ORGANISASI
MATA KULIAH : PENGANTAR MANAJEMEN
DISUSUN OLEH:
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2017
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang selalu melimpahkan rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “PENGAWASAN DAN
PENGENDALIAN ORGANISASI”
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas, dengan tujuan meningkatkan pengetahuan
dan keterampilan mahasiswa.
Dalam penulisan makalah ini, tidak lepas dari petunjuk dan bimbingan serta masukan
dari semua pihak. Untuk itu, kami mengucapkan terima kasih kepada Dosen Matakuliah
Pengantar Manajemen yang telah membantu dan memberi pengarahan kepada kami dalam
belajar dan mengerjakan tugas, dan juga semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian
makalah ini sehingga makalah ini dapat selesai tepat waktu.
Makalah ini berusaha kami susun selengkap-lengkapnya. Akan tetapi, kami menyadari
bahwa makalah ini jauh dari sempurna, karena keterbatasan dan kekurangan pengetahuan serta
minimnya pengalaman yang dimiliki. Oleh karena itu, kritik dan saran dari pembaca sangat kami
harapkan demi pembuatan makalah berikutnya.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penyusun dan pembaca pada
umumya. Amin.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Pengawasan (Controlling) merupakan fungsi manajerial yang keempat setelah
perencanaan (planning), pengorganisasian (organization), penggerakan (actuating). Perencanaan
adalah proses untuk mengamati dan mengevaluasi secara terus – menerus pelaksanaan kegiatan
sesuai dengan rencana kerja yang sudah disusun. Pengawasan adalah fungsi manajemen yang
tidak kalah pentingnya dalam suatu organisasi dimana peran dari personal yang sudah memiliki
tugas, wewenang, dan menjalankan pelaksanaannya perlu dilakukan agar berjalan sesuai dengan
tujuan, visi, dan misi perusahaan.
Didalam manajemen perusahaan yang modern fungsi control ini biasanya dilakukan oleh
divisi audit internal. Semua fungsi manajemen yang lain, tidak akan efektif tanpa disertai fungsi
pengawasan.Pengawasan merupakan salah satu fungsi dalam manajemen suatu organisasi.
Dimana memiliki arti suatu proses mengawasi dan mengevaluasi suatu kegiatan.
Suatu organisasi juga memiliki perancangan proses pengawasan, yang berguna untuk
merencanakan secara sistematis dan terstruktur agar proses pengawasan berjalan sesuai dengan
apa yang dibutuhkan atau direncanakan. Dengan adanya pengawasan, maka organisasi akan terus
berjalan dan semakin komplek dari waktu ke waktu, banyaknya orang yang berbuat kesalahan
dan guna mengevaluasi atas hasil kegiatan yang telah dilakukan, inilah yang membuat fungsi
pengawasan semakin penting dalam setiap organisasi. Tanpa adanya pengawasan yang baik,
tentunya akan menghasilkan tujuan yang kurang memuaskan, baik bagi organisasi itu sendiri
maupun bagi para pekerjanya.
Pengendalian adalah proses pemantauan, penilaian dan pelaporan rencana atas
pencapaian tujuan yang telah ditetapkan untuk tindakan korektif guna penyempurnaan lebih
lanjut. Beda pengawasan dengan pengendalian adalah pada wewenang dari pengembang kedua
istilah tersebut. Pengendalian memiliki wewenang turun tangan yang tidak dimiliki oleh
pengawas. Pengawas hanya sebatas memberi saran, sedangkan tindak lanjutnya dilakukan oleh
pengendali.
Pengendalian lebih luas daripada pengawasan. Pengawasan sebagai tugas disebut
supervisi pendidikan yang dilakukan oleh pengawas sekolah ke sekolah-sekolah yang menjadi
tugasnya. Kepala sekolah juga berperan sebagai supervisor di sekolah yang dipimpinnya. Di
lingkungan pemerintahan, lebih banyak dipakai istilah pengawasan dan pengendalian (wasdal).
BAB II
PEMBAHASAN
Manfaat pengawasan:
1. Untuk memberikan ruang regular untuk merenungkan isi dan pekerjaan mereka
2. Untuk mengembangkan pemahaman dan keterampilan dalam bekerja
3. Untuk menerima informasi dan perspektif lain mengenai pekerjaan seseorang
4. Untuk menjadi dukungan baik segi pribadi ataupun pekerjaan
5. Untuk memastikan bahwa sebagai pribadi dan sebagai orang pekerja tidak ditinggalkan tidak
perlu membawa kesulitan, masalah dan proyeksi saja
6. Untuk memiliki ruang untuk mengesplorasi dan mengekspresikan distress, restimulation
pribadi, transferensi atau counter – transferensi yang mungkin dibawa oleh pekerjaan
7. Untuk merencanakan dan memanfaatkan sumberdaya pribadi dan professional yang lebih baik
8. Untuk menjadi proaktif bukan reaktif
9. Untuk memastikan kualitas pekerjaan
F. Proses-Proses Pengendalian
Proses pengendalian dilakukan secara bertahap melalui langkah-langkh berikut:
A. Tahap pertama dalam pengendalian adalah penetapan standar pelaksanaan. Standar
mengandung arti sebagai suatu satuan pengukuran yang dapat digunakan sebagai “patokan”
untuk penilaian hasil-hasil. Standar adalah kriteria-kriteria untuk mengukur pelaksanaan
pekerjaan. Kriteria tersebut dapat dalam bentuk kuantitatif ataupun kualitatif. Standar
pelaksanaan (standard performance) adalah suatu pernyataan mengenai kondisi-kondisi yang
terjadi bila suatu pekerjaan dikerjakan secara memuaskan. Standar pelaksanaan pekerjaan bagi
suatu aktifitas menyangkut kriteria: ongkos, waktu, kuantitas, dan kualitas. Tipe bentuk standar
yang umum adalah:
1. Standar-standar fisik, meliputi kuantitas barang atau jasa, jumlah langganan, atau kualitas
produk.
2. Standar-standar moneter, yang ditunjukkan dalam rupiah dan mencakup biaya tenaga kerja,
biaya penjualan, laba kotor, pendapatan penjualan, dan lain-lain.
3. Standar-standar waktu, meliputi kecepatan produksi atau batas waktu suatu pekerjaan harus
diselesaikan.
B. Penentuan pengukuran pelaksanaan kegiatan,penentuan standar akan sia-sia bila tidak disertai
berbagai cara untuk mengukur pelaksanaan kegiatan nyata. Oleh karena itu, tahap kedua dalam
pengendalian adalah menentukan pengukuran pelaksanaan kegiatan secara tepat.
C. Pengukuran pelaksanaan kegiatan, setelah frekuensi pengukuran dan sistem monitoring
ditentukan pengukuran pelaksanaan dilakukan sebagai proses yang berulang-ulang dan terus-
menerus. Ada berbagai cara untuk melakukan pengukuran pelaksanaan yaitu pengamatan
(observasi), laporan-laporan (lisan dan tertulis), pengujian (tes), atau dengan pengambilan
sampel.
D. Pembandingan pelaksanaan dengan standar dan analisa penyimpangan.
Tahap kritis dari proses pengawasan adalah pembandingan pelaksanaan nyata dengan
pelaksanaan yang direncanakan atau standar yang telah ditetapkan.
E. Pengambilan tindakan koreksi bila diperlukan
Bila hasil analisa menunjukkan perlunya tindakan koreksi, tindakan ini harus diambil. Tindakan
koreksi mungkin berupa:
1. Mengubah standar mulu-mulu (barangkali terlalu tinggi atau terlalu rendah.
2. Mengubah pengukuran pelaksanaan
3. Mengubah cara dalam menganalisa dan menginterpretasikan penyimpangan-penyimpangan.
Wiliam H. Newman menetapkan prosedure sistem pengawasan dimana dikemukakan 5
jenis pendekatan, yaitu:
1. Merumuskan hasil yang di inginkan
Manajer harus merumuskan hasil yang akan dicapai sejelas mungkin . tujuan yang dinyatakan
secara umum atau kurang jelas separti “pengurangan biaya overhead” atau “meningkatkan
pelayanan langgaran”, perlu di rumuskan lebih jelas separti “pengurangan biaya overhead
dengan 12%” atau “menyelesaikan setiap keluhan konsumen dalam waktu paling lama tiga hari “
di samping itu, hasil yang di inginkan harus dihubungkan dengan individu yang bertanggung
jawab atas pencapaian.Yang dihubungkan dengan individu yang melaksanakan.
Husaini Usman, Manajemen Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan, ( Jakarta: Bumi Aksara, 2008),
hlm. 469
Iwa Sukiswa, Dasar-Dasar Umum Manajemen Pendidikan, (Bandung: Tarsito, 1986), hlm. 53
Malayu S.P. Hasibuan, Manajemen Dasar, Pengertian, dan Masalah (Jakarta: Bumi Aksara, 2009),
hlm.241-242
Ibid., hlm.244-245
Nanang Fatah, Landasan Manajemen Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset, 2008),
hlm. 101