Kelompok 7:
Dosen Pengampu:
Dr. Drs. Haryanto, M. Kes
Pendahuluan
Sejarah perkembangan genetika sebagai ilmu pengetahuan dimulai menjelang
akhir abad ke 19 ketika seorang biarawan Austria bernama Gregor Johann
Mendel berhasil melakukan analisis yang cermat dengan interpretasi yangtepat
atas hasil hasil percobaan persilangannya pada tanaman kacang ercis
(Pisumsatifum). Sebenarnya, Mendel bukanlah orang pertama yang
melakukan percobaan- percobaan persilangan. Akan tetapi, berbeda dengan
para pendahulunya yang melihat setiap individu dengan keseluruhan sifatnya
yangkompleks, Mendel mengamati pola pewarisan sifat demi sifat sehingga
menjadi lebih mudah untuk diikuti.
Apa itu rekayasa genetika?
Rekayasa genetika (genetic engineering) dalam arti paling luas adalah
penerapan genetika untuk kepentingan manusia. seperti pemuliaan hewan atau
tanaman melalui seleksi dalam populasi dan penerapan mutasi buatan tanpa
target. Walaupun demikian, masyarakat ilmiah sekarang lebih bersepakat
dengan batasan yang lebih sempit, yaitu penerapan teknik-teknik biologi
molekular untuk mengubah susunan genetik dalam kromosom atau mengubah
sistem ekspresi genetik yang diarahkan pada kemanfaatan tertentu.
2.1 Pengertian rekayasa genetika
Menurut Baddan POM RI (2010) rekayasa genetika merupakan salah satu teknik bioteknologi yang
dilakukan dengan cara pemindahan gen dari satu makhluk hidup kemakhluk hidup lainnya (dikenal
juga dengan istilah transgenik). Tujuannya adalah untuk menghasilkan tanaman/hewan/jasad renik
yang memiliki sifat-sifat tertentu sehingga mendatangkan keuntungan yang lebih besar bagi
manusia. Gen merupakan suatu unit biologis yang menentukan sifat-sifat makhluk hidup yang dapat
diturunkan. Rekayasa genetika disebut juga pencangkokan gen atau rekombinasi DNA. Dalam
rekayasa genetika digunakan DNA untuk menggabungkan sifat makhluk hidup. Hal itu karena DNA
dari setiap makhluk hidup mempunyai struktur yang sama, sehingga dapat direkombinasikan.
Melalui rekayasa genetika manusia menciptakan tanaman, hewan dan mikroorganisme baru.
2.2 Isolasi Dan Purifikasi Dna Genom Dan Plasmid
2.2.1 Isolasi dan Purifikasi DNA Genom
Pada dasarnya isolasi DNA genom total dari sel bakteri terdiri dari beberapa tahap yaitu:
Kultivasi sel dalam media yang sesuai
Pemecahan dinding sel,
ekstraksi DNA genom,
Purifikasi DNA
Tahap akhir dari isolasi DNA adalah proses pemurnian DNA. Disamping DNA, ekstrak sel mengandung protein
dan RNA dalam jumlah yang cukup besarDengan adanya larutan garam (kation monovalen seperti Na+), pada
suhu -20oC etanol absolut dapat mengendapkan DNA dengan baik sehingga mudah dipisahkan dengan cara
sentrifugasi..
Pemecahan dinding sel bakteri dilakukan secara fisik misalnya dengan cara sonikasi, maupun
dengan cara kimia yaitu dengan menggunakan enzim lisozim, etilen diamin tetra asetat (EDTA),
atau kombinasi dari keduanya.
2.2 Isolasi Dan Purifikasi Dna Genom Dan Plasmid
2.2.2 Isolasi dan Purifikasi DNA Plasmid
Isolasi DNA plasmid memperhatikan keberadaan DNA genom yang berasal dari sel
bakteri.
Beberapa cara untuk menghilangkan DNA genom pada pemurnian DNA plasmid telah
banyak dikembangkan. Cara pemisahan DNA plasmid dengan DNA genom pada
prinsipnya berdasarkan ukuran dan konformasinya.
2.3. Enzim Endonuklease Restriksi
Enzim endonuklease restriksi yang sangat selektif dalam memotong untai DNA sangat bermanfaat
bila diaplikasikan pada teknologi DNA rekombinan. Setiap enzim mengalami rangkaian 4-8 pasang
basa tertentu yang terdapat dalam untai DNA. Bagian atas situs pada molekul DNA yang dikenali
oleh enzim endonuklease restriksi dikenal sebagai situs pemotongan enzim.
Enzim endonuklease restriksi yang sangat selektif dalam memotong untai DNA sangat bermanfaat
bila diaplikasikan pada teknologi DNA rekombinan.
diperlukan:
1. Enzim restriksi tipe I
Enzim restriksi ini kompleks dengan multisubunit, memotong DNA secara acak dan jauh dari sekuens
pengenalannya. Pada awalnya enzim ini dikira langka; tapi setelah analisis sekuens genom, enzim ini ternyata
umum. Enzim restriksi tipe I ini memiliki pengaruh besar dalam biokimia, namun mempunyai nilai ekonomis yang
rendah karena tidak dapat menghasilkan potongan fragmen DNA yang diinginkan sehingga tidak diproduksi.
2..4.2.1 Bakteriofag λ
Bakteriofag atau fag λ merupakan virus kompleks yang menginfeksi bakteri E. coli. Berkat pengetahuan
yang memadai tentang fag ini, kita dapat memanfaatkannya sebagai vektor kloning semenjak masa-masa
awal perkembangan rekayasa genetika. DNA λ yang diisolasi dari partikel fag ini mempunyai konformasi
linier untai ganda dengan panjang 48,5 kb. Namun masing-masing ujung fosfatnya barupa untai tunggal
sepanjang 12 pb yang komplementer satu sama lain sehingga memungkinkan DNA λ untuk berubah
konformasinya menjadi sirkuler.
2.4.2.2. Bakteriofag M13
Ada jenis bakteri lain yang dapat menginfeksi bakteri E. coli. berbeda dengan λ yang
mempunyai struktur ikosahedral berekor, fag jenis kedua ini mempunyai struktur berupa
filament. Contoh yang paling penting adalah M13, yang mempunyai genom berupa untai
tunggal DNA sirkuler sepanjang 6.408 basa. Infeksinya pada sel inang berlangsung melaui
pili, suatu penonjolan pada permukaan sitoplasma
2.4.2.3 Cosmid
Kosmid merupakan vektor yang dikonstruksi dengan menggunakan kos dari DNA lamdha
dengan plasmid. Kemampuannya untuk membawa fragmen DNA sepanjang 32 hingga 47
kb menjadikan kosmid lebih menguntungkan daripada fag λ dan plasmid.
2.4.2.4 Fasmid
Selain kosmid, ada kelompok vektor sintetik yang merupakan gabungan antara plasmid dan
fag λ. Vektor yang dinamakan fasmid ini membawa segmen DNA λ yang berisi tempat att.
Tempat att digunakan oleh DNA λ untuk berintegrasi dengan kromosom sel inang pada sel
lisogenik.
2.4.2.5. Vektor YACs
Seperti halnya kosmid YACs (yeast artificial chromosomes atau kromosom buatan dari khamir)
dikonstruksi dengan menggabungkan antara DNA plasmid dan segmen tertentu DNA kromosom
khamir. Segmen kromosom khamir yang digunakan terdiri dari sekuens telomere, sentromer, dan
titik awal replikasi.
YACs dapat membawa fragmen DNA genomic sepanjang lebih dari 1 Mb. Oleh karena itu, YACs
dapat digunakanuntuk menggklon gen utuh manusia, misalnya gen penyandi cystic fibrosis yang
panjangnya 250 kb. Dengan kemampuannya itu YACs sangat berguna dalam pemetaan genom
manusia seperti pada proyek pemetaan genom manusia.
2.4.2.6.Vektor YEps
Vektor-vektor untuk keperluan kloning dan ekspresi gen pada Saccharomyces cereviceae dirancang
atas dasar plasmid alami berukuran 2 μm, yang selanjutnya dikenal dengan plasmid 2 mikron.
Plasmid ini memiliki sekuens DNA sepanjang 6 kb, yang mencakup titik awal replikasi dan dua gen
yang terllibat dalam replikasi.
2.4.2.7. Plasmid Ti Agrobacterium tumefaciens
Sel-sel tumbuhan tidak mengandung plasmid alami yang dapat digunakan sebagai vektor kloning.
Akan tetapi, ada suatu bakteri, yaitu Agrobacterium tumefaciens, yang membawa plasmid
berukuran 200 kb dan disebut plasmid Ti (tumor inducing atau penyebab tumor). bakteri A.
tumefaciens dapat menginfeksi tanaman dikotil seperti tomat dan tambakau serta tanaman
monokotil, khususnya padi. Ketika infeksi berlangsung bagian tertenntu plasmid Ti,yang disebut
T-DNA, akan terintegrasi kedalam DNA kromosom tanaman, mengakibatkan terjadinya
pertumbuhan sel-sel tanaman yang tidak terkendali. Akibatnya akan terbentuk tumor atau crown
gall. Plasmid Ti rekombinan dengan suatu gen target yang disisipkan pada daerah T-DNA dapat
mengintergrasikan gen tersebut kedalam DNA tanaman.
2.4.2.8. Baculovirus
Baculovirus merupakan virus yang menginfeksi serangga, salah satu protein penting yang disandi oleh
genom virus ini adalah polihedrin, yang akan terakumulasi dalam jumlah sangat besar didalam nuclei sel-
sel serangga yang diinfeksi karena gen tersebut mempunyai promote yang sangat aktif. Promoter ini dapat
digunakan untuk memacu overekspresi gen-gen asing yang diklon ke dalam genom baculovirus sehingga
akan diperoleh produk protein yang sangat banyak jumlahnya di dalam kultur sel-sel serangga yang
terinfeksi.
2.5 Kultur Sel
Kultur sel berperan penting dalam bidang rekayasa genetika dan bioteknologi.
Teknik pengembangbiakan sel, baik sel prokariot maupun sel eukariot
mendapatkan perhatian utama karena kultur sel merupakan sumber produk
biologis atau mediator
Bigdari berbagaicatch
numbers reaksiyour
biokonversi.
audience’s attention
2.5.1 Kultur Mikroorganisme
Beberapa jenis mikroorganisme seringkali digunakan dalam produksi senyawa rekombinan
melalui teknologi rekayasa genetika. Sistem biologi ini lebih diminati karena lebih mudah dan lebih
aman untuk diproduksi, baik dalam skala laboratorium maupun dalam skala industry. Umumnya
mikroorganisme yang paling sering digunakan adalah Eschericiacoli dan Saccharomyces
cerevisiae.
Prinsip rekayasa genetika sama dengan pemuliaan tanaman, yaitu memperbaiki sifat-sifat tanaman dengan
menambahkan sifat-sifat ketahanan terhadap gangguan hama maupun lingkungan yang kurang menguntungkan.
Proses rekayasa genetika telah berhasil mengembangkan berbagai spesies tanaman baru dengan ketahanan
terhadap organisme pengganggu, seperti serangga, penyakit, dan gulma yang sangat merugikan tanaman.
Beberapa metode yang sering digunakan dalam teknik rekayasa genetika meliputi pengunaan vektor, kloning,
PCR (Polymerase Chain Reaction), dan seleksi,screening, serta analisis rekombinan. Adapun langkah-langkah
dari rekombinasi genetik meliputi:
1) Identifikasi gen yang diharapkan;
2) Pengenalan kode DNA terhadap Biggen yang diharapkan;
numbers catch your(3)audience’s
Pengaturan attention
ekspresi gen yang sudah direkayasa; dan
(4) Pemantauan transmisi gen terhadap keturunannya.
6. Mekanisme Rekayasa Genetika Pada Tanaman
Sistem dalam transformasi genetik memiliki tiga komponen utama, yaitu sebuah mekanisme
guna mengenalkan DNA asing dalam sel target; sebuah metode guna mengidentifikasi dan
menyeleksi sel berubah ataupun individu; sebuah sel maupun jaringan yang cocok digunakan
sebagai transformasi. Rekayasa genetika bermain pada tingkat molekuler khususnya DNA.
Beberapa tahapan yang digunakan dalam rekayasa genetika yaitu isolasi DNA, manipulasi
DNA, perbanyakan DNA, dan visualisasi hasil manipulasi DNA, DNA rekombinan, dan
kloning gen.
• Pembuatan DNA rekombinan terhadap organisme tumbuhan baru Secara alami rekombinasi
dapat terjadi sehingga memungkinkan suatu gen dapat berpindah dari satu organisme ke
organisme lainnya.Big numbers catch your audience’s attention
• Pembuatan Klon DNA terhadap organisme tumbuhan baru Untuk memproduksi tanaman
klon dilakukan dengan cara membuat potongan. Potongan adalah bagian kecil dari tanaman,
seperti daun atau batang yang dipotong dari tanaman. Tanaman dapat tumbuh menjadi
tanaman baru yang utuh. Tanaman baru identik secaragenetik terhadap tanaman yang
dipotong.
2.8. Hasil Rekayasa Genetika I. Tanaman Transgenik
Transgenik terdiri dari kata trans yang berarti pindah dan gen yang berarti pembawa sifat. Jadi
transgenik adalah memindahkan gen dari satu makhluk hidup kemakhluk hidup lainnya, baik
dari satu tanaman ketanaman lainnya, atau dari gen hewan ke tanaman. Transgenik secara
definisi adalah the use of gene manipulation to permanently modify the cell or germ cells of
organism (penggunaan manipulasi gen untuk mengadakan perubahan yang tetap pada
selmakhluk hidup).
Tujuan dari pengembangan tanaman transgenik ini diantaranya adalah
• Menghambat pelunakan buah (pada tomat),
• Tahan terhadap serangan insektisida, herbisida, virus,
• Meningkatkan nilai gizi
Bigtanaman, dan,catch your audience’s attention
numbers
• Meningkatkan kemampuan tanaman untuk hidup pada lahan yang ektrem seperti lahan
kering, lahan keasaman tinggi dan lahan dengan kadar garam yang tinggi.
Contoh Tanaman yang telah Menggunakan Teknologi Rekayasa Genetika
• Kedelai Transgenik
• Jagung Transgenik
• Kapas Transgenik
• Tomat Transgenik
• Kentang Transgenik
A. Aspek sosial,meliputi:
1. Aspek ekonomi
Berbagai komoditas pertanian hasil rekayasa
Big numbers genetika
catch your telah memberikan
audience’s attention ancaman
persaingan serius terhadap komoditas serupa yang dihasilkan secara konvensional.
Penggunaan tebu transgenik mampu menghasilkan gula dengan derajad kemanisan
jauh lebih tinggi daripada gula dari tebu atau bit biasa B.
2. Aspek Kesehatan
Potensi toksisitas bahan pangan dengan terjadinya transfer genetik di dalam tubuh
organisme transgenik akan muncul bahan kimia baru yang berpotensi
menimbulkan pengaruh toksisitas pada bahan pangan. Sebagai contoh, transfer gen
tertentu dari ikan ke dalam tomat, yang tidak pernah berlangsung secara alami,
berpotensi menimbulkan risiko toksisitas yang membahayakan kesehatan.
Potensi menimbulkan penyakit/gangguan Kesehatan WHO pada tahun 1996
menyatakan bahwa munculnya berbagai jenis bahan kimia baru, baik yang terdapat
di dalam organisme transgenik maupun produknya, berpotensi menimbulkan
penyakit baru atau pun menjadi faktor pemicu bagi penyakit lain. Sebagai contoh,
gen aad yang terdapat di dalam kapas transgenik dapat berpindah ke bakteri
penyebab kencing nanah
Big(GO), Neisseria
numbers catchgonorrhoeae
your audience’s attention
3. Aspek lingkungan