Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

ENERGI DAN LISTRIK PERTANIAN


“BRIKET SERBUK KAYU”

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK V

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS JAMBI
2018
MAKALAH
ENERGI DAN LISTRIK PERTANIAN
“PEMANFAATAN LIMBAH KELAPA SAWIT SEBAGAI SUMBER
ENERGI BIODISEL”

NAMA NIM KETERANGAN

SATRIYA WADI J1B116050 MODERATOR


ANDREAS RAJA H. PAKPAHAN J1B116049 NOTULEN
EKA DINI ISLAMIYAH J1B116017
DESI SIRINGO-RINGO J1B116029
COMPER FILE
KHAIRUNISA J1B116053
LAPORAN
DIANA SITOMPUL J1B116068
DWI RIZKI AMANDA J1B116074
MUHAMMAD SOLEH J1B116032 COMPER FILE
LUQMAN HAKIM FAJRI J1B116040 PERSENTASI
SAMUEL SINURAT J1B116021
DIONALDI RIYANTARA J1B116055
CARI JURNAL
MUHAMMAD AIDIL FIKRI J1B116062
HAFIS DIYA ULHAQ J1B116090

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS JAMBI
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa atas rahmat dan berkat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
Energi dan Listrik Pertanian tentang Briket Serbuk Kayu.
Dalam menyelesaikan penyusunan makalah ini, kami mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat
diselesaikan.
Kami telah berusaha semaksimal mungkin untuk menyelesaikan makalah
ini dengan baik dan benar. Apabila dalam penyusunannya masih terdapat banyak
kesalahan, hal itu dikarenakan keterbatasan pengetahuan dan kemampuan kami.
Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
demi kesempurnaan dalam menghasilkan makalah pada masa yang akan datang.
Akhir kata, kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi kami maupun
bagi pembaca pada umumnya.

Jambi, September 2018

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... iii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang .............................................................................. 1
1.2. Tujuan............................................................................................. 2
1.3 Manfaat............................................................................................ 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Briket .............................................................................................. 4
2.2 Serbuk Kayu ................................................................................... 4
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Briket Kayu ..................................................................................... 6
3.2 Metode Pembuatan Briket Serbuk Kayu ..................................... 8
3.3 Analisis Hasil ................................................................................... 11
3.4 Manfaat Briket Serbuk Kayu ........................................................ 18
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
4.1. KESIMPULAN .............................................................................. 19
4.2 SARAN ............................................................................................ 19
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 20

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Sabut buah siwalan ......................................................................... 9


Gambar 2. Sebuk Gergaji Kayu ....................................................................... 9
Gambar 3. Grafik hubungan nilai kalor dengan lignin sabut siwalan .............. 12
Gambar 4 a. Grafik hubungan nilai kalor dengan kuat tekanpada kayu jati. ... 12
Gambar 4 b. Grafik hubungan nilai kalor dengan kuat tekan pada kayu
kemper ........................................................................................ 13
Gambar 5. Grafik hubungan kuat tekan dengan lignin sabut siwalan.............. 14
Gambar 6. Grafik hubungan kadar air dengan lignin sabut siwalan ................ 15
Gambar 7. Grafik hubungan kadar abu dengan lignin sabut siwalan .............. 16
Gambar 8. Grafik hubungan volatile matter dengan lignin sabut siwalan ...... 16
Gambar 9. Grafik hubungan fixed carbon dengan lignin sabut siwalan .......... 17

iii
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Hasil analisa briket dari serbuk gergaji kayu jenis Kayu Jati dengan lignin
sabut siwalan. ..................................................................................... 11
Tabel 2. Hasil analisa briket dari serbuk gergaji kayu jenis Kayu Kamper dengan
lignin sabut siwalan............................................................................ 11
Tabel 3. Perbandingan hasil analisa briket arang ( dari Amerika, Inggris dan Jepang)
dengan briket serbuk gergaji kayu ..................................................... 17

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sekitar 250 tahun lalu, nenek moyang kita sepenuhnya mengandalkan
sumber-sumber energi alamiah. Bajak ditarik oleh hewan, kincir angin untuk
menggiling jagung, kayu untuk memasak dan otot manusia sebagai sumber tenaga
penggerak. Sekarang, terutama di Negara maju, otot hanya menyumbang kurang
Konsumsi bahan bakar d Indonesia telah melebihi produksi dalam negeri. Dalam
kurun waktu 10-15 tahun ke depan cadangan minyak bumi Indonesia diperkirakan
akan habis Perkiraan ini terbukti dengan seringnya terjadi kelangkaan BBM di
beberapa daerah di Indonesia (Hambali, E., dkk 2006).
Kelangkaan dan kenaikan harga minyak akan terus terjadi karena sifatnya
yang tidak dapat diperbaharui. Hal in harus segera diimbangi dengan penyediaan
sumber energi alternatif yang dapat diperbaharui, melimpah jumlahnya dan murah
harganya sehingga terjangkau oleh masyarakat luas (Hermawan, 2006) Dari tujuan
tersebut, teknologi untuk energi alternatif haruslah menerapkan metode yang hemat
sumber daya, mudah dirawat, dan berdampak polusi minimalis (polusi minimal)
dibandingkan dengan teknologi arus utama (bahan bakar fosil) yang pada umumnya
beremisi banyak limbah dan mencemar lingkungan.
Pada pengolahan kayu di industri perkayuan terutama industri kayu lapis
dan kayu gergajian selain produk kayu lapis dan kayu gergajian diperoleh pula
limbah kayu berupa potonghan kayu bulat (log). Namun sayangnya limbah dalam
bentuk serbuk gergaji belum dimanfaatkan secara optimal, terutama hanya untuk
bahan bakar boiler (atau dibakar tanpa pemanfaatan yang berarti menimbulkan
masalah terhadap lingkungan (Pari, G. 2002)
Briket merupakan bahan bakar padat yang menjadi bahan bakar alternatif
kayu bakar atau bahan bakar minyak lainnya. Definisi briket itu sendiri adalah suatu
bahan yang berupa serbuk atau potongan-potongan kayu kecil yang dipadatkan
dengan menggunakan mesin press denagan dicampur bahan perekat sehingga
menjadi bentuk yang solid. Briket biomasa adalah energi alternative yang ramah
lingkungan. Bahan baku dari serbuk briket ini menggunakan limbah – lmbah sisa

1
produksi, baik itu rumah tangga, perkebunan maupun sampah dari proses alam,
seperti daun – daun yang gugur.Bahan bakar berbentuk briket pertama
dikembangkan oleh kelompok aktivis lingkungan hidup di Nepal
Serbuk gergaji kayu adalah suatu bahan baku kayu yang diolah dan diiris
dengan menggunakan alat (gergaji kayu) menjadi ampas-ampas kecil.Limbah
serbuk gergaji memiliki potensi yang cukup besar yang dapat digunakan sebagai
bahan baku briket arang. Serbuk gergaji kayu yang selama ini menjadi limbah bagi
perusahan dapat dijadikan menjadi sebuah peluang usaha dan peluang bisnis.
Dengan bertambah tingginya harga minyak tanah sebagai bahan bakar untuk
memasak maka serbuk kayu dapat dijadikan penggantinya dengan harga yang lebih
murah.
Serbuk gergaji mengandung komponen-komponen kimia seperti selulosa,
hemiselulosa, lignin dan zat ekstraktif. Kita sering menemukan banyak potongan-
potongan kayu terutama sisa-sisa gergaji (serbuk gergaji). Serbuk kayu itu kita bisa
manfaatkan dan olahnya supaya tidak terbuang. Kita memanfaatkan serbuk gergaji
kayu menjadi Briket (bahan bakar alternatif pengganti kayu bakar atau bahan bakar
lainnya).

1.2 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
 Mahasiswa dapat mengetahui tentang pemanfaatan limbah-limbah yang ada
disekitar sebagai sumber energi.
 Mahasiswa dapat memperaktikkan pengolahan pemanfaatan limbah-limbah
yang memungkinkan menjadi sumber energi.
 Agar masyarakat khususnya mengetahui apa itu briket.
 mahasiawa dan masyarakat mengetahui bagaimana cara memanfaatkan
serbuk kayu atau sampah organik lainnya menjadi Briket.

1.3 Manfaat
Manfaat dari penulisan ini adalah :
 Dengan menggunakan briket gergaji sebagai bahan bakar maka kita dapat
menghemat penggunaan kayu sebagai hasil utama dari hutan.

2
 Briket bisa menjadi pengganti arang aktif atau arang kayu sehingga
mengurangi proses pembabatan hutan.
 Selain penggunaan briket serbuk gergaji, kita dapat menghemat
pengeluaran biaya untuk membeli bahan bakar minyak (BBM).
 Dapat meningkatkan pendapatan masyarakat bila pembuatan briket ini
dikelolah dengan baik, selanjutnya briket serbuk kay dapat dijual.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Briket
Briket merupakan perubahan bentuk material yang pada awalnya berupa
serbuk atau bubuk seukuran pasir menjadi material yang lebih besar dan mudah
dalam penanganan atau penggunaannya.Perubahan ukuran material tersebut
dilakukan melalui proses penggumpalan dengan penekanan dan penambahan atau
tanpa penambahan bahan pengikat.Pengunaan briket sebagai bahan bakar
mempunyai keunggulan yaitu proses pembuatan yang mudah dan ketersediaan
bahan baku yang melimpah.
Briket yang memiliki kualitas yang baik adalah briket yang memiliki kadar
air, kadar abu, kadar zat terbang yang rendah, tetapi memiliki kerapatan, nilai kalor
dan suhu api atau bara yang dihasilkan tinggi.Apabila briket dipergunakan
dikalangan rumah tangga, maka hal yang penting diperhatikan adalah kadar zat
terbang dan kadar abu yang rendah.Bahan baku dari pembuatan briket ini adalah
limbah-limbah sisa produksi, baik itu rumah tangga, perkebunan maupun sampah
dari proses alam, seperti daun-daun yang gugur.

2.2 Serbuk kayu


Kayu adalah sesuatu bahan yang diperoleh dari hasil pemotongan pohon –
pohon dihutan, yang merupakan bagian dari pohon tersebut dan dilakukan
pemungutan, setelah diperhitungkan bagian – bagian mana yang lebih banyak dapat
dimanfaatkan untuk sesuatu tujuan penggunaan.
Serbuk kayu gergajian dan daun kayu putih (biomassa) merupakan material
alam yang dapat digunakan sebagai bahan briket. Secara ilmiah pemanfaatan
pembuatan biobriket masih dikembangkan, disebabkan belum banyak ditemukan
variasi campuran yang menggunakan bahan dari berbagai limbah ini. Serbuk
gergaji kayu sebenarnya memiliki sifat yang sama dengan kayu, hanya saja
wujudnya yang berbeda.
Limbah serbuk gergaji kayu menimbulkan masalah dalam penanganannya,
yaitu dibiarkan membusuk, ditumpuk, dan dibakar yang kesemuanya berdampak

4
negatif terhadap lingkungan. Oleh karena itu, penanggulangannya perlu
dipikirkan. Salah satu jalan yang dapat ditempuh adalah memanfaatkannya
menjadi produk yang bernilai tambah dengan teknologi aplikatif dan kerakyatan,
sehingga hasilnya mudah disosialisasikan kepada masyarakat. Dengan
memanfaatkan serbuk gergaji sebagai bahan pembuatan briket maka akan
meningkatkan pemanfaatan limbah hasil hutan sekaligus mengurangi pencemaran
udara, karena selama ini serbuk gergaji kayu hanya dibakar begitu saja.

5
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Briket Kayu


Briket dalam penggunaannya adalah sebagai bahan bakar, berasal dari
kayu yang telah dibuat serbuk dan ditambahkan larutan perekat . Selanjutnya,
dipress sehingga mempunyai bentuk, ukuran dan kepadatan tertentu dan
menjadi produk yang lebih efisien dalam penggunaannya sebagai bahan
bakar.
Pada umumnya briket digunakan sebagai bahan bakar untuk keperluan
rumah tangga, tungku pembakaran (ketel), pengering daging atau ikan, dapur
kereta api dan lain – lain.
Briket kayu adalah bahan bakar yang dibuat dari serbuk gergaji kayu
(serbuk kayu) dicampur dengan perekat kanji damar atau dapat pula tanpa
diberi campuran perekat kemudian diberi tekanan dan dipanaskan. Serbuk
kayu tersebut dapat berasal dari limbah industri kayu dalam bentuk aslinya,
kemudian dibuat serbuk atau tidak perlu dibuat serbuk apabila limbah
tersebut sudah berupa serbuk gergaji.
Pemberian bahan perekat adalah untuk menarik air dan membentuk
tekstur yang padat atau menggabungkan antara dua bahan yang akan
direkatkan. Pemilihan dan penggunaan bahan perekat berdasarkan pada
beberapa hal antara lain memiliki daya serap yang baik terhadap air, harganya
relatif murah serta mudah didapatkan. Tanpa bahan perekat, briket akan
menjadi remuk, menjadi potongan – potongan saat diangkat dari cetakan.
Namun ada juga bahan yang tidak memerlukan bahan perekat (binder), yaitu
bahan yang pada suhu dan tekanan tinggi dapat bersifat seperti perekat atau
pengikatnya sendiri. Berbagai macam pengikat yang sering digunakan dalam
pembuatan briket adalah molase ( molasses ), kanji ( starch ), kapur ( lime ),
tanah liat ( clay ), semen ( cement ), aspal.

Selain jenis – jenis diatas, pengikat lain yang juga bisa digunakan
adalah daun lamtoro, daun kapuk randu dan tepung sagu.

6
Setiap jenis pengikat mempunyai kelebihan dan kekurangan. Namun
syarat utama dari pengikat adalah harus ikut terbakar dan dapat menambah
nilai kalor, penambahan pengikat yang tidak semestinya (baik jenis
maupun komposisinya) akan dapat mengurangi nilai kalor dari briket
(Prasetyo, 2000).
Serbuk gergaji kayu terbentuk dari zat – zat organik seperti sellulosa,
hemisellulosa, lignin, pentosan, silika dan lain – lain. Sedangkan unsur
pembentuknya sebagian besar terdiri dari Karbon ( C ), Hydrogen ( H ),
Nitrogen ( N ), Oksigen ( O2 ), abu serta unsur - unsur lainnya.
Pemanasan kayu hingga suhu sedikit diatas 100 oC sudah menyebabkan
peruraian thermal. Sekitar 270 oC peruraian thermal ini tidak membutuhkan
sumber panas eksternal lagi karena proses menjadi eksotermis. Kayu terurai
secara bertahap, hemisellulosa terdegradasi pada kisaran suhu 200 – 260 oC,
sellulosa pada suhu 240 – 350 oC, dan lignin pada 280 – 500 oC. (Eero
Sjostrom, 1995 ). Kondisi – kondisi yang berpengaruh terhadap proses ini
adalah :
1. Suhu pemasakan
Suhu pemasakan yang tinggi lebih dari 180 oC akan menyebabkan
degradasi sellulosa atau dapat mempersingkat waktu pemasakan.
Sedangkan bila suhu pemasakan kurang dari 170 oC kualitas yang akan
dihasilkan dan rendemen akan menjadi turun untuk bahan baku tertentu.
Untuk suhu pemasakan 170 oC, Sodium Hydroxide ( NaOH ) melarutkan
lignin sebanyak 87 %. ( Casey, vol 2, 1980 ).
2. Waktu Pemasakan
Waktu pemasakan pada pembuatan pulp batang rami dengan proses
soda anthraquinon diperoleh hasil yang optimum pada 3,5 jam dan 4 jam
(Casey, vol. 2, 1980).
3. Penambahan Bahan Kimia
Pembuatan lignin dengan proses soda memiliki kelemahan,
yaitu rendahnya selektifitas delignifikasi yang memungkinkan terjadinya
degradasi komponen karbohidrat secara berlebihan, sehingga dapat
menurunkan sifat – sifat dan rendemen lignin.

7
3.2 Metode Pembuatan Briket Serbuk Kayu
3.2.1 Bahan – bahan yang digunakan
Bahan – bahan yang digunakan adalah serbuk gergaji kayu yang didapatkan
dari limbah industri perkayuan dan sabut siwalan yang digunakan sebagai bahan
dasar pembuatan lignin.
3.2.2 Alat yang digunakan
Rangkaian peralatan yang digunakan dalam pembuatan briket serbuk
gergaji kayu dengan perekat lignin sabut siwalan terdiri atas alat pencetak
briket ( hydrolik ) yang dilengkapi pompa dan barometer, yang berfungsi
untuk menentukan tekanan. Adapun ukuran alat untuk mencetak berbentuk
silinder dengan tinggi 3,5 cm dan diameter 2 cm, tekanan pengepresan 100
kg / cm2.
3.2.3 Peubah yang digunakan
 Peubah yang ditetapkan
a. Berat serbuk gergaji = = 10 gr
b. Konsentrasi lignin = = 10 % NaOH pada sabut siwalan
c. Ukuran ayakan = = 30 mesh
d. Tekanan pencetakan = = 100 kg / cm2

 Peubah yang dijalankan


a. Perbandingan lignin sabut siwalan dan serbuk kayu ( % )
= ( 5 : 95 ), ( 10 : 90 ), ( 15 : 85 ), ( 20 : 80 ), ( 25 : 75).
b. Jenis Kayu = Kayu Jati; Kayu Kamper.

3.2.4 Prosedur Pembuatan Briket Serbuk Kayu


A. Pembuatan Lignin
1. Persiapan Bahan
Sabut buah siwalan yang akan digunakan, terlebih dahulu
dipotong kecil – kecil dengan ukuran + 0,5 1 cm. Kemudian ditumbuk
hingga membentuk serat, setelah itu dijemur dibawah sinar matahari
selama 2 hari hingga kering.

8
Gambar 1. Sabut buah siwalan
2. Prosedur pembuatan
Timbang 250 gram serat yang telah kering, dimasak dengan steam
selama 1 jam untuk mengalami proses pelunakan. Serat yang telah
dilunakkan ditambahkan dengan NaOH 18 % dengan perbandingan 1:
4, dipanaskan selama 2 jam pada suhu 100 oC. Lignin dipisahkan dari
cellulosanya, kemudian lignin dianalisis nilai kalornya.
B. Pembuatan Briket
1. Persiapan Bahan
Serbuk gergaji kayu dibersihkan dari kotoran – kotoran agar
mendapat hasil yang baik, kemudian dijemur dibawah sinar matahari
sampai kering + 2 hari dan diayak dengan ukuran 30 mesh.

Gambar 2. Sebuk Gergaji Kayu


2. Prosedur Penelitian
Perbandingan serbuk kayu dan lignin kayu sesuai dengan variabel yang
dijalankan dicampur sampai campuran homogen. Setelah diperoleh campuran
yang homogen, campuran tersebut dimasukkan kedalam alat pencetak briket dan
kemudian dicetak. Pengeringan briket di dalam oven dengan suhu 105 oC selama
1 jam dilakukan setelah briket terlebih dahulu dibiarkan diudara terbuka setelah
dicetak selama + 24 jam.

9
Briket yang sudah jadi, dimasukkan kedalam kantong plastik dan kemudian
di analisa nilai kalor, kuat tekan, kadar abu dan kadar air.
Skema Proses :

10
3.3 Analisis Hasil
Dari hasil analisas, maka didapat data seperti pada Tabel 1 dan
Tabel 2 dibawah ini:
Tabel 1. Hasil analisa briket dari serbuk gergaji kayu jenis Kayu Jati dengan
lignin sabut siwalan.

Tabel 2. Hasil analisa briket dari serbuk gergaji kayu jenis Kayu Kamper
dengan lignin sabut siwalan.

3.3.1 Penentuan Nilai Kalor dari Briket


Nilai kalor ditentukan dengan menggunakan alat Oxygen Bomb
Calorimeter. Briket yang akan diukur nilai kalornya ditimbang sebanyak 7
gram dan diletakkan dibawah elektroda, kemudian aliran listrik dinyalakan
hingga elektroda membakar briket tadi. Diatas ruang tempat elektroda
dilengkapi dengan asap agar panas tidal langsung terbuang. Nyala briket
ini akan memanaskan air dalam tabung gelas bervolume 1 liter, pemanasan
terhadap air ini diratakan dengan pengaduk. Beberapa saat kemudian dari
alat bomb calorimeter akan tercetak data kenaikan suhu dan besarnya nilai
kalor yang dihasilkan.

11
Gambar 3. Grafik hubungan nilai kalor dengan lignin sabut siwalan

Gambar 3 diatas menunjukkan bahwa nilai kalor yang didapat pada briket
jenis kayu jati, cenderung lebih bagus daripada nilai kalor pada briket jenis kayu
kamper, tapi mempunyai nilai kalor yang konstan. Nilai kalor pada briket kayu
jati mengalami naik turun yaitu pada jumlah perekat lignin yang 10 % dan 25 %,
hal ini disebabkan karena waktu pencampuran antara serbuk gergaji kayu dan
lignin sabut siwalan tidak teliti.

Gambar 4 a. Grafik hubungan nilai kalor dengan kuat tekan pada kayu jati.

12
Gambar 4 b. Grafik hubungan nilai kalor dengan kuat tekan pada kayu kemper

Pada grafik 4 a dan 4 b didapatkan hubungan antara nilai kalor dengan


kuat tekan, yang mana semakin rendah kuat tekan, maka nilai kalor yang didapat
lebih besar, begitu sebaliknya. Hal ini disebabkan karena semakin rendahnya kuat
tekan, maka rongga – rongga yang ada pada briket akan menghasilkan kalor yang
tinggi, dimana rongga – rongga tersebut mengandung lignin yang mempunyai
nilai kalor tinggi.
3.3.2 Penentuan Kuat Tekan ( Tensile Strength ) dari Briket
Briket yang telah jadi, diukur kuat tekannya dengan alat pengukur
Tensile strength system Hidrolik. Pengukuran kuat tekan dilakukan dengan
cara meletakkan briket yang akan di analisa ditempat peletakan sample,
kemudianbatang penekan diturunkan secara perlahan – lahan sampai
menekan briket hingga briket remuk dan gerakan batang penekan
dihentikan. Setelah itu, dari alat pengukur kuat tekan tercetak data nilai
kuat tekan dari briket yang diujikan.

13
Gambar 5 menunjukkan bahwa kuat tekan mengalami penurunan, hal ini
disebabkan bahwa semakin tinggi jumlah kadar airnya, maka kuat tekan akan
semakin rendah. Dan juga karena briket tersebut mengalami perpindahan dari
tempat pencetakan sampai akan diuji nilai kuat tekannya, dari masa perpindahan
tersebut rongga – rongga atau udara mungkin masuk kedalam briket tersebut,
sehingga mempengaruhi kuat tekannya.
3.3.3 Penentuan Kadar Air dari Briket
Untuk menentukan kadar air dari briket, dapat ditentukan dengan
cara sebagai beriku:
a. Timbang briket mula – mula, A gram
b. Masukkan briket dalam oven pada suhu 105 oC selama 15 menit,
kemudian dimasukkan kedalam eksikator
c. Kemudian timbang briket, B gram.
Perhitungan :
Kadar Air = ( A - B ) x 100 %
A
Keterangan :
A = Berat briket mula – mula ( gram ).
B = Berat briket setelah dikeringkan (gram ).

14
Gambar 6. Grafik hubungan kadar air dengan lignin sabut siwalan

Gambar 6 diatas menunjukkan bahwa kandungan air dalam briket


makin lama semakin naik (banyak). Kadar lignin yang semakin banyak
akan menyebabkan berkurangnya berat serbuk gergaji kayu, sehingga
kadar airnya semakin banyak (naik).
3.3.4 Penentuan Kadar Abu dari Briket
Untuk menentukan kadar abu dari briket, dapat ditentukan dengan
cara sebagai berikut :
a. Timbang + 1 gram contoh berukuran 30-an mesh kedalam cawan yang
telah diketahui beratnya.
b. Panaskan dalam Furnace pada suhu rendah sampai suhu 450 - 500 oC
selama 1 jam. Kemudian perlahan – lahan suhu dinaikkan sampai 700 –
750 oC selama 2 jam
c. Pemanasan diteruskan sampai contoh sempurna menjadi abu ( berat
konstan ).
Perhitungan :
Kadar Abu = Berat Abu x 100 %
Berat Contoh

15
Gambar 7. Grafik hubungan kadar abu dengan lignin sabut siwalan

Gambar 7 diatas menunjukkan bahwa kandungan abu pada briket


dengan kadar lignin 5 sampai 25 % menunjukkan penurunan. Hal ini
disebabkan adanya pengaruh kadar air terhadap kadar abu, semakin tinggi
kadar air maka semakin rendah kadar abunya.
3.3.5 Penentuan Volatile Matter dari Briket
Untuk menentukannya dapat dilakukan dengan menimbang arang
sebanyak 10 gram, A gram. Masukkan arang dalam furnace pada suhu
800-900 oC selama 15 menit, kemudian dimasukkan dalam eksikator.
Kemudian timbang arang, B gram.
Perhitungan :
Volatille Matter = [( A – B ) / A ] x 100 %
dengan :
A = berat contoh semula, gr
B = berat contoh setelah pemanasan, gr

Gambar 8. Grafik hubungan volatile matter dengan lignin sabut siwalan

16
Pada Gambar 8 tersebut semakin banyak jumlah perekatnya, maka
semakin tinggi pula volatile matternya. Hal ini disebabkan semakin
banyak jumlah lignin, maka semakin tinggi pula kadar airnya dan semakin
rendah kadar abunya, sehingga volatile matternya juga semakin tinggi.
3.3.6 Penentuan Fixed Carbon dari Briket
Perhitungan:
Fixed Carbon = 100 % - ( kadar air + kadar abu + volatile matter ).

Gambar 9. Grafik hubungan fixed carbon dengan lignin sabut siwalan

Pada Gambar 9 menunjukkan bahwa jumlah lignin semakin banyak,


maka fixed carbon semakin rendah. Hal ini dikarenakan fixed carbon
dipengaruhi oleh kadar air, kadar abu dan volatile matter.
Tabel 3. Perbandingan hasil analisa briket arang ( dari Amerika, Inggris
dan Jepang ) dengan briket serbuk gergaji kayu

Dari tabel 3 diatas dapat disimpulkan bahwa kualitas dari briket


serbuk gergaji kayu lebih rendah dari pada standard internasional seperti di
beberapa negara yang ada ditabel, hal ini disebabkan briket serbuk gergaji
kayu pada penlitian ini tidak memakai pengarangan. Nilai kalor yang
paling mendekati standard USA adalah pada kayu jenis Jati.

17
3.4 Manfaat Briket Serbuk Kayu
Bahan Bakar Alternatif Padat (BBAP)/briket Serbuk Gergaji Kayu
dengan perekat lignin sabut siwalan, diarahkan untuk mengetahui pengaruh
perbandingan lignin sabut siwalan dengan jumlah serbuk gergaji kayu, untuk
menghasilkan briket bio yang mempunyai nilai kalor yang relatif tinggi.
Manfaat dari briket serbuk kayu adalah sebagai berikut:
1. Sebagai bahan bakar alternatif pengganti bahan bakar minyak
2. Memanfaatkan limbah serbuk gergaji kayu sebagai alternatif bahan bakar
briket bio.
3. Dapat membantu pemerintah dan masyarakat dalam menangani krisis
energi yang terjadi dan penanganan limbah kayu.
4. Mendayagunakan dan meningkatkan nilai ekonomis dari limbah kayu
(serbuk gergaji kayu ).

18
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Dari makalah ini dapat disimpulkan bahwa pada umumnya briket digunakan
sebagai bahan bakar untuk keperluan rumah tangga, tungku pembakaran (ketel),
pengering daging atau ikan, dapur kereta api dan lain – lain.
Manfaat dan kegunaan dari pada briket yaitu sebagai bahan bakar alternatif
pengganti minyak,kayu,dan sebagainya. Adapun keunggulan dari briket yaitu
dibuat dengan bahan yang berasal dari limbah sehari-hari seperti limbah kayu,
batok kelapa, ampas tebu, dan serbuk sisa peggergajian kayu, sehingga dengan
pembuatan briket dengan limbah ini maka secara tidak langsung akan mengurangi
produksi limbah.

4.2 Saran
Diharapkan pengembangan dan pembuatan briket ini harus diperhatikan
karena briket merupakan salah satu sumber bahan bakar alternative yang dapat
diandalkan, karena penggunaan briket dapat mengurangi produksi limbah sehingga
hal ini tentunya baik bagi lingkungan, serta dengan penggunaan briket ini dapat
mengurangi konsumsi bahan bakar seperti minyak, gas, dan batu bara .

19
DAFTAR PUSTAKA

Capah, A.G. (2007). Pengaruh Komentrasi Perekat dan Ukuran Serbuk Terhadap
Kualitas Briket Arang Dari Limbah Pembalakan Kayu Mangium (Acacia
mangium Skripsi. Medan, Departemen Kehutanan, Fakultas Pertanian,
Universitas Sumatera Utara.
Casey, J. P. 1980. “ Pulp and Paper Chemistry and Chemical Technology “. John
Wiley and Sons, New York.
Eero Sjostrom. 1995. “ Kimia Kayu Dasar-dasar Penggunaan “. edisi 2. Gajah
Mada University Press.
Hambali, E., dkk. (2007). Teknologi Bioenergi Agromedia. Jakarta.
Hermawan. (2006). Pemanfaatan Limbah Sekam Padi Sebagai Bahan Bakar
Dalam Bentuk Briker. Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik
Universitas Jember.
Malakauseya Jacobis Jeffrie, Sudjito, Sasongko Nur Mega.2013. Pengaruh
Prosentase Campuran Briket Limbah Serbuk Kayu Gergajian Dan Limbah
Daun Kayuputih Terhadap Nilai Kalor Dan Kecepatan Pembakaran. Jurnal
Rekayasa Mesin.4(3), 194-195.
Pari, G. (2002). Teknologi Alternatif Pemanfaatan Limbah Industri Pengolahan
Kayu. Makalah M.K. Falsafah Sains. Program Pascasarjana.
Prasetyo, Hari. 2000. ” Kinetika Briket Arang Tempurung Kelapa sebagai Alternatif
Energi ”. UPN ” Veteran ” Jatim, hal. 12.
Saleh Asri, Novianty Iin, Murni Suci, Nurrahma.A.2017.Analisis Kualitas Briket
Serbuk Gergaji Kayu Dengan Penambahan Tempurung Kelapa Sebagai
Bahan Bakar Alternatif.A1 Kimia.5(1),21-22.

20

Anda mungkin juga menyukai