Anda di halaman 1dari 22

PRAKTIKUM PIROLISIS

KU-1201
PENGANTAR REKAYASA &DESAIN II

KELOMPOK 6
Syauqi Abdurrahman (16713041)
Gradi Desendra (16713131)
Firanza Fadilla (16713227)
Assyifa Reyhannisa (16713317)

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI


INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2014

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ...... 2


BAB I : LATAR BELAKANG . 4
BAB II: PERUMUSAN MASALAH . 5
BAB III: ANALISIS KEBUTUHAN DESAIN.......................................................

3.1 Visi dan Misi Produksi . 6


3.1.1 Visi

. 6

3.1.2 Misi

. 6

3.2 Strategi Produksi

. 6

3.2.1 Analisis Segmenting, Targeting, dan Positioning

. 4

3.2.2 Analisis SWOT . 7


3.3 Kriteria Alternatif Desain

. 8

BAB IV: ALTERNATIF DESAIN DAN PEMILIHAN DESAIN FINAL

. 9

4.1 Alternatif Desain . 9


4.1.1Alternatif Bahan Baku Desain

. 9

4.2.2 Alternatif Perancangan Desain

. 9

4.2 Pemilihan Desain Final


BAB V: PENDALAMAN DESAIN

. 11
.

12

5.1 Skema/Gambar Desain . 12


5.2 Cara Kerja Desain

. 12

5.3 Strategi Realisasi Desain

. 13

5.4 Perhitungan yang Relevan

. 13

BAB VI: PRAKTIKUM REALISASI DESAIN

. 15

6.1 Alat-alat yang Digunakan pada Praktikum


6.2 Prosedur Praktikum

. 15

. 15

6.3 Hasil Pengamatan . 18


6.4 Perhitungan-perhitungan . 20
6.5 Analisis Hasil Perhitungan dan Perbandingannya dengan Praktikum 20
BAB VII: KESIMPULAN DAN SARAN
7.1 Rangkuman Keunggulan Desain

...

21

. 21

7.2 Saran Pengembangan/Koreksi Desain . 21


DAFTAR PUSTAKA

. 22

BAB I
LATAR BELAKANG
Saat ini kebutuhan manusia akan energi semakin meningkat. Meningkatnya
kebutuhan energi ini tidak disertai dengan ketersediaan sumberdaya penghasil energi yang
memadai. Salah satu sumber daya penghasil energi yang telah banyak digunakan ialah
bahan bakar fosil. Bahan bakar fosil dapat menghasilkan energi yang besar. Namun bahan
bakar fosilini tidak dapat diperbarui.
Penggunaan bahan bakar fosil secara terus menerus membuat persediaan bahan
bakar fosil semakin menipis. Salah satu alternatif sumberdaya penghasil energi selain
bahan bakar fosil ialah bahan bakar yang berasal dari biomassa seperti arang. Arang
merupakan kandungan karbon yang ada pada biomassa.
Sekarang, penggunaan arang mulai dimanfaatkan di berbagai bidang, di antaranya
bidang tataboga dan kuliner yang menggunakan arang sebagai bahan bakar untuk
mematangkan makanan karena ada aroma khas yang tercipta, bahkan digunakan secara
langsung untuk minuman (biasanya kopi), bidang lingkungan yang menggunakan arang
sebagai bahan untuk alat penjernih air karena kandungan karbon di dalam arang, dan di
bidang-bidang lainnya.
Dewasa ini, banyak yang melirik arang sebagai sumber bahan bakar alternatif
(bahan bakar dari biomassa) karena memiliki manfaat yang sangat besar dan harga yang
sangat murah, jika dibandingkan dengan minyak bumi, gas alam, dan batu bara.Untuk itu,
dalam praktikum kali ini, kami akan mencoba membuat arang dengan proses pirolisis
dengan kualitas baik, kuantitas yang banyak, serta waktu pembentukannya relatif singkat.

BAB II
RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah dari praktikum pembuatan arang kami adalah:
1

Bagaimana kriteria bahan baku untuk membuat arang yang ideal?

Bagaimana desain penempatan bahan baku di dalam tungku pirolisis?

Berapa lama proses pembakaran berlangsung?

Bagaimana kondisi dan karakteristik asap cair yang nantinya akan dihasilkan?

Bagaimana kondisi dan karakteristik arang hasil proses pirolisis?

BAB III
ANALISIS KEBUTUHAN DESAIN
3.1

VISI DAN MISI PRODUKSI


3.1.1

Visi
Menciptakan arang yang baik berkualitas denganberbahan dasar limbah

biomassa yang mudah didapatkan di masyarakat.


3.1.2

Misi

1. Menemukan alternatif limbah biomassa yang dapat digunakan sebagai


bahan dasar arang yang baik dan berkualitas.
2. Mendesain rancangan alat dan bahan untuk melakukan pengarangan
dengan baik agar menghasilkan arang yang optimal.
3. Menerapkan metode pengarangan secara tepat dan sesuai dengan prinsip
pirolisis.

3.2

STRATEGI PRODUKSI
3.2.1

Analisis Segmenting, Targeting, dan Positioning


a. Segmenting
Hampir setiap lapisan ekonomi masyarakat di Indonesia masih
menggunakan arang dalam kehidupan sehari-hari, terutama masyarakat
tradisional yang masih menggunakan arang untuk memasak.
Kegunaan lain dari arang adalah digunakan di industri gula,
pembersihan minyak dan lemak, kimia, dan farmasi. Melihat banyaknya
kegunaan arang di kehidupan masyarakat, maka arang berbahan dasar
kayu albasia berpeluang untuk memasuki pasaran arang.
b. Targeting
Target utama dari produk arang berbahan dasar kayu albasia adalah
masyarakat Indonesia yang sampai saat ini masih menggunakan arang
dalam kehiduan sehari-harinya.
c. Positioning

Arang berbahan dasar kayu albasia cukup berpotensi.Kayu albasia


dapat didapat dengan mudah sebagai limbah dan harganya tidak terlalu
mahal.
3.2.2

Analisis SWOT

Matriks
SWOT

Strength

Weakness

Opportunit
y

Kayu albasia memiliki jumlah yang


melimpah sehingga mudah
didapatkan di masyarakat .Kayu
albasia biasa digunakan untuk peti
kemas sehingga limbahnya dapat
dibeli dengan harga yang murah.
Proses produksi dapat dilakukan
dengan biaya yang lebih murah
sehingga produksi dalam jumlah
besar mungkin dilakukan untuk
menghasilkan jumlah arang yang
banyak

Kayu albasia memiliki kadar air yang


tinggi dan cenderung
mempertahankan kandungan airnya.
Untuk mengatasi masalah tersebut
dapat dilakukan penjemuran kayu
terlebih dahulu untuk mengurangi
kandungan air dalam kayu albasia.

Kayu albasia dapat diperoleh dengan


harga yang relatif murah, sehingga
terdapat kemungkinan banyak
produsen lain yang menggunakan
kayu albasia sebagai bahan dasar
arang.

Arang berbahan dasar kayu albasia


masih kurang familiar di telinga
masyarakat.Karena itu perlu
diadakan sosialisasi mengenai bahan
arang ini supaya masyarakat
mengenal arang kayu albasia
sehingga dapat dipasarkan scara
optimal.

Threat

3.3

KRITERIA ALTERNATIF DESAIN


Dalam pemilihan desain-desain alternatif dari pembuatan arang kami, kami

melakukan perbandingan dengan beberapa bahan baku yang dapat menghasilkan arang
dengan kualitas yang baik dalam jumlah besar. Arang berkualitas yang kami harapkan
adalah arang dengan kandungan karbon terikat yang tinggi, nilai kalor yang tinggi,
komponen volatil yang rendah, kandungan abu yang rendah, dan kandungan kelembaban
yang rendah.

Kami juga memperhitungkan tingkat kemudahan bahan baku untuk diperoleh di


masyarakat dan keterjangkauan harganya supaya arang kami dapat digunakan oleh
berbagai lapisan masyarakat di Indonesia.

BAB IV
ALTERNATIF DESAIN DAN PEMILIHAN DESAIN FINAL
4.1

ALTERNATIF DESAIN

4.1.1AlternatifBahan Pengarangan
Berikut ini merupakan tabel yang memaparkan alternatif bahan yang dipilih
praktikan sebagai bahan dasar pembuatan arang.
Tabel 01
Deskripsi Alternatif Desain
Alternatif

Deskripsi Desain

1.

Serbuk Gergaji

Sumber: pixabay.com
Desain dengan serbuk gergaji menghasilkan arang yang berkualitas
karena memiliki nilai kalor yang cukup tinggi, yaitu 5219 kkal/kg serta
tidak berbau. Selain itu, serbuk gergaji mudah didapatkan dan harganya
murah.
Namun serbuk gergaji memiliki kekurangan, yaitu bentuknya berupa
bubuk sehingga harus dipadatkan. Selain itu, arang dari serbuk gergaji juga
mudah terbakar dan harus menggunakan penutup kasa. Serbuk gergaji saat
2.

ini juga banyak digunakan untuk media tanam jamur tiram daripada arang.
Tongkol Jagung

Sumber: indonesiabiobutanol.wordpress.com
Arang berbahan dasar tongkol jagung akan berkualitas karena memiliki
9

nilai kalor sebesar 5600 kkal/kg. Harganya yang relatif murah dan mudah
didapatkan karena merupakan limbah menambah nilai plus bahan dasar ini.
Kekurangan penggunaan tongkol jagung adalah ia harus dikeringkan
dalam waktu yang cukup lama karena tongkol jagung memiliki kandungan
air yang banyak. Selain itu, karakteristik bonggol jagung yang tidak terlalu
3.

padat menyebabkan perlunya desain yang sesuai dalam pembakaran.


Kayu Albasia

Sumber:indonesiawood.net
Arang berbahan dasar kayu albasia akan berkualitas karena memiliki
nilai kalor sebesar 5950 kkal/kg. Harganya relatif murah. Selain itu, ia juga
mudah didapatkan karena banyak yang menjadi limbah dan sisa-sisa mebel.
Karakteristik kayu albasia yang memiliki kadar air tinggi membuatnya
4.

butuh pengeringan yang cukup lama.


Ampas Tebu

Sumber: youngmuhajir.files.wordpress.com
Ampas tebu dapat digunakan sebagai bahan dasar pembuatan arang
dengan nilai kalor sebesar 5130 kkal/kg. Selain itu, ampas tebu biasanya
merupakan limbah dari pengolahan tebu sehingga mudah didapatkan dan
harganya murah. Ia juga mudah dikeringkan.
Kekurangan penggunaan ampas tebu adalah mudah mengalami
fermentasi atau pengasaman jika tidak kering.

10

Berikut ini merupakan tabel komposisi bahan pembuatan arang dari alternatifalternatif desain yang ada.
Tabel 02
Komposisi Bahan Pembuatan Arang
Persen (%)

Nilai
Kalor

Bahan

Kadar Fixed Volatile

Hidrogen
(H)

Senyawa
Organik

Senyawa
Anorganik

Abu

Carbon

Matter

Karbon
(C)

Serbuk
Gergaji

5219

48.85

11.5

87.5

2.2

0.12

0.04

2.0

Tongkol
Jagung

5600

31.81

38.42

91.7

1.7

0.02

0.05

3.2

Kayu
Albasia

5950

55

15.4

Ampas
Tebu

5130

24.7

65.9

88.4

7.8

0.08

0.12

3.2

(kkal/kg

Sumber: Sembiring, M.T., 2003


4.1.2Alternatif Perancangan Desain
Beberapa alternatif desain tungku yang dapat disusun adalah sebagai berikut.
Tabel 03
Alternatif Perancangan Desain
Alternatif
Desain
1.
Tungku Biasa

Pada

desain

Deskripsi
ini, tungku tidak

diberi

atau

ditambahkan bahan bantuan. Keunggulan desain


ini adalah tidak adanya fixed cost, biaya tambahan.
Namun kelemahannya adalah panas bisa merambat
keluar.
2.

Tungku Diberi Kassa

Pada desain ini, dalam pembakarannya tungku


dibantu dengan kassa. Keunggulan desain ini
adalah bahan terpadatkan. Namun kelemahannya
adalah

11

panas

bisa

merambat

keluar

serta

penambahan fixed cost.


3.

Tungku Dilapisi

Pada desain ini, dalam pembakarannya tungku

Handuk

dilapisi dengan handuk. Keunggulan desain ini


adalah panasnya tidak merambat keluar. Namun
kelemahannya adalah fixed cost bertambah.

4.

Tungku Diberi Kassa

Pada desain ini, dalam pembakarannya tungku

dan Dilapisi Handuk

dibantu dengan kassa. Keunggulan desain ini


adalah

bahan

terpadatkan

dan

panas

tidak

merambat keluar. Namun kelemahannya adalah


penambahan fixed cost.

4.2

PEMILIHAN DESAIN FINAL


Setelah melakukan perbandingan, praktikan memutuskan untuk menggunakan

bahan

baku utama

kayu

albasia. Hal ini

disebabkan karena pertimbangan-

pertimbangansebagaiberikut:

Kayu albasia dapat diperoleh dengan mudah. Untuk mendapatkannya dengan

cuma-cuma, ia dapat diperoleh dari limbah dan sisa-sisa mebel.


Hasil arang dari kayu albasia menghasilkan arang yang padat dengan dimensi

yang bisa ditentukan karena kayu dapat dibentuk dan dipotong-potong.


Kayu albasia memiliki nilai kalor yang tertinggi dari pilihan alternatif sehingga
dapat dijadikan sebagai arang yang berkualitas.
Dalam pemilihan alternatif perancangan desain, praktikan memilih rancang desain

1, yaitu tungku biasa, untuk mengurangi biaya-biaya tambahan yang diperlukan.

12

13

BAB V
PENDALAMAN DESAIN
5.1

SKEMA/GAMBAR DESAIN

Desain yang dipilih kelompok kami adalah desain proses dengan menyusun biomassa
berlapis-lapis dan tiap lapisannya disirami minyak tanah. Saat api mulai menyala,
biomassa disiram minyak tanah tambahan agar api (panas) cepat menyebar sehingga
biomassa terbakar merata. Terkadang biomassa perlu sedikit diubah posisinya agar
persebaran panas dari api merata.

5.2

CARA KERJA DESAIN


Pembakaran dilakukan dengan menata kayu selapis, kemudian disirami minyak.

Hal ini dilakukan beberapa kali hingga jumlah biomassa dirasa cukup, kemudian
dinyalakan dengan korek api. Awalnya hanya bagian atas saja yang terbakar, tetapi dengan
berjalannya waktu api akan menjalar ke bawahnya. Dengan bantuan tongkat, posisi
biomassa yang terbakar dapat diubah-ubah sehingga api merata ke seluruh kayu.

5.3

STRATEGI REALISASI DESAIN


Kayu albasia memiliki kadar air dan volatile matter tinggi. Disamping itu, kayu

albasia memiliki kecenderungan mempertahankan kandungan airnya. Untuk mengatasi


hal ini, awalnya kayu dijemur terlebih dahulu agar air dapat keluar sebagian. Kemudian,
dengan menyusun kayu selapis demi selapis kami asumsikan pembakaran akan lebih
merata sehingga kadar air yang tinggi dapat lebih efektif diubah menjadi asap cair.

5.4

PERHITUNGAN YANG RELEVAN


1. Perhitungan Berdasarkan Cash Flow
14

Faktor terukur dan tidak terukur


i. Tangibles : harga kebutuhan produksi, harga jual produk,
persaingan antar penjual
ii. Intangibles : faktor cuaca, ketersediaan kulit kacang
Biaya dan pendapatan
i. Biaya
Harga minyak = Rp 2.500,00 / liter
Harga kulit kacang = Rp 1.000,00/kg
Harga kayu = - ( kayu sisa , dapat digunakan berulang-ulang)
Untuk membakar 0.5 kg kulit kacang dibutuhkan sekitar 200 mL m
Sehingga biaya total
Minyak
400mL
Rp 1000,00
Kulit kacang
1 kg
Rp 1000,00 +
Total
Rp 2.000,00
ii. Pendapatan
Dengan arang kulit kacang yang merupakan arang yang
kualitasnya cukup baik dan diharapkan menghasilkan 20-25%
arang dari berat bahan baku total. Jika harga arang saat ini
mencapai Rp20.000 per kg, makan dari 1 kg bahan baku kacang
dapat dihasilkan sekitar Rp4.000,00 sampai Rp5.000,00. Dengan
demikian keuntungan yang didapat sekitar Rp2.000,00 sampai
Rp3.000,00 per 1 kg bahan baku kulit kacang.

2. Data Analisis Proksimat (Kimia) Kulit Kacang ( menggunakan bahan sejenis


yaitu daun kering )( Sulistyo P,2003)

15

Kandungan

Persentase

Air

10 60 %

Senyawa Organik

15 35 %

Nitrogen

0,4 1,2 %

Fosfor

0,2 0,6 %

Kalium

0,8 1,5 %

Kapur

47%

Karbon

12 17 %

16

BAB VI
PRAKTIKUM REALISASI DESAIN
6.1

ALAT-ALAT YANG DIGUNAKAN PADA PRAKTIKUM


6.1.1

Alat

Alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu :


1.
2.
3.
4.
5.

Tungku pirolisis
Korek api
Kipas
Sarung tangan
Penampung asap cair
6.1.2 Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum antara lain :
1. Kayu Albasia
2. Minyak tanah

6.2

PROSEDUR PRAKTIKUM
1. Kayu albasia dijemur agar kadar air berkurang.
2. Tungku pirolisis disiapkan
3. Kayu albasia dimasukkan satu lapis kedalam tungku
4. Lapisan kayu disirami dengan minyak tanah
5. Ditambahkan satu lapisan kayu lagi
6. Lapisan kayu disirami minyak lagi
7. Kayu tersebut dibakar dengan korek api
8. Susunan kayu diubah sesuai kebutuhan
9. Tungku ditutup
10. Asap cair ditampung
11. Setelah asap yang keluar dari tungku dianggap habis , ujung tungku ditutup
17

12. Tungku diturunkan agar tidak ada udara yang masuk.


13. Tungku didiamkan selama 5 jam.
14. Arang dapat diambil

6.3

HASIL PENGAMATAN
6.3.1

Tetes Asap Cair

Dalam praktikum yang dilakukan, asap cair yang dihasilkan selama proses
sebanak dua puluh tetes.dan waktu mulai tetesan pertamanya sangat lama.

6.3.2

Jenis Arang yang Dihasilkan

Berikut ini adalah grafik dan tabel arang hasil pirolisis :

Grafik Perbandingan Hasil Pirolisis

Arang jadi; 14%

Arang tidak jadi; 86%

Bahan baku
Arang jadi
Arang tidak jadi

Massa (gram)
1766
240
1526

Menurut uji kualitatif, arang menunjukkan hasil yang baik. Arang tidak
megeluarkan asap saat dibakar dan tidak cepat menjadi abu. Selain itu arang
18

berwarna hitam mengkilap.Asap cair yang dihasilkan banyak, sehingga kami


berasumsi bahwa kayu yang kami pakai terlalu besar ukurannya sehingga
penjemuran kurang efektif akibat adanya air yang terperangkap didalam kayu
tersebut.

6.4

PERHITUNGAN-PERHITUNGAN

Massa bahan baku awal = 1766 gram


Hasil:
o Arang jadi = 240 gram
o Arang tidak jadi = 1526 gram
Asap cair = 20 tetes

Maka persentase keberhasilan =

Massaarang total
x 100
Massa bahan baku awal
240 gram
x 100
1766 gram
13.59

6.5

ANALISIS HASIL PERHITUNGAN DAN PERBANDINGANNYA DENGAN

PRAKTIKUM
Hasil percobaan pembuatan arang menghasilkan arang 240 gram dengan asap cair
sebanyak 20 tetes. Hasil percobaan tersebut tidak mencapai target awal percobaan yang
idealnya adalah 20%, sedangkan hasilnay adalah 13.59 %. Ketidaktercapaian target dalam
percobaan ini dapat diakibatkan oleh berbagai hal yang akan dijabarkan dalam analisis
diagram fishbone.
6.6

ANALISIS FISHBONE DIAGRAM

Man

Method

Machine

Problem
19

Material

Mother Nature

MAN
Kurangnya pengalaman dan pengetahuan praktikan dalam hal pirolisis atau pengarangan
menyebabkan proses pengarangan yang dilakukan tidak berlangsung secara ideal.
METHOD
Kekurangan praktikan seperti dalam poin MAN di atas menyebabkan praktikan terlambat
menutup reactor pengarangan, hal ini menyebabkan beberapa bahan baku berubah
menjadi abu, bukan arang.
MACHINE
Kondisi reactor pengarangan yang tidak tertutup sempurna (ada kebocoran pada sisinya)
menyebabkan ada asap yang tetap keluar setelah reactor ditutup, hal ini menyebabkan
beberapa bahan baku mengalami oksidasi, bukan karbonisasi.
MATERIAL
Material atau bahan baku yang kami gunakan masih lembab, ditandai dengan banyaknya
asap cair yang terbentuk, hal ini menyebabkan bahan baku kami sukar terbakar dan sukar
untuk dapat diarangkan.

MOTHER NATURE
Ketika praktikum dilakukan, angin bertiup cukup kencang sehingga menyulitkan proses
pembakaran. Angin juga menyebabkan proses pembakaran tidak merata pada seluruh
reactor. Keadaan ini menyebabkan ada bahan baku yang sudah terbakar hingga nyaris
menjadi abu, namun masih ada bahan baku yang nyaris tidak terbakar.

20

BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
Arang dapat dibuat dari berbagai macam jenis biomassa yang tersedia di
alam.Dengan membandingkan nilai kalor biomaassa yang digunakan, kita dapat
menyimpulkan kualitas arang yang terbentuk.Tidak hanya itu, arang yang berkualitas juga
tergantung dengan metode pengarangan atau pirolisis yang digunakan.
7.1

RANGKUMAN KEUNGGULAN DESAIN


Keunggulan dari desain kami, antara lain:
1. Kami menggunakan kayu albasia sebagai bahan baku yang memiliki nilai
kalor dan potensi yang cukup tinggi untuk dijadikan arang.
2. Bahan baku kayu albasia relatif mudah didapat dan harganya murah.

7.2

SARAN PENGEMBANGAN/KOREKSI DESAIN


Saran pengembangan atau koreksi dari desain pirolisis kami, antara lain:
1. Kayu Albasia sebaiknya dijemur lebih lama agar proses pengarangan dapat
berlangsung dengan lebih sempurna
2. Pada saat pirolisis, reaktor harus tetap terisolasi sempurna ( tertutup rapat )
agar t

DAFTAR PUSTAKA

21

Anonim. 2013. " Kesulitan Rumput, Peternak Cirebon Manfaatkan Limbah Kulit
Kacang".
http://bandung.bisnis.com/read/20111113/6/109968/kesulitanrumputpeternak-cirebon-manfaatkan-limbah-kulitkacang(diakses tanggal 12 April 2013).
Berita resmi statistik Badan Pusat Statistik No. 45/07/ Th. XVI, 1 Juli 2013.
Wikipedia. 2014. Arang. http://id.wikipedia.org/wiki/Arang (diakses tanggal 28
Februari 2014).

22

Anda mungkin juga menyukai