Anda di halaman 1dari 4

1.

Biologi adalah ilmu yang mempelajari tentang makhluk hidup dan lingkungannya (alam) serta sifat-sifat dari benda hidup, sedangkan fisika merupakan ilmu yang memahami tentang interaksi alam dan penyebab interaksi tersebut. Biologi memiliki berbagai cabang ilmu pengetahuan, diantaranya adalah cabang ilmu biofisika yang mempelajari tentang bagaimana mengaplikasikan hasil temuan bidang fisika terhadap dunia biologis (ilmu penyakit dan penanggulangannya). 2. Penyatuan dua cabang ilmu pengetahuan alam Fisika dan Biologi menghasilkan cabang ilmu biofisika dan fisika medis. Contoh keuntungan mempelajari ilmu Biologi dikaitkan dengan ilmu Fisika adalah : Penggunaan alat-alat optik a. Pemanfaatan mikroskop b. Penggunaan lensa Penggunaan alat-alat kedokteran a. Thermometer b. Stetoskop Penggunaan sinar radioaktif a. Sinar gamma b. Sinar X c. Sinar rontgen d. Sinar UV 3. Teori Biogenesis Percobaan Francesco Redi (1626 - 1697)

Francesco Redi adalah seorang dokter Italia. Dia melakukan percobaan untuk menunjukkan bahwa ulat tidak muncul dengan sendirinya pada daging yang membusuk, melainkan berasal dari telur lalat. Pada percobaannya yang pertama tahun 1668, Redi

menggunakan dua kerat daging segar dan dua toples. Toples I diisi dengan sekerat daging dan ditutup rapatrapat. Sedangkan, toples II diisi dengan kerat daging dan dibiarkan terbuka.

Setelah beberapa hari, keadaan daging pada kedua toples tersebut diamati. Hasilnya, pada toples II daging telah membusuk dan di dalam daging terdapat banyak larva. F. Redi menyimpulkan bahwa larva bukan berasal dari daging yang membusuk, tetapi berasal dari lalat yang masuk kemudian bertelur pada kerakan daging dan telur tersebut menetas menjadi larva. Hasil percobaan ini mendapat sanggahan dari para ilmuwan pengikut teori abiogenesis. Sanggahan tersebut adalah kehidupan pada toples I tidak dapat terjadi karena toples tersebut tertutup sehingga tidak ada kontak dengan udara. Akibatnya, tidak ada daya hidup di dalamnya. Untuk menjawab sanggahan tersebut, Redi melakukan percobaan kedua, yaitu meletakkan daging pada toples tertutup kain kasa sehingga masih terjadi hubungan dengan udara, tetapi lalat tidak dapat masuk. Hasil percobaan menunjukkan bahwa keratan daging membusuk, pada daging ini ditemukan sedikit larva, dan pada kain kasa penutupnya ditemukan lebih banyak larva. Redi berkesimpulan larva bukan berasal dari daging yang membusuk, tetapi berasal dari lalat yang hinggap di kain kasa dan beberapa telur jatuh pada daging.

Percobaan Lazzaro Spallanzani (1729 - 1799) Percobaan Spallanzani pada prinsipnya sama dengan percobaan Redi, tetapi bahan yang digunakan adalah air kaldu. Labu I : diisi 70 cc air kaldu, kemudian dipanaskan 15 C dan dibiarkan terbuka. Labu II : diisi 70 cc air kaldu, kemudian ditutup rapat dengan sumbat gabus, lalu dipanaskan dan pada daerah pertemuan gabus dengan mulut labu dapat diolesi lilin agar lebih rapat. Kedua labu itu ditempatkan di tempat terbuka dan didinginkan. Setelah beberapa hari kemudian, hasil percobaan menunjukkan bahwa : o Labu I : terjadi perubahan, air kaldu menjadi keruh dan berbau tidak enak, serta banyak mengandung mikroba. o Labu II : tidak ada perubahan sama sekali, air tetap jernih dan tanpa mikroba. Tetapi, bila dibiarkan terbuka lebih lama terdapat banyak mikroba.

Dengan mikroskop tampak bahwa pada kaldu yang berasal dari labu I dan labu II terdapat mikroorganisme. Spallanzani menyimpulkan bahwa timbulnya kehidupan hanya mungkin jika telah ada kehidupan sebelumnya. Jadi, mikroorganisme tersebut telah ada dan tersebar di udara. Pendukung abiogenesis menyatakan keberatan terhadap hasil eksperimen Spallanzani, sebab udara diperlukan untuk berlakunya generation spontanea. Sedangkan, paham biogenesis beranggapan bahwa udara itu merupakan sumber kontaminasi.

Percobaan Louis Pasteur Orang yang memperkuat teori Biogenesis dan menumbangkan teori Abiogenesis hingga tak tersanggahkan lagi adalah Louis Pasteur (1822 - 1895) seorang ahli biokimia berkebangsaan Perancis. Pasteur melakukan percobaan penyempurnaan dari percobaan yang dilakukan Spallanzani. Pada percobaannya, Pasteur menggunakan air kaldu dan tabung berleher angsa. Percobaannya adalah sebagai berikut: Air kaldu dimasukkan ke labu berleher angsa. Labu ini digunakan dengan tujuan untuk menjaga adanya hubungan antara labu dengan udara luar. Selanjutnya, labu dipanaskan untuk mensterilkan air kaldu dari mikroorganisme. Setelah dingin, labu ditempatkan pada tempat yang aman. Karena bentuk pipa seperti angsa, udara dari luar dapat masuk ke dalam labu dan menempel di dasar lehernya. Sehingga udara yang masuk ke dalam labu adalah udara yang steril. Jadi, dalam percobaan ini masih ada daya hidup seperti yang dipersoalkan penganut paham Abiogenesis. Setelah dibiarkan beberapa hari, air kaldu tetap jernih dan tidak mengandung

mikroorganisme. Labu yang berisi air kaldu jernih, kemudian dipecahkan lehernya sehingga air kaldu bersentuhan dengan udara luar secara langsung. Setelah

beberapa hari dibiarkan, air kaldu menjadi busuk dan banyak mengandung mikroorganisme.

Kesimpulan percobaan Pasteur adalah mikroorganisme yang ada pada air kaldu bukan berasal dari cairan (benda tak hidup), melainkan dari mikroorganisme yang terdapat di udara. Mikroorganisme yang ada di udara masuk ke dalam labu bersama-sama dengan debu. Berdasarkan hasil percobaan tersebut, tumbanglah Teori Abiogenesis dan muncul Teori Biogenesis yang menyatakan bahwa: a) Omne vivum ex ovo, artinya setiap makhluk hidup berasal dari telur. b) Omne ovum ex vivo, artinya setiap telur berasal dari makhluk hidup. c) Omne vivum ex vivo, artinya setiap makhluk hidup berasal dari makhluk hidup. 4. Secara ilmiah kami setuju bahwa teori evolusi kimia mendasari asal usuk kehidupan, hal tersebut dibuktikan dengan terbuktinya hipotesis Oparin dan Halde dengan percobaan Miller dan Urey bahwa senyawa-senyawa organik sebagai substansi dasar sel hidup berasal dari bahan anorganik dan dibantu dengan kondisi atmosfer bumi pada zaman purba. 5. Menurut kami, belum cukup karena teori-teori tersebut belum dapat menjelaskan secara lebih detail proses terjadinya mahluk hidup, walaupun sudah ada pembuktian bahwa substansi dasar makhluk hidup berasal dari bahan anorganik dan kondisi atmosfer bumi pada zaman purba, dan walaupun senyawa-senyawa organik hasil teori evolusi kimia dapat membentuk koaservat dan membentuk selaput sel primitive dari jajaran molekul lipid dan protein, akan tetapi untuk proses bagaimana menghasilkan organisme heterotrofik yang dapat mereplikasi dirinya dan mengambil nutrisi dari soppurba serta penjelasan mekanisme transformasi dari molekul protein sebagai benda tak hidup ke benda hidup belum dapat dibuktikan hanya sekedar hipotesis.

Anda mungkin juga menyukai