ENZIM RETRIKSI
DISUSUN
OLEH:
WIWIT ZURIATI UNO
NIM: P2500215001
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Bioteknologi adalah cabang ilmu yang memanfaatkan makhluk hidup
atau produk yang dihasilkan oleh makhluk hidup dalam proses produksi yang
meghasilkan produk barang atau jasa. Bioteknologi berkembang dengan
pesat sehingga ditemukan berbagai macam teknologi yang menggunakan
makhluk
hidup
rekombinasi
seperti
DNA,
dan
rekayasa
genetika,
banyak
bioteknologi
kultur
jaringan,
modern
kloning,
lainnya.
Pada
restriksi
enzim
restriksi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
molekul
DNA dimana
urutan
DNA yang
dikenali
tersebut
bersifat
berpotensi
dan
bermanfaat
secara
komersial.
Restriksi
tidak
menghidrolisisnya),
S-adenosyl-L-
Ada tiga tipe enzim restriksi endonuklease yaitu tipe I, II dan III. Enzim
restriksi endonuklease tipe I dan III jarang digunakan, karena hasil
pemotongannya tidak tepat pada sekuens yang diinginkan, sedangkan enzim
adalah
bagian
dari
isoschizomer,
memiliki
situs
bermacammacam
kekuatan
ionik,
tergantung
dari
jenis
selesai,
reaksi
digesti
enzim
dapat
dihentikan
dengan
6-cutters
Ezim restriksi yang tergolong dalam 6-cutters memiliki situs pemotongan
yang spesifik pada 6 nukleotida. Ezim ini cocok digunakan untuk
pekerjaan kloning sehari-hari karena enzim ini sering memotong satu atau
dua situs pada plasmid, namun jarang memotong bagian penting seperti
titik asal replikasi (origin of replication) atau gen resisten ampisilin. Contoh
enzim 6-cutters adalah HindIII (AAGCTT) yang memotong genom
potongan yang spesifik dalam ukuran yang besar. Sebagai contoh: PacI
(enzim 8-cutters) memotong-motong kromosom E. coli menjadi 20 bagian,
sedangkan BamHI (enzim 6-cutters) memotong sekitar 300 bagian. Jika
langsung menggunakan enzim 6-cutters, maka fragmen yang dihasilkan
terlalu kecil dan banyak. Untuk itu digunakan enzim 8-cutters terlebih
dahulu, kemudian dilanjutkan dengan menggunakan enzim 6-cutters.
3. 4-cutters
Enzim
restriksi
ini
cocok
untuk
percobaan
yang
menginginkan
enzim
retriksi,
namun
metiltransferase
tidak
memotong
meIainkan melindungi situs tersebut dengan metilasi basa pada untai DNA
(Liu, 2007).
aktvitas
tinggi
seperti
EcoRI,
penambahan
BSA
akan
pemotongan
pada
satu
individu
spesies
juga
dapat
tersusun atas 5 macam protein sekunder dalam bentuk -sheet yang diapit
oleh 2 protein sekunder dalam bentuk -heliks (Gambar 2).
Enzim restriksi endonuklease tersebut dapat melakukan scanning
pada untain molekul DNA jika tidak menemukan restriction sites yang
spesifik. Peristiwa tersebut dinamakan mekanisme sliding.
Mekanisme sliding tersebut
melibatkan
pergerakan
di
sepanjang
Enzim BamHI ini memiliki kofaktor berupa ion Mg 2+, sehingga dalam
prosedur protokol restriksi suatu sekuens DNA terkadang diberi MgCl. Kation
bivalen Mg2+ dari MgCl tersebut berfungsi dalam proses pemotongan plasmid
yang dibutuhkan untuk meningkatkan aktivitas enzim restriksi (Ausubel, 2003;
Reece, 2004). Adapun kinerja enzim BamHI tersebut mampu memotong
ikatan fosfodiester pada urutan DNA pada sisi:
5 GG-A-T-C-C 3
3 C-C-T-A-GG 5
Enzim restriksi tersebut mampu mengenali urutan nukleotida yang
sama (G-G), sehinggaBamHI disebut juga sebagai isoschizomer. Hasil
potongan oleh enzim BamHI berupa formasi 5PO4 dan 3OH yang bagian
terminalnya berbentuk asimetris atau sticky ends. (Ausubel, 2003; Becker et
al., 1996).
Enzim BamHI bekerja dengan cara melakukan scanning sekuens nonspesifik di sepanjang DNA dengan cara meluncur (sliding), setelah itu ketika
enzim tersebut menemukan sekuens spesifik berupa 5 G-G-A-T-C-C 3 maka
akan berupa konformasinyan dan sisi katatiliknya bekerja untuk memotong
ikatan fosfodiester antara nukleotida G menjadi fragmen yang terpisah
(Allison, 2007).
dapat
ditentukan
berapa
besar
ukurannya
dengan
Apabila ukuran dari sekuens DNA tidak diketahui maka fragmen yang
mengandung gen atau segmen DNA tersebut dapat diidentifikasi dengan
Southern hybridization. Adapun tahapannya yaitu:
1. Mentransfer fragmen restriksi dari gel agarosa ke nitroselulosa atau
membran nilon.
2. Menyediakan hybrization
komplementer
dengan
probe.
Sekuens
DNA target
dilabeli.
molekul
Pelabelan
DNA
yang
ini
dapat
2.11
(hgh),
Erythropoietin
(epo)
untuk
mengobati
anemia,
dan
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Teknik rekombinasi DNA mengombinasikan materi genetik yang baru
dengan cara memotong kemudian menyisipkan molekul DNA ke dalam suatu
vektor sehingga memungkinkan terjadinya integrasi dan perbanyakan sel
vektor pembawa DNA rekombinan ini di dalam sel inang. Pemotongan DNA
dalam teknik rekombinasi DNA ini menggunakan suatu enzim yaitu enzim
restriksi endonuklease. Enzim restriksi endonuklease memunyai kemampuan
DAFTAR PUSTAKA
Allison, L. A. 2007. Fundamental Molecular Biology. USA: Blackwell
Publishing.
Ausubel, F. M. et al. 2003. Current Protocols in Molecular Biology. USA: John
Wiley & Sons, Inc.
Becker , 1996. Dalam : Notoatmodjo S., 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat.
Bab V, Pendidikan dan Prilaku. Halaman 124-125
Campbell, N., A., Reece., J.B dan Nitchel, L.G. 2004. Biologi Edisi Kelima
Jilid 3. Jakarta. Erlangga
Campbell, N., A., Reece., J.B dan Nitchel, L.G. 2010. Biologi Edisi 8 Jilid 1.
Jakarta. Erlangga
Fahri C, Sutarno, & Listyawati S. 2002. Kadar Glukosa dan Kolesterol Total
Darah Tikus Putih (Rattus norvegicus L.) Hiperglikemik setelah
Pemberian Ekstrak Metanol Akar Meniran (Phyllanthus niruriL.).
Biofarmasi 3(1) : 1-6
Fatchiyah., Arumingtyas. E.L., Widyarti. S., Rahayu. S.Dkk. 2011. Biologi
Molekular Prinsip Dasar Analisis. Erlangga, Jakarta.
Gholizadeh, Ashraf, B Baghdam Kohnehrouz. 2009. Carborundum-dependent
entrance of EcoRI restriction enzyme into plant cell and specific of
genomic DNA. Indian Journal of Experimental Biology, Vol. 47, August
2009.
Howe, C., 2007, Gene Cloning and Manipulation, Second Edition, Cambridge
University Press, New York.
Liu, P.T., Stenger, S., Tang, D.H., Modilin, R.L. (2007) Cutting: edge vitamin
Dmediated human antimicrobial activity against Mycobacterium
tuberculosis is dependent on the induction of cathelicidin. J Immunol.
179 (4), Pp 2060-2063
Murtidjo B.A. (2001), Beberapa Metode PembenihanIkan Air Tawar, Penerbit
Kanisius, Yogyakarta
NEB, 2010. Isoschizomers. New England Biolabs Inc.
Old, R.W., dan Primrose, S.B. (2003). Prinsip-prinsip Manipulasi Gen;
Pengantar Rekayasa Genetika. UI Press: Jakarta.
Raven P, Atlas Anatomi, Terj, A Ramali dan Hendra T Laksman, Jakarta:
Djambatan, 2002.
Reinhart, C.A. 2005. Molecular Genetics Biology 495: Hybridization
Experiment. Tersedia pada http://bioweb.wku.edu/. Diakses tanggal 2
Juni 2012.
Sudjadi. (2008). Bioteknologi Kesehatan. Kanisius: Yogyakarta.
Tarwinangsih, A. Farajallah. Dkk. 2011. Analisis Keragaman genetik Kerbau
Lokal berdasarkan haplotipe DNA Mitokondria. SNT