REVIEW MATERI
OLEH :
202010410311107
Farmasi C
2021
GRAVIMETRI
A. Pengertian Gravimetri
Gravimetri dalam ilmu kimia merupakan salah satu metode kimia analitik
untuk menentukan kuantitas suatu zat atau komponen yang telah diketahui
dengan cara mengukur berat komponen dalam murni setelah melalui proses
pemisahan. Analisis gravimetri melibatkan proses isolasi dan pengukuran
berat suatu unsur atau senyawa tertentu.
B. Prosedur Gravimetri
1. Pengendapan
Ion atau molekul (kation atau anion) yang akan dianalisis diendapkan.
Setelah didapatkan endapan kemudian senyawa tersebut disaring,
penyaring yang digunakan dapat berupa :
- Saringan porselen
- Wadah saringan kaca
- Kertas saring (bebas abu)
Kelemahan kertas saring :
- Tidak inert
- Kekuatan mekanisnya kurang
- Dapat mengadsorpsi bahan-bahan dari larutan yang disaring
Kelebihan kertas saring :
- Mudah diperoleh
- Murah
- Efisiensi penyaringan tinggi
2. Elektrogravimetri
Elektrogravimetri adalah jika endapan menggunakan cara
elektrokimia. Zat dielektrolisa sehingga terbentuk endapan logam.
Umumnya yang diendapkan adalah bentuk kation.
3. Termogravimetri
Analisis termogravimetri atau analisis gravimetri termal adalah metode
analisis termal dimana massa sampel diukur dari waktu ke waktu
seiring perubahan suhu. Analisis termogravimetri (TGA) dilakukan
pada instrumen yang disebut sebagai penganalisis termogravimetri.
Sebuah analisa termogravimetri terus menerus mengukur massa
sementara suhu sampel berubah dari waktu ke waktu.
b. Pengendapan
Endapan ideal : murni, krstal besar, kelarutan kecil, stabil, komposisi tetap
/pasti, tidak higroskopis.
Faktor – faktor yang berpengaruh terhadap endapan :
- Cara mereaksikan
- Konsentrasi
- Suhu
- Keasaman
- Ageing
- Kelarutan
- Ion asing
Tipe endapan :
- Kristal
- Koloid
c. Susut Pengeringan
(Penetapan kadar air F.I. ): kehilangan bobot disebabkan oleh adanya sisa
bahan mudah menguap (termasuk pelarut organik dan alr). a. Untuk bahan
kimia : Sesuai monograf pada F.l. () Untuk bahan blologis b. Sesuai yang
tertera pada masing-maeing monografi. c. Untuk obat tanaman: Lampiran :
10 g zat-dikeringkan pada 105°C-6 Jam- timbang. Pengeringan dilanjutkan
dan ditimbang pada jarak 1 Jam - beda dua penimbangan berturut-turut tak
lebih dari 0.25%.
d. Pengeringan - Pemanasan - Pemijaran
- Api langsung : pengontrolan suhu → susah
- Oven :suhu dapat diatur dan terkontrol
- Furnace : Suhu > Oven
• DRYING: suhu < 250°C
• IGNITION : > 250°C
• ASHING : > 400°C
• PENYARINGAN : kertas saring ashfree, sinterredglass
A. Pengertian
Titrasi argentometri merupakan jenis titrasi yang melibatkan ion perak (I).
Titrasi ini digunakan untuk menentukan jumlah klorida (atau ion halida
lainnya)dalam sampel. Larutan sampel dititrasi terhadap larutan perak nitrat
dengan konsentrasi yang diketahui. lon kiorida bereaksi dengan ion perak
untuk menghasilkan perak klorida yang tidak larut.
Ag (aq) + CI- (aq) AgCI (s) (K = 5.88 x 109)
4. Liebieg-Deniges
ARGENTOMETRI 1
Suatu sampel infus NaCI fisiologi ditetapkan kadarnya secara titrasi Argentometri
dan untuk pelaksanaannya dilakukan sebagai berikut :
- dipipet aquades 50.0 ml, dimasukkan kedalam labu uku- kemudian+ sampet
infus NaCI ad 200.0 ml-kemudian dari infus yang telah diencerkan diatas dipipet:
Jawaban :
a. Kadar infus = 11.07 x 0.1014 x (100/7.5) x 58.44 (BM NaCI) x 10−3 = 0.8747
atau = 0.87 %
Atau : V infus (pengenceran) x N Infus = V 𝐴𝑔𝑁𝑂3 x N 𝐴𝑔𝑁𝑂3
V infus (pengenceran) = (11.07 x 0.1014)/(10)
N infus (asli) = (200/150) x (11.07 x 0.1014)/(10)
(1 N infus = 1M M x BM = gram/1000 ml )
Kadar infus : g / 100ml = (200/150) x (11.07 x 0.1014)/(10) x 58.44 x
(100/1000) = 0.8747 = 0.87%
b. Tinjauan endapan pada titik ekivalen / TAT :
Agcl (hasil reaksi, ekivalen) === 𝐴𝑔+ + 𝐶𝑙 −
(X) (X)
Ksp = [𝐴𝑔+ ] x [𝐶𝑙 − ] = (X) x (X) = 10−10X = [𝐴𝑔+ ] = 10−5
[𝐶𝑟𝑂4− ] = (50/194.20) x (1) / (50 + 10 + 1 + 6.15) = 3.83 x 10−3
[𝑨𝒈+ ] x [𝑪𝒓𝑶−
𝟒 ] = ( 𝟏𝟎
−𝟓 𝟐
) x 3.83 x 𝟏𝟎−𝟑 = 3.83 x 𝟏𝟎−𝟏𝟑 < Ksp 𝑨𝒈𝟐 𝑪𝒓𝑶𝟒
𝟏𝟎−𝟏𝟏.𝟕𝟎 belum ada endapan 𝑨𝒈𝟐 𝑪𝒓𝑶𝟒
ARGENTOMETRI 2
Suatu sampel infus NaCl fisiologi ditetapkan kadarnya secara titrasi
Argentometri dan untuk pelaksanaannya dilakukan sebagai berikut:
-dipipet sample infus sebanyak 25.0 ml-djencerkan dengan aqua ad 100.0 ml-
kemudian dari infus yang telah diencerkan diatas dipipet
10.0 ml+40 ml aqua indikator 1 ml K.CrO, 5%-dititrasi dengan larutan baku
AgNO, 0.0654N dan untuk mencapai titik akhir titrasi diperlukan 5.85 ml
a). Bila diketahui: BM dani NaCi- 58.44, berapa % kadar infus dimaksud ?
b). Apakah pada kondisi diatas, sudah teriadi endapan 𝐴𝑔2 𝐶𝑟𝑂4 ?
titik akhir titrasi dianggap sama dengan titik ekivaler
BM K.CrO 194 20, pKsp AgC 10.00 dan pKsp AgCro, 11.70
Jawaban :
c. Kadar infus = 5.85 x 0.0654 x (100/2.5) x 58.44 (BM NaCI) x 10−3 = 0.8943
atau = 0.89 %
Atau : V infus (pengenceran) x N Infus = V 𝐴𝑔𝑁𝑂3 x N 𝐴𝑔𝑁𝑂3
V infus (pengenceran) = (5.85 x 0.0654)/(10)
N infus (asli) = (100/25) x (5,85 x 0.0654)/(10)
(1 N infus = 1M M x BM = gram/1000 ml )
Kadar infus : g / 100ml = (100/25) x (5.85 x 0.0654)/(10) x 58.44 x
(100/1000) = 0.8943 = 0.89%
d. Tinjauan endapan pada titik ekivalen / TAT :
Agcl (hasil reaksi, ekivalen) === 𝐴𝑔+ + 𝐶𝑙 −
(X) (X)
Ksp = [𝐴𝑔+ ] x [𝐶𝑙 − ] = (X) x (X) = 10−10X = [𝐴𝑔+ ] = 10−5
[𝐶𝑟𝑂4− ] = (50/194.20) x (1) / (10 + 40 + 1 + 5.85) = 4.53 x 10−3
[𝑨𝒈+ ] x [𝑪𝒓𝑶−
𝟒 ] = ( 𝟏𝟎
−𝟓 𝟐
) x 4.53 x 𝟏𝟎−𝟑 = 4.53 x 𝟏𝟎−𝟏𝟑 < Ksp 𝑨𝒈𝟐 𝑪𝒓𝑶𝟒
𝟏𝟎−𝟏𝟏.𝟕𝟎 belum ada endapan 𝑨𝒈𝟐 𝑪𝒓𝑶𝟒
ARGENTOMETRI 3
Suatu sampel infus NaCI fisiologi ditetapkan kadarnya secara titrasi
Argentometri dan untuk pelaksanaannya dilakukan sebagai berikut:
dipipet sample infus sebanyak 25.0 ml- diencerkan dengan aqua ad 100.0 ml-
kemudian dari infus yang telah diencerkan diatas dipipet:
20.0 ml +40 ml aqua indikator 1 ml KCrO, 5%-dititrasi dengan larutan baku
AgNo, 0.0834N dan untuk mencapai titik akhir titrasi diperlukan 9.05 m
a). Bila diketahui: BM dari NaCı=58 5, berapa % kadar infus dimaksud ?
b). Apakah pada kondisi diatas, sudah ferjadi endapan Ag.Cro.?
Titik akhir titrasi dianggap sama dengan titik ekivalen
BM K.CrO,= 194 20, pKsp AaCi= 10.00 dan pKsp Ag-CrO,= 11.70
c). Bila penambahan titran dilebihkan 0.05 ml dari jumlah ekivalennya,
apakah sudah dapat dilihat adanya endapan 𝐴𝑔2 𝐶𝑟𝑂4?
Jawaban :
a. Kadar infus = 9.05 x 0.0834 x (100/5.0) x 58.44 (BM NaCI) x 10−3 = 0.8831
atau = 0.88 %
Atau : V infus (pengenceran) x N Infus = V 𝐴𝑔𝑁𝑂3 x N 𝐴𝑔𝑁𝑂3
V infus (pengenceran) = (9.05 x 0.0834)/(20)
N infus (asli) = (100/25) x (9.05 x 0.0834)/(20)
(1 N infus = 1M M x BM = gram/1000 ml )
Kadar infus : g / 100ml = (100/25) x (9.05 x 0.0834)/(20) x 58.44 x
(100/1000) = 0.8831 = 0.88%
b. Tinjauan endapan pada titik ekivalen / TAT :
Agcl (hasil reaksi, ekivalen) === 𝐴𝑔+ + 𝐶𝑙 −
(X) (X)
Ksp = [𝐴𝑔+ ] x [𝐶𝑙 − ] = (X) x (X) = 10−10X = [𝐴𝑔+ ] = 10−5
[𝐶𝑟𝑂4− ] = (50/194.20) x (1) / (50 + 10 + 1 + 6.15) = 3.83 x 10−3
[𝑨𝒈+ ] x [𝑪𝒓𝑶−
𝟒 ] = ( 𝟏𝟎
−𝟓 𝟐
) x 3.83 x 𝟏𝟎−𝟑 = 3.83 x 𝟏𝟎−𝟏𝟑 < Ksp 𝑨𝒈𝟐 𝑪𝒓𝑶𝟒
𝟏𝟎−𝟏𝟏.𝟕𝟎 belum ada endapan 𝑨𝒈𝟐 𝑪𝒓𝑶𝟒
c. Titran AgNO3 berlebih 0.05 ml 0.0834 N
[𝐴𝑔+ ] baru = (0.05) x 0.0834 / (20 + 40 + 1 + 9.05 + 0.05 ) = 5.95 x 10−5
[𝐶𝑟𝑂4− ] = (50/194.20) x (1) / (20 + 40 + 1 + 9.05 + 0.05 ) = 3.67 x 10−3
[ 𝐴𝑔+ ]2 x [3.67 x 10−3 ] = (5.95 x 10−5 )2 x (3.67 x 10−3) = 1.30 x 10−11 >
10−11.70 (Ksp) 2.00 x 10−12
Kesimpulan : Sudah Terjadi Endapan 𝑨𝒈𝟐 𝑪𝒓𝑶𝟒
IODOMETRI
A. Pengertian
Titrasi iodometri adalah titrasi reduksi oksidasi yang melibatkan titrasi iodin
yang dihasilkan dalam reaksi dengan larutan standar natrium tiosulfat, digunakan
untuk zat-zat yang bersifat oksidator seperti Fe (III) dan Cu(II). Zat oksidator
tersebut akan mengoksidasi iodida menjadi iodin. Iodin yang terbentuk akan
ditentukan dengan menggunakan larutan baku tiosulfat. Banyaknya volume
tiosulfat yang dipakai untuk titran setara dengan iodin dihasilkan dan setara
dengan jumlah sampel :
- Oksidator + KI→ 1₂ +2e
- 1₂+ Na₂S₂O, → Nal + Na₂S₂O6
Zat-zat yang digunakan bersifat reduktor
- Zat oksidator tersebut akan mengoksidasi iodin menjadi iodida
Reduktor + 12 → 21
I, Na₂S₂O, → Nal + Na₂S₂O6
A. SIGNIFICANT FIGURES
SIGNIFICANT FIGURES Is digit which denotes the amount of quantity in
the place which it stands.
1. 2680 g dan 1.0062 g : angka (digit) 0 pada keduanya: significant 0.0025g\
angka 0 : bukan significant tapi hanya menyatakan letak desimal saja, sebab
bisa ditulis : 2.5 mg.
2. 1546 g: angka terakhir adalah angka tidak pasti sehingga bisa : 2.1547 g
atau 2.1545 g
3. 150 g 2.151 g atau 2.149 g
The digits of a number which are needed to express the precision of the
measurement from which the number was derived are known as SIGNIFICANT
FIGURES.
B. TATACARA PENULISAN
1. Dituliskan sebanyak mungkin angka pasti (significant figures) dan hanya
ada satu angka tidak pasti. Misalnya : volume antara 20.5 ml dan 20.7 ml →
20.6 I dan bukan 20.60 ml. 20.60 ml bisa : 20.59 ml atau 20.61 ml
Berat dengan ketelitian 0.1 mg 5.2600 g tidk boleh ditulis : 5.260 g atau
5.26 g
C. REJECTION OF A RESULT:
Contoh :
Data suatu rata-rata
30.34 %
30.22% → misalnya: direject (diragukan) 30.42%
30.38 %