Anda di halaman 1dari 24

PENGARUH PENGGUNAAN METODE TRUCK LOSSING

DALAM KEGIATAN BONGKAR MUAT PUPUK IN BAGS

TERHADAP JUMLAH MUATAN YANG DIBONGKAR

OLEH PT. PBM ADHIGUNA PUTERA CABANG TANJUNG WANGI

Disusun oleh:

Dandi Pratama (2212088)

PROGRAM STUDI D-III MANAJEMEN TRANSPORTASI LAUT

AKADEMI KETATALAKSANAAN PELAYARAN NIAGA “BAHTERA”

YOGYAKARTA

2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT. Tuhan semesta alam, di


mana telah melimpahkan rahmat, taufik, dan hidayah-nya. Sehingga saya dapat
menyelesaikan laporan praktek kerja lapangan ini dengan judul “Pengaruh
Penggunaan Metode Truck Lossing dalam kegiatan bongkar muat Pupuk
In bags terhadap jumlah muatan yang di bongkar oleh PT. PBM
Adhiguna Putera cabang Tanjung Wangi”.

Saya menyadari dalam penulisan laporan praktek kerja lapangan ini tidak
terlepas dari bantuan berbagai pihak yang dengan tulus telah meberikan do’a,
bimbingan, nasehat, saran dan kritik, serta dukungan yang membantu saya
menyelesaikan laporan praktik kerja lapangan ini. Pada kesempatan ini saya
menyampaikan banyak terima kasih kepada:

1. Ibu Evada Rustina, SE, MM yang telah memberikan bimbingan kepada


kami sehingga terselesaikannya laporan ini dengan baik dan tepat waktu
meskipun masih jauh dari kata sempurna.
2. Seluruh taruna-taruni AKPN “Bahtera” Yogyakarta terima kasih atas
dukungan serta dorongan motivasi yang sangat berpengaruh terhadap
kami dalam menyelesaikan laporan ini.
3. Dan seluruh pihak yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu, yang
telah banyak membantu kami selama ini.

Banyuwangi, 2023
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Di Indonesia, peranan transportasi laut sangat penting, karena
Negara Indonesia merupakan Negara kepulauan yang dimana sebagian
besar dari Negara Indonesia adalah lautan. Untuk membantu kelancaran
pembangunan Indonesia di bidang ekonomi maka transportasi laut
sangat di perlukan untuk mensuplai barang-barang ke berbagai pulau
yang ada di Indonesia. Ada berbagai macam barang yang bisa
dikirimkan melalui kapal laut, salah satunya pupuk urea. Dalam
pengiriman barang seperti pupuk urea harus mendapatkan penanganan
yang hati-hati karena pupuk merupakan barang yang berbahaya apabila
tidak ditangani dengan benar dapat menyebabkan pencemaran
lingkungan. Oleh karena itu pupuk sebelum dikirim telah dikemas
terlebih dahulu dalam Inbags.
Begitu juga hal-nya pada saat kapal telah sampai di pelabuhan
tujuan dan akan melaksanakan kegiatan pembongkaran pentingnya
penanganan yang efektif dan efesien, terutama dalam penggunaan
metode truck lossing pada kegiatan bongkar muat di pelabuhan. Metode
truck lossing sendiri telah lama digunakan dalam kegiatan bongkar muat
barang di pelabuhan karena dianggap efektif dan effisen dalam
mengurai waktu dan biaya. Namun, penggunaan metode ini belum
dikaji secara mendalam dalam konteks bongkar muat pupuk inbags di
pelabuhan.
Oleh karena itu, pada studi kali ini akan mengumpulkan jumlah
pupuk inbags yang di bongkar dan jumlah truck yang digunakan dalam
kegiatan bongkar muat per-hari nya. Dengan cara ini, dapat dievaluasi
apakah ada pengaruh penggunaan metode truck lossing terhadap jumlah
pupuk inbags yang di bongkar. Hasil dari studi ini dapat memberikan
informasi untuk perusahaan dan pelaku industry lainnya yang terkait
dalam meningkatkan efisien dan efektivitas kegiatan bongkar muat
pupuk inbags di pelabuhan.
Berdasarkan pada penjelasan latar belakang tersebut, maka
penelitian ini kami beri judul “Pengaruh Penggunaan Metode Truck
Lossing dalam kegiatan bongkar muat Pupuk In bags terhadap
jumlah muatan yang di bongkar oleh PT. PBM Adhiguna Putera
cabang Tanjung Wangi”.

B. RUMUSAN MASALH
1. Apakah terdapat pengaruh penggunaan metode truck lossing dalam
kegiatan bongkar muat pupuk inbangs terhadap jumlah muatan yang
di bongkar?
2. Seberapa besar kontribusi truck dalam kegiatan bongkar muat pupuk
inbags terhadap jumlah muatan yang di bongkar?
3. Apakah terdapat hambatan dalam kegiatan bongkar muat pupuk
inbags dengan menggunakan metode truck losing?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh penggunaan metode
truck lossing dalam kegiatan bongkar muat pupuk inbangs terhadap
jumlah muatan yang di bongkar.
2. Untuk mengetahui besaran kontribusi truck dalam kegiatan bongkar
muat pupuk inbags terhadap jumlah muatan yang di bongkar.
3. Untuk mengetahui hambatan dalam kegiatan bongkar muat pupuk
inbags dengan menggunakan metode truck losing.
D. MANFAAT
1. Bagi Penulis
a) Dapat mengetahui pentingnya pengaruh penggunaan metode
truck lossing dalam kegiatan bongkar muat pupuk inbangs
terhadap jumlah muatan yang di bongkar.
b) Dapat mengetahui besaran kontribusi truck dalam kegiatan
bongkar muat pupuk inbags terhadap jumlah muatan yang di
bongkar.
c) Dapat mengetahui hambatan dalam kegiatan bongkar muat
pupuk inbags dengan menggunakan metode truck losing.
d) Dapat melatih penulis dalam bersikap kritis dan mencermati
masalah yang ditemui tertutama terhadap subjek judul.
e) Mendapat saran dan masukan agar laporan ini menjadi lebih baik
dan dapat memenuhi syarat laporan.
2. Bagi Perusahaan
a) Sebagai bahan pertimbangan tentang pengaruh motode truck
lossing dalam kegiatan bongkar muat pupuk inbags terhadap
efesiensi waktu bongkar muat.
b) Memberikan wawasan dan informasi agar lebih memperhatikan
terhadap efesiensi waktu bongkar muat.
3. Bagi Akademi
a) Menambah pengetahuan civitas akademika tentang pengaruh
penggunaan metode truck lossing dalam kegiatan bongkar muat
pupuk inbangs terhadap jumlah muatan yang di bongkar.
b) Dapat menambah materi di perpustakaan Akademi
Ketatalaksanaan Pelayaran Niaga Bahtera Yogyakarta (AKPN
BAHTERA YOGYAKARTA).
c) Dapat digunakan sebagai tambahan literatur dalam proses belajar
mengajar serta dapat digunakan untuk menambah pengetahuan
lebih lanjut guna meningkatkan kualitas pendidikan
kemaritiman.
4. Bagi Pembaca
d) Dapat menambah pengetahuan serta wawasan pengaruh
penggunaan metode truck lossing dalam kegiatan bongkar muat
pupuk inbangs terhadap jumlah muatan yang di bongkar.
a) Dapat memperoleh informasi dan pengetahuan guna menjadikan
sebagai bahan acuan untuk laporan berikutnya sehingga dapat
menyajikan hasil yang lebih baik dan lebih akurat.
BAB II

LANDASAN TEORI

A. PERUSAHAAN BONGKAR MUAT (PBM)


Perusahaan bongkar muat merupakan perusahaan yang di beri
wewenang oleh pemerintah untuk melakukan kegiatan bongkar muat
dari dan ke atas kapal. Sedangkan berdasarkan PM 60 tahun 214, usaha
bongkar muat adalah kegiatan usaha yang bergerak dalam bidang
bongkar muat barang dari dan ke kapal di pelabuhan yang meliputi
kegiatan stevedoring, cargodoring, dan receiving/delivery.
1. Stevedoring
Pekerjaan membongkar barang dari kapal ke
dermaga/tongkang/truk atau memuat barang dari
dermaga/tongkang/truk ke dalam kapal sampai dengan tersusun
dalam palka kapal dengan menggunakan crane kapal atau derek
darat.
2. Cargodoring
Pekerjaan melepaskan sling/jala-jala barang dari cargo hook kapal di
dermaga dan memindahkan baran (ex tackle) tersebut dari dermaga
ke gudang/lapangan penumpuka, selanjutnya menyusun
digudang/lapangan atau sebaliknya.
3. Receiving / Delivery
Pekerjaan penerimaan barang digudang/lapangan penumpukan dan
menyerahkan ke atas truk penerima barang untuk cargo yang
dibongkar, sebaliknya untuk cargo yang akan dimuat ke kapal
diserahkan ke atas kapal. Tanggung jawab PBM kalau cargo yang
dibongkar sampai diatas chasis truck penerima barang, kalau cargo
yang dimuat sampai tersusun rapi didalam palka kapal.
B. TENAGA KERJA BONGKAR MUAT (TKBM)
Tenaga kerja bongkar muat merupakan sekelompok orang
tenaga kerja yang sudah terdaftar pada pelabuhan setempat, yang
melakukan pekerjaan bongkar muat barang di pelabuhan baik itu di atas
kapal, dermaga, maupun gudang yang ada di pelabuhan.
Tenaga kerja bongkar muat (TKBM) sendiri memiliki peran
yang sangat penting dalam tercapainya kelancaran kegiatan bongkar
muat barang serta gambaran umum tentang Sumber Daya Manusia
(SDM) yang sangat berperan pada seluruh aktivitas di pelabuhan.

C. TRUCK LOSSING
Truck lossing merupakan kegiatan pembongkaran barang
muatan langsung dari sarana pengangkut laut langsung ke sarana
pengangkut darat (truck) tanpa dilakukan penimbunan. Metode ini
dilakukan terhadap barang - barang tertentu seperti barang berbahaya
yang tidak boleh ditimbun di gudang/lapangan penumpukan terbuka dan
barang – barang strategis sepertiberas, gula, semen, pupuk, dll. Bagi
pemilik barang, biaya bongkar muat barang dengan cara truck lossing
lebih murah.

D. PUPUK UREA
Pupuk urea merupakan pupuk yang mengandung nitrogen (N)
berkadar tinggi sebesar 45% - 56%. Unsur Nitrogen merupakan zat hara
yang sangat diperlukan tanaman. Unsur nitrogen di dalam pupuk urea
sangat bermanfaat bagi tanaman untuk proses pertumbuhan dan
perkembangan. Manfaat lainnya antara lain pupuk urea membuat daun
tanaman lebih hijau, rimbun, dan segar. Adapun berikut ini manfaat
pupuk urea suntuk tanaman yaitu:
1. Membuat daun tampak lebih segar, hijau dan rimbun.
2. Mempercepat pertumbuhan tunas dan tinggi tanaman.
3. Mempercepat pertumbuhan fotosintesis.
4. Mempercepat pertumbuhan akar.
5. Meningkatkan jumlah anak tanaman.
6. Meningkatkan jumlah panen.

E. KERANGKA PEMIKIRAN
Penelitian ini mencoba mencari tahu pengaruh penggunaan
metode truck lossing dalam kegiatan bongkar muat pupuk inbags
terhadap efesiensi waktu bongkar muat pad PBM PT. Adhiguna Putera
cabang Tanjung Wangi. Berdasarkan dari variabel penelitian ini maka
selanjutnya diukur menggunakan acuan dari beberapa teori yang
dijadikan indicator serta fenomena yang terjadi. Maka penulis akan
menjelaskan hubungan tersebut supaya tidak terjadi kesalahpahaman
dalam pengertian makna dan maksud penelitian.

PT. Adhiguna
Putera

Kegiatan
Bongkar
Muat

Receiving/
Stevedoring Cargodoring Delevery

Truck Lossing Muatan


F. HIPOTESIS
Adapun hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:
H0: Tidak terdapat pengaruh penggunaan metode truck lossing dalam
kegiatan bongkar muat pupuk inbangs terhadap jumlah muatan yang di
bongkar oleh PT. PBM Adhiguna Putera cabang Tanjung Wangi.
Ha Terdapat pengaruh penggunaan metode truck lossing dalam kegiatan
bongkar muat pupuk inbangs terhadap jumlah muatan yang di bongkar
oleh PT. PBM Adhiguna Putera cabang Tanjung Wangi.
BAB III

METODELOGI PENELITIAN

A. JENIS METODOLOGI PENELITIAN


Dilihat dari dari analisis dan jenis datanya, pada penelitian kali
ini menggunakan metode kunatitatif, yang bisa diartikan sebagai bagian
dari serangkaian investigasi sistematik terhadap fenomena dengan
mengumpulkan data untuk kemudian diukur dengan teknik statistik
matematika ataun komputasi.
Penelitian kuantitatif, menurut Robert Donmoyer (dalam Given,
2008: 713), adalah pendekatanpendekatan terhadap kajian empiris untuk
mengumpulkan, menganalisa, dan menampilkan data dalam bentuk
numerik daripada naratif. Sedangkan tujuan dari penelitian kuntitatif
sendiri adalah untuk menentukan hubungan antara variabel dalam
sebuah populasi.

B. DATA PRIMER
Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari
sumber pertama baik itu dari individu atau perseorangan seperti hadil
dari wawancara atau dari pengisian kuisioner yang dilakukan oleh
peneliti.
Pada penelitian kali ini data primer di dapat dari sumber
langsung yaitu dari staf operasional pbm PT. Adhiguna Putera cabang
Tanjung Wangi, yaitu berupa tally sheet, time sheet dan daily report
kegiatan bongkar muat pupuk inbags.

C. TEKNIK PENGUMPULAN DATA


Adapun teknik pengumpulan data pada penelitian kali yaitu
sebagai berikut:
1. Observasi (Pengamatan)
Teknik observasi atau pengamatan merupakan teknik yang
melakukan pengamatan langsung terhadap objek dalam suatu
penelitian, kemudian dilakukan pencatatan secara sistematis
mengenai gejala yang tampak pada objek penelitian.
Dengan menggunakan teknik observasi ini peneliti biasanya
terjun langsung ke lokasi penelitian untuk memutuskan alat ukur
yang tepat untuk digunakan.
2. Interview (Wawancara)
Teknik interview atau wawancara biasanya dilakukan secara
tatap muka antara peneliti atau pengumpul data dengan responden
atau sumber data. Teknik ini biasanya dilakukan sebagai studi
pendahuluan, karena teknik ini tidak mungkin dilakukan jika
respondenya dalam jumlah besar.
3. Document (Dokumen)
Teknik pengumpulan data dokumen ini biasanya peneliti
mengambil sumber penelitian atau objek dari dokumen atau catatan
dari peristiwa yang sudah berlalu, baik dalam bentuk tulisan,
gambar, atau karya monumental dari seseorang. Dapat diambil dari
catatan harian, sejarah kehidupan, biografi, peraturan, dan lain-lain.

D. ANALISIS DATA
Pada penelitiian kali ini alat analisis data dalam pengelolaan data
dengan menggunakan regresi linier sederhana dengan menggunakan
aplikasi SPSS (Statistical Program of Social Science). Dimana teknik
regresi linier sederhana digunakan untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh variable bebas (Truck) dengan variable terikat (Jumlah
Muatan) yang akan diuji hipotesisnya yaitu menyatakan adanya
pengaruh penggunaan metode truck lossing dalam kegiatan bongkar
muat pupuk inbangs terhadap jumlah muatan yang di bongkar oleh PT.
PBM Adhiguna Putera cabang Tanjung Wangi.
1. Regresi Linier Sederhana
Regresi linier sederhana merupakan sebuah metode untuk
memperkirakan pengaruh variable bebas (independent) terhadap
variable terikat (dependent). Regresi linier juga merupakan metode
statistic yang berfungsi untuk menguji sejauh mana hubungan sebab-
akibat antara variable factor penyebab terhadap variable akibat.
Factor penyebab biasanya dilambangkan dengan X sedangkan
variable akibatnya dilambangkan dengan Y.
Jika menggunakan lebih dari satu variable bebas, metode yang
digunakan adalah regresi linier berganda. Persamaan dari regresi
linier sederhana adalah sebagai berikut:
Y = a + bX
Dimana:
Y : nialai variable terikat pada observasi
A : intersep, angka ini menyatakan nilai Y saat niali X = 0
B : koefisien slope, angka ini menyatakan perubahan nilai Y sesaat
kenaikan satu satuan nilai x
X : nilai variable bebas pada observasi

2. SPSS (Statistical Program of Social Science)


Pada awalnya kepanjangan SPSS adalah Statistical Package
Social Sciens dimana pada waktu itu SPSS dibuat untuk keperluan
pengolahan data statistic untuk ilmu-ilmu social, sehingga sekaranng
kemampuan SPSS ditingkatkan/diperluas guna melayani berbagai
jenis pengguna (user), seperti untuk proses produksi di suatu pabrik,
riset ilmu sains, ataupun yang lainnya. Dan sekarang kepanjangan
dari SPSS adalah Statistical Program of Social Science (Frey 2018).
SPSS mampu membaca berbagai jenis data atau memasukkan
data secara langsung ke dalam SPSS Data Editor. Bagaimanapun
struktur dari file data mentahnya, maka data dalam Data Editor
SPSS harus dibentuk dalam bentuk baris (cases) dan kolom
(variabels). Case atau baris informasi untuk satu unit analisis,
sedangkan variable adalah informasi yang dikumpulkan dari masing-
masing kasus.
Software SPSS dibuat dan dikembangkan oleh SPSS Inc. yang
kemudian diakuisisi oelh IBM Corporation. Perangkat lunak
computer ini memiliki kelebihan pada kemudahan penggunaannya
dalam mengolah dan menganalisis data statistic.

E. DEFINISI OPERASIONAL
Metode truck lossing digunakan pada kegiatan stvedoring yaitu
proses pemindahan muatan dari kapal langsung ke truck. Kemudian
truck langsung membawa muatan tersebut keluar dari pelabuahan
langsung menuju ke consignee. Dari kegiatan tersebut dianalisa
terhadap waktu yang digunakan pada saat bongkar muat dari kapal ke
truck.
BAB IV

HASI DAN PEMBAHASAN

A. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN


1. PT. ADHIGUNA PUTERA CABANG TANJUNG WANGI
PT. Adhiguna Putera adalah anak perusahaan dari PT. Bahtera
Adhiguna (Persero). Pendirian PT. Adhiguna Putera lain selain
sesuai dengan Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 1985 juga sesuai
dengan Surat Keputusan Menteri Perhubungan No. KM.88 /
AL305 / PHB-85 tanggal April 11, 1985 bahwa kapal dilarang untuk
melaksanakan pengiriman dari dan ke kapal. Didirikan berdasarkan
Akte Notaris Soeleman Ardjasasmita SH. No 61. Perusahaan
undang tahun 1998 telah diperbarui dan konstitusi berikut no.1
tahun 1995 (penggabungan Konstitusi) dengan Akte Notaris Imas
fatimah, SH tanggal no.6 4 September 1998 dan merupakan
tambahan pada pejabat RI Lembaran tidak. 67 tanggal 21 Agustus,
2001. Pada Perusahaan artikel ini dari asosiasi telah diperbarui lagi
dan mengikuti dengan Akte Notaris Hj.Ofiyati Sobriyah, SH no.12
tanggal Auhust 15, 2008 dan merupakan tambahan pada RI kabar
resmi no.12 tertanggal 10 Februari 2009 .
Kegiatan usaha perusahaan adalah pengiriman barang / barang
dari dan ke kapal dan lain dari layanan tambahan. Umumnya, tarif
yang diterapkan akan didasarkan pada Surat Perjanjian (SKB) dalam
asosiasi buruh pelabuhan (APBMI) dan kedua melalui lelang atau
berbagai negosiasi antara pengirim dan buruh pelabuhan tergantung
pada kondisi pasar.
2. VISI
Menjadi perusahaan pendukung logistik nasional dengan standar
internasional yang dapat memberikan konstribusi nilai tambah bagi
shareholder.

3. MISI
Menyelenggarakan usaha bongkar muat, emkl dan layanan
kepelabuhanan (badan usaha pelabuhan) yang terintegrasi dengan
baik dan dikelola berdasarkan prinsip tata kelola perusahaan yang
sehat.

4. STRUKTUR ORGANISASI PT. ADHIGUNA PUTERA


CABANG TANJUNG WANGI

KEPALA CABANG

KABAG
KEUANGAN KABAG USAHA

KASIE KEUANGAN KASIE KEAGENAN KASIE PBM

OPERASIONAL OPERASIONAL
KEASGENAN PBM
B. DESKRIPSI DATA
Deskripsi data merupakan gambaran data yang digunakan pada
suatu penelitan, yang bertujuan untuk memaparkan data tersebut dan di
interprestasikan secara mudah. Pada deskripsi data kali ini penulis
mencoba untuk mengetahui gambaran atau kondisi PT. PBM Adhiguna
Putera cabang Tanjung Wangi yang dimana menjadi sampel pada
penelitian kali ini

Tabel 1
Data jumlah penggunaan truck dan jumlah muatan yang didapat per-hari pada
kegiatan bongkar muat pupuk inbags oleh PT. PBM Adhiguna Putera cabang
Tanjung wangi
X Y
Hari Truck Lossing Jumlah Muatan
(Truck) (Ton)
1 32 Truck 567,5 Ton
2 54 Truck 1.012,2 Ton
3 36 Truck 662,05 Ton
4 39 Truck 753,6 Ton
5 39 Truck 742,55 Ton
6 23 Truck 445,45 Ton
7 17 Truck 311,1 Ton
8 25 Truck 471,2 Ton

Total 265 Truck 4.965,65 Ton

Sumber: PT. Adhiguna Putera


C. HASIL PENGOLAHAN DATA
Untuk mengetahui Pengaruh penggunaan metode truck lossing
dalam kegiatan bongkar muat pupuk inbags terhadap efesiensi waktu
bongkar muat pada PT. PBM Adhiguna Putera cabang Tanjung Wangi.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan data yang diolah sendiri
bersumber dari PT. PBM Adhiguna Putera cabang Tanjung Wangi,
model yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah analisis regrei
linier sederhana dan uji t untuk membandingkan antara t-tabel dan t-
hitung.
Sebelum melakukan perhitungan terlebih dahulu penulis
menentukan dasar pengambilan keputusan analisis regresi linier
sederhana, yaitu sebagai berikut:
1. Nilai Signifikan (a) sebesar 5% (a = 0,05)
a. Jika nilai signifikansi > 0,05, maka kesimpulannya tidak
terdapat pengaruh variable X terhadap variable Y.
b. Jika nilai signifikansi < 0,05, maka kesimpulannya terdapat
pengaruh variable X terhadap variable Y.
2. T Hitung
a. Jika nilai t hitung < t tabel, maka kesimpulannya tidak terdapat
pengaruh variable X terhadap variable Y.
b. Jika niali t hitung > t tabel, maka kesimpulannya terdapat
pengaruh variable X terhadap variable Y.
Tabel 2
Output SPSS (Model Coefficients)
Coefficientsa
Model Unstandardized Standardized t Sig.
Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta
1 (Constant) -5.673 21.199 -.268 .798
TRUCK 18.910 .608 .997 31.094 <,001
a. Dependent Variable: MUATAN

Sumber: Hasil Olahan SPSS

Tabel 3
Output SPSS (Model Summary)

Model Summary
Model R R Adjusted R Std. Error of the
Square Square Estimate
1 .997a .994 .993 18.67358
a. Predictors: (Constant), TRUCK

Sumber: Hasil Olahan SPSS

Berdasarkan tabel 2 di atas maka dapat diperoleh nilai constant


(a) sebesar -5,673, sedangkan nilai sedangkan nilai Truck (b/koefesien
regresi) sebesar 18,910, sehingga persamaan regresinya dapat ditulis:

Y = a + bX
Y = -5,673 + 18,910X
Maka apabila penggunaan truck meningkat sebesar 1 satuan
maka jumlah muatan yang dibongkar akan meningkat sebesar 18,910
satuan. Dari persamaan regresi linier sederhana diatas menunjukan
koefisien regresi dari variable independent yaitu bertanda positif (+),
dalam hal ini berarti variable Truck (X) berpengaruh terhadap jumlah
muatan yang di bongkar.
Dapat dilihat juga bahwa tingkat korelasi sebesar 0,997 atau
99,7% yang artinya pengaruh truck terhadap jumlah muatan yang di
bongkar sangat kuat. Karena kriteria derajat hubungan koefisien korelasi
yaitu 0,75 – 0,99 adalah tingkat hubungan sangat kuat.

D. UJI PARSIAL (UJI t)


Sebelum menentukan t-hitung, terlebih dahulu menentukan t-
tabel yaitu dengan menggunakan tabel uji-t. Tabel uji-t untuk a=5% dan
derajat kebebasan (df) = n-k; (n = sampel, k = variabel). Maka dapat
diketahui t-tabel sebagai berikut:
t-tabel = t0,025:6 = 2,447
Dari hasil perhitungan regresi pada tabel 2 diketahui bahwa
variabel Truck memiliki t-hitung sebesar 31,094, dimana lebih besar
daripada t-tabel yaitu 31,094 > 2,447.
Jadi, dapat diambil kesimpulan bahwa H0 ditolak karena
31,094 > 2,447 yang artinya terdapat pengaruh penggunaan metode
truck losing terhadap jumlah muatan yang dibongkar pada PT.
PBM Adhiguna Putera cabang Tanjung Wangi. Hal ini dapat
dipahami, dengan semakin banyaknya truck yang digunakan dalam
kegiatan bongkar muat maka semakin banyak juga muata yang dapat
dibongkar oleh PT. PBM Adhiguna Putera cabang Tanjung Wangi.
E. UJI KOEFISIEN DETERMINASI (R2)
Berdasrkan hasil perhitungan dari tabel 3 maka diperoleh nilai
R2 sebesar 0,994 atau 99,4%, artinya variabel Truck mampu
memberikan pengaruh dengan kontribusi sebesar 99,4% terhadap
jumlah muatan yang di bongkar oleh PT. PBM Adhiguna Putera cabang
Tanjung Wangi dan sisanya dipengaruhi oleh factor-faktor lain.

F. KENDALA YANG TIMBUL DALAM KEGIATAN BONGKAR


MUAT PUPUK INBAGS
Setiap pekerjaan sudah pastinya mempunyai kendalnya masing-
masing yang dihadapi, termasuk juga dalam kegiatan bongkar muat
pupuk inbags. Adapun kendala-kendala yang dihadapi dalam kegiatan
bongkar muat pupuk inbags sebagai berikut:
1. Faktor cuaca yang kurang mendukung seperti: hujan.
2. Kerucakan crane kapal.
3. Kurangnya tenaga kerja bongkar muat, sehingga memperlambat
proses bongkar muat.
Pemecahan masalah yang dapat diambil dari kendala yang timbul di
atas adalah:
1. Untuk pemecahan masalah faktor cuaca ini kita harus segera
melaporkan ke perwira jaga untuk menutup palka kapal agar barang
tidak basah.
2. Segera melaporkan kerusakan yang terjadi kepada pihak kapal yang
sedang bertugas, supaya dapat segera diperbaiki.
3. Mengkoordinasi kepada Kepala Regu Kerja (KRK) untuk segera
menambah TKBM.
4.
BAB V
PENUTUP

A. SIMPULAN
B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai