Anda di halaman 1dari 8

PERTEMUAN KE -7

HAKIKAT TAKWA

Oleh :
Retno Yuliati, M.Pd
Hakikat Takwa
01 Get a modern PowerPoint Presentation that is beautifully
designed. I hope and I believe that this Template will your Time.

Pengaruh Takwa
02 Get a modern PowerPoint Presentation that is beautifully

POKOK designed. I hope and I believe that this Template will your Time.

BAHASAN 03
Jalan Menapai Takwa
Get a modern PowerPoint Presentation that is beautifully
designed. I hope and I believe that this Template will your Time.
Hakikat Takwa
Takwa merupakan wasiat Allah kepada seluruh umat, baik
generasi pertama maupun generasi akhir. Allah Ta’ala
berfirman, “Dan kepunyaan Allah-lah apa yang ada dilangit
dan yang dibumi, dan sungguh Kami telah memerintahkan
kepada orang-orang yang diberi kitab sebelum kamu, dan
(juga) kepada kamu; bertakwalah kepada Allah. Tetapi jika
kamu kafir, maka (ketahuilah) sesungguhnya apa yang di
langit dan apa yang di bumi hanyalah kepunyaan Allah, dan
Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji.”
(QS. An-Nisa: 131)
Para ulama salaf telah banyak memberikan makna mengenai
hakikat takwa.
Ibnu Umar berkata, “Seorang hamba tidak akan mencapai hakikat takwa sebelum meninggalkan apa yang menggelisahkan
di dada.”

Ali bin Abi Thalib ditanya tentang takwa, lalu beliau menjawab, “Takut kepada Al-Jalil (Yang Mahamulia), mengamalkan tanzil
(Al-Qur’an), qana’ah kepada pemberian yang sedikit, serta bersiap-siap untuk menghadapi yaum ar-rahil (hari kematian).”

Ibnu Mas’ud berkata, “Takwalah kepada Allah dengan sebenar-benarnya takwa, yakni Allah ditaati tanpa pernah didurhakai,
diingat tanpa pernah dilupakan, disyukuri tanpa pernah dikufuri.”
Umar bin Abdul Aziz berkata, “Takwa adalah meninggalkan apa yang diharamkan dan melaksanakan apa yang diwajibkan
Allah. Maka, apa-apa yang dikaruniakan Allah sesudah itu adalah kebaikan ditambah kebaikan.”
Thalq bin Habib berkata, “Takwa adalah taat kepada Allah, mengikuti cahaya dari Allah dengan mengharap pahala dari Allah,
dan meninggalkan maksiat kepada Allah berdasarkan cahaya dari Allah dengan rasa takut akan hukuman Allah.”
Ibnu Al-Mu’taz menyatakan dalam sya’irnya, “Jauhilah dosa-dosa kecil maupun besar, itulah takwa. Berbuatlah seperti orang
yang berjalan di atas tanah berduri, melihat dengan hati-hati. Jangan sepelekan dosa-dosa kecil, karena sesungguhnya
gunung itu terdiri dari pasir.”

Jadi , hakikat takwa merupakan kata menakup segala perbuatan taat dan meninggalkan masiat
, baik besar maupun keil
Takwa secara garis besar adalah mengekang jiwa yang beriman dari dalam sehingga muncul
kebaikan dari dirinya tanpa tekanan-tekanan eksternal, dan menjauhi keburukan tanpa ancaman
atau paksaan.
Pengaruh Takwa
Dalam Alquran Allah swt berfirman :

﴿‫ب َو َم ْن َيَت َوَّك ْل َعلَى اهللِ َف ُه َو َح ْسبُهُ إِ َّن اهللَ بالِ ُغ أ َْم ِرِه‬ ِ ُ ‫َو َم ْن َيت َِّق اهللَ جَيْ َع ْل لَهُ خَمَْرجاً َو َي ْرُزقْهُ ِم ْن َحْي‬
ُ ‫ث ال حَيْتَس‬
]3[﴾ ً‫قَ ْد َج َع َل اهللُ لِ ُك ِّل َش ْي ٍء قَ ْدرا‬
“Barang siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan memberikan jalan keluar baginya, dan
memberi rezeki kepadanya dari arah yang tidak dia sangka-sangka. Dan barang siapa yang
bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkannya. Sesungguhnya Allah melaksanakan
urusan (yang dikehendaki)-Nya. Sesungguhnya Allah telah menciptakan ketentuan bagi segala
sesuatu.”
Ayat diatas menunjukkan pada kita beberapa pengeruh
  taqwa bagi manusia, yaitu pertama Allah akan memberikan kemudahan atau jalan keluar bagi
orang yang bertaqwa. Artinya seorang yang bertaqwa (muttaqi) tidak akan  merasakan kehidupan yang sempit, sesuai janji Allah swt dalam ayat
tersebut Allah akan memberikan kemudahan atau jalan keluar bagi mereka yang bertaqwa.

Pengaruh taqwa selanjutnya ialah Allah swt akan memberikan rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka. Perlu diketahui bahwa rezeki yang dimaksud bukan hanya rezeki
yang bersifat materi seperti harta atau makanan dll. Tapi Allah swt juga memberikan rezeki yang bersifat ma’nawi bagi orang-orang yang bertaqwa. Jadi yang dimaksud rezeki
dalam ayat tersebut mutlak, yakni baik itu rezeki yang bersifat materi atau pun rezeki yang bersifat ma’nawi. hal tersebut didukung dengan ayat dalam Alquran, Allah swt
berfirman :
    ]4[‫َو َّات ُقوا اهللَ َو يُ َعلِّ ُم ُك ُم اهللُ َو اهللُ بِ ُك ِّل َش ْي ٍء َعلِْي ٌم‬
“Bertakwalah kepada Allah; Allah mengajarmu, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”
Ayat diatas menerangkan bahwa Allah swt memberikan rezeki ma’nawi kepada sesiapa yang bertaqwa yaitu ilmu. Jadi, tidak hanya rezeki yang bersifat materi saja yang
Allah berikan kepada orang-orang bertaqwa, tapi Allah swt pun memberikan rezeki yang bersifat ma’nawi yaitu ilmu. Bertaqwalah kepada Allah maka Allah swt akan
mengajarkanmu.
 
Kita bisa simpulkan sejauh ini, bahwa taqwa memiliki pengaruh bagi manusia, yaitu Allah swt meberikan kemudahan dan jalan keluar bagi mereka yang bertaqwa, kemudian
memberikan rezeki kepada mereka dari arah yang tidak disangka-sangka, baik itu rezeki yang bersifat materi maupun yang bersifat ma’nawi.
.
Dalam shalat kita sehari semalam, kita selalu bermunajat kepada
Allah swt dengan meminta hidayah petunjuk untuk berjalan di jalan
yang lurus (Shirat Almustaqim), dan bukan jalan yang dimurkai oleh Allah
swt.

Untuk bisa berjalan di Shirat Almustaqim, syarat yang harus


kita penuhi adalah dengan menjadi Furqan, sehingga kita bisa
membedakan mana yang hak dan mana yang batil, mana jalan
Adapun pengaruh taqwa lainnya yang akan kita bahas selanjutnya yaitu yang lurus yang di ridhoi oleh Allah swt, mana jalan yang dimurkai
Allah swt menjadikan orang-orang yang bertaqwa “Furqon” . yaitu mereka oleh Allah swt, sehingga kita bisa mencapai tujuan kita untuk
yang mempunyai kemampuan untuk membedakan mana yang hak dan sampai kepada keridhoan ilahi.
mana yang batil. Allah swt berfirman :
ِ ِ
ُ‫ذين َآمنُوا إِ ْن َتَّت ُقوا اهللَ جَيْ َع ْل لَ ُك ْم ُفْرقاناً َو يُ َكفِّْر َعْن ُك ْم َسيِّئات ُك ْم َو َي ْغف ْر لَ ُك ْم َو اهلل‬َّ
َ ‫يا أَيُّ َها ال‬ Dan sebagaimana yang telah kita singgung sebelumnya, bahwa
]5[‫ض ِل الْ َعظي ِم‬ ْ ‫ذُو الْ َف‬ Furqan merupakan pengaruh dari taqwa, sesiapa yang
“Hai orang-orang yang beriman, jika kamu bertakwa kepada Allah, niscaya menginginkan dirinya menjadi Furqan, maka hendaklah ia bertaqwa
Dia akan memberikan kepadamu (kekuatan) pembeda (antara yang hak kepada Allah swt. Dan Furqan merupakan salah satu pengaruh
dan yang batil di dalam hatimu), menghapuskan segala kesalahan- yang paling penting dalam ketaqwaan kita pada Allah swt.
kesalahanmu, dan mengampuni (dosa-dosa)mu. Dan Allah mempunyai Sehingga dengan menjadi Furqan, kita bisa menapaki
karunia yang besar.” jalan yang lurus yaitu jalan yang dianugerahi
kenikmatan, bukan jalan yang dimurkai, sebagaimana
yang sering kita panjatkan dalam shalat sehari-hari kita.
Wallahu A’lam
Jalan Mencapai Takwa
Hendaklah satiap muslim bermuhasabah (instropeksi diri) setiap
bekal yang akan dijadikan landasan untuk menghadapi masa
depan, sebagaiman tercantum dalam surat Al Hasyr : “Hai orang-
Jalan mencapai taqwa yang pertama adalah muahadah (mengingat
orang yang beriman, bertqwalah kepada Allah dan hendaklah 01
perjanjian). Perlu disadari bahwa setiap orang beriman telah
memperhaikan apa yang telah diperbuat untuk hari esok, dan
berjanji “Hanya kepada Engkau kami beribadah
bertaqwalah kepada Allah.Sesungguhnya Allah Maha
03 dan hanya kepada Engkau kami mohon
Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
bantuan”. Ayat tersebut tercantum dalam surat Al
Fatihah, ungkapan tersebut adalah sebuah

03 Allah 01
perjanjian bahwa orang beriman hanya kepada
menyembah dan meminta bantuan.
05 Muhasabah Mu’ahadah
05 .
Dasar Mujahadah (Bersungguh-sungguh) Mujahadah
adalah firman Allah dalam surat AlAnkabut
“Dan orang-orang yang berjihad untuk
(mencari keridhoan) Kami, benar-benar akan
kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan 04 02
Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar Muaqobah
beserta orang yang berbuat baik (Qs Al 02 Landasan Morqqobah (Merasakan Kesertaan Allah) dapat
Ankabut : 69) 04 ditemukan dalam surat Asy Syura “Yang melihat kamu ketika
Muroqqobah
kamu berdiri dan melihat pula perubahan gerak badanmu
. Muaqobah (Pemberian sanksi) adalah sebuah diantara orang-orang yang sujud” (Asy Syura : 218-219).
upaya agar kita seslalu berada di jalan yang Adapun Mriqqobah dapat dimaknai sebagai merasakan
benar keagungan Allah Azza Wa Jalla disetiap waktu dan keadaan
serta merasakan kebersamaanNya di kala sepi maupun ramai.
.
Thank you
Semangat dan Sukses

Anda mungkin juga menyukai