Anda di halaman 1dari 7

MATERI PRAKTIKUM 9: ARGENTOMETRI

1. Kompetensi Dasar
Memahami dan terampil menganalisis obat secara kuantitatif dengan
metode argentometri
2. Indikator Capaian
Mahasiswa terampil menganalisis obat secara kuantitatif dengan metode
Argentometri
3. Tujuan Praktikum
Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa diharapkan mampu
memahami metode analisis secara kuantitatif dengan metode Argentometri
4. Uraian Teori
Argentometri merupakan metode umum untuk menetapkan kadar
halogenida dan senyawa-senyawa lain yang membentuk endapan dengan perak
nitrat (AgNO3) pada suasana tertentu. Metode argentometri disebut juga dengan
metode pengendapan karena pada argentometri memerlukan pembentukan
senyawa yang relatif tidak larut atau endapan.
Pengendapan kation perak dengan anion halogen merupakan prosedur
titrimetri dengan reaksinya sebagai berikut:
Ag+ + X- → AgX(s)
dimana X- dapat berupa klorida, bromida, iodida, atau tiosianat (SCN- ).
Metode argentometri yang lebih luas lagi digunakan adalah metode titrasi
kembali. Perak nitrat (AgNO3) berlebihan ditambahkan ke sampel yang
mengandung ion klorida atau bromida. Sisa AgNO3, selanjutnya dititrasi
kembali dengan ammonium tiosianat menggunakan indikator besi (III)
ammonium sulfat.
Titrasi Argentometri terbagi menjadi beberapa metoda penetapan
disesuaikan dengan indikator yang diperlukan dalam penetapan kadar, diantara
metoda tersebut adalah:
a. Metode Mohr : Metode ini dapat digunakan untuk menetapkan kadar klorida
dan bromida dalam suasana netral dengan larutan baku perak nitrat dengan
penambahan larutan kalium kromat sebagai indikator. Pada permulaan titrasi

102
akan terjadi endapan perak nitrat klorida dan setelah mencapai titik ekuivalen,
maka penambahan sedikit perak nitrat akan bereaksi dengan kromat dengan
membentuk endapan dengan kromat yang berwarna merah.
b. Metode Volhard : Perak dapat ditetapkan secara teliti dalam suasana asam
dalam larutan baku kalium atau ammonium tiosianat, kelebihan tiosianat dapat
ditetapkan secara jelas dengan garam besi (III) nitrat atau besi (III) ammonium
sulfat sebagai indikator yang membentuk warna merah dari kompleks besi (III)
tiosianat
c. Metode Fajans : pada metode ini digunakan indikator absorpsi, sebagai
kenyataan bahwa pada titik ekuivalen indikator terabsorbsi oleh endapan.
Indikator ini tidak memberikan perubahan warna kepada larutan, tetapi pada
permukaan endapan. Pada praktikum ini hanya akan dilakukan menggunakan
metoda Mohr untuk penetapan kadar halogen (klorida)

5. Pelaksanaan Praktikum
1. Alat dan Bahan
Buret, pipet volume, labu ukur, timbangan analitik, corong, beaker,
Erlenmeyer, botol semprot, bulp, gelas ukur, AgNO3 0,1 N, Natrium Clorida
(yang sudah dikeringkan pada suhu 110∘C selama 1 jam), aquadest, K2CrO4
5 %, sampel (contoh: KCl, KBr, MgCl2).
2. Prosedur Kerja
a) Pembuatan larutan titer AgNO3 0,1 N
𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑥 𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛𝑠𝑖
𝑁 =
𝑀𝑟 𝑥 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 (𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟)

0,1 𝑁 𝑥 169,87 𝑥 1 𝐿
𝑔𝑟𝑎𝑚 =
1
Gram = 16,987 gram

Larutkan 16,987 gram AgNO3 dalam air hingga 1000,0 ml.


b) Pembuatan Indikator K2CrO4 5 % b/v
Ambil 5 gram K2CrO4 dilarutkan dengan aquadest sampai 100 ml.

103
c) Pembakuan larutan titer AgNO3 0,1 N
Timbang seksama 100 mg NaCl larutkan dengan 10 ml air. Masukkan
dalam erlenmeyer 100 ml, larutkan dengan air. Titrasi dengan AgNO3
menggunakan indikator K2CrO4 5 %, titrasi hingga terbentuk endapan
merah bata/merah coklat. Lakukan pembakuan duplo (dua kali). Hitung
normalitas larutan.
d) Penetapan sampel
Sampel ditimbang sebanyak 200 mg, masukkan ke dalam erlenmeyer
larutkan dengan 10 ml air. Titrasi dengan AgNO3 menggunakan
indikator K2CrO4 5 %, titrasi hingga terbentuk endapan merah
bata/merah coklat. Lakukan penetapan kadar duplo (dua kali). Hitung
kadar sampel.
3. Hasil Percobaan
a. Data pembakuan
(BM: )
Paraf
Kertas
Zat + kertas
perkamen + Berat Volume titran (ml) (Dosen/
perkamen
sisa zat Zat(mg)
(mg) asisten)
(mg) (A-B)
A
B
- =
- =
- =

Reaksi Pembakuan
AgNO₃ + NaCl → AgCl(s)↓ (endapan putih) + NaNO₃
2Ag+ + K2CrO4 → Ag2CrO4 (merah kecokelatan) + 2KNO₃
BE NaCl = …………………..

104
Perhitungan
mg NaCl
Normalitas AgNO3 =
vol AgNO3 x BE NaCl

105
b. Data Penetapan Kadar
(BM: )
Paraf
Zat + Kertas
kertas perkamen + Berat Zat Volume titran (ml) (Dosen/
perkamen sisa zat (mg)
asisten)
(mg) (mg) (A-B)
A B
- =
- =
- =

Perhitungan Penetapan kadar


Reaksi:

106
c. Pembahasan
Dari data dan hasil percobaan lakukan analisa dan pembahasan tentang

d. Laporan (lihat Pedoman Laporan Hasil Praktikum)

107
6. Evaluasi
Pre test dan post test

7. Soal Latihan
a. sebutkan keuntungan dan kerugian dari titrasi argentometri dengan metode
Metode Mohr, Metode Volhard dan Metode Fajans?
b. Sebutkan perbedaan metode Metode Mohr, Metode Volhard dan Metode
Fajans pada titrasi argentometri?
c. Sebutkan indicator yang umumnya digunakan pada titrasi argentometri?

8. Daftar Pustaka
a. Anonim, 1979, Farmakope Indonesia Edisi III, Departemen Kesehatan
Republik Indonesia, Jakarta
b. Anonim, 1995, Farmakope Indonesia Edisi IV, Departemen Kesehatan
Republik Indonesia, Jakarta.
c. Anonim, 2014, Farmakope Indonesia Edisi V, Departemen Kesehatan
Republik Indonesia, Jakarta
d. Anonim, 2020, Farmakope Indonesia Edisi VI, Departemen Kesehatan
Republik Indonesia, Jakarta
e. Day, R.A. dan Underwood, A.L., 1999, Analisis Kimia Kuantitatif, edisi V,
diterjemahkan oleh: Aloysius Hadyana Pudjaatmaka, Erlangga, Jakarta.
f. Gholib Ganjar, Ibnu dan Rohman, Abdul. 2009. KimiaFarmasi Analisis.
Pustaka Pelajar. Yogyakarta.
g. Mursyidi, A., & Rohman, A., 2006, Pengantar Kimia Farmasi Analitik:
Volumetri dan Gravimetri, Yayasan Farmasi Indonesia, Pustaka Pelajar,
Yogyakarta.
h. Skoog, D.A., West, D.M., Holler, F.J., Crouch, S.R., 1999, Analytical
th
Chemistry: an Introduction, 7 Edition, Thomson Learning, Inc., United
States of America.
i. Wunas, J. Said. 1986. Analisa Kimia Farmasi Kuantitatif. UNHAS.
Makassar

108

Anda mungkin juga menyukai