i
ABSTRAK
Arang adalah residu hitam berisi karbon tidak murni yang
dihasilkan dengan menghilangkan kandungan air dan komponen
volatil dari hewan atau tumbuhan. Arang umumnya didapatkan
dengan memanaskan kayu, gula, tulang, dan benda lain. Percobaan ini
bertujuan untuk mendapatkan gambaran yang nyata tentang hasil
perubahan bahan limbah kayu (ranting) menjadi arang, jumlah
tersisanya kadar abu dan air dari process pembakaran, memahami
faktor terpenting dalam pembuatan arang dan juga untuk menentukan
neraca massa dari pembuatan arang, dan memahami ekonomi
sederhana pembuatan arang. Percobaan ini dilakukan dengan metode
pembakaran, pertama kita kumpulkan ranting, drum bekas, bensin,
and bahan penyala. Kemudian kita menimbang rantingnya sebanyak
4kg dan memasukkannya ke dalam drum. Lalu kita masukkan kertas
sebagai bahan penyala dan bensin. Setelah itu kita menunggu proses
pembakaran selama 2 sampai 4 jam. Setelah apinya mulai mengkecil
dan asapnya mulai banyak tutup drumnya dan tunggu sampai apinya
mati. Terakhir hitung hasil arang yang terbuat dan kadar abu dan air
yang tersisa. Percobaan ini menghasilkan 79% arang, 2% Air dan 19%
kadar abu dari 4kg sekam padi dan 47,29% dari yield. Percobaan
pembuatan arang ini dilakukan di lapagan kosong agar aman dan tidak
mengganggu masyarat sekitar.
ii
Keyword: Arang,kadar abu, limbah kayu, pembakaran,
ranting.
iii
DAFTAR ISI
ABSTRAK..............................................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
DAFTAR TABEL..................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................vi
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................2
1.3 Tujuan Percobaan......................................................................................2
1.4 Ruang Lingkup..........................................................................................2
BAB II.....................................................................................................................3
TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................................3
2.1 Sekam Padi................................................................................................3
2.2 Arang.........................................................................................................4
2.3 Kadar Abu.................................................................................................5
2.4 Kadar Karbon Terikat (%).........................................................................5
2.5 Karbonisasi................................................................................................6
2.6 Metode.......................................................................................................7
BAB III....................................................................................................................8
METODE PERCOBAAN......................................................................................8
3.1 Diagram Alir..............................................................................................8
3.2 Alat dan Bahan..........................................................................................9
3.2.1 Alat.....................................................................................................9
3.2.2 Bahan.................................................................................................9
3.3 Prosedur Percobaan................................................................................9
BAB IV..................................................................................................................11
HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................................11
4.1 Hasil.........................................................................................................11
iv
4.2 Pembahasan.............................................................................................11
BAB V....................................................................................................................14
KESIMPULAN DAN SARAN............................................................................14
5.1 Kesimpulan..............................................................................................14
5.2 Saran........................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................15
LAMPIRAN..........................................................................................................16
v
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3. 1 Diagram Alir Proses Pembuatan Arang Sekam Padi..................................13
Gambar 4. 1 Neraca Massa Percobaan Pembuatan Arang..............................................16
Gambar 4. 2 Alat dan Bahan Pembuatan Arang.............................................................17
Gambar 4. 3 Proses penimbangan arang.........................................................................17
vii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Tujuan dari pembuatan arang ini untuk memahami proses pembuatan
arang dari ranting dan memahami neraca massa dari pembuatan arang.
Faktor – faktor yang berpengaruh terhadap proses aktivasi adalah waktu
aktivasi, suhu aktivasi, ukuran partikel, rasio activator dan jenis aktivator
yang dalam hal ini akan mempengaruhi daya serap arang aktif. Adapun
faktor lain yang mempengaruhi percobaan ini yaitu kadar air yang
terkandung dalam sekam padi. Aplikasi arang sekam padi pada kehidupan
sehari – hari yaitu sebagai bahan baku untuk industri kimia, bahan
bangunan, sebagai adsorben logam-logam berat seperti Pb, Cd, Cr, Fe
dalam air.
2
anggota kelompok kami yang beralamat di Komplek damkar, Kost damkar bu
Netty, Jl. Gn. Karang No.20, Kotabumi, Kec. Purwakarta, Kota Cilegon,
Banten.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
2.2 Arang
Karbon aktif merupakan karbon amorf dari pelat-pelat datar disusun
oleh atom-atom C yang terikat secara kovalen dalam suatu kisi heksagonal
datar dengan satu atom C pada setiap sudutnya yang luas permukaan
berkisar antara 300 m2 /g hingga 3500 m2 /g dan ini berhubungan dengan
struktur pori internal sehingga mempunyai sifat sebagai adsorben (Meilita
Taryana, 2002).
Proses aktivasi merupakan suatu perlakuan terhadap arang yang
bertujuan untuk memperbesar pori yaitu dengan cara memecahkan ikatan
hidrokarbon atau mengoksidasi molekul-molekul permukaan sehingga
arang mengalami perubahan sifat, baik fisika maupun kimia, yaitu luas
permukaannya bertambah besar dan berpengaruh terhadap daya adsorpsi.
Pada umumnya karbon aktif dapat di aktivasi dengan 2 cara, yaitu dengan
cara aktivasi kimia dengan hidroksida logamalkali, garam-garam karbonat,
klorida, sulfat, fosfat dari logam alkali tanah dan khususnya ZnCl2, CaCl2,
asam-asam anorganik seperti H2SO4 dan H3PO4 dan aktivasi fisika yang
merupakan proses pemutusan rantai karbon dari senyawa organik dengan
bantuan panas pada suhu 800°C hingga 900°C (S.C. KIM, I.K. 1996).
Arang merupakan suatu bahan padat berpori yang dihasilkan dari
pembakaran pada suhu tinggi dengan tidak sempurna, sehingga tidak
teroksidasi. Sebagian besar pori – pori pada arang masih tertutup dengan
hidrokarbon serta senyawa organik lainnya (Kinoshita, 1988).
4
2.4 Kadar Karbon Terikat (%)
Kadar karbon terikat merupakan fraksi karbon (C) yang terikat
didalam arang selain fraksi air, zat mudah menguap dan abu. Keberadaan
kadar karbon terikat didalam briket arang dipengaruhi oleh nilai kadar abu
dan nilai kadar zat menguap. Kadar akan bernilai tinggi apabila kadar abu
dan kadar zat menguap briket arang tersebut rendah. Karbon terikat
berpengaruh terhadap nilai kalor bakar briket arang. Nilai kalor briket
arang akan tinggi apabila nilai karbon terikatnya tinggi. Semakin tinggi
kadar karbon terikat pada arang kayu maka menandakan arang tersebut
adalah arang yang baik (Kahariayadi, 2015).
Nilai rata-rata kadar karbon terikat yang di teliti dari ketiga bagian
kayu. mangium berbeda-beda. Nilai kadar karbon terikat ini berbeda-beda
karena dipengaruhi oleh kadar abu dan kadar zat mudah menguap
penyusunnya. Nilai kalor karbon terikatnya tinggi apabila nilai karbon
terikatnya tinggi. Semakin tinggi kadar karbon terikat pada arang sekam
padi maka menandakan arang tersebut adalah arang yang baik.
Hal ini juga sesuai dengan (Masturin, 2002) yang menyatakan pada
pembuataan briket arang, briket arang diusahakan mempunyai nilai kadar
abu dan kadar zat mudah menguap yang rendah sehingga briket arang
memiliki kadar karbon terikat yang tinggi. (Rustini 2004) bahwa kadar
karbon di nilai kadar karbon terikatnya akan semakin tinggi. Hal ini sesuai
dengan penelitian yang telah dilakukan bahwa perlakuan memiliki nilai
kadar abu rendah maka akan menghasilkan nilai kadar karbon yang tinggi
begitu juga sebaliknya. Kadar karbon terikat juga dipengaruhi oleh
karbonisasi.
2.5 Karbonisasi
Karbonisasi adalah istilah untuk konversi dari zat organik menjadi
karbon atau residu yang mengandung karbon melalui pirolisis atau
5
destilasi destruktif. Karbonisasi merupakan proses penghilangan unsur
pembuatan karbon aktif yaitu oksigen dan hidrogen, yang akan
menghasilkan rangka karbon dengan struktur tertentu. Hesseler
mengatakan bahwa untuk mendapatkan arang yang sesuai untuk dijadikan
karbon aktif, maka karbonisasi dilakukan pada temperature lebih dari
600ºC. Akan tetapi hal itu juga tergantung dari bahan dasar yang
digunakan serta metode yang digunakan saat aktifasi. Smisek dan Cerny
menjelaskan bahwa saat karbonisasi terjadi beberapa tahap yang meliputi
penghilangan air atau dehidrasi, perubahan bahan organik menjadi unsur
karbon, dan dekomposisi tar sehingga pori – pori karbon akan menjadi
lebih besar. Pada suhu pemanasan 275ºC terjadi dekomposisi karbon dan
terbentuk hasil berupa tar, methanol dan phenol. Hampir 80% unsur
karbon yang diperoleh pada suhu 400 – 600ºC (Smisek,M. Dan Cerny,S.
1970).
2.6 Metode
Metode tradisional yang dikenal serta umum digunakan oleh
masyarakat dalam pembuatan arang adalah metode timbun (lubang tanah).
Pada metode ini, proses karbonisasi tidak dapat diamati secara cermat atau
sulit dikontrol dan proses pengarangan memerlukan waktu lama serta
umumnya kualitas arang yang dihasilkan rendah (Departemen
Perindustrian, 1983).
Metode lain yang sudah berkembang yaitu dengan pengaturan
ventilasi udara yang lebih terkontrol serta penggunaan bahan lain sebagai
media tungku. Pengembangan ini untuk memperbaiki proses pembuatan
serta hasil yang diperoleh. Metode tersebut adalah dengan menggunakan
tungku drum. Penggunaan drum sebagai bahan tungku arang dengan
mempertimbangkan bahwa metode ini mudah, praktis serta biaya
pembuatannya lebih murah. Selain itu, lokasi pembuatan arang dapat
dengan mudah dipindahkan sesuai lokasi bahan baku yang tersedia berupa
6
limbah dari eksploitasi, pembukaan ladang, penjarangan tanaman maupun
dari limbah industri penggergajian (Departemen Perindustrian, 1983).
Menurut Hartoyo & Roliadi (1990), proses pengarangan dengan
menggunakan tungku drum merupakan salah satu metode pembuatan
arang yang lebih praktis dan sederhana tetapi dapat menghasilkan
rendemen dan kualitas arang yang cukup tinggi. Teknologi ini dapat
diterapkan pada industri rumah tangga karena bahan konstruksinya dari
drum besi atau metal bekas yang mudah diperoleh dengan harga yang
relatif terjangkau. Pada metode drum, proses karbonisasi dapat diamati dan
diawasi melalui pengatur udara masuk dan tidak bergantung pada cuaca
saat itu. (Hartoyo dan Roliadi, 1990)
7
BAB III
METODE PERCOBAAN
8
Timbang drum berisi arang sebagai
bobot drum + arang
1.1.2 Bahan
9
drum kosong sebagai bobot awal dan masukkan sekam padi ke dalam
drum sebagian kemudian beri sedikit bensin lalu dibakar menggunakan
bantuan ranting, tuangkan minyak tanah secara berkala agar api tidak mati.
Ulangi langkah tersebut samai sekam habis, setelah sekam padi sudah
terbakar semua hingga menjadi arang, tutup drum menggunakan penutup
agar api mati. Setelah api mati, buka tutup dan diamkan sampai arang
mencapai suhu ruang. Setelah dirasa cukup hangat, timbang drum berisi
arang sekam padi dan catat hasilnya, serta hitung bobot arang yang
diperoleh.
10
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.2 Pembahasan
Menurut Lempang (2014), arang adalah residu dari proses penguraian
panas terhadap bahan mengandung karbon yang sebagian besar komponennya
karbon. Proses penguraian panas ini dapat dilakukan dengan jalan memanasi
bahan langsung atau tidak langsung di dalam timbunan, kiln atau tanur. Proses
karbonisasi menjadi arang dapat menghilangkan senyawa volatil dan
kelembapan sehingga menghasilkan karbon sisa dengan proporsi yang lebih
tinggi. Pada umumnya pemanfaatan kayu lebih unggul dibandingkan dengan
pembakaran biomassa mentah karena selain tanpa asap dan emisi yang
berlebihan juga karena nilai kalor atau pembakaran yang lebih tinggi
(Gebresas, at al. 2015).
Arang merupakan salah satu alternatif bahan bakar pengganti minyak atau
gas bumi untuk memasak yang bernilai ekonomis. Arang juga dapat dibuat
dari bahan bahan yang berada disekitar kita seperti tempurung kelapa, sekam
padi, bambu, ranting dan sebagainya. Selain bahan bahannya yang mudah
11
didapatkan proses pembuatan arang juga tergolong cukup mudah yaitu dengan
cara pembakaran secara langsung dalam rentang waktu tertentu.
12
bermassa 2,14 Kg yang dapat dilihat pada gambar 4.4 diatas setelah dikurangi
dari bobot bersih drum dan hasil dari persentase yield yaitu 47,29%.
Hasil yang diperoleh diatas tidak terlepas dari pengaruh faktor-faktor yang
terdapat dalam percobaan. Asumsi faktor-faktor yang mempengaruhi dalam
percobaan ini diantaranya, yaitu kadar air dalam sekam padi maka semakin
banyak pula uap air yang dihasilkan Ketika reaksi pembakaran terjadi, sehingga
arang yang dihasilkan memiliki massa yang ringan. Selain mempengaruhi massa
dari arang yang dihasilkan, kadar air dalam sekam padi juga memiliki pengaruh
terhadap proses pembakaran. Semakin banyak kadar air yang terkandung dalam
sekam padi maka semakin sulit api menyala. Sehingga sekam padi yang
digunakan harus dengan kondisi yang kering. Faktor yang terakhir yaitu lama
proses pembakaran. Asumsi pengaruh dari faktor ini yaitu apabila proses
pembakaran dilakukan terlalu lama mengakibatkan kadar abu yang dihasilkan
lebih banyak daripada kadar arang yang dihasilkan. Pengaplikasian arang dalam
kehidupan sehari-hari umumnya digunakan untuk keperluan memasak, kegunaan
arang lainnya yaitu sebagai penjernihan air, arang juga dapat dijadikan media
untuk menetralisir kadar air dan mengurangi racun yang diakibatkan oleh residu
pupuk kimia dan kejadian lain dalam tanah.
13
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum proses pembuatan arang
adalah :
a. Mampu memahami proses pembuatan arang dengan menggunakan bahan
organik sekam padi
b. Mampu memahami faktor-faktor penting dalam pembuatan arang
menggunakan bahan organik sekam padi
c. Tingginya nilai kadar abu yang ada pada sekam padi, karena sekam padi
banyak mengandung silika
5.2 Saran
Saran yang dapat disampaikan adalah sebagai berikut :
a. Diharapkan praktikum selanjutnya dapat menggunakan varian bahan baku
yang lebih variatif agar memperoleh hasil yang lebih baik
b. Praktikan diharapkan untuk lebih berhati-hati dalam mengambil hasil dari
pembakaran yang ada di dalam drum dengan keadaan yang masih panas
14
DAFTAR PUSTAKA
Masturin, A. 2002. Sifat Fisis dan Kimia Briket Arang Campuran Arang Limbah
Batang Kelapa Sawit (Elaes Guinensis Jacq) dan Arang Kayu Laban
(Vitex Pubescens Valht). Jurnal Hutan Lestari Vol 3. Universitas Tanjung
Pura. Pontianak
Masturin, A. 2002. Sifat Fisis dan Kimia Briket Arang Campuran Arang Limbah
15
LAMPIRAN
A. Perhitungan
a. Menghitug Analisa Ekonomi Sederhana
Harga bahan baku = Harga minyak tanah + Harga sekam padi
= Rp 20.000 + Rp 16.000
= Rp 36.000
Harga Produk = Rp 45.000
Laba = Harga produk – Harga bahan baku
= Rp 45.000 – Rp 36.000
= Rp 9.000
b. Menghitung Yield
m1 = massa sekam sebelum pengarangan (g)
m2 = massa sekam setelah pengarangan (g)
m1−m2
% Yield = × 100 %
m1
4060−2140
% Yield = ×100 %
4060
% Yield = 47,29%
B. Log Book
16
drum awal 2,300
Kg
3. 08/11/2023 Menimbang Bobot
(17:05-17:10) sekam padi sekam
padi
sebesar
4,06 Kg
4. 08/11/2023 Proses - Sekam padi
Pembakaran mulai
terbakar dan
kita
menambahka
n sisa sekam
padi yang
tidak muat
dengan
perlahan-
lahan
- Menambahka
n besin
sedikit demi
sedikit saat
apinya mulai
mengecil.
17
padi padi
sebesar
2,14 Kg
Produk Akhir Saat semua isi 100%
drumnya Sekam
ditumpahkan dapat padi
terlihat arang, abu, menghas
dan sisa air dari ikan
proses pembakaran 79%
arang,
19%
kadar
abu, dan
2% air.
18