NURHASANAH
J1B116048
Dan harapan saya semoga makalah Sistem Transportasi Kentang ini dapat
menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya
dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi laporan praktikum ini agar
menjadi lebih baik lagi.
NURHASANAH
(Nim : J1B116048 )
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... iii
1.PENGENALAN ALAT UKUR .................................................................. 1
1.1.Latar Belakang .................................................................................. 1
1.2.Tujuan ............................................................................................... 2
1.3.Manfaat ............................................................................................. 2
II.PEMBAHASAN ......................................................................................... 3
III.KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 9
2.1.Kesimpulan ....................................................................................... 9
2.2.Saran ................................................................................................. 9
Daftar Pustaka
I. PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Indonesia merupakan negara penghasil komoditas hortikultura yang potensial.
Bertambahnya populasi penduduk dari tahun ke tahun serta membaiknya tingkat
pendapatan masyarakat dapat mengakibatkan permintaan akan buah-buahan dan
sayur-sayuran meningkat di masa mendatang. Namun akibat penanganan pasca
panen yang kurang memperhatikan kualitas buah akan menimbulkan kerugian di
banyak sisi dan terlebih kepada jenis buah yang mudah rusak (perishable). Untuk
meminimalkan kerusakan mekanis yang terjadi pada buah, perlu penanganan
pasca panen pengangkutan yang baik guna untuk menjaga kualitas buah. Kondisi
transportasi mempengaruhi besarnya kehilangan dan menurunnya kualitas buah.
Kemasan transportasi sebaiknya digunakan adalah kemasan yang dapat
meminimalisir biaya dan menekan banyaknya kerusakan yang terjadi pada saat
proses pengangkutan. Menurut Ryall dan Lipton (1972), suatu risalah menyeluruh
mengenai teknik-teknik khusus dan syarat pengangkutan buah-buahan dan sayur-
sayuran harus secara sistematis dengan mempertimbangkan jenis komoditi yang
mudah rusak.
Transportasi merupakan mata rantai yang penting dalam penanganan,
penyimpanan, dan distribusi buah atau sayur (Pantastico 1989).Perlakuan yang
kurang sempurna selama pengangkutan dapat mengakibatkan jumlah kerusakan
yang dialami oleh komoditi pada waktu sampai di tempat tujuan mencapai kurang
lebih 30-50% (Soedibyo 1992). Goncangan yang terjadi selama pengangkutan
baik di jalan raya maupun di kereta api dapat mengakibatkan kememaran, susut
bobot dan memperpendek masa simpan. Hal ini terutama terjadi pada
pengangkutan buah-buahan dan sayuran yang tidak dikemas.
Besarnya tingkat konsumsi kentang dalam negeri menyebabkan pentingnya
penyediaan produksi lokal pada pasar komoditas kentang. Hal ini lebih
diutamakan dalam mendukung potensi dan prospek program diversifikasi pangan
guna mewujudkan ketahanan pangan berkelanjutan. Salah satu bentuk dukungan
konkrit terhadap kepedulian pada komoditas pangan dunia telah dinyatakan oleh
lembaga Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB). Penyediaan pangan dunia dari biji-
bijian seperti padi, jagung dan gandum semakin berkurang, sehingga PBB
menjawabnya melalui peningkatan peran tanaman kentang sebagai pendukung
keamanan pangan serta mengurangi kemiskinan (www.litbang.deptan.go.id).Umbi
kentang sebagai bahan baku produk olahan tidak selalu dapat langsung digunakan
setelah pemanenan. Hal ini disebabkan oleh jarak lokasi penanaman kentang yang
berjauhan dengan lokasi tujuan. Beberapa wilayah pendistribusian yang menjadi
tempat tujuan setelah panen antara lain wilayah pasar setempat (pedesaan), pasar
eceran tradisional, pasar induk ataupun langsung menuju lokasi industri
pengolahan. Oleh Kerana itu dalam makalah ini akan membahas tentang system
Transportasi Produk pertanian kentang
1.2.Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari makalah ini mahasiswa mempelajari sistem transportasi
produk pertanian
2.1 Transportasi
Transportasi merupakan kegiatan yang berada pada satu rangkaian untuk
peredaran atau perdanganan buah. Tahapan ini mengambil waktu yang cukup
lama dari masa simpan buah, sekitar 50-75% masa simpan buah berada pada
transportasi dan distribusi (Cantwell, 2007). Oleh karena itu menjaga kwalitas
buah selam transportasi menjadi bagian penting dalam produk pertanian.
2.2 Jenis Transportasi
Pengangkutan atau transportasi buah sebenarnya sudah dimulai dari kebun
menuju pengempul atau bangsal pengemasan di sentra produksi. Kondisi
pengangkutan sangat tergantung dari fasilitas local yang tersedia atau yang
dimiliki petani/pekebun. Beragam cara pengangkutan buah dari kebun, antara
lain: diangkut dengan dipikul langsungoleh petani, gerobak dorong, diangkut
dengn sepeda/sepeda motor, mobil bak terbuka dan lainnya. Pemilihan moda
transportasi untuk pengiriman produk pertanian didasari oleh beberapa faktor,
antara lain: tempat tujuan, nilai ekonomi buah, tingkat kepekaan/kemudahan
produk menjadi rusak, kuantitas, kondisi transportasi yang dipersyaratkan, kondisi
iklim tempat asal dan tempat tujuan, waktu tempuh yang diinginkan sampai
tujuan, tarif/biaya angkutan, dan kwalitas pelayanan (Hui, 2003)
a. Kendaraan/truk bak terbuka
Pengankutan produk pertanian menggunakan truk dengan bak terbuka
masih banyak dilakukan di Indonesia. Pengankutan produk buah yang
dihasilkan petani seperti :pisang, nangka, sukun, salak melon dan semangka
umumnya diangkut menggunakan truk dengan penutupan kain terpal pada
bagian atas, untuk mengurangi pengaruh suhu lingkungan, untuk jarak waktu
pendek, dapat dilakukan pada malam hari.
b. Truk Perpendingin
Dinegara maju pengangkutan buah telah memperhatikan rantai dingin,
sehingga untuk pengiriman antar kota/daerah umumnya telah menggunakan
truk berpendingin. Truk berpendingin memiliki kapasitas angkut lebih kecil
dari trailer, berupa boks berinsulasi dan dilengkapi pendingin. Trailer
berpendingin berupa boks berinsulasi memiliki roda dibagian belakang dan
digandengkan dengan kendaraan penggandengannya. Trailer berkapasitas 50
ft umumnya digunakan sebagai angkutan anatar provinsi atau anatar negara
dengan kapasitas jalan bebas hambatan.
c. Kapal Laut dengan container berpendingin
Container berpendingin umumnya digunakan untuk pengiriman jarak jauh
dengan waktu pengiriman jarak jauh dengan waktu pengiriman cukup lama
dan dapat dimuat dalam kapal. Tujuan pengiriman menggunakan kapal laut
umumnya anatar benua. Moda transportasi ini paling murah dan mampu
mengangkut buah dalam jumlah banyak, asalakn pengolahan suhu dan
kelembaban dalam container sesuai persyaratan untuk pengiriman buah.
d. Pengankutan dengan pesawat udara
Jenis angkutan ini paling mahal dibandingkan dengan moda transportasi
lainya, tetapi memiliki keuntungan waktu tempuh yang pendek daan jangkaun
pengiriman antar benua. Transportasi udara dapat dipilih jika harga produk
tinggi misalnya pada saat buah diluar musim atau kebutuhan khusus dan
mendesak. Kewaspadaan dalam pengiriman udara adalah waktu tunggu dan
penanganan dibandara untuk pemuatan dalam pesawat yang seringkali
difasilitasi dengan pendingin. Rentang waktu ini menjadi titik kritis, karena
memutuskan rantai dingin pengiriman buah. Apabila waktu tunggu cukup
lama, maka buah dapat mengalami peningkatan suhu yang menyebabkan
peningkatan aktivitas respirasi yang berakibat memperpendek masa simapan
umur buah.
2. Transportasi Kentang
Kentang yang telah siap dipasarkan, diangkut menggunakan alat angkut
seperti truk. Tujuan pengangkutan adalah untuk memudahkan kentang yang telah
siap dijual sampai ke tangan konsumen. Masalah yang sering timbul pada proses
pengangkutan adalah: waktu, jarak yang terlalu jauh, jalan yang rusak, dan
kondisi alat angkut yang kurang baik. Pengangkutan yang tepat dapat menjadikan
waktu dan tenaga kerja lebih efisien. Menurut Pahan (2006) kecepatan
pengangkutan dipengaruhi faktor manusia, cuaca, jalan, dan alat angkut. Berikut
merupakn gambar transportasi kentang
3.1 Kesimpulan
Adapun Kesimpulan pada makalah ini adalah transportasi merupakan
faktor yang paling penting dalam pemasaran produk pertanian seperti
kentang.Transportasi akan mempengaruhi kwalitas dari produk sampai ke
konsumen, sehingga mempengaruhi dari daya jual produk tersebut
3.2 Saran
Pada saat pengangkutan produk pertanian sebaiknya hindari jalan yang
rusak dan sinar matahati langsung karena akan berpengaruh dan memiliki dampak
negative terhadap produk yang dibawa seperti pada kentang contohnya pecah.
DAFTAR PUSTAKA
Hayati, Rahmi Simulasi Transportasi Darat Pada Kentang (Solanum tuberosum L)
Dalam Kemasan Untuk Mempelajari Kerusakan Mekanis Akibat
Gunncangan Departemen Teknik Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian
Institut Pertanian Bogor
Rismawati,Lia 2010 Penanganan Pasca Panen Kentang (Solanum tuberosum L)
Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian Institut
Pertanian Bogor