Anda di halaman 1dari 19

PROPOSAL PENELITIAN

KAJIAN PELUANG PENERAPAN PRODUKSI BERSIH DI


INDUSTRI ARANG TEMPURUNG KELAPA
(Studi Kasus CV Wulung Prima Kecamatan Ciampea)

RIRIN SUGIARTI

DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2018
Judul : Kajian Peluang Penerapan Produksi Bersih di
Industri Arang Tempurung Kelapa
(Studi Kasus Cv Wulung Prima Kecamatan Ciampea)
Nama Mahasiswa : Ririn Sugiarti
NIM : F34150129

Disetujui,
Pembimbing Skripsi

Dr. Ir. Tajuddin Bantacut M.Sc


NIP. 195905031987031001

Tanggal Disetujui :
PROPOSAL PENELITIAN

KAJIAN PELUANG PENERAPAN PRODUKSI BERSIH DI


INDUSTRI ARANG TEMPURUNG KELAPA
(Studi Kasus CV Wulung Prima Kecamatan Ciampea)

Pengusul
Nama : Ririn Sugiarti
Nim : F34150129

Pembimbing
Nama : Dr. Ir. Tajuddin Bantacut M.Sc
NIDN : 0003055907
Instansi : Departemen Teknologi Industri Pertanian
Fakultas Teknologi Pertanian
Institut Pertanian Bogor

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kelapa merupakan tanaman yang mudah ditemui di Indonesia, baik di


daerah pegunungan maupun dataran rendah banyak terdapat pohon kelapa.
Contohnya di Kabupaten Bogor mampu menghasilkan kelapa sebanyak 16.208 ton
pertahun pada 2012 (BPS Kab. Bogor 2013). Potensi ini juga diikuti dengan adanya
potensi limbah tempurung kelapa yang besar pula. Tempurung kelapa ini dapat
diubah menjadi barang bernilai ekonomi tinggi apabila dilakukan penambahan
nilai. Salah satu contohnya dengan menjadikannya arang tempurung kelapa.
Pengubahan tempurung kelapa menjadi arang, secara umum dilakukan
dengan sistem pembakaran sehingga dihasilkan tempurung kelapa gosong atau
disebut dengan arang. Daya saing dari arang tempurung kelapa ini cukup tinggi
karena mutunya yang baik dan sifatnya yang terbarukan. Selain itu, jika arang ini
dibandingkan dengan arang yang terbuat dari kayu bakar arang memberikan kalor
yang lebih besar namun menghasilkan asap yang lebih sedikit (Pari et al 2002).
Arang yang terbuat dari tempurung kelapa ini juga dapat diolah lebih lanjut menjadi
briket, yaitu arang yang telah dibentuk dan dikemas lebih menarik. Mutunya yang
baik membuat permintaan arang atau briket arang mulai meningkat, baik dari dalam
maupun luar negeri. Hal tersebut membuat adanya peningkatan permintaan
sehingga produksi arang tempurung kelapa pun semakin tinggi.
Pada proses pembakaran tempurung kelapa, bukan hanya menghasilkan
arang yang dapat menguntungkan saja, namun akibat proses ini mengakibatkan
adanya limbah dan pencemar yang tercipta. Limbah tersebut yaitu asap dan bau
yang membuat sejumlah pekerja dan warga mengalami terganggu, asapnya juga
menerbangkan dan menempelkan residu pembakaran tempurung kelapa di tembok
rumah penduduk sekitar. Hal ini karena adanya penguraian senyawa-senyawa kimia
dari tempurung kelapa pada proses pembakaran. Pencegahan pencemaran udara
dan limbah yang dihasilkan dapat dilakukan dengan upaya penerapan produksi
bersih pada industri arang ini. Produksi bersih adalah metode praktis untuk
melindungi kesehatan manusia, manajemen lingkungan yang baik, dan juga
mendukung tujuan keberlanjutan (Avsar and GN Demirer 2008). Selain itu
penerapan produksi bersih mampu meningkatkan efisiensi konsumsi bahan dan
energi dan pencegahan emisi dan efek lingkungan dari suatu industri. Hal itu dapat
tercapai apabila strategi produksi bersih yang tepat diterapkan dengan
mempertimbangkan aspek-aspek tertentu seperti teknis, lingkungan, dan ekonomi.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan yang teridentifikasi, muncul


beberapa pertanyaan yang perlu dijawab agar dapat menyelesaikan permasalahan
yang ada. Beberapa pertanyaan tersebut antara lain:
1. Bagaimana cara mencapai efisiensi produksi arang tempurung kelapa
dengan penghematan konsumsi bahan dan energi, pencegahan emisi, dan
efek lingkungan pada upaya penerapan produksi bersih yang
direkomendasikan?
2. Bagaimana dalam penentuan strategi produksi bersih yang cocok untuk
diterapkan?
3. Bagaimana cara penilaian strategi produksi bersih yang telah diterapkan?

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini yaitu:


1. Mengetahui cara mencapai efisiensi produksi arang tempurung kelapa
dengan penghematan konsumsi bahan dan energi, pencegahan emisi, dan
efek lingkungan pada upaya penerapan produksi bersih yang
direkomendasikan.
2. Mengetahui penentuan strategi produksi bersih yang cocok untuk
diterapkan.
3. Mengetahui cara penilaian strategi produksi bersih yang telah diterapkan.
Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi terkait tercapainya


efisiensi produksi arang tempurung kelapa dengan penghematan konsumsi bahan
dan energi, pencegahan emisi, dan efek lingkungan pada upaya peluang penerapan
produksi bersih yang direkomendasikan dengan adanya penentuan strategi produksi
bersih yang cocok untuk diterapkan dan cara penilaiannya.

Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus dengan menganalisis


keadaannya untuk mengkaji peluang penerapan produksi bersih pada industri arang
tempurung kelapa. Upaya penerapan produksi bersih yang direkomendasikan
dengan mempertimbangkan aspek – aspek tertentu seperti teknis, ekonomi, dan
lingkungan, sehingga dapat tercapainya efisiensi produksi arang tempurung kelapa
dengan penghematan konsumsi bahan dan energi, pencegahan emisi, dan efek
lingkungan pada
TINJAUAN PUSTAKA

Tempurung Kelapa

Kelapa merupakan tanaman yang mudah ditemui di Indonesia, baik di


daerah pegunungan maupun dataran rendah. Bagian dari tanaman kelapa yang
banyak dimanfaatkan adalah buah kelapa. Buah kelapa terdiri dari beberapa bagian
yaitu epicarp, mesocarp, endocarp, dan endosperm. Epicarp merupakan kulit bagian
terluar dari buah kelapa. Bagian ini memiliki permukaan licin, agak keras, dan
memiliki ketebalan sekitar 1/7 mm. Mesocarp merupakan kulit bagian tengah yang
umunya disebut dengan istilah sabut. Bagian ini terdiri dari serat-serat yang keras
dengan ketebalan 3 – 5 cm. Endocarp merupakan bagian buah yang kelapa yang
sangat keras. Bagian ini dikenal dengan istilah tempurung kelapa. Bagian dalam
tempurung melekat pada kulit luar endosperm yang tebalnya 8 – 10 mm. Buah
kelapa yang sudah tua terdiri dari 35% sabut, 12% tempurung, 28% endosperm, dan
25% air kelapa (Purnama 2013).
Penggunaan kelapa pada masyarakat cenderung masih bersifat tradisional
yang hanya memanfaatkan air maupun dagingnya saja. Namun, produk sampingan
berupa tempurung kelapa biasanya hanya menjadi limbah yang akan dibuang begitu
saja. Menurut BPS (2014), pada tahun 2013 produksi kelapa mencapai 3.228.110
ton per tahun. Produk kelapa tersebut akan menghasilkan produk sampingan berupa
tempurung kelapa sebanyak 548.778 ton. Umumnya masyarakat sekitar hanya
membuang tempurung kelapa ini. Padahal tempurung ini sebenarnya masih
mempunyai nilai ekonomi jika digunakan secara benar.
Tempurung kelapa dikategorikan oleh Grimwood (1975) sebagai kayu
keras, tetapi mempunyai kadar lignin lebih tinggi dan kadar selulosa lebih rendah.
Tempurung merupakan lapisan keras dengan ketebalan 3 – 5 mm. Sifat kerasnya
disebabkan oleh banyaknya kandungan silika (SiO2) pada tempurung tersebut.
Selain itu, tempurung juga banyak mengandung lignin. Sedangkan kandungan
methoxyl dalam tempurung hampir sama dengan yang terdapat dalam kayu. Namun,
jumlah kandungan unsur-unsur itu bervariasi tergantung lingkungan tumbuhnya.
Komposisi kimia tempurung kelapa menurut Djatmiko et al. (1985) disajikan dalam
Tabel 1.
Tabel 1 Komposisi Kimia Tempurung Kelapa

Komponen Persentase (%)


Abu 0,23

Lignin 33,30

Selulosa 27,31

Pentosan 17,67

Metoxil 5,39

Sumber : Djatmiko et al (1985)

Tempurung kelapa yang pada awalnya dianggap sebagai limbah sisa


pemanfaatan buah kelapa kini telah banyak dimanfaatkan sebagai bahan baku
dalam industri pembuatan arang (Rusvirman et al 2010). Daya saing dari arang
tempurung kelapa ini cukup tinggi karena mutunya yang baik dan sifatnya yang
terbarukan. Selain itu, jika arang ini dibandingkan dengan arang yang terbuat dari
kayu bakar arang memberikan kalor yang lebih besar namun menghasilkan asap
yang lebih sedikit (Pari et al 2002).

Industri Arang Tempurung Kelapa

Pemanfaatan tempurung kelapa menjadi arang merupakan suatu usaha yang


menjanjikan karena selain ikut andil dalam mengurangi limbah tempurung kelapa,
hal lain karena arang tempurung kelapa yang dihasilkan memiliki mutu yang lebih
baik dibandingkan dengan arang kayu. Arang tempurung kelapa dapat memberikan
kalor yang lebih besar, menghasilkan asap yang lebih sedikit, murah, dan awet.
Salah satu industri yang mengolah tempurung kelapa untuk dijadikan
produk arang adalah CV Wulung Prima Kecamatan Ciampea, Bogor. Pada proses
pembuatan arang tempurung kelapa skala industri dilakukan dengan cara
tempurung kelapa kering dimasukkan ke dalam drum kemudian dilakukan proses
pembakaran. Proses pembakaran berlangsung selama 10 jam lalu dipilah-pilah dan
dipisah dengan cara pengayakan. Arang dari tempurung kelapa adalah produk yang
diperoleh dari pembakaran tidak sempurna terhadap tempurung kelapa. CV Wulung
Prima memiliki kapasitas produksi sebanyak 15 ton arang dalam waktu sebulan dan
supermarket sebanyak 5 ton arang aktif.
Proses produksi arang tempurung kelapa memang terbilang sederhana dan
tidak memerlukan tempat produksi yang terlalu luas. Namun, akibat kegiatan ini
menimbulkan beberapa limbah pencemar dan mengganggu lingkungan sekitar.
Limbah tersebut berupa asap selama proses pembakaran, serpihan bahan yang
beterbangan, dan arang yang tidak lolos ayakan. Asap hasil pembakaran tempurung
kelapa secara tidak sempurna, akan menghasilkan asap yang mengandung beberapa
macam senyawa yaitu senyawa fenol sebesar 4,13 %,karbonil 11,3 %, senyawa
asam10,2 %, dan senyawa hidrokarbon (Prananta 2008 ; Nurhasanah 2008).
Kandungan pada asap tersebut dapat menimbulkan dampak berbahaya dalam
jangka pendek yaitu bahan iritan (partikel) yang berakibat terhadap kesehatan,
seperti niengiritasi saluran pernafasan dan infeksi saluran pernafasan sehingga
timbul gejala berupa rasa tidak enak di saluran pernafasan. Selain asap, limbah lain
yang dihasilkan pada pembuatan arang tempurung kelapa yaitu serpihan bahan dan
arang yang tidak lolos ayakan. Hal ini akan menimbulkan loss product dan akan
mengurangi arang yang dihasilkan dan keuntungan yang didapatkan.

Produksi Bersih

Kajian komprehensif tentang profil industri arang tempurung kelapa yang


ada saat ini diperlukan untuk mengidentifikasi potensi konservasi sumber daya dan
merencanakan manajemen Iimbah. Kondisi ini terjadi mengingat masyarakat pada
umumnya belum menyadari sepenuhnya tentang bahaya pencemaran lingkungan
sehingga hal ini dibiarkan begitu saja. Dilain pihak, tingkat kesadaran pengusaha
dan kemampuan finansial menjadi kendala di dalam penanganan limbah industri
arang tempurung kelapa. Produksi bersih (cleaner production) menjadi strategi
yang potensial diterapkan pada industri arang tempurung kelapa karena ada peran
aktif pelaku industri, nilai tambah langsung, dan pengurangan resiko lingkungan.
Usaha minimisasi limbah atau produksi bersih di berbagai industri umumnya
mampu mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan terhadap lingkungan (UNEP
1998).
Produksi bersih adalah strategi pencegahan untuk meminimalkan dampak
produksi dan produk pada lingkungan hidup. Proyek yang mendorong produksi
bersih fokus utamanya adalah selalu menciptakan kesadaran untuk pencegahan
polusi, untuk mencari sumber limbah dan emisi (Fresner 1998). Menurut Indrasti
dan Fauzi (2009), alternatif pengelolaan lingkungan yang bersifat preventif dan
terpadu merupakan pendekatan produksi bersih yang diperlukan untuk
perlindungan lingkungan. Hal tersebut bertujuan meningkatkan produktivitas
dengan memberikan tingkat efisiensi yang lebih baik pada penggunaan bahan baku,
energi, produk yang dihasilkan, minimasi sumber pembangkit limbah dengan
rancangan ramah lingkungan, namun efektif dari segi biaya (Indrasti dan Fauzi
2009).
Pada kenyataannnya produksi bersih (cleaner production) menjadi strategi
yang potensial diterapkan padai industri karena ada peran aktif pelaku industri, nilai
tambah langsung, dan pengurangan resiko lingkungan (Basir et al 2014). Dalam
rangka menciptakan greenindustry dan meningkatkan daya saing industri arang
tempurung kelapa maka perlu dikaji alternatif-alternatif strategi produksi bersih
yang dapat diterapkan di sentra industri arang tempurung kelapa. Tujuan kajian ini
adalah mendapatkan alternatif strategi produksi bersih dan aplikasinya untuk sentra
industri arang tempurung kelapa. Kajian ini meliputi identifikasi proses produksi,
status produksi bersih pada industri arang tempurung kelapa dan peluang penerapan
lebih lanjut, dan cara memperbaiki efisiensi produksi melalui penerapan produksi
bersih (Anas et al 2008). Peluang diterapkanya produksi bersih di industri arang
tempurung kelapa diharapkan dapat memberikan perbaikan pada pengurangan
limbah industri, meningkatkan produktivitas, penghematan bahan baku dan energi,
dan peningkatan keuntungan bagi industri arang tempurung kelapa.

CV Wulung Prima

CV Wulung Prima merupakan industri kecil yang berada di Desa Cihideung


Udik, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor. CV Wulung Prima bergerak dalam
bisnis pembuatan arang tempurung kelapa. Industri ini mampu mengolah 1000 kg
arang tempurung kelapa setiap harinya. Arang tempurung kelapa yang diproduksi
biasanya digunakan untuk pengecoran besi di Kota Cilegon. Proses pembuatan
arang tempurung kelapa ini dengan cara pembakaran sehingga dihasilkan asap
sebagi pencemar udara. Asap tersebut kemudian dimanfaatkan menjadi asap cair
dengan bimbingan dari akademisi IPB. Asap cair yang dihasilkan yaitu grade1, 2,
dan 3. Namun proses pembuatan asap cair ini tidak selalu dilakukan setiap proses
pembakaran dikarenakan terkendala alat dan biayanya.
METODOLOGI

Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu pendekatan berencana.


Hal ini karena penelitian ini dimulai dari observasi keadaan,bahan dan alat, serta
proses pembuatan pada industri arang tempurung kelapa. Setelah mengetahui setiap
proses secara mendetail, kemudian dilakukan pendefinisian tentang limbah yang
dihasilkan di setiap prosesnya. Jumlah limbah yang dihasilkan dapat diketahui dari
volume dan tingkat toksiksitas limbah. Proses yang menghasilkan limbah dengan
tingkat pencemaran yang tinggi dipilih untuk dikaji dan diberikan alternatif yang
tepat. Adanya analisis data yang diperoleh untuk mempermudah pemilihan solusi
yang optimal untuk diterapkan dari beberapa alternatif. Dalam penelitian ini, solusi
yang diinginkan yaitu adanya peluang penerapan produksi bersih pada industri
arang tempurung kelapa. Apabila produksi bersih dapat diterapkan, maka akan
membawa dampak positif untuk industrinya, seperti dapat memberikan perbaikan
pada pengurangan limbah industri, meningkatkan produktivitas, penghematan
bahan baku dan energi, dan peningkatan keuntungan bagi industri arang tempurung
kelapa.

Kerangka Pemikiran

Pemanfaatan tempurung kelapa menjadi arang merupakan suatu usaha yang


menjanjikan karena selain ikut andil dalam mengurangi limbah tempurung kelapa,
hal lain karena arang tempurung kelapa yang dihasilkan memiliki mutu yang lebih
baik dibandingkan dengan arang kayu. Arang tempurung kelapa dapat memberikan
kalor yang lebih besar, menghasilkan asap yang lebih sedikit, murah, dan awet.
Pada proses pembakaran tempurung kelapa untuk mendapatkan arang, dihasilkan
juga limbah dan bahan pencemar seperti asap dan bau. Asap hasil pembakaran juga
menerbangkan dan menempelkan residu pembakaran tempurung kelapa di tembok
rumah penduduk sekitar. Selain itu limbah juga dihasilkan dari arang yang tidak
lolos ayakan sehingga terjadi loss product yang akan mengurangi keuntungan. Hal
tersebut membuat perlu adanya kajian peluang penerapan produksi bersih untuk
menyelesaikan masalah yang ada pada industri arang tempurung kelapa.
Kajian komprehensif tentang profil industri arang tempurung kelapa yang ada
saat ini diperlukan untuk mengidentifikasi potensi konservasi sumber daya dan
merencanakan manajemen Iimbah. Kondisi ini terjadi mengingat masyarakat pada
umumnya belum menyadari sepenuhnya tentang bahaya pencemaran lingkungan
sehingga hal ini dibiarkan begitu saja. Dilain pihak, tingkat kesadaran pengusaha
dan kemampuan finansial menjadi kendala di dalam penanganan limbah industri
arang tempurung kelapa. Produksi bersih (cleaner production) menjadi strategi
yang potensial diterapkan pada industri arang tempurung kelapa karena ada peran
aktif pelaku industri, nilai tambah langsung, dan pengurangan resiko lingkungan.
Usaha minimisasi limbah atau produksi bersih di berbagai industri umumnya
mampu mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan terhadap lingkungan.
Tahapan yang perlu dilakukan yaitu persiapan, analisis tahapan proses, identifikasi
peluang minimasi limbah, analisis alternatif produksi bersih secara kuantitatif ,
pemilihan solusi minimasi limbah, dan analisis penerapan produksi bersih. Peluang
diterapkanya produksi bersih di industri arang tempurung kelapa diharapkan dapat
memberikan perbaikan pada pengurangan limbah industri, meningkatkan
produktivitas dan kualitas akhir dari tahu yang dihasilkan, penghematan bahan baku
dan energi, dan peningkatan keuntungan bagi industri arang tempurung kelapa.

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian akan dilakukan di CV Wulung Prima, Desa Cihideung Udik,


Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Kegiatan penelitian akan
dilaksanakan mulai bulan Februari sampai April 2019. Setelah pengembilan data di
industri, kemudian dilanjutkan untuk dianalisa, pengolahan data, dan penyusunan
skripsi pada bulan Mei sampai Juni 2019 di Kampus IPB, Dramaga, Bogor.
Tahapan Penelitian

Tahapan penelitian ini digunakan untuk pengambilan data dalam


menganalisis penerapan produksi bersih pada proses produksi arang tempurung
kelapa. Tahapan penelitian dapat dilihat pada Gambar 1 berikut:

Mula
i

Persiapan ( Perencanaan dan


Pengorganisasian)

Analisis Tahapan Proses

Identifikasi Peluang Minimasi Limbah

Analisis Alternatif Produksi Bersih secara Kuantitafif

Pemilihan Solusi Minimasi Limbah

Analisis Penerapan Produksi Bersih

Selesai

Gambar 1 Metodologi penelitian


Persiapan (Perencanaan dan Pengorganisasian)
Pada tahap ini dibentuk kesepakatan manajemen, pembentukan tim program
penerapan produksi bersih, penetapan tujuan dan lingkup program, identifikasi dan
pemilihan tahapan proses, serta mengidentifikasi sumber pencemar. Identifikasi
proses produksi meliputi pemeriksaan tempat produksi, mengidentifikasi perbedaan
proses produksi dan membuat daftar proses.

Analisis Tahapan Proses


Pada tahap ini dilakukan pemetaan proses atau membuat diagram alir proses
sebagai alat untuk memahami aliran bahan, energi dan sumber timbulnya limbah.
Dilakukan analisis proses produksi dan neraca massa pada setiap tahapan proses
dan dilakukan estimasi biaya yang terkait dengan produksi limbah. Identifikasi
penyebab timbulnya limbah dilakukan dengan mencatat semua masalah yang
berkenaan dengan limbah dan menentukan penyebab utama pencemar.

Identifikasi Peluang Minimasi Limbah


Identifikasi peluang produksi bersih didasarkan pada hasil kajian dan tinjauan
lapangan berupa kemungkinan peningkatan efisiensi dan produktivitas, pencegahan
dan pengurangan limbah dari sumbernya. Membuat evaluasi pendahuluan terhadap
potensi minimasi limbah dan membuat prioritas pilihan untuk penerapan.
Mengidentifikasi dan mengevaluasi peluang untuk mengurangi pencemaran,
sehingga dapat memilih peluang yang mungkin dikerjakan.

Analisis Alternatif Produksi Bersih secara Kuantitatif


Penerapan peluang produksi bersih didasarkan pada tiga aspek yaitu teknis,
lingkungan, dan ekonomi. Penjelasannya yaitu :

1. Analisis Kelayakan Teknis


Analisis kelayakan teknis merupakan evaluasi alternatif penerapan produksi
bersih berdasarkan teknologi proses produksi, bahan, utilitas, peralatan, tenaga
kerja, dan lain sebagainya. Analisis ini dilakukan dengan menghubungkan alternatif
terhadap ketersediaan beberapa kriteria tersebut. Pada analisis ini berisi penjelasan
cara penerapan produksi bersih yang direkomendasikan beserta tingkat kemudahan
dalam penerapannya. Selain itu, juga mencakup manfaat dan dampak yang
diberikan pada berbagai teknologi yang digunakan.

2. Analisis Kelayakan Lingkungan


Analisis kelayakan lingkungan menjadi salah satu evaluasi yang cukup
penting dalam penentuan alternatif produksi bersih yang direkomendasikan.
Analisis ini mencakup pengaruh atau manfaat yang ditimbulkan pada lingkungan
setelah diterapkan alternatif produksi bersih. Manfaat tersebut dapat berupa
berkurangnya limbah pada serangkaian proses produksi dan tidak terbentuk limbah
baru ketika alternatif produksi bersih diterapkan. Selain itu, manfaat tersebut juga
dapat mengurangi ceceran kedelai dan limbah cair yang dapat menyebabkan
inefisiensi dan mencemari lingkungan.

3. Analisis Kelayakan Ekonomi


Analisis kelayakan ekonomi untuk mengetahui biaya yang dibutuhkan,
penghematan yang bisa dilakukan serta keuntungan yang diperoleh dengan
menerapkan produksi bersih. Kelayakan ekonomi digunakan untuk menentukan
apakah penerapan alternatif produksi bersih dapat dilanjutkan atau tidak.
Perhitungan menggunakan payback period untuk mengetahui lama investasi bisa
kembali. Payback period merupakan teknik penilaian terhadap jangka waktu
(periode) pengembalian investasi proyek atau usaha. Kecilnya nilai payback period
yang dihasilkan menunjukkan semakin cepat tingkat pengembalian investasi yang
dilakukan. Hal tersebut menunjukkan penerapan produksi bersih yang
direkomendasikan semakin baik untuk dilaksanakan. Hal ini sangat penting karena
dapat menjadi pertimbangan pihak perusahaan dalam penerapan rekomendasi yang
diberikan. Adapun perhitungan atau rumus yang digunakan dalam analisis
kelayakan ekonomi adalah sebagai berikut:
Payback period = Total investasi awal / Keuntungan

Analisis Penerapan Produksi Bersih


Metode yang digunakan untuk menganalisis penerapan produksi bersih
adalah metode quick scanning terhadap keseluruhan proses di industri arang
tempurung kelapa ini. Analisis dilakukan berdasarkan survey lapangan, wawancara
dengan pelaku industri, dan pendapat pakar. Tujuan tahap ini adalah
mengidentifikasi strategi produksi bersih yang telah diterapkan dan yang potensial
untuk diterapkan lebih lanjut.
RENCANA KEGIATAN DAN ANGGARAN BIAYA
Rencana Kegiatan
Rencana kegiatan akan dilaksanakan selama 5 bulan dimulai dari bulan
Februari 2019 hingga Juni 2019. Kegiatan yang akan dilakukan antara lain
mempelajari, mengamati, dan mengambil data dari CV Wulung Prima, Desa
Cihideung Udik, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor, Jawa Barat sebagai bahan
penelitian, melakukan analisis alternatif produksi bersih secara kuantitafit,
pemilihan solusi minimasi limbah, dan analisis penerapan produksi bersih di
industri tersebut. Selanjutnya dimulai pengolahan data dan penyusunan skripsi.
Rincian kegiatan dapat dilihat di Lampiran 1.

Rencana Anggaran Biaya


Anggaran biaya meliputi berkas pelaporan, dokumentasi, transportasi,
keperluan seminar dan skripsi sehingga total biaya penelitian yang akan
dikeluarkan sebesar Rp1.600.000,00. Rincian biaya dapat dilihat di Lampiran 2.
DAFTAR PUSTAKA

Anas M. Fauzi, Ainy Rahmawakhida, dan Yaoi Hidetoshi, 2008. Kajian strategi
produksi Bersih di industri kecil tapioka: kasus Kelurahan Ciluar,
Kecamatan Bogor Utara. Jurnal Teknik Pertanian. Vol 18(2) : 60-65.
Avsar E and GN Demirer. 2008. Cleaner production opportunity assessment study
in SEKA Balikesir pulp and paper mill. Journal of CLeaner Production. Vol
16 : 422-431.
Basir, Nani Harihastuti, Silvy Djayanti, Sartamtomo. 2014. Pilot Project Inkubator
Teknologi Industri Yang Efisien Dan Ramah Lingkungan.
[BPS] Badan Pusat Statistik Kabupaten Bogor. 2013. Luas dan Produksi
Perkebunan Rakyat Kabupaten Bogor Menurut Jenis dan Dirinci per
Kecamatan. Jakarta (ID) : Badan Pusat Statistik Republik Indonesia
[BPS] Badan Pusat Statistik. 2014. Exim Tanhut All Comodity. Jakarta (ID) : Badan
Pusat Statistik Republik Indonesia
Djatmiko, B., S. Ketaren dan Setyakartini. 1985. Arang: Pengolahan dan
Kegunaannya. Bogor (ID): Departemen Teknologi Hasil Pertanian,
Fakultas Teknologi Pertanian, IPB, Bogor.
Fresner J. 1998. Cleaner production as a means foe effective environmental
management. Journal of Cleaner Production. Vol 6 : 171-179.
Grimwood, B. E. 1975. Coconut Palm Product Tropical. London (ENG) : Product
Institute.
Indrasti NS dan Fauzi AM. 2009. Produksi Bersih. Bogor (ID): IPB Press.
Nurhasanah, E. 2008. “Perancangan Alat untuk Membuat Asap Cair dari
Tempurung Kelapa dan Karakterisasinya”. [Tesis]. Program Studi Kimia
Pasca Sarjana Institut Teknologi Bandung.
Pari G, Mahfudin, Jajuli. 2012. Teknologi Pembuatan Arang, Briket Arang dan
Arang Aktif serta Pemanfaatannya. Semarang : Kementrian Kehutanan
Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan [Internet]. [Diunduh pada
2014 September 25]. Tersedia pada : http://www.forda-mof.org/files/arang-
Gustam.pdf.
Prananta, J. 2008. Pemanfaatan Sabutdan Tempurung Kelapaserta Cangkang
Sawit untuk Pembuatan Asap Cair sebagai Pengawet Makanan Alami. Aceh
(ID): Teknik Kimia Universitas Malikussaleh Lhokseumawe.
Purnama, Agung Swastika. 2013. Efek Anti-Inflamasi Liquid Smoke Tempurung
Kelapa (Cocos nutrifera L.) Grade 2 pada Tikus Putih (Rattus novergicus)
Galur Wistar yang Diinduksi Karagenan 1%. Surabaya (ID): Universitas
Airlangga.
Rusvirman, M., Hernandi, S., Daslin, N. & Silviea, N.A. 2010. Penelitian
Pendahuluan Pemanfaatan Limbah Pedagang Air Kelapa Muda Bandung
(makalah Jurusan Kimia Fakultas Matematikaa dan Ilmu Pengetahuan
Alam). Cimahi (ID): Universitas Jenderal Achmad Yani.
UNEP (United Nations Environment Programme). 1998. Cleaner Pro-duction and
Eco-Efficiency: Complementary Approaches to Sustainable Development.
Diakses tanggal 10 Agustus 2008.
Website:<www.wbcsd.orgIDocRootIR2R I IIWwj02GLlAjpiLUI
cleanereco.pdf.>
LAMPIRAN

Lampiran 1 Rencana Kegiatan

No Kegiatan Februari Maret April Mei Juni


1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Persiapan
2. Analisis
Tahapan
Proses
3. Identifikasi
Peluang
Minimasi
Limbah
4. Analisis
Alternatif
Produksi
Bersih Secara
Kuantitatif
5. Pemilihan
Solusi
Minimasi
Limbah
6. Analisis
Penerapan
Produksi
Bersih
7. Pengolahan
Data
8. Penyusunan
Skripsi
9. Revisi
Lampiran 2 Rencana Anggaran Biaya

No Komponen Biaya Biaya (Rp)


1. Berkas Laporan
a. Print 300.000
b. Penjilidan 300.000
2. Dokumentasi 100.000
3. Transportasi 500.000
4. Seminar dan Sidang 400.00
Total Anggaran 1.600.000

Anda mungkin juga menyukai