Disagio Free
Disagio Free
Materi pembahasan yang ada dalam buku disesuaikan dengan kurikulum mata
kuliah Intermediate Accounting ( Akuntansi Keuangan Menengah ) yaitu dibagi
menjadi dua. Oleh karena itu dalam buku ini dibahas hanya untuk Intermediate
Accounting II ( Akuntansi Keuangan Menengah II) yaitu meliputi materi investasi
saham dan obligasi, aktiva tetap berwujud dan tidak berwujud, utang jangka panjang,
modal saham, laba per lembar saham dan laba ditahan, dan perubahan kebijakan
akuntasi dan kesalahan mendasar. Dalam pembahasan dicoba diberikan contoh yang
mendekati kenyataan, misalnya tentang investasi saham diusahakan diberi contoh
seperti yang ada di Bursa Efek Jakarta. Disamping itu, pembahasan juga diupayakan
mengacu pada Standar Akuntansi Keuangan (SAK) per 1 Oktober 1994 dan referensi
lain seperti dari Nikolai , Cashin dan Zaki Baridwan dan dalam setiap akhir
pembahasan di sediakan beberapa pertanyaan dan latihan untuk dikerjakan.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa buku ini masih jauh dari sempurna , oleh
karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan Semoga
buku yang sederhana ini dapat membantu Mahasiswa dalam rangka memahami mata
kuliah ini sehingga ada perbaikan dalam prestasi studi di Jurusan Akuntansi FE USM.
Eddy Sutjipto
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGATAR …………………………………………………....... i
.
BAB1
saham
baru
Juni 5.00 5.000 10.000 Rp 20.100.000,- Rp
2003 0 2.010,
-
Des 15.00 15.000 30.000 Rp 90.450.000,- Rp
2003 0 3.015,
-
Feb 10.00 10.000 20.000 Rp 70.300.000,- Rp
2004 0 3.515,
-
Total 20.00 20.000 40.00 Rp180.850.000,
0 0 -
Bulan Juni 2004
Kas Rp 60.000.000,001)
Investasi saham Rp 35.175.000,002)
Keuntungan penjualan saham Rp 24.825.000,00
Perhitungan :
1)Penerimaan kas = (15.000 x Rp 4.000,-) = Rp 60.000.000,-
2)Investasi Saham (HPP) = (10.000xRp 2.020,-)+ (15.000–
10.000xRp 3.015,-)
= Rp 20.100.000,- + Rp
15.075.000,= Rp 35.175.000,-
3)Keuntungan penjualan = Rp 60.000.000,- –Rp 35.175.000,-
=Rp 24.825.000,-
Perhitungan di atas menggunakan anggapan penilaian
persediaan dengan cara FIFO.
BUKTI RIGHTS
Dalam rangka menambah modal disetor, perusahaan
dapat mengeluarkan saham baru dan pembelinya
diutamakan dari pemegang saham lama. Untuk dapat
menambah jumlah saham yang beredar di bursa efek,
perusahaan harus mengeluarkan bukti rights. Kesempatan
untuk memanfaatkan bukti rights biasanya pemegang saham
lama hanya diberi waktu yang sangat terbatas umurnya yaitu
hanya beberapa minggu.
Pengertian dari bukti rights adalah suatu produk efek
(sekuritas) yang diturunkan dari saham yang dikeluarkan oleh
perusahaan dengan memberikan hak kepada pemegang
saham lama untuk membeli saham baru yang akan
dikeluarkan oleh perusahaan dengan proporsi dan harga
tertentu. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa
Rp 750,00
Harga pokok bukti rights = x Rp 24.000.000,00
Rp 2.250,00 Rp 750,00
= Rp 6.000.000,00
==================
INVESTASI OBLIGASI
Perhitungan :
1) Investasi obligasi = (Rp 6.000.000 x 0,7462) + ( Rp 6.000.000 x 12
% x 6/12 x ,07569)
= Rp 4.477.292,38 + Rp 1.827.249,14
= Rp 6.304.541,52
2) Pendapatan bunga= Rp 6.000.000 x 12 % x 3 /12(2 April s/d 30Juni) =
Rp 180.000,00
Kas Rp 4.180.000,-
Pendapatan Bunga Rp 80.000,-
(Rp 4.000.000 x 8 % x 3/12)
Investasi Obligasi Rp 3.915.405,13
BAB 3
PENGERTIAN
Menurut PSAK No. 16 para 05 disebutkan bahwa aktiva
tetap adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk
siap pakai atau dengan dibangun lebih dahulu, yang
digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimaksudkan
untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan
mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun.
Dengan demikian aktiva tetap tersebut dapat dilihat
secara fisik seperti tanah, bangunan, mesin , peralatan
pabrik, kendaraan dan perabot kantor. Dalam bab ini akan
dibahas mengenai perolehan aktiva tetap dan
pemberhentian.
KARAKTERISTIK AKTIVA TETAP BERWUJUD
Secara umum aktiva tetap berwujud yang ada
diperusahaan digunakan untuk membantu kegiatan operasi
dalam kondisi normal. Menurut Nikolai dan Bazley (2004)
suatu aktiva dapat dikategorikan sebagai aktiva tetap
berwujud harus mempunyai karakteristik sebagai berikut :
1. Aktiva yang dimiliki untuk digunakan dan tidak tidak untuk
investasi. Untuk aktiva yang dimiliki dan digunakan dalam
aktivitas usaha normal dapat dianggap sebagai aktiva
tetap berwujud. Namun demikian tidak harus digunakan
secara terus menrus karena dapat terjadi bahwa aktiva
tersebut dimiliki untuk cadangan apabila terjadi
kerusakan. Berbeda halnya dengan pemilikan aktiva
seperti tanah dan bangunan yang tidak digunakan sama
sekali, maka pencatatannya harus dipisahkan kedalam
kategori investasi. Dengan demikian dapat terjadi bahwa
suatu aktiva perlakuannya berbeda diantara perusahaan
satu dengan lainnya, sebagai contoh kendaraan dapat
Kas Rp
13.500.000,-
Utang Rp
15.000.000,-
Kas Rp
1.500.000,-
Utang Rp
16.200.000,-
Alternatif lain yaitu PT Swata rencana membeli sebuah
kendaraan dengan angsuran Rp. 5.400.000,00 per tahun
untuk jangka waktu 2 tahun atau total angsurannya adalah
Rp. 10.800.000,00 dan tingkat bunga yang dibebankan
adalah 12 % per tahun.
Untuk selanjutnya perlu dicari nilai pembelian tunai saat ini dari
kendaraan dengan cara sebagai berikut :
Nilai Tunai= Angsuran per tahun x PVof A 2, 12 %
= Rp. 5.400.000,00 x 1,69
= Rp. 9.126.000,00
Ta Angsuran Perhitungan bunga Saldo
Bunga Pokok Pinjaman
hun
Saldo awal pinjaman Rp 9.126.000,-
1 Rp 5.400,000.- Rp 9.126.000,- x Rp 1.095.120,- Rp 4.304.880,- Rp
12% = 4.821.120,-
2 Rp 5.400,000,- Rp 4.821.120,- x Rp578.880,- Rp 4.821.120,-Rp 0,-
12% =
Rp 10.800.000,- Rp 1.674.000,- Rp 9.126.000,-
Jenis aktiva
perolehanHarga taksiran Nilai Relatif x Harga = Harga
perolehan
Tanah Rp 10.000.000,- 10.000 / 50.000 x 75.000 =
Rp15.000.000,Bangunan Rp 40.000.000,- 40.000 / 50.000 x 75.000
= Rp 60.000.000,-
Jumlah Rp 50.000.000,- Rp 75.500.000,-
Jurnal :
Tanah Rp 15.000.000,-
Bangunan Rp 60.000.000,-
Kas Rp 75.000.000,-
Perusahaan A
Bangunan Rp 27.000.000,- (Rp 25 jt + Rp 2 jt)
Akumulasi depresiasi Rp 30.000.000,-
Kas Rp 2.000.000,-
Kendaraan Rp 50.000.000,-
Keuntungan pertukaran Rp 5.000.000,-
(Rp 25.000.000,- –( Rp 50.000.000,- –Rp 30.000.000,-))
Perusahaan B
Kendaraan Rp 23.000.000,-
Kas Rp 2.000.000,-
Bangunan Rp
80.000.000,-
b.Pertukaran dengan aktiva produktif yang sejenis
Dalam PSAK No. 16 para 21 disebutkan bahwa
aktiva produktif yang sejenis dapat ditukarkan dengan
aktiva yang mempunyai manfaat yang sama ,digunakan
dalam perusahaan yang sejenis dan memiliki nilai wajar
serupa. Berdasarkan statement tersebut ada beberapa
alternatif pencatatan yaitu : (1) Transaksi pertukaran tidak
ada pengeluaran atau penerimaan uang, maka seluruh
kerugian harus diakui dan tidak mengakui adanya
keuntungan, (2) Jika ada penerimaan uang, maka
kerugian diakui secara penuh dan keuntungan dilakukan
secara proposional dengan penerimaannya dan (3) Jika
ada pengeluaran uang, maka tidak ada pengakuan laba
atas pertukaran, tapi bila ada kerugian harus diakui
secara penuh.
Berdasarkan ketentuan di atas, maka dapat
dijelaskan dengan contoh sebagai berikut, misalnya
transaksi pertukaran aktiva produktif sejenis tanpa ada
pengeluaran atau penerimaan uang, maka jika ada laba
ditunda pengakuanya dan bila terjadi kerugian harus
diakui, seluruhnya dua perusahaan industri saling
menukarkan kendaraan truk, maka kedua perusahaan
dalam transaksi pertukaran tersebut harus menunda
pengakuan keuantungan yang terjadi. Sebaliknya apabila
terjadi kerugian, maka perusahaan harus mencatat.
Namun berbeda halnya bila suatu perusahaan industri
Mesin A Rp
80.000.000,-
Perusahaan B
Mesin A Rp 28.000.000,-
Bangunan Rp
60.000.000,-
Perusahaan A mengakui adanya kerugian pertukaran sebesar
Rp 6.000.000,- (Rp 80.000.000,- – Rp 44.000.000,- –
Penerimaan Kas
Keuntungan x (Nilai wajar-NIlai buku)
Penerimaan Nilaiwajar
Rp4.000.000,00
x (Rp30.000.000,00-Rp
30.000.000,00)
Rp4.000.000,00 Rp28.000.000,00
= Rp 1.250.000,00
Perusahaan B
Mesin A Rp 32.000.000,-
(Rp 28.000.000,- + Rp 4.000.000,-)
Akumulasi depresiasi Rp 32.000.000,-
Kerugian Rp 2.000.000,-
(Rp 30.000.000,- –Rp28.000.000,-)
Mesin B Rp 60.000.000,-
Kas Rp 4.000.000,-
Perusahaan A mencatat harga perolehan sebesar
BAB 4
AKTIVA TETAP BERWUJUD :
PENYUSUTAN DAN DEPLESI
PENGERTIAN
Aktiva tetap berwujud yang dimilik oleh perusahaan
untuk jangka waktu lebih dari satu tahun dengan tujuan untuk
memperoleh pendapatan. Dengan demikian perlu ada alokasi
aktiva tetap secara sistematis ke dalam biaya selama
perusahaan memperoleh manfaat atau disebut penyusutan.
Istilah proses alokasi tergantung pada jenis aktivanya yaitu :
1. Penyusutan atau penyusutan menggambarkan alokasi
daripada biaya untuk aktiva tetap berwujud seperti
bangunan, mesin, kendaraan dan peralatan.
2. Diplesi merupakan alokasi biaya dari sumber daya alam
seperti penambangan minyak, batubara, biji besi dan gas
bumi.
3. Amortisasi adalah mengalokasikan biaya untuk aktiva
tetap tidak berwujud seperti paten, hak cipta,
dangoodwill.
Harga perolehan-Nilairesidu
Beban penyusutanpertahun
Umurpenggunaan(tahun)
Rp6.000.000,Rp1.000.000,
Rp1.250.000, 4
penyusutan yang tetap dari nilai buku pada awal tahun dan
nilai residu tidak diperhitungkan. Pada saat nilai buku
menurun, beban penyusutannya menjadi kecil dan nilai buku
pada akhir periode menjadi nilai sisa. Sedangkan cara
menghitung tarip dengan metode saldomenurun adalah
sebagai berikut ( Zaki Baridwan, 2000,316):
Rp 9.000.000,- Rp 1.000.000,-
Tarip Penyusutan
10.000 jam
Penyusutan
= Rp 20.000.000,- atau 20 % dari harga
perolehan Jurnal yang dibuat untuk mencatat kejadian
tersebut di atas yaitu : a. Mencatat pembelian
kendaraan Honda
Sepeda Motor –Honda Rp 100.000.000,-
Kas Rp 100.000.000,-
b. Jurnal penyusutan tahun pertama
Biaya penyusutan Rp 20.000.000,-
Akumulasi penyusutan Rp 20.000.000,-
c. Jurnal penyusutan tahun kedua
Biaya penyusutan Rp 20.000.000,-
Akumulasi penyusutan Rp 20.000.000,-
d. Jurnal penyusutan akhir tahun ke tiga dan penjualan 3
unit sepeda motor
Biaya penyusutan Rp 20.000.000,-
Akumulasi penyusutan Rp 20.000.000,-
Kas Rp 9.000.000,-
Akumulasi penyusutan Rp 21.000.000,-
Sepeda motor –Honda Rp 30.000.000,-
(Akumulasi penyusutan sesungguhnya adalah Rp 18.000.000,-)
e. Jurnal penyusutan akhir tahun ke empat dan penjualan 5
unit sepeda motor
Biaya penyusutan Rp 14.000.000,-
Akumulasi penyusutan Rp 14.000.000,-
Penyusutan = 20 % x (Rp 100.000.000,- –Rp 30.000.000,-)
Kas Rp 3.000.000,-
Akumulasi penyusutan Rp 16.000.000,-
Rugi pemberhentian Rp 1.000.000,-
Sepeda motor –Honda Rp 20.000.000,-
Apabila perusahaan membeli kendaraan baru sebelum
kelompok sepeda motor dihentikan, maka perhitungannya
= Rp 600.000.000,00
Jurnal yang diperlukan untuk tahun pertama adalah
Deplesi Rp 600.000.000,-
Akumulasi deplesi Rp 600.000.000,-
PERTANYAAN
1. Jelaskan tentang perbedaan antara penyusutan dan deplesi
serta amortisasi !
2. Sebutkan macam-macam metode penyusutan yang ada
dan jelaskan perbedaannya!
3. Dalam memilih metode penyusutan yang akan digunakan
sebaiknya faktor-faktor apa saja yang perlu
dipertimbangkan?
4. Apakah metode penyusutan yang telah dipilih oleh
perusahaan dapat dirubah. Jelaskan!
LATIHAN
1. PT Swara pada awal tahun 2004 membeli satu uni mesin
dengan harga Rp 416.000.000,- dengan nilai residu Rp
20.000.000,-. Diperkiraan mesin tersebut dapat
digunakan selama 10 tahun atau 72.000 jam dan dapat
memproduksi 264.000 unit. Pada tahun 2004
perusahaan menggunakan mesin tersebut selama 6.000
jam dan hasil produksi 20.000 unit. Hitunglah penyusutan
untuk tahun 2004 dengan menggunakan metode garis
lurus, jam kerja mesin dan hasil produksi serta jurnal
yang diperlukan !
2. Perusahaan yang memproduksi makanan mencatat
pembelian mesinnya dengan cara kelompok dan
pembelian yang telah dilakukan pada awal tahun 2004
adalah sebagai berikut :
A Rp 34.000.000,- Rp 4.000.000,-15
tahun
B Rp 36.000.000,- Rp 2.000.000,-10
tahun C Rp 20.000.000,-Rp
2.000.000,- 10 tahun
D Rp 9.000.000,- Rp 1.000.000,- 5 tahun
Hitung :
a. Beban penyusutan per tahunnya
Kredit
31 MaretPenjualansisa pembongkaran bangunanRp 4.000.000,-
31 Des Penyusutan tahun 2003 Rp 10.500.000,-
Jumlah Kredit Rp 14.500.000,-
Saldo Perkiraan Tanah dan Bangunan per 31 Des 2004
Rp199.950.000,Perhitungan penyusutan yang telah
dilakukan oleh perusahaan salah yaitu Rp 214.000.000,-
– Rp 4.000.000,- = Rp 210.000.000,- x 5 %= Rp
10.050.000,- dan jumlah tersebut telah dicatat dalam
perkiraan Biaya Penyusutan.
Diminta :
a. Buatlah jurnal koreksi pencatatan aktiva dan biaya
penyusutan per 31 Desember 2003 dengan anggapan
umur bangunan 20 tahun dan metode penyusutan yang
digunakan garis lurus
(straight-line method)
b. Hitung biaya penyusutan pada 31 Desember 2003
dengan menggunakan : (1) metode jumlah angka tahun
(sum-of-theyears’-digits method) dan (2) metode saldo
menurun ganda (double-declining balance method)
4. PT Satelit telah membeli peralatan pada 10 Januari 2000
dengan harga Rp 720.000.000,-. Jenis peralatan tersebut
dikembangkan secara terus menerus sehingga
perusahaan menentukan umur perlatannya hanya 5
tahun agar tidak ketinggalan jaman. Metode penyusutan
yang digunakan garis lurus dan taripnya adalah sebesar
20 % per tahun. Pada tanggal 30 Juni 2002 ada
tambahan peralatan dengan harga Rp 80.000.000,- dan
pada tahun 2002 perusahaan melakukan penyusutan
BAB 5
AKTIVA TETAP TIDAK BERWUJUD
PENGERTIAN
Untuk tujuan akuntansi, klasifikasi aktiva tetap tidak
berwujud menunjuk pada aktiva non fisik seperti paten, hak
cipta, faransis, hak sewa guna, goodwill dll. Aktiva tetap tidak
berwujud pada umumnya berkaitan dengan keputusan
hokum atau perjanjian kerjasama yang secara fisik tidak
dapat dibuktikan. Pada dasarnya aktiva tetap berwujud dan
aktiva tetap tidak berwujud mempunyai kesamaan antara lain
yaitu (a) dimiliki untuk digunakan dan bukan untuk dijual, (b)
mempunyai umur kegunaan lebih dari satu tahun, (c)
mempunyai peran dalam memperoleh pendapatan bagi
pemiliknya dan (d) dalam periode pemilikan diharapkan
perusahaan memperoleh manfaat.
Sedangkan aktiva tetap tidak berwujud terdapat
tambahan karakteristik yang dapat membedakan dengan
aktiva tetap berwujud yaitu (a) aktiva tersebut mempunyai
ketidakpastian dimasa depan yang cukup besar dalam
menciptakan manfaat bagi perusahaan, (b) nilainya sangat
berflunktuatif karena sangat tergantung pada kondisi
persaingan, (c) hanya mepunyai nilai untuk perusahaan
tertentu dan (d) goodwill dan aktiva tetap tidak berwujud yang
mempunyai kegunaan tidak terbatas adalah bukan
pengeluaran.
PENILAIAN AKTIVA TETAP TIDAK BERWUJUD
Seperti aktiva yang lain, penilaian aktiva tidak berwujud
dengan dasar harga perolehan. Nilai akitva tetap tidak
berwujud akan dihapuskan selama masa manfaat dan akan
dibebankan dalam pendapatan selama periode yang
menerima manfaat. Klasifikasi dari aktiva tetap tidak
berwujud tergantung pada cara memperolehnya yaitu dengan
cara membeli dari pihak luar atau dikembangkan sendiri oleh
perusahaan. Dengan klasifikasi tersebut maka akan terdapat
dua alternatif yaitu membeli dan mengembangkan sendiri.
Apabila aktiva tetap tidak berwujud diperoleh dengan
cara membeli dapat dibedakan menjadi dua yaitu :
a. Aktiva tetap tidak berwujud yang dapat diidentifikasi seperti
paten (umurnya terbatas) dan merk dagang. (umurnya
tidak terbatas Harga perolehan dari aktiva tersebut adalah
seluruh pengeluaran yang berhubungan dengan aktiva
tersebut dikapitalisasi misalnya pengeluaran untuk
mendesain gambar, biaya perijinan dan konsultan hukum,
biaya pendaftaran dan lain-lain. Namun dapat terjadi
bahwa aktiva tersebut diperoleh dengan cara pertukaran
dengan aktiva non moneter, sehingga harga perolehannya
berdasarkan nilai wajar atas aktiva yang ditukar.
Merk Dagang
Merk dagang pada dasarnya merupakan nama, simbol,
label atau design yang dapat memberikan arti khusus bagi
pemiliknya yang disebabkan karena promosinya berpengaruh
besar pada reputasi produk dan keyakinan konsumen.
Merk dagang dapat dibuat sendiri atau dibeli dan harga
perolehannya adalah sebesar pengeluaran yang terkait.
Sedangkan masa keguanaannya dapat tidak terbatas, namun
jika ada rencana untuk dilakukan perubahan dimasa depan,
maka merk dagang dihapus selama masa kegunaannya.
Franchises
Franchises adalah suatu perjanjian yang melibatkan dua
belah pihak dalam hal biaya komisi ( „fee“), dimana satu
pihak atau disebut franchisor yaitu yang memberi hak kepada
pihak lainnya atau disebut franchises untuk menggunakan
fasilitas , produk atau jasa. Pihak yang terkait dalam
perjanjian kerjasama tersebut dapat melibatkan antara pihak
pemerintah dan swasta dimana, misalnya pemerintah
menyediakan fasilitas pelabuhan dan pihak swasta yang
menyediakan kapal. Disamping itu dapat terjadi antara pihak
swasta dengan swasta terutama bisnis restoran, seperti KFC
dan Mc Donald telah tersebar luas diseluruh dunia termasuk
di Indonesia. Pada umumnya franchises mempunyai umur
manfaat sesuai dengan perjanjian yang dibuat, sehingga
amortisasi franchises sesuai dengan pengeluaran dan umur
manfaatnya.
Program Komputer (Perangkat Lunak Komputer)
Dalam perkembangan busnis saat ini sudah banyak
perusahaan membangun peranti lunak untuk pengolahan
data dan meningkatkan efisiensi dan pengeluarannya
dikapitalisasi sesuai dengan FASB statement No. 86 tahun
1985 yang menyatakan bahwa akuntansi untuk perolehan
piranti lunak komputer yang dijual, disewa atau dipasarkan.
Dalam pembuatan pirogram komputer yang akan dipasarkan
ada tiga tahapan yaitu (a) biaya riset dan pengembangan
yang meliputi biaya perencanaan, perancangan dan uji coba,
(b) biaya uji kelayakan teknis yaitu sebelum program tersebut
dipasarkan kepada konsumen diperlukan biaya lebih lanjut
yaitu pengujian, pembuatan master dikapitalisasi sebagai
biaya produksi dan (c) biaya pengemasan yaitu pengeluaran
biaya setelah pengujian kelayakan untuk dipasarkan, maka
Keuntungan
Nilai wajar perusahaan
Tingkat pengembalianinvestasi
Rp 60.000.000,-
10%
= Rp. 600.000.000,00
Perhitungan nilai goodwill adalah sebagai
berikut :
Nilai wajar perusahaan diperkirakan sebesar Rp 600.000.000,-
Dikurangi
- Nilai buku aktiva bersih (ekuiti) Rp 250.000.000,-
(Rp
Rp 100.000.000,-
BAB 6
UTANG JANGKA PANJANG
PENGANTAR
Utang yang tidak membutuhkan dana dari aktiva lancer
disebut dengan utang jangka panjang dan dalam neraca
dicatat secara terpisaha dengan utang lancar. Secara umum
utang jangka panjang dapat meliputi utang obligasi, utang
wesel jangka panjang, utang hipotik dan utang jangka
panjang lainnya.
Utang jangka panjang biasanya didasarkan pada perjanjian
yang dibuat secara rinci tentang hak dan kewajiban yaitu
yang meminjam dan memberi pinjaman. Isi perjanjian dapat
berupa provisi yang dihitung dari jumlah pinjaman, tingkat
bunga, jatuh tempo pelunasan kewajiban, tanggal
pembayaran bunga, janji untuk menjamin keamanan
pinjaman dan berbagai ketentuan untuk peminjam. Pinjaman
agar dapat terjamin aman terjamin, peminjam dapat memberi
agunan yang berupa harta tidak bergerakseperti tanah,
bangunan dan mesin.
ALASAN MENGELUARKAN UTANG JANGKA PANJANG
Dalam rangka memenuhi kebutuhan dana untuk perluasan
usaha atau modal kerja, perusahaan dapat memperoleh dari
beberapa sumber. Sedangkan alasan mengenai perusahaan
memilih menerbitkan utang jangka panjang adalah :
a. Tidak mempunyai alternatif sumber pembiayaan yang lain.
Hal ini terjadi karena perusahaan mungkin menganggap
bahwa utang jangka yang paling rendah resikonya.
b. Utang jangka panjang dianggap berbunga lebih rendah:
c. Tidak ada hak suara bagi yang meminjamkan dana
UTANG OBLIGASI
Obligasi merupakan surat berharga tanda utang dari pihak
yang menerbitkannya (issuer) dan investor (holder) sebagai
pembelinya. Penerbit setuju untuk membayar obligasi
sebesar nilai nominal saat obligasi jatuh tempo dan
membayar bunga secara periodik dengan tingkat bunga
Penjualan
ObligasiYield dibandingkan Bunga selama umur obligasi
Agio Yield < Bunga obligasi Biaya bunga < Bunga yang dibayar
Nilai Nominal Yield = Bunga obligasi Biaya bunga < Bunga yang
dibayar Disagio Yield > Bunga obligasi Biaya bunga > Bunga
yang dibayar
Pencatatan Penerbitan Obligasi
Pada saat penjualan obligasi, perusahaan akan mencatat di
kredit sebesar nilai nominal obligasi dalam rekening Utang
Obligasi dan jika terjadi agio atau disagio dicatat dalam
rekening terpisah. Sebagai contoh bila PT CMNP menjual
obligasi dengan nilai nominal Rp 100.0000.000,- dengan kurs
102 %, maka pencatatan penjualan obligasi sebagai berikut :
Kas (Rp 100.000.000,- x 102 %)Rp 102.000.000,-
Utang obligasi Rp 100.000.000,-
Agio–obligasi Rp 2.000.000,-
- Present value dari Rp. 100.000.000,00 jatuh tempo 5 tahun dan bunga 8 %
= Rp 100.000.000,00 x 0,6806= Rp 68.060.000,00 - Present value dari bunga
Rp 3.500.000,00
Tiap 6 bulan untuk 5 tahun dengan = Rp 3.500.000,00 x 8,111 = Rp
28.388.135,23 bunga efektif8 % (4 % per semester)
Hasil penjualan obligasi = Rp 96.448.135,23
Nilai nominal obligasi = Rp 100.000.000,00
Agio utang oblgiasi = Rp 3.551.864,77
===============
Kas Rp111.000.000,00
BAB 7
MODAL SAHAM
Kas Rp 30.000,00(b)
(b) uang yang sudah diterima dikembalikan dengan dikurangi
biaya penjualan kembali saham yang telah dipesan,
Modal saham yang dipesan Rp 100.000,00
(Rp 1.000,00 x 100)
Agio saham(Rp 500,00 x 100) Rp 50.000,00
Piutang pesanan saham ( Rp 1.200,00 x 100) 120.000,00
Rp
Utang pada pemesan saham 30.000,00(b
Kas(Rp 1.300,00 x 100) Rp 130.000,00 )
Utang pada pemesan saham Rp 20.000,00
Modal saham(Rp 1.000,00 x 100) 100.000,00
Agio saham (Rp 1.500,00–Rp 1.000,00 50.000,00
x100)Rp
Utang pada pemesan saham Rp 10.000,00
Kas (Rp 30.000,00–Rp 20.000,00) 10.000,00
(c) memberikan saham sejumlah uang yang
telah diterima
Modal saham dipesan Rp 100.000,00
(Rp 1.000,00 x100)
Agio saham (Rp 500,00 x 100 ) Rp 50.000,00
Modal saham (Rp 1.000,00 x 30) 30.000,00
Piutang pesanan saham (Rp 1.200 x 100) 120.000,00
Rp
Kas [Rp 1.300,00 x (100–30)] Rp 91.000,00
Alokasi
Rp3.000.000,00
Saham biasa =
xRp8.000.000,00 Rp2.400.000,00
Rp10.000.000,00
Rp7.000.000,00
Saham preferen =
xRp8.000.000,00 Rp5.600.000,00
Rp10.000.000,00
---------------------------
Rp 8.000.000,00
============
= Perusahaan mengalokasikan hasil penjualan untuk tiap
jenis saham dan agio dengan menggunakan harga pasar
Apabila yang diketahui harga pasarnya adalah saham
biasa yaitu Rp 1.500,00 per lembar, sehingga hasil penjualan
saham biasa Rp 3.000.000,00 (Rp 1.500,00 x 2 x 1.000),
sehingga jumlah yang belum dialokasikan adalah Rp
5.000.000,00 (Rp 8.000.000,00 –
Rp 3.000.000,00) untuk saham preferen dan jurnalnya
sebagai berikut :
Kas Rp 8.000.000,00
Modal Saham (Rp 800 x 2 x1000) Rp 1.600.000,00
Agio saham Rp 1.400.000,00 Modal saham
preferen (Rp 4.000 x 1 x 1000) Rp 4.000.000,00
Agio saham preferen Rp 1.000.000,00
Jika ternyata seluruh saham tidak dapat diketahui nilai
pasarnya, maka perusahaan harus melakukan penilaian.
Untuk melakukanitu perusahaan harus berhati-hati, karena
dapat terjadi alokasinya tidak memberikanhasil yang rasional
dan akibatnya dimasa depan kemungkinan terjadi
penyesuaian.
Penukaran Sahamdengan Aktiva
Pengeluaran saham untuk ditukar dengan aktiva selain
kas disebut dengan transaksi pertukaran nonmoneter.
Transaksi seperti ini akan menimbulkan masalah jika saham
ditukar dengan aktiva tidak berwujud, seperti Paten, hak cipta
atau biaya oendirian. Prinsip umum yang perlu di gunakan
yaitu dalampertukaran harus diketahui nilai pasar atau nilai
BAB 8
LABA PER LEMBAR SAHAM DAN
LABA DITAHAN
Sahambiasa 7.500 =
LABA DITAHAN
Laba ditahan merupakan salah satu akun utama dari
laporan laba rugi yang mempunyai hubungan dengan neraca
suatu perusahaan. Aktiva yang dimiliki oleh perusahaan
dibiayai dengan utang dan modal pemegang saham. Aktiva
dari para pemegang saham merupakan hasil yang diperoleh
dari investasi dan laba bersih (earnings) yang tidak dibagikan
dalam bentuk dividen. Perusahaan menggunakan akun laba
ditahan untuk sebagai ringkasan daripada komponen modal
pemegang saham.
Tambahan daripada laba bersih atau kerugian bersih
suatu perusahaan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu (a)
dividen yang dibayarkan kepada para pemegang saham, (b)
penyesuain pada awal
periode dan (c) pembuatan cadangan (appropriations)
Dividen
Laba bersih perusahaan akan meningkatkan aktiva
(modal) dan perusahaan akan mencatat peningkatan
tersebut dalam akun laba ditahan sedangkan pembayaran
Dividen Saham
Kecil Besar
(< 20 % - 25 % )
LATIHAN
1. Pada awal tahun PT HMSP mempunyai saham biasa yang
beredar 20.000 lembar dengan nilai nominal Rp 500 dan
adanya berbagai transaksi selama satu tahun akhirnya
jumlah saham biasa yang beredar perusahaan mencapai
63.800. Sedangkan transaksinya adalah sebagai berikut :
Tanggal 2 April, perusahaan menerbitkan saham biasa 3.000
lembar
Tanggal 4 Juni , perusahaan menerbitkan saham biasa 4.000
lembar Tanggal 1 Juli, perusahaan memberikan 10 % dividen
saham Tanggal 28 September, melakukan stock split dengan
rasio 1 : 2 dan nilai nominal menjadi Rp 250,-
Tanggal 3 Oktober, perusahaan menarik kembali 1.000
lembar saham sebagai treasuri
Tanggal 27 Nopember, menerbitkan kembali treasuri stock
1.000 lembar
Tentukan rata-rata tertimbang dari saham yang beredar
untuk tujuan penentuan laba per lembar saham
2. PT INCO pada awal tahun 2003 mempunyai 7.000 lembar
saham biasa yang beredar dan pada tanggal 2 April 2003
perusahaan menerbitkan saham biasa sebanyak 2.000
lembar. Pada tahun 2003 perusahaan juga mempunyai
saham preferen 10 % non konversi sebanyak 1.000 lembar
dengan nilai nominal Rp 1.000,- dan dividennya telah
dibagikan. Laba bersih yang diperoleh perusahaan adalah
Rp 300.000,- dan yang diberikan sebagai dividen untuk
saham biasa adalah Rp 170.000,-. Pada akhir tahun 2003
harga pasar saham adalah Rp 175,Diminta : Hitung laba
per lembar saham tahun 2003 dan price earning rationya
3. Modal pemegang saham dari PT Alfa adalah sebagai
berikut :
Modal saham biasa, nominal Rp 500,00per lembar Rp
2.500.000,00
Agio saham biasa Rp 1.500.000,00
Laba ditahan Rp 2.000.000,00
Jumlah Rp 6.000.000,00
Perusahaan sedang mempertimbangkan untuk
memberikan dividen saham pada saat harga pasar saham
mencapai Rp 1.500,- per lembar Diminta :
a. Manajemen beranggapan bahwa divden saham sebesar
6 %, maka buatlah (.1) Jurnal saat pengumuman
3.000.000
2003 (2/10 x 10.000.000) = 2.500.000 ( 500.000)
2.000.000
2004 (1/10 x 10.000.000) = 2.500.000 (1.500.000)
1.000.000
10.000.000 10.000.000 0
DAFTAR PUSTAKA
5 0.951 0.905 0.862 0.821 0.783 0.747 0.713 0.680 0.649 0.620 0.567
5 7 6 9 5 3 0 6 9 9 4
6 0.942 0.888 0.837 0.790 0.746 0.705 0.666 0.630 0.596 0.564 0.506
0 0 5 3 2 0 3 2 3 5 6
7 0.932 0.870 0.813 0.759 0.710 0.665 0.622 0.583 0.547 0.513 0.452
7 6 1 9 7 1 7 5 0 2 3
8 0.923 0.853 0.789 0.730 0.676 0.627 0.582 0.540 0.501 0.466 0.403
5 5 4 7 8 4 0 3 9 5 9
9 0.914 0.836 0.766 0.702 0.644 0.591 0.543 0.500 0.460 0.424 0.360
3 8 4 6 6 9 9 2 4 1 6
1 0.905 0.820 0.744 0.675 0.613 0.558 0.508 0.463 0.422 0.385 0.322
0 3 3 1 6 9 4 3 2 4 5 0
1 0.896 0.804 0.722 0.649 0.584 0.526 0.475 0.428 0.387 0.350 0.287
1 3 3 4 6 7 8 1 9 5 5 5
1 0.887 0.788 0.701 0.624 0.556 0.497 0.444 0.397 0.355 0.318 0.256
2 4 5 4 6 8 0 0 1 5 6 7
1 0.878 0.773 0.681 0.600 0.530 0.468 0.415 0.367 0.326 0.289 0.229
3 7 0 0 6 3 8 0 7 2 7 2
1 0.870 0.757 0.661 0.577 0.505 0.442 0.387 0.340 0.299 0.263 0.204
4 0 9 1 5 1 3 8 5 2 3 6
1 0.861 0.743 0.641 0.555 0.481 0.417 0.362 0.315 0.274 0.239 0.182
5 3 0 9 3 0 3 4 2 5 4 7
1 0.852 0.728 0.623 0.533 0.458 0.393 0.338 0.291 0.251 0.217 0.163
6 8 4 2 9 1 6 7 9 9 6 1
1 0.844 0.714 0.605 0.513 0.436 0.371 0.316 0.270 0.231 0.197 0.145
7 4 2 0 4 3 4 6 3 1 8 6
1 0.836 0.700 0.587 0.493 0.415 0.350 0.295 0.250 0.212 0.179 0.130
8 0 2 4 6 5 3 9 2 0 9 0
1 0.827 0.686 0.570 0.474 0.395 0.330 0.276 0.231 0.194 0.163 0.116
9 7 4 3 6 7 5 5 7 5 5 1
2 0.819 0.673 0.553 0.456 0.376 0.311 0.258 0.214 0.178 0.148 0.103
0 5 0 7 4 9 8 4 5 4 6 7
LAMPIRAN : 2 PRESENT VALUE
OF AN ANNUITY OF 1 p =
1 1
(1 i ) n / i
N 1.00% 2.00% 3.00% 4.00% 5.00% 6.00% 7.00% 8.00% 9.00 10.00 12.00
% % %
1 0.990 0.980 0.985 0.970 0.961 0.952 0.943 0.934 0.925 0.917 0.892
1 4 2 9 5 4 4 6 9 4 9
2 1.970 1.941 1.955 1.913 1.886 1.859 1.833 1.808 1.783 1.759 1.690
4 6 9 5 1 4 4 0 3 1 1
3 2.941 2.883 2.912 2.828 2.775 2.723 2.673 2.624 2.577 2.531 2.401
0 9 2 6 1 2 0 3 1 3 8
4 3.902 3.807 3.854 3.717 3.629 3.546 3.465 3.387 3.312 3.239 3.037
0 7 4 1 9 0 1 2 1 7 3
5 4.853 4.713 4.782 4.579 4.451 4.329 4.212 4.100 3.992 3.889 3.604
4 5 6 7 8 5 4 2 7 7 8
6 5.795 5.601 5.697 5.417 5.242 5.075 4.917 4.766 4.622 4.485 4.111
5 4 2 2 1 7 3 5 9 9 4
7 6.728 6.472 6.598 6.230 6.002 5.786 5.582 5.389 5.206 5.033 4.563
2 0 2 3 1 4 4 3 4 0 8
8 7.651 7.325 7.485 7.019 6.732 6.463 6.209 5.971 5.746 5.534 4.967
7 5 9 7 7 2 8 3 6 8 6
9 8.566 8.162 8.360 7.786 7.435 7.107 6.801 6.515 6.246 5.995 5.328
0 2 5 1 3 8 7 2 9 2 2
1 9.471 8.982 9.222 8.530 8.110 7.721 7.360 7.023 6.710 6.417 5.650
0 3 6 2 2 9 7 1 6 1 7 2
1 10.367 9.786 10.071 9.252 8.760 8.306 7.886 7.498 7.139 6.805 5.937
1 6 8 1 6 5 4 9 7 0 2 7
1 11.255 10.575 10.907 9.954 9.385 8.863 8.383 7.942 7.536 7.160 6.194
2 1 3 5 0 1 3 8 7 1 7 4
1 12.133 11.348 11.731 10.635 9.985 9.393 8.852 8.357 7.903 7.486 6.423
3 7 4 5 0 6 6 7 7 8 9 5
1 13.003 12.106 12.543 11.296 10.563 9.898 9.295 8.745 8.244 7.786 6.628
4 7 2 4 1 1 6 0 5 2 2 2
1 13.865 12.849 13.343 11.937 11.118 10.379 9.712 9.107 8.559 8.060 6.810
5 1 3 2 9 4 7 2 9 5 7 9
1 14.717 13.577 14.131 12.561 11.652 10.837 10.105 9.446 8.851 8.312 6.974
6 9 7 3 1 3 8 9 6 4 6 0
1 15.562 14.291 14.907 13.166 12.165 11.274 10.477 9.763 9.121 8.543 7.119
7 3 9 6 1 7 1 3 2 6 6 6
1 16.398 14.992 15.672 13.753 12.659 11.689 10.827 10.059 9.371 8.755 7.249
8 3 0 6 5 3 6 6 1 9 6 7
1 17.226 15.678 16.426 14.323 13.133 12.085 11.158 10.335 9.603 8.950 7.365
9 0 5 2 8 9 3 1 6 6 1 8
2 18.045 16.351 17.168 14.877 13.590 12.462 11.469 10.594 9.818 9.128 7.469
0 6 4 6 5 3 2 9 0 1 5 4