Anda di halaman 1dari 11

Tugas

Prakarya

BIOMASSA

Oleh :

Kelompok 4

MIFTAHUL JANNAH

DEA AYU SUKMA

RIANTO

DIMAS MAHENDRA PUTRA

M. WAHYU WIDODO

ZULPAN SAPUTRA

KELAS

XI IPA

MA AL-QASIMIYAH SOREK SATU

Tp. 2019 / 2020


1. PENDAHULUAN

Biomassa adalah bahan organik yang dihasilkan melalui pross fotosintetik, baik
berupa produk maupun buangan. Contoh biomassa antara lain adalah tanaman,
pepohonan, rumput, ubi, limbah pertanian, limbah hutan, tinja dan kotoran ternak.
Selain digunakan untuk tujuan primer serat, bahan pangan, pakan ternak, miyak nabati,
bahan bangunan dan sebagainya, biomassa juga digunakan sebagai sumber energi
(bahan bakar). Umum yang digunakan sebagai bahan bakar adalah biomassa yang nilai
ekonomisnya rendah atau merupakan limbah setelah diambil produk primernya.

Sumber energi biomassa mempunyai beberapa kelebihan antara lain merupakan


sumber energi yang dapat diperbaharui (renewable) sehingga dapat menyediakan
sumber energi secara berkesinambungan (suistainable). Di Indonesia, biomassa
merupakan sumber daya alam yang sangat penting dengan berbagai produk primer
sebagai serat, kayu, minyak, bahan pangan dan lain-lain yang selain digunakan untuk
memenuhi kebutuhan domestik juga diekspor dan menjadi tulang punggung penghasil

devisa negara.

2. BIOMASSA SEBAGAI SUMBER ENERGI

Potensi biomassa di Indonesia yang bisa digunakan sebagai sumber energi


jumlahnya sangat melimpah. Limbah yang berasal dari hewan maupun tumbuhan
semuanya potensial untuk dikembangkan. Tanaman pangan dan perkebunan
menghasilkan limbah yang cukup besar, yang dapat dipergunakan untuk keperluan lain
seperti bahan bakar nabati. Pemanfaatan limbah sebagai bahan bakar nabati memberi
tiga keuntungan langsung. Pertama, peningkatan efisiensi energi secara keseluruhan
karena kandungan energi yang terdapat pada limbah cukup besar dan akan terbuang
percuma jika tidak dimanfaatkan. Kedua, penghematan biaya, karena seringkali
membuang limbah bisa lebih mahal dari pada memanfaatkannya. Ketiga, mengurangi
keperluan akan tempat penimbunan sampah karena penyediaan tempat penimbunan
akan menjadi lebih sulit dan mahal, khususnya di daerah perkotaan.

Selain pemanfaatan limbah, biomassa sebagai produk utama untuk sumber energi
juga akhir-akhir ini dikembangkan secara pesat. Kelapa sawit, jarak, kedelai
merupakan beberapa jenis tanaman yang produk utamanya sebagai bahan baku
pembuatan biodiesel. Sedangkan ubi kayu, jagung, sorghum, sago merupakan tanaman-
tanaman yang produknya sering ditujukan sebagai bahan pembuatan bioethanol.

3. PRINSIP PEMBAKARAN BAHAN BAKAR

Prinsip pembakaran bahan bakar sejatinya adalah reaksi kimia bahan bakar dengan
oksigen (O). Kebanyakan bahan bakar mengandung unsur Karbon (C), Hidrogen (H)
dan Belerang (S). Akan tetapi yang memiliki kontribusi yang penting terhadap energi
yang dilepaskan adalah C dan H. Masing-masing bahan bakar mempunyai kandungan
unsur C dan H yang berbeda-beda.

Proses pembakaran terdiri dari dua jenis yaitu pembakaran lengkap (complete
combustion) dan pembakaran tidak lengkap (incomplete combustion). Pembakaran
sempurna terjadi apabila seluruh unsur C yang bereaksi dengan oksigen hanya akan
menghasilkan CO2, seluruh unsur H menghasilkan H2O dan seluruh S menghasilkan SO2.
Sedangkan pembakaran tak sempurna terjadi apabila seluruh unsur C yang dikandung
dalam bahan bakar bereaksi dengan oksigen dan gas yang dihasilkan tidak seluruhnya
CO2. Keberadaan CO pada hasil pembakaran menunjukkan bahwa pembakaran
berlangsung secara tidak lengkap.

Jumlah energi yang dilepaskan pada proses pembakaran dinyatakan sebagai entalpi
pembakaran yang merupakan beda entalpi antara produk dan reaktan dari proses
pembakaran sempurna. Entalpi pembakaran ini dapat dinyatakan sebagai Higher
Heating Value (HHV) atau Lower Heating Value (LHV). HHV diperoleh ketika seluruh air
hasil pembakaran dalam wujud cair sedangkan LHV diperoleh ketika seluruh air hasil
pembakaran dalam bentuk uap.
Pada umumnya pembakaran tidak menggunakan oksigen murni melainkan
memanfaatkan oksigen yang ada di udara. Jumlah udara minimum yang diperlukan
untuk menghasilkan pembakaran lengkap disebut sebagai jumlah udara teoritis (atau
stoikiometrik). Akan tetapi pada kenyataannya untuk pembakaran lengkap udara yang
dibutuhkan melebihi jumlah udara teoritis. Kelebihan udara dari jumlah udara teoritis
disebut sebagai excess air yang umumnya dinyatakan dalam persen. Parameter yang
sering digunakan untuk mengkuantifikasi jumlah udara dan bahan bakar pada proses
pembakaran tertentu adalah rasio udara-bahan bakar. Apabila pembakaran lengkap
terjadi ketika jumlah udara sama dengan jumlah udara teoritis maka pembakaran
disebut sebagai pembakaran sempurna.

4. TEKNOLOGI KONVERSI BIOMASSA

Agar biomassa bisa digunakan sebagai bahan bakar maka diperlukan teknologi
untuk mengkonversinya. Terdapat beberapa teknologi untuk konversi biomassa,
dijelaskan pada Gambar 2. Teknologi konversi biomassa tentu saja
membutuhkan perbedaan pada alat yang digunakan untuk mengkonversi biomassa
dan menghasilkan perbedaan bahan bakar yang dihasilkan.

Secara umum teknologi konversi biomassa menjadi bahan bakar dapat dibedakan
menjadi tiga yaitu pembakaran langsung, konversi termokimiawi dan konversi
biokimiawi. Pembakaran langsung merupakan teknologi yang paling sederhana karena
pada umumnya biomassa telah dapat langsung dibakar. Beberapa biomassa perlu
dikeringkan terlebih dahulu dan didensifikasi untuk kepraktisan dalam
penggunaan. Konversi termokimiawi merupakan teknologi yang memerlukan
perlakuan termal untuk memicu terjadinya reaksi kimia dalam menghasilkan bahan
bakar. Sedangkan konversi biokimiawi merupakan teknologi konversi yang
menggunakan bantuan mikroba dalam menghasilkan bahan bakar.

5. PEMANFAATAN ENERGI BIOMASSA

5.1. Biobriket

Briket adalah salah satu cara yang digunakan untuk mengkonversi sumber energi
biomassa ke bentuk biomassa lain dengan cara dimampatkan sehingga bentuknya
menjadi lebih teratur. Briket yang terkenal adalah briket batubara namun tidak hanya
batubara saja yang bisa di bikin briket. Biomassa lain seperti sekam, arang sekam,
serbuk gergaji, serbuk kayu, dan limbah-limbah biomassa yang lainnya. Pembuatan
briket tidak terlalu sulit, alat yang digunakan juga tidak terlalu rumit. Di IPB terdapat
banyak jenis-jenis mesin pengempa briket mulai dari yang manual, semi mekanis, dan
yang memakai mesin. Adapun cara untuk membuat biobriket secara semi mekanis
disajikan dalam bentuk video.

5.2. Gasifikasi

Secara sederhana, gasifikasi biomassa dapat didefinisikan sebagai proses konversi


bahan selulosa dalam suatu reaktor gasifikasi (gasifier) menjadi bahan bakar. Gas
tersebut dipergunakan sebagai bahan bakar motor untuk menggerakan generator
pembangkit listrik. Gasifikasi merupakan salah satu alternatif dalam rangka program
penghematan dan diversifikasi energi. Selain itu gasifikasi akan membantu mengatasi
masalah penanganan dan pemanfaatan limbah pertanian, perkebunan dan
kehutanan. Ada tiga bagian utama perangkat gasifikasi, yaitu : (a) unit pengkonversi
bahan baku (umpan) menjadi gas, disebut reaktor gasifikasi atau gasifier, (b) unit
pemurnian gas, (c) unit pemanfaatan gas.
5.3. Pirolisa

Pirolisa adalah penguraian biomassa (lysis) karena panas (pyro) pada suhu yang
lebih dari 150oC. Pada
proses pirolisa terdapat
beberapa tingkatan
proses, yaitu pirolisa
primer dan pirolisa
sekunder. Pirolisa
primer adalah pirolisa
yang terjadi pada bahan
baku (umpan),
sedangkan pirolisa
sekunder adalah pirolisa
yang terjadi atas partikel
dan gas/uap hasil
pirolisa primer. Penting
diingat bahwa pirolisa adalah penguraian karena panas, sehingga keberadaan O2
dihindari pada proses tersebut karena akan memicu reaksi pembakaran.

5.4. Liquification

Liquification merupakan proses perubahan wujud dari gas ke cairan dengan proses
kondensasi, biasanya melalui pendinginan, atau perubahan dari padat ke cairan dengan
peleburan, bisa juga dengan pemanasan atau penggilingan dan pencampuran dengan
cairan lain untuk memutuskan ikatan. Pada bidang energi liquification tejadi pada
batubara dan gas menjadi bentuk cairan untuk menghemat transportasi dan
memudahkan dalam pemanfaatan.

5.5. Biokimia

Pemanfaatan energi biomassa yang lain adalah dengan cara proses biokimia.
Contoh proses yang termasuk ke dalam proses biokimia adalah hidrolisis, fermentasi
dan an-aerobic digestion. An-aerobic digestion adalah penguraian bahan organik atau
selulosa menjadi CH4 dan gas lain melalui proses biokimia. Adapun tahapan proses
anaerobik digestion adalah diperlihatkan pada Gambar
.

Selain anaerobic digestion, proses pembuatan etanol dari biomassa tergolong dalam
konversi biokimiawi. Biomassa yang kaya dengan karbohidrat atau glukosa dapat
difermentasi sehingga terurai menjadi etanol dan CO2. Akan tetapi, karbohidrat harus
mengalami penguraian (hidrolisa) terlebih dahulu menjadi glukosa. Etanol hasil
fermentasi pada umumnya mempunyai kadar air yang tinggi dan tidak sesuai untuk
pemanfaatannya sebagai bahan bakar pengganti bensin. Etanol ini harus didistilasi
sedemikian rupa mencapai kadar etanol di atas 99.5%.

5.6. Transesterifikasi

Transesterifikasi adalah proses kimiawi yang mempertukarkan grup alkoksi pada


senyawa ester dengan alkohol
6. Dampak Pemanfaatan Energi Biomassa
Semua jenis energi di alam baik itu yang tak terbarukan maupun terbarukan pastinya tak
lepas dari dampak yang ditimbulkan. Begitu juga dengan energi biomassa tentu
mempunyai dampak baik itu dampak positif maupun negatif.
a) Dampak Positif
Ada banyak sumber energi alternatif yang dapat dikembangkan. Biomassa pun bisa
dijadikan salah satu alternatif yang menjanjikan. Pemanfaatan energi biomassa sebagai
sumber energi khususnya sebagai bahan baku produksi energi listrik mempunyai
kelebihan atau dampak positif, antara lain:
1) Merupakan sumber energi paling murah karena jumlahnya melimpah tersedia di
alam bisa dikatakan gratis
2) Dapat diperoleh dengan mudah misalnya sampah atau limbah disekitar kita
3) Biaya operasional sangat rendah, hal ini karena bahan baku tersedia melimpah dan
gratis
4) Tidak mengenal problem limbah karena dari limbah justru akan diperoleh energy
biomassa
5) Proses produksinya lebih ramah lingkungan karena proses pembakarannya lebih
sempurna, tidak meninggalkan residu atau sisa pembakaran semisal co2.
6) Tidak menyebabkan efek rumah kaca atau global warming
7) Tidak terpengaruh kenaikkan harga bahan bakar (Jarass,1980).
8) Mengurangi polusi udara; pembakaran biomassa dari limbah pertanian dilakukan di
dalam ruang bakar menggunakan boiler untuk mengurangi efek polusi asap karena
pembakaran dalam industri menggunakan peralatan kendali polusi untuk
mengendalikan asap, sehingga lebih efisien dan bersih daripada pembakaran
langsung.
9) Mengurangi hujan asam dan kabut asap; Melalui pembakaran biomassa efek hujan
asam ini akan direduksi, karena pembakaran biomassa akan menghasilkan partikel
emisi asam sulfur (SO2) dan nitrogen oksida (NOx) yang lebih sedikit dibandingkan
dengan pembakaran bahan bakar fosil. Pembakaran biomasa lebih efisien dan
sempurna bila diproses melalui karbonisasi karena akan menghasilkan bahan bakar
yang terbebas dari volatile matter atau gas mudah terbakar.(www.kamase.org)
b) Dampak Negatif
1. Ekonomi
Dari segi ekonomi terutama biomassa yang diperoleh dari bahan baku pangan
semisal gandum, tebu dan jagung akan memberikan dampak samping salah satunya
naiknya harga bahan baku pangan. Penyebabnya macam-macam. Di Jerman
misalnya, produksi listrik biomassa mendapat subsidi pemerintah kata ahli biologi
Dr. Andre Baumann: “Ini memicu persaingan antar petani yang menanam gandum
untuk pangan dan petani biomassa. Selama ini, produsen gandum untuk biomassa
mendapat keuntungan lebih besar daripada petani biasa. Baru belakangan ini,
dengan naiknya harga untuk susu dan gandum, petani biasa dapat bersaing dengan
petani biomassa. Produsen biogas tak lagi dapat membeli bahan dasar gandum
dengan harga murah seperti dalam lima tahun terakhir.“
Di Jerman, 100 kilogram gandum menghasilkan energi biomassa seharga 25 Euro.
Tapi bila gandum tersebut dijual sebagai bahan baku pangan, harganya hanya 18
Euro. Kini di sejumlah negara muncul kekuatiran bahwa para petani bahan pangan
beralih ke produksi tanaman untuk biomassa. Padahal, produksi bahan pangan saat
ini saja belum mencukupi untuk menutup kebutuhan pangan dunia. (www.dw-
world.de)
2. Lingkungan
Dampak lain penanaman produk pertanian untuk biomassa adalah kerusakan pada
alam. Andre Baumann yang menjabat ketua Organisasi Lingkungan Hidup Jerman
NABU menegaskan produksi tanaman untuk biomassa harus memenuhi standar
amdal: “Biomassa sudah digunakan selama ratusan tahun. Tapi dulu produk
biomassa tidak diangkut dengan truk atau pesawat sampai tempat tujuan. Sekam
gandum atau sisa tanaman lainnya digunakan di pertanian yang sama sehingga
membentuk lingkaran yang tertutup. Tapi sekarang, manusia memakai truk dan
kapal laut untuk mengangkut kelapa sawit dari kawasan tropis ke Eropa, ini
menyebabkan siklus penggunaan biomassa tidak lagi tertutup.“ Contohnya di Benua
Hitam Afrika. Pakar lingkungan dari Institut Pertanian untuk Kawasan Tropis dan
Subtropis Universitas Hohenheim Joachim Sauberborn menjelaskan „Di Afrika
sumber daya alam yang dapat diperbarui luas digunakan. Banyak warga masih
memakai kayu untuk memasak. Namun, dampak negatifnya adalah kerusakan
kawasan hutan karena penebangan yang tidak terkontrol. Hilangnya vegetasi hutan
menyebabkan pengikisan lapisan tanah yang subur. Akibatnya, lahan pertanian pun
makin berkurang.“
Untuk mendapatkan lahan pertanian baru, penduduk Afrika membuka hutan.
Akibatnya siklus kerusakan alam terus berlanjut. Penebangan pohon-pohon untuk
lahan pertanian menyebabkan karbondioksida dilepaskan ke udara. Padahal
karbondioksida atau CO2 adalah salah satu gas rumah kaca penyebab pemanasan
global. (www.dw-world.de)
7. Kendala Penghambat Pengembangan Energi Biomassa di Indonesia
Di indonesia ada beberapa kendala yang menghambat pengembangan energi biomassa
khususnya untuk produksi energi listrik, seperti:
1) Harga jual energi fosil, misal; minyak bumi, solar dan batubara, di Indonesia masih
sangat rendah. Sebagai perbandingan, harga solar/minyak disel di Indonesia
Rp.380,-/liter sementara di Jerman mencapai Rp.2200,-/liter, atau sekitar enam kali
lebih tinggi.
2) Rekayasa dan teknologi pembuatan sebagian besar komponen utamanya belum
dapat dilaksanakan di Indonesia, jadi masih harus mengimport dari luar negeri.
3) Biaya investasi pembangunan yang tinggi menimbulkan masalah finansial pada
penyediaan modal awal.
4) Belum tersedianya data potensi sumber daya yang lengkap, karena masih
terbatasnya studi dan penelitian yang dilkakukan.
5) Secara ekonomis belum dapat bersaing dengan pemakaian energi fosil.
6) Kontinuitas penyediaan energi listrik rendah, karena sumber daya energinya sangat
bergantung pada kondisi alam yang perubahannya tidak tentu.
7) (beyoureself.blogspot.com)
8. Strategi Pengembangan Energi Biomassa di Indonesia
Berdasar atas kendala-kendala yang dihadapi dalam upaya mengembangkan
dan meningkatkan peran energi biomassa khususnya pada produksi energi listrik,
maka beberapa strategi yang mungkin diterapkan, antara lain:
1) Meningkatkan kegiatan studi dan penelitian yang berkaitan dengan; pelaksanaan
identifikasi setiap jenis potensi sumber daya energi biomassa secara lengkap di
setiap wilayah; upaya perumusan spesifikasi dasar dan standar rekayasa sistem
konversi energinya yang sesuai dengan kondisi di Indonesia; pembuatan
"prototype" yang sesuai dengan spesifikasi dasar dan standar rekayasanya;
perbaikan kontinuitas penyediaan energi listrik; pengumpulan pendapat dan
tanggapan masyarakat tentang pemanfaatan energi biomassa tersebut.
2) Menekan biaya investasi dengan menjajagi kemungkinan produksi massal sistem
pembangkitannya, dan mengupayakan agar sebagian komponennya dapat
diproduksi di dalam negeri, sehingga tidak semua komponen harus diimport dari
luar negeri. Penurunan biaya investasi ini akan berdampak langsung terhadap biaya
produksi.
3) Memasyarakatkan pemanfaatan energi terbarukan sekaligus mengadakan analisis
dan evaluasi lebih mendalam tentang kelayakan operasi sistem di lapangan dengan
pembangunan beberapa proyek percontohan
4) Meningkatkan promosi yang berkaitan dengan pemanfaatan energi dan upaya
pelestarian lingkungan.
5) Memberi prioritas pembangunan pada daerah yang memiliki potensi sangat tinggi,
baik teknis maupun sosio-ekonomisnya.
6) Memberikan subsidi silang guna meringankan beban finansial pada tahap
pembangunan. Subsidi yang diberikan, dikembalikan oleh konsumen berupa
rekening yang harus dibayarkan pada setiap periode waktu tertentu. Dana yang
terkumpul dari rekening tersebut digunakan untuk mensubsidi pembangunan
sistem pembangkit energi listrik di wilayah lain.
BAB III
PENUTUP

Energi berbasis biomassa berpotensi besar dalam mendukung pasokan energi yang
berkelanjutan di masa mendatang. Meskipun demikian, pengembangannya harus
dirancang sedemikian rupa sehingga berefek positif terhadap pembangunan sosial
ekonomi masyarakat dan di pihak lain juga tidak berdampak negatif terhadap lingkungan.
Semua teknologi konversi biomassa menjadi energi bisa diterapkan di Indonesia, dengan
pengembangan disesuaikan dengan besaran supply biomassa, teknologi yang telah
dikuasai, ketersediaan anggaran dan jenis produk yang dibutuhkan pasar di masing-masing
daerah. Alternatif teknologi konversi dalam mengantisipasi kelangkaan BBM misalnya,
akan lebih tepat bila teknologi gasifikasi dan proses anaerobik yang diterapkan; selain
lebih efisien, produknya pun berupa bahan bakar gas yang dapat digunakan sebagai
sumber panas, listrik dan bahan bakar kendaraan. Peran serta masyarakat dan kebijakan
pemerintah yang komprehensif dan terintegrasi dengan sektor terkait juga perlu dirancang
guna merangsang iklim investasi yang kondusif dan kompetitif. Pengembangan energi
berbasis biomassa sebagai energi yang dapat diperbaharui pada akhirnya akan mampu
mensubstitusi bahan bakar fosil dengan kuantitas besar, yang pada gilirannya akan
mereduksi jumlah CO2 yang diemisikan ke atmosfir. Dalam konteks global, untuk
mereduksi gas rumah kaca dalam jangka panjang, pasokan biomassa yang stabil dan
berkelanjutan merupakan tuntutan mutlak bagi pengembangan energi biomassa. Dengan
demikian struktur insentif dalam pengelolaan hutan yang berkelanjutan perlu diciptakan
secara kompetitif.

Anda mungkin juga menyukai