Anda di halaman 1dari 22

DAFTAR ISI

BAB 1. PENDAHULUAN ............................................................................... 1


1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1
1.2 Perumusan Masalah .................................................................................. 1
1.3 Tujuan ....................................................................................................... 2
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 3
2.1 Kulit kerang hijau ..................................................................................... 3
2.2 Agregat Halus ........................................................................................... 3
2.3 Batako ....................................................................................................... 3
BAB 3. METODE PELAKSANAAN ............................................................. 5
BAB 4. HASIL YANG DICAPAI ................................................................... 6
4.1 Pencapaian ................................................................................................ 6
4.2 Potensi Khusus ......................................................................................... 8
BAB 5. PENUTUP.......................................................................................... 10
5.1 Kesimpulan ............................................................................................. 10
5.2 Saran ....................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 11
BAB 6. LAMPIRAN ...................................................................................... 12
Lampiran 1. Penggunaan Dana ......................................................................... 12
Lampiran 2. Bukti Pembayaran......................................................................... 13
Lampiran 3. Diskusi Internal Tim ..................................................................... 14
Lampiran 4. Diskusi Bersama Pembimbing ..................................................... 15
Lampiran 5. Koordinasi Bersama Mitra............................................................ 16
Lampiran 6. Pembuatan Desain Alat Penggiling Kulit Kerang Hijau .............. 17
Lampiran 7. Pembuatan Desain Cetakan Batako .............................................. 18
Lampiran 8. Pembuatan Video .......................................................................... 19

iii
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Metode Pelaksanaan ................................................................................... 5


Tabel 3 Potensi Hasil .............................................................................................. 9
Tabel 4 Penerimaan Dana ..................................................................................... 12
Tabel 5 Alokasi Penggunaan Dana ....................................................................... 12

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Desain Alat Penggiling Kulit Kerang Hijau ........................................... 7


Gambar 2 Desain Cetakan Batako .......................................................................... 8
Gambar 3 Buku Pedoman ....................................................................................... 8

v
1

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Kampung Kerang Hijau merupakan salah satu wilayah yang berada di
Kelurahan Kalibaru, Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara. Kampung Kerang Hijau
berada di tepian Teluk Jakarta, sehingga sebagian besar masyarakatnya bekerja
sebagai nelayan, pembudidaya kerang hijau, pengupas kerang hijau dan perajin ikan
asin.
Sebagai salah satu wilayah penghasil kerang hijau, saat ini masyarakat
hanya memanfaatkan daging kerang untuk dikonsumsi. Di Kampung Kerang Hijau
terdapat 15 rumah pengupasan/pengusaha dan hampir setiap hari setiap pengupas
kerang membuang 20 kwintal kulit kerang hijau. Kulit kerang tersebut dibuang
sembarangan di beberapa tempat seperti tepi laut dan di pemukiman warga.
Keberadaan limbah kulit kerang hijau dapat menyebabkan pencemaran air,
menimbulkan bau yang tidak sedap serta berpotensi menyebabkan penyakit sesak
nafas atau ISPA. Selain itu keberadaan limbah kulit kerang yang tersebar di
beberapa tempat dapat menimbulkan infeksi pada kaki jika terinjak oleh warga
sekitar.
Kulit kerang hijau tersusun atas CaCO3, SiO2, Fe2O3, Magnesium Oksida
MgO, dan Al2O3. CaCO3 menjadi kandungan yang paling dominan di dalam kulit
kerang hijau. . CaCO3 merupakan kandungan yang juga terdapat pada bebatuan.
Sehingga kulit kerang hijau berpotensi sebagai bahan agregat halus pada pembuatan
batako. Namun, kulit kerang hijau harus dihancurkan agar menjadu serbuk terlebih
dahulu sebelum dimanfaatkan sebagai bahan agregat halus.
Berdasarkan latar belakang tersebut maka diperlukan suatu upaya untuk
memperkenalkan usulan program tim kami berupa “Pembuatan Alat Penggiling
Kulit Kerang Hijau Sebagai Bahan Pembuat Batako Guna Meningkatkan
Produktifitas Masyarakat Kampung Kerang Hijau”. Melalui usulan program
ini diharapkan kulit kerang hijau dapat dimanfaatkan sebagai bahan substitusi pasir
di dalam pembuatan batako dan dapat meningkatkan produktifitas masyarakat
Kampung Kerang Hijau dengan adanya mata pencaharian baru yaitu sebagai perajin
batako.

1.2 Perumusan Masalah


Dari latar belakang yang dijelaskan maka dapat dibuat perumusan masalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana desain alat yang dapat digunakan untuk menghancurkan kulit
kerang hijau
2. Bagaimana komposisi optimal penggunaan serbuk kulit kerang hijau
dalam pembuatan batako
2

3. Bagaimana tahapan pembuatan batako menggunakan serbuk kulit kerang


hijau

1.3 Tujuan
Penulisan Program Kreativitas Mahasiswa Pengabdian Masyarakat ini
bertujuan untuk:
1. Untuk mengetahui desain alat yang dapat digunakan untuk
menghancurkan kulit kerang hijau
2. Untuk mengetahui komposisi optimal penggunaan serbuk kulit kerang
hijau dalam pembuatan batako
3. Untuk mengetahui tahapan pembuatan batako menggunakan serbuk kulit
kerang hijau
3

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kulit kerang hijau

Kerang hijau (Perna Viridis) adalah binatang lunak (moluska) yang hidup di
laut, bercangkang dua dan berwarna hijau. Kerang hijau merupakan organisme
yang termasuk kelas Pelecypoda. Golongan biota yang bertubuh lunak (mollusca).
Kerang hijau termasuk Hewan dari kelas pelecipoda, kelas ini selalu mempunyai
cangkang katup sepasang maka disebut sebagai Bivalvia [1].

Berdasarkan Hasil Analisa EDX (Energy Dispersive X-ray) menunjukan


bahwa serbuk kulit kerang hijau mengandung senyawa yang terdiri dari senyawa
CaCO3 dengan kadar 95.69%, SiO2 dengan kadar 0.22%, Fe2O3 dengan kadar
1.00%, MgO dengan kadar 3.08%, dan Al2O3 dengan kadar 0.01% [2]. Kalsium
Karbonat merupakan senyawa yang paling dominan terdapat diserbuk kulit kerang
yaitu sebanyak 95,69% lalu ada juga Silikon Dioksida, Ferioksida, Magnesium
ksida dan juga Alumunium Oksida, namun dengan persentase yang sedikit.
Banyaknya kandungan Kalsium karbonat sebagai penyusun kerang hijau dipastikan
juga mempengaruhi karakteristik benda baru yang akan memakai kulit kerang hijau
sebagai penyusunnya.

2.2 Agregat Halus

Berdasarkan SNI 03-6820-2002, agregat halus adalah agregat besar butir


maksimum 4,76 mm berasal dari alam atau hasil alam, sedangkan agregat halus
olahan adalah agregat halus yang dihasilkan dari pecahan dan pemisahan butiran
dengan cara penyaringan atau cara lainnya dari batuan atau terak tanur tinggi.

Mengacu terhadap SNI 02-6820-20 dijelaskan bahwa gradasi ageragat halus


tidak lebih besar dari 4,75mm, sehingga serbuk kulit kerang hijau yang bergradasi
2mm memenuhi kriteria sebagai agregat halus. Contoh agregat halus yang umum
digunakan adalah pasir sungai.

2.3 Batako

Batako salah satu bahan bangunan yang berfungsi sebagai pasangan dinding
dalam suatu bangunan yang berupa batu-batuan yang pengerasannya tidak dibakar,
dengan bahan campuran yang berupa agregat, semen dan air.

Pembuatan batako dilakukan pencetakan sehingga menjadi bentuk balok,


silinder, atau yang lainnya dengan ukuran tertentu dimana proses pengerasannya
tanpa melalui tanpa pembakaran yang digunakan sebagai bahan pasangan untuk
dinding. Mutu batako sangat dipengaruhi oleh komposisi dari penyususn-
4

penyusunnya disamping itu dipengaruhi oleh cara pembuatannya yaitu melalui


proses manual (cetak tangan) dan pres mesin. Perbedaan dari proses pembuatan ini
dapat dilihat dari kapadatan permukaannya. Batako terdiri dari berbagai bentuk dan
ukuran. Istilah batako berhubungan dengan bentuk persegi panjang yang digunakan
untuk dinding beton. Menurut SNI 03-0349-1989 kuat tekan minimal batako untuk
Mutu III dan IV adalah 2-3 Mpa.
5

BAB 3. METODE PELAKSANAAN

Metode pelaksanaan terbagi menjadi beberapa tahap yang dimulai dari


persiapan hingga evaluasi. Untuk perinciannya, tahapan pelaksanaan dapat dilihat
pada tabel 1.

Tabel 1 Metode Pelaksanaan

Metode Pelaksanaan Indikator


No
Tahap Bentuk Kegiatan Keberhasilan
1 Persiapan Pembuatan jadwal pelakasanaan Jadwal pelaksanaan
kegiatan kegiatan
2 Desain Alat Membuat desain alat penggiling Desain alat penggiling
kulit kerang hijau kulit kerang hijau 3
dimensi
3 Desain Membuat desain cetakan batako Desain cetakan batako
Cetakan 3 dimensi
4 Identifikasi Mencari data penelitian yang Persentase optimal
perbandingan pernah dilakukan sebelumnya penggunaan serbuk
subsidi kulit terkait dengan subsidi bahan di kulit kerang dalam
kerang dalam dalam pembuatan batako dan uji pembuatan batako
pembuatan tekan batako dengan berbagai
batako perbandingan bahan subsidi
5 Pembuatan Membuat video 3D deskripsi Masyarakat dapat
video alat penggiling kulit kerang hijau mengetahui cara
dan cetakan batako, perlakuan penggunaan alat
terhadap kulit kerang hijau, cara penggiling kulit
kerja alat penggiling kulit kerang kerang dan cara
hijau, cara pembuatan batako. pembuatan batako
kulit kerang hijau
7 Buku Membuat buku pedoman Masyarakat dapat
Pedoman mengenai cara kerja alat mengetahui
penggiling kulit kerang, cetakan bagaimana cara
batako, dan pembuatan batako penggunaan alat
penggiling kulit
kerang, cetakan
batako dan cara
pembuatan batako
8 Evaluasi Melakukan evaluasi kegiatan Ketercapaian kegiatan
yang telah dilakukan dan hal – hal yang
harus diperbaiki
6

BAB 4. HASIL YANG DICAPAI

4.1 Pencapaian

Berdasarkan tujuan yang disebutkan pada sub bab 1.3, pelaksanaan kegiatan
PKM-M telah menghasilkan beberapa luaran yaitu persentase optimal komposisi
serbuk kulit kerang hijau pada pembuatan batako, desain alat penggiling kulit
kerang hijau, desain cetakan batako, dan buku pedoman.

4.1.1 Persentase optimal komposisi serbuk kulit kerang hijau pada


pembuatan batako
Berdasarkan jurnal penelitian pembuatan beton menggunakan bahan
campuran serbuk kulit kerang hijau dengan variabel uji sebesar 5%, 10%, 15%, dan
20% dihasilkan kuat tekan 7 Mpa pada variabel uji 20%. Kebutuhan kuat tekan
beton dan batako tentu berbeda. Berdasarkan kriteria Persyaratan Umum Bahan
Bangunan Indonesia (PUBI) 1982, kuat tekan minimal yang dibutuhkan oleh batako
adalah 2 sampai 3 Mpa. Berdasarkan kriteria SNI-3-0349-1989, kuat tekan batako
rata-rata berada diantara 2.5 Mpa hingga 4 Mpa dengan Mutu III dan IV. Maka
persentase serbuk kulit kerang hijau sebanyak 20% sebagai subtitusi agregat halus
pada pembuatan batako masih memenuhi kriteria kuat tekan batako yang layak
digunakan sebagai bahan bangunan.
Pada studi kelayakan kualitas batako hasil produksi industri kecil di Palu,
didapatkan kuat tekan sebesar 5,3 Mpa dengan perbandingan bahan semen dan
agregat sebanyak 1:16. Dalam hal ini serbuk kulit kerang digunakan sebagai bahan
substitusi agregat halus. Sehingga dapat disimpulkan bahwa komposisi optimal
yang dijadikan sebagai luaran pada pelaksanaan PKM-M ini adalah komposisi
batako dengan rasio 1 semen berbanding 16 agregat yang dimana penggunaan 20%
agregat halus di subtitusikan dengan serbuk kulit kerang.

4.1.2 Desain alat penggiling kulit kerang hijau


Alat penggiling kulit kerang hijau dibuat berdasarkan kebutuhan mitra
dengan kriteria ukuran tidak terlalu besar, tidak membutuhkan sumber daya listrik
yang besar, dan dapat dipindahkan. Untuk memenuhi kebutuhan mitra maka alat
penggiling kulit kerang ini memiliki ukuran yang relatif kecil yaitu 600mmx
400mmx 400mm dengan dilengkapi dengan engine penggerak bensin dengan daya
5,5 HP sehingga hanya membutuhkan bahan bakar bensin untuk menghidupkan
altat tersebut. Terdapat gagang dan roda untuk memudahkan dalam memindahkan
alat tersebut. Ukuran poros hammer 25,4 mm untuk menopang Hammer (Pemukul).
Jumlah poros hammer sebanyak 30 buah dengan masing-masing poros terdapat 10
hammer.
Alat penggiling kulit kerang hijau yang telah didesain akan digunakan untuk
menghancurkan kulit kerang menjadi serbuk dengan ukuran maksimal 2 mm. Alat
7

penggiling kulit kerang hijau bergerak menggunakan penggerak motor bensin.


Didalam alat penggiling tersebut terdapat saringan dengan diameter lubang sebesar
2 mm. Desain alat penggiling kulit kerang hijau dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar4.11Desain
Gambar DesainAlat
AlatPenggiling
PenggilingKulit
KulitKerang
KerangHijau
Hijau

Berdasarkan Penelitian yang dilakukan Muhammad Afif Syahabuddin, 2017


mesin clamshell crusher memiliki ukuran dimensi mesin 1000 x 500 x 1310 mm,
diameter poros utama 50 mm, diameter poros hammer 25 mm,ukuran hammer 40 x
40 x 80 mm, motor listrik 5,5 hp, mesin menggunakan transmisi v belt. Material
mesin plat mesin ASTM 36, profil yang digunakan jenis UNP dengan ukuran 80 x
45 mm. Proses selanjutnya dilakukan uji coba dengan waktu pemrosesan selama 10
menit dengan penggilingan 500 gr cangkang kerang,dari hasil uji coba
tersebut,menghasilkan ukuran cangkang kerang sebesar 1 - 0,594 mm. 1 kg
cangkang kerang dapat di haluskan dengan waktu yang lebih cepat daripada
menggunakan alat penelitian sebelumnya yaitu dengan rata-rata waktu 6 menit [3].
Jika didasarkan pada penelitian tersebut, maka alat penggiling kulit kerang
ini memiliki jenis engine peggerak sama, tetapi jumlah hammer yang digunakan
lebih banyak yaitu 30 buah dengan perhitungan diameter poros yang dikatakan
aman untuk proses dan saringan yang digunakan lebih besar 2mm maka alat
penggiling kulit kerang ini mampu untuk menggiling kulit kerang 80 kg per hari
dengan waktu kerja perhari adalah 8 jam.
8

4.1.3 Desain cetakan batako


Cetakan batako yang dibuat merupakan jenis batako pejal dengan dimensi
9 cm x 15 cm x 30 cm dengan ketebalan plat yang di pakai 3 mm. Desain cetakan
batako dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2 Desain Cetakan Batako


Gambar 4. 2 Desain Cetakan Batako

4.1.4 Buku pedoman


Buku pedoman yang dibuat berisi mengenai standar keselamatan, Standard
Operating Procedure (SOP) penggunaan alat penggiling kulit kerang maupun
cetakan batako, perlakuan terhadap kulit kerang hijau dan cara pembuatan batako
menggunakan kulit kerang hijau. Desain cover dan daftar isi dapat dilihat pada
Gambar 3.

Gambar4.3 3Buku
Gambar BukuPedoman
Pedoman

4.2 Potensi Khusus

Berdasarkan pencapaian yang telah dijelaskan pada bab 4, maka pelaksanaan


PKM-M yang telah berlangsung selama dua bulan menghasilkan beberapa potensi
yang dapat dilihat pada tabel 3.
9

Tabel 2 Potensi Hasil

No Ruang Lingkup Potensi Hasil

Dapat dilakukan pembuatan alat dan


pembuatan batako menggunakan serbuk kulit
1 Implementasi konsep
kerang hijau dari luaram yang telah dihasilkan
dari pelaksanaan kegiatan PKM.

Apabila dilakukan implementasi pembuatan


Limbah kulit kerang batako menggunakan kulit kerang hijau, maka
2
hijau berkurang limbah kulit kerang hijau di Kampung Kerang
Hijau dapat berkurang.

Dalam pembuatan batako menggunakan serbuk


kulit kerang hijau tentunya membutuhkan
Muncul lapangan sumber daya manusia. Adanya pemanfaatan
3
pekerjaan baru limbah menjadi batako, diharapkan mampu
menciptakan lapangan pekerjaan baru sebagai
pembuat batako.

Hasil dari penjualan batako kulit kerang dapat


Pendapatan masyarakat
4 menambah pendapatan masyarakat kampung
bertambah
Kerang Hijau.
10

BAB 5. PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Kulit kerang hijau dapat digunakan sebagai bahan subtitusi agregat halus dalam
pembuatan batako dengan komposisi optimal 20%. Sebelum dijadikan sebagai
bahan substitusi dalam pembuatan batako, kulit kerang perlu dihancurkan terlebih
dahulu dengan batas maksimal diameter 2 mm. Untuk itu dibuatlah suatu alat
penggiling kulit kerang hijau yang mampu mengubah kulit kerang hijau ke dalam
bentuk serbuk.

5.2 Saran

Saat ini, seluruh kegiatan masih dalam bentuk konsep dan desain. Untuk dapat
memberikan dampak terhadap kehidupan masyarakan kampung kerang hijau, maka
diperlukan suatu kegiatan implementasi untuk pembuatan alat penggiling kulit
kerang hijau dan pembuatan batako menggunakan serbuk kulit kerang hijau.
11

DAFTAR PUSTAKA

[1] Y. d. Kastawi, Zoologi Avertebrata, Malang: Jica, 2008.

[2] T. G. P. R. Alfred Edvant Liemawan, “Pemanfaatan Limbah Kerang Hijau


(Perna Viridis L.) sebagai Bahan Campuran Kadar Optimum Agregat Halus
pada Beton Mix Design dengan Metode Substitusi,” JURNAL TEKNIK ITS ,
pp. 128-133, 2015.

[3] M. A. Syahabuddin, “Rancang Bangun Mesin Clamshell Crusher,” pp. 205-


2011, 17 01 2018.

[4] H. Mallisa, “STUDI KELAYAKAN KUALITAS BATAKO HASIL


PRODUKSI INDUSTRI KECIL DI,” Media Litbang Sulteng IV, p. 82, 2011.
12

BAB 6. LAMPIRAN
Lampiran 1. Penggunaan Dana
- Sumber Dana

Tabel 3 Penerimaan Dana

No Sumber Dana Jumlah


1 Dana Hibah Dikti Rp. 5,000,000.00
2 Dana Institusi Rp. 56,000.00

- Penggunaan Dana

Tabel 4 Alokasi Penggunaan Dana

No Tanggal Deskripsi Qty Harga Total Harga Keterangan


Untuk 1 tim yang
Kuota
terdiri dari 6
1 15/08/2020 Anggota 6 Rp 202,000 Rp 1,212,000
orang bulan
Tim
Agustus
Untuk 3 orang
Kuota
2 15/08/2020 3 Rp 152,000 Rp 456,000 mitra bulan
Mitra
Agustus
USB Flashdisk
2.0 SANDISK
3 03/092020 Flashdisk 8 Rp 215,000 Rp 1,720,000
CRUZER
SPARK 128GB
Untuk 1 tim yang
Kuota
terdiri dari 6
4 15/09/2020 Anggota 6 Rp 202,000 Rp 1,212,000
orang bulan
Tim
September
Untuk 3 orang
Kuota
5 15/09/2020 3 Rp 152,000 Rp 456,000 mitra bulan
Mitra
September
Total Rp 5,056,000
13

Lampiran 2. Bukti Pembayaran

Nota pembelian pulsa bulan Agustus 2020

Nota pembelian pulsa bulan Septermber 2020

Nota pembelian flashdisk sandisk 128GB


14

Lampiran 3. Diskusi Internal Tim

Penyampaian progress dan rencana tahapan berikutnya

Daftar diskusi rutin progrees PKM


15

Lampiran 4. Diskusi Bersama Pembimbing

Penyampaian persiapan dan pembahasan AP

Pembahasan dan pengecekan laporan kemajuan


16

Lampiran 5. Koordinasi Bersama Mitra

Diskusi dengan salah satu mitra mengenai konsep alat

Sosialisasi dengan mitra mengenai desain alat yang dibuat


17

Lampiran 6. Pembuatan Desain Alat Penggiling Kulit Kerang Hijau

Mata potong alat penggiling kulit Rangka alat penggiling kulit kerang
kerang

Engine alat penggiling kulit kerang Cover alat penggiling kulit kerang
18

Lampiran 7. Pembuatan Desain Cetakan Batako

Blank cetakan batako

Assembly cetakan batako


19

Lampiran 8. Pembuatan Video

Proses pembuatan video animasi

Proses pembuatan audio pengisi suara

Anda mungkin juga menyukai