BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Biomassa
Biomassa merupakan sumber energi terbesar keempat di dunia dan khususnya
menjadi sumber energi yang menarik bagi banyak Negara karena ketersediaan dan
keberlanjutan
nya.Biomassa
terutama
berasal
dari
sektor
pertanian
dan
2.2
Bio Oil
Bio oil merupakan salah satu jenis bioenergi yang dapat dimanfaatkan
sebagai pensubstitusi bahan bakar solar. Bio oil adalah bahan bakar cair berwarna
gelap, beraroma seperti asap dan diproduksi dari biomassa seperti kayu, kulit kayu,
kertas atau biomassa lainnya melalui teknologi pirolisis cepat.
Pemanfaatan bio oil sebagai pensubstitusi bahan bakar sebenarnya sudah
dikenal sejak lama.Bio oil terdiri dari karbon, hidrogen dan oksigen dengan sedikit
kandungan sulfur yang dapat dihilangkan. Komponen organik terbesar dalam bio oil
yaitu lignin, alkohol, asam organik, dan karbonil (Winanti dan Masfuchah,2011).
Bio oil dibentuk dari suatu proses yang disebut pirolisis dimana bahan baku
biomassa seperti serbuk gergaji kayu atau ampas tebu dipanaskan pada suhu 400500oC tanpa adanya oksigen. Bio oil mengandung hingga 25% air.Komponen air di
dalam bio oil bukan pada fasa yang terpisah dan merupakan hal yang penting karena
ini menurunkan viskositas dari bahan bakar (Dynamotive, 2012).
TONI RIZKI ARUAN
080405010
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Universitas Sumatera Utara
Bio oil dari biomassa mengandung aldehid, keton, dan senyawa lain yang
dapat bereaksi melalui kondensasi aldol selama penyimpanan atau penanganan yang
akan menyebabkan perubahan yang tidak diinginkan dalam sifat fisik. Viskositas dan
kadar air dapat meningkat dan volatilitas berkurang. Variabel yang paling penting
dalam hal ini adalah suhu.Bio oil mempunyai kandungan air hingga 25% dan tidak
dapat langsung dipisahkan.Berbeda dengan bahan bakar minyak bumi, bio oil berisi
kandungan oksigen yang besar biasanya sebanyak 45-50%.Kehadiran oksigen adalah
perbedaan utama untuk perbedaan sifat antara bahan bakar hidrokarbon dan bio oil
ini.
Bio oil dapat dibuat dari berbagai limbah biomassa dari hutan dan pertanian.
Potensi limbah bahan baku biomassa yang baik termasuk ampas tebu, sekam padi,
jerami padi, gandum dan kayu. Biomassa yang digunakan untuk pembuatan bio oil
harus mempunyai kandungan air sekitar 50-60% (basis basah). Pengeringan pasif
yang dilakukan pada musim yang panas dapat mengurangi kadar air hingga 30%.
Pengeringan aktif di dalam silo dapat mengurangi kadar air sampai 12% (Steele,
2005).
Rumus molekul dari biomassa diasumsikan adalah C100H120O40 (Benanti et al,
2011).Reaksi umum dari pembentukan bio oil adalah:
(C100H120O40)
o
500 C
2.3
Pirolisis
Pirolisis adalah dekomposisi termal dari komponen organik tanpa adanya
oksigen untuk mengkonversi biomassa menjadi cairan, gas dan arang.Cairan yang
dihasilkan ini kemudian dikenal sebagai bio oil (Dhaniswara dan Pratiwi, 2010).
Proses pirolisis terbagi atau konvensional dan pirolisis cepat tergantung dari kondisi
operasi yang digunakan. Pirolisis konvensional juga dikenal sebagai pirolisis lambat.
1.
Pirolisis Lambat
Pirolisis lambat sudah diaplikasikan sejak beribu tahun yang lalu dan digunakan
untuk produksi arang.Pada pirolisis lambat, biomassa dipanaskan hingga 500 oC
dengan waktu tinggal antara 5 30 menit.Panas reaksi dari pirolisis lambat ini
lebih rendah dari yang digunakan di pirolisis cepat.
2.
Pirolisis Cepat
Pirolisis cepat adalah proses dengan temperatur tinggi dimana biomassa
dipanaskan tanpa kehadiran oksigen. Pirolisis cepat menghasilkan 60 75% bio
oil, 15 25% berat dari arang padat dan 10 20% gas yang tidak terkondensasi
tergantung dari bahan baku yang digunakan. Tidak ada limbah yang dihasilkan,
karena bio oil dan arang dapat digunakan sebagai bahan bakar dan gas dapat
digunakan kembali di dalam proses. Pirolisis cepat menggunakan panas reaksi
yang lebih tinggi dari pirolisis lambat.Temperatur reaksi dari pirolisis cepat
adalah sekitar 425 500oC dengan waktu tinggal < 2 detik (Steele, 2005).
Cair
Arang
Gas
75 %
12 %
13 %
50 %
25 %
25 %
30 %
35 %
35 %
5%
10 %
85 %
Yield dari bio oil dipengaruhi oleh temperatur, panas reaksi dan waktu tinggal
dari bahan baku (Lindfors, 2009). Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil pirolisis
adalah:
a. Suhu pirolisis, yang berpengaruh terhadap hasil pirolisis, karena dengan
bertambahnya suhu maka proses peruraian semakin sempurna.
2.4
Seleksi Proses
Dari jenis-jenis proses pembuatan bio oil diatas yaitu dapat dilihat bahwa
proses pirolisis cepat akan menghasilkan yield bio oil yang tinggi dan produk
samping arang dan gas dalam jumlah sedikit. Oleh karena itu pada tugas akhir pra
rancangan pabrik ini digunakan proses pirolisis cepat dan menggunakan reaktor
fluidized bed yang mempunyai perpindahan panas dan massa yang baik dan
menggunakan gas nitrogen sebagai gas untuk memfluidisasi biomassa yang ada di
dalam reaktor tersebut. Reaktor fluidized bed membutuhkan ukuran biomassa yang
kecil yaitu 2 3 mm. Berikut adalah skema reaktor fluidized bed.
2.5
Deskripsi Proses
Proses pembuatan bio oil dengan pirolisis cepat terdiri dari tiga proses utama
yaitu:
1. Tahap persiapan bahan baku
2. Proses pirolisis cepat
3. Tahap pemurnian
drum untuk memisahkan antara gas dan cairan yang terbentuk. Cairan yang
terkondensasi itulah yang disebut sebagai bio oil. Gas yang tidak terkondensasi akan
dialirkan ke dalam kolom absorber dan kolom stripper untuk memisahkan gas CO2
yang terkandung didalamnya. Kemudian gas yang tidak terkondensasi yang telah
dipisahkan CO2 nya dialirkan ke dalam combuster sebagai bahan bakar. Bio oil yang
telah didapatkan kemudian ditampung di dalam tangki penyimpanan.
2.6
yang belum termanfaatkan secara optimal dari industri pengolahan kelapa sawit.
Basis satu ton tandan buah segar akan dihasilkan minyak sawit kasar sebanyak 0,21
ton (21%), minyak inti sawit sebanyak 0,05 ton (5%) dan sisanya merupakan limbah
dalam bentuk tandan kosong, serat dan cangkang biji yang masing-masing sebanyak
0,23 ton (23%), 0,135 ton (13,5%) dan 0,055 ton (5,5%).
Tandan kosong kelapa sawit berpotensi untuk dikembangkan menjadi bahan
baku pembuatan bio oil karena mengandung selulosa yang cukup tinggi yaitu sekitar
45%. Selama ini pengolahan tandan kosong kelapa sawit masih sangat terbatas yaitu
dibakar di dalam incinerator untuk dijadikan abu dan untuk pembuatan kompos
(Afriani, 2011).
2.7
sawit yang diperoleh dari pabrik pengolahan kelapa sawit. Bahan baku pendukung
yang digunakan adalah nitrogen.
2.7.2 Nitrogen
Nitrogen digunakan sebagai gas pendorong atau fluidizing gas partikelpartikel yang ada di dalam reaktor fluidized bed. Nitrogen merupakan gas inert yang
tidak ikut bereaksi dengan reaktan di dalam reaktor.Nitrogen mengisi 78,1% di
udara. Spesifikasi nitrogen dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Nilai
Fasa
Berat Molekul
Densitas Cair
Titik Didih
Titik Lebur
Gas
14,00674
0,808 gr/cm3
-195,79oC
-210oC
Kapasitas Panas
Entalpi Penguapan
Konduktivitas Termal
(Anonim, 2012)
1,042 J/gK
2,7928 kJ/mol
25,83 mW/(m.K)
: 18,016 gr/gmol
2. Titik lebur
: 0C (1 atm)
3. Titik didih
: 100C (1 atm)
4. Densitas
: 1 gr/ml (4C)
5. Spesifik graviti
: 1,00 (4C)
6. Viskositas
: 0,8949 cP
7. Kapasitas panas
: 1 kal/gr
8. Panas pembentukan
: 80 kal/gr
9. Panas penguapan
: 540 kal/gr
: 374C
: 217 atm
(Wikipedia,2010)
2.8
Spesifikasi Produk
Warna : Hitam
2.
3.
Adapun karakterisasi dari bio oil dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Hasil
20-25
2,2
1,207
16 19
0,01 0,02
0,02
48 55
19
42,64
5,83
0,1
0,01
0,012
% Berat
6,404
3,852
4,159
9,734
: 16,043 g/mol
: 45,96 bar
4. Fasa padat
Titik cair
: -182,5oC
Panas laten
: 58,68 kJ/kg
5. Fasa cair
Densitas cair
: 500 kg/m3
Titik didih
: -161,6oC
: 510 kJ/kg
6. Fasa gas
Densitas gas
: 0,717 kg/m3
: 0,035 kJ/mol.K
CV
: 0,027 kJ/mol.K
Viskositas
: 0,0001027 poise
Kelarutan
: 0,054 vol/vol
(Wikipedia,2010)
: 2 gr/gmol
2. Titik lebur
: -259,14 oC (1 atm)
3. Titik didih
: -252,87 oC (1 atm)
4. Densitas
5. Densitas kritis
6. Kalor peleburan
: 0,117 kJ/mol
7. Kalor penguapan
: 0,904 kJ/mol
8. Kapasitas panas
: 28,836 J/mol K
9. Temperatur kritis
: 32,19 K
10.Tekanan kritis
: 1,315 MPa
(Wikipedia,2010)
Steam
Air Pendingin
14
TC
12
PC
TC
10
FC
E-201
15
Flue Gas
F-202
PC
E-202
13
F-201
D-201
11
17
TT-202
1
RC-101
LC
30
C-104
16
TT-201
TT-101
LI
C-101
C-102
FC
TC
FC
DM-101
R-201
J-201
T-201
E-203
C-105
G-101
S-101
FC
4
TC
TC
C-103
PC
23
B-101
TC
PC
JB-301
FC
FC
LI
27
E-303
25
19
24
E-301
FC
29
26
18
T-301
21
TC
AD-301
LC
E-302
20
LC
T-101
Keterangan
Combuster
Belt Conveyor
Belt Conveyor
Srew Conveyor
Srew Conveyor
Bucket Elevator
Knock Out Drum
Disk Mill
Condenser
Cooler
Cooler
Cyclone Separator I
Cyclone Separator II
Gudang Bahan Baku
Bin TKKS
Pompa Bio-Oil
Blower Udara
Compressor Gas CO2
Bin Penampung Char
Bin Penampung Char
Fluidized Bed Reactor
Rotary Cutter
Vibrating Screen
Tangki N2
Tangki Bio-Oil
Tangki Gas Alam
Kolom Absorpsi Gas
Stripper
Cooler
Heater
Cooler
Pompa KHCO3
Pompa K2CO3
Tangki Gas CO2
S-301
FC
FC
LC
LC
TC
T-102
Udara
22
FC
J-301
J-302
28
JB-101
Air Pendingin
Bekas
Kondensat
Diperiksa
/ Disetujui
Tanggal
Tanda Tangan