Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu negara tropis yang memiliki tanaman kelapa yang
berlimpah. Tanaman kelapa memiliki banyak manfaat mulai dari akar, pohon hingga
buahnya. Saat ini, pohon kelapa sudah banyak dimanfaatkan namun belum optimal,
khususnya limbah padat kelapa. Limbah padat kelapa dapat diubah menjadi briket yang dapat
dimanfaatkan lebih lanjut sebagai bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan. Briket
adalah sebuah blok bahan yang dapat menjadi bahan bakar untuk memulai dan
mempertahankan api.(Irfan Marwanza,Dkk,2021).

Kementerian Pertanian pada tahun 2017 menyebutkan bahwa Indonesia saat ini
berada di urutan kedua eksportir produk kelapa dalam bentuk minyak kelapa dan kelapa yang
dikeringkan. Indonesia hanya unggul dalam ekspor kelapa yang masih berada di dalam kulit,
dengan jumlah ekspor mencapai 58 persen dari ekspor yang ada di dunia. Negara tujuan
ekspor kelapa Indonesia adalah Amerika Serikat 19,87 persen, China 16.10 persen, Belanda
11,75 persen, Thailan 10,16 persen, Malaysia 9,7 persen, dan Korea Selatan 7,26 persen.
Pangsa ekspor ke negara-negara ini mencapai 75% dari total ekspor kelapa Indonesia dan
Jaman sekarang sudah ada banyak negara, termasuk Indonesia yang mulai mencari energi
alternatif, karena seperti yang sudah kita ketahui, energi konvensional seperti minyak bumi
itu adalah energi yang tidak bisa diperbaharui, jadi makin lama makin terkikis habis.dan ada
satu solusi yang berhasil kita temukan, yaitu briket arang temputung kelapa, atau di kalangan
masyarakat Indonesia dikenal dengan sebutan briket arang batok kelapa, briket arang ini
diolah sebagai pengganti minyak bumi, apalagi briket arang tempurung kelapa ini terkenal
sangat ramah lingkungan, jadi aman kalau kita gunakan sehari-hari untuk keperluan memasak
atau yang lainnya.

Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang menghadapi persoalan energi
yang serius akibat ketergantungan yang sangat besar terhadap bahan bakar fosil.
Pengembangan energi alternatif masih kurang mendapat perhatian, sementara Indonesia
memiliki potensi untuk melakukan pengembangan energi alternatif. Sebagai contoh, dengan
memanfaatkan sampah daun untuk dijadikan bioenergi.

1
Timbunan sampah daun - daun kadang menjadi persoalan khusus. Salah satu
pemanfaatan sampah daun yang yang kami ambil yaitu daun mangga yang dapat dilakukan
adalah dengan pembuatan briket dari sampah. Briket sampah daun mangga ini sebagai
alternatif bahan bakar dapat menjadi solusi ditengah krisis energi tersebut. Pembuatan briket
sampah daun mangga ini dapat dilakukan dengan berbagai macam teknik mulai dari yang
paling sederhana hingga yang paling rumit. Tentu kualitasnya akan didapatkan paling baik
dengan metode yang paling canggih namun pada pembuatan produk ini dilakukan hanya
pada pembuatan briket sampah daun mangga dalam skala kecil sehingga bisa diadopsi oleh
masyarakat luas secara mudah.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah briket dari tempurung kelapa dan daun mangga kering menghasilkan
nyala yang sama?.
2. Diantara dua produk yaitu briket tempurung kelapa dan daun mangga kering yang
mana yang mengalami proses yang lebih cepat ?

1.3 Tujuan
1. Mengetaui tempurung kelapa dan daun mangga kering menghasilkan nyala yang
sama !
2. Mengetaui lama nyala briket arang tempurung kelapa dan daun mangga kering !
1.4 Manfaat
Adapun manfaat dari diadakan bembuatan briket dari memanfaatkan limbah dari
batok kelapa dan daun mangga kering, yaitu bertujuan menggurangi limbah dari
batok kelapa dan daun mangga kering yang selama ini hanya dianggap sampah, yang
dimana sampah tersebut biasa dimanfaatkan mejadi beriket atau alternatif
pembakaran yang lebih ramah lingkungan.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori

Tempurung kelapa adalah bagian dari buah kelapa yang berupa endokrap, bersifat
keras, dan di selimuti oleh sabut kelapa biasanya tempurung kelapa di gunakan sebagai bahan
kerajinan, bahan bakar, dan briket. Pada bagian pangkal tempurung kelapa terdapat 3 titik
lubang tumbuh (ovule) yang menunjukkan bahwa bakal buah asalnya berlubang 3 dan yang
tumbuh biasanya 1 buah saja. Tempurung kelapa memiliki komposisi kimia mirip dengan
kayu, mengandung lignin, pentosa, dan selulosa. Tempurung kelapa dalam penggunaan
biasanya digunakan sebagai bahan pokok pembuatan arang dan arang aktif. Hal tersebut
dikarenakan tempurung kelapa merupakan bahan yang dapat menghasilkan nilai kalor sekitar
6.500 – 7.600 Kkal/g. Untuk proses pengujian nilai kalor pada tempurung kelapa yaitu
dengan menggunakan alat bomb calorimeter, selain memiliki nilai kalor yang cukup tinggi,
tempurung kelapa juga cukup baik untuk bahan arang aktif (Triono, 2006).

Buah kelapa adalah buah tropis yang dihasilkan dari tanaman Cocos nucifera,
termasuk dalam keluarga Arecaceae atau palem-paleman. Buah kelapa berbentuk bulat pada
beberapa sisinya agak menyudut, berukuran kira-kira sebesar kepala manusia. Warna buah
kelapa ada yang hijau dan ada yang kuning tergantung varietasnya. Daging buah kelapa
terbungkus kulit bagian luar berupa serabut yang tebal dan bagian dalam berupa kayu keras
atau tempurung. Tempurung kelapa membungkus daging buah berwarna putih bersih dan air
buah. Air yang terdapat dalam buah berwarna bening sedikit keruh, rasanya manis
menyegarkan.

Habitat tanaman kelapa adalah dataran rendah tropis. Tanaman ini memiliki toleransi
tinggi terhadap tanah bersalinitas tinggi, oleh karena itu sering dijumpai tumbuh dipesisir
pantai. Meskipun begitu pohon kelapa masih bisa tumbuh di dataran tinggi namun
perkembangannya lebih lambat.

Briket merupakan bahan bakar alternative yang menyerupai arang dan memiliki
kerapatan yang lebih tinggi. Sebagai salah satu bentuk bahan bakar baru, briket merupakan
bahan yang sederhana, baik dalam proses pembuatan ataupun dari segi bahan baku yang
digunakan. Sehingga bahan bakar briket memiliki potensi yang cukup besar untuk
dikembangkan. Pembuatan briket telah banyak dilakukan dengan menggunakan bahan baku

3
berbasis biomassa, seperti briket biomassa tempurung biji jarak (Sudrajat et al.2006), briket
serbuk gergajian kayu (Triono, 2006). Pembuatan briket arang dengan menggunakan limbah
dari arang aktif juga merupakan salah satu upaya menggali sumber energy yang potensial
(Pari, 2012). Pembuatan briket arang dari limbah dapat dilakukan dengan menambah bahan
perekat, dimana bahan baku diarangkan terlebih dahulu kemudian ditumbuk, dicampur
perekat, dicetak dengan system hidrolik maupun manual dan selanjutnya dikeringkan.
Pembuatan briket dengan penggunaan bahan perekat akan lebih baik hasilnya jika
dibandingkan tanpa menggunakan bahan perekat. Disamping meningkatkan nilai bakar dari
arang, kekuatan briket arang dai tekanan luar juga lebih baik (tidak mudah pecah)
(Putra,2013).

Kelebihan briket dibandingkan dengan arang biasa, antara lain : mempunyai


temperatur penyalaan (ignition temperature) yang lebih rendah dan burnout time yang lebih
pendek dibandingkan dengan briket batubara. Ketika briket dipanasi, temperaturnya naik,
setelah mencapai temperature tertentu, volatile matter keluar dan terbakar disekitar briket.
Temperatur nyala turun jika campuran biomasa lebih banyak volatile matter dan temperatur
nyala biomasa lebih rendah dari batubara. Penambahan biomassa pada biobriket dapat
meningkatkan kemampuan nyala briket (Murfiheni, 2014). Briket apabila dibakar tidak
menimbulkan asap ataupun bau, sehingga bagi masyarakat ekonomi lemah yang tinggal
diperkotaan dimana ventilasi rumahnya kurang mencukupi, sangat praktis menggunakan
briket. Setelah terbakarpun , briket tidak perlu dikipasi karena sifatnya yang mudah terbakar.
Menurut Suyanto (1982) Hal-hal penting dalam pembakaran :

1. Pembakaran bahan bakar padat. Dalam pembakaran bahan bakar padat tahap pertama
yang terjadi adalah pengeringan, yaitu suatu proses ketika suatu partike Manfaat
pembuatan briket adalah :
- Pengganti bahan bakar lain seperti kayu bakar, minyak tanah dan lain lain.
- Merupakan bahan bakar yang cukup aman dalam proses penghidupannya
- Mudah di temui masyarakat daerah terpencil
2. Bahan Perekat. Perekat adalah bahan yang dapat merekatkan dua buah benda
berdasarkan ikatan permukaan. Menurut Hendra dan Darmawan, (2000) kekuatan
perekatan dipengaruhi oleh faktor sifat perekatnya sendiri dan tingkat penyesuaian
antara jenis bahan perkat dengan bahan yang direkat.

Daun mangga kering yang selama ini dianggap sampah ternyata dapat dimanfaatkan
untuk membuat briket. Briket daun kering dapat dimanfaatkan sebagai energi alternatif untuk

4
membakar masakan. dipanaskan dan dikenai temperature tinggi dan menyebabkan moisture
di permukaan bahan bakar tersebut akan menguap. Kemudian dilanjutkan dengan proses
devolatilisasi. Pada tahap ini bahan bakar mengalami dekomposisi termal, yaitu pecahnya
ikatan kimia secara termal dan keluarnya volatile matter dari partikel. Laju devolatilisasi dan
hasil devolatilisasi tergantung pada temperatur dan jenis bahan bakar.

Pohon mangga adalah salah satu tanaman yang paling banyak dibudidayakan.
Budidaya mangga bertujuan sebagai konsumsi pribadi maupun untuk tujuan komersial karena
nilai ekonomis dari buahnya. Buah mangga dapat dikonsumsi langsung. Mangga jenis ini
sekaligus menjadi salah satu buah yang paling banyak ditanam di negara-negara tropis..

Daun mangga kerin, beserta sifat kimia, sifat thermal, sifat fisik,dan efisiensi
pembakarannya dapat memberikan konstribusi ilmiah dalam mengkonversi limbah biomassa
menjadi sumber energi alternatif. Manfaat lainnya berupa pengurangan limbah yang pada
gilirannya dapat membantu melestarikan lingkungan

2.2 Hasil pengujian briket sesuai standar SNI No.1/6235/2000

NO Parameter Standar SNI Hasil Uji


1 Kadar Air (%) ≤8 1,2
2 Kadar Abu (%) ≤8 7,5
3 Kadar Karbon (%) ≥77 76,6
4 Nilai Kalor (kal/g) ≥5000 6878,5
5 Kadar Zat Terbang (%) ≤15 14,8

5
BAB III
METEDOLOGI PERCOBAAN

3.1.1 Waktu dan Tempat

Percobaan ini dilakukan pada hari jumat 04 November 2022, bertempat di


Laboratorium Teknologi proses Industri Kimia,Prodi Teknologi Rekayasa Kimia Industri,
Kampus Politeknik Bombana, Desa Lantowua kec, Rororwatu Utara Kab. Bombana,
Sulawesi Tenggara.

3.1.2 Alat dan Bahan

Adapun dalam pemilihan alat serta bahan yang kami pilih sesuai dengan jangkauan
yang bias kami dapatkan diarea sekitar tempat tinggal yaitu :
a. alat
1. Tungku
2. Korek
3. Timbangan
4. Lesum
5. Sendok
6. Baskom
7. Penyaringan
8. Pipa pencetak

b. Bahan
1. Arang tempurung Kelapa 5 kg
2. Arang daun manga kering 3 kg
3. Tepung tapioca 1 kg
4. Air panas

3.1.3 Prosedur Kerja


a. Briket tempurung kelapa

6
- Tahap I : Bahan dasar di ambil dari tempurung kelapa yang sudah tua
sebanyak 20 kg, lalu di bakar didalam tungku hingga
menjadi arang setelah menjadi arang, di diamkan duluh
sampai arang tempurung betul-betul dingin dan di timbang
kembali dengan berat 5 kg.
- Tahap II : Bahan yang telah di jadi arang kemudian di haluskan
dengan cara ditumbuk dan arang sudah ditumbuk di saring
lagi untuk menghasilkan butiran arang yang halus, setelah
semuanya halus timbang kembali dan dengan berta 3 kg.
-Tahap III : Setelah mendapatkan serbuk halus arang masuk kedalam
peroses pencetakan, dengan berat arang halus sebanyak 200
gram, tepung tapioka sebanyak 100 gram dan air panas
sebanyak 100ml kemudian tepung tapioka dilarutkan dengan
air panas hingga menjadi lem.
-Tahap IV : Selanjutnya tepung tapioka yang sudah menjadi lem
dicampur rata dengan bahan lalu bahan di padatkan dan di
bentuk sesuia dengan bentuk yang diinginkan.
-Tahap V : Bahan yang di padatkan kemudian di keringkan dibawah
sinar matahari selama beberapa hari sampai briket tersebut
benar benar kering.

b. Briket Daun Mangga Kering


- Tahap I : Pertama siapkan bahan utama yaitu daun mangga kering
seberat 8 kg .
- Tahap II : Bakar daun mangga kering hingga menjadi arang.
- Tahap III : Setelah daun mangga kering menjadi arang selanjutnya di
masukkan arang daun mangga kedalam wadah dan
ditimbang kembali dengan berat 3 kg.
- Tahap IV : tumbuk arang daun maangga kering kemudian saring arang
daun mangga kering hingga mendapatkan butiran yang halus
lalu di timbang lagi dengan berat 1 kg.
- Tahap V : setelah itu masuk ke proses pencetakan briket, dengan
menimbang semua bahan, pertama serbuk arang daun
mangga ditimbang sebanyak 200 gram, tepung tapioca 100
gram dan air panas 150ml, kemudian bahan yang sudah di

7
timbang pindakan ke dalam wadah selanjutnya larutkan
tepung tapioca dengan air panas hingga menjadi lem..
- Tahap VI : Setelah itu campur semua bahan kedalam baskom yang
sudah di siapkan, setelah semua tercampur bahan siap untuk
di cetak sesuai dengan bentuk yang diiginkan.
- Tahap VII : Bahan yang di padatkan kemudian di keringkan dibawah
sinar matahari selama beberapa hari sampai briket tersebut
benar benar kering
3.2 Diagram Alir Briket tempurung kelapa

Tempurung

Di Timbang Masukkan Kedalam


Tungku Pembakaran

Pembakaran

Pendinginan

Pembongkaran

Pengemasan Ke Dalam
Karung

Penumbukan

Penyaringan

Pencetakan

Pengeringan
3.3 Diagram Alir Briket Daun Mangga Kering

Daun Mangga

Pemasukan Kedalam Pembakaran


Tunggku Pembakaran

Penumbukan

Memasukan Arang
Kedalam Baskom

Pencetakan

Pengeringan

3.4 Tabel Kriteria Uji Hedonik atau Kesukaan


Nama Panelis :
Tanggal Pengujian :
Jenis Pengujian :
Jenis Contoh :

SAMPEL UJI NYALI

Lama Nyala Warna Tekstur/ Bentuk


Sampel TK
Sampel DM

9
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Dalam membuat Briket yang berbahan dasar dari tempurung kelapa dan daun mangga
kering di perlukan proses yang cukup lama denga tahapan yang tidak satu kali selesai, karena
memiliki beberapa tahapan-tahapan. Adapun tahapan pembuatan briket yang dimulai dari
mengumpulkan tempurung kelapa dan daun mangga kering lalu kedua bahan tersebut di
timbang, setelah itu tempurung kelapa dan daun mangga kering di masukan kedalam
pembakaran di bakar hingga menjadi arang.setelah itu dilakukan proses pendinginan. Setelah
pendinginan kedua arang tersebut di pindahkan kewadah untuk proses penumbukan lalu
masuk ke proses penyaringan setelah menghasilkan arang yang halus selanjutnya dilakukan
proses pencetakan hingga menghasilkan bentuk yang di inginkan dan masuk ke proses
pengeringan dengan waktu yang cukup lama.

4.1 Pembahasan
1. Pembuatan Briket Tempurung Kelapa

Briket dari tempurung kelapa berpotensi menjadi energy alternatif yang biasa di
manfaatkan hal ini di karenakan Indonesia memiliki banyak komoditas kelapa sehingga
limbah tempurung kelapa yang di hasilkan bisa di manfaatkan untuk menjadi briket.

Dalam Percobaan yang telah dilakukan membutuhkan bahan-bahan yang sesuai


contohnya dalam pemilihan tempurung kelapa kita memilih tempurung kelapa yang kering
agar lebih mudah di bakar.

Briket merupakan bahan bakar padat yang mengandung karbon dan mempunyai nilai
kalori yang tinggi dan dapat menyala dalam waktu yang lama karena pada proses pembuatan
briket dari tempurung kelapa menggunakan bahan yang kualitasnya bagus, dan memakan
waktu yang lebih,lama. yang dimana menggunakan batok kelapa sebanyak 20kg, kemudian
dibakar dengan waktu pembakaran selama 50 menit, sampai tempurung kelapa menjadi
arang, kemudian di diamkan sampai betul-betul dingin,laluh arang dipindahkan kewadah dari
alat pembakaran, dan tempurung yang sudah menjadi arang di timbang kembali dengan berat
4kg selanjutnya masuk kedalam peroses penumbukan lalu disaring peroses ini dilakukan
secara berulang, sampai semua arang menjadi serbuk yang siap untuk dijadikan briket dan
serbuk yang sudah jadi, di timbang lagi dengan berat 3 kg. kemudian masuk kedalam proses

10
pembuatan briket dengan perbandingan satu banding dua yaitu dalam perlakuan ini hanya
digunakan sebagian dari serbuk arang tempurung kelapa dan daun mangga kering. Serbuk
arang tempurung kelapa yang digunakan sebanyak 200 gram, tepung tapioca 100 gram dan
air hangat untuk melarutkan tepung tapioca sebagai perekat sebanyak 100 ml. setelah semua
bahan tercampur rata kemudian dicetak sesuia bentuk yang diiginkan dan selanjutnya masuk
kedalam proses pengeringan yang dilakukan selama 4 hari sampai briket betul-betul kering
dan menghasilkan nyala yang bagus.

2. Pembuatan Briket Daun Mangga Kering

Briket dari Daun Mangga Kering berpotensi menjadi energy alternatif yang bisa di
manfaatkan hal ini di karenakan daun mangga kering bisa di temukan di mana saja sehingga
limbah daun mangga kering yang di hasilkan bisa di manfaatkan untuk menjadi briket karena
selama ini daun mangga kering hanya dianggap sampah atau hanya digunakan sebagai pupuk
kompos

Dalam percobaan pembuatan briket daun mangga kering dengan memanfaatkan bahan
yang ada di alam sekitar, dengan membuat briket atau alternatif pembakaran dengan
menggunakan bahan dari daun magga kering. Pertama proses yang dilakukan yaitu
menggumpulkan daun mangga kering kemudian ditimbang dengan berat 8 kg, setelah itu
dimasukan kedalam tunggku pembakaran, dengan tetap mengontrol nyala api agar daun
mangga kering tidak menjadi abu dan dibakar dengan lama waktu pembakaran selama 1:30
menit, kemudian arang daun mangga kering yang sudah menjadi arang, di pindahkan ke
wadah untuk di timbang kembali dengan berat 3 kg, selanjutnya masuk di tahap penumbukan
dan penyaringan. Proses tersebut di lakukan secara berulang sampai semua arang mejadi
serbuk halus. Setelah proses tersebut selesai dilakukan penimbangan serbuk arang daun
mangga kering yang telah halus dengan berat 1 kg. selanjutnya masuk ke proses pencetakan,
dalam percobaan pembuatan briket daun mangga kering yang digunakan hanya sebagian dari
serbuk halus dari arang daun mangga kering. Yang dinggunakan hanya sebanyak 200 gram
arang halus dari daun mangga kering, tepung tapioca sebanyak 100 gram dan air hangat
untuk melarutkan tepung tapioca sebagia perkat briket yaitu sebanyak 150ml, setelah semua
bahan tercampur kemudia dicetak dengan bentuk yang diiginkan, dan hasil cetakan briket di
keringkan di bawah sinar matahari, dilakukan selama 4 hari pengeringan.

11
4.3 Uji Nyala

Briket dibakar untuk diamati sifat – sifat penyalaannya seperti lama waktu untuk
penyalaan awal (self Burning Time ) dan lama nyala api sampai menjadi abu ( Burning
Time). Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui perbandingan uji nyala antara briket
tempurung kelapa dan daun mangga kering.

Awal pengamatan uji nyala pada dua briket tersebut yaitu dimulai dari pembakaran
briket tempurung kelapa lama waktu penyalaannya 30 menit sampai briket menyala,
kemudian dilakukan lagi uji nyala pada briket daun mangga kering dengan lama waktu
penyalaannya 25 menit.setelah dua briket tersebut menyala selanjutnya diamati lama waktu
nyala pada kedua briket tersebut dan kualita nyala yang dihasilkan. Setelah diamati diantara
briket dari tempurung kelapa dan daun mangga kering yang menghasilkan nyala yang lebih
lama dan warna nyala api yang bagus yaitu briket dari arang tempurung kelapa, jadi
kesimpulanya briket dari tempurung kelapa tingkat kualitasnnya lebih bagus di banding
briket dari daun mangga kering.

4.4 Grafik Uji Organoleptik Briket Daun Mangga kering

Briket Daun Mangga Kering


14

12

10
warna nyala
8 warna briket
tekstur
6 bentuk

0
sangat suka suka agak suka kurang suka tidak suka

Berdasarkan uji keberhasilan briket dari daun mangga kering, yang dilakukan dengan
melibatkan panelis tidak terlatih sebanyak 23 orang, dengan kode tidak suka (1), kurang suka
(2), agak suka (4), suka (5), dan sangat suka.maka didapatkan hasil pada uji nyala orang

12
sebanyak 2,30%, pada warna nyala orang sebanyak 2,73%, pada tekstur orang sebanyak
3,17%, dan pada bentuk orang sebanyak 3,47%.

4.5 Grafik Uji Organoleptik Briket Tempurung Kelapa

100%
90%
80%
70%
60%
bentuk
50% tekstur
Axis Title
40% warna
warna nyal
30%
20%
10%
0%
sangat suka agak kurang tidak
suka suka suka suka

Berdasarkan uji keberhasilan briket dari daun mangga kering, yang dilakukan dengan
melibatkan panelis tidak terlatih sebanyak 23 orang, dengan kode tidak suka (1), kurang suka
(2), agak suka (4), suka (5), dan sangat suka.maka didapatkan hasil pada uji nyala orang
sebanyak 2,91%, pada warna nyala orang sebanyak 2,91%, pada tekstur orang sebanyak
3,13%, dan pada bentuk orang sebanyak 3,60%.

13
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan

Awal pengamatan uji nyala pada dua briket tersebut yaitu dimulai dari pembakaran
briket tempurung kelapa lama waktu penyalaannya 30 menit sampai briket menyala,
kemudian dilakukan lagi uji nyala pada briket daun mangga kering dengan lama waktu
penyalaannya 25 menit.setelah dua briket tersebut menyala selanjutnya diamati lama waktu
nyala pada kedua briket tersebut dan kualitas nyala yang dihasilkan. Setelah diamati diantara
briket dari tempurung kelapa dan daun mangga kering yang menghasilkan nyala yang lebih
lama dan warna nyala api yang bagus yaitu briket dari arang tempurung kelapa, jadi
kesimpulanya briket dari tempurung kelapa tingkat kualitasnnya lebih bagus di banding
briket dari daun mangga kering.

Pada percobaan ini juga didapatkan hasil bahwa pada proses pembuatan briket dari
tempurung kelapa dan daun mangga kering yang mengalami proses pembuatan yang
memakan waktu lama adalah briket dari tempurung kelapa.

5.2 Saran

Untuk menunjang proses analisa ini membutuhkan alat dan bahan yang diperlukan
diharapkan bagi praktikan dan kampus untuk memenuhi alat dan bahan dalam proses
berkelanjutan.

14
15

Anda mungkin juga menyukai