Sumber : Spiller, A.Gene. 1998. Caffeine. United States of America: CRC Press LLC.
(halaman 23)
Sumber :
chemwiki.ucdavis.edu/wikitexts/UC_Davis/UCD_Chem_115_Lab_Manual/Lab_2
%3A_High_Performance_Liquid_Chromatography
3. Standar French
Sesuai dengan ISO 10095 yang dikeluarkan pada tahun 1992, menspesifikasi
metode penentuan kafein pada kopi bakar, hijau atau pada ekstrak kopi (ter-
dekafeinasi atau tidak). Kafein diekstraksi dengan air pada 90C dengan
keberadaan MgO. Ekstrak disaring dan dibersihkan pada kolom kecil yang
dikemas dengan derifat gugus fenil silica, kemudian dianalisis dengan HPLC pada
kolom C18 dengan fase gerak methanol/air (30:70) dengan detector UV pada
254-280 nm.
Sumber : Spiller, A.Gene. 1998. Caffeine. United States of America: CRC Press
LLC. (halaman 24)
4. Standar British
Kafein diekstraksi dari sampel dengan air pada 90C dengan keberadaan MgO.
Campuran kemudian disaring dan aliquot dimurnikan pada mikrokolum silica
yang dimodifikasi dengan gugus fenil. Kandungan kafein kemudian ditentukan
dengan HPLC menggunakan detector UV.
Sumber : Spiller, A.Gene. 1998. Caffeine. United States of America: CRC Press
LLC. (halaman 24)
Instrumentasi :
Sistem HPLC yang digunakan pada analis ini adalah air isokratik HPLC, yang
terdiri dari model pompa isokratik 1515, vacuum degasser dan detektor PDA 2996
(USA). Injector dengan model Rheodyne 7725i dengan jarum injeksi 20 L.
komol analisis yang digunakan adalah Shim-pack VP-ODS dengan diameter
dalam 4,6 mm dan panjang 250 mm (Shimadzu Corporation, Kyoto, Japan).
Semua hasil kromatografi diproses melalui software empower (Waters
Corporation).
Item Kondisi
Eluen Methanol: Air distilasi (30:70)
Kecepatan aliran eluen 1.3 mL/min
Volume injeksi 20 L
Kolom analitik Shim-pack VP-ODS (250 4,6)mm
Suhu Kolom Ambient
Detektor PDA
Deteksi UV 270 nm
Table 1: Kondisi percobaan
Hasil:
1. Presisi: presisi analitik dari metode diprediksi dari keberulangan dari 6
penentuan larutan kafein 40 ppm dan standar deviasi relative 1,25% dihitung
pada peak area. Waktu retensi kafein adalah 7,347 menit dengan standar
deviasi relative RSD = 0,5% sehingga pada larutan standar, metode HPLC
memberikan waktu retensi yang stabil.
2. Linearitas: grafik kalibrasi dibuat dengan menggunakan jarum injeksi 20 L.
sebanyak 6 konsentrasi kafein dari 10 hingga 100 ppm dianalisis berdasarkan
kondisi percobaan. Hasil grafik menunjukkan hubungan linearitas yang baik
dengan R2 = 0,999
3. Konsentrasi sampel dapat diperoleh dengan menggunakan persamaan dari
kurva kalibrasi yaitu dengan memasukkan nilai AUC pada persamaan sebagai
sumbu y, sehingga nilai x dapat diketahui sebagai konsentrasi sampel