Anda di halaman 1dari 12

PENETAPAN NITROGEN TOTAL

LAPORAN PRAKTIKUM DASAR ILMU TANAH

Oleh:
Nadia Desinta Maharani
522020048

FAKULTAS PERTANIAN DAN BISNIS


UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2021
I. DASAR TEORI
Nitrogen merupakan salah satu unsur hara yang penting atau esensial yang
berperan dalam proses pertumbuhan tanaman dari vegetatif hingga generatif. Nitrogen
merupakan unsur hara makro yang diperlukan tanaman dalam jumlah besar. Nitrogen
berfungsi sebagai konstituen dari banyaknya komponen dalam sel tumbuhan seperti
asam amino dan asam nukleat (Utomo, 2016).
Nitrogen yang terdapat di tanah berasal dari bahan organik, pengikatan dari
mikroorganisme dan nitrogen di udara, pupuk, air hujan. Bahan organik menjadi bahan
utama dalam menyediakan nitrogen di tanah. bahan organik juga mengandung unsur –
unsur hara lain seperti C, P, S dan unsur – unsur mikro. Perbandingan dengan unsur –
unsur lainya yaitu C; N; P; S; unsur – unsur mikro → 100: 10: 1: 1: sangat sedikit.
Pengikatan mikroorganisme dan nitrogen di udara yang dapat berhubungan simbiosis
dengan tanaman leguminosae dan bakteri yang tidak berhubungan simbiosis yaitu
bakteri yang hidup bebas seperti azotobacter yang bersifat aerobik dan clostridium yang
bersifat anaerob (Hardjowigeno, 2007).
Nitrogen di dalam tanah dapat berkurang disebabkan karena nitrogen tercuci
dengan air drainase, terjadinya penguapan dan diserap oleh tanaman. Nitrogen yang
diperoleh dari bahan organik dapat memperbaiki struktur tanah dan meningkatkan
kesuburan tanah secara fisik, kimia, dan biologis. Bahan organik merupakan bahan
pembentuk agregat tanah dan menjadi sumber hara yang penting bagi tanaman dan
menjadi sumber energi bagi mikroorganisme tanah. Bahan organik mempunyai
hubungan yang erat dengan nitrogen, apabila bahan organik maka nitrogennya juga
tinggi (Patti dkk, 2013).
Perubahan – perubahan bentuk nitrogen terdiri dari berbagai macam proses yaitu
amonifikasi, nitrifikasi, asimilasi nitrogen, denitrifikasi, dan fiksasi nitrogen. Proses
amonifikasi adalah pembentukan senyawa amonium yang berasal dari senyawa organik
seperti asam amino oleh mikroorganisme. Nitrifikasi adalah proses terbentuknya nitrit
oleh bakteri nitrosomonas selanjutnya menjadi nitrat oleh bakteri nitrobacter yang
sumbernya dari amonium. Asimilasi nitrogen adalah pembentukan asam amino dan
protoplasma. Denitrifikasi adalah reaksi reduksi dari nitrat menjadi gas – gas nitrogen
(Hatuti, 2011).
Tanaman menyerap nitrogen dalam bentuk ion nitrat yang bermuatan negatif
karena lebih mudah diserap akar namun mudah tercuci oleh aliran air. Pada ion
amonium dengan muatan positif diikat oleh koloid tanah dan digunakan setelah proses
pertukaran kation. Keberadaan nitrogen ini berhubungan dengan kondisi induk tanah,
iklim, dan cara pengolahan tanah (Siswanto, 2018).
Kandungan nitrogen didalam tanah juga dipengaruhi oleh pH tanah. PH tanah
ini sebagai tempat untuk bakteri seperti rhizobium dapat mempengaruhi proses
nitrifikasi. Tanah yang mempunyai pH yang sesuai dengan bakteri maka banyaknya
nitrogen didalam tanah juga akan meningkat dan proses nitrifikasi juga semakin cepat
(Lubis dkk, 2015).
Tanaman yang kekurangan nitrogen pertumbuhannya menjadi terhambat yang
ditandai dengan tanaman tumbuh kerdil, pertumbuhan akar terbatas, daun – daun
menguning dan gugur. Apabila tanaman kelebihan nitrogen dapat yaitu menyebabkan
pematangan buah menjadi terhambat karena pertumbuhan vegetatif sangat banyak,
batang – batang pohon mudah roboh dan lemah, dan tanaman menjadi mudah terserang
penyakit (Hardjowigeno, 2007).

II. TUJUAN
1. Mengetahui cara penetapan N total dengan metode kjeldahl.
2. Mengetahui kadar nitrogen total di dalam tanah.

III. ALAT DAN BAHAN


1. Alat 2. Bahan
● Labu kjeldahl ● Campuran selenium
● Botol tim bang ● H2SO4 pekat
● Desikator ● Aquades
● Pipet ukur ● Batu didih
● Beaker glass ● H3BO3 4%
● Buret ● Indikator Campuran
● Kuvet ● NaOH 30%
● Erlenmeyer ● H2SO4 0,05N

IV. CARA KERJA


1. Sampel tanah komposit ditimbang sebanyak 1 gram dan dimasukan kedalam labu
kjeldahl.
2. Campuran selenium ditambahkan sebanyak 2 gram.
3. H2SO4 pekat ditambahkan sebanyak 5 ml.
4. Larutan di destuksikan selama 10 menit dengan suhu 420℃
5. Aquades ditambahkan sebanyak 100 ml dan NaOH 30% ditambahkan sebanyak 15
ml.
6. H3BO3 4% disiapkan sebanyak 10 ml dan indikator metil hijau bromkresol merah
ditambahkan sebanyak 4 tetes pada erlenmeyer.
7. H3BO3 4% pada erlenmeyer yang sudah di destilasi kemudian dititrasi dengan
H2SO4 0,05N sampai berwarna merah.
8. Perhitungan
𝐵–𝐶
● KA = x 100%
𝐶−𝐴
𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ 𝑥 100
● BKM = %𝐾𝐴+100
(𝑉 𝑡𝑖𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 – 𝑉 𝑡𝑖𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑏𝑙𝑎𝑛𝑘𝑜)𝑥 𝑁 𝐻2𝑆𝑂4 𝑥 14 𝑥 100
● %𝑁 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝐵𝐾𝑀 (𝑚𝑔)
𝐶𝑜𝑛 𝐶
● %𝐶 = 𝐵𝐾𝑀
𝐶 %𝐶
● % 𝑟𝑎𝑠𝑖𝑜 =
𝑁 %𝑁

V. HASIL PENGAMATAN
𝐵–𝐶
● KA = x 100%
𝐶−𝐴

Keterangan:
A = berat botol timbang = 32,01 gram
B = berat botol timbang dan tanah = 37,01 gram
C = berat botol timbang dan tanah setelah dioven = 36,68 gram
37,01 – 36,68
KA = x 100% = 7,06%
36,68−32,01
𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ 𝑥 100
● BKM = %𝐾𝐴+100

Keterangan:
Bobot tanah = 1 gram
1 𝑥 100
BKM = 7,06 +100
100
= 107,06

= 0,93405 gram
= 934,05 mg
(𝑉 𝑡𝑖𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 – 𝑉 𝑡𝑖𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑏𝑙𝑎𝑛𝑘𝑜)𝑥 𝑁 𝐻2𝑆𝑂4 𝑥 14 𝑥 100
● %𝑁 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝐵𝐾𝑀 (𝑚𝑔)

Keterangan:
V titrasi sampel = 1,7 ml
V titrasi blanko = 0,5 ml
N H2SO4 = 0,05
(1,7 – 0,5)𝑥 0,05 𝑥 14 𝑥 100
%𝑁 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 =
934,05
84
= 934,05 = 0,089
𝐶𝑜𝑛 𝐶
● %𝐶 = 𝐵𝐾𝑀

Keterangan:
Con c = 30,5
30,5
%𝐶 =
934,05
= 0,032
𝐶 %𝐶
● % 𝑁 𝑟𝑎𝑠𝑖𝑜 = %𝑁
0,032
= 0,089 = 0,35

VI. PEMBAHASAN
Pada praktikum ini, penentuan nitrogen dilakukan menggunakan metode
kjeldahl. Menurut Purba (2019), metode kjeldahl terdiri dari tiga prinsip yaitu destruksi,
destilasi, dan titrasi. Destruksi merupakan perubahan nitrogen menjadi amonium sulfat
yang ditandai dengan larutan menjadi jernih atau tidak berwarna. Destilasi adalah
perubahan amonium sulfat menjadi amonia yang dibantu dengan penambahan NaOH
30%. Selanjutnya pada proses titrasi merupakan penentuan banyaknya jumlah nitrogen
dari proses sebelumnya.
Menurut Siswanto (2018), Tanaman akan menyerap nitrogen dalam bentuk ion
nitrat yang bermuatan negatif karena lebih mudah diserap akar namun mudah tercuci
oleh aliran air. Pada ion amonium dengan muatan positif diikat oleh koloid tanah dan
digunakan setelah proses pertukaran kation. Keberadaan nitrogen ini berhubungan
dengan kondisi induk tanah, iklim, dan cara pengolahan tanah.
Berdasarkan Patti dkk (2013), nitrogen yang terdapat dalam tanah dapat
berkurang disebabkan karena nitrogen tercuci dengan air drainase, terjadinya
penguapan, dan diserap oleh tanaman. Nitrogen yang diperoleh dari bahan organik dapat
memperbaiki struktur tanah dan meningkatkan kesuburan tanah secara fisik, kimia, dan
biologis. Bahan organik merupakan bahan pembentuk agregat tanah dan menjadi
sumber hara yang penting bagi tanaman dan menjadi sumber energi bagi
mikroorganisme tanah. Bahan organik mempunyai hubungan yang erat dengan
nitrogen, apabila bahan organik maka nitrogennya juga tinggi.
Berdasarkan perhitungan banyaknya nitrogen dalam sampel tanah sebesar
0,089, dan nilai karbonya 0,032. Nitrogen yang terkandung pada sampel tanah tersebut
termasuk kategori sangat rendah. Berdasarkan penelitian Haryanta dkk (2017), nilai dan
kriteria nitrogen dalam tanah berdasarkan Standar Internasional
Nilai N total Kriteria N total

<0,10 Sangat rendah

0,10 – 0,21 Rendah

0,22 – 0,51 Sedang

0,52 – 0,75 Tinggi

>0,75 Sangat tinggi

Hal ini dapat disebabkan oleh kegiatan jasad renik baik yang masih hidup bebas
maupun telah bersimbiosis dengan tanaman. Pada nitrogen yang terdapat di dalam tanah
bersumber dari perombakan bahan organik oleh jasad renik, selain itu nitrogen juga
dapat bersebur dari loncatan suatu listrik di udara dan kemudian masuk ke tanah melalui
air hujan yang berupa nitrat.
Nitrogen dalam tanah berfungsi sebagai pendorong pertumbuhan tanaman
dengan pembentukan protein sehingga dapat meningkatkan hasil panen pada tanaman.
Tanaman yang kekurangan nitrogen dapat diberikan pupuk baik organik maupun
anorganik. Pada pupuk organik yang berasal dari bahan organik tanah, nitrogen
mempunyai hubungan dengan banyaknya karbon. Bahan organik yang halus
mempunyai nitrogen yang tinggi dengan perbandingan C/N rendah sedangkan pada
bahan organik kasar mempunyai perbandingan C/N yang tinggi (Purba, 2019).
Berdasarkan hasil perhitungan C/N sebesar 0,35 yang artinya sampel tanah yang
diambil terdapat bahan organik kasar karena nilai N lebih kecil dari perbandingan C/N.
Menurut Hardjowigeno (2007), tanaman yang kekurangan nitrogen
pertumbuhannya menjadi terhambat yang ditandai dengan tanaman tumbuh kerdil,
pertumbuhan akar terbatas, daun – daun menguning dan gugur. Penambahan nitrogen
pada tanah dapat dilakukan dengan pemberian pupuk organik maupun anorganik.
Pemberian pupuk agar efisien dan tepat perlu memperhatikan tanaman - tanamannya,
jenis tanahnya, jenis pupuknya, dosis pemupukan, waktu pemupukan, dan cara
pemupukan. Pada tanaman yang kelebihan nitrogen dapat yaitu menyebabkan
pematangan buah menjadi terhambat karena pertumbuhan vegetatif sangat banyak,
batang – batang pohon mudah roboh dan lemah, dan tanaman menjadi mudah terserang
penyakit.

VII. KESIMPULAN
1. Metode kjeldahl merupakan metode yang digunakan untuk menetapkan nitrogen
total pada suatu sampel tanah. Metode ini terdiri dari prinsip destruksi, destilasi, dan
titrasi. Destruksi merupakan perubahan nitrogen menjadi amonium sulfat yang
ditandai dengan larutan menjadi jernih atau tidak berwarna. Destilasi adalah
perubahan amonium sulfat menjadi amonia yang dibantu dengan penambahan
NaOH 30%. Selanjutnya pada proses titrasi merupakan penentuan banyaknya
jumlah nitrogen dari proses sebelumnya.
2. Berdasarkan perhitungan kandungan nitrogen sebesar 0,089, berdasarkan penetapan
nitrogen standar internasional termasuk sangat rendah. Kandungan karbon sebanyak
0,032 yang lebih kecil dari kandungan nitrogen. Perbandingan C/N lebih besar dari
kandungan nitrogen yaitu 0,35. Jadi pada sampel tanah ini berupa bahan organik
yang kasar.

VIII. DAFTAR PUSTAKA


Hardjowigeno, Sarwono. 2007. Ilmu Tanah. Akademika Pressindo: Jakarta.
Haryanta, Dwi., dkk. 2017. Kajian Tanah Endapan Perairan Sebagai Media Tanam
Pertanian Kota. Journal of Research and Technology, 3(2) : 1 – 10.
Hastuti, Yuni Puji. 2011. Nitrifikasi Dan Denitrifikasi Di Tambak. Jurnal Akuakultur
Indonesia, 10(1) : 89 – 98.
Lubis, Danu Sayahputra,. dkk. 2015. Pengaruh pH Terhadap Pembentukan Bintil Akar,
Serapan Hara N, P dan Produksi Tanaman Pada Beberapa Varietas Kedelai Pada
Tanah Inseptisol Di Rumah Kasa. Jurnal Agroteknologi, 3(3) : 1111 – 1115.
Patti, P., S., dkk. 2013. Analisis Status Nitrogen Tanah Dalam Kaitannya Dengan
Serapan N Oleh Tanaman Padi Sawah Di Desa Waimital, Kecamatan Kairatu,
Kabupaten Seram Bagian Barat. Jurnal Agrologia, 2(1) : 51 – 58.
Purba, Dippos P. 2019. Penentuan Kadar Nitrogen (N) Pada Pupuk NPK Dengan
Metode Kjeldahl Di PT Sucofindo Medan. Tugas Akhir. Universitas Sumatera
Utara: Medan.
Siswanto, Bambang. 2018. Sebaran Unsur Hara N, P, K, dan PH Dalam Tanah. Jurnal
Buana Sains, 18(2) : 109 – 124.
Utomo, Muhajir. 2016. Ilmu Tanah Dasar – Dasar dan Pengelolaan. Kencana Prenada
Media Group: Jakarta.

IX. LAMPIRAN
● Dokumentasi
Gambar Keterangan

Sampel tanah ditimbang sebanyak 1


gram

Campuran selenium ditimbang


sebanyak 2 gram

Sampel tanah ditimbang sebanyak 5


cm untuk penetapan KA
Sampel tanah komposit sebanyak 1
gram dan campuran selenium
dimasukan dalam labu kjeldahl

Berat botol timbang

Berat botol timbang dan tanah

Berat botol timbang dan tanah yang


sudah dioven
Tanah 1 gram, selenium 2 gram,
dan 5 ml H2SO4 pekat didestruksi
selama 10 menit dengan suhu 420°
di ruang asam

H3BO3 4% sebanyak 10 ml
disiapkan dalam erlenmeyer dan
diberi 4 tetes indikator metil hijau
bromkresol merah hingga warnanya
menjadi orange kemerahan

Aquades sebanyak 100 ml


dimasukkan ke labu kjeldahl setelah
keluar dari ruang asam dan
didinginkan. Kemudian ditambah
15 ml NaOH 30%

Destilasit selama 2 menit dan


menghasilkan warna coklat muda
yang cerah
Titrasi dengan H2SO4 0,05 N
sampai berwarna merah (volume
sebelum titrasi= 4,3 ml, setelah
titrasi= 6ml ) dan warna setelah
dititrasi berwarna merah muda

● Laporan sementara

Anda mungkin juga menyukai