DISUSUN OLEH :
KELOMPOK V
Puji syukur saya panjatkan puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa atas rahmat dan berkat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
Energi dan Listrik Pertanian tentang Briket Serbuk Kayu.
Dalam menyelesaikan penyusunan makalah ini, kami mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat
diselesaikan.
Kami telah berusaha semaksimal mungkin untuk menyelesaikan makalah
ini dengan baik dan benar. Apabila dalam penyusunannya masih terdapat banyak
kesalahan, hal itu dikarenakan keterbatasan pengetahuan dan kemampuan kami.
Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
demi kesempurnaan dalam menghasilkan makalah pada masa yang akan datang.
Akhir kata, kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi kami maupun
bagi pembaca pada umumnya.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Hasil analisa briket dari serbuk gergaji kayu jenis Kayu Jati dengan lignin
sabut siwalan. ..................................................................................... 11
Tabel 2. Hasil analisa briket dari serbuk gergaji kayu jenis Kayu Kamper dengan
lignin sabut siwalan............................................................................ 11
Tabel 3. Perbandingan hasil analisa briket arang ( dari Amerika, Inggris dan Jepang)
dengan briket serbuk gergaji kayu ..................................................... 17
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
produksi, baik itu rumah tangga, perkebunan maupun sampah dari proses alam,
seperti daun – daun yang gugur.Bahan bakar berbentuk briket pertama
dikembangkan oleh kelompok aktivis lingkungan hidup di Nepal
Serbuk gergaji kayu adalah suatu bahan baku kayu yang diolah dan diiris
dengan menggunakan alat (gergaji kayu) menjadi ampas-ampas kecil.Limbah
serbuk gergaji memiliki potensi yang cukup besar yang dapat digunakan sebagai
bahan baku briket arang. Serbuk gergaji kayu yang selama ini menjadi limbah bagi
perusahan dapat dijadikan menjadi sebuah peluang usaha dan peluang bisnis.
Dengan bertambah tingginya harga minyak tanah sebagai bahan bakar untuk
memasak maka serbuk kayu dapat dijadikan penggantinya dengan harga yang lebih
murah.
Serbuk gergaji mengandung komponen-komponen kimia seperti selulosa,
hemiselulosa, lignin dan zat ekstraktif. Kita sering menemukan banyak potongan-
potongan kayu terutama sisa-sisa gergaji (serbuk gergaji). Serbuk kayu itu kita bisa
manfaatkan dan olahnya supaya tidak terbuang. Kita memanfaatkan serbuk gergaji
kayu menjadi Briket (bahan bakar alternatif pengganti kayu bakar atau bahan bakar
lainnya).
1.2 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
Mahasiswa dapat mengetahui tentang pemanfaatan limbah-limbah yang ada
disekitar sebagai sumber energi.
Mahasiswa dapat memperaktikkan pengolahan pemanfaatan limbah-limbah
yang memungkinkan menjadi sumber energi.
Agar masyarakat khususnya mengetahui apa itu briket.
mahasiawa dan masyarakat mengetahui bagaimana cara memanfaatkan
serbuk kayu atau sampah organik lainnya menjadi Briket.
1.3 Manfaat
Manfaat dari penulisan ini adalah :
Dengan menggunakan briket gergaji sebagai bahan bakar maka kita dapat
menghemat penggunaan kayu sebagai hasil utama dari hutan.
2
Briket bisa menjadi pengganti arang aktif atau arang kayu sehingga
mengurangi proses pembabatan hutan.
Selain penggunaan briket serbuk gergaji, kita dapat menghemat
pengeluaran biaya untuk membeli bahan bakar minyak (BBM).
Dapat meningkatkan pendapatan masyarakat bila pembuatan briket ini
dikelolah dengan baik, selanjutnya briket serbuk kay dapat dijual.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Briket
Briket merupakan perubahan bentuk material yang pada awalnya berupa
serbuk atau bubuk seukuran pasir menjadi material yang lebih besar dan mudah
dalam penanganan atau penggunaannya.Perubahan ukuran material tersebut
dilakukan melalui proses penggumpalan dengan penekanan dan penambahan atau
tanpa penambahan bahan pengikat.Pengunaan briket sebagai bahan bakar
mempunyai keunggulan yaitu proses pembuatan yang mudah dan ketersediaan
bahan baku yang melimpah.
Briket yang memiliki kualitas yang baik adalah briket yang memiliki kadar
air, kadar abu, kadar zat terbang yang rendah, tetapi memiliki kerapatan, nilai kalor
dan suhu api atau bara yang dihasilkan tinggi.Apabila briket dipergunakan
dikalangan rumah tangga, maka hal yang penting diperhatikan adalah kadar zat
terbang dan kadar abu yang rendah.Bahan baku dari pembuatan briket ini adalah
limbah-limbah sisa produksi, baik itu rumah tangga, perkebunan maupun sampah
dari proses alam, seperti daun-daun yang gugur.
4
negatif terhadap lingkungan. Oleh karena itu, penanggulangannya perlu
dipikirkan. Salah satu jalan yang dapat ditempuh adalah memanfaatkannya
menjadi produk yang bernilai tambah dengan teknologi aplikatif dan kerakyatan,
sehingga hasilnya mudah disosialisasikan kepada masyarakat. Dengan
memanfaatkan serbuk gergaji sebagai bahan pembuatan briket maka akan
meningkatkan pemanfaatan limbah hasil hutan sekaligus mengurangi pencemaran
udara, karena selama ini serbuk gergaji kayu hanya dibakar begitu saja.
5
BAB III
PEMBAHASAN
Selain jenis – jenis diatas, pengikat lain yang juga bisa digunakan
adalah daun lamtoro, daun kapuk randu dan tepung sagu.
6
Setiap jenis pengikat mempunyai kelebihan dan kekurangan. Namun
syarat utama dari pengikat adalah harus ikut terbakar dan dapat menambah
nilai kalor, penambahan pengikat yang tidak semestinya (baik jenis
maupun komposisinya) akan dapat mengurangi nilai kalor dari briket
(Prasetyo, 2000).
Serbuk gergaji kayu terbentuk dari zat – zat organik seperti sellulosa,
hemisellulosa, lignin, pentosan, silika dan lain – lain. Sedangkan unsur
pembentuknya sebagian besar terdiri dari Karbon ( C ), Hydrogen ( H ),
Nitrogen ( N ), Oksigen ( O2 ), abu serta unsur - unsur lainnya.
Pemanasan kayu hingga suhu sedikit diatas 100 oC sudah menyebabkan
peruraian thermal. Sekitar 270 oC peruraian thermal ini tidak membutuhkan
sumber panas eksternal lagi karena proses menjadi eksotermis. Kayu terurai
secara bertahap, hemisellulosa terdegradasi pada kisaran suhu 200 – 260 oC,
sellulosa pada suhu 240 – 350 oC, dan lignin pada 280 – 500 oC. (Eero
Sjostrom, 1995 ). Kondisi – kondisi yang berpengaruh terhadap proses ini
adalah :
1. Suhu pemasakan
Suhu pemasakan yang tinggi lebih dari 180 oC akan menyebabkan
degradasi sellulosa atau dapat mempersingkat waktu pemasakan.
Sedangkan bila suhu pemasakan kurang dari 170 oC kualitas yang akan
dihasilkan dan rendemen akan menjadi turun untuk bahan baku tertentu.
Untuk suhu pemasakan 170 oC, Sodium Hydroxide ( NaOH ) melarutkan
lignin sebanyak 87 %. ( Casey, vol 2, 1980 ).
2. Waktu Pemasakan
Waktu pemasakan pada pembuatan pulp batang rami dengan proses
soda anthraquinon diperoleh hasil yang optimum pada 3,5 jam dan 4 jam
(Casey, vol. 2, 1980).
3. Penambahan Bahan Kimia
Pembuatan lignin dengan proses soda memiliki kelemahan,
yaitu rendahnya selektifitas delignifikasi yang memungkinkan terjadinya
degradasi komponen karbohidrat secara berlebihan, sehingga dapat
menurunkan sifat – sifat dan rendemen lignin.
7
3.2 Metode Pembuatan Briket Serbuk Kayu
3.2.1 Bahan – bahan yang digunakan
Bahan – bahan yang digunakan adalah serbuk gergaji kayu yang didapatkan
dari limbah industri perkayuan dan sabut siwalan yang digunakan sebagai bahan
dasar pembuatan lignin.
3.2.2 Alat yang digunakan
Rangkaian peralatan yang digunakan dalam pembuatan briket serbuk
gergaji kayu dengan perekat lignin sabut siwalan terdiri atas alat pencetak
briket ( hydrolik ) yang dilengkapi pompa dan barometer, yang berfungsi
untuk menentukan tekanan. Adapun ukuran alat untuk mencetak berbentuk
silinder dengan tinggi 3,5 cm dan diameter 2 cm, tekanan pengepresan 100
kg / cm2.
3.2.3 Peubah yang digunakan
Peubah yang ditetapkan
a. Berat serbuk gergaji = = 10 gr
b. Konsentrasi lignin = = 10 % NaOH pada sabut siwalan
c. Ukuran ayakan = = 30 mesh
d. Tekanan pencetakan = = 100 kg / cm2
8
Gambar 1. Sabut buah siwalan
2. Prosedur pembuatan
Timbang 250 gram serat yang telah kering, dimasak dengan steam
selama 1 jam untuk mengalami proses pelunakan. Serat yang telah
dilunakkan ditambahkan dengan NaOH 18 % dengan perbandingan 1:
4, dipanaskan selama 2 jam pada suhu 100 oC. Lignin dipisahkan dari
cellulosanya, kemudian lignin dianalisis nilai kalornya.
B. Pembuatan Briket
1. Persiapan Bahan
Serbuk gergaji kayu dibersihkan dari kotoran – kotoran agar
mendapat hasil yang baik, kemudian dijemur dibawah sinar matahari
sampai kering + 2 hari dan diayak dengan ukuran 30 mesh.
9
Briket yang sudah jadi, dimasukkan kedalam kantong plastik dan kemudian
di analisa nilai kalor, kuat tekan, kadar abu dan kadar air.
Skema Proses :
10
3.3 Analisis Hasil
Dari hasil analisas, maka didapat data seperti pada Tabel 1 dan
Tabel 2 dibawah ini:
Tabel 1. Hasil analisa briket dari serbuk gergaji kayu jenis Kayu Jati dengan
lignin sabut siwalan.
Tabel 2. Hasil analisa briket dari serbuk gergaji kayu jenis Kayu Kamper
dengan lignin sabut siwalan.
11
Gambar 3. Grafik hubungan nilai kalor dengan lignin sabut siwalan
Gambar 3 diatas menunjukkan bahwa nilai kalor yang didapat pada briket
jenis kayu jati, cenderung lebih bagus daripada nilai kalor pada briket jenis kayu
kamper, tapi mempunyai nilai kalor yang konstan. Nilai kalor pada briket kayu
jati mengalami naik turun yaitu pada jumlah perekat lignin yang 10 % dan 25 %,
hal ini disebabkan karena waktu pencampuran antara serbuk gergaji kayu dan
lignin sabut siwalan tidak teliti.
Gambar 4 a. Grafik hubungan nilai kalor dengan kuat tekan pada kayu jati.
12
Gambar 4 b. Grafik hubungan nilai kalor dengan kuat tekan pada kayu kemper
13
Gambar 5 menunjukkan bahwa kuat tekan mengalami penurunan, hal ini
disebabkan bahwa semakin tinggi jumlah kadar airnya, maka kuat tekan akan
semakin rendah. Dan juga karena briket tersebut mengalami perpindahan dari
tempat pencetakan sampai akan diuji nilai kuat tekannya, dari masa perpindahan
tersebut rongga – rongga atau udara mungkin masuk kedalam briket tersebut,
sehingga mempengaruhi kuat tekannya.
3.3.3 Penentuan Kadar Air dari Briket
Untuk menentukan kadar air dari briket, dapat ditentukan dengan
cara sebagai beriku:
a. Timbang briket mula – mula, A gram
b. Masukkan briket dalam oven pada suhu 105 oC selama 15 menit,
kemudian dimasukkan kedalam eksikator
c. Kemudian timbang briket, B gram.
Perhitungan :
Kadar Air = ( A - B ) x 100 %
A
Keterangan :
A = Berat briket mula – mula ( gram ).
B = Berat briket setelah dikeringkan (gram ).
14
Gambar 6. Grafik hubungan kadar air dengan lignin sabut siwalan
15
Gambar 7. Grafik hubungan kadar abu dengan lignin sabut siwalan
16
Pada Gambar 8 tersebut semakin banyak jumlah perekatnya, maka
semakin tinggi pula volatile matternya. Hal ini disebabkan semakin
banyak jumlah lignin, maka semakin tinggi pula kadar airnya dan semakin
rendah kadar abunya, sehingga volatile matternya juga semakin tinggi.
3.3.6 Penentuan Fixed Carbon dari Briket
Perhitungan:
Fixed Carbon = 100 % - ( kadar air + kadar abu + volatile matter ).
17
3.4 Manfaat Briket Serbuk Kayu
Bahan Bakar Alternatif Padat (BBAP)/briket Serbuk Gergaji Kayu
dengan perekat lignin sabut siwalan, diarahkan untuk mengetahui pengaruh
perbandingan lignin sabut siwalan dengan jumlah serbuk gergaji kayu, untuk
menghasilkan briket bio yang mempunyai nilai kalor yang relatif tinggi.
Manfaat dari briket serbuk kayu adalah sebagai berikut:
1. Sebagai bahan bakar alternatif pengganti bahan bakar minyak
2. Memanfaatkan limbah serbuk gergaji kayu sebagai alternatif bahan bakar
briket bio.
3. Dapat membantu pemerintah dan masyarakat dalam menangani krisis
energi yang terjadi dan penanganan limbah kayu.
4. Mendayagunakan dan meningkatkan nilai ekonomis dari limbah kayu
(serbuk gergaji kayu ).
18
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari makalah ini dapat disimpulkan bahwa pada umumnya briket digunakan
sebagai bahan bakar untuk keperluan rumah tangga, tungku pembakaran (ketel),
pengering daging atau ikan, dapur kereta api dan lain – lain.
Manfaat dan kegunaan dari pada briket yaitu sebagai bahan bakar alternatif
pengganti minyak,kayu,dan sebagainya. Adapun keunggulan dari briket yaitu
dibuat dengan bahan yang berasal dari limbah sehari-hari seperti limbah kayu,
batok kelapa, ampas tebu, dan serbuk sisa peggergajian kayu, sehingga dengan
pembuatan briket dengan limbah ini maka secara tidak langsung akan mengurangi
produksi limbah.
4.2 Saran
Diharapkan pengembangan dan pembuatan briket ini harus diperhatikan
karena briket merupakan salah satu sumber bahan bakar alternative yang dapat
diandalkan, karena penggunaan briket dapat mengurangi produksi limbah sehingga
hal ini tentunya baik bagi lingkungan, serta dengan penggunaan briket ini dapat
mengurangi konsumsi bahan bakar seperti minyak, gas, dan batu bara .
19
DAFTAR PUSTAKA
Capah, A.G. (2007). Pengaruh Komentrasi Perekat dan Ukuran Serbuk Terhadap
Kualitas Briket Arang Dari Limbah Pembalakan Kayu Mangium (Acacia
mangium Skripsi. Medan, Departemen Kehutanan, Fakultas Pertanian,
Universitas Sumatera Utara.
Casey, J. P. 1980. “ Pulp and Paper Chemistry and Chemical Technology “. John
Wiley and Sons, New York.
Eero Sjostrom. 1995. “ Kimia Kayu Dasar-dasar Penggunaan “. edisi 2. Gajah
Mada University Press.
Hambali, E., dkk. (2007). Teknologi Bioenergi Agromedia. Jakarta.
Hermawan. (2006). Pemanfaatan Limbah Sekam Padi Sebagai Bahan Bakar
Dalam Bentuk Briker. Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik
Universitas Jember.
Malakauseya Jacobis Jeffrie, Sudjito, Sasongko Nur Mega.2013. Pengaruh
Prosentase Campuran Briket Limbah Serbuk Kayu Gergajian Dan Limbah
Daun Kayuputih Terhadap Nilai Kalor Dan Kecepatan Pembakaran. Jurnal
Rekayasa Mesin.4(3), 194-195.
Pari, G. (2002). Teknologi Alternatif Pemanfaatan Limbah Industri Pengolahan
Kayu. Makalah M.K. Falsafah Sains. Program Pascasarjana.
Prasetyo, Hari. 2000. ” Kinetika Briket Arang Tempurung Kelapa sebagai Alternatif
Energi ”. UPN ” Veteran ” Jatim, hal. 12.
Saleh Asri, Novianty Iin, Murni Suci, Nurrahma.A.2017.Analisis Kualitas Briket
Serbuk Gergaji Kayu Dengan Penambahan Tempurung Kelapa Sebagai
Bahan Bakar Alternatif.A1 Kimia.5(1),21-22.
20