, dan dapat memperhatikan
kepentingan bersama.

1.2.7.      Peranan Pemerintah Dalam Membina Kehidupan Beragama


Setelah adanya Proklamasi kemerdekaan Indonesia dikumandangkan, pada tanggal 3 Januari 1946, pemerintah menetapkan berdirinya
Departemen Agama RI dengan tugas pokok, yaitu menyelenggarakan sebagian dari tugas umum pemerintah dan pembangunan dalam bidang
agama.
Pada buku Pedoman Dasar Kehidupan Beragama tahun 1985-1986 Bab IV halaman 49, disebutkan hal- hal sebagai berikut:
1. Kerukunan hidup beragama adalah proses yang dinamis yang berlangsung sejalan dengan pertumbuhan masyarakat itu sendiri.
2. Pembinaan kerukunan hidup beragama adalah upaya yang dilaksanakan secara sadar, berencana, terarah, teratur, dan bertanggung jawab
untuk meningkatkan kerukunan hidup beragama dengan :
a. Menanam pengertian akan nilai kehidupan bermasyarakat.

78
b. Menumbuhkan dan mengembangkan sikap dan tingkah laku yang mewujudkan kerukunan hidup beragama.
3. Kondisi umat beragama di Indonesia.
4. Ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
5. Kepercayaan kepada kehidupan di hari kemudian.
6. Memandang sesuatu selalu melihat dua aspek, yaitu aspek dunia dan akhirat.
7. Kesediaan untuk hidup sederhana dan berkorban.
8. Senantiasa memegang teguh pendirian yang berkaitan dengan aqidah agama.

1.2.8.      Upaya yang Mendorong Kerukunan Hidup Umat Beragama


Dalam memantapkan kerukunan hidup umat beragama perlu dilakukan suatu upaya – upaya untuk menjadikan kerukunan hidup antar
umat beragama berjalan dengan baik, diantaranya adalah :
1. Memperkuat dasar- dasar kerukunan internal dan antar umat beragama maupun pemerintah.
2. Membangun harmoni social dan persatuan nasional.
3. Menciptakan suasana kehidupan beragama yang kondusif.
4. Melakukan eksplorasi secara luas tentang pentingnya nilai- nilai kemanusiaan.
5. Melakukan pendalaman nilai- nilai spiritual.
6. Menempatkan cinta dan kasih dalam kehidupan umat beragama.
7. Menyadari adanya perbedaan yang merupakan suatu realita dalam kehidupan bermasyarakat.
Selain adanya upaya – upaya dalam mendorong kerukunan dalam beragama, adanya strategi yang harus dilakukan dalam membina
kerukunan umat beragama, yang dapat dirumuskan bahwa satu pilar utama untuk memperkokoh kerukunan nasional adalah mewujudkan
kerukunan antar umat beragama. Dalam hal ini strategi yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Memberdayakan institusi keagamaan,

79
Maksudnya lembaga – lembaga keagamaan kita daya gunakan secara maksimal sehingga mempercepat proses penyelesaian konflik.
2. Membimbing umat beragama agar makin meningkat keimanan dan ketakwaan mereka terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
3. Melayani dan menyediakan kemudahan beribadah bagi para penganut agama.
4. Mendorong peningkatan pengalaman dan penilaian ajaran agama.
5. Melindungi agama dari penyalahgunaan dan penodaan.
6. Mendorong, memfasilitasi dan mengembangkan terciptanya dialog dan kerjasama.
7. Mendorong antar umat bergama untuk hidup rukun.
8. Meningkakan pemberdayaan sumber daya manusia.

2. Pentingnya Kerukunan Antar Umat Beragama


2.1. Terhindar dari adanya perpecahan antar umat beragama
Setiap orang sudah sepatutnya untuk menanamkan di dalam dirinya sifat toleran, serta menerapkannya di dalam kehidupan bersosial
masyarakat, terutama di daerah yang di dalamnya terdapat berbagai jenis kepercayaan atau agama. Sikap toleransi antar umat beragama
merupakan salah satu solusi untuk mengatasi terjadinya perpecahan di antara umat  dalam mengamalkan agamanya.

2.2. Dapat mempererat tali silaturahmi


Manfaat toleransi antar umat beragama berikutnya adalah terjalinnya tali silaturahmi. Pada umumnya, adanya suatu perbedaan selalu
menjadi alasan terjadinya pertentangan antara orang (golongan) yang satu dengan lainnya, khususnya bagi mereka yang tidak bisa menerima
adanya perbedaan tersebut. Salah satu contoh adalah adanya perbedaan agama yang menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya berbagai
konflik serta pertikaian di antara sesama manusia, seperti tindakan terorisme, pembantaian pemuka agama, dan lain sebagainya yang pada
akhirnya akan mengakibatkan dampak pada timbulnya kesengsaraan bagi manusia lainnya.

2.3. Pembangunan Negara akan lebih terjamin dalam pelaksanaannya

80
Faktor keamanan, ketertiban, persatuan dan kesatuan dari sebuah negara merupakan salah satu kunci sukses menuju keberhasilan
program-program pembangunan yang dicanangkan oleh pemerintahan di negara tersebut. Terjadinya kerusuhan, pertikaian, dan segala bentuk
bencana baik bencana alam maupun bencana akibat ulah manusia menjadi salah satu hal yang harus diperhatikan oleh pemerintah. Kejadian-
kejadian tersebut secara langsung maupun tidak langsung akan berpengaruh terhadap jalannya program pembangunan yang dicanangkan oleh
negara.

2.4. Terciptanya ketentraman dalah hidup bermasyarakat


Kehidupan masyarakat yang meskipun di dalamnya terdapat berbagai perbedaan seperti perbedaan beragama akan tetapi ada sikap saling
toleransi yang tertanam di dalam hati warga masyarakat tersebut, maka tentunya hal itu akan menciptakan suasana yang aman, tentram, dan
damai di dalam lingkungan tersebut. Tidak akan ada sikap saling mengejek, mengolok, menghina, serta merendahkan di antara para pemeluk
agama, meskipun keyakinan yang mereka miliki sangat jauh berbeda.

2.5.   Lebih mempertebal keimanan


Agama apapun tentu mengajarkan perihal kebaikan kepada umatnya. Tidak ada agama yang mengajarkan umatnya untuk hidup
bermusuhan dengan sesama manusia.

DAFTAR PUSTAKA

Wahyudin.dkk. 2009. Pendidikan Agama slam Untuk Perguruan Tinggi. Jakarta PT. Gramedia Widiasarana Indonesia
Daud Ali Mohammad, 1998. Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Rajawalu pers.

81
Sairin, Weinata. 2002. Kerukunan umat beragama pilar utama kerukunan berbangsa: butir-butir pemikiran

MATERI 6
MELAKSANAKAN TUNTUNAN AGAMA
TERHADAP ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU

Materi Pembahasan :
1. Memberikan tuntunan kepada ibu hamil, bulin, bufas dan buteki sesuai
dengan ajaran agama Islam

A. PENDAHULUAN

Allah mengatakan dalam Al-Qur’an surah Al-Ahqaaf : 10

82
َ ‫ك ب َر ْت ُم ْ ۖ ِإ َنّ الل َ ّه َ ل َا ي َه ْد ِي ال ْق َو ْم َ ال َظّ ال ِم ِي ن‬ ْ ِ ‫ن ع ِن ْد ِ الل َ ّه ِ و َكَ ف َر ْت ُم ْ ب ِه ِ و َش َه ِد َ شَ اه ِد ٌ م‬
ْ َ ‫ن ب َن ِي ِإ س ْر َائ ِي ل َ ع َل َى م ِث ْل ِه ِ ف َآم َنَ و َا ْس ت‬ ْ ِ ‫ن ك َا ن َ م‬
ْ ‫ل َأ ر َ َأ ي ْت ُم ْ ِإ‬
ْ ُ‫ق‬
ٰ

“Katakanlah: Terangkanlah kepadaku bagaimana pendapatmu jika Al-Qur’an itu datang dari  sisi Allah, padahal kamu mengingkarinya dan
seorang saksi dari Bani Israil mengakui (kebenaran ) yang serupa dengan ( yang dsebut ) dlaam Al-Qur’an lalu dia beriman, Sedangkamu
menyombongkan diri. Sesungguhnya Allah tiada memberi petunjuk kepada orang-orang  yang zalim”.

  Allah juga mengatakan dalam surah Al- An’am : 125

‫س َعلَى ٱلَّ ِذينَ اَل‬ َ ِ‫ص َّع ُد فِى ٱل َّس َمٓا ِء ۚ َك ٰ َذل‬
َ ْ‫ك يَجْ َع ُل ٱهَّلل ُ ٱلرِّ ج‬ َّ َ‫ضيِّقًا َح َرجًا َكأَنَّ َما ي‬ ِ ‫ص ْد َرهۥُ لِإْل ِ ْس ٰلَ ِم ۖ َو َمن ي ُِر ْد أَن ي‬
َ ْ‫ُضلَّهۥُ يَجْ َعل‬
َ ُ‫ص ْد َرهۥ‬ َ ْ‫فَ َمن ي ُِر ِد ٱهَّلل ُ أَن يَ ْه ِديَهۥُ يَ ْش َرح‬
َ‫ي ُْؤ ِمنُون‬

“Barangsiapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk, niscaya Diamelapangkan dadanya untuk (memeluk agama )
Islam. Dan barangsiapa yang dikehendaki Allahkesesatannya, niscaya Allah menjadikan dadanya sesak lagi sempit, seolah-olah sudah
mendakike langit.Begitulah Allah melimpahkan siksa kepada orang-orang yang tidak beriman”.

 Sejarah menunjukkan bahwa bidan adalah salah satu profesi tertua di dunia sejak adanya peradaban umat manusia.Bidan muncul sebagai wanita
terpercaya dalam mendampingi danmenolong ibu yang melahirkan.Peran dan posisi bidan dimasyarakat sangat dihargai dandihormati karena
tugasnya yang sangat mulia, memberi semangat, membesarkan hati,mendampingi, serta menolong ibu yang melahirkan sampai ibu dapat
merawat bayinya dengan baik.

Sejak zaman pra sejarah, dalam naskah kuno sudah tercatat bidan dari Mesir yang berani ambilresiko membela keselamatan bayi-bayi laki-laki
bangsa Yahudi yang diperintahkan oleh Firaununtuk di bunuh.Mereka sudah menunjukkan sikap etika moral yang tinggi dan takwa
kepadaTuhan dalam membela orang-orang yang berada dalam posisi yang lemah, yang pada zamanmodern ini, kita sebut peran advokasi.Bidan

83
sebagai pekerja profesional dalam menjalankan tugas dan prakteknya, bekerja berdasarkan pandangan filosofis yang dianut, keilmuan, metode
kerja, standar praktik pelayanan serta kodeetik yang dimilikinya.

1. Tuntunan Ibu Hamil, Ibu Bersalin, Ibu Nifas, Ibu Menyusui Sesuai dengan Ajaran Agama Islam

1.1. Ibu Hamil

Bidan sebagai tenaga kesehatan yang mempunyai kewenangan mandiri dalam melaksanakan tuntunan pada ibu hamil , perlu memiliki
kemampuan profesional yang telah distandardisasi . kemampuan bidan dalam melaksanakan tuntunan kehamilan tidak hanya terbatas pada
pemberian asuhan fisik , tetapi mencakup asuhan psiko , sosial , dan spiritual. Asuhan psiko , sosial , spiritual yang bisa di kembangkan , dan
bisa menjadi pendukung pada diri ibu adalah ibu hamil semestinya memandang bahwa kehamilannya adalah perwujudan dari “ 5 M “ kodrat
wanita , yakni “ menstruasi , Mengandung , Melahirkan , Menyusui , dan Mendidik “ anak . 5 kodrat wanita ini adalah karunia dari Allah
kepada semua wanita . Apabila kodrat ini di jalankan secara tulus ikhlas dan sungguh-sungguh akan menjadikan kemuliaan dalam hidup kaum
wanita .

Sebagian besar perempuan pasti menginginkan seorang anak yang akan menjadi sosok yang soleh/solehah.Seringkali muncul kebanggan
saat perempuan dapat memberikan keturunan.tetapi,tidak semua perempuan diberikan anugerah indah itu. Dalam hal inilah seorang ibu hamil
semestinya bersyukur kepada Allah SWT karena telah di berikan tugas mulia dan senantiasa harus berusaha menjalankan dengan lapang dada .
Apabila ibu hamil bisa menyadari keadaan ini , besar kemungkinanya ia tidak akan menolak kehamilanya, dan akan merasa bahagia dengan
kehamilannya , demikian reaksi negatif dan penyulit tidak akan terjadi pada dirinya . Dalam upaya memberi pemahaman terhadap ibu hamil
tentang kehamilannya dan untuk mengantisipasi resiko serta penyulit kehamilan yang kemungkinan terjadi , ibu hamil perlu mendapatkan
layanan asuhan dari tenaga profesional , yakni seorang bidan . Dalam menjalankan proses asuhan terhadap ibu hamil , seorang bidan profesional
sewajarnya memiliki standart kemampuan yang bermanfaat sebagai bahan tanggung jawab dan tanggung gugat terhadap klien yang di beri

84
asuhan . Setiap orang tua tentu menginginkan anak lahir dalam keadaan yang sebaik-baiknya. Segala upaya dikerahkan utk mewujudkan
keinginan mereka. Tentu tidak patut dilupakan sisi-sisi penjagaan dan pendidikan yg telah diajarkan oleh Allah dan Rasul-Nya. Bahkan dengan
inilah orang tua akan mendapatkan kemuliaan bagi anak dan bagi diri mereka.

Ketika wanita sedang hamil, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan sebagai suatu langkah awal untuk menjamin anak yang ada di
dalam kandungan agar senantiasa berada dalam keadaan sehat dan seterusnya menuju kearah mendapatkan anak yang soleh/solehah. Dalam
perspektif Islam, disamping usaha-usaha lahiriah, do’a memegang peran yang penting dan sangat menentukan dalam menghadapi berbagai
problem kehidupan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dan diamalkan oleh wanita selama menghadapi kehamilan, adalah sebagai berikut :

a. Memperbanyak  mengingat Allah SWT dengan memohon ampun dan taubat


Ibu hamil dianjurkan untuk banyak bermunajat kehadirat Allah SWT dan berdo’a kepada-Nya semoga anak dalam kandungan senantiasa
sehat dan agar dimudahkan melahirkan, Memperbanyak melakukan ibadah seperti : Shalat malam, shalat-shalat sunat, senantiasa menutup
aurat. Sementara suami juga dianjurkan memperbanyak ibadah, puasa sunat terutama senin dan kamis., berbuat kebaikan dan meninggalkan
segala larangan-Nya.
b. Memperbanyak membaca Al-Qur’an
Antara surat yang baik dibaca adalah :
a. Membaca Surat Al-Fatihah. Memiliki keutamaan sebagai ruqyah, untuk mengobati segala penyakit dan kesusahan. Boleh dibaca satu
kali, tiga kali, tujuh kali, atau lebih.
b. Membaca surat Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Naas. Masing-masing dibaca 3 kali di pagi hari, sore hari, dan menjelang tidur.
c. Membaca ayat Kursi, yakni ayat 255 pada surat Al-Baqarah. Baik dibaca satu kali di pagi dan sore hari, menjelang tidur, dan saat dzikir
setelah shalat fardhu.

85
d. Membaca 2 ayat terakhir dari surat Al-Baqarah, yaitu ayat 285 dan 286. Baik dibaca satu kali di sore hari atau menjelang tidur.
Membaca ayat ini insya Allah akan menjaga dan melindungi Anda dari segala gangguan.
e. Membaca 5 ayat pertama dari surat Al-Baqarah.
f. Banyak membaca kalimat, “Laa haula walaa quwwata illaa billaah” yang artinya, “Tiada daya dan kekuatan melainkan karena
pertolongan Allah.”
g. Memperbanyak istighfar. Yaitu ucapan, “Astaghfirullaah…
h. Surah Yasin, Surah At-Taubah, Surah Yusuf, Surah Maryam, Surah Luqman, Surah An-Nahl ayat 78 dan surah al-A’raf ayat 189.
Dengan membaca surah dan ayat tersebut, selain sebagai ibadah ia juga bisa memudahkan dalam menghadapi persalinan, mendapat
anak yang sehat dan sempurna, anak yang soleh dan solehah, anak yang patuh dan taat kepada Allah dan Rasul-Nya.

Doa yang banyak dibaca ketika sedang hamil adalah doa :

 ‫َوٱلَّ ِذينَ يَقُولُونَ َربَّنَا هَبْ لَنَا ِم ْن أَ ْز ٰ َو ِجنَا َو ُذرِّ ٰيَّتِنَا قُ َّرةَ أَ ْعي ٍُن َوٱجْ َع ْلنَا لِ ْل ُمتَّقِينَ إِ َما ًما‬

Aartinya adalah : “Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan
jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa”. (QS. Al Furqon :74).

c. Memperbanyak Dzikir kepada Allah SWT

86
Seorang wanita hamil juga yang hampir melahirkan sangatlah membutuhkan do’a dan dzikir-dzikir, baik yang sama dengan dzikir harian
ataupun yang dikhususkan baginya. Hal ini perlu untuk menstabilkan perasaan dan memberikan kekuatan secara “ghaib” bagi kaum wanita
dalam menjalani kehamilan dan menghadapi masa melahirkan. Ada banyak literatur yang dapat dijadikan panduan bagi ibu hamil dan
hendaknya literatur tsb harus memiliki rujukan yang shahih dari hadits-hadits Rasulullah SAW, sehingga tidak perlu ragu-ragu akan terjebak
kedalam perbuatan bid’ah yang dilarang, karena telah melakukan ritualitas agama yang tidak dituntunkan oleh Nabi Muhammad SAW.

1.2. Ibu Bersalin


Amalan berdzikir dan berdo’a amatlah dituntut bagi wanita hamil, karena dengan berdo’a dan berdzikir dapat menentramkan fikiran dan
dapat memupuk kesabaran ketika dalam kesakitan melahirkan anak nanti. Selain membaca wirid yang telah biasa diamalkan sejak awal
kehamilan, ada beberapa dzikir dan do’a yang sangat baik diamalkan saat akan melahirkan, diantaranya :
 Al-Fatiha
 Ayat Al – Kursyi
 An Nahl 78

1. Seterusnya perbanyak membaca tasbih

Anak adalah titipan tuhan,orang tua pasti rela berkorban segalanya untuk kebahagiaan anaknya.Seorang ayah akan lebih semangat untuk
mencari nafkah dan begitupula seorang ibu akan lebih setia mendampingi bayi yang baru saja lahir sampai mereka menjadi dewasa.Saat
melahirkan menjadi waktu yang dinantikan oleh seorang ibu. Saat dimana ia dapat melihat buah hatinya setelah selama kurang lebih sembilan
bulan mengandungnya.Namun saat-saat melahirkan merupakan saat yang paing beresiko tinggi dalam hidupnya.Karena melahirkan rentan
dengan kematian.Allah memberikan pahala mati syahid bagi bunda yang meninggal saat memperjuangkan kelahiran bayinya. ”Tidakklah
menimpa kepayahan kepada seorang Muslim,sakit menahun ,kesusahan, kesedihan gangguan atau cedera hingga tertusuk duri kecuali

87
Allah akan menghapus sebagian dosanya karenanya,”(HR.Bukhari dan Muslim). Janji Allah tidak akan pernah ingkar .sesuai dengan
hadist tersebut tiada suatu kesusahan atau kesakitan sekecil apapun yang mendapat imbalan, asalkan orang tersebut mau bersabar.Masa masa
seperti hamil dan menyusui menyimpan pahala-pahala yang berlimpah.Berdo’a dan berdzikir dapat menentramkan fikiran dan memupuk
kesabaran ketika dalam kesakitan saat melahirkan anak. Dalam proses persalinan setelah pertolongan pertama pada bayi dilakukan (dimandikan,
dipopoki, di beri minyak telon, di bedaki, dipakaikan baju, di selimuti) , segerakan untuk membisikkan adzan di telinga kanan bayi. Selesai
adzan, dibisikkan iqomah di telinga kiri bayi. Yang membisikkan adzan dan iqomah dilakukan oleh ayah si bayi atau kakeknya atau siapapun
yang mampu melakukannya seketika itu.

Dengan dibisikkan adzan dan iqomah, diharapkan agar suara yang pertama kali didengar oleh bayi yang baru lahir ialah kalimat-kalimat
yang mengagungkan Allah. Membisikkan adzan dan iqomah, termasuk meneladani ajaran Nabi di riwayatkan oleh Imam Ahmad, Abu Dawud,
dan Tirmidzi, bahwa Rasulullah membisikkan adzan di telinga Hasan, yang baru dilahirkan oleh Fatimah. Rasulullah SAW bersabda yang
artinya : “Barang siapa yang diberi anak yang baru lahir, kemudian ia menyuarakan adzan ditelinga kanannya dan iqomah di telinga kirinya,
maka anak yang baru lahir itu akan terhindar dari gangguan setan” (HR. Baihaqi).

ADAB MENYAMBUT BAYI BARU LAHIR

1. Disunnahkan memberi kabar Gembira dan mengucapkan selamat kepada orang yang dikaruniai anak.
2. Mengumandangkan Adzan ditelinga kanan bayi

Dalam hadits riwayat timidzi  yang artinya : dari abu Rafii, ia berkata “saya pernah melihat rasulullah Saw. Menbaca adzan pada telinga Hasan
bi Ali takkala dilahirkan oleh Fatimah, seperti adzan shalat”

88
Rahasia/hikmah disyariatkan adzan :

1. Supaya yang pertama mengetuk pendengaran manusia, adalah kalimat-kalimat adzan yang mengandung kebesaran dan keagungan Allah
SWT.
2. Sedangkan kalimat sahadat yang terkandung dalan lafaz adzan sebagai kalimat pertama yang memasukkan orang kedalam Islam
merupakan talqin baginya akan sebah syiar Islam ketika pertama kali ia masuk ke alam dunia sebagaimana ia juga akan ditalqinkan dengan
kalimat tsb ketika akan meninggal dunia.
3. Hikmah lainnya, larinya syaitan ketika mendengar seruan adzan. Dimana ia senantiasa mengintai bayi ketika lahir dan menjadi
pendampingnya ketika menghadapi ujian yang Allah kehendaki dan takdirkan.
4. Makna lainnya, agar ajakan terhadap bayi kepada Allah, agama Islam dan kepada beribadah kepada-Nya mendahului ajakan syaitan.
5. Melakukan taknik

Dalam Ash-shohiihain dari hadits abu burdah dari musa, ia berkata : “ aku dikaruniai seorang anak kemudian aku membawanya kepada
Nabiyullahu Saw. Maka beliau menamainya Ibrohim lalu mentakniknya dengan sebutir kurma.”

Mentaknik artinya mengambil kurma, lalu mengunyahnya hingga lembut, lalu mengambilnya dari mulut dan meletakkan diatas jari telunjuk
dan memasukkannya kedalam dimulut sang bayiserta dengan perlahan-lahan jari itu digerakkan kekiri dan kekanan didalam mulut bayi.Adapun

89
orang yang melakukan taknik ini diutamakan kepada mereka yang taqwa dan sholeh. Hikmah dari mentaknik ini adalah untuk menguatkan
anggota mulut bayi supaya lebih mampu untuk menghisap susu ibunya. 

2. Mencukur rambut dan bersedekah seberat timbangan rambutnya

Adalah antara amalan yang disunnahkan untuk dilakukan keatas diri bayi baru lahir sebaik-baiknya adalah pada hari ketujuh
kelahirannya. Dalam hal ini Rasulullah Saw. Bersabda yang bermaksud :Ketika Fatimah melahirkan hasan dan husin : “timbanglah Rambut
Husin dan sedekahkanlah seberat timbangan perak” (HR : Al-Hakim)Ketika Fatimah melahirkan Hasan, baginda bersabda yang bermaksud :
“cukurlah rambutnya, sedekahlah seberat timbangan (rambutnya) itu dengan perak” (HR : Ahmad). Hikmahnya adalah :

a. Bisa menguatkan pertumbuhan rambut seterusnya, menghilangkan selaput kepala (sejenis cairan yang menutupi kulit kepala) dan juga dapat
memberi kekuatan dan ketajaman pada penglihatan mata, bau dan pendengaran.
b. Dari sudut kemasyarakatan, memberi peluang untuk bersedekah dengan timbangan rambut tersebut (rambut yang dicukur), disamping itu
menunjukkan rasa syukur kepada Allah atas karunia-Nya.
c. Berkhitan.
Khitan termasuk sunah-sunah, sebagaimana sabda Nabi yang maksudnya :“Fitrah (kesucian) itu ada lima; khitan, mencukur bulu kemaluan,
memangkas rambut, memotong kuku dan mencabut bulu ketiak” (HR : Bukhori dan Muslim).  Sedangkan waktu berkhitan ada yang
berpendapat dilakukan sepekan pertama sejak kelahiran, dan ada juga yang mengatakan sampai mendekati baligh. Yang lebih afdhol adalah
dihari ketujuh, berdasarkan hadits yang bermaksud :“Baginda Rosulullah Saw. Melaksanakan aqiqah pada hasan dan husin serta
mengkhatan keduanya dalam waktu tujuh hari (setelah kelahiran)” (HR : Baihaqi).
d. Memberi nama
Sunnah Rosulullahu Saw. Menyebutkan ada tiga ragam waktu menamai anak: ketika anak lahir, tiga hari setelah kelahiran, menamainya
dihari ketujuh kelahirannya. Perbedaan ini adalah Ikhtilaf Tanawwu (perselisihan pendapat dengan beberapa alternatif yang sama-sama

90
benar). Dimana ini menunjukkan bahwa urusan ini longgar dan segala puji hanya milik Alloh robbul’alamin. Memberi nama adalah hak
ayah, sedang ibu tidak ada hak untuk menolaknya. Kalau keduanya bertentangan, maka ayah dimenangkan. Sedangkan jika ada mufakat
keduanya, terdapat kelonggaran untuk saling merelakan. Tentang nama yang disunnahkan, Rosulullah Saw bersabda : “sesungguhnya kalian
akan dipanggil kelak dihari kiamat dengan nama-nama kalian dan nama ayah kalian, maka baguskanlah nama kalian” (HR : Abu Dawud).  

Dalam menamai anak, terdapat beberapa panduan, antara lain :


1) Hendaklah nama yang dipilih itu memberi pengertian dan maksud yang baik. Sehubungan dengan itu, dilarang menamakan anak
dengan maksud dan pengertian yang buruk yg bisa mengurangi kehormatan atau mungkin menjadi ejekan dan memalukan anak tsb.
2) Jangan menamakan anak dengan nama  yang mencemarkan atau nama yang susah untuk dimengerti maknanya.
3) Jangan menamakan anak dengan nama-nama yang khusus kepada nama Allah, mis; Ahad, Ar-Rahman, Al-Khalid dsb.jika nama itu
akan diberikan pada anak, hendaknya disertai dengan nama lain didepannya, mis; Abdurrahman, Abdul Khalid dsb.
4) Jangan menggunakan nama yang dikaitkan dengan abdul (hamba) kepada selain Allah, mis; abdul Uzza (hamba kepada berhala
Uzza), abdul Nabi (hamba kepada Nabi) dsb. Ulama sepakat bahwa itu adalah haram hukumnya.
5) Hindari dari menamakan anak dengan nama-nama orang kafir atau nama-nama yang menyerupai dengan nama orang yang bukan
islam, mis: jhon, sally, cristin dsb.
6) Aqiqah dan hukumnya.
Aqiqah adalah amalan Sunnah sesuai dengan hadits rosulullah, yang maksudnya :
Dari Salman bin’Amir Abdh-Dhibbi, ia berkata : Rosulullahu Saw bersabda,”setiap anak ada Aqiqohnya, maka tumpahkanlah darah
karenanya dan sinngkirkanlah kotoran darinya”
Beliau juga bersabda, “setiap anak tergadai dengan Aqiqohnya; yang disembelih dihari ketujuh (kelahiran)nya, saat ia diberi nama
dan dicukur rambutnya.” (HR : semua para penyusun kitab sunan dan menurut Imam at-Tirmizi, hadits hasan-sahih)
Beliau juga bersabda, “untuk bayi lelaki dua ekor kambing yang sama besar dan untuk bayi perempuan satu ekor.” (HR : Ahmad)

91
Adapun waktu penyembelihan hewan ‘Aqiqah, yakni pada hari ketujuh, jika tidak bisa pada hari keempat belas, jika tidak bisa maka
dihari kedua puluh satu, dan jika belum tersedia bagi mereka tidak apa-apa dilakukan sesudah itu.Tujuan ‘Aqiqah adalah
menghidupkan salah satu sunnah Rosulullah Saw dan mengikuti ajaran yan g beliau bawa. Adapun faedah ‘Aqiqah antara lain :
 ‘Aqiqah itu melepas ikatan anak itu dari tergadaikan dan baru ditebus dengan ‘Aqiqah-nya. Maksud dari tergadai adalah bahwa
anak itu tergadaikan (tertahan) dari memberi syafaat kedua orangtuanya (menurut Imam Ahmad, Imam Ath’ bin Abu Rabah).
 ‘Aqiqah merupakan tebusan untuk menebus bayi yang baru dilahirkan seperti Allah SWT menebus ‘Ismail as. Dengan qibas. 
Binatang yang disembelih  hendaklah dipersembahkan kepada Allah SWT sebagai suatu ibadah seperti halnya Qurban.

Dalam ‘Aqiqah, disunnahkan pula hal-hal seperti dalam Qurban. Umpamanya,menyedekahkan dan membagi-bagikan dagingnya. Dengan
demikian sembelihan untuk anak itu memuat arti pendekatan diri kepada Allah ta’ala, kesyukuran, tebusan, sedekah, memberi makan di
saat menerima kegembiraan besar sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah ta’ala dan menampakkan nikmatnya (anak) yang
merupakan tujuan utama pernikahan.

1.3 Ibu Menyusui

Setelah melahirkan seorang ibu harus memberikan ASI ekslusif selama 2 tahun.Sesuai dengan surat Al Baqarah ayat 233,Allah
memerintahkan para ibu untuk menyusui anaknya selama 2 tahun penuh.
“Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan.Dan kewajiban
ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara Ma’ruf.Seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupanya.
Janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan karena anaknya dan seorang ayah karena anaknya, dan warispun berkewajiban demikian.Apabila
keduanya ingin menyapih(sebelum dua tahun)dengan kerelaan keduanya dengan dan permusyawaratan maka tidak ada dosa atas keduanya.Dan
jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang

92
patut.Bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah maha melihat apa yang kamu kerjakan” (Al-Baqarah [2]:233).Apabila ingin
menyapih sebelum 2 tahun hendaknya bermusyawarah dahulu dan harus saling rela.Jika seorang ibu tidak mampu menyusui anaknya ,dia harus
mencari ibu susu untuk menyusui anaknya.

1.3. Ibu Nifas

Darah nifas adalah darah yang keluar disebabkan oleh kelahiran,darah tersebut dihukumi sebagai darah penyakit (Istihadhah).Hukum
yang berlaku pada nifas adalah sama seperti hukum Haid,baikmengenai hal hal yang diperbolehkan,diharamkan ,diwajibkan maupun
dihapuskan.Dalam agama Islam Seorang suami diharamkan untuk menyetubuhi istrinya selama dia masih Nifas.Apabila darah Nifas seorang
wanita telah terhenti maka dia wajib mandi,sesuai dengan kesepakatan ulama umat ini sehingga wanita itu menjadi suci dari nifasnya,setelah itu
suami diperbolehkan untuk menyetubuhinya.Wanita yang Haiid dan Nifas Haram melakukan Sholat Fardlu maupun Sunnah sebelum ia
melakukan mandi Wajib.

Menurut Ibnu Taimiyah, “Manakala seorang wanita mendapati darah yang disertai rasa sakit sebelum masa (minimal) itu,maka tidak
dianggap sebagai Nifas.Namun jika sesudah masa minimal,maka ia tidak sholat dan puasa.Kemudian apabila sesudah kelahiran ternyata tidak
sesuai dengan kenyataan (bayi belum berbentuk manusia –pen) maka ia segera kembali mengerjakan kewajiban.Tetapi kalau ternyata demikian
(bayi sudah berbentuk manusia –pen), tetap berlaku hukum menurut kenyataan sehingga tidak perlu kembali mengerjakan kewajibanya.” (Kitab
Syarhul iqna’). Sebagaimana hadits dari Ibnu Mas’ud sradhiyallahu ‘anhu ,bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memberitahukan
kepada kami, dan beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang benar dan yang mendapat berita yang benar, “Sesungguhnya seseorang
dari kalian dikumpulkan penciptaannya dalam perut ibunya selama 40 hari dalam bentuk nuthfah, kemudian menjadi ‘alaqah seperti itu pula,
kemudian menjadi mudhghah seperti itu pula. Kemudian seorang malaikat diutus kepadanya untuk meniupkan ruh di dalamnya, dan

93
diperintahkan kepadanya untuk menulis empat hal, yaitu menuliskan rizkinya, ajalnya, amalnya, dan celaka atau bahagianya.” (HR. Bukhari dan
Muslim).

Seorang wanita muslimah dapat mengetahui kesucian dengan cara memasukan kapas kedalam kemaluannya lalu mengeluarkannya
kembali. Hal ini dilakukan pada saat bangun dari tidur dan ketika hendak tidur. Yaitu untuk mengetahui apakah dirinya dalam keadaan suci atau
untuk mendapatkan bukti, apakah masih ada yang keluar setelah bersuci. Perlu diingat, mandi kerana beranak dan mandi kerana nifas
mempunyai perbedaan. Bagi mengelak kekeliruan, maka darah nifas ialah darah yang keluar dari rahim perempuan selepas melahirkan anak
sekalipun hanya setitik. Bermulanya darah nifas itu keluar sebelum berlalu lima belas hari setelah seseorang perempuan melahirkan anak.
Andaikata darah itu tidak keluar melainkan setelah berlalu masa selama lima belas hari atau lebih, maka darah yang keluar itu tidak dikatakan
sebagai nifas tetapi ia merupakan darah haidh. Maka dalam hal ini perempuan tersebut diwajibkan mandi kerana nifas.

Manakala mandi kerana wiladah ialah apabila seorang perempuan itu melahirkan anak atau mengalami keguguran anak sekalipun hanya
berupa darah beku (‘alaqah) atau hanya berbentuk seketul daging (mudhghah). Maka wajib bagi perempuan itu mandi kerana beranak (wiladah)
setelah berlakunya kelahiran atau keguguran sebagaimana disebutkan.
Maka apabila seorang perempuan telah melahirkan anak, dia wajib mandi kerana beranak (wiladah) dan wajib juga ke atasnya mandi nifas
setelah berhenti darahnya atau habis tempoh masa yang sederhana yaitu empat puluh hari empat puluh malam atau masa paling maksima selama
enam pulu hari enam puluh malam.

Titik tolak pendapat ini tidak berbeda jauh dengan pendapat Ibnu Taimiyah diatas bahwa dasar hukum dikaitkan dengan keberadaan darah itu
sendiri, dengan tambahan batas kelaziman atau hukum umum (dalam hal ini 40 hari masa nifas) apabila ada ketidaknormalan dalam
kejadiannya. Ada beberapa point yang harus difahami bagi wanita dalam permasalahan batas nifas :

94
a) Batas lazim nifas seperti banyak diriwayatkan oleh hadist adalah 40 hari. Hal ini harus di pegang terlebih dahulu sebagai batas normal
b) Jika kurang dari 40 hari, si wanita sudah melihat dirinya bersih dari darah, maka dia sudah masuk masa suci, kecuali jika berhentinya
kurang dari 1 hari dan darah keluar lagi dalam masa 40 hari itu, maka itu termasuk masa nifas. Jangan terburu-buru untuk bersuci sampai
benar-benar darah berhenti dan atau masa 40 hari terlampui. Muhammad Ibnu Qudamah dalam kitabnya Al-Mughni menyebutkan bahwa
jika darah itu keluar pada masa yang dimungkinkan masih masa nifas (40 hari), maka dihukumi nifas. Walapun keluarnya terputus-putus.
Pendapat ini pula yang dipilih oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah.
c) Darah keluar terus menerus, lebih dari 40 hari, namun kemudian ada tanda-tanda akan berhenti (berkurangnya jumlah darah yang keluar
atau tinggal spot-spot darah), maka tunggu sampai benar-benar berhenti, baru kemudian bersuci. Jika darah tidak kunjung berhenti, dan
tidak ada tanda-tanda akan berhenti, maka masa nifas dicukupkan 40 hari, karena itu lah batas kelaziman masa nifas
d) Jika darah tidak kunjung berhenti dan bertepatan dengan kelaziman masa haid, maka tetap menunggu sampai habis masa kelaziman haid-
nya.

 Untuk itu yang paling penting bagi wanita adalah menghafalkan kelaziman masa nifasnya sebagaimana mengenali masa haidnya. Hal ini lah
yang menjadi patokan untuk masa nifasnya yang akan datang.

Demikian disebutkan dalam kitab Al Mughni.

DAFTAR PUSTAKA

Supandi, Irfan.2012. Menjaring Pahala Saat Hamil dan Menyusui: Pro u media

http://jilbab.or.id/archives/130-nifas-dan-hukum-hukum-seputarnya.

95
Dra.G.A. Mandriwati, M.Kes. PenuntunAsuhanKebidanan:BukuKedokteran

Istqomah, Ummi. Merawat dan Mendidik Anak : Widya Duta Grafika

MATERI 7

PERANAN AGAMA DALAM MEWUJUDKAN


PERSATUAN DAN KESATUAN BANGSA

A. PENDAHULUAN

Agama adalah prinsip kepercayaan kepada Tuhan dengan aturan aturan syariat tertentu. Dapat dikatakan bahwa agama adalah sebuah
kepercayaan. Agama merupakan aspek yang sangat penting dalam kehidupan. Dengan adanya agama membuat hidup manusia menjadi
teratur dan terarah. Agama dalam hal ini agama Islam mengatur kehidupan umatnya di berbagai aspek seperti ekonomi, sosial, budaya,
politik, pendidikan akhlak, ilmu pengetahuan dan Iain sebagainya.

96
Politik adalah hal-hal yang berkenaan dengan tata Negara, urusan yang mencakup siasat dalam pemerintahan negara atau terhadap
negara Iain-Iain. Politik dalam bahasa Arab dikenal dengan istilah siyâsah. Politik artinya adalah mengurusi umsan umat. Berkecimpung
dalam clunia politik berarti memperhatikan kondisi kaum Muslim dengan cara menghilangkan kezaliman penguasa dan melenyapkan
kejahatan kaum kafir atas mereka.
Politik Islam berarti mengurusi urusan masyarakat melalui kekuasaan, melarang dan memerintah, dengan landasan hukum/ syariah
Islam. Landasan hukum Islam tersebut adalah Al-Qur'an.
Politik senantiasa diperlukan oleh masyarakat manapun. la merupakan upaya untuk memelihara urusan umat di dalam dan di luar
negeri. Kalau kita memandang seseorang dalam sosoknya sebagai manusia (sifat manusiawinya), ataupun sebagai individu yang hidup
dalam komunitas tertentu, maka sebenarnya ia bisa disebut sebagai seorang politikus. Di dalam hidupnya manusia tidak pernah berhenti dan
mengurusi urusannya sendiri, urusan orang Iain yang menjadi tanggung jawabnya, urusan bangsanya, ideologi dan pemlkiran-pemikirannya.
Oleh karena itu setiap individu, kelompok, organisasi ataupun negara yang memperhatikan urusan umat (dalam lingkup negara dan wilayah-
wilayah mereka) bisa disebut sebagai politikus. Kita bisa mengenali hal ini dari tabiat aktivitasnya, kehidupan yang mereka hadapi serta
tanggung jawabnya.
Islam sebagai agama yang juga dianut oleh mayoritas umat di Indonesia selain sebagai aqidah ruhiyah (yang mengatur hubungan
manusia dengan Rabb-Nya), juga merupakan aqidah siyasiyah (yang mengatur hubungan antara sesama manusia dan dirinya sendiri). Oleh
karena itu Islam tidak bisa dilepaskan dari aturan yang mengatur urusan masyarakat dan negara. Islam bukanlah agama yang mengurusi
ibadah mahdoh individu saja.
Persatuan Islam termasuk dari maqoshid syar'iyyah (tujuan syari'at) yang paling penting yang terkandung dalam agama ini. Al-Qur'an
dan Rasulullah senantiasa menyerukannya. Persatuan dalam masalah aqidah, ibadah, dan akhlak, semuanya diperhatikan dan diserukan oleh
Islam. Diharapkan akan terbentuk persatuan di atas petunjuk dan kebenaran. Bukan persatuan semu, yang tidak ada kenyataan, karena tidak
ada faidahnya. Sebenarnya telah ada fonemena persatuan di dalam perilaku kaum Muslimin, antara satu dengan yang lainnya.

97
"Perumpamaan kaum Muslimin dalam saling mengasihi, saling menyayangi, dan saling menolong di antara mereka seperti
perumpamaan satu tubuh. Tatkala salah satu anggota tubuh merasakan sakit, maka anggota tubuh yang lainnya akan merasakan pula dengan
demam dan tidak bisa tidur". (HR. Imam Muslim dalam Shahih-nya).

B. PENGERTIAN AGAMA, PERSATUAN DAN KESATUAN


Agama adalah ajaran, sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa serta tata
kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta lingkungannya. Agama merupakan sebuah kepercayaan yang dianut
oleh seseorang. pengertian agama adalah sebuah ajaran atau sistem yang mengatur tata cara peribadatan kepada Tuhan dan hubungan antar
manusia. Dalam ajaran sebuah agama, setiap penganutnya diajar agar saling hidup rukun dengan sesama manusia.
Persatuan adalah gabungan (ikatan, kumpulan, dan sebagainya) beberapa bagian yang sudah bersatu.
Sedangkan Kesatuan merupakan hasil perkumpulan tersebut yang telah menjadi satu dan utuh. Sehingga kesatuan erat hubungannya
dengan keutuhan.
Persatuan dan kesatuan berasal dari kata " satu" yang memiliki arti utuh atau tidak terpecah-belah. Kata Persatuan sendiri bisa diartikan
sebagai perkumpulan dari berbagai komponen yang membentuk menjadi satu.
Dengan demikian persatuan dan kesatuan memiliki makna "bersatunya berbagai macam corak yang beraneka ragam menjadi satu
kebulatan yang utuh dan serasi'. Persatuan dan kesatuan Bangsa Indonesia dapat diartikan sebagai persatuan bangsa/negara yang menduduki
wilayah Indonesia. Persatuan itu didorong untuk mencapal kehidupan yang bebas dalam wadah negara yang merdeka dan berdaulat.

98
Proklamasi kemerdekaan bangsa Indonesia merupakan awal dibentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia. Negara Indonesia yang
diproklamasikan oleh para pendiri negara adalah negara kesatuan. Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 menyatakan, "Negara Indonesia adalah Negara Kesatuan yang berbentuk Republilk'. Sila ketiga Pancasila menegaskan kembali
bagaimana tekad bangsa Indonesia mewujudkan persatuan.
Indonesia merupakan negara kepulauan yang penuh dengan kekayaan serta keragaman budaya, ras, suku bangsa, kepercayaan, agama
bahasa daerah, dan masih banyak lainnya. Meskipun penuh dengan keragaman budaya, Indonesia tetap satu sesuai dengan semboyan nya,
Bhineka Tunggal Ika yang artinya "meskipun berbeda-beda tetapi tetap satu jua". Keragaman budaya turut serta didukung oleh wilayah
Negara Kesatuan Republik Indonesia yang terpisah wilayah-wilayahnya oleh lautan. Keragaman merupakan suatu kondisi pada kehidupan
masyarakat. Perbedaan seperti itu ada pada suku bangsa, agama, ras, serta budaya.

C. SUKU DI INDONESIA
Di Indonesia sendiri, kurang lebih terdapat 300 suku bangsa yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Menurut sensus BPS tahun 2010
jumlah suku di Indonesia 1.340 suku bangsa, yang tersebar di seluruh penjuru Nusantara. Ini menjadikan Indonesia menjadi negara paling
beragam di dunia, dengan berbagai jenis suku, yang masing masmg memiliki tradisi, bahasa, budaya dan adat istiadat tersendiri.

Mengapa kita mempunyai suku bangsa yang beraneka ragam? Pada awalnya nenek moyang kita berasal dari kelompok suku yang berbeda.
Kelompok-kelompok tersebut adalah Kelompok Austro Melanesoid. Persebarannya dari Australia — Irian — Kai — Seram — Sulawesi —
Timor Sumatra Utara — Aceh — Kedah — Pahang - Malaysia. Kelompok yang lain adalah Kelompok Mongoloid. Persebarannya melalui
dua rute. Rute pertama, Jepang — Taiwan — Filipina — Sangir - Sulawesi. Rute kedua, Asia Tenggara - Sulawesi Utara — Halmahera -
Maluku Selatan.

Ada teori yang menyatakan penduduk Indonesia berasal dari daratan Cina Selatan, Provinsi Yunan sekarang. Ada juga teori "Nusantara”.
Menurut teori pertama Suku bangsa Yunan datang ke Indonesia secara bergelombang. Ada dua gelombang terpenting, yaitu :

99
1. Gelombang pertama terjadi sekitar 3000 tahun yang lalu. Mereka yang pindah dalam pe-riode ini kemudian dikenal sebagai rumpun
bangsa Proto Melayu. Proto Melayu disebut juga Melayu Polynesia. Rumpun bangsa Proto Melayu tersebar dari Madagaskar hingga
Pasifik Timur. Mereka bermukim di daerah pantai. Termasuk dalam bangsa Melayu Tua adalah suku bangsa Batak di Sumatera, Dayak
di Kalimantan, dan Toraja di Sulawesi.
2. Gelombang kedua terjadi sekitar 2000 tahun lalu, disebut Deutero Melayu. Mereka disebut penduduk Melayu Muda. Mereka mendesak
Melayu Tua ke pedalaman Nusantara. Termasuk bangsa Melayu Muda adalah suku bangsa Jawa, Minangkabau, Bali Makassar, Bugis,
dan Sunda.

Menurut teori "Nusantara" penduduk Indonesia tidak berasal dari luar. Teori ini didukung banyak ahli, seperti J .Crawfurd, K.Himly, Sutan
Takdir Alisjahbana, dan Gorys Keraf. Menurut para ahli ini penduduk Indonesia (bangsa Melayu) sudah memiliki peradaban yang tinggi
pada bada ke-19 SM. Tidak diketahui secara pasti berapa jumlah suku bangsa di Indonesia. Diperkirakan ada 300 sampai 500 suku bangsa
yang tinggal di Indonesia.

Keragaman suku bangsa di Indonesia antara Iain disebabkan oleh:


1. perbedaan ras asal,
2. perbedaan lingkungan geografis,
3. perbedaan latar belakang sejarah,
4. perkembangan daerah,
5. perbedaan agama atau kepercayaan, dan
6. kemampuan adaptasi atau menyesuaikan diri.

100
D. AGAMA DI INDONESIA
Masyarakat adalah suatu sistem sosial yang menghasilkan kebudayaan. Sedangkan agama menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
adalah sistem atau prinsip kepercayaan kepada Tuhan atau juga disebut dengan nama dewa atau nama Iainnya dengan ajaran kebaktian dan
kewajiban-kewajiban yang berkaitan dengan kepercayaan tersebut. Agama di Indonesia memegang peranan penting dalam kehidupan
masyarakat. Hal ini dinyatakan dalam ideologi Bangsa Indonesia, Pancasila: "Ketuhanan Yang Maha Esa". Sejumlah agama di Indonesia
berpengaruh secara kolektif terhadap politik, ekonomi dan budaya. Menurut hasil sensus tahun 2010, 87,18% dari 237.641.326 penduduk
Indonesia adalah pemeluk Islam, 6,96% Protestan, 2,9% Katolik, 1,69% Hindu, 0,72% Buddha, 0,05% Kong Hu Cu, 0,13% agama Iainnya,
dan 0,38% tidak terjawab atau tidak ditanyakan.

Dasar hukum yang menjamin kebebasan beragama di Indonesia ada pada konstitusi, yaitu Pasal 28E ayat (1) Undang-Undang Dasar Tahun
1945 ("UUD 1945"): "Setiap orang bebas memeluk agama dan befibadat menurut agamanya, memilih pendidikan dan pengajaran, memilih
pekerjaan, memilih kewarganegaraan, memilih tempat tinggal di wilayah negara dan meninggalkannya, seita berhak kernbali. "

Pasal 28E ayat (2) UUD 1945 juga menyatakan bahwa setiap orang berhak atas kebebasan meyakini kepercayaan. Selain itu dalam
Pasal 281 ayat (1) UUD 1945 juga diakui bahwa hak untuk beragama merupakan hak asasi manusia. Selanjutnya Pasal 29 ayat (2) UUD
1945 juga menyatakan bahwa Ne gara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduknya untuk memeluk agama.

Dengan banyaknya agama maupun aliran kepercayaan yang ada di Indonesia, konflik antar agama sering kali tidak terelakkan. Lebih dari
itu, kepemlmpinan politis Indonesia memainkan peranan penting dalam hubungan antar kelompok maupun golongan. Program transmigrasi

secara tidak langsung telah menyebabkan sejumlah konflik di wilayah Timur Indonesia.
Berdasar sejarah, kaum pendatang telah menjadi pendorong utama keanekaragaman agama clan kultur di dalam negeri dengan
pendatang dari India, Tiongkok, Portugal, Arab, dan Belanda. Bagaimanapun, hal ini sudah berubah sejak beberapa perubahan telah dibuat
untuk menyesuaikan kultur di Indonesia.

101
Dalam Penjelasan pasal 1 Undang-Undang Penodaan Agama dinyatakan bahwa agama-agama yang dipeluk oleh penduduk Indonesia
ialah Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha clan Khong Hu Cu (Confusius). Tapi, hal demikian tidak berarti bahwa agama-agama lain
dilarang di Indonesia. Penganut agama-agama di luar enam agama di atas mendapat jaminan penuh seperti yang diberikan oleh Pasal 29
ayat (2) UUD 1945 clan mereka dibiarkan keberadaanya, selama tidak melanggar peraturan perundang-undangan di Indonesia.
1. Islam
Indonesia merupakan negara dengan penduduk muslim terbanyak di dunia, dengan 88% dari jumlah penduduk adalah penganut ajaran
Islam. Mayoritas muslim dapat dijumpai di wilayah Barat Indonesia seperti di Jawa clan Sumatera. Masuknya agama Islam ke
Indonesia melalui perdagangan sekitar abad 7 Masehi.
2. Hindu
Kebudayaan clan agama Hindu tiba di Indonesia pada abad 1 Masehi, bersamaan waktunya dengan kedatangan agama Budha, yang
kemudian menghasilkan sejumlah kerajaan Hindu-Budha seperti Kutai, Mataram dan Majapahit.
3. Budha
Budha merupakan agama tertua kedua di Indonesia, tiba pada sekitar abad 6 Masehi. Sejarah Budha di Indonesia berhubungan erat
dengan sejarah Hindu.
4. Kristen Katolik
Agama Katolik untuk pertama kalinya masuk ke Indonesia pada bagian pertama abad 7 di Sumatera Utara. Dan pada abad 14 dan 15
telah ada umat Katolik di Sumatera Selatan. Kristen Katolik tiba di Indonesia dibawa oleh bangsa Portugis, yang kemudian diikuti
bangsa Spanyol yang berdagang rempah-rempah.
5. Kristen Protestan
Kristen Protestan masuk di Indonesia dibawa oleh Kolonial Belanda (VOC), pada sekitar abad 16. Kebijakan VOC yang mengutuk
paham Katolik dengan sukses berhasil meningkatkan jumlah penganut Protestan di Indonesia.

102
6. Konghucu
Agama Konghucu berasal dari Cina Daratan dibawa oleh para pedagang Tionghoa clan Imigran. Diperkirakan abad 3 Masehi, orang
Tionghoa tiba di kepulauan nusantara. Berbeda dengan agama yang lain, konghucu lebih menitik beratkan pada kepercayaan clan
praktik yang individual.

E. RAS DI INDONESIA
Secara bahasa ras berasal dari kata bahasa Latin, radix yang artinya asal atau akar. Didefinisikan secara luas, ras adalah salah satu sistem
pengelompokkan atau penggolongan manusia yang ada di muka bumi ini berdasarkan ciri-ciri fisik secara umum. Dengan demikian, ras
suatu negara bisa sama atau berbeda dengan negara lain. Dan ada beberapa negara yang memliki ras khusus yang mendiami wilayahnya.

Secara umum, ras clapat didefinisikan sebagai sebuah kelompok besar manusia yang memiliki ciri fisik yang sama. Sehingga antara ras satu
dengan yang lainnya akan sangat mudah terlihat dari faktor perubahan sosial sebagai penampilan fisiknya. Mulai dari warna kulit bentuk
wajah, warna mata, bentuk badan, dan masih banyak ciri fisik lainnya. Di Indonesia sendiri, keberagaman ras sangat terlihat dan tersebar ke
seluruh daerah di Indonesia.

Nenek moyang bangsa Indonesia sekarang berasal dari Yunan (Cina Selatan). Namun, sebelum kedatangan nenek moyang bangsa
Indonesia, Kepulauan Indonesia sendiri sudah dicliami oleh penduduk asli. Macam-macam ras yang ada di Indonesia, yaitu

1. Ras Papua Melanesia.


Bangsa yang mempunyai ciri kulit hitam, rambut keriting, badan kekar, hidung mancung, dan bibir tebal ini banyak terdapat di Pulau
Papua dan Kepulauan Aru yang terkenal dengan sebutan suku Tapiro. Suku Tapiro ini mempunyai ciri-ciri yang sama dengan suku
Aeta di Filipina dan suku Semang di Malaysia. Ras Papua Melanesia merupakan suku bangsa asli yang mendiami Indonesia sebelum
datangnya nenek moyang bangsa Indonesia.

103
2. Ras Veddoid
Ras Veddoid merupakan ras khusus yang mempunyai ciri sendiri. Orang-orang Veddoid mempunyai ciri, antara lain perawakan kecil,
rambut berombak, dan kulit sawo matang. Mereka berasal dari Sri Langka. Suku bangsa di Indonesia yang termasuk ras Veddoid, yaitu
Suku Toala di Semenanjung Barat Daya Sulawesi, Suku Tomuna di Pulau Muna, Suku Gayo di sekitar Danau Toba, Suku Kubu di
Jambi, Suku Sakai di Siak, dan Suku Tomuna di Kepulauan Mentawai. Suku-suku tersebut mempunyal persamaan ciri dengan Suku
Senai di Malaysia.

3. Ras melayu Tua (Proto Melayu)


Bangsa Proto Melayu adalah ras yang dianggap sebagai nenek moyang bangsa Indonesia. Meraka berasal dari Daratan Asia atau
tepatnya Yunan di Asia Utara dan datang ke Indonesia dalam berbagai gelombang. Bangsa ini adalah bagian dari gelombang pertama
yang datang sekitar tahun 200 SM dan bergerak menuju ke Selatan memasuki daerah Indonesia melalui Vietnam (Indo China). Dalam
perjalanannya menuju Indonesia, ada beberapa dari mereka yang tinggal di wilayah-wilayah mereka lewati. Sehingga ras ini ada di
beberapa negara selain Indonesia. Mereka tersebar di Semenanjung Melayu, Filiphina, Kepulauan Pasifik sampai Madagaskar. Mereka
yang datang merupakan ras Melayu Mongoloid, yang mempunyai Clriciri rambut ikal atau lurus, muka bulat, kulit sawo matang, badan
tinggi ramping, hidung sedang/lebar, kebudayaan masih ash, menganut paham animisme dan dinamisme, clan membawa kebudayaan
zaman batu muda (neolithikum). Suku bangsa di

Indonesia yang termasuk golongan ini adalah Suku Batak di Sumatera Utara, Suku Toraja di Sulawesi Selatan, Suku Sasak di Lombok,
Suku Nias di Kepulauaun Nias, Suku Kubu di Sumatera Selatan, clan Suku Dayak di Kalimantan Tengah.

4. Ras Melayu Muda (Deutro Melayu)


Deutro Melayu sebenarnya juga merupakan golongan Melayu Mongoloid dengan ciri-ciri fisik yang sama. Mereka juga datang dari
Yunan (Asia Utara) pada sekitar tahun 500 SM dan dianggap sebagai gelombang kedua datangnya nenek moyang di Indonesia. Selain

104
ciriciri fisik yang sama, Ras melayu Muda mempunyai ciri-ciri antara lain membawa kebudayaan zaman perunggu clan sudah tidak
menganut paham animisme dan dinamisme. Di Indoensia mereka dipengaruhi oleh berbagai agama yang ada, seperti agama Hindu clan
Budha dari penduduk Indonesia umumnya pada saat itu, agama Kristen dari bangsa Eropa, clan agama Islam dari orang-orang Aceh.
Suku bangsa di Indoensia yang masih ada clan termasuk ras Melayu Muda antara lain Suku Jawa, Suku Abli, Suku Madura di Jawa
Timur, Suku Banjar di Kalimantan Selatan, Suku Aceh, Suku Minangkabau di Sumatera Barat, clan Suku Bugis di Sulawesi Selatan.

5. Ras-Ras Lain
Selain keempat ras yang mendominasi wilayah Indonesia, ada beberapa kelompok bangsa atau ras tertentu yang ikut tinggal di
beberapa wilayah Indonesia. Di antara ras-ras tersebut adalah Cina, Jepang, Korea, orang-orang Arab, Pakistan, clan India. Orang-
orang Cina, Jepang, clan Korea merupakan kelompok ras Mongoloid Induk atau Asiatic Mongoloid. Sedangkan orang-orang Arab,
Pakistan dan India merupakan kelompok ras Kaukasoid.

Semua ras di Indonesia tersebut menjadikan Indonesia menjadi masyarakat majemuk yang mempunyai beraneka ragam budaya, suku
bangsa, clan agama. Hal ini dapat terjadi karena percampuran/pergaulan antar kelompok. Keanekaragaman ini dapat menjadi salah satu
faktor pendorong dari ras itu sendiri. Diharapkan dengan berbagai suku, ras, dan agama yang terbentuk dari perpaduan yang ada menjadikan
Indonesia lebih kuat dan lebih besar. Kita mempunyai kemajemukan dari ras sebagai salah satu aset pembangunan nasional. Karena Tuhan
menciptakan manusia dengan berbagai bentuk untuk saling melengkapi.

F. ANTAR GOLONGAN DI INDONESIA


Keberagaman antara golongan/kelompok dalam masyarakat merupakan suatu gejala yang selalu ada dalam setiap kehidupan manusia.
Pastinya kita menyadari bahwa sejak Iahir sampai meninggal dunia menjadi anggota kelompok dan terikat dengan kelompok.

105
Sejak Iahir kita menjadi anggota keluarga, menjadi warga desa, kecamatan, kabupaten, provinsi dan negara. Kita juga akan menjadi anggota
berbagai macam dan jenis kelompok, mulai menjadi kelompok teman bermain, organisasi sekolah, organisasi bidang sosial, politik seni,
ekonomi dan lain sebagainya.

Jadi manusia itu sangat terikat dengan kelompok dan hidup bersama dalam kelompok serta tidak mungkin lepas dari suatu kelompok
(menyendiri tanpa beñnteraksi dengan orang Zain). Oleh sebab itu para ahli sosiologi memandang kelompok/ golongan tersebut merupakan
unsur yang sangat penting dalam masyarakat dan tidak mungkin masyarakat tanpa ada kelompok sosial di dalamnya.

Para sosiolog banyak mendefinisikan antargolongan dengan istilah kelompok sosial. Ada yang membedakan istilah golongan/kelompok dari
jabatan yang dimiliki. Dalam kajian sosial, adanya perbedaan golongan/kelompok juga diakibatkan adanya status dan peranan sosial.
Status/kedudukan umumnya didefinisikan sebagai suatu peringkat/ posisi seorang dalam suatu kelompok/posisi suatu kelompok dalam
hubungannya dengan kelompok lainnya. Setiap orang mun mempunyal sejumlah status dan diharapkan mengisi peran yang sesuai
dengan status itu. Dalam arti tertentu, status dan peran adalah dua aspek dari gejala yang sama.

Keberagaman Antar Golongan Struktur masayarakat menurut Syarif Moeis (2008) yaitu:
1. Secara horizontal ditandai oleh kenyataan adanya kesatuan kesatuan sosial berdasarkan perbedaan perbedaan suku bangsa, agama, adat
istiadat dan kedaerahan.
2. Secara vertikal ditandai oleh lapisan atas dan lapisan bawah yang cukup tajam. Dalam sosiologi, lapisan dalam masyarakat disebut
"Social Statification" atau kelas sosial.
3. Kelas sosial dan kesatuan sosial membentuk golongan di masyarakat yang terdiri dari 2 orang atau lebih dan mempunyai hubungan satu
sama lain dalam sebuah struktur.

106
Adanya keberagaman antar golongan harus menjadi pendorong terwujudnya persatuan dan kesatuan bangsa, dan pendorong tumbuhnya
kesadaran setiap warga negara akan pentingnya pergaulan demi memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa. Golongan kelas tinggi
membantu golongan kelas rendah. Dalam hal ini ciri golongan tidak ditonjolkan demi kepentingan nasional.

Meskipun berbeda-beda golongan namun seluruh warga negara hidup dalam satu ikatan yang kuat, tanah air Indonesia. Semboyan
Bhineka Tunggal Ika, yang merupakan ciri bangsa Indonesia harus selalu dilestarikan dan dijadikan dasar bagi persatuan dan kesatuan
bangsa. Keberagaman antargolongan/ antarkelompok dalam masyarakat harus dijadikan potensi untuk mempersatukan bangsa, sebab pada
prmsipnya antara golongan yang satu dengan golongan lainnya saling membutuhkan. Dalam perusahaan golongan atas (atasan) akan
membutuhkan golongan bawah (bawahan/karyawan) dan begitu juga dalam pemerintahan, pejabat pemerintah membutuhkan rakyat.

Terhadap SARA (singkatan dari kata suku, agama, ras, dan antargolongan) yang merupakan singkatan/ akronim resmi dalam Bahasa
Indonesia clapat kita pahami :
1. Perilaku toleran dalam hehidupan beragama dapat dilaksanakan dengan:
a. Melaksanakan ajaran agama yang dianutnya dengan baik dan benar.
b. Menghormati agama yang diyakini orang lain.
c. Tidak memaksakan keyakinan agama yang dianutnya kepada orang lain.
d. Toleran terhadap pelaksanaan ibadah yang dianut pemeluk agama lain.

2. Perilaku toleran terhadap keberadaan Suku dan Ras di Indonesia Perilaku toleran terhadap keberagaman suku dan ras dapat dilakukan
dengan berperilaku baik kepada semua orang tanpa memandang latar belakangnya.

3. Perilaku toleran terhadap keberadaan Sosial Budaya


Perilaku toleran terhadap keberagaman sosial budaya dapat dilakukan dengan :

107
a. Mengetahui keberagaman budaya yang dimiliki Bangsa Indonesia.
b. Mempelajari dan menguasai salah satu seni budaya sesuai dengan minat dan kesenanganya.
c. Merasa bangga terhadap budaya bangsa sendiri.
d. Menyaring budaya asing yang masuk ke dalam Bangsa Indonesia

G. PERANAN AGAMA ISLAM DALAM MEWUJUDKAN PERSATUAN DAN KESATUAN BANGSA

Secara naluriah manusia tidak dapat hidup secara individual. Sifat sosial pada hakikatnya adalah anugerah yang diberikan oleh Allah SWT
agar manusia dapat menjalani hidupnya dengan baik. Dalam faktanya manusia memiliki banyak perbedaan antara satu individu dengan
individu lainnya, di samping tentunya sejumlah persamaan. Perbedaan tersebut kalau tidak dikelola dengan baik tentu akan menimbulkan
konflik dan perpecahan dalam kehidupan bermasyarakat. Dari kenyataan tersebut perlu dicari sebuah cara untuk dapat mewujudkan
persatuan dan kesatuan. Pendekatan terbaik untuk melakukan tersebut adalah melalui agama. Secara normatif agama Islam lebih khusus Al-
Qur'an banyak memberi tuntunan dalam rangka mewujudkan persatuan dan kesatuan dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa.
Beberapa prmsip yang diajarkan al-Qur'an untuk tujuan tersebut antara lain:

1. Prinsip persatuan dan persaudaraan.


2. Prinsip persamaan.
3. Prinsip kebebasan.
4. Prinsip tolong-menolong.
5. Prinsip perdamaian.
6. Prinsip musyawarah

108
Persatuan dan kesatuan bangsa merupakan hal yang sangat penting demi berlangsungnya kehidupan suatu bangsa. Ada beberapa hal yang
dapat menjadi perekat persatuan dan kesatuan bangsa diantaranya adalah bahasa dan agama.8 Agama Islam yang merupakan agama yang
dianut oleh sebagian besar penduduk Indonesia secara historis telah memberikan kontribusi yang signifikan dalam mewujudkan persatuan
dan kesatuan bangsa baik ketika merebut kemerdekaan maupun pasca kemerdekaan. Hal ini sangat mungkin didorong oleh ajaran Islam
yang memang sangat menganjurkan persatuan dan persudaraan. Sebageamana dikemukakan bahwa fenomena keberagaman manusia dapat
dilihat dari normativitas ajaran wahyu dan histoñsitas, demikian pula Islam clapat dilihat segi normativitasnya dan historisitasnya, sepak
terjang umat Islam dalam mengupayakan persatuan dan kesatuan bangsa.

Di Negara Kesatuan Republik Indonesia agama dapat menjaga persatuan dan kesatuan bangsa apabila :
1. Umat berbagea agama mempunyai komitmen bersama pada persatuan bangsa dengan pemahaman yang sama (common) tentang
konsep dan wawasan kebangsaan Indonesia dengan segala implikasinya
2. Jika umat berbagal agama mempunyai komitmen bersama pada citacita keadilan dan kesejahteraan. Kita bersama-sama berjuang
menegakkan keadilan dan menciptakan kesejahteraan umum sebagai perwujudan cinta kasih dan pengabdian kepada sesama. Pada
gilirannya, hal itu merupakan penjabaran iman, cinta kasih, dan pengabdian kepada Tuhan, sekalipun melalui agama yang berbedabeda.
3. Jika umat berbagai agama dapat mengembangkan pemahaman bersama tentang kedudukan agama dalam negara Pancasila. Ini meliputi
pengertian tentang UUD 1945, terutama ideologi Pancasila, sebagai sumber hukum, dan tentang kebebasan beragama serta
implementasinya secara konsisten.

Mengembangkan kebersamaan dalam pengertian-pengertian itu dengan segala implikasinya yang luas merupakan masalah yang kompleks.
Hal itu alcan memerlukan proses dialog terus-menerus, dengan kejujuran, keterbukaan, ketekunan, kesabaran dan kehendak baik semua
golongan agama.

109
Agama memberikan penerangan kepada manusia dalam hidup bersama termasuk dalam bidang politik atau bernegara, penerangan itu antara
lain.

1. Perintah untuk Bersatu


Islam melalui Al-Qur'an menganjurkan agar antar kelompok, antar golongan maupun antar partai saling melakukan ta'anaf
(perkenalan).

"Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu clari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu
berbangsabangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara karnu disisi
Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal". (QS. Al-Hujurat :
13).

" Sesungguhnya (agama tauhid) ini, adalah agama kamu semua, agama yang satu, dan Aku adalah Tuhanmu, maka bertakwalah
kepada-Ku". (QS. Al-Mukminun : 52)

110
Pemahaman terhadap dua ayat di atas menunjukkan bahwa manusia diciptakan bersuku-suku, bahwa manusia adalah umat yang satu.
Ini berarti berbagai suku, berbagai golongan, berbagai kelompok, termasuk di dalamnya kelompok politik atau yang lainnya supaya
tetap bersatu. Pengikat persatuan adalah takwa. Karakter takwa antara lain menjalankan semua perintah Allah sejauh yang diketahui
dan menjauhi larangan-Nya. Jadi, ukurannya gampang kalau orang itu takwa pasti iman dan senang bersatu dan menjaga persatuan dan
kesatun.

2. Larangan untuk Saling Curiga


Islam melarang kepada semua orang baik dalam kapasitasnya sebagai individu, sebagai kelompok sosial, maupun kelompokkelompok
yang lain termasuk kelompok politik untuk saling curiga, saling melecehkan atau yang semakna dengannya.

"Hai orang-orang yang beñman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecuñgaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan
janganlah mencañ-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka
memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. dan bertakwalah kepada Allah.
Sesungguhnya Allah Maha Peneñma taubat lagi Maha Penyayang". (QS. Al-Hujurat : 12).

111
Dengan demikian, terhadap orang lain atau kelompok lain haruslah saling mengembangkan husnuzhan (berprasangka baik). Kalau
masing-masmg kelompok saling menaruh husnuzhan tentu akan mempererat hubungan mereka sebagaimana yang dimaksud dalam
ayat 13 surat Al-Hujarat tersebut.

Akibatnya dari pelecehan, pasti timbul saling mencurigai di antara mereka. Saling curiga tentu mudah menigkat menjadi disintegrasi
bahkan konflik di antara mereka. Sebagai bangsa akan menjadi lemah jika elemen-elemen di dalamnya saling mencurigai dan bertikai.
Itulah sebabnya Allah melarang umat yang saling bercerai berai.

Sebaliknya orang yang tetap istiqamah dalam kesatuan umat, mereka itulah sebagai orang yang mempererat petunjuk ilahi dan dapat
merasakan kenikmatan bersaudara (bersatu). Mencermati perintah Allah agar kita bersatu dan larangan-Nya untuk bercerai berai itu
ternyata akibatnya kembali kepada manusia itu sendiri. "Bersatu kita teguh bercerai kita runtuh" merupakan kesimpulan padat dari
perintah untuk bersatu dan larangan bercerai.

Adapun peran umat Islam dalam upaya mewujudkan integrasi bangsa maka clapat dilihat dari perjuangan politik umat Islam baik pada masa
pra kemerdekaan maupun pasca kemerdekaan.

1. Pra Kemerdekaan
Untuk meraih kemerdekan umat Islam bersama-sama dengan umat lainnya berusaha menguslr penjajah. Kebersaman itu Iahir
menurut Ernes Renan karena didorong oleh perasan senasib yakni ditindas oleh penjajah asing. Dan satu hal yang terpenting menurut
Kartodirdjo bahwa identitas kafir yang diberikan pada penjajah asing menjadi dorongan umat Islam untuk menyerukan perang sabil
atau jihad. Sehingga pada masa itu slogan-slogan seperti hidup mulia atau mati syahid, hubbul wathon minal iman (cinta tanah air
sebagian dari iman) menggema hampir di seluruh dada bangsa Indonesia.

112
Seperti yang dikemukakan oleh Ma'arif slogan-slogan itu dikobarkan oleh umat Islam untuk membakar semangat bangsa Indonesia
melawan penjajah asing. Teriakan-teriakan Allahu Akbar yang selalu mewarnal pertempuran bangsa Indonesia seakan terkesan kalau
bangsa Indonesia adalah semuanya umat Islam. Dengan adanya hal-hal seperti di atas maka clapat dipahami kalau agama dapat
mengokohkan semangat nasionalisme.

Melihat kenyataan penindasan yang dialami bangsa Indonesia maka mendorong umat Islam untuk mendirikan organisasi yang bergerak
pada sosial keagamaan, seperti Muhammadiyah (1912), Al Irsyad (1914), Persis (1923) dan NU. Dan organisasi yang bergerak di
bidang politik adalah Sarekat Islam pada tahun 1911 sebagai organisasi politik Indonesia pertama.

Adanya kesadaran pentingnya persatuan di kalangan organisasi Islam maka K. H. Mas Mansur, (Muhammadiyah). K.H.Abdul Wahab
Chasbullah (NU) dan pemimpin Islam lainnya seperti dari Al Irsyad, Al Islam mendirikan federasi MIAI (Majelis Islam Ala Indonesia)
di Surabaya pada tanggal 21 September 1937 dengan penyebab melihat usaha politik Islam yang belum mantap dan mewujudkan
persatuan seperti yang diserukan Al Qur'an.

Perjuangan umat Islam agar Islam memiliki kedudukan strategis dalam politik terlihat dengan adanya Piagam Jakarta. Namun akhirnya
pada tanggal 18 Agustus 1945 karena adanya desakandesakan pihak lain maka wakil-wakil Islam menyetujui dihapusnya 7 kata dalam
Piagam Jakarta. Sebagian orang melihat hal itu sebagai kekalahan politik umat Islam, namun pada hakekatnya seperti yang
dikemukakan oleh Alamsyah (menteri agama ketika Itu) hal tersebut merupakan hadiah Umat Islam terhadap bangsa Indonesia dalam
menjaga Persatuan dan Kesatuan. Ternyata pada saat yang lalu sebagian umat Islam yang diserukan oleh partai politik Islam seperti
PPP, PK dan PBB menuntut kembali diberlakukannya Piagam Jakarta. Tanggapan masyarakat pun bermacam-macam, namun yang
paling bijaksana jika semangat Piagam Madinah yang dikedepankan demi terjaganya persatuan bangsa ini.

2. Pasca kemerdekaan.

113
Dengan adanya kesempatan mendirikan partai politik setelah kemerdekaan sebagai sarana mewujudkan demokrasi maka umat
Islam tidak menyia-nyiakannya untuk menggalang kekuatan politik umat Islam. Hal ini dibuktikan dengan didirikannya partai politik
Islam yaitu Masyumi. Menurut Syadzali bahwa Masyumi disampmg bertujuan menegakan kedaulatan rakyat Indonesia juga untuk
menegakan agama Islam. Namun akhirnya dalam perjalanan selanjutnya timbul perpecahan terlihat dengan PSII keluar dari Masyumi
yang kemudian diikuti oleh NU mendirikan partai politik sendiri. Kemudian partai-partai politik yang berbeda itu selanjutnya pada
masa orde baru difungsikan menjadi satu yakni PPP (Partai Persatuan Pembangunan), hal ini pun tidak memuaskan umat Islam karena
aspirasi politik umat Islam banyak yang tidak tertampung.

Dan satu hal yang cukup penting terjadi pemerintah membentuk MUI (Majelis Ulama Indonesia) sebagai partisipasi umat Islam dalam
memetakan kebijakan pemerintah, semula organisasi ini cenderung hanya sebagai alat pemerintah namun pada era reformasi ini MUI
sudah mulai independen untuk menyuarakan suara Islam.

Partisipasi umat Islam dalam mengisi kemerdekaan memang sangat signifikan baik dilihat dari organisasi sosial keagaamaannya
maupun politiknya. Seperti muhammadiyah dengan perjuangan dalam pendidikan dan kesehatan masyarkat hal ini juga bersinergi
dengan golongan muslinm lain seperti NU, AI Irsyad Persis dan lainnya. Adapun hubungan Umat Islam dalam konteks kenegaraan
dapat dilihat dalam keterangan di bawah ini.

Perjuangan umat Islam agar agama Islam menjadi dasar negara sudah terlihat sejak pra kemerdekaan pada sidang BPUPKI. Tokoh
Islam seperti K.H. Wahid Hasyim, Ki Bagus hadikusumo, K. H. Ahmad Sanusi, dan Kahar Muzakar, sangat gigih memperjuangkan hal
tersebut. Dengan berbagai alasan utama seperti yang dikemukakan oleh Natsir bahwa Islam memuat peraturan-peraturan dan
pelaksanannya sangat memerlukan kekuasaan atau pemerintah dan seperti yang dikemukakan oleh Hadikusumo bahwa al-Qur'an
sangat berkepentingan dengan politik dan duniawi, pendapat ini juga didukung oleh tokoh-tokoh Islam yanga lain. persolan ini menjadi
polemik dan akhirnya diperoleh kompromi dengan lahirnya Piagam Jakarta.

114
Hal inilah yang menjadi dorongan agar hukum Islam terlegitimasi dan diaktualisasikan melalui kekuasan negara. Pandangan
tersebut melahirkan perbedaan yang tajam antara kaum modernis dan kaum tradisonal. Kaum tradisionalis berpendapat bahwa untuk
menjalankan syariat Islam harus ada legitimasi dari negara, bahkan kalau bisa menjadi dasar negara. Puncak dari ambisi sebagian umat
Islam itu terlihat dengan adanya gerakan DI/TII, NII dan Aceh Merdeka. Sementara kaum modernis berpandangan meskipun dalam
menjalankan syariat Islam perlu adanya kekuasan dalam hal ini negara namun adanya label negara Islam tidak menjamin
dilaksanakannya syariat Islam. oleh karena menurut mereka yang terpenting adalah nilai-nilai Islam termuat dalam peraturan negara.

3. Upaya umat Islam Mewujudkan Integrasi Baik secara Internal maupun Eksternal

Disampmg pluralitas agama di Indonesia yang sudah menjadi kenyatan historis, dalam kehidupan umat Islam, pluralitas merupakan
suatu hal yang biasa ditemui baik dalam organisasi kemasyarakatan, organisasi politik maupun pemahaman terhadap ajaran agama
Islam itu sendiri. Organisasi kemasyarakatan dalam Islam sangat beragam seperti Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah, AI-
Jam'iyyatul Washliyyah, Persatuan Umat Islam (PUI), Mathlaul Anwar, Ar-Rabithah, Persatuan Islam (PERSIS) dan Darul Dakwah
wal Irsyad. Demikian pula dalam organisasi politik Islam seperti Nahdlatul Ulama (NU), Muslimin Indonesia (MI), Masyumi dan Perti.
Kemudian seiring dengan perubahan zaman organisasi politik Islam di masa orde baru difusikan menjadi PPP dan berkembang lagi di
era reformasi menjadi PKB, PNU, PPP, PAN, PBB, Daulat Umat, dan lainnya.

Semua keberagamaan itu semestinya menjadi sumber dinamika dalam mencapai kemajuan karena adanya kesamaan yang dimilikinya.
Dalam hal itu memerlukan menejemen yang bagus dari semua pemimpm untuk mengarah terciptanya persatuan dan persatuan sebagai
upaya mendukung terwujudnya integritas nasional.

Selanjutnya pluralitas yang sangat menonjol dan banyak menyita perhatian umat Islam adalah perbedaan dalam pemahaman terhadap
ajaran Islam terutama di sekitar fiqh. Perbedaan fiqhiyyah seringkali berubah menjadi bendera, identitas ke-lslaman suatu kelompok.
Menurut Yusuf Qordhowi perbedaan masalah fiqhiyyah adalah suatu kemestian. Sebagaimana terdapat dalam ungkapan "perbedaan

115
umatku adalah rahmat" . Dan semestinya perbedaan fiqhiyyah tidak menimbulkan fitnah, karena di kalangan Imam Madzhab sendiri
meski banyak perbedaan namun mereka tetap saling hormat menghormati. Seperti yang ditulis oleh sayyed Husain Nasr bahwa umat
Islam dalam usahanya mengaktualisasikan nilai-nilai terbagi dalam berbagai tipe yakni muslim modernis, muslim tradisionalis, muslim
mesianis dan muslim fundamentalis. Masingmasing memiliki kekhasan tersendiri dalam berekspresi di panggung sejarah kehidupan
yang tak dapat dipungkiri menjadi perbedaanperbedaan. Dan menurut Fuad Ansyari, bahwa adanya perpedaanperbedaan yang akhirnya
meimbulkan perpecahan di kalangan umat Islam di Indonesia disebabkan karena adanya perbedaan paham

mengenai acuan Islam terutama dalam ibadah Mahdah, visi politik dari beberapa tokoh Islam dan adanya interes pribadi yang
terselubung dalam aktivitas clakwah Islamiyah.
Untuk menjembatani perbedaan-perbedan yang terjadi di kalangan umat Islam menurut Nurcholis Majid diperlukan
keterbukaan.24 Untuk memperkuat pendapatnya Nurcholis menyitir surat al-An'am (6) : 159, al-Qur'an mengingatkannya jangan
berlebihlebihan dalam beragama. Sementara itu menurut Fananaie dan Ansyari hendaknya dialog intern umat Islam dihidupkan untuk
memecahkan persolan secara bersama-sama clan lebih baik lagi agar terjalin kerja sama.
Sedangkan upaya integrasi umat Islam dengan umat agama lainnya, seperti yang dituntun oleh Al-Qur'an adalah mencari ttik temu
(kalimatun sawa) karena menyadari adanya truth claim yang melekat dalam jiwa pemeluk-pemeluk agama. Titik temu itu menurut
Amin Abdullah dapat dilakukan dengan melalui perjumpaan clan dialog yang konstruktif untuk membahas masalah-masalah di luar
teologis yakni masalah kemanusian seperti kemiskinan lingkungan hidup clan HAM, diharapkan dengan adanya dialog seperti itu maka
akan timbul tolerasi terhadap perbedaan yang ada sehingga persatuan clan kesatuan umat dapat terwujud. Upaya ini terlihat dengan
adanya konferensi antar umat beragama. Kerukunan umat beragama di Indonesia memang sangat tampak, hal ini merupakan bagian
dari usaha pemerintah dalam mewujudkan tiga kerukunan beragama. Dengan adanya upaya-upaya diatas maka niscaya persatuan dan
kesatuan bangsa akan tetap terjaga meski dalam nuansa perbedaan agama maupum perbedaan intern umat beragama.

H. KESIMPULAN

116
Sara adalah singkatan dari kata suku, agama, ras, dan antargolongan. Istilah suku, agama, ras, clan antargolongan apabila disingkat
yaitu menjadi sara. Merupakan singkatan/ akronim resmi dalam Bahasa Indonesia.
Islam sebagai agama yang dianut oleh sebagian besar penduduk Indonesia dapat berfungsi sebagai salah satu alat perekat integrasi
nasional. Hal ini karena nilai-nilai universal yang terkandung dalam ajaran agama Islam. Bila nilai-nilai itu dipahami clan diaktualisasikan
maka Islam benar-benar menjadi rahmat bagi seluruh alam, tidak hanya menurut orang Islam tapi seluruh umat manusia mengakuinya. Dan
secara historitas umat Islam telah mengupayakan baik sebelum kemerdekaan maupun pasca kemerdekaan. Pluralitas yang biasa ditemui
dalam kehidupan bangsa Indonesia menjadi sumber dinamika dalam membangun negeri ini.

DAFTAR PUSTAKA

 Al-Qur’anonline.com
 Amin, Masyhur. 1995. Dinarnika Islam. Yokyakarta : LKPSM.
 Ansyari Fuad. 1990. Strategi Umat Islam di Indonesia. Bandung Mizan.
 Ashraf, Adudus Salam. 1995. Bahaya ashabiyyah bagi Keimanan Muslim.
Panji Masyarakat No. 820.1-10 maret 1995.
 Assegaf, Arifin. 2001. Mernahami sumber Konflik antar Iman (ed) Suwartana dan kawan—kawan dalam Pluralisme Konflik dan
Pendidikan Agama di Indonesia. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
 Boisard, Marcel. 1980. Humanisme dalam Islam. Jakarta : Inter Masa. Departemen Agama RI. 1994. Al-Qur'an dan terjemahannya.
Jakarta : Proyek Pengadaan Kitab Suci Al-Qur'an.
 Fananie Zainudin. 2000. Sumber Konflik masyarakat Muslim Muhammadiyah-NU Surakarta : Muhammadiyah Universitas Press.
 Harry J. 1980. Bulan Sabit dan Matahari terbit Islam Indonesia pada mmasa pendudukan Jepang. Jakarta :Pustaka Jaya
 Imarah. 1999. Islam dan Pluralitas. Jakarta : Gema Insani Press.
 Karim, Rush. 1992. Islam dan konflik politik era orde baru. Yogyakarta, Media Widya Manelala .
 Kahar, Masyhur. 1965. The spirit of Islam. London : Mehtesen Press.
 Kartodirdjo Sartono. 1992. Pengantar Sejarah Indonesia Baru 15001990. Jakarta : Gramedia.
 Malik, Dedi Jamaluddin. 1989. Zaman bam Islam Indonesia. Bandung • Zaman Wacana Mulia.
 MR Kurnia. 2002. AI-Jamaah, Tafanuq dan Ikhtilaf. Bogor: Al Azhar Press

117
KEGIATAN BELAJAR VIII

Pandangan agama-agama di Indonesia


terhadap tindakan-tindakan praktik
kebidanan tentang aborsi

1. Sudut Pandang Agama Islam Terhadap Aborsi


Dalam surah (Al-Baqarah: 228) yang artinya : “dan tidak boleh mereka menyembunyikan apa yang diciptakan Allah dalam rahimnya, jika
mereka mereka beriman kepada Allah dan hari akhirat.” Dalam ayat diatas mengatakan bahwa janganlah kamu mencari alasan untuk
menggugurkan kandunganmu yang telah Allah ciptakan untukmu dan menghindar darinya dengan berbagai cara apapun itu, karena Allah juga
memberikan keringanan kepadamu jika dibulan ramadhan  berbuka bilamana puasa itu menyusahkan dirimu dan juga membahayakan anak yang
ada didalam kandunganmu.

1.1 Hukum melakukan aborsi provokatus berdasarkan alquran, hadist dan para ulama
Abortus provocatus (aborsi buatan atau disengaja), ini adalah aborsi yang dilakukan dengan cara sengaja dan direncanakan oleh ibu
maupun si pelaksana aborsi (dokter, bidan dan dukun  beranak) dalam hal ini dilakukan tanpa indikasi medis. Hal ini yang
membahayakan jiwa si ibu dan aborsi macam ini dianggap sebagai tindak pidana.  Dari beberapa macam aborsi diatas yang terakhir
sering disebut dengan aborsi ilegal dan diancam hukum pidana maupun hukum islam karena telah membahayakan jiwa si ibu walaupun
itu merupakan keninginan si ibu, juga aborsi yang dilakukan di urutan ketiga diatas biasaynya dilakukan pada kehamilan yang tidak
diinginkan yang biasanya terjadi dikalangan remaja yang belum ada ikatan pernikahan (seks bebas).

118
Dalam alquran surah  al-hajj: 5 Yang artinya: “wahai manusia, jika kamu meragukan hari kebangkitan, maka sesungguhnya kami
telah menjadikan kamu dar tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang
sempurnah kejadiannya dan yang tidak sempurnah, agar kami jelaskan kepada kamu  dan kami tetapkan dalam rahim menurut  kehendak
kami sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian kami keluarkan kamu sebagai bayi, dan kemudian beransur-ansur mejadi dewasa."
1.2 Hukum melakukan aborsi trapeutik berdasarkan al-quran hadist dan ulama
Abortus therapeuticus (aborsi medis), ini adalah aborsi yang dilakukan dengan berbagai pertimbangan medis yang benar-benar, dan
matang dan tidak tergesa-gesa dan biasanya dilakukan untuk menyelamatkan jiwa sang ibu. sehingga tentunya masuk dalam firman
Allah Azza wa Jalla :
‫ اَل يُ َكلِّفُ هَّللا ُ نَ ْفسًا إِاَّل ُو ْس َعهَا‬.
artinya : “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.” [al-Baqarah/2:168]
Dan sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam :
‫ض َع ع َْن أُ َّمتِ ْي الخَ طَأ ُ َو النِّ ْسيَانُ َو َما ا ْستُ ْك ِرهُوْ ا َعلَ ْي ِه‬
ِ ‫ُو‬
Dimaafkan dari umatku kesalahan (tanpa sengaja), lupa dan keterpaksaan [HR al-Baihaqi dalam Sunannya dan dishahîhkan Syaikh al-
Albâni dalam Shahîhul-Jâmi no. 13066].

Sedangkan jenis kedua tidaklah dilakukan kecuali dalam keadaan darurat yang menimpa sang ibu, sehingga kehamilan dan upaya
mempertahankannya dapat membahayakan kehidupan sang ibu. Sehingga aborsi menjadi satu-satunya cara mempertahankan jiwa sang ibu;
dalam keadaan tidak mungkin bisa mengupayakan kehidupan sang ibu dan janinnya bersama-sama. Dalam keadaan seperti inilah mengharuskan
para medis spesialis kebidanan mengedepankan nyawa ibu daripada janinnya. Memang nyawa janin sama dengan nyawa sang ibu dalam
kesucian dan penjagaannya, namun bila tidak mungkin menjaga keduanya kecuali dengan kematian salah satunya maka hal ini masuk dalam
kaedah “Melanggar yang lebih ringan dari dua madharat untuk menolak yang lebih berat lagi” (Irtikâbul khaffi ad-Dhararain Lidaf’i A’lahuma).

119
2. Sudut Pandang Aborsi Dari Tinjauan Hukum Agama Kristen
Tentu saja Alkitab (Firman Tuhan) melarang tindakan aborsi atau membunuh bayi yang masih dalam kandungan. Seperti yang tertulis di
Alkitab dalam kejadian 1:26-29, 26 Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka
berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang yang melata yang
merayap di bumi." 27Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan
perempuan diciptakan-Nya mereka. 28Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: "Beranak cuculah  dan bertambah
banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala bintang yang
merayap di bumi." 29Berfirmanlah Allah: "Lihatlah, Aku memberikan kepadamu segala tumbuh-tumbuhan yang berbiji di seluruh bumi dan
segala pohon-pohonan yang buahnya berbiji; itulah akan menjadi makananmu. Dan kejadian 2:7-23 yang menyatakan dengan begitu jelas bahwa
manusia diciptakan berbeda dengan binatang,bahwa manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah.
Tuhan Yesus melarang umat-Nya melalukan tindakan pembunuhan. Seperti yang kita ketahui melakukan pembunuhan sama juga dengan
melanggar aturan yang sudah Tuhan Yesus buat atau sama juga melakukan dosa yang besar  yang besar seperti yang tertulis di Alkitab dalam
Keluaran 20:13 yaitu, 13Jangan membunuh. Matius 19:18 yaitu, 18Kata orang itu kepada-Nya: "Perintah yang mana?" Kata Yesus: " Jangan
membunuh, jangan berzinah, jangan mencuri, jangan mengucapkan saksi dusta. Romah 13:9  yaitu, 9Karena firman: jangan berzina, jangan
membunuh, jangan mencuri, jangan mengingini dan firman lain, yaitu: Kasihila sesamamu manusia seperti derimu sendiri! . Aborsi adalah
tindakan membunuh janin atau bayi yang masih dalam kandungan.

3. Sudut Pandang Aborsi Dari Tinjauan Hukum Agama Katolik


Gereja Katolik menentang segala bentuk prosedur aborsi atau pengguguran kandungan yang tujuan langsungnya adalah untuk
menghancurkan embrio, blastosis, zigot atau janin (fetus), karena berpegang pada keyakinan bahwa "kehidupan manusia harus dihormati dan
dilindungi secara mutlak sejak saat pembuahannya.

120
4. Sudut Pandang Aborsi Dari Tinjauan Hukum Agama Hindu
Aborsi dalam Teologi Hinduisme termasuk perbuatan yang disebut “Himsa karma” yaitu salah satu perbuatan dosa yang disejajarkan dengan
membunuh, menyakiti, dan menyiksa. Membunuh dalam pengertian yang lebih dalam adalah menghilangkan nyawa. berdasarkan falsafah
“atma” atau roh yang sudah berada dan melekat pada janin yang masih berbentuk gumpalan darah. Ketika cabang bayi sudah berusia 20 hari
maka Kanda-Pat berubah nama menjadi masing-masing: I Anta, I Preta, I Kala, dan I Dengen. Setelah janin berusia 40 minggu barulah
dinamakan sebagai: Ari-ari, Lamas, Getih, dan Yeh-nyom.

5. Sudut Pandang Aborsi Dari Tinjauan Hukum Agama Budha


Dalam pandangan agama Buddha aborsi adalah suatu tindakan pengguguran kandungan atau membunuh makhluk hidup yang sudah ada
dalam rahim seorang ibu. Syarat yang harus dipenuhi terjadinya makhluk hidup :
a) Mata utuni hoti: masa subur seorang wanita
b) Mata pitaro hoti: terjadinya pertemuan sel telur dan sperma
c) Gandhabo paccuppatthito: adanya gandarwa, kesadaran penerusan dalam siklus kehidupan baru (pantisandhi-citta) kelanjutan dari
kesadaran ajal (cuti citta), yang memiliki energi karma
Dari penjelasan di atas agama Buddha menentang dan tidak menyetujui adanya tindakan aborsi karena telah melanggar pancasila Buddhis,
menyangkut sila pertama yaitu panatipata

KEGIATAN BELAJAR IX

121
Pandangan agama-agama di Indonesia
terhadap tindakan-tindakan praktik
kebidanan tentang Bayi Tabung

Pengertian Inseminasi Inseminasi buatan (artificial insemanation)adalah pembuahan pada hewan ataupun manusia tanpa melalui
senggama (seksual intercourse). Masalah Inseminasi ini dalam hukum Islam termasuk masalah Ijtihadi karena baik di dalam Alquran maupun
Hadits Rasulullah SAW  tidak terdapat secara explisit yang menyebutkannya. Namun dengan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan teknologi
yang semakin maju, maka Inseminasi pun mengalami perkembangan yang luar biasa dan semakin rumit yang penjelasannya, penjabarannya pun
memerlukan berbagai macam disiplin ilmu tidak hanya kedokteran, tetapi juga biologi, peternakan , hukum dan sebagainya. Hasil keputusan
Nahdlatul Ulama, berdasarkan hasil Forum Munas Alim Ulama di Kaliurang Yogyakarta pada tahun 1981, Lembaga Tarjih Muhammadiyah
pada tahun 1980, Lembaga Fiqih Islam OKI  pada tahun 1986, yang mengahsilkan kesimpulan yang hampir sama  antara lain bahwa:

a) Inseminasi buatan pada manusia dengan sperma dari psangan suami istri yang sah baik dengan cara sperma ataupun ovum suami istri
yang sah tersebut  dengan cara mengambil sperma suami kemudian disuntikan ke rahim istri maupun dengan pembuahan diluar rahim
(tabung), maka hukumnya boleh apabila sudah berusaha secara biasa tidak berhasil , sebab hal ini termasuk ikhtiar berdasarkan kaidah-
kaidah agama.  Sebab keturunan merupakan salah satu bentuk keperl;uan yang penting, sehingga berlaku kaidah hukum:“Hajat
kebutuhan yang sangat penting diperlakukan seperti keadaan darurat.
b) Bayi Tabung/inseminasi buatan yang sperma dan ovumnya diambil dari selain istri atau suami yang syah, maka hukumnya adalah
haram, karena statutusnya sama dengan hubungan kelamin antar lawan jenis diluar nikah yang sah berarti sama dengan zina. Hal

122
tersebut berdasarkan  Q.S. Al-Isra’  ayat: 70  yang  artinya  “Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut
mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang
sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan( Q.S. Al-Isra’ : 70 ). DanAl-Qur’an surat  At–Tin ayat 4 yang
menyatakan “bahwa manusia diciptakan oleh Allah adalah sebagai makhluk yang sangat mulia, serta memilki keistimeaan dan
kelebihan melebihi makhluk tuhan yang lainnya. Untuk itu manusia juga berkewajiban untuk memuliakan dirinya sendiri  dan
menghormati martabat sesama manusia.  Dalam inseminasi buatan dengan cara donor pada hakekatnya dapat merendahkan harkat dan
martabat manusia itu sendiri sejajar dengan hewan ataupun tumbuh-tumbuhan.

Dasar lain adalah Hadits dari Rasulullah SAW yang dibawaoleh Ibnu Hiban dan diriwayatkanoleh: Abu dawud dan Imam Tirmidzi yang
menyatakan: “Tidak halal bagi seorang yang beriman pada Allah dan hari akhir menyiramkan air maninya pada tanaman orang lain“.Dan juga
hadits dari Rasulullah SAW  yang di riwayatkan dari Ibnu Abbas  RA, Rasulullah SAW bersabda: “Tidak ada dosa  yang lebih besar setelah
syirik dalam pandangan Allah SWT  dibandingkan dengan  lelaki  yang mencari spermanya ( berzina ) di dalama rahim perempuan  yang tidak
halal baginya karena diinginkan“.

KEGIATAN BELAJAR X

123
Pandangan agama-agama di Indonesia
terhadap tindakan-tindakan praktik
kebidanan tentang Transplantasi
Al-qur'an dan Asunnah merupakan sumber hukum Islam yang bersifat fleksibel dan dapat mengikuti perkembangan jaman. Akan tetapi
dalam al-qur'an dan as-sunnah banyak menguraikan masalah-masalah pokok secara garis besar dan tidak menjelaskan permasalahn yang timbul
dikemudian hari. Salah satu permasalahan yang muncul di masyarakat adalah adanya operasi plastik. Permasalahan operasi plastik tersebut
muncul sejalan dengan keberadaan dan perkembangan ilmu kedokteran dan juga perkembangan jiwa manusia di alam semesta ini. Transplantasi
berasal dari bahasa Inggris yaitu 'to transplant' yang berarti 'to move from one place to another' artinya: 'berpindah dari satu tempat ke tempat
yang lain. Operasi plastik dalam istilah ilmu kedokteran artinya merubah bentuk dengan cara pembedahan. Adapun pembahasan hukum operasi
plastik belum dijumpai dalam kitab-kitab fiqih klasik. Pembahasan tentang operasi plastik baru-baru ini dijumpai seiring dengan perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam hal ini ada tiga permasalahan yang terjadi dalam operasi plastik atau face off ini. Diantara kasus
tersebut, yaitu :
1. Operasi plastik yang bertujuan untuk memperbaiki oragan atau sel-sel yang kurang sempurna atau rusak agar dapat berfungsi seperti
sediakala. Operasi ini dilakukan terhadap orang yang mempunyai cacat fisik, baik cacat sejak lahir maupun cacat yang disebabkan oleh
hal-hal tertentu. Pelaksanaan operasi plastik ini meliputi :
a. Operasi plastik pada cacat bawaan lahir, misalnya bibir sumbing, dan mata buta. 
b. Operasi plastik pada luka bakar, misalnya wajah yang terkena air aki atau organ tubuh yang tersiram air panas, dan cacat yang lain
yang diakibatkan kecelakaan
2. Operasi plastik yang bertujuan untuk memperindah atau mempercantik bentuk tubuh. Operasi ini dilakukan untuk membuat organ atau
bagian tubuh lebih menarik. Operasi ini disebut operasi plastik cosmetika atau operasi plastik pada tulang-tulang muka.

124
Dalam agama agama di indonesia hukum transpalansi merupakan hal yang di larang oleh semua agama, dalam agama islam sendiri allah
melarang perubahan bentuk yang signifikan yang artinya kita harus bersyukur dengan apa yang kita miliki, sesungguhnya allah menciptakan
manusia dengan kelebihan kelebihan yang berbeda.

125
KEGIATAN BELAJAR XI

Pandangan agama-agama di Indonesia


terhadap tindakan-tindakan praktik
kebidanan tentang tentang Keluarga
Berencana (KB)
Memahami pandangan agama-agama di Indonesia terhadap tindakan medis kebidanan tentang Keluarga Berencana (KB).
(KB) keluarga berencana Keluarga Berencana (KB) adalah program nasional yang dijalankan pemerintah untuk mengurangi populasi penduduk,
karena diasumsikan pertumbuhan populasi penduduk tidak seimbang dengan ketersediaan barang dan jasa.
Dalam hal ini tujuannya agar masyarakat mengurangi pertumbuhan populasi yang dapat mengganggu perekonomian suatu keluarga.

TUJUAN
Melakukan diskusi panel antar mahasiswa tentang pandangan 5 agama di Indonesia
VISI
Memahami pandangan agama-agama di Indonesia terhadap tindakan medis kebidanan tentang Keluarga Berencana (KB)
MISI
6. Mahasiswa mampu menjelaskan KB dari pandangan agama islam

126
7. Mahasiswa mampu menjelaskan KB dari pandangan agama Kristen
8. Mahasiswa mampu menjelaskan KB dari pandangan agama Katholik
9. Mahasiswa mampu menjelaskan KB dari pandangan agama hindu
10. Mahasiswa mampu menjelaskan KB dari pandangan agama budha

TEORI SINGKAT
KB (keluarga berencana) yaitu agar menunda kehamilan,mencegah kehamilan, dan menjarangkan kehamilan, disini kita tau program
pemerintah ini agar mengurangi bertambah nya populasi masyarakat dan menaikkan ekonomi masyarakat.

127
KEGIATAN BELAJAR XII

Pandangan agama-agama di Indonesia


terhadap tindakan-tindakan praktik
kebidanan tentang tentang Euthanasia

Mengakhiri hidup dengan cara yang mudah tanpa rasa sakit. Oleh karena itu Euthanasia sering disebut juga dengan mercy killing, a good
death, atau enjoy death (mati dengan tenang). Bisa diartikan juga bahwa Euthanasia merupakan sesuatu tindakan yang mengakhiri kehidupan
seseorang yang masih hidup ataupun dalam keadaan sakit dan disuntik mati. Seperti seorang yang sudah sakit berat atau mempunyai penyakit

128
kronis dan putus asa lalu meminta dokter untuk disuntik mati,hal inilah yang termasuk tindakan euthanasia. Setiap agama melarang namanya
pembunuhan mau agama islam,kristen,katolik,hindu dan buddha semua mengharamkan yang namaya pembunuhan atau mengakhiri nyawa
makhluk hidup.

VISI
Memahami pandangan agama-agama di Indonesia terhadap tindakan-tindakan praktik kebidanan

MISI
6. Mahasiswa mampu menjelaskan Euthanasia dari pandangan agama islam
7. Mahasiswa mampu menjelaskan Euthanasia dari pandangan agama Kristen
8. Mahasiswa mampu menjelaskan Euthanasia dari pandangan agama Katholik
9. Mahasiswa mampu menjelaskan Euthanasia dari pandangan agama hindu
10.Mahasiswa mampu menjelaskan Euthanasia dari pandangan agama budha

TUJUAN
Agar semua mahasiswa tau apa yang di maksud dari euthanasia dari berbagai agama

TEORI SINGKAT
Euthanasia aktif: seorang tenagan medis bertindak secara langsung dan sengaja menyebabkan kematian pasien dengan cara menyuntikan obat
penenang dalam dosis besar.
Euthanasia pasif: tenaga medis tidak secara langsung bertindak dalam mengakhiri nyawa pasien,mereka hanya memungkinkan pasien untuk
meninggal dunia dengan dengan memberhentikan atau menahan opsi pengobatan

129
Euthanasia volunter: Euthanasia dilakukan atas permintaan pasien sendiri untuk mengakhiri nyawanya sendiri
Euthanasia non-volunter: Euthanasia dilakukan ketika pasien berada dalam kondisi tidak sadar atau tidakmampu membuat pilihan otonomik
antara hidup dan mati,sehingga orang lain harus membuat keputusan atas nama mereka dimata hokum.
Euthanasia involunter: Euthanasia yang dilakukan dengan dasar paksaan dari pihak lain seperti keluarga yang ingin anggota keluarga lain
meninggal padahal dia masih ingin terus bertahan hidup.

KEGIATAN BELAJAR XIII

Pandangan agama-agama di Indonesia


terhadap tindakan-tindakan praktik
kebidanan tentang tentang Inseminasi

130
VISI
Memahami pandangan agama-agama di Indonesia terhadap tindakan medis kebidanan tentang Inseminasi
MISI
6. Mahasiswa mampu menjelaskan Inseminasi dari pandangan agama islam
7. Mahasiswa mampu menjelaskan Inseminasi dari pandangan agama Kristen
8. Mahasiswa mampu menjelaskan Inseminasi dari pandangan agama Katholik
9. Mahasiswa mampu menjelaskan Inseminasi dari pandangan agama hindu
10. Mahasiswa mampu menjelaskan Inseminasi dari pandangan agama budha

Inseminasi (buatan) adalah proses penempatan sperma dalam organ reproduksi wanita dengan tujuan untuk mendapatkan kehamilan. Ini
harus dilakukan pada masa paling subur dari seorang wanita, yakni sekitar 24-48 jam sebelum ovulasi terjadi. Inseminasi buatan yang paling
populer digunakan adalah IUI  (Intra Uterine Insemination).
1) Pandangan Agama Islam
Inseminasi pada dasarnya bersifat netral. Namun kenetralan tersebut bisa berubah sesuai dengan hal-hal yang mengiringi dilakukannya
inseminasi. Jadi, meskipun memiliki daya guna tinggi, terapan sains modern juga sangat rentan terhadap penyalahgunaan dan kesalahan etika
bila dilakukan oleh orang yang tidak beragama, tidak beriman dan tidak beretika sehingga sangat potensial berdampak negatif dan fatal,
sehingga hal tersebut menjadi sebuah kejahatan Oleh karena itu, kaedah dan ketentuan syariah patut dijadikan sebagai pemandu etika dalam
penggunaan teknologi ini, sebab penggunaan dan penerapan teknologi belum tentu sesuai menurut agama, etika dan hukum yang berlaku di
masyarakat.
Seorang pakar kesehatan New Age dan pemimpin redaksi jurnal Integratif Medicine, DR. Andrew Weil sangat merasa resah dan
mengkhawatirkan penggunaan inovasi teknologi kedokteran tidak pada tempatnya yang biasanya terlambat untuk memahami konsekuensi etis
dan sosial yang ditimbulkannya. Oleh karena itu, Dr. Arthur Leonard Caplan, Direktur Center for Bioethics dan Guru Besar Bioethics di

131
University of Pennsylvania menganjurkan pentingnya komitmen etika biologi dalam praktek teknologi kedokteran apa yang disebut sebagai
bioetika. Menurut John Naisbitt dalam High Tech - High Touch (1999) bioetika bermula sebagai bidang spesialisasi pada 1960–an sebagai
tanggapan atas tantangan yang belum pernah ada, yang diciptakan oleh kemajuan di bidang teknologi pendukung kehidupan dan teknologi
reproduksi.
Masalah inseminasi buatan ini menurut pandangan Islam termasuk masalah. Kontemporer, karena tidak terdapat hukumnya secara
spesifik di dalam al-Qur’an dan al-Sunnah bahkan dalam kajian fiqh klasik sekalipun. Karena itu, kalau masalah ini hendak dikaji menurut
hukum islam maka harus dikaji dengan memakai metode ijtihad yang lazimnya dipakai oleh para ahli ijtihad (mujtahid), agar dapat
ditemukan hukumnya yang sesuai dengan prinsip dan jiwa al-Qur’an dan al-Sunnah yang merupakan sumber pokok hukum Islam. Namun,
kajian masalah inseminasi buatan ini seyogyanya menggunakan pendekatan multi disipliner, tentunya oleh para ulama dan cendekiawan
muslim dari berbagai disiplin ilmu yang relevan, agar dapat diperoleh kesimpulan hukum yang benar-benar proporsional dan mendasar.
Misalnya ahli kedokteran, peternakan, biologi, hukum, agama dan etika.
Menurut Mahmud Syaltut penghamilan buatan (jika menggunakan sperma donor) adalah pelanggaran yang tercela dan dosa besar, setara
dengan zina, karena memasukkan mani’ orang lain ke dalam rahim perempuan tanpa ada hubungan nikah secara syara’, yang dilindungi
hukum syara’.

2) Pandangan Agama Kristen
Vatikan secara resmi tahun 1987 telah mengecam keras pembuahan buatan, bayi tabung, ibu titipan dan seleksi jenis kelamin anak,
karena dipandang tak bermoral dan bertentangan dengan harkat manusia. Hal ini karena beberapa alasan, di antaranya:
a. Melibatkan aborsi
b. Tidak mempertimbangkan harkat sang bayi sebagai manusia
c. Masturbasi (pengambilan sperma) selalu dianggap sebagai perbuatan dosa
d. Dilakukan di luar suami istri yang normal

132
e. Menghilangkan hak sang anak untuk dikandung secara normal, melalui hubungan perkawinan suami istri.
3. Pandangan Agama Katholik
Menurut agama katolik hubungan suami istri harus mempunyai tujuan union (persatuan suami istri) dan procreatin (terbuka untuk
kemungkinan lahirnya anak). Maka, inseminasi baik yang heterolog (melibatkan pihak ke tiga) maupan yang homolog (antara hubungan
suami istri itu sendiri) tidak sesuai dengan ajaran iman katolik, karena dalam prosesnya meniadakan proses union (persatuan suami istri).

4. Pandangan Agama Budha
Dalam pandangan Agama Buddha, perkawinan adalah suatu pilihan dan bukan kewajiban. Artinya, seseorang dalam menjalani
kehidupan ini boleh memilih hidup berumah tangga ataupun hidup sendiri. Hidup sendiri dapat menjadi pertapa di vihara -sebagai Bhikkhu,
samanera, anagarini, silacarini- ataupun tinggal di rumah sebagai anggota masyarakat biasa. Sesungguhnya dalam agama Budha, hidup
berumah tangga ataupun tidak adalah sama saja. Masalah terpenting di sini adalah kualitas kehidupannya. Apabila seseorang berniat berumah
tangga, maka hendaknya ia konsekuen dan setia dengan pilihannya, melaksanakan segala tugas dan kewajibannya dengan sebaik-baiknya.
Orang yang demikian ini sesungguhnya adalah seperti seorang pertapa tetapi hidup dalam rumah tangga. Sikap ini pula yang dipuji oleh Sang
Buddha. Dengan demikian, inseminasi tidak diperbolehkan dalam agama budha.
5. Pandangan Agama  Hindu
Inseminasi atau pembuahan secara suntik bagi umat Hindu dipandang tidak sesuai dengan tata kehidupan agama Hindu, karena tidak
melalui samskara dan menyulitkan dalam hukum kemasyarakatan.
Demikian agama menilai terhadap praktek inseminasi sebagai solusi teknologi dari masalah yang dialami manusia. Wa Allah a’lam

133
134
KEGIATAN BELAJAR XIV

Pandangan agama-agama di Indonesia


terhadap tindakan-tindakan praktik
kebidanan tentang tentang Bedah
Plastik
Bedah  plastik  adalah  suatu  cabang  ilmu  kedokteran  yang  bertujuan  untuk  merekonstruksi  atau memperbaiki  bagian  tubuh 
manusia  melalui  operasi  kedokteran. Operasi plastik atau dikenal dengan “plastik surgery” (dalam inggris) atau dalam bahasa arab biasa
disebut dengan “Jirahah Tajmil” adalah bedah yang dilakukan untuk mempercantik atau memperbaiki satu baian didalam anggoota badan, baik
yang nampak ataupun tidak nampak dengan cara ditambah, dikurangi bertujuan untuk memperbaiki fungsi dan estetika tubuh (Al- Mausu’ah At-
Thibbiyal al – hadits Li Majmu’ah minal At-Thibba, Juz 3, halaman 454, cet. Lajnah An – Nasyr Al-‘ilmi).

Dalam Pandangan Agama Agama Di Indonesia


1. Pandangan  Agama  Hindu  Tentang  Bedah  Plastik
Mengenai  bedah  plastik  atau  mengubah  tubuh,  dalam  ajaran  agama  Hindu  disebutkan  dalam  beberapa  wahyunya  yang  dituliskan 
di  daun  lontar  yang  berjumlah  empathelai  yaitu:  Yama  Purwa  Tattwam,  Yama  Purana  Tattwam,  Yama  Purwana  Tattwam, dan  Yama 
Tattwam.  Dikatakan  bahwa  Inti  yang  diuraikan  di  keempat  lontar  itu  berkenaan  tentang  pengertian  tentang  asal  tubuh  manusia, 
setelah  kematian  dan  kewajibanmenjaga  tubuh  yang  merupakan  pinjaman.  Disebutkan  secara  jelas  bahwa  roh/atman  diberikan  pinjam 
berupa  bandan  atau  tubuh  manusia  secara  lengkap  oleh  Sang  HyangWidhi  sejak  dari  embrio  (masih  dalam  kandungan)  sampai  tua 
dan  mati  nanti. 

135
Setelah  meninggal  dunia  (artinya  roh  atau  atman  tidak  menggunakan  atau  lepas  dari    tubuh)  maka  badan  atau  tubuh  pinjaman 
ini  harus  dikembalikan  dalam  keadaan utuh  (masih  tetap  sama  seperti  bentuk  pertama  kali  dilahirkan  tanpa  kurang  sedikit pun) 
kepada  Panca  Mahabhuta.
Hukum  agama  hindu  melakukan  operasi  plastik dalam penjelasan sebelumnya disebutkan hal – hal yang menjadi dasar bahwa di dalam
ajaran agama hindu melarang secara keras para pemeluknya untuk melakukan perubahan secara fisik. Di dalam kitabnya telah disebutkan
bahwa hukum merubah bentuk sudah sangat jelas, karena para pemeluk agama hindu percaya bahwa tubuh atau badan merupakan sesuatu yang
dipinjam dan harus dikembalikan seperti keadaan awalnya tanpa ada rubahan maupun cacat, sama seperti ketika kita berhutang atau meminjam
barang dari teman atau orang lain. Kita harus bertanggung jawab memilihara dan menjaga barang tersebut agar tetap utuh dalam keadaan yang
sama seperti saat pertam kali lepas dari tanan si peminjam sebelum kiita akan mengembalikan ke pemeliknya. Dari  pengertian  itu,  Umat 
Hindu  juga  tidak  disarankan  untuk  mem-vermaak  tubuhnya,  dengan  di  sunat,  operasi  plastik,  di  tatto,  atau  menyumbangkan  organ-
organ  tubuh  lainnya  seperti  ginjal,  dan  lain-lain.  
Sehingga  dapat  ditarik  kesimpulan  bahwa  operasi  plastik  tidak  diperbolehkan.  Bahkan  Bintal  Made,  yang  merupakan 
pemuka  agama  Hindu  di  pura  Vaikuntha  Vyomantara  Yogyakarta,  mengatakan  operasi  plastik  termasuk  dalam  tingkatan  Maha  Petaka
Maha  Petaka  sendiri  adalah  dosa  yang  paling  besar  di  dalam  ajaran  agama  Hindu, dan  dengan  demikian  operasi  plastik  dapat 
disamakan  dengan  perilaku  membunuh.  Operasiplastik  apabila  dilakukan  untuk  mempercantik  diri  seperti  memancungkan 
hidung,mengubah  warna  kulit,  dan  mengubah  jenis  kelamin  tentu  tidak  diperbolehkan.
Dalam  ajaran  agama  Hindu  sendiri  diajarkan  bahwa  kecantikan  yang  sejati  adalah  kecantikan  yang  berasal  dari  dalam  (inner 
beauty).  Dan  pada  dasarnya  manusia  sudah  diciptakan  sebaik-baiknya,  tergantung  dari  manusia  itu  sendiri  merawat  dirinya. Merawat
diri yang dimaksudkan disini adalah perilaku rajin membersihkan diri, berpakaian rapi, bertata krama baik, dengan begitu manusia dapat
dikatakan cantik dan sedap dipandang, karena ada sesuatu dalam dirinya yaitu kecantikan dari dalam dalam.

136
Bintal Made menambhakna sejelek – jeleknya orang apabila ia dapat merawat tubuhnya dengan baik pasti cantiklah orang itu. Tidak ada
orang yang sama persis di dunia ini, walupun orang tersebut adalah anak kembar pasti ada perbedaannya. Ada orang yang cantik wajahnya, ada
yang tidak, ada orang yang cantik hatinya, ada juga yang tidak. Itulah yang disebut dengan keadilan Tuhan.
Tuhan tidak mungkin menciptakan manusia hanya dengan kekurangannya saja, oleh karena itu semua orang pasti memiliki kelebihan dan
karena keadilan Tuhan maka apa yang telah diberikan tuhan kepada manusia adalah sempurna, dan manusia tidak berhak untuk mengutak atik
hal – hal yang sudah sempurna tersebut. Namun, ada pula pengecualian untuk operasi plastik dalam agama hindu. Apabila operasi itu dilakukan
untuk memperbaiki apa yang telah diberikan Tuhan seperti bibir sumbing, terkena air keras atau luka bakar, maupun kecelakaan, maka operasi
plastik semacam ini jelas diperbolehkan. Karena operasi tersebut dilakukan untuk memperbaiki dan merawat apa yang semestinya baik dan
dalam agama hindu pun diajarkan bahwa kita harus merawat diri kita termasuk mengobati luka dan cacat akibat kecelakaan.

2. Pandangan  Agama  Islam  terhadap  Bedah  Plastik 


Operasi ikhtiyariyah (yang sengaja dilakukan) yaitu operasi yang dilakukan bukan karena alasan medis, namun mutlak hanya hasrat
seseorang dalam memperindah diri dan berlebih – lebihan didalam menafsirkan kata – kata indah itu.
Operasi  model  ini  terbagi  kepada  dua  bagian  yaitu  :
1) Operasi  yang  merubah  bentuk, seperti
a) Memperindah  hidung,  seperti  membuatnya  lebih  mancung,  dan  lain-lain
b) Memperindah  dagu,  dengan  meruncingkannya,  dan  lain-lain.
c) Memperindah  payudara  dengan  mengecilkannya  jika  terlalu  besar  atau  membesarkannya  dengan  suntik  silicon  atau 
dengan  menambah  hormo untuk  memontokkan  payudara  dengan  berbagai  cara  yang  telah  ditemukan.
d) Memperindah  kuping
e) Memperindah  perut  dengan  menghilangkan  lemak  atau  bagian  yang  lebih  dari  tubuh
2) Operasi  yang  mengawetkan  umur,  misalnya  seperti  :

137
a) Memperindah  wajah  dengan  menghilangkan  kerutan  yang  ada  dengan  skaler  atau  alat  lainnya
b) Memperindah  kulit  dengan  mengangkat  lemak  yang  ada  dan  membentuk  wajah  dengan  apa  yang  dikehendaki
c) Memperindah  kulit  tangan  dengan  menghilangkan  kerut  seolah  kulit  masih  padat  dan  muda
d) Memperindah  alis,  baik  dengan  mencukurnya  agar  nampak  lebih  muda.
mungkin  ini  menurut  penulis  bagian  yang  sering  kita  temui  dan  yang  paling  umum  para  ulama  berbeda  pendapat  mengenai  hukum 
operasi  plastik  ini  : Kebanyakan  ulama  hadits  berpendapat  bahwa  tidak  boleh  melakukan  operasi  ini  dengan  dalil  diantaranya  sebagai 
berikut:
Allah  berfirman  : “Allah telah melaknatya. Setan berkata,”sungguh akan kutarik yang ditentukan dari hamba – hambaMu dan sungguh akan
kusesatkan mereka dan akan kubangkitkan angan-angan kosong mereka, dan aku suruh mereka memotong telinga binatang ternak lalu mereka
benar – benar memotongnya, dan aku akan suruh mereka (merubah ciptaan Allah), lalu mereka benar – benar merobahnya dan  barangsiapa 
yang  menjadikan  setan  sebagai  pelindung  maka  sungguh  dia  telah  merugi  dengan  kerugian  yang  nyata”  [Q.S  An-Nisaa’  ayat118-119].
Ayat ini menjelaskan kepada kita dengan konteks celaan dan haramnya melakukan pengubahan pada diri sendiri yang telah diciptakan Allah
dengan sebaik – baiknya penciptaan, karena mengikuti akan hawa nafsu dan keinginan syaitan yang dilaknat Allah.
Diriwayatkan  dari  Imam  Bukhari  dan  Muslim  Ra, dari  Abdullah  ibn  Mas’ud  Ra, beliau pernah  berkata  ”Allah  melaknat  wanita-wanita 
yang  mentato  dan  yang  meminta  untuk  ditatokan,  yang  mencukur  (menipiskan) alis  dan  yang  meminta  dicukur,  yang  mengikir  gigi 
supaya  kelihatan  cantik  dan  merubah  ciptaan  Allah.”  (H.R  Bukhari).dari  hadits  ini,  dapat  diambil  sebuah  dalil  bahwa  Allah  Swt. 
melaknat  mereka  yang  melakukan  perkara  ini  dan  mengubah  ciptaan-Nya.
Dari  Asmaa,  bahwa  ada  seorang  perempuan  yang  mendatangi  Rasulullah  Saw.  dan  berkata,  ”  Wahai  Rasululllah,  dua  orang  anak 
perempuan  ku  akan  menjadi  pengantin,  akan  tetapi  ia  mengadu  kepadaku  bahwa  rambutnya  rontok,  apakah  berdosa  jika  aku  sambung 
rambutnya?”,  maka  Rasulullah  pun  menjawab,  “Sesungguhnya  Allah  melaknat  perempuan  yang  menyambung  atau  minta 
disambungkan  (rambutnya)”

138
Hadits  ini  dengan  jelas  mengatakan  bahwa  haram  hukumnya  bagi  orang  yang  menyambung  rambutnya  atau  istilah  sekrang  dikenal 
dengan  konde  atau  wig  dan  jauh  dari  rahmat  Allah  Swt.Secara  akal  kita  akan  menyangka  bahwa  orang  itu  kelihatannya  indah  dan 
cantik  akan  tetapi,  ia  telah  melakukan  operasi  plastik  pada  dirinya,  perbuatan  ini  sama  dengan  pemalsuan  atau  penipuan  terhadap 
dirinya  sendiri  bahkan  orang  lain,  adapun  hukumnya  orang  yang  menipu  adalah  haram  menurut  syara’.
Begitu  juga  dengan  bahaya  yang  akan  terjadi  jika  operasi  itu  gagal,  bisa  menambah  kerusakan  didalam  tubuhnya  dan  sedikit  sekali 
berhasilnya,  apapun  caranya  tetap  membahayakan  dirinya  dan  ini  tidak  sesuai  dengan  hukum  syara’,  sesuai  dengan  firman  Allah  yang 
berbunyi  (wallahu  ‘alam)”Jangan  bawa  diri  kalian  dalam  kerusakan”
Setelah  kita  perhatikan  dalil-dalil  diatas  dengan  seksama, maka jelaslah bahwa operasi plastik itu diharamkan menurut syara’ dengan
keinginan untuk mempercantik dan memperindah diri dengan kesimpulan sebagai berikut :
b. Operasi  plastik  merubah  ciptaan  Allah  Swt
c. Adanya  unsur  pemalsuan  dan  penipuan
d. Dari  sisi  lain,  bahwa  negatifnya  lebih  banyak  dari  manfaatnya,  karena  bahaya  yang  akan  terjadi  sangat  besar  apabila  operasi 
itu  gagal,  bisa  menyebabkan  kerusakan  anggota  badan  bahkan  kematian.
e. Syarat  pembedahan    yang  dibenarkan  Islam;  memiliki  keperluan  untuk  tujuan  kesehatan  semata   dan  tiada  niat  lain,  diakui 
doktor  profesional  yang  ahli  dalam  bidang  itu  bahwa  pembedahan  akan  berhasil  dilakukan  tanpa  risiko,  bahaya dan  mudarat.
f. Untuk  pemakaian  kosmetik,  disyaratkan  kandungannya  halal,  tidak  dari  najis  (kolagen  /  plasenta)  dan  tidak  berlebihan 
(tabarruj)  akan  tetapi  behias  ini  sangat  di  tekankan  bagi  mereka  yang  ingin  menyenangkan  suaminya.
Allah  SWT  tidak  lah  menciptakan  makhluknya  dengan  sia-sia,  “Yang  telah  menciptakan  kamu  lalu  menyempurnakan  kejadianmu  dan 
menjadikan (susunan  tubuh)mu  seimbang.  Dalam  bentuk  apa  saja  yang  Dia  kehendaki,  Dia  menyusun  tubuhmu.”  [Q.S  Al-Infithaar 
ayar  7-8].

139
Sesungguhnya  Allah menciptakan  kalian  dalam  keadaan  sempurna  dan  seimbang  satu sama lainnya dengan sebaik – baik penciptaan “
Sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik – baiknya” [Q.S  At-Tiin  ayat  4].
Sudah  sepantasnya  kita  sebagai  makhluk  Allah  mensyukuri  apa-apa  yang  telah  diberikan  kepada  kita.
3. Bedah  Plastik  Dalam  Pandangan  Buddha  (Buddhisme)
Bedah  plastik  menurut  Buddha  (Buddhisme), hal ini tidak melanggar sila sepanjang memiliki tujuan yang positif atau bukan untuk
penipuan. Contohnya : penjahat kabur kemudian mengubah wajahnya dengan tujuan orang tidak mengenal lagi sehingga ia lolos dari
kejahatannya. Dalam agama budha, wanita yang mengubah kelamin menjadi pria tidak diperkenankan untuk menjadi bhikkhu. Selain itu
pandangan agama buddha setuju apabila bedah plastik untuk pengobatan misalnya: bibir sumbing, luka bakar, atau penyakit kulit yang akibat
dari kecelakaan maupun bawaan sejak lahir melainkan bukan agar kelihatan awet muda.
Buddahisme tidak melarang bedah plastik tetapi apabila kita melkaukan bedah untuk tujuan mempercantik diri berarti kurang sesuai
dengan ajaran buddha, karena hal tersebut telah muncul lobha (keserakahan/melekat pada objek). Jika bedah plastik itu berjalan dengan lancar
dan hasilnya bagus, kita akan semakin melekat padanya. Tetapi apabila bedah plastik itu tidak berjalan dengan lancar atau hasilnya akan
menjadi buruk dari sebelumnya, maka akan menimbulkan dosa (kebencian/ menolak objek). Apabila hal tersebut sudah terjadi maka akan
timbul moha (kebodohan batin) yang selalu mengikutinya.
Dalam  Brahma  Viharapharana,  Buddha  mengajarkan  kita  bahwa  “Semua  makhluk  adalah  pemilik  perbuatan  mereka  sendiri, 
terwarisi  oleh  perbuatan  mereka  sendiri,  lahir  dari  perbuatan  mereka  sendiri,  berkerabat  dengan  perbuatan  mereka  sendiri,  tergantung 
pada  perbuatan  mereka  sendiri.  Perbuatan  apa  pun  yang  mereka  lakukan,  baik  atau  buruk;  perbuatan  itulah  yang  akan  mereka 
warisi”  (Parita  Suci,  Yayasan  Sangha  Theravada  Indonesia:  40).  Dengan  demikian  kita  tahu  bahwa  dalam  ajaran  agama  Buddha, 
baik  atau  buruknya  kondisi  pada  kehidupan  ini  merupakan  akibat  dari  karma  masa  lampau  (baik  atau  buruk).  Tetapi  untuk 
memperbaiki  karma  yang  kurang  baik,  misalnya:  memiliki  wajah  yang  kurang  cantik,tidak  tampan,  kulit  hitam,  dan  sebagainya; 
bukan  dengan  cara  bedah  plastik  walupun  sebenarnya  memiliki  kesehatan  jasmanidan  rohani,  melainkan  memperbaiki  perbuatan  kita 
agar  sesuai  ajaran  yang  benar.  Seperti  yang  tertulis  dalam  Dhammapada  ayat  262  yang  tertulis  “Bukan  karena  wajahnya  yang 

140
tampan  yang  menandakan  seseorang  dapat  menyebut  dirinya  orang  baik  apabila  ia  masih  bersifat  iri,  kikir  dan  suka  menipu”.  Jadi 
yang  diutamakan  dalam  agama  Buddha  adalah  jiwa  yang  baik.

4. Pandangan  Agama  Kristen  Protestan  terhadap  Bedah  Plastik


Menurut beberapa teolog menyatakan bahwa yesus mengkaburkan pembedaan antara budaya taurat (2:27-3:6) adat istiadat (Folk Culture,
7:1-23) dengan budaya populer yang didiskriminasi oleh elit masyarakat orang kusta yang dimarjinalkan, perempuan pendarahan krena haid
sebagai “cerita ditengah cerita” (5:21 -43) Markus menunjukkan kontras antara orang – orang dalam gereja yakni keluarga dan kerabat Yairus
dengan seorang perempuan yang tersisih dari pusat keimananya (bait Tuhan) akibat budaya taurat yang tidak manusiawi pada praktiknya
(imamat 15 : 25).
Perspektif  Alkitab subyek perangkat tambahan kosmetik hanya samar – samar disebutkan dalam alkitab. Untungnya bahwa tidak adanya
intruksi langsung tidak meninggalkan kita tak berdaya. Seperti setiap area kehidupan yang lain, Allah telah memberikan prinsip – prinsip yang
diperlukan yang akan memandu melalui keputusan pribadi tentang kosmetik meningkatkan prosedur ekstrim atau sebaliknya.
a) Prinsip 1
Tubuh saya bukan milik saya tetapi milik Allah. Setiap kali kita menganggap tubuh dan bagaimana mengobatinya, kita harus mulai
dengan kenyatan bahwa sebagai orang kristen, tubuh kita milik Allah dan harus digunakan hanya untuk membawa dia kehormatan.
Karena tubuh saya tidak lagi milik saya, saya harus memperlakukannya seolah – olah barang berharga pinjaman dari teman itu berarti
saya akan berkonsultasi dengan pemilik sebelum saya melakukan sesuatu untuk mengubahnya.
b) Prinsip 2
Dengan fokus saya pada menyenangkan Tuhan, aku bisa membuat pilihan yakin tentang penampilan saya. Dengan harga diriku berlabuh
di siapa saja dalam kristus, aku bisa melanjutkan maju dalam membuat pilihan yang bijak tentang penampilan saya serta keputusan
pribadi lainnya saya bisa tahu bahwa usaha saya untuk mempercantik wajah dan tubuh saya tidak berusaha untuk mendapatkan niali dan
nilai tetapi hanya untuk menjadi yang terbaik yang saya bisa.

141
c) Prinsip 3
Tuhan terbaik hati mengijinkan saya untuk membuat pilihan pribadi, tapi saya diharapkan untuk membuat keputusan yang bijaksana dan
saleh yang membedakan saya dari dunia. Alkitab menganjurkan bahwa sebagai penerima anugerah Tuhan, aku bisa membuat keputusan
pribadi dengan hati nurani yang bersih. Saya tidak perlu resah atas menyenangkan Allah jika aku kebetulan mengacaukan. “tapi” dalam
Titus 2:11-12, saya teringat itu anugerah Allah adalah hal yang sangat mengajarkan saya untu mengatakan “Tidak” untuk nafsu kefasikan
dan duniawi, dan hidup mengendalikan diri, tegak dan saleh di kehidupan zaman sekarang. Prinsip ini menuntun saya untuk melihat ke
bawah sementara aku memiliki kebebasan dalam kristus bahwa kebebasan tidak pernah digunakan dengan cara yang akan menodai saya
chrishtian. Itu tidak berarti saya akan harus memutuskan terhadap prosedur kosmetik tertentu, tetapi ini berarti saya harus
mempertimbangkan bagaimana prosedur dapat mempengaruhi hubungan saya dan keefektifan saya sebagai saksi.
d) Prinsip 4
Fokus saya seharusnya pada wanita batin saya. Alkitab menjelaskan bahwa Tuhan lebih tertarik pada hati yang indah daripada kepala
indah ikal. Dalam 1 samuel daud diangkat menjadi raja bukan tingginya, saudara tampan karena daud memiliki hati untuk Tuhan dan
dalam 1 petrus, wanita diingatkan untuk lebih berupaya untuk mengembangkan dan tenang roh lemah lembut daripada kecantikan luar.
Namun, bagian kedua untuk menunjukkan tidak ada yang salah dengan penampilan yang inda atau perawatan eksternal. Daud dikatakan
telah memiliki penampilan yang bagus dan fitur tampan (1 Samuel 16:12) dan petrus emnunjukkan bahwa bebrapa perhiasana keluar
adalah noema. Prinsip disini adalah sementara perhiasan dan kecantikan luar baik – baik saja, mereka tidak boleh menjadi apa yang
membuatku jika saya lebih banyak uang, waktu dan usaha mengembangkan keindahan diluar saya daripada perempuan batin saya, saya
harus memikirkan kembali prioritas saya.

142
143
144
145
146
147
148
149
REKAPITULASI KEHADIRAN DOSEN MENGAJAR

NAMA DOSEN PJMK : ALIS NURDIANA, S.ST.,M.Kes


TAHUN AKADEMIK : 2017-2018
N MATA SEMESTER NAMA TIM RENCANA REALISASI KESESUAIAN KESESUAIAN KETERANGAN
O KULIAH PENGAJAR PERTEMUAN JUMLAH MATERI JADWAL
DI RPS PERTEMUAN DENGAN RPS PERTEMUAN
DENGAN RPS
1. PENDIDIKAN I Drs. Abusiri, M.Pd 14 14 Sesuai 14 pertemuan Lengkap
AGAMA sesuai

PJMK MATA KULIAH

ALis Nurdiana, S.ST.,M.Kes

150
REKAPITULASI KEHADIRAN MAHASISWA
MATA KULIAH PENDIDIKAN AGAMA
SEMESTER I
PRODI D-IV KEBIDANAN
TAHUN 2017-2018

N
NIM NAMA S I A
O
1 18153010049 ANGGUN KAMILA 0 0 0
2 18153010050 ARIFAH 0 0 0
3 18153010051 ASIZAH 0 0 0
4 18153010052 ASRIFAH 0 0 0
5 18153010053 AYU SORAYA 0 0 0
6 18153010054 DEVI NUR IZZATI 0 0 0
7 18153010055 DEWI RAHMATUL AINI 0 0 0
8 18153010058 EKA HABBATI ISABELLA 0 1 0
9 18153010060 ERNAWATI 0 0 0
10 18153010061 ESA FIRDAUSI NUSULA 2 1 0
11 18153010062 FACHRUN NISA 1 0 0
12 18153010063 FARIDATUS ZAINAP 0 0 0
13 18153010065 FITRIA DEWI 0 0 0
14 18153010066 FARIDA 0 0 0
15 18153010067 HALIMATUS SAKDIYAH 0 0 0
16 18153010068 HIKMATUL UMMAH 0 0 0
17 18153010069 HOLIFAH 0 0 0
18 18153010070 HOWIYATUL RIF'AH 0 1 0
19 18153010072 INAYATUL FAJRIAH 0 0 0
20 18153010073 INDRI NOVITASARI 0 0 0
21 18153010074 JAMILA ROSSA 0 0 0
22 18153010077 KHAIRUN NISAK 0 0 0
23 18153010078 KHOIROTUL AMALIA 0 0 0
24 18153010080 KOMAIROH FADIL 0 0 0
25 18153010082 LAILATUS ZIHHAH 0 1 0
26 18153010084 MAMLUATUS SHOLIHAH 0 0 0
27 18153010083 MU'AZIZEH 1 0 0
28 18153010091 NUR FADHILA UMAMI 0 0 0
29 18153010094 NUR HASANAH 0 0 0
30 18153010096 OKTAVIA INDRIANI 1 0 0
31 18153010098 PATLIYA 0 0 0
32 18153010099 REZA YOSITA SARI 0 0 0
33 18153010100 RISA YUNITA SHOLEHA 0 0 0
34 18153010100 ROHMATUL UMMAH 0 1 0
35 18153010102 SAKIYA 0 0 0
Dengan ini menyatakan bahwa proses review soal di atas telah benar – benar telah dilakukan oleh nama yang bertanda tangan
di atas, tidak dilakukan oleh orang lain atau juga tidak dilakukan oleh orang lain yang mengatasnamakan nama di atas.
Daftar Tilik Soal/Item (Untuk Reviewer)
Catatan: satu set daftar tilik berlaku untuk tiap satu soal/item
Diisi dengan tanda silang (X)

ID Soal : UTS01

Isi soal
Relevansi dan kesesuaian terhadap kompetensi bidan Indonesia
( ) Sangat Relevan
(X ) Relevan
( ) Ragu – ragu
( ) Kurang relevan
( ) Tidak relevan

Bahasa yang digunakan Tingkat kesulitan soal


( ) Sulit dimengerti ( ) Sangat sulit
(X ) Kurang dimengerti () Sulit
() Mudah dimengerti (X ) Sedang
( ) Mudah
( ) Sangat Mudah
Struktur Soal
- Vingete
1. Terdapat (X) Ya ( ) Tidak
2. Berfungsi (X) Ya ( ) Tidak
3. Badan soal terlalu panjang, sulit, dan kompleks ( ) Ya (X) Tidak
- Lead in
4. Memenuhi Close the option rules (X) Ya ( ) Tidak
5. Pertanyaan/pernyataan negatif () Ya (X) Tidak
- Option
6. Kesalahan tata bahasa ( ) Ya (X) Tidak
7. Penggunaan istilah yang absolut ( ) Ya (X) Tidak
8. Jawaban benar yang panjang ( ) Ya (X) Tidak
9. Pengulangan kata dari badan soal ke jawaban ( ) Ya (X) Tidak
10. Konvergensi option ( ) Ya (X) Tidak
11. Pilihan jawaban yang panjang, kompleks, atau duplikasi ( ) Ya (X) Tidak
12. Pilihan yang mengandung unsur frekuensi suatu kejadian ( ) Ya (X) Tidak
bersifat multi interpretasi
13. Pilihan jawaban tidak paralel dan urutan tidak logis ( ) Ya (X) Tidak
14. Penggunaan BSSD (bukan salah satu diatas) pada pilihan jawaban ( ) Ya (X) Tidak

Komentar Umum Reviewer


Soal sudah baik, vignette, lead in dan opsi sudah mencerminkan struktur soal yang
baik
Kesimpulan Hasil Review
( ) Diterima tanpa perbaikan
(X) Diterima dengan perbaikan
(X) Tidak perlu konfirmasi dengan pembuat soal
( ) Perlu konfirmasi pembuat soal
( ) Dikembalikan kepada pembuat soal
( ) Berpotensi diterima dengan perbaikan
( ) Memerlukan perbaikan keseluruhan
Saran Perbaikan

Tanda Tangan Reviewer


Tanggal: 26/8/2018
(DD) / (MM) / (YY)

Dengan ini menyatakan bahwa proses review soal di atas telah benar – benar telah dilakukan oleh nama yang bertanda tangan
di atas, tidak dilakukan oleh orang lain atau juga tidak dilakukan oleh orang lain yang mengatasnamakan nama di atas.
Nama Jelas :

Dengan ini menyatakan bahwa proses review soal di atas telah benar – benar telah dilakukan oleh nama yang bertanda tangan
di atas, tidak dilakukan oleh orang lain atau juga tidak dilakukan oleh orang lain yang mengatasnamakan nama di atas.
Daftar Tilik Soal/Item (Untuk Reviewer)
Catatan: satu set daftar tilik berlaku untuk tiap satu soal/item
Diisi dengan tanda silang (X)

ID Soal : UTS02

Isi soal
Relevansi dan kesesuaian terhadap kompetensi bidan Indonesia
( ) Sangat Relevan
(X ) Relevan
( ) Ragu – ragu
( ) Kurang relevan
( ) Tidak relevan

Bahasa yang digunakan Tingkat kesulitan soal


( ) Sulit dimengerti ( ) Sangat sulit
( ) Kurang dimengerti () Sulit
(X) Mudah dimengerti (X) Sedang
( ) Mudah
( ) Sangat Mudah
Struktur Soal
- Vingete
1. Terdapat (X) Ya ( ) Tidak
2. Berfungsi (X) Ya ( ) Tidak
3. Badan soal terlalu panjang, sulit, dan kompleks ( ) Ya (X) Tidak
- Lead in
4. Memenuhi Close the option rules (X) Ya ( ) Tidak
5. Pertanyaan/pernyataan negatif (X) Ya ( ) Tidak
- Option
6. Kesalahan tata bahasa ( ) Ya (X) Tidak
7. Penggunaan istilah yang absolut ( ) Ya (X) Tidak
8. Jawaban benar yang panjang ( ) Ya (X) Tidak
9. Pengulangan kata dari badan soal ke jawaban ( ) Ya (X) Tidak
10. Konvergensi option ( ) Ya (X) Tidak
11. Pilihan jawaban yang panjang, kompleks, atau duplikasi ( ) Ya (X) Tidak
12. Pilihan yang mengandung unsur frekuensi suatu kejadian ( ) Ya (X) Tidak
bersifat multi interpretasi
13. Pilihan jawaban tidak paralel dan urutan tidak logis ( ) Ya (X) Tidak
14. Penggunaan BSSD (bukan salah satu diatas) pada pilihan jawaban ( ) Ya (X) Tidak

Komentar Umum Reviewer


Soal sudah baik

Kesimpulan Hasil Review


( ) Diterima tanpa perbaikan
(X) Diterima dengan perbaikan
(X) Tidak perlu konfirmasi dengan pembuat soal
( ) Perlu konfirmasi pembuat soal
( ) Dikembalikan kepada pembuat soal
( ) Berpotensi diterima dengan perbaikan
( ) Memerlukan perbaikan keseluruhan
Saran Perbaikan

Tanda Tangan Reviewer


Tanggal: 26/8/2018
(DD) / (MM) / (YY)

Dengan ini menyatakan bahwa proses review soal di atas telah benar – benar telah dilakukan oleh nama yang bertanda tangan
di atas, tidak dilakukan oleh orang lain atau juga tidak dilakukan oleh orang lain yang mengatasnamakan nama di atas.
Nama Jelas :

Dengan ini menyatakan bahwa proses review soal di atas telah benar – benar telah dilakukan oleh nama yang bertanda tangan
di atas, tidak dilakukan oleh orang lain atau juga tidak dilakukan oleh orang lain yang mengatasnamakan nama di atas.
Daftar Tilik Soal/Item (Untuk Reviewer)
Catatan: satu set daftar tilik berlaku untuk tiap satu soal/item
Diisi dengan tanda silang (X)

ID Soal : UTS03

Isi soal
Relevansi dan kesesuaian terhadap kompetensi bidan Indonesia
( ) Sangat Relevan
(X ) Relevan
( ) Ragu – ragu
( ) Kurang relevan
( ) Tidak relevan

Bahasa yang digunakan Tingkat kesulitan soal


( ) Sulit dimengerti ( ) Sangat sulit
( ) Kurang dimengerti () Sulit
(X) Mudah dimengerti (X) Sedang
( ) Mudah
( ) Sangat Mudah
Struktur Soal
- Vingete
1. Terdapat (X) Ya ( ) Tidak
2. Berfungsi (X) Ya ( ) Tidak
3. Badan soal terlalu panjang, sulit, dan kompleks ( ) Ya (X) Tidak
- Lead in
4. Memenuhi Close the option rules (X) Ya ( ) Tidak
5. Pertanyaan/pernyataan negatif (X) Ya ( ) Tidak
- Option
6. Kesalahan tata bahasa ( ) Ya (X) Tidak
7. Penggunaan istilah yang absolut ( ) Ya (X) Tidak
8. Jawaban benar yang panjang ( ) Ya (X) Tidak
9. Pengulangan kata dari badan soal ke jawaban ( ) Ya (X) Tidak
10. Konvergensi option ( ) Ya (X) Tidak
11. Pilihan jawaban yang panjang, kompleks, atau duplikasi ( ) Ya (X) Tidak
12. Pilihan yang mengandung unsur frekuensi suatu kejadian ( ) Ya (X) Tidak
bersifat multi interpretasi
13. Pilihan jawaban tidak paralel dan urutan tidak logis ( ) Ya (X) Tidak
14. Penggunaan BSSD (bukan salah satu diatas) pada pilihan jawaban ( ) Ya (X) Tidak

Komentar Umum Reviewer


Soal sudah baik

Kesimpulan Hasil Review


( ) Diterima tanpa perbaikan
(X) Diterima dengan perbaikan
(X) Tidak perlu konfirmasi dengan pembuat soal
( ) Perlu konfirmasi pembuat soal
( ) Dikembalikan kepada pembuat soal
( ) Berpotensi diterima dengan perbaikan
( ) Memerlukan perbaikan keseluruhan
Saran Perbaikan

Tanda Tangan Reviewer


Tanggal: 26/4/2019
(DD) / (MM) / (YY)

Dengan ini menyatakan bahwa proses review soal di atas telah benar – benar telah dilakukan oleh nama yang bertanda tangan
di atas, tidak dilakukan oleh orang lain atau juga tidak dilakukan oleh orang lain yang mengatasnamakan nama di atas.
Nama Jelas :

Dengan ini menyatakan bahwa proses review soal di atas telah benar – benar telah dilakukan oleh nama yang bertanda tangan
di atas, tidak dilakukan oleh orang lain atau juga tidak dilakukan oleh orang lain yang mengatasnamakan nama di atas.
Daftar Tilik Soal/Item (Untuk Reviewer)
Catatan: satu set daftar tilik berlaku untuk tiap satu soal/item
Diisi dengan tanda silang (X)

ID Soal : UTS04

Isi soal
Relevansi dan kesesuaian terhadap kompetensi bidan Indonesia
( ) Sangat Relevan
(X ) Relevan
( ) Ragu – ragu
( ) Kurang relevan
( ) Tidak relevan

Bahasa yang digunakan Tingkat kesulitan soal


( ) Sulit dimengerti ( ) Sangat sulit
( ) Kurang dimengerti () Sulit
(X) Mudah dimengerti ( ) Sedang
(X ) Mudah
( ) Sangat Mudah
Struktur Soal
- Vingete
1. Terdapat (X) Ya () Tidak
2. Berfungsi (X) Ya ( ) Tidak
3. Badan soal terlalu panjang, sulit, dan kompleks ( ) Ya (X) Tidak
- Lead in
4. Memenuhi Close the option rules (X) Ya ( ) Tidak
5. Pertanyaan/pernyataan negatif (X) Ya ( ) Tidak
- Option
6. Kesalahan tata bahasa ( ) Ya (X) Tidak
7. Penggunaan istilah yang absolut ( ) Ya (X) Tidak
8. Jawaban benar yang panjang ( ) Ya (X) Tidak
9. Pengulangan kata dari badan soal ke jawaban ( ) Ya (X) Tidak
10. Konvergensi option ( ) Ya (X) Tidak
11. Pilihan jawaban yang panjang, kompleks, atau duplikasi ( ) Ya (X) Tidak
12. Pilihan yang mengandung unsur frekuensi suatu kejadian ( ) Ya (X) Tidak
bersifat multi interpretasi
13. Pilihan jawaban tidak paralel dan urutan tidak logis ( ) Ya (X) Tidak
14. Penggunaan BSSD (bukan salah satu diatas) pada pilihan jawaban ( ) Ya (X) Tidak

Komentar Umum Reviewer


Soal sudah baik, vignette, lead in dan opsi sudah mencerminkan struktur soal yang
baik
Kesimpulan Hasil Review
( ) Diterima tanpa perbaikan
(X) Diterima dengan perbaikan
(X) Tidak perlu konfirmasi dengan pembuat soal
( ) Perlu konfirmasi pembuat soal
( ) Dikembalikan kepada pembuat soal
( ) Berpotensi diterima dengan perbaikan
( ) Memerlukan perbaikan keseluruhan
Saran Perbaikan

Tanda Tangan Reviewer


Tanggal: 26/4/2019
(DD) / (MM) / (YY)

Dengan ini menyatakan bahwa proses review soal di atas telah benar – benar telah dilakukan oleh nama yang bertanda tangan
di atas, tidak dilakukan oleh orang lain atau juga tidak dilakukan oleh orang lain yang mengatasnamakan nama di atas.
Nama Jelas :

Dengan ini menyatakan bahwa proses review soal di atas telah benar – benar telah dilakukan oleh nama yang bertanda tangan
di atas, tidak dilakukan oleh orang lain atau juga tidak dilakukan oleh orang lain yang mengatasnamakan nama di atas.
Daftar Tilik Soal/Item (Untuk Reviewer)
Catatan: satu set daftar tilik berlaku untuk tiap satu soal/item
Diisi dengan tanda silang (X)

ID Soal : UTS05

Isi soal
Relevansi dan kesesuaian terhadap kompetensi bidan Indonesia
( ) Sangat Relevan
(X ) Relevan
( ) Ragu – ragu
( ) Kurang relevan
( ) Tidak relevan

Bahasa yang digunakan Tingkat kesulitan soal


( ) Sulit dimengerti ( ) Sangat sulit
( ) Kurang dimengerti () Sulit
(X) Mudah dimengerti ( ) Sedang
(X ) Mudah
( ) Sangat Mudah
Struktur Soal
- Vingete
1. Terdapat (X) Ya ( ) Tidak
2. Berfungsi (X) Ya ( ) Tidak
3. Badan soal terlalu panjang, sulit, dan kompleks ( ) Ya (X) Tidak
- Lead in
4. Memenuhi Close the option rules (X) Ya ( ) Tidak
5. Pertanyaan/pernyataan negatif (X) Ya ( ) Tidak
- Option
6. Kesalahan tata bahasa ( ) Ya (X) Tidak
7. Penggunaan istilah yang absolut ( ) Ya (X) Tidak
8. Jawaban benar yang panjang ( ) Ya (X) Tidak
9. Pengulangan kata dari badan soal ke jawaban ( ) Ya (X) Tidak
10. Konvergensi option ( ) Ya (X) Tidak
11. Pilihan jawaban yang panjang, kompleks, atau duplikasi ( ) Ya (X) Tidak
12. Pilihan yang mengandung unsur frekuensi suatu kejadian ( ) Ya (X) Tidak
bersifat multi interpretasi
13. Pilihan jawaban tidak paralel dan urutan tidak logis ( ) Ya (X) Tidak
14. Penggunaan BSSD (bukan salah satu diatas) pada pilihan jawaban ( ) Ya (X) Tidak

Komentar Umum Reviewer


Soal sudah baik

Kesimpulan Hasil Review


( ) Diterima tanpa perbaikan
(X) Diterima dengan perbaikan
(X) Tidak perlu konfirmasi dengan pembuat soal
( ) Perlu konfirmasi pembuat soal
( ) Dikembalikan kepada pembuat soal
( ) Berpotensi diterima dengan perbaikan
( ) Memerlukan perbaikan keseluruhan
Saran Perbaikan

Tanda Tangan Reviewer


Tanggal: 26/4/2019
(DD) / (MM) / (YY)

Dengan ini menyatakan bahwa proses review soal di atas telah benar – benar telah dilakukan oleh nama yang bertanda tangan
di atas, tidak dilakukan oleh orang lain atau juga tidak dilakukan oleh orang lain yang mengatasnamakan nama di atas.
Nama Jelas :

Dengan ini menyatakan bahwa proses review soal di atas telah benar – benar telah dilakukan oleh nama yang bertanda tangan
di atas, tidak dilakukan oleh orang lain atau juga tidak dilakukan oleh orang lain yang mengatasnamakan nama di atas.
Daftar Tilik Soal/Item (Untuk Reviewer)
Catatan: satu set daftar tilik berlaku untuk tiap satu soal/item
Diisi dengan tanda silang (X)

ID Soal : UTS06

Isi soal
Relevansi dan kesesuaian terhadap kompetensi bidan Indonesia
( ) Sangat Relevan
(X ) Relevan
( ) Ragu – ragu
( ) Kurang relevan
( ) Tidak relevan

Bahasa yang digunakan Tingkat kesulitan soal


( ) Sulit dimengerti ( ) Sangat sulit
( ) Kurang dimengerti () Sulit
(X) Mudah dimengerti ( ) Sedang
( ) Mudah
(X ) Sangat Mudah
Struktur Soal
- Vingete
1. Terdapat () Ya (X) Tidak
2. Berfungsi () Ya (X) Tidak
3. Badan soal terlalu panjang, sulit, dan kompleks ( ) Ya (X) Tidak
- Lead in
4. Memenuhi Close the option rules (X) Ya ( ) Tidak
5. Pertanyaan/pernyataan negatif (X) Ya ( ) Tidak
- Option
6. Kesalahan tata bahasa ( ) Ya (X) Tidak
7. Penggunaan istilah yang absolut ( ) Ya (X) Tidak
8. Jawaban benar yang panjang ( ) Ya (X) Tidak
9. Pengulangan kata dari badan soal ke jawaban ( ) Ya (X) Tidak
10. Konvergensi option ( ) Ya (X) Tidak
11. Pilihan jawaban yang panjang, kompleks, atau duplikasi ( ) Ya (X) Tidak
12. Pilihan yang mengandung unsur frekuensi suatu kejadian ( ) Ya (X) Tidak
bersifat multi interpretasi
13. Pilihan jawaban tidak paralel dan urutan tidak logis ( ) Ya (X) Tidak
14. Penggunaan BSSD (bukan salah satu diatas) pada pilihan jawaban ( ) Ya (X) Tidak

Komentar Umum Reviewer


Sudah bisa mengukur pengetahuan mhsw

Kesimpulan Hasil Review


( ) Diterima tanpa perbaikan
(X) Diterima dengan perbaikan
(X) Tidak perlu konfirmasi dengan pembuat soal
( ) Perlu konfirmasi pembuat soal
( ) Dikembalikan kepada pembuat soal
( ) Berpotensi diterima dengan perbaikan
( ) Memerlukan perbaikan keseluruhan
Saran Perbaikan
Soal bukan dalam bentuk vignette

Tanda Tangan Reviewer


Tanggal: 26/4/2019
(DD) / (MM) / (YY)

Dengan ini menyatakan bahwa proses review soal di atas telah benar – benar telah dilakukan oleh nama yang bertanda tangan
di atas, tidak dilakukan oleh orang lain atau juga tidak dilakukan oleh orang lain yang mengatasnamakan nama di atas.
Nama Jelas :

Dengan ini menyatakan bahwa proses review soal di atas telah benar – benar telah dilakukan oleh nama yang bertanda tangan
di atas, tidak dilakukan oleh orang lain atau juga tidak dilakukan oleh orang lain yang mengatasnamakan nama di atas.
Daftar Tilik Soal/Item (Untuk Reviewer)
Catatan: satu set daftar tilik berlaku untuk tiap satu soal/item
Diisi dengan tanda silang (X)

ID Soal : UTS07

Isi soal
Relevansi dan kesesuaian terhadap kompetensi bidan Indonesia
( ) Sangat Relevan
(X ) Relevan
( ) Ragu – ragu
( ) Kurang relevan
( ) Tidak relevan

Bahasa yang digunakan Tingkat kesulitan soal


( ) Sulit dimengerti ( ) Sangat sulit
( ) Kurang dimengerti () Sulit
(X) Mudah dimengerti ( ) Sedang
(X ) Mudah
( ) Sangat Mudah
Struktur Soal
- Vingete
1. Terdapat ( ) Ya (X) Tidak
2. Berfungsi ( ) Ya (X) Tidak
3. Badan soal terlalu panjang, sulit, dan kompleks ( ) Ya (X) Tidak
- Lead in
4. Memenuhi Close the option rules (X) Ya ( ) Tidak
5. Pertanyaan/pernyataan negatif (X) Ya ( ) Tidak
- Option
6. Kesalahan tata bahasa ( ) Ya (X) Tidak
7. Penggunaan istilah yang absolut ( ) Ya (X) Tidak
8. Jawaban benar yang panjang ( ) Ya (X) Tidak
9. Pengulangan kata dari badan soal ke jawaban ( ) Ya (X) Tidak
10. Konvergensi option ( ) Ya (X) Tidak
11. Pilihan jawaban yang panjang, kompleks, atau duplikasi ( ) Ya (X) Tidak
12. Pilihan yang mengandung unsur frekuensi suatu kejadian ( ) Ya (X) Tidak
bersifat multi interpretasi
13. Pilihan jawaban tidak paralel dan urutan tidak logis ( ) Ya (X) Tidak
14. Penggunaan BSSD (bukan salah satu diatas) pada pilihan jawaban ( ) Ya (X) Tidak

Komentar Umum Reviewer


Sudah bisa mengukur pengetahuan mhsw

Kesimpulan Hasil Review


( ) Diterima tanpa perbaikan
(X) Diterima dengan perbaikan
(X) Tidak perlu konfirmasi dengan pembuat soal
( ) Perlu konfirmasi pembuat soal
( ) Dikembalikan kepada pembuat soal
( ) Berpotensi diterima dengan perbaikan
( ) Memerlukan perbaikan keseluruhan
Saran Perbaikan
Soal bukan dalam bentuk vignette

Tanda Tangan Reviewer


Tanggal: 26/4/2019
(DD) / (MM) / (YY)

Dengan ini menyatakan bahwa proses review soal di atas telah benar – benar telah dilakukan oleh nama yang bertanda tangan
di atas, tidak dilakukan oleh orang lain atau juga tidak dilakukan oleh orang lain yang mengatasnamakan nama di atas.
Nama Jelas :

Dengan ini menyatakan bahwa proses review soal di atas telah benar – benar telah dilakukan oleh nama yang bertanda tangan
di atas, tidak dilakukan oleh orang lain atau juga tidak dilakukan oleh orang lain yang mengatasnamakan nama di atas.
Daftar Tilik Soal/Item (Untuk Reviewer)
Catatan: satu set daftar tilik berlaku untuk tiap satu soal/item
Diisi dengan tanda silang (X)

ID Soal : UTS08

Isi soal
Relevansi dan kesesuaian terhadap kompetensi bidan Indonesia
( ) Sangat Relevan
(X ) Relevan
( ) Ragu – ragu
( ) Kurang relevan
( ) Tidak relevan

Bahasa yang digunakan Tingkat kesulitan soal


( ) Sulit dimengerti ( ) Sangat sulit
( ) Kurang dimengerti () Sulit
(X) Mudah dimengerti (X ) Sedang
( ) Mudah
( ) Sangat Mudah
Struktur Soal
- Vingete
1. Terdapat ( ) Ya (x) Tidak
2. Berfungsi ( ) Ya (x) Tidak
3. Badan soal terlalu panjang, sulit, dan kompleks ( ) Ya (X) Tidak
- Lead in
4. Memenuhi Close the option rules (X) Ya ( ) Tidak
5. Pertanyaan/pernyataan negatif (X) Ya ( ) Tidak
- Option
6. Kesalahan tata bahasa ( ) Ya (X) Tidak
7. Penggunaan istilah yang absolut ( ) Ya (X) Tidak
8. Jawaban benar yang panjang ( ) Ya (X) Tidak
9. Pengulangan kata dari badan soal ke jawaban ( ) Ya (X) Tidak
10. Konvergensi option ( ) Ya (X) Tidak
11. Pilihan jawaban yang panjang, kompleks, atau duplikasi ( ) Ya (X) Tidak
12. Pilihan yang mengandung unsur frekuensi suatu kejadian ( ) Ya (X) Tidak
bersifat multi interpretasi
13. Pilihan jawaban tidak paralel dan urutan tidak logis ( ) Ya (X) Tidak
14. Penggunaan BSSD (bukan salah satu diatas) pada pilihan jawaban ( ) Ya (X) Tidak

Komentar Umum Reviewer


Sudah bisa mengukur pengetahuan mhsw

Kesimpulan Hasil Review


( ) Diterima tanpa perbaikan
(X) Diterima dengan perbaikan
(X) Tidak perlu konfirmasi dengan pembuat soal
( ) Perlu konfirmasi pembuat soal
( ) Dikembalikan kepada pembuat soal
( ) Berpotensi diterima dengan perbaikan
( ) Memerlukan perbaikan keseluruhan
Saran Perbaikan

Tanda Tangan Reviewer


Tanggal: 26/4/2019
(DD) / (MM) / (YY)

Dengan ini menyatakan bahwa proses review soal di atas telah benar – benar telah dilakukan oleh nama yang bertanda tangan
di atas, tidak dilakukan oleh orang lain atau juga tidak dilakukan oleh orang lain yang mengatasnamakan nama di atas.
Nama Jelas :

Dengan ini menyatakan bahwa proses review soal di atas telah benar – benar telah dilakukan oleh nama yang bertanda tangan
di atas, tidak dilakukan oleh orang lain atau juga tidak dilakukan oleh orang lain yang mengatasnamakan nama di atas.
Daftar Tilik Soal/Item (Untuk Reviewer)
Catatan: satu set daftar tilik berlaku untuk tiap satu soal/item
Diisi dengan tanda silang (X)

ID Soal : UTS09

Isi soal
Relevansi dan kesesuaian terhadap kompetensi bidan Indonesia
( ) Sangat Relevan
(X ) Relevan
( ) Ragu – ragu
( ) Kurang relevan
( ) Tidak relevan

Bahasa yang digunakan Tingkat kesulitan soal


( ) Sulit dimengerti ( ) Sangat sulit
( ) Kurang dimengerti ( ) Sulit
(X) Mudah dimengerti (x) Sedang
( ) Mudah
( ) Sangat Mudah
Struktur Soal
- Vingete
1. Terdapat (X) Ya ( ) Tidak
2. Berfungsi (X) Ya ( ) Tidak
3. Badan soal terlalu panjang, sulit, dan kompleks ( ) Ya (X) Tidak
- Lead in
4. Memenuhi Close the option rules (X) Ya ( ) Tidak
5. Pertanyaan/pernyataan negatif (X) Ya ( ) Tidak
- Option
6. Kesalahan tata bahasa ( ) Ya (X) Tidak
7. Penggunaan istilah yang absolut ( ) Ya (X) Tidak
8. Jawaban benar yang panjang ( ) Ya (X) Tidak
9. Pengulangan kata dari badan soal ke jawaban ( ) Ya (X) Tidak
10. Konvergensi option ( ) Ya (X) Tidak
11. Pilihan jawaban yang panjang, kompleks, atau duplikasi ( ) Ya (X) Tidak
12. Pilihan yang mengandung unsur frekuensi suatu kejadian ( ) Ya (X) Tidak
bersifat multi interpretasi
13. Pilihan jawaban tidak paralel dan urutan tidak logis ( ) Ya (X) Tidak
14. Penggunaan BSSD (bukan salah satu diatas) pada pilihan jawaban ( ) Ya (X) Tidak

Komentar Umum Reviewer


Sudah cukup baik

Kesimpulan Hasil Review


( ) Diterima tanpa perbaikan
(X) Diterima dengan perbaikan
(X) Tidak perlu konfirmasi dengan pembuat soal
( ) Perlu konfirmasi pembuat soal
( ) Dikembalikan kepada pembuat soal
( ) Berpotensi diterima dengan perbaikan
( ) Memerlukan perbaikan keseluruhan
Saran Perbaikan

Tanda Tangan Reviewer


Tanggal: 26/4/2019
(DD) / (MM) / (YY)

Dengan ini menyatakan bahwa proses review soal di atas telah benar – benar telah dilakukan oleh nama yang bertanda tangan
di atas, tidak dilakukan oleh orang lain atau juga tidak dilakukan oleh orang lain yang mengatasnamakan nama di atas.
Nama Jelas :

Dengan ini menyatakan bahwa proses review soal di atas telah benar – benar telah dilakukan oleh nama yang bertanda tangan
di atas, tidak dilakukan oleh orang lain atau juga tidak dilakukan oleh orang lain yang mengatasnamakan nama di atas.
Daftar Tilik Soal/Item (Untuk Reviewer)
Catatan: satu set daftar tilik berlaku untuk tiap satu soal/item
Diisi dengan tanda silang (X)

ID Soal : UTS10

Isi soal
Relevansi dan kesesuaian terhadap kompetensi bidan Indonesia
( ) Sangat Relevan
(X ) Relevan
( ) Ragu – ragu
( ) Kurang relevan
( ) Tidak relevan

Bahasa yang digunakan Tingkat kesulitan soal


( ) Sulit dimengerti ( ) Sangat sulit
( ) Kurang dimengerti (X) Sulit
(X) Mudah dimengerti ( ) Sedang
( ) Mudah
( ) Sangat Mudah
Struktur Soal
- Vingete
1. Terdapat ( ) Ya (x) Tidak
2. Berfungsi ( ) Ya (X) Tidak
3. Badan soal terlalu panjang, sulit, dan kompleks ( ) Ya (X) Tidak
- Lead in
4. Memenuhi Close the option rules (X) Ya ( ) Tidak
5. Pertanyaan/pernyataan negatif (X) Ya ( ) Tidak
- Option
6. Kesalahan tata bahasa ( ) Ya (X) Tidak
7. Penggunaan istilah yang absolut ( ) Ya (X) Tidak
8. Jawaban benar yang panjang ( ) Ya (X) Tidak
9. Pengulangan kata dari badan soal ke jawaban ( ) Ya (X) Tidak
10. Konvergensi option ( ) Ya (X) Tidak
11. Pilihan jawaban yang panjang, kompleks, atau duplikasi ( ) Ya (X) Tidak
12. Pilihan yang mengandung unsur frekuensi suatu kejadian ( ) Ya (X) Tidak
bersifat multi interpretasi
13. Pilihan jawaban tidak paralel dan urutan tidak logis ( ) Ya (X) Tidak
14. Penggunaan BSSD (bukan salah satu diatas) pada pilihan jawaban ( ) Ya (X) Tidak

Komentar Umum Reviewer


Soal bukan dalam bentuk vignette

Kesimpulan Hasil Review


( ) Diterima tanpa perbaikan
(X) Diterima dengan perbaikan
(X) Tidak perlu konfirmasi dengan pembuat soal
( ) Perlu konfirmasi pembuat soal
( ) Dikembalikan kepada pembuat soal
( ) Berpotensi diterima dengan perbaikan
( ) Memerlukan perbaikan keseluruhan
Saran Perbaikan

Tanda Tangan Reviewer


Tanggal: 26/4/2019
(DD) / (MM) / (YY)

Dengan ini menyatakan bahwa proses review soal di atas telah benar – benar telah dilakukan oleh nama yang bertanda tangan
di atas, tidak dilakukan oleh orang lain atau juga tidak dilakukan oleh orang lain yang mengatasnamakan nama di atas.
Nama Jelas :

Dengan ini menyatakan bahwa proses review soal di atas telah benar – benar telah dilakukan oleh nama yang bertanda tangan
di atas, tidak dilakukan oleh orang lain atau juga tidak dilakukan oleh orang lain yang mengatasnamakan nama di atas.
Daftar Tilik Soal/Item (Untuk Reviewer)
Catatan: satu set daftar tilik berlaku untuk tiap satu soal/item
Diisi dengan tanda silang (X)

ID Soal : UTS11

Isi soal
Relevansi dan kesesuaian terhadap kompetensi bidan Indonesia
( ) Sangat Relevan
(X ) Relevan
( ) Ragu – ragu
( ) Kurang relevan
( ) Tidak relevan

Bahasa yang digunakan Tingkat kesulitan soal


( ) Sulit dimengerti ( ) Sangat sulit
( ) Kurang dimengerti () Sulit
(X) Mudah dimengerti (X ) Sedang
( ) Mudah
( ) Sangat Mudah
Struktur Soal
- Vingete
1. Terdapat (X) Ya ( ) Tidak
2. Berfungsi (X) Ya ( ) Tidak
3. Badan soal terlalu panjang, sulit, dan kompleks ( ) Ya (X) Tidak
- Lead in
4. Memenuhi Close the option rules (X) Ya ( ) Tidak
5. Pertanyaan/pernyataan negatif (X) Ya ( ) Tidak
- Option
6. Kesalahan tata bahasa ( ) Ya (X) Tidak
7. Penggunaan istilah yang absolut ( ) Ya (X) Tidak
8. Jawaban benar yang panjang ( ) Ya (X) Tidak
9. Pengulangan kata dari badan soal ke jawaban ( ) Ya (X) Tidak
10. Konvergensi option ( ) Ya (X) Tidak
11. Pilihan jawaban yang panjang, kompleks, atau duplikasi ( ) Ya (X) Tidak
12. Pilihan yang mengandung unsur frekuensi suatu kejadian ( ) Ya (X) Tidak
bersifat multi interpretasi
13. Pilihan jawaban tidak paralel dan urutan tidak logis ( ) Ya (X) Tidak
14. Penggunaan BSSD (bukan salah satu diatas) pada pilihan jawaban ( ) Ya (X) Tidak

Komentar Umum Reviewer


Soal sudah baik, vignette, lead in dan opsi sudah mencerminkan struktur soal yang
baik
Kesimpulan Hasil Review
( ) Diterima tanpa perbaikan
(X) Diterima dengan perbaikan
(X) Tidak perlu konfirmasi dengan pembuat soal
( ) Perlu konfirmasi pembuat soal
( ) Dikembalikan kepada pembuat soal
( ) Berpotensi diterima dengan perbaikan
( ) Memerlukan perbaikan keseluruhan
Saran Perbaikan
Lead ini dibuat dakam bentuk kalimat tanya

Tanda Tangan Reviewer


Tanggal: 26/4/2019
(DD) / (MM) / (YY)

Dengan ini menyatakan bahwa proses review soal di atas telah benar – benar telah dilakukan oleh nama yang bertanda tangan
di atas, tidak dilakukan oleh orang lain atau juga tidak dilakukan oleh orang lain yang mengatasnamakan nama di atas.
Nama Jelas :

Dengan ini menyatakan bahwa proses review soal di atas telah benar – benar telah dilakukan oleh nama yang bertanda tangan
di atas, tidak dilakukan oleh orang lain atau juga tidak dilakukan oleh orang lain yang mengatasnamakan nama di atas.
Daftar Tilik Soal/Item (Untuk Reviewer)
Catatan: satu set daftar tilik berlaku untuk tiap satu soal/item
Diisi dengan tanda silang (X)

ID Soal : UTS12

Isi soal
Relevansi dan kesesuaian terhadap kompetensi bidan Indonesia
( ) Sangat Relevan
(X ) Relevan
( ) Ragu – ragu
( ) Kurang relevan
( ) Tidak relevan

Bahasa yang digunakan Tingkat kesulitan soal


( ) Sulit dimengerti ( ) Sangat sulit
( ) Kurang dimengerti ( ) Sulit
(X) Mudah dimengerti (X) Sedang
( ) Mudah
( ) Sangat Mudah
Struktur Soal
- Vingete
1. Terdapat ( ) Ya (X) Tidak
2. Berfungsi ( ) Ya (X) Tidak
3. Badan soal terlalu panjang, sulit, dan kompleks ( ) Ya (X) Tidak
- Lead in
4. Memenuhi Close the option rules (X) Ya ( ) Tidak
5. Pertanyaan/pernyataan negatif (X) Ya ( ) Tidak
- Option
6. Kesalahan tata bahasa ( ) Ya (X) Tidak
7. Penggunaan istilah yang absolut ( ) Ya (X) Tidak
8. Jawaban benar yang panjang ( ) Ya (X) Tidak
9. Pengulangan kata dari badan soal ke jawaban ( ) Ya (X) Tidak
10. Konvergensi option ( ) Ya (X) Tidak
11. Pilihan jawaban yang panjang, kompleks, atau duplikasi ( ) Ya (X) Tidak
12. Pilihan yang mengandung unsur frekuensi suatu kejadian ( ) Ya (X) Tidak
bersifat multi interpretasi
13. Pilihan jawaban tidak paralel dan urutan tidak logis ( ) Ya (X) Tidak
14. Penggunaan BSSD (bukan salah satu diatas) pada pilihan jawaban ( ) Ya (X) Tidak

Komentar Umum Reviewer


Soal bukan dalam bentuk vignette

Kesimpulan Hasil Review


( ) Diterima tanpa perbaikan
(X) Diterima dengan perbaikan
(X) Tidak perlu konfirmasi dengan pembuat soal
( ) Perlu konfirmasi pembuat soal
( ) Dikembalikan kepada pembuat soal
( ) Berpotensi diterima dengan perbaikan
( ) Memerlukan perbaikan keseluruhan
Saran Perbaikan

Tanda Tangan Reviewer


Tanggal: 26/4/2019
(DD) / (MM) / (YY)

Dengan ini menyatakan bahwa proses review soal di atas telah benar – benar telah dilakukan oleh nama yang bertanda tangan
di atas, tidak dilakukan oleh orang lain atau juga tidak dilakukan oleh orang lain yang mengatasnamakan nama di atas.
Nama Jelas :

Dengan ini menyatakan bahwa proses review soal di atas telah benar – benar telah dilakukan oleh nama yang bertanda tangan
di atas, tidak dilakukan oleh orang lain atau juga tidak dilakukan oleh orang lain yang mengatasnamakan nama di atas.
Daftar Tilik Soal/Item (Untuk Reviewer)
Catatan: satu set daftar tilik berlaku untuk tiap satu soal/item
Diisi dengan tanda silang (X)

ID Soal : UTS13

Isi soal
Relevansi dan kesesuaian terhadap kompetensi bidan Indonesia
( ) Sangat Relevan
(X ) Relevan
( ) Ragu – ragu
( ) Kurang relevan
( ) Tidak relevan

Bahasa yang digunakan Tingkat kesulitan soal


( ) Sulit dimengerti ( ) Sangat sulit
( ) Kurang dimengerti ( ) Sulit
(X) Mudah dimengerti ( ) Sedang
() Mudah
(X ) Sangat Mudah
Struktur Soal
- Vingete
1. Terdapat ( ) Ya (X) Tidak
2. Berfungsi ( ) Ya (X) Tidak
3. Badan soal terlalu panjang, sulit, dan kompleks ( ) Ya (X) Tidak
- Lead in
4. Memenuhi Close the option rules (X) Ya ( ) Tidak
5. Pertanyaan/pernyataan negatif (X) Ya ( ) Tidak
- Option
6. Kesalahan tata bahasa ( ) Ya (X) Tidak
7. Penggunaan istilah yang absolut ( ) Ya (X) Tidak
8. Jawaban benar yang panjang ( ) Ya (X) Tidak
9. Pengulangan kata dari badan soal ke jawaban ( ) Ya (X) Tidak
10. Konvergensi option ( ) Ya (X) Tidak
11. Pilihan jawaban yang panjang, kompleks, atau duplikasi ( ) Ya (X) Tidak
12. Pilihan yang mengandung unsur frekuensi suatu kejadian ( ) Ya (X) Tidak
bersifat multi interpretasi
13. Pilihan jawaban tidak paralel dan urutan tidak logis ( ) Ya (X) Tidak
14. Penggunaan BSSD (bukan salah satu diatas) pada pilihan jawaban ( ) Ya (X) Tidak

Komentar Umum Reviewer


Soal bukan dalam bentuk vignette

Kesimpulan Hasil Review


( ) Diterima tanpa perbaikan
(X) Diterima dengan perbaikan
(X) Tidak perlu konfirmasi dengan pembuat soal
( ) Perlu konfirmasi pembuat soal
( ) Dikembalikan kepada pembuat soal
( ) Berpotensi diterima dengan perbaikan
( ) Memerlukan perbaikan keseluruhan
Saran Perbaikan

Tanda Tangan Reviewer


Tanggal: 26/4/2019
(DD) / (MM) / (YY)

Dengan ini menyatakan bahwa proses review soal di atas telah benar – benar telah dilakukan oleh nama yang bertanda tangan
di atas, tidak dilakukan oleh orang lain atau juga tidak dilakukan oleh orang lain yang mengatasnamakan nama di atas.
Nama Jelas :

Dengan ini menyatakan bahwa proses review soal di atas telah benar – benar telah dilakukan oleh nama yang bertanda tangan
di atas, tidak dilakukan oleh orang lain atau juga tidak dilakukan oleh orang lain yang mengatasnamakan nama di atas.
Daftar Tilik Soal/Item (Untuk Reviewer)
Catatan: satu set daftar tilik berlaku untuk tiap satu soal/item
Diisi dengan tanda silang (X)

ID Soal : UTS14

Isi soal
Relevansi dan kesesuaian terhadap kompetensi bidan Indonesia
( ) Sangat Relevan
(X ) Relevan
( ) Ragu – ragu
( ) Kurang relevan
( ) Tidak relevan

Bahasa yang digunakan Tingkat kesulitan soal


( ) Sulit dimengerti ( ) Sangat sulit
( ) Kurang dimengerti ( ) Sulit
(X) Mudah dimengerti ( ) Sedang
( ) Mudah
(X) Sangat Mudah
Struktur Soal
- Vingete
1. Terdapat ( ) Ya (X) Tidak
2. Berfungsi ( ) Ya (X) Tidak
3. Badan soal terlalu panjang, sulit, dan kompleks ( ) Ya (X) Tidak
- Lead in
4. Memenuhi Close the option rules (X) Ya ( ) Tidak
5. Pertanyaan/pernyataan negatif (X) Ya ( ) Tidak
- Option
6. Kesalahan tata bahasa ( ) Ya (X) Tidak
7. Penggunaan istilah yang absolut ( ) Ya (X) Tidak
8. Jawaban benar yang panjang ( ) Ya (X) Tidak
9. Pengulangan kata dari badan soal ke jawaban ( ) Ya (X) Tidak
10. Konvergensi option ( ) Ya (X) Tidak
11. Pilihan jawaban yang panjang, kompleks, atau duplikasi ( ) Ya (X) Tidak
12. Pilihan yang mengandung unsur frekuensi suatu kejadian ( ) Ya (X) Tidak
bersifat multi interpretasi
13. Pilihan jawaban tidak paralel dan urutan tidak logis ( ) Ya (X) Tidak
14. Penggunaan BSSD (bukan salah satu diatas) pada pilihan jawaban ( ) Ya (X) Tidak

Komentar Umum Reviewer


Soal bukan dalam bentuk vignette

Kesimpulan Hasil Review


( ) Diterima tanpa perbaikan
(X) Diterima dengan perbaikan
(X) Tidak perlu konfirmasi dengan pembuat soal
( ) Perlu konfirmasi pembuat soal
( ) Dikembalikan kepada pembuat soal
( ) Berpotensi diterima dengan perbaikan
( ) Memerlukan perbaikan keseluruhan
Saran Perbaikan

Tanda Tangan Reviewer


Tanggal: 26/4/2019
(DD) / (MM) / (YY)

Dengan ini menyatakan bahwa proses review soal di atas telah benar – benar telah dilakukan oleh nama yang bertanda tangan
di atas, tidak dilakukan oleh orang lain atau juga tidak dilakukan oleh orang lain yang mengatasnamakan nama di atas.
Nama Jelas :

Dengan ini menyatakan bahwa proses review soal di atas telah benar – benar telah dilakukan oleh nama yang bertanda tangan
di atas, tidak dilakukan oleh orang lain atau juga tidak dilakukan oleh orang lain yang mengatasnamakan nama di atas.
Daftar Tilik Soal/Item (Untuk Reviewer)
Catatan: satu set daftar tilik berlaku untuk tiap satu soal/item
Diisi dengan tanda silang (X)

ID Soal : UTS15

Isi soal
Relevansi dan kesesuaian terhadap kompetensi bidan Indonesia
( ) Sangat Relevan
(X ) Relevan
( ) Ragu – ragu
( ) Kurang relevan
( ) Tidak relevan

Bahasa yang digunakan Tingkat kesulitan soal


( ) Sulit dimengerti ( ) Sangat sulit
( ) Kurang dimengerti () Sulit
(X) Mudah dimengerti ( ) Sedang
(X ) Mudah
( ) Sangat Mudah
Struktur Soal
- Vingete
1. Terdapat (X) Ya ( ) Tidak
2. Berfungsi (X) Ya ( ) Tidak
3. Badan soal terlalu panjang, sulit, dan kompleks ( ) Ya (X) Tidak
- Lead in
4. Memenuhi Close the option rules (X) Ya ( ) Tidak
5. Pertanyaan/pernyataan negatif (X) Ya ( ) Tidak
- Option
6. Kesalahan tata bahasa ( ) Ya (X) Tidak
7. Penggunaan istilah yang absolut ( ) Ya (X) Tidak
8. Jawaban benar yang panjang ( ) Ya (X) Tidak
9. Pengulangan kata dari badan soal ke jawaban ( ) Ya (X) Tidak
10. Konvergensi option ( ) Ya (X) Tidak
11. Pilihan jawaban yang panjang, kompleks, atau duplikasi ( ) Ya (X) Tidak
12. Pilihan yang mengandung unsur frekuensi suatu kejadian ( ) Ya (X) Tidak
bersifat multi interpretasi
13. Pilihan jawaban tidak paralel dan urutan tidak logis ( ) Ya (X) Tidak
14. Penggunaan BSSD (bukan salah satu diatas) pada pilihan jawaban ( ) Ya (X) Tidak

Komentar Umum Reviewer


Soal bukan dalam bentuk vignette

Kesimpulan Hasil Review


( ) Diterima tanpa perbaikan
(X) Diterima dengan perbaikan
(X) Tidak perlu konfirmasi dengan pembuat soal
( ) Perlu konfirmasi pembuat soal
( ) Dikembalikan kepada pembuat soal
( ) Berpotensi diterima dengan perbaikan
( ) Memerlukan perbaikan keseluruhan
Saran Perbaikan

Tanda Tangan Reviewer


Tanggal: 26/4/2019
(DD) / (MM) / (YY)

Dengan ini menyatakan bahwa proses review soal di atas telah benar – benar telah dilakukan oleh nama yang bertanda tangan
di atas, tidak dilakukan oleh orang lain atau juga tidak dilakukan oleh orang lain yang mengatasnamakan nama di atas.
Nama Jelas :

Dengan ini menyatakan bahwa proses review soal di atas telah benar – benar telah dilakukan oleh nama yang bertanda tangan
di atas, tidak dilakukan oleh orang lain atau juga tidak dilakukan oleh orang lain yang mengatasnamakan nama di atas.
Daftar Tilik Soal/Item (Untuk Reviewer)
Catatan: satu set daftar tilik berlaku untuk tiap satu soal/item
Diisi dengan tanda silang (X)

ID Soal : UTS16

Isi soal
Relevansi dan kesesuaian terhadap kompetensi bidan Indonesia
( ) Sangat Relevan
(X ) Relevan
( ) Ragu – ragu
( ) Kurang relevan
( ) Tidak relevan

Bahasa yang digunakan Tingkat kesulitan soal


( ) Sulit dimengerti ( ) Sangat sulit
( ) Kurang dimengerti ( ) Sulit
(X) Mudah dimengerti ( ) Sedang
(X) Mudah
( ) Sangat Mudah
Struktur Soal
- Vingete
1. Terdapat ( ) Ya (X ) Tidak
2. Berfungsi ( ) Ya (X) Tidak
3. Badan soal terlalu panjang, sulit, dan kompleks ( ) Ya (X) Tidak
- Lead in
4. Memenuhi Close the option rules (X) Ya ( ) Tidak
5. Pertanyaan/pernyataan negatif (X) Ya ( ) Tidak
- Option
6. Kesalahan tata bahasa ( ) Ya (X) Tidak
7. Penggunaan istilah yang absolut ( ) Ya (X) Tidak
8. Jawaban benar yang panjang ( ) Ya (X) Tidak
9. Pengulangan kata dari badan soal ke jawaban ( ) Ya (X) Tidak
10. Konvergensi option ( ) Ya (X) Tidak
11. Pilihan jawaban yang panjang, kompleks, atau duplikasi ( ) Ya (X) Tidak
12. Pilihan yang mengandung unsur frekuensi suatu kejadian ( ) Ya (X) Tidak
bersifat multi interpretasi
13. Pilihan jawaban tidak paralel dan urutan tidak logis ( ) Ya (X) Tidak
14. Penggunaan BSSD (bukan salah satu diatas) pada pilihan jawaban ( ) Ya (X) Tidak

Komentar Umum Reviewer


Soal bukan dalam bentuk vignette

Kesimpulan Hasil Review


( ) Diterima tanpa perbaikan
(X) Diterima dengan perbaikan
(X) Tidak perlu konfirmasi dengan pembuat soal
( ) Perlu konfirmasi pembuat soal
( ) Dikembalikan kepada pembuat soal
( ) Berpotensi diterima dengan perbaikan
( ) Memerlukan perbaikan keseluruhan
Saran Perbaikan

Tanda Tangan Reviewer


Tanggal: 26/4/2019
(DD) / (MM) / (YY)

Dengan ini menyatakan bahwa proses review soal di atas telah benar – benar telah dilakukan oleh nama yang bertanda tangan
di atas, tidak dilakukan oleh orang lain atau juga tidak dilakukan oleh orang lain yang mengatasnamakan nama di atas.
Nama Jelas :

Dengan ini menyatakan bahwa proses review soal di atas telah benar – benar telah dilakukan oleh nama yang bertanda tangan
di atas, tidak dilakukan oleh orang lain atau juga tidak dilakukan oleh orang lain yang mengatasnamakan nama di atas.
Daftar Tilik Soal/Item (Untuk Reviewer)
Catatan: satu set daftar tilik berlaku untuk tiap satu soal/item
Diisi dengan tanda silang (X)

ID Soal : UTS17

Isi soal
Relevansi dan kesesuaian terhadap kompetensi bidan Indonesia
( ) Sangat Relevan
(X ) Relevan
( ) Ragu – ragu
( ) Kurang relevan
( ) Tidak relevan

Bahasa yang digunakan Tingkat kesulitan soal


( ) Sulit dimengerti ( ) Sangat sulit
( ) Kurang dimengerti () Sulit
(X) Mudah dimengerti ( ) Sedang
(X ) Mudah
( ) Sangat Mudah
Struktur Soal
- Vingete
1. Terdapat ( ) Ya (X) Tidak
2. Berfungsi ( ) Ya (X) Tidak
3. Badan soal terlalu panjang, sulit, dan kompleks ( ) Ya (X) Tidak
- Lead in
4. Memenuhi Close the option rules (X) Ya ( ) Tidak
5. Pertanyaan/pernyataan negatif (X) Ya ( ) Tidak
- Option
6. Kesalahan tata bahasa ( ) Ya (X) Tidak
7. Penggunaan istilah yang absolut ( ) Ya (X) Tidak
8. Jawaban benar yang panjang ( ) Ya (X) Tidak
9. Pengulangan kata dari badan soal ke jawaban ( ) Ya (X) Tidak
10. Konvergensi option ( ) Ya (X) Tidak
11. Pilihan jawaban yang panjang, kompleks, atau duplikasi ( ) Ya (X) Tidak
12. Pilihan yang mengandung unsur frekuensi suatu kejadian ( ) Ya (X) Tidak
bersifat multi interpretasi
13. Pilihan jawaban tidak paralel dan urutan tidak logis ( ) Ya (X) Tidak
14. Penggunaan BSSD (bukan salah satu diatas) pada pilihan jawaban ( ) Ya (X) Tidak

Komentar Umum Reviewer


Soal bukan dalam bentuk vignette

Kesimpulan Hasil Review


( ) Diterima tanpa perbaikan
(X) Diterima dengan perbaikan
(X) Tidak perlu konfirmasi dengan pembuat soal
( ) Perlu konfirmasi pembuat soal
( ) Dikembalikan kepada pembuat soal
( ) Berpotensi diterima dengan perbaikan
( ) Memerlukan perbaikan keseluruhan
Saran Perbaikan

Tanda Tangan Reviewer


Tanggal: 26/4/2019
(DD) / (MM) / (YY)

Dengan ini menyatakan bahwa proses review soal di atas telah benar – benar telah dilakukan oleh nama yang bertanda tangan
di atas, tidak dilakukan oleh orang lain atau juga tidak dilakukan oleh orang lain yang mengatasnamakan nama di atas.
Nama Jelas :

Dengan ini menyatakan bahwa proses review soal di atas telah benar – benar telah dilakukan oleh nama yang bertanda tangan
di atas, tidak dilakukan oleh orang lain atau juga tidak dilakukan oleh orang lain yang mengatasnamakan nama di atas.
Daftar Tilik Soal/Item (Untuk Reviewer)
Catatan: satu set daftar tilik berlaku untuk tiap satu soal/item
Diisi dengan tanda silang (X)

ID Soal : UTS18

Isi soal
Relevansi dan kesesuaian terhadap kompetensi bidan Indonesia
( ) Sangat Relevan
(X ) Relevan
( ) Ragu – ragu
( ) Kurang relevan
( ) Tidak relevan

Bahasa yang digunakan Tingkat kesulitan soal


( ) Sulit dimengerti ( ) Sangat sulit
( ) Kurang dimengerti () Sulit
(X) Mudah dimengerti (X ) Sedang
( ) Mudah
( ) Sangat Mudah
Struktur Soal
- Vingete
1. Terdapat (X) Ya ( ) Tidak
2. Berfungsi (X) Ya ( ) Tidak
3. Badan soal terlalu panjang, sulit, dan kompleks ( ) Ya (X) Tidak
- Lead in
4. Memenuhi Close the option rules (X) Ya ( ) Tidak
5. Pertanyaan/pernyataan negatif (X) Ya ( ) Tidak
- Option
6. Kesalahan tata bahasa ( ) Ya (X) Tidak
7. Penggunaan istilah yang absolut ( ) Ya (X) Tidak
8. Jawaban benar yang panjang ( ) Ya (X) Tidak
9. Pengulangan kata dari badan soal ke jawaban ( ) Ya (X) Tidak
10. Konvergensi option ( ) Ya (X) Tidak
11. Pilihan jawaban yang panjang, kompleks, atau duplikasi ( ) Ya (X) Tidak
12. Pilihan yang mengandung unsur frekuensi suatu kejadian ( ) Ya (X) Tidak
bersifat multi interpretasi
13. Pilihan jawaban tidak paralel dan urutan tidak logis ( ) Ya (X) Tidak
14. Penggunaan BSSD (bukan salah satu diatas) pada pilihan jawaban ( ) Ya (X) Tidak

Komentar Umum Reviewer


Soal sudah baik, vignette, lead in dan opsi sudah mencerminkan struktur soal yang
baik
Kesimpulan Hasil Review
( ) Diterima tanpa perbaikan
(X) Diterima dengan perbaikan
(X) Tidak perlu konfirmasi dengan pembuat soal
( ) Perlu konfirmasi pembuat soal
( ) Dikembalikan kepada pembuat soal
( ) Berpotensi diterima dengan perbaikan
( ) Memerlukan perbaikan keseluruhan
Saran Perbaikan

Tanda Tangan Reviewer


Tanggal: 26/4/2019
(DD) / (MM) / (YY)

Dengan ini menyatakan bahwa proses review soal di atas telah benar – benar telah dilakukan oleh nama yang bertanda tangan
di atas, tidak dilakukan oleh orang lain atau juga tidak dilakukan oleh orang lain yang mengatasnamakan nama di atas.
Nama Jelas :

Dengan ini menyatakan bahwa proses review soal di atas telah benar – benar telah dilakukan oleh nama yang bertanda tangan
di atas, tidak dilakukan oleh orang lain atau juga tidak dilakukan oleh orang lain yang mengatasnamakan nama di atas.
Daftar Tilik Soal/Item (Untuk Reviewer)
Catatan: satu set daftar tilik berlaku untuk tiap satu soal/item
Diisi dengan tanda silang (X)

ID Soal : UTS19

Isi soal
Relevansi dan kesesuaian terhadap kompetensi bidan Indonesia
( ) Sangat Relevan
(X ) Relevan
( ) Ragu – ragu
( ) Kurang relevan
( ) Tidak relevan

Bahasa yang digunakan Tingkat kesulitan soal


( ) Sulit dimengerti ( ) Sangat sulit
( ) Kurang dimengerti ( ) Sulit
(X) Mudah dimengerti ( ) Sedang
(X ) Mudah
( ) Sangat Mudah
Struktur Soal
- Vingete
1. Terdapat ( ) Ya (X) Tidak
2. Berfungsi ( ) Ya (X) Tidak
3. Badan soal terlalu panjang, sulit, dan kompleks ( ) Ya (X) Tidak
- Lead in
4. Memenuhi Close the option rules (X) Ya ( ) Tidak
5. Pertanyaan/pernyataan negatif (X) Ya ( ) Tidak
- Option
6. Kesalahan tata bahasa ( ) Ya (X) Tidak
7. Penggunaan istilah yang absolut ( ) Ya (X) Tidak
8. Jawaban benar yang panjang ( ) Ya (X) Tidak
9. Pengulangan kata dari badan soal ke jawaban ( ) Ya (X) Tidak
10. Konvergensi option ( ) Ya (X) Tidak
11. Pilihan jawaban yang panjang, kompleks, atau duplikasi ( ) Ya (X) Tidak
12. Pilihan yang mengandung unsur frekuensi suatu kejadian ( ) Ya (X) Tidak
bersifat multi interpretasi
13. Pilihan jawaban tidak paralel dan urutan tidak logis ( ) Ya (X) Tidak
14. Penggunaan BSSD (bukan salah satu diatas) pada pilihan jawaban ( ) Ya (X) Tidak

Komentar Umum Reviewer


Soal bukan dalam bentuk vignette

Kesimpulan Hasil Review


( ) Diterima tanpa perbaikan
(X) Diterima dengan perbaikan
(X) Tidak perlu konfirmasi dengan pembuat soal
( ) Perlu konfirmasi pembuat soal
( ) Dikembalikan kepada pembuat soal
( ) Berpotensi diterima dengan perbaikan
( ) Memerlukan perbaikan keseluruhan
Saran Perbaikan
Usahakan dalam bentuk vigentte

Tanda Tangan Reviewer


Tanggal: 26/4/2019
(DD) / (MM) / (YY)

Dengan ini menyatakan bahwa proses review soal di atas telah benar – benar telah dilakukan oleh nama yang bertanda tangan
di atas, tidak dilakukan oleh orang lain atau juga tidak dilakukan oleh orang lain yang mengatasnamakan nama di atas.
Nama Jelas :

Dengan ini menyatakan bahwa proses review soal di atas telah benar – benar telah dilakukan oleh nama yang bertanda tangan
di atas, tidak dilakukan oleh orang lain atau juga tidak dilakukan oleh orang lain yang mengatasnamakan nama di atas.
Daftar Tilik Soal/Item (Untuk Reviewer)
Catatan: satu set daftar tilik berlaku untuk tiap satu soal/item
Diisi dengan tanda silang (X)

ID Soal : UTS20

Isi soal
Relevansi dan kesesuaian terhadap kompetensi bidan Indonesia
( ) Sangat Relevan
( ) Relevan
( X) Ragu – ragu
( ) Kurang relevan
( ) Tidak relevan

Bahasa yang digunakan Tingkat kesulitan soal


( ) Sulit dimengerti ( ) Sangat sulit
( ) Kurang dimengerti ( ) Sulit
(X) Mudah dimengerti ( ) Sedang
(X) Mudah
( ) Sangat Mudah
Struktur Soal
- Vingete
1. Terdapat ( ) Ya (X) Tidak
2. Berfungsi ( ) Ya (X) Tidak
3. Badan soal terlalu panjang, sulit, dan kompleks ( ) Ya (X) Tidak
- Lead in
4. Memenuhi Close the option rules ( ) Ya (X) Tidak
5. Pertanyaan/pernyataan negatif (X) Ya ( ) Tidak
- Option
6. Kesalahan tata bahasa ( ) Ya (X) Tidak
7. Penggunaan istilah yang absolut ( ) Ya (X) Tidak
8. Jawaban benar yang panjang ( ) Ya (X) Tidak
9. Pengulangan kata dari badan soal ke jawaban ( ) Ya (X) Tidak
10. Konvergensi option ( ) Ya (X) Tidak
11. Pilihan jawaban yang panjang, kompleks, atau duplikasi ( ) Ya (X) Tidak
12. Pilihan yang mengandung unsur frekuensi suatu kejadian ( ) Ya (X) Tidak
bersifat multi interpretasi
13. Pilihan jawaban tidak paralel dan urutan tidak logis ( ) Ya (X) Tidak
14. Penggunaan BSSD (bukan salah satu diatas) pada pilihan jawaban ( ) Ya (X) Tidak

Komentar Umum Reviewer


Soal bukan dalam bentuk vignette

Kesimpulan Hasil Review


( ) Diterima tanpa perbaikan
(X) Diterima dengan perbaikan
(X) Tidak perlu konfirmasi dengan pembuat soal
( ) Perlu konfirmasi pembuat soal
( ) Dikembalikan kepada pembuat soal
( ) Berpotensi diterima dengan perbaikan
( ) Memerlukan perbaikan keseluruhan
Saran Perbaikan
Usahakan dalam bentuk vigentte

Tanda Tangan Reviewer


Tanggal: 26/4/2019
(DD) / (MM) / (YY)

Dengan ini menyatakan bahwa proses review soal di atas telah benar – benar telah dilakukan oleh nama yang bertanda tangan
di atas, tidak dilakukan oleh orang lain atau juga tidak dilakukan oleh orang lain yang mengatasnamakan nama di atas.
Nama Jelas

Dengan ini menyatakan bahwa proses review soal di atas telah benar – benar telah dilakukan oleh nama yang bertanda tangan
di atas, tidak dilakukan oleh orang lain atau juga tidak dilakukan oleh orang lain yang mengatasnamakan nama di atas.
Dengan ini menyatakan bahwa proses review soal di atas telah benar – benar telah dilakukan oleh nama yang bertanda tangan
di atas, tidak dilakukan oleh orang lain atau juga tidak dilakukan oleh orang lain yang mengatasnamakan nama di atas.
Daftar Tilik Soal/Item (Untuk Reviewer)
Catatan: satu set daftar tilik berlaku untuk tiap satu soal/item
Diisi dengan tanda silang (X)

ID Soal : UAS01

Isi soal
Relevansi dan kesesuaian terhadap kompetensi bidan Indonesia
( ) Sangat Relevan
(X ) Relevan
( ) Ragu – ragu
( ) Kurang relevan
( ) Tidak relevan

Bahasa yang digunakan Tingkat kesulitan soal


( ) Sulit dimengerti ( ) Sangat sulit
( ) Kurang dimengerti () Sulit
(X) Mudah dimengerti (X ) Sedang
( ) Mudah
( ) Sangat Mudah
Struktur Soal
- Vingete
1. Terdapat (X) Ya ( ) Tidak
2. Berfungsi (X) Ya ( ) Tidak
3. Badan soal terlalu panjang, sulit, dan kompleks ( ) Ya (X) Tidak
- Lead in
4. Memenuhi Close the option rules (X) Ya ( ) Tidak
5. Pertanyaan/pernyataan negatif () Ya (X ) Tidak
- Option
6. Kesalahan tata bahasa ( ) Ya (X) Tidak
7. Penggunaan istilah yang absolut ( ) Ya (X) Tidak
8. Jawaban benar yang panjang ( ) Ya (X) Tidak
9. Pengulangan kata dari badan soal ke jawaban ( ) Ya (X) Tidak
10. Konvergensi option ( ) Ya (X) Tidak
11. Pilihan jawaban yang panjang, kompleks, atau duplikasi ( ) Ya (X) Tidak
12. Pilihan yang mengandung unsur frekuensi suatu kejadian ( ) Ya (X) Tidak
bersifat multi interpretasi
13. Pilihan jawaban tidak paralel dan urutan tidak logis ( ) Ya (X) Tidak
14. Penggunaan BSSD (bukan salah satu diatas) pada pilihan jawaban ( ) Ya (X) Tidak

Komentar Umum Reviewer


Soal sudah sesuai

Kesimpulan Hasil Review


( ) Diterima tanpa perbaikan
(X) Diterima dengan perbaikan
(X) Tidak perlu konfirmasi dengan pembuat soal
( ) Perlu konfirmasi pembuat soal
( ) Dikembalikan kepada pembuat soal
( ) Berpotensi diterima dengan perbaikan
( ) Memerlukan perbaikan keseluruhan
Saran Perbaikan

Tanda Tangan Reviewer


Tanggal: 28 Juni 2019
(DD) / (MM) / (YY)

Dengan ini menyatakan bahwa proses review soal di atas telah benar – benar telah dilakukan oleh nama yang bertanda tangan
di atas, tidak dilakukan oleh orang lain atau juga tidak dilakukan oleh orang lain yang mengatasnamakan nama di atas.
Nama Jelas :

Dengan ini menyatakan bahwa proses review soal di atas telah benar – benar telah dilakukan oleh nama yang bertanda tangan
di atas, tidak dilakukan oleh orang lain atau juga tidak dilakukan oleh orang lain yang mengatasnamakan nama di atas.
Daftar Tilik Soal/Item (Untuk Reviewer)
Catatan: satu set daftar tilik berlaku untuk tiap satu soal/item
Diisi dengan tanda silang (X)

ID Soal : UAS02

Isi soal
Relevansi dan kesesuaian terhadap kompetensi bidan Indonesia
( ) Sangat Relevan
(X ) Relevan
( ) Ragu – ragu
( ) Kurang relevan
( ) Tidak relevan

Bahasa yang digunakan Tingkat kesulitan soal


( ) Sulit dimengerti ( ) Sangat sulit
( ) Kurang dimengerti (X) Sulit
(X) Mudah dimengerti ( ) Sedang
( ) Mudah
( ) Sangat Mudah
Struktur Soal
- Vingete
1. Terdapat (X) Ya ( ) Tidak
2. Berfungsi (X) Ya ( ) Tidak
3. Badan soal terlalu panjang, sulit, dan kompleks ( ) Ya (X) Tidak
- Lead in
4. Memenuhi Close the option rules (X) Ya ( ) Tidak
5. Pertanyaan/pernyataan negatif () Ya (X) Tidak
- Option
6. Kesalahan tata bahasa ( ) Ya (X) Tidak
7. Penggunaan istilah yang absolut ( ) Ya (X) Tidak
8. Jawaban benar yang panjang ( ) Ya (X) Tidak
9. Pengulangan kata dari badan soal ke jawaban ( ) Ya (X) Tidak
10. Konvergensi option ( ) Ya (X) Tidak
11. Pilihan jawaban yang panjang, kompleks, atau duplikasi ( ) Ya (X) Tidak
12. Pilihan yang mengandung unsur frekuensi suatu kejadian ( ) Ya (X) Tidak
bersifat multi interpretasi
13. Pilihan jawaban tidak paralel dan urutan tidak logis ( ) Ya (X) Tidak
14. Penggunaan BSSD (bukan salah satu diatas) pada pilihan jawaban ( ) Ya (X) Tidak

Komentar Umum Reviewer


Pertanyaan lead in dibuat baku

Kesimpulan Hasil Review


( ) Diterima tanpa perbaikan
(X) Diterima dengan perbaikan
(X) Tidak perlu konfirmasi dengan pembuat soal
( ) Perlu konfirmasi pembuat soal
( ) Dikembalikan kepada pembuat soal
( ) Berpotensi diterima dengan perbaikan
( ) Memerlukan perbaikan keseluruhan
Saran Perbaikan

Tanda Tangan Reviewer


Tanggal: 28 Juni 2019
(DD) / (MM) / (YY)

Dengan ini menyatakan bahwa proses review soal di atas telah benar – benar telah dilakukan oleh nama yang bertanda tangan
di atas, tidak dilakukan oleh orang lain atau juga tidak dilakukan oleh orang lain yang mengatasnamakan nama di atas.
Nama Jelas :

Dengan ini menyatakan bahwa proses review soal di atas telah benar – benar telah dilakukan oleh nama yang bertanda tangan
di atas, tidak dilakukan oleh orang lain atau juga tidak dilakukan oleh orang lain yang mengatasnamakan nama di atas.
Daftar Tilik Soal/Item (Untuk Reviewer)
Catatan: satu set daftar tilik berlaku untuk tiap satu soal/item
Diisi dengan tanda silang (X)

ID Soal : UAS03

Isi soal
Relevansi dan kesesuaian terhadap kompetensi bidan Indonesia
( ) Sangat Relevan
(X ) Relevan
( ) Ragu – ragu
( ) Kurang relevan
( ) Tidak relevan

Bahasa yang digunakan Tingkat kesulitan soal


( ) Sulit dimengerti ( ) Sangat sulit
( ) Kurang dimengerti ( ) Sulit
(X) Mudah dimengerti (X) Sedang
( ) Mudah
( ) Sangat Mudah
Struktur Soal
- Vingete
1. Terdapat (X) Ya ( ) Tidak
2. Berfungsi (X) Ya ( ) Tidak
3. Badan soal terlalu panjang, sulit, dan kompleks ( ) Ya (X) Tidak
- Lead in
4. Memenuhi Close the option rules (X) Ya ( ) Tidak
5. Pertanyaan/pernyataan negatif () Ya (X) Tidak
- Option
6. Kesalahan tata bahasa ( ) Ya (X) Tidak
7. Penggunaan istilah yang absolut ( ) Ya (X) Tidak
8. Jawaban benar yang panjang ( ) Ya (X) Tidak
9. Pengulangan kata dari badan soal ke jawaban ( ) Ya (X) Tidak
10. Konvergensi option ( ) Ya (X) Tidak
11. Pilihan jawaban yang panjang, kompleks, atau duplikasi ( ) Ya (X) Tidak
12. Pilihan yang mengandung unsur frekuensi suatu kejadian ( ) Ya (X) Tidak
bersifat multi interpretasi
13. Pilihan jawaban tidak paralel dan urutan tidak logis ( ) Ya (X) Tidak
14. Penggunaan BSSD (bukan salah satu diatas) pada pilihan jawaban ( ) Ya (X) Tidak

Komentar Umum Reviewer


Sudah baik

Kesimpulan Hasil Review


( ) Diterima tanpa perbaikan
(X) Diterima dengan perbaikan
(X) Tidak perlu konfirmasi dengan pembuat soal
( ) Perlu konfirmasi pembuat soal
( ) Dikembalikan kepada pembuat soal
( ) Berpotensi diterima dengan perbaikan
( ) Memerlukan perbaikan keseluruhan
Saran Perbaikan

Tanda Tangan Reviewer


Tanggal: 28 Juni 2019
(DD) / (MM) / (YY)

Dengan ini menyatakan bahwa proses review soal di atas telah benar – benar telah dilakukan oleh nama yang bertanda tangan
di atas, tidak dilakukan oleh orang lain atau juga tidak dilakukan oleh orang lain yang mengatasnamakan nama di atas.
Nama Jelas :

Dengan ini menyatakan bahwa proses review soal di atas telah benar – benar telah dilakukan oleh nama yang bertanda tangan
di atas, tidak dilakukan oleh orang lain atau juga tidak dilakukan oleh orang lain yang mengatasnamakan nama di atas.
Daftar Tilik Soal/Item (Untuk Reviewer)
Catatan: satu set daftar tilik berlaku untuk tiap satu soal/item
Diisi dengan tanda silang (X)

ID Soal : UAS04

Isi soal
Relevansi dan kesesuaian terhadap kompetensi bidan Indonesia
( ) Sangat Relevan
(X ) Relevan
( ) Ragu – ragu
( ) Kurang relevan
( ) Tidak relevan

Bahasa yang digunakan Tingkat kesulitan soal


( ) Sulit dimengerti ( ) Sangat sulit
( ) Kurang dimengerti (X) Sulit
(X) Mudah dimengerti ( ) Sedang
( ) Mudah
( ) Sangat Mudah
Struktur Soal
- Vingete
1. Terdapat (X) Ya ( ) Tidak
2. Berfungsi (X) Ya ( ) Tidak
3. Badan soal terlalu panjang, sulit, dan kompleks ( ) Ya (X) Tidak
- Lead in
4. Memenuhi Close the option rules (X) Ya ( ) Tidak
5. Pertanyaan/pernyataan negatif ( ) Ya (X) Tidak
- Option
6. Kesalahan tata bahasa ( ) Ya (X) Tidak
7. Penggunaan istilah yang absolut ( ) Ya (X) Tidak
8. Jawaban benar yang panjang ( ) Ya (X) Tidak
9. Pengulangan kata dari badan soal ke jawaban ( ) Ya (X) Tidak
10. Konvergensi option ( ) Ya (X) Tidak
11. Pilihan jawaban yang panjang, kompleks, atau duplikasi ( ) Ya (X) Tidak
12. Pilihan yang mengandung unsur frekuensi suatu kejadian ( ) Ya (X) Tidak
bersifat multi interpretasi
13. Pilihan jawaban tidak paralel dan urutan tidak logis ( ) Ya (X) Tidak
14. Penggunaan BSSD (bukan salah satu diatas) pada pilihan jawaban ( ) Ya (X) Tidak

Komentar Umum Reviewer


Sudah baik

Kesimpulan Hasil Review


( ) Diterima tanpa perbaikan
(X) Diterima dengan perbaikan
(X) Tidak perlu konfirmasi dengan pembuat soal
( ) Perlu konfirmasi pembuat soal
( ) Dikembalikan kepada pembuat soal
( ) Berpotensi diterima dengan perbaikan
( ) Memerlukan perbaikan keseluruhan
Saran Perbaikan

Tanda Tangan Reviewer


Tanggal: 28 Juni 2019
(DD) / (MM) / (YY)

Dengan ini menyatakan bahwa proses review soal di atas telah benar – benar telah dilakukan oleh nama yang bertanda tangan
di atas, tidak dilakukan oleh orang lain atau juga tidak dilakukan oleh orang lain yang mengatasnamakan nama di atas.
Nama Jelas :

Dengan ini menyatakan bahwa proses review soal di atas telah benar – benar telah dilakukan oleh nama yang bertanda tangan
di atas, tidak dilakukan oleh orang lain atau juga tidak dilakukan oleh orang lain yang mengatasnamakan nama di atas.
Daftar Tilik Soal/Item (Untuk Reviewer)
Catatan: satu set daftar tilik berlaku untuk tiap satu soal/item
Diisi dengan tanda silang (X)

ID Soal : UAS05

Isi soal
Relevansi dan kesesuaian terhadap kompetensi bidan Indonesia
( ) Sangat Relevan
(X ) Relevan
( ) Ragu – ragu
( ) Kurang relevan
( ) Tidak relevan

Bahasa yang digunakan Tingkat kesulitan soal


( ) Sulit dimengerti ( ) Sangat sulit
( ) Kurang dimengerti (X) Sulit
(X) Mudah dimengerti ( ) Sedang
( ) Mudah
( ) Sangat Mudah
Struktur Soal
- Vingete
1. Terdapat (X) Ya ( ) Tidak
2. Berfungsi (X) Ya ( ) Tidak
3. Badan soal terlalu panjang, sulit, dan kompleks ( ) Ya (X) Tidak
- Lead in
4. Memenuhi Close the option rules (X) Ya ( ) Tidak
5. Pertanyaan/pernyataan negatif () Ya (X) Tidak
- Option
6. Kesalahan tata bahasa ( ) Ya (X) Tidak
7. Penggunaan istilah yang absolut ( ) Ya (X) Tidak
8. Jawaban benar yang panjang ( ) Ya (X) Tidak
9. Pengulangan kata dari badan soal ke jawaban ( ) Ya (X) Tidak
10. Konvergensi option ( ) Ya (X) Tidak
11. Pilihan jawaban yang panjang, kompleks, atau duplikasi ( ) Ya (X) Tidak
12. Pilihan yang mengandung unsur frekuensi suatu kejadian ( ) Ya (X) Tidak
bersifat multi interpretasi
13. Pilihan jawaban tidak paralel dan urutan tidak logis ( ) Ya (X) Tidak
14. Penggunaan BSSD (bukan salah satu diatas) pada pilihan jawaban ( ) Ya (X) Tidak

Komentar Umum Reviewer


Sangat bagus, lengkap

Kesimpulan Hasil Review


( ) Diterima tanpa perbaikan
(X) Diterima dengan perbaikan
(X) Tidak perlu konfirmasi dengan pembuat soal
( ) Perlu konfirmasi pembuat soal
( ) Dikembalikan kepada pembuat soal
( ) Berpotensi diterima dengan perbaikan
( ) Memerlukan perbaikan keseluruhan
Saran Perbaikan

Tanda Tangan Reviewer


Tanggal: 28 Juni 2019
(DD) / (MM) / (YY)

Dengan ini menyatakan bahwa proses review soal di atas telah benar – benar telah dilakukan oleh nama yang bertanda tangan
di atas, tidak dilakukan oleh orang lain atau juga tidak dilakukan oleh orang lain yang mengatasnamakan nama di atas.
Nama Jelas :

Dengan ini menyatakan bahwa proses review soal di atas telah benar – benar telah dilakukan oleh nama yang bertanda tangan
di atas, tidak dilakukan oleh orang lain atau juga tidak dilakukan oleh orang lain yang mengatasnamakan nama di atas.
Daftar Tilik Soal/Item (Untuk Reviewer)
Catatan: satu set daftar tilik berlaku untuk tiap satu soal/item
Diisi dengan tanda silang (X)

ID Soal : UAS06

Isi soal
Relevansi dan kesesuaian terhadap kompetensi bidan Indonesia
( ) Sangat Relevan
(X ) Relevan
( ) Ragu – ragu
( ) Kurang relevan
( ) Tidak relevan

Bahasa yang digunakan Tingkat kesulitan soal


( ) Sulit dimengerti ( ) Sangat sulit
( ) Kurang dimengerti () Sulit
(X) Mudah dimengerti ( ) Sedang
(X ) Mudah
( ) Sangat Mudah
Struktur Soal
- Vingete
1. Terdapat (X) Ya ( ) Tidak
2. Berfungsi (X) Ya ( ) Tidak
3. Badan soal terlalu panjang, sulit, dan kompleks ( ) Ya (X) Tidak
- Lead in
4. Memenuhi Close the option rules (X) Ya ( ) Tidak
5. Pertanyaan/pernyataan negatif () Ya (X) Tidak
- Option
6. Kesalahan tata bahasa ( ) Ya (X) Tidak
7. Penggunaan istilah yang absolut ( ) Ya (X) Tidak
8. Jawaban benar yang panjang ( ) Ya (X) Tidak
9. Pengulangan kata dari badan soal ke jawaban ( ) Ya (X) Tidak
10. Konvergensi option ( ) Ya (X) Tidak
11. Pilihan jawaban yang panjang, kompleks, atau duplikasi ( ) Ya (X) Tidak
12. Pilihan yang mengandung unsur frekuensi suatu kejadian ( ) Ya (X) Tidak
bersifat multi interpretasi
13. Pilihan jawaban tidak paralel dan urutan tidak logis ( ) Ya (X) Tidak
14. Penggunaan BSSD (bukan salah satu diatas) pada pilihan jawaban ( ) Ya (X) Tidak

Komentar Umum Reviewer


Cukup

Kesimpulan Hasil Review


( ) Diterima tanpa perbaikan
(X) Diterima dengan perbaikan
(X) Tidak perlu konfirmasi dengan pembuat soal
( ) Perlu konfirmasi pembuat soal
( ) Dikembalikan kepada pembuat soal
( ) Berpotensi diterima dengan perbaikan
( ) Memerlukan perbaikan keseluruhan
Saran Perbaikan

Tanda Tangan Reviewer


Tanggal: 28 Juni 2019
(DD) / (MM) / (YY)

Dengan ini menyatakan bahwa proses review soal di atas telah benar – benar telah dilakukan oleh nama yang bertanda tangan
di atas, tidak dilakukan oleh orang lain atau juga tidak dilakukan oleh orang lain yang mengatasnamakan nama di atas.
Nama Jelas :

Dengan ini menyatakan bahwa proses review soal di atas telah benar – benar telah dilakukan oleh nama yang bertanda tangan
di atas, tidak dilakukan oleh orang lain atau juga tidak dilakukan oleh orang lain yang mengatasnamakan nama di atas.
Daftar Tilik Soal/Item (Untuk Reviewer)
Catatan: satu set daftar tilik berlaku untuk tiap satu soal/item
Diisi dengan tanda silang (X)

ID Soal : UAS07

Isi soal
Relevansi dan kesesuaian terhadap kompetensi bidan Indonesia
( ) Sangat Relevan
(X ) Relevan
( ) Ragu – ragu
( ) Kurang relevan
( ) Tidak relevan

Bahasa yang digunakan Tingkat kesulitan soal


( ) Sulit dimengerti ( ) Sangat sulit
( ) Kurang dimengerti (X) Sulit
(X) Mudah dimengerti ( ) Sedang
( ) Mudah
( ) Sangat Mudah
Struktur Soal
- Vingete
1. Terdapat (X) Ya ( ) Tidak
2. Berfungsi (X) Ya ( ) Tidak
3. Badan soal terlalu panjang, sulit, dan kompleks ( ) Ya (X) Tidak
- Lead in
4. Memenuhi Close the option rules (X) Ya ( ) Tidak
5. Pertanyaan/pernyataan negatif () Ya (X) Tidak
- Option
6. Kesalahan tata bahasa ( ) Ya (X) Tidak
7. Penggunaan istilah yang absolut ( ) Ya (X) Tidak
8. Jawaban benar yang panjang ( ) Ya (X) Tidak
9. Pengulangan kata dari badan soal ke jawaban ( ) Ya (X) Tidak
10. Konvergensi option ( ) Ya (X) Tidak
11. Pilihan jawaban yang panjang, kompleks, atau duplikasi ( ) Ya (X) Tidak
12. Pilihan yang mengandung unsur frekuensi suatu kejadian ( ) Ya (X) Tidak
bersifat multi interpretasi
13. Pilihan jawaban tidak paralel dan urutan tidak logis ( ) Ya (X) Tidak
14. Penggunaan BSSD (bukan salah satu diatas) pada pilihan jawaban ( ) Ya (X) Tidak

Komentar Umum Reviewer


Pertanyaan penegakan diagnosa, cukup bisa dipahami

Kesimpulan Hasil Review


( ) Diterima tanpa perbaikan
(X) Diterima dengan perbaikan
(X) Tidak perlu konfirmasi dengan pembuat soal
( ) Perlu konfirmasi pembuat soal
( ) Dikembalikan kepada pembuat soal
( ) Berpotensi diterima dengan perbaikan
( ) Memerlukan perbaikan keseluruhan
Saran Perbaikan

Tanda Tangan Reviewer


Tanggal: 28 Juni 2019
(DD) / (MM) / (YY)

Dengan ini menyatakan bahwa proses review soal di atas telah benar – benar telah dilakukan oleh nama yang bertanda tangan
di atas, tidak dilakukan oleh orang lain atau juga tidak dilakukan oleh orang lain yang mengatasnamakan nama di atas.
Nama Jelas :

Dengan ini menyatakan bahwa proses review soal di atas telah benar – benar telah dilakukan oleh nama yang bertanda tangan
di atas, tidak dilakukan oleh orang lain atau juga tidak dilakukan oleh orang lain yang mengatasnamakan nama di atas.
Daftar Tilik Soal/Item (Untuk Reviewer)
Catatan: satu set daftar tilik berlaku untuk tiap satu soal/item
Diisi dengan tanda silang (X)

ID Soal : UAS08

Isi soal
Relevansi dan kesesuaian terhadap kompetensi bidan Indonesia
( ) Sangat Relevan
(X ) Relevan
( ) Ragu – ragu
( ) Kurang relevan
( ) Tidak relevan

Bahasa yang digunakan Tingkat kesulitan soal


( ) Sulit dimengerti (X) Sangat sulit
( ) Kurang dimengerti () Sulit
(X) Mudah dimengerti ( ) Sedang
( ) Mudah
( ) Sangat Mudah
Struktur Soal
- Vingete
1. Terdapat (X) Ya ( ) Tidak
2. Berfungsi (X) Ya ( ) Tidak
3. Badan soal terlalu panjang, sulit, dan kompleks ( ) Ya (X) Tidak
- Lead in
4. Memenuhi Close the option rules (X) Ya ( ) Tidak
5. Pertanyaan/pernyataan negatif () Ya (X) Tidak
- Option
6. Kesalahan tata bahasa ( ) Ya (X) Tidak
7. Penggunaan istilah yang absolut ( ) Ya (X) Tidak
8. Jawaban benar yang panjang ( ) Ya (X) Tidak
9. Pengulangan kata dari badan soal ke jawaban ( ) Ya (X) Tidak
10. Konvergensi option ( ) Ya (X) Tidak
11. Pilihan jawaban yang panjang, kompleks, atau duplikasi ( ) Ya (X) Tidak
12. Pilihan yang mengandung unsur frekuensi suatu kejadian ( ) Ya (X) Tidak
bersifat multi interpretasi
13. Pilihan jawaban tidak paralel dan urutan tidak logis ( ) Ya (X) Tidak
14. Penggunaan BSSD (bukan salah satu diatas) pada pilihan jawaban ( ) Ya (X) Tidak

Komentar Umum Reviewer


Pertanyaan TBJ, cukup baik dan bisa dihitung dengan cepat

Kesimpulan Hasil Review


( ) Diterima tanpa perbaikan
(X) Diterima dengan perbaikan
(X) Tidak perlu konfirmasi dengan pembuat soal
( ) Perlu konfirmasi pembuat soal
( ) Dikembalikan kepada pembuat soal
( ) Berpotensi diterima dengan perbaikan
( ) Memerlukan perbaikan keseluruhan
Saran Perbaikan

Tanda Tangan Reviewer


Tanggal: 28 Juni 2019
(DD) / (MM) / (YY)

Dengan ini menyatakan bahwa proses review soal di atas telah benar – benar telah dilakukan oleh nama yang bertanda tangan
di atas, tidak dilakukan oleh orang lain atau juga tidak dilakukan oleh orang lain yang mengatasnamakan nama di atas.
Nama Jelas :

Dengan ini menyatakan bahwa proses review soal di atas telah benar – benar telah dilakukan oleh nama yang bertanda tangan
di atas, tidak dilakukan oleh orang lain atau juga tidak dilakukan oleh orang lain yang mengatasnamakan nama di atas.
Daftar Tilik Soal/Item (Untuk Reviewer)
Catatan: satu set daftar tilik berlaku untuk tiap satu soal/item
Diisi dengan tanda silang (X)

ID Soal : UAS09

Isi soal
Relevansi dan kesesuaian terhadap kompetensi bidan Indonesia
( ) Sangat Relevan
(X ) Relevan
( ) Ragu – ragu
( ) Kurang relevan
( ) Tidak relevan

Bahasa yang digunakan Tingkat kesulitan soal


( ) Sulit dimengerti ( ) Sangat sulit
( ) Kurang dimengerti ( ) Sulit
(X) Mudah dimengerti ( ) Sedang
( X) Mudah
( ) Sangat Mudah
Struktur Soal
- Vingete
1. Terdapat (X) Ya ( ) Tidak
2. Berfungsi (X) Ya ( ) Tidak
3. Badan soal terlalu panjang, sulit, dan kompleks ( ) Ya (X) Tidak
- Lead in
4. Memenuhi Close the option rules (X) Ya ( ) Tidak
5. Pertanyaan/pernyataan negatif () Ya (X) Tidak
- Option
6. Kesalahan tata bahasa ( ) Ya (X) Tidak
7. Penggunaan istilah yang absolut ( ) Ya (X) Tidak
8. Jawaban benar yang panjang ( ) Ya (X) Tidak
9. Pengulangan kata dari badan soal ke jawaban ( ) Ya (X) Tidak
10. Konvergensi option ( ) Ya (X) Tidak
11. Pilihan jawaban yang panjang, kompleks, atau duplikasi ( ) Ya (X) Tidak
12. Pilihan yang mengandung unsur frekuensi suatu kejadian ( ) Ya (X) Tidak
bersifat multi interpretasi
13. Pilihan jawaban tidak paralel dan urutan tidak logis ( ) Ya (X) Tidak
14. Penggunaan BSSD (bukan salah satu diatas) pada pilihan jawaban ( ) Ya (X) Tidak

Komentar Umum Reviewer


Sudah baik

Kesimpulan Hasil Review


( ) Diterima tanpa perbaikan
(X) Diterima dengan perbaikan
(X) Tidak perlu konfirmasi dengan pembuat soal
( ) Perlu konfirmasi pembuat soal
( ) Dikembalikan kepada pembuat soal
( ) Berpotensi diterima dengan perbaikan
( ) Memerlukan perbaikan keseluruhan
Saran Perbaikan

Tanda Tangan Reviewer


Tanggal: 28 Juni 2019
(DD) / (MM) / (YY)

Dengan ini menyatakan bahwa proses review soal di atas telah benar – benar telah dilakukan oleh nama yang bertanda tangan
di atas, tidak dilakukan oleh orang lain atau juga tidak dilakukan oleh orang lain yang mengatasnamakan nama di atas.
Nama Jelas :

Dengan ini menyatakan bahwa proses review soal di atas telah benar – benar telah dilakukan oleh nama yang bertanda tangan
di atas, tidak dilakukan oleh orang lain atau juga tidak dilakukan oleh orang lain yang mengatasnamakan nama di atas.
Daftar Tilik Soal/Item (Untuk Reviewer)
Catatan: satu set daftar tilik berlaku untuk tiap satu soal/item
Diisi dengan tanda silang (X)

ID Soal : UAS10

Isi soal
Relevansi dan kesesuaian terhadap kompetensi bidan Indonesia
( ) Sangat Relevan
(X ) Relevan
( ) Ragu – ragu
( ) Kurang relevan
( ) Tidak relevan

Bahasa yang digunakan Tingkat kesulitan soal


( ) Sulit dimengerti ( ) Sangat sulit
( ) Kurang dimengerti (X) Sulit
(X) Mudah dimengerti ( ) Sedang
( ) Mudah
( ) Sangat Mudah
Struktur Soal
- Vingete
1. Terdapat (X) Ya ( ) Tidak
2. Berfungsi (X) Ya ( ) Tidak
3. Badan soal terlalu panjang, sulit, dan kompleks ( ) Ya (X) Tidak
- Lead in
4. Memenuhi Close the option rules (X) Ya ( ) Tidak
5. Pertanyaan/pernyataan negatif () Ya (X) Tidak
- Option
6. Kesalahan tata bahasa ( ) Ya (X) Tidak
7. Penggunaan istilah yang absolut ( ) Ya (X) Tidak
8. Jawaban benar yang panjang ( ) Ya (X) Tidak
9. Pengulangan kata dari badan soal ke jawaban ( ) Ya (X) Tidak
10. Konvergensi option ( ) Ya (X) Tidak
11. Pilihan jawaban yang panjang, kompleks, atau duplikasi ( ) Ya (X) Tidak
12. Pilihan yang mengandung unsur frekuensi suatu kejadian ( ) Ya (X) Tidak
bersifat multi interpretasi
13. Pilihan jawaban tidak paralel dan urutan tidak logis ( ) Ya (X) Tidak
14. Penggunaan BSSD (bukan salah satu diatas) pada pilihan jawaban ( ) Ya (X) Tidak

Komentar Umum Reviewer


Struktur soal sudah baik

Kesimpulan Hasil Review


( ) Diterima tanpa perbaikan
(X) Diterima dengan perbaikan
(X) Tidak perlu konfirmasi dengan pembuat soal
( ) Perlu konfirmasi pembuat soal
( ) Dikembalikan kepada pembuat soal
( ) Berpotensi diterima dengan perbaikan
( ) Memerlukan perbaikan keseluruhan
Saran Perbaikan

Tanda Tangan Reviewer


Tanggal: 28 Juni 2019
(DD) / (MM) / (YY)

Dengan ini menyatakan bahwa proses review soal di atas telah benar – benar telah dilakukan oleh nama yang bertanda tangan
di atas, tidak dilakukan oleh orang lain atau juga tidak dilakukan oleh orang lain yang mengatasnamakan nama di atas.
Nama Jelas :

Dengan ini menyatakan bahwa proses review soal di atas telah benar – benar telah dilakukan oleh nama yang bertanda tangan
di atas, tidak dilakukan oleh orang lain atau juga tidak dilakukan oleh orang lain yang mengatasnamakan nama di atas.
Daftar Tilik Soal/Item (Untuk Reviewer)
Catatan: satu set daftar tilik berlaku untuk tiap satu soal/item
Diisi dengan tanda silang (X)

ID Soal : UAS11

Isi soal
Relevansi dan kesesuaian terhadap kompetensi bidan Indonesia
( ) Sangat Relevan
(X ) Relevan
( ) Ragu – ragu
( ) Kurang relevan
( ) Tidak relevan

Bahasa yang digunakan Tingkat kesulitan soal


( ) Sulit dimengerti (X) Sangat sulit
( ) Kurang dimengerti ( ) Sulit
(X) Mudah dimengerti ( ) Sedang
( ) Mudah
( ) Sangat Mudah
Struktur Soal
- Vingete
1. Terdapat (X) Ya ( ) Tidak
2. Berfungsi (X) Ya ( ) Tidak
3. Badan soal terlalu panjang, sulit, dan kompleks ( ) Ya (X) Tidak
- Lead in
4. Memenuhi Close the option rules (X) Ya ( ) Tidak
5. Pertanyaan/pernyataan negatif () Ya (X ) Tidak
- Option
6. Kesalahan tata bahasa ( ) Ya (X) Tidak
7. Penggunaan istilah yang absolut ( ) Ya (X) Tidak
8. Jawaban benar yang panjang ( ) Ya (X) Tidak
9. Pengulangan kata dari badan soal ke jawaban ( ) Ya (X) Tidak
10. Konvergensi option ( ) Ya (X) Tidak
11. Pilihan jawaban yang panjang, kompleks, atau duplikasi ( ) Ya (X) Tidak
12. Pilihan yang mengandung unsur frekuensi suatu kejadian ( ) Ya (X) Tidak
bersifat multi interpretasi
13. Pilihan jawaban tidak paralel dan urutan tidak logis ( ) Ya (X) Tidak
14. Penggunaan BSSD (bukan salah satu diatas) pada pilihan jawaban ( ) Ya (X) Tidak

Komentar Umum Reviewer


Baik

Kesimpulan Hasil Review


( ) Diterima tanpa perbaikan
(X) Diterima dengan perbaikan
(X) Tidak perlu konfirmasi dengan pembuat soal
( ) Perlu konfirmasi pembuat soal
( ) Dikembalikan kepada pembuat soal
( ) Berpotensi diterima dengan perbaikan
( ) Memerlukan perbaikan keseluruhan
Saran Perbaikan

Tanda Tangan Reviewer


Tanggal: 28 Juni 2019
(DD) / (MM) / (YY)

Dengan ini menyatakan bahwa proses review soal di atas telah benar – benar telah dilakukan oleh nama yang bertanda tangan
di atas, tidak dilakukan oleh orang lain atau juga tidak dilakukan oleh orang lain yang mengatasnamakan nama di atas.
Nama Jelas :

Dengan ini menyatakan bahwa proses review soal di atas telah benar – benar telah dilakukan oleh nama yang bertanda tangan
di atas, tidak dilakukan oleh orang lain atau juga tidak dilakukan oleh orang lain yang mengatasnamakan nama di atas.
Daftar Tilik Soal/Item (Untuk Reviewer)
Catatan: satu set daftar tilik berlaku untuk tiap satu soal/item
Diisi dengan tanda silang (X)

ID Soal : UAS12

Isi soal
Relevansi dan kesesuaian terhadap kompetensi bidan Indonesia
( ) Sangat Relevan
(X ) Relevan
( ) Ragu – ragu
( ) Kurang relevan
( ) Tidak relevan

Bahasa yang digunakan Tingkat kesulitan soal


( ) Sulit dimengerti ( ) Sangat sulit
( ) Kurang dimengerti ( ) Sulit
(X) Mudah dimengerti ( ) Sedang
( X) Mudah
( ) Sangat Mudah
Struktur Soal
- Vingete
1. Terdapat (X) Ya ( ) Tidak
2. Berfungsi (X) Ya ( ) Tidak
3. Badan soal terlalu panjang, sulit, dan kompleks ( ) Ya (X) Tidak
- Lead in
4. Memenuhi Close the option rules (X) Ya ( ) Tidak
5. Pertanyaan/pernyataan negatif ( ) Ya () Tidak
- Option
6. Kesalahan tata bahasa ( ) Ya (X) Tidak
7. Penggunaan istilah yang absolut ( ) Ya (X) Tidak
8. Jawaban benar yang panjang ( ) Ya (X) Tidak
9. Pengulangan kata dari badan soal ke jawaban ( ) Ya (X) Tidak
10. Konvergensi option ( ) Ya (X) Tidak
11. Pilihan jawaban yang panjang, kompleks, atau duplikasi ( ) Ya (X) Tidak
12. Pilihan yang mengandung unsur frekuensi suatu kejadian ( ) Ya (X) Tidak
bersifat multi interpretasi
13. Pilihan jawaban tidak paralel dan urutan tidak logis ( ) Ya (X) Tidak
14. Penggunaan BSSD (bukan salah satu diatas) pada pilihan jawaban ( ) Ya (X) Tidak

Komentar Umum Reviewer


Lead in dalam bentuk pertanyaan

Kesimpulan Hasil Review


( ) Diterima tanpa perbaikan
(X) Diterima dengan perbaikan
(X) Tidak perlu konfirmasi dengan pembuat soal
( ) Perlu konfirmasi pembuat soal
( ) Dikembalikan kepada pembuat soal
( ) Berpotensi diterima dengan perbaikan
( ) Memerlukan perbaikan keseluruhan
Saran Perbaikan

Tanda Tangan Reviewer


Tanggal: 28 Juni 2019
(DD) / (MM) / (YY)

Dengan ini menyatakan bahwa proses review soal di atas telah benar – benar telah dilakukan oleh nama yang bertanda tangan
di atas, tidak dilakukan oleh orang lain atau juga tidak dilakukan oleh orang lain yang mengatasnamakan nama di atas.
Nama Jelas :

Dengan ini menyatakan bahwa proses review soal di atas telah benar – benar telah dilakukan oleh nama yang bertanda tangan
di atas, tidak dilakukan oleh orang lain atau juga tidak dilakukan oleh orang lain yang mengatasnamakan nama di atas.
Daftar Tilik Soal/Item (Untuk Reviewer)
Catatan: satu set daftar tilik berlaku untuk tiap satu soal/item
Diisi dengan tanda silang (X)

ID Soal : UAS13

Isi soal
Relevansi dan kesesuaian terhadap kompetensi bidan Indonesia
( ) Sangat Relevan
(X ) Relevan
( ) Ragu – ragu
( ) Kurang relevan
( ) Tidak relevan

Bahasa yang digunakan Tingkat kesulitan soal


( ) Sulit dimengerti ( ) Sangat sulit
( ) Kurang dimengerti () Sulit
(X) Mudah dimengerti ( ) Sedang
( ) Mudah
(X) Sangat Mudah
Struktur Soal
- Vingete
1. Terdapat (X) Ya ( ) Tidak
2. Berfungsi (X) Ya ( ) Tidak
3. Badan soal terlalu panjang, sulit, dan kompleks ( ) Ya (X) Tidak
- Lead in
4. Memenuhi Close the option rules (X) Ya ( ) Tidak
5. Pertanyaan/pernyataan negatif () Ya (X) Tidak
- Option
6. Kesalahan tata bahasa ( ) Ya (X) Tidak
7. Penggunaan istilah yang absolut ( ) Ya (X) Tidak
8. Jawaban benar yang panjang ( ) Ya (X) Tidak
9. Pengulangan kata dari badan soal ke jawaban ( ) Ya (X) Tidak
10. Konvergensi option ( ) Ya (X) Tidak
11. Pilihan jawaban yang panjang, kompleks, atau duplikasi ( ) Ya (X) Tidak
12. Pilihan yang mengandung unsur frekuensi suatu kejadian ( ) Ya (X) Tidak
bersifat multi interpretasi
13. Pilihan jawaban tidak paralel dan urutan tidak logis ( ) Ya (X) Tidak
14. Penggunaan BSSD (bukan salah satu diatas) pada pilihan jawaban ( ) Ya (X) Tidak

Komentar Umum Reviewer


Baik

Kesimpulan Hasil Review


( ) Diterima tanpa perbaikan
(X) Diterima dengan perbaikan
(X) Tidak perlu konfirmasi dengan pembuat soal
( ) Perlu konfirmasi pembuat soal
( ) Dikembalikan kepada pembuat soal
( ) Berpotensi diterima dengan perbaikan
( ) Memerlukan perbaikan keseluruhan
Saran Perbaikan
Lead in harus memenuhi close the option rules

Tanda Tangan Reviewer


Tanggal: 28 Juni 2019
(DD) / (MM) / (YY)

Dengan ini menyatakan bahwa proses review soal di atas telah benar – benar telah dilakukan oleh nama yang bertanda tangan
di atas, tidak dilakukan oleh orang lain atau juga tidak dilakukan oleh orang lain yang mengatasnamakan nama di atas.
Nama Jelas :

Dengan ini menyatakan bahwa proses review soal di atas telah benar – benar telah dilakukan oleh nama yang bertanda tangan
di atas, tidak dilakukan oleh orang lain atau juga tidak dilakukan oleh orang lain yang mengatasnamakan nama di atas.
Daftar Tilik Soal/Item (Untuk Reviewer)
Catatan: satu set daftar tilik berlaku untuk tiap satu soal/item
Diisi dengan tanda silang (X)

ID Soal : UAS14

Isi soal
Relevansi dan kesesuaian terhadap kompetensi bidan Indonesia
( ) Sangat Relevan
(X ) Relevan
( ) Ragu – ragu
( ) Kurang relevan
( ) Tidak relevan

Bahasa yang digunakan Tingkat kesulitan soal


( ) Sulit dimengerti ( ) Sangat sulit
( ) Kurang dimengerti () Sulit
(X) Mudah dimengerti (X ) Sedang
( ) Mudah
( ) Sangat Mudah
Struktur Soal
- Vingete
1. Terdapat (X) Ya ( ) Tidak
2. Berfungsi (X) Ya ( ) Tidak
3. Badan soal terlalu panjang, sulit, dan kompleks ( ) Ya (X) Tidak
- Lead in
4. Memenuhi Close the option rules (X) Ya ( ) Tidak
5. Pertanyaan/pernyataan negatif () Ya (X ) Tidak
- Option
6. Kesalahan tata bahasa ( ) Ya (X) Tidak
7. Penggunaan istilah yang absolut ( ) Ya (X) Tidak
8. Jawaban benar yang panjang ( ) Ya (X) Tidak
9. Pengulangan kata dari badan soal ke jawaban ( ) Ya (X) Tidak
10. Konvergensi option ( ) Ya (X) Tidak
11. Pilihan jawaban yang panjang, kompleks, atau duplikasi ( ) Ya (X) Tidak
12. Pilihan yang mengandung unsur frekuensi suatu kejadian ( ) Ya (X) Tidak
bersifat multi interpretasi
13. Pilihan jawaban tidak paralel dan urutan tidak logis ( ) Ya (X) Tidak
14. Penggunaan BSSD (bukan salah satu diatas) pada pilihan jawaban ( ) Ya (X) Tidak

Komentar Umum Reviewer


Lead in dalam bentuk pertanyaan

Kesimpulan Hasil Review


( ) Diterima tanpa perbaikan
(X) Diterima dengan perbaikan
(X) Tidak perlu konfirmasi dengan pembuat soal
( ) Perlu konfirmasi pembuat soal
( ) Dikembalikan kepada pembuat soal
( ) Berpotensi diterima dengan perbaikan
( ) Memerlukan perbaikan keseluruhan
Saran Perbaikan

Tanda Tangan Reviewer


Tanggal: 28 Juni 2019
(DD) / (MM) / (YY)

Dengan ini menyatakan bahwa proses review soal di atas telah benar – benar telah dilakukan oleh nama yang bertanda tangan
di atas, tidak dilakukan oleh orang lain atau juga tidak dilakukan oleh orang lain yang mengatasnamakan nama di atas.
Nama Jelas :

Dengan ini menyatakan bahwa proses review soal di atas telah benar – benar telah dilakukan oleh nama yang bertanda tangan
di atas, tidak dilakukan oleh orang lain atau juga tidak dilakukan oleh orang lain yang mengatasnamakan nama di atas.
Daftar Tilik Soal/Item (Untuk Reviewer)
Catatan: satu set daftar tilik berlaku untuk tiap satu soal/item
Diisi dengan tanda silang (X)

ID Soal : UAS15

Isi soal
Relevansi dan kesesuaian terhadap kompetensi bidan Indonesia
( ) Sangat Relevan
(X ) Relevan
( ) Ragu – ragu
( ) Kurang relevan
( ) Tidak relevan

Bahasa yang digunakan Tingkat kesulitan soal


( ) Sulit dimengerti ( ) Sangat sulit
( ) Kurang dimengerti () Sulit
(X) Mudah dimengerti (X ) Sedang
( ) Mudah
( ) Sangat Mudah
Struktur Soal
- Vingete
1. Terdapat (X) Ya ( ) Tidak
2. Berfungsi (X) Ya ( ) Tidak
3. Badan soal terlalu panjang, sulit, dan kompleks ( ) Ya (X) Tidak
- Lead in
4. Memenuhi Close the option rules (X) Ya ( ) Tidak
5. Pertanyaan/pernyataan negatif () Ya ( X) Tidak
- Option
6. Kesalahan tata bahasa ( ) Ya (X) Tidak
7. Penggunaan istilah yang absolut ( ) Ya (X) Tidak
8. Jawaban benar yang panjang ( ) Ya (X) Tidak
9. Pengulangan kata dari badan soal ke jawaban ( ) Ya (X) Tidak
10. Konvergensi option ( ) Ya (X) Tidak
11. Pilihan jawaban yang panjang, kompleks, atau duplikasi ( ) Ya (X) Tidak
12. Pilihan yang mengandung unsur frekuensi suatu kejadian ( ) Ya (X) Tidak
bersifat multi interpretasi
13. Pilihan jawaban tidak paralel dan urutan tidak logis ( ) Ya (X) Tidak
14. Penggunaan BSSD (bukan salah satu diatas) pada pilihan jawaban ( ) Ya (X) Tidak

Komentar Umum Reviewer


Struktur soal sudah baik

Kesimpulan Hasil Review


( ) Diterima tanpa perbaikan
(X) Diterima dengan perbaikan
(X) Tidak perlu konfirmasi dengan pembuat soal
( ) Perlu konfirmasi pembuat soal
( ) Dikembalikan kepada pembuat soal
( ) Berpotensi diterima dengan perbaikan
( ) Memerlukan perbaikan keseluruhan
Saran Perbaikan

Tanda Tangan Reviewer


Tanggal: 28 Juni 2019
(DD) / (MM) / (YY)

Dengan ini menyatakan bahwa proses review soal di atas telah benar – benar telah dilakukan oleh nama yang bertanda tangan
di atas, tidak dilakukan oleh orang lain atau juga tidak dilakukan oleh orang lain yang mengatasnamakan nama di atas.
Nama Jelas :

Dengan ini menyatakan bahwa proses review soal di atas telah benar – benar telah dilakukan oleh nama yang bertanda tangan
di atas, tidak dilakukan oleh orang lain atau juga tidak dilakukan oleh orang lain yang mengatasnamakan nama di atas.
Daftar Tilik Soal/Item (Untuk Reviewer)
Catatan: satu set daftar tilik berlaku untuk tiap satu soal/item
Diisi dengan tanda silang (X)

ID Soal : UAS16

Isi soal
Relevansi dan kesesuaian terhadap kompetensi bidan Indonesia
( ) Sangat Relevan
(X ) Relevan
( ) Ragu – ragu
( ) Kurang relevan
( ) Tidak relevan

Bahasa yang digunakan Tingkat kesulitan soal


( ) Sulit dimengerti ( ) Sangat sulit
( ) Kurang dimengerti () Sulit
(X) Mudah dimengerti (X ) Sedang
( ) Mudah
( ) Sangat Mudah
Struktur Soal
- Vingete
1. Terdapat (X) Ya ( ) Tidak
2. Berfungsi (X) Ya ( ) Tidak
3. Badan soal terlalu panjang, sulit, dan kompleks ( ) Ya (X) Tidak
- Lead in
4. Memenuhi Close the option rules (X) Ya ( ) Tidak
5. Pertanyaan/pernyataan negatif () Ya ( X) Tidak
- Option
6. Kesalahan tata bahasa ( ) Ya (X) Tidak
7. Penggunaan istilah yang absolut ( ) Ya (X) Tidak
8. Jawaban benar yang panjang ( ) Ya (X) Tidak
9. Pengulangan kata dari badan soal ke jawaban ( ) Ya (X) Tidak
10. Konvergensi option ( ) Ya (X) Tidak
11. Pilihan jawaban yang panjang, kompleks, atau duplikasi ( ) Ya (X) Tidak
12. Pilihan yang mengandung unsur frekuensi suatu kejadian ( ) Ya (X) Tidak
bersifat multi interpretasi
13. Pilihan jawaban tidak paralel dan urutan tidak logis ( ) Ya (X) Tidak
14. Penggunaan BSSD (bukan salah satu diatas) pada pilihan jawaban ( ) Ya (X) Tidak

Komentar Umum Reviewer


Sudah cukup baik dan bs dipahami

Kesimpulan Hasil Review


( ) Diterima tanpa perbaikan
(X) Diterima dengan perbaikan
(X) Tidak perlu konfirmasi dengan pembuat soal
( ) Perlu konfirmasi pembuat soal
( ) Dikembalikan kepada pembuat soal
( ) Berpotensi diterima dengan perbaikan
( ) Memerlukan perbaikan keseluruhan
Saran Perbaikan

Tanda Tangan Reviewer


Tanggal: 28 Juni 2019
(DD) / (MM) / (YY)

Dengan ini menyatakan bahwa proses review soal di atas telah benar – benar telah dilakukan oleh nama yang bertanda tangan
di atas, tidak dilakukan oleh orang lain atau juga tidak dilakukan oleh orang lain yang mengatasnamakan nama di atas.
Nama Jelas :

Dengan ini menyatakan bahwa proses review soal di atas telah benar – benar telah dilakukan oleh nama yang bertanda tangan
di atas, tidak dilakukan oleh orang lain atau juga tidak dilakukan oleh orang lain yang mengatasnamakan nama di atas.
Daftar Tilik Soal/Item (Untuk Reviewer)
Catatan: satu set daftar tilik berlaku untuk tiap satu soal/item
Diisi dengan tanda silang (X)

ID Soal : UAS17

Isi soal
Relevansi dan kesesuaian terhadap kompetensi bidan Indonesia
( ) Sangat Relevan
(X ) Relevan
( ) Ragu – ragu
( ) Kurang relevan
( ) Tidak relevan

Bahasa yang digunakan Tingkat kesulitan soal


( ) Sulit dimengerti ( ) Sangat sulit
( ) Kurang dimengerti () Sulit
(X) Mudah dimengerti (X ) Sedang
( ) Mudah
( ) Sangat Mudah
Struktur Soal
- Vingete
1. Terdapat ( ) Ya (X ) Tidak
2. Berfungsi ( ) Ya (X) Tidak
3. Badan soal terlalu panjang, sulit, dan kompleks ( ) Ya (X) Tidak
- Lead in
4. Memenuhi Close the option rules (X) Ya ( ) Tidak
5. Pertanyaan/pernyataan negatif ( ) Ya (X) Tidak
- Option
6. Kesalahan tata bahasa ( ) Ya (X) Tidak
7. Penggunaan istilah yang absolut ( ) Ya (X) Tidak
8. Jawaban benar yang panjang ( ) Ya (X) Tidak
9. Pengulangan kata dari badan soal ke jawaban ( ) Ya (X) Tidak
10. Konvergensi option ( ) Ya (X) Tidak
11. Pilihan jawaban yang panjang, kompleks, atau duplikasi ( ) Ya (X) Tidak
12. Pilihan yang mengandung unsur frekuensi suatu kejadian ( ) Ya (X) Tidak
bersifat multi interpretasi
13. Pilihan jawaban tidak paralel dan urutan tidak logis ( ) Ya (X) Tidak
14. Penggunaan BSSD (bukan salah satu diatas) pada pilihan jawaban ( ) Ya (X) Tidak

Komentar Umum Reviewer


Soal bukan dalam bentuk vignette

Kesimpulan Hasil Review


( ) Diterima tanpa perbaikan
(X) Diterima dengan perbaikan
(X) Tidak perlu konfirmasi dengan pembuat soal
( ) Perlu konfirmasi pembuat soal
( ) Dikembalikan kepada pembuat soal
( ) Berpotensi diterima dengan perbaikan
( ) Memerlukan perbaikan keseluruhan
Saran Perbaikan

Tanda Tangan Reviewer


Tanggal: 28 Juni 2019
(DD) / (MM) / (YY)

Dengan ini menyatakan bahwa proses review soal di atas telah benar – benar telah dilakukan oleh nama yang bertanda tangan
di atas, tidak dilakukan oleh orang lain atau juga tidak dilakukan oleh orang lain yang mengatasnamakan nama di atas.
Nama Jelas :

Dengan ini menyatakan bahwa proses review soal di atas telah benar – benar telah dilakukan oleh nama yang bertanda tangan
di atas, tidak dilakukan oleh orang lain atau juga tidak dilakukan oleh orang lain yang mengatasnamakan nama di atas.
Daftar Tilik Soal/Item (Untuk Reviewer)
Catatan: satu set daftar tilik berlaku untuk tiap satu soal/item
Diisi dengan tanda silang (X)

ID Soal : UAS18

Isi soal
Relevansi dan kesesuaian terhadap kompetensi bidan Indonesia
( ) Sangat Relevan
(X ) Relevan
( ) Ragu – ragu
( ) Kurang relevan
( ) Tidak relevan

Bahasa yang digunakan Tingkat kesulitan soal


( ) Sulit dimengerti ( ) Sangat sulit
( ) Kurang dimengerti (X) Sulit
(X) Mudah dimengerti ( ) Sedang
( ) Mudah
( ) Sangat Mudah
Struktur Soal
- Vingete
1. Terdapat (X) Ya ( ) Tidak
2. Berfungsi (X) Ya ( ) Tidak
3. Badan soal terlalu panjang, sulit, dan kompleks ( ) Ya (X) Tidak
- Lead in
4. Memenuhi Close the option rules (X) Ya ( ) Tidak
5. Pertanyaan/pernyataan negatif (X) Ya ( ) Tidak
- Option
6. Kesalahan tata bahasa ( ) Ya (X) Tidak
7. Penggunaan istilah yang absolut ( ) Ya (X) Tidak
8. Jawaban benar yang panjang ( ) Ya (X) Tidak
9. Pengulangan kata dari badan soal ke jawaban ( ) Ya (X) Tidak
10. Konvergensi option ( ) Ya (X) Tidak
11. Pilihan jawaban yang panjang, kompleks, atau duplikasi ( ) Ya (X) Tidak
12. Pilihan yang mengandung unsur frekuensi suatu kejadian ( ) Ya (X) Tidak
bersifat multi interpretasi
13. Pilihan jawaban tidak paralel dan urutan tidak logis ( ) Ya (X) Tidak
14. Penggunaan BSSD (bukan salah satu diatas) pada pilihan jawaban ( ) Ya (X) Tidak

Komentar Umum Reviewer

Kesimpulan Hasil Review


( ) Diterima tanpa perbaikan
(X) Diterima dengan perbaikan
(X) Tidak perlu konfirmasi dengan pembuat soal
( ) Perlu konfirmasi pembuat soal
( ) Dikembalikan kepada pembuat soal
( ) Berpotensi diterima dengan perbaikan
( ) Memerlukan perbaikan keseluruhan
Saran Perbaikan
Lead in dibuat dalam bentuk pertanyaan

Tanda Tangan Reviewer


Tanggal: 28 Juni 2019
(DD) / (MM) / (YY)

Dengan ini menyatakan bahwa proses review soal di atas telah benar – benar telah dilakukan oleh nama yang bertanda tangan
di atas, tidak dilakukan oleh orang lain atau juga tidak dilakukan oleh orang lain yang mengatasnamakan nama di atas.
Nama Jelas :

Dengan ini menyatakan bahwa proses review soal di atas telah benar – benar telah dilakukan oleh nama yang bertanda tangan
di atas, tidak dilakukan oleh orang lain atau juga tidak dilakukan oleh orang lain yang mengatasnamakan nama di atas.
Daftar Tilik Soal/Item (Untuk Reviewer)
Catatan: satu set daftar tilik berlaku untuk tiap satu soal/item
Diisi dengan tanda silang (X)

ID Soal : UAS19

Isi soal
Relevansi dan kesesuaian terhadap kompetensi bidan Indonesia
( ) Sangat Relevan
(X ) Relevan
( ) Ragu – ragu
( ) Kurang relevan
( ) Tidak relevan

Bahasa yang digunakan Tingkat kesulitan soal


( ) Sulit dimengerti ( ) Sangat sulit
( ) Kurang dimengerti () Sulit
(X) Mudah dimengerti ( ) Sedang
(X ) Mudah
( ) Sangat Mudah
Struktur Soal
- Vingete
1. Terdapat ( ) Ya (X ) Tidak
2. Berfungsi () Ya (X) Tidak
3. Badan soal terlalu panjang, sulit, dan kompleks ( ) Ya (X) Tidak
- Lead in
4. Memenuhi Close the option rules ( ) Ya (X ) Tidak
5. Pertanyaan/pernyataan negatif () Ya (X) Tidak
- Option
6. Kesalahan tata bahasa ( ) Ya (X) Tidak
7. Penggunaan istilah yang absolut ( ) Ya (X) Tidak
8. Jawaban benar yang panjang ( ) Ya (X) Tidak
9. Pengulangan kata dari badan soal ke jawaban ( ) Ya (X) Tidak
10. Konvergensi option ( ) Ya (X) Tidak
11. Pilihan jawaban yang panjang, kompleks, atau duplikasi ( ) Ya (X) Tidak
12. Pilihan yang mengandung unsur frekuensi suatu kejadian ( ) Ya (X) Tidak
bersifat multi interpretasi
13. Pilihan jawaban tidak paralel dan urutan tidak logis ( ) Ya (X) Tidak
14. Penggunaan BSSD (bukan salah satu diatas) pada pilihan jawaban ( ) Ya (X) Tidak

Komentar Umum Reviewer


Soal bukan dalam bentuk vignette

Kesimpulan Hasil Review


( ) Diterima tanpa perbaikan
(X) Diterima dengan perbaikan
(X) Tidak perlu konfirmasi dengan pembuat soal
( ) Perlu konfirmasi pembuat soal
( ) Dikembalikan kepada pembuat soal
( ) Berpotensi diterima dengan perbaikan
( ) Memerlukan perbaikan keseluruhan
Saran Perbaikan

Tanda Tangan Reviewer


Tanggal: 28 Juni 2019
(DD) / (MM) / (YY)

Dengan ini menyatakan bahwa proses review soal di atas telah benar – benar telah dilakukan oleh nama yang bertanda tangan
di atas, tidak dilakukan oleh orang lain atau juga tidak dilakukan oleh orang lain yang mengatasnamakan nama di atas.
Nama Jelas :

Dengan ini menyatakan bahwa proses review soal di atas telah benar – benar telah dilakukan oleh nama yang bertanda tangan
di atas, tidak dilakukan oleh orang lain atau juga tidak dilakukan oleh orang lain yang mengatasnamakan nama di atas.
Daftar Tilik Soal/Item (Untuk Reviewer)
Catatan: satu set daftar tilik berlaku untuk tiap satu soal/item
Diisi dengan tanda silang (X)

ID Soal : UAS20

Isi soal
Relevansi dan kesesuaian terhadap kompetensi bidan Indonesia
( ) Sangat Relevan
(X ) Relevan
( ) Ragu – ragu
( ) Kurang relevan
( ) Tidak relevan

Bahasa yang digunakan Tingkat kesulitan soal


( ) Sulit dimengerti ( ) Sangat sulit
( ) Kurang dimengerti () Sulit
(X) Mudah dimengerti (X ) Sedang
( ) Mudah
( ) Sangat Mudah
Struktur Soal
- Vingete
1. Terdapat (X) Ya ( ) Tidak
2. Berfungsi (X) Ya ( ) Tidak
3. Badan soal terlalu panjang, sulit, dan kompleks ( ) Ya (X) Tidak
- Lead in
4. Memenuhi Close the option rules (X) Ya ( ) Tidak
5. Pertanyaan/pernyataan negatif () Ya ( X) Tidak
- Option
6. Kesalahan tata bahasa ( ) Ya (X) Tidak
7. Penggunaan istilah yang absolut ( ) Ya (X) Tidak
8. Jawaban benar yang panjang ( ) Ya (X) Tidak
9. Pengulangan kata dari badan soal ke jawaban ( ) Ya (X) Tidak
10. Konvergensi option ( ) Ya (X) Tidak
11. Pilihan jawaban yang panjang, kompleks, atau duplikasi ( ) Ya (X) Tidak
12. Pilihan yang mengandung unsur frekuensi suatu kejadian ( ) Ya (X) Tidak
bersifat multi interpretasi
13. Pilihan jawaban tidak paralel dan urutan tidak logis ( ) Ya (X) Tidak
14. Penggunaan BSSD (bukan salah satu diatas) pada pilihan jawaban ( ) Ya (X) Tidak

Komentar Umum Reviewer


Lead in dibuat dalam bentuk pertanyaan

Kesimpulan Hasil Review


( ) Diterima tanpa perbaikan
(X) Diterima dengan perbaikan
(X) Tidak perlu konfirmasi dengan pembuat soal
( ) Perlu konfirmasi pembuat soal
( ) Dikembalikan kepada pembuat soal
( ) Berpotensi diterima dengan perbaikan
( ) Memerlukan perbaikan keseluruhan
Saran Perbaikan

Tanda Tangan Reviewer


Tanggal: 28 Juni 2019
(DD) / (MM) / (YY)

Dengan ini menyatakan bahwa proses review soal di atas telah benar – benar telah dilakukan oleh nama yang bertanda tangan
di atas, tidak dilakukan oleh orang lain atau juga tidak dilakukan oleh orang lain yang mengatasnamakan nama di atas.
Nama Jelas

Dengan ini menyatakan bahwa proses review soal di atas telah benar – benar telah dilakukan oleh nama yang bertanda tangan
di atas, tidak dilakukan oleh orang lain atau juga tidak dilakukan oleh orang lain yang mengatasnamakan nama di atas.
NILAI MATA PENDIDIKAN AGAMA
SEMESTER I PRODI D4
KEBIDANAN
2018-2019

Prak
N UT UA SOC SG Tota Mu
NIM NAMA tiku
O S S A D l tu
m
181530100 ANGGUN
1
49 KAMILA 75 55 78 80 85 76,0 A
181530100
2 ARIFAH
50 70 60 75 75 85 75,0 A
181530100
3 ASIZAH
51 65 65 70 75 75 70,0 B+
181530100
4 ASRIFAH
52 65 60 78 75 85 74,5 A
181530100
5 AYU SORAYA
53 65 65 78 75 85 75,4 A
181530100 DEVI NUR
6
54 IZZATI 80 55 78 75 80 73,6 B+
181530100 DEWI
7
55 RAHMATUL AINI 60 65 75 72 80 70,1 B+
181530100 EKA HABBATI
8
58 ISABELLA 65 70 78 77 78 72,6 B+
181530100
9 ERNAWATI
60 65 65 78 75 85 74,1 B+
181530100 ESA FIRDAUSI
10
61 NUSULA 70 55 78 75 85 77,1 A
181530100
11 FACHRUN NISA
62 80 80 80 80 85 83,5 A
181530100 FARIDATUS
12
63 ZAINAP 65 83 78 75 80 76,9 A
181530100
13 FITRIA DEWI
65 70 60 78 75 82 74,8 A
181530100
14 FARIDA
66 55 55 70 75 72 65,2 B
181530100 HALIMATUS
15
67 SAKDIYAH 70 80 80 77 85 79,2 A
181530100 HIKMATUL
16
68 UMMAH 70 70 75 75 80 74,7 A
181530100
17 HOLIFAH
69 65 60 78 78 85 74,8 A
181530100 HOWIYATUL
18
70 RIF'AH 45 78 70 70 75 68,7 B
181530100 INAYATUL
19
72 FAJRIAH 65 65 70 70 80 71,6 B+
181530100 INDRI
20
73 NOVITASARI 65 50 70 70 75 67,1 B
181530100
21 JAMILA ROSSA
74 75 80 75 75 85 80,3 A
181530100
22 KHAIRUN NISAK
77 55 55 70 70 70 64,1 C+
23 181530100 KHOIROTUL 75 55 75 75 80 72,8 B+
Dengan ini menyatakan bahwa proses review soal di atas telah benar – benar telah dilakukan oleh nama yang bertanda tangan
di atas, tidak dilakukan oleh orang lain atau juga tidak dilakukan oleh orang lain yang mengatasnamakan nama di atas.
78 AMALIA
181530100 KOMAIROH
24
80 FADIL 65 83 78 75 85 78,0 A
181530100 LAILATUS
25
82 ZIHHAH 50 75 78 75 85 74,5 A
181530100 MAMLUATUS
26
84 SHOLIHAH 70 75 80 78 85 79,7 A
181530100
27 MU'AZIZEH
83 68 83 78 80 85 79,9 A
181530100 NUR FADHILA
28
91 UMAMI 50 70 78 80 75 69,6 B+
181530100
29 NUR HASANAH
94 60 55 70 70 70 65,1 B
181530100 OKTAVIA
30
96 INDRIANI 40 50 70 70 70 56,6 C

Dengan ini menyatakan bahwa proses review soal di atas telah benar – benar telah dilakukan oleh nama yang bertanda tangan
di atas, tidak dilakukan oleh orang lain atau juga tidak dilakukan oleh orang lain yang mengatasnamakan nama di atas.
181530100
31 PATLIYA
98 55 55 70 70 70 63,3 C+
181530100 REZA YOSITA
32
99 SARI 55 60 78 75 75 68,8 B
181530101 RISA YUNITA
33
00 SHOLEHA 40 65 75 75 75 65,8 B
181530101 ROHMATUL
34
00 UMMAH 50 55 70 75 70 61,0 C+
181530101
35 SAKIYA
02 55 65 70 70 70 65,7 B

PJ
MK

Alis Nurdiana,
S.ST.,M.Kes

Dengan ini menyatakan bahwa proses review soal di atas telah benar – benar telah dilakukan oleh nama yang bertanda tangan
di atas, tidak dilakukan oleh orang lain atau juga tidak dilakukan oleh orang lain yang mengatasnamakan nama di atas.
BUKU REFERENSI

Dengan ini menyatakan bahwa proses review soal di atas telah benar – benar telah dilakukan oleh nama yang bertanda tangan
di atas, tidak dilakukan oleh orang lain atau juga tidak dilakukan oleh orang lain yang mengatasnamakan nama di atas.
Dengan ini menyatakan bahwa proses review soal di atas telah benar – benar telah dilakukan oleh nama yang bertanda tangan
di atas, tidak dilakukan oleh orang lain atau juga tidak dilakukan oleh orang lain yang mengatasnamakan nama di atas.

Anda mungkin juga menyukai