Anda di halaman 1dari 33

KEBERAGAMAN JENIS

KEBUTUHAN PESERTA DIDIK


RUANG LINGKUP MATERI

2.1 Konsep Keberagaman Peserta Didik


2.2 Klasifikasi Peserta Didik
2.3 Jenis Peserta Didik Berkebutuhan Khusus
2.4 Kebutuhan Pembelajaran Peserta Didik Berkebutuhan Khusus
(2.1) KONSEP KEBERAGAMAN PESERTA DIDIK

Dasar Pengakuan Keragaman Peserta Didik


• UUD 1945 pasal 31,
• (1) “Setiap warga Negara berhak mendapatkan pendidikan”
• (2) “Setiap  warga  Negara  wajib  mengikuti  pendidikan  dasar dan
pemerintah wajib membiayainya”.
APA YANG DIMAKSUD
KERAGAMAN PESERTA DIDIK?
• Kondisi kelas dan sekolah yang menerima keberagaman dan
menciptakan susana kebersamaan dalam berbagai aktivitas agar
seluruh peserta didik membaur dan saling interaksi, sehingga akan
tampak mereka bersosialisasi dan saling tolong menolong antar
sesama.
IMPLIKASI MENERIMA KERAGAMAN PESERTA
DIDIK TERHADAP PEMBELAJARAN
• Guru harus memahami berbagai perbedaan.
• Setiap individu memiliki karakteristik sendiri, baik dalam gaya belajar
atau kemampuan mengaktulisasikan berbagai kemampuan dan
keterampilannya
• Guru harus mempertimbangkan metode pembelajaran yang mampu
mengakomodir perbedaan kondisi atau kemampuan belajar setiap
peserta didik.
• Guru harus mampu menciptakan suasana kelas yang ramah dan
nyaman bagi semua peserta didik.
KEMBANGKAN SIKAP BHINEKA TUNGGAL IKA
MENUJU KELAS YANG IKLUSIF
• Guru sangat penting memberikan wawasan kepada peserta didik
bahwa masyarakat majemuk tradisional perlu mempertimbangkan
adanya pluralitas horizontal (adanya perbedaan etnik, sub-sub etnik)
dan pluralitas vertical (adanya pelapisan-pelapisan sosial).
• Jadikan keragaman tersebut sebagai potensi untuk membangun
kebersamaan menuju kelas yang inklusif
KEBERSAMAAN PESERTA DIDIK REGULER
DENGAN PDBK DALAM PEMBELAJARAN
PESERTA DIDIK BERKEBUTUHAN KHUSUS

• Peserta didik yang memiliki hambatan signifikan yang apabila tidak


diperhatikan secara khusus akan menghambat kelancaran belajar bersama
dengan peserta didik reguler
• Jenis Peserta Didik Berkebutuhan Khusus di Sekolah Inklusif:
• PDBK dengan hambatan penglihatan
• PDBK dengan hambatan pendengaran
• PDBK dengan hambatan intelektual
• PDBK dengan hambatan gerakan anggota tubuh
• PDBK dengan hambatan autism
• PDBK dengan hambatan Perilaku dan emosional
• PDBK dengan hambatan Kesulitan Belajar Spesifik
• PDBK dengan jenis Cerdas Istimewa dan Bakat Istimewa
4 INDIKATOR KUALITAS HIDUP PESERTA DIDIK
• To Live, setiap peserta didik memiliki hak untuk hidup mengembangkan
potensi dirinya, tanpa harus terhalangi atau dibatasi oleh kondisi hambatan
yang dimilikinya.
• To Love, setiap peserta didik di sekolah inklusif harus merasa terlindungi,
mengikuti kegiatan pembelajaran dan aktivitas sekolah lainnya secara
ramah, nyaman dan tidak dibiarkan mendapat bully dari peserta didik
lainnya.
• To Play, setiap peserta didik di sekolah inklusif harus memperooleh
kesempatan yang sama untuk mengikuti aktivitas belajar secara aktif dan
bermain di sekolah, seperti dalam diskusi kelompok, kegiatan
ekstrakurikuler, dan perlombaan yang diadakan sekolah.
• To Work, setiap peserta dididk di sekolah inklusif memperoleh hak yang
sama untuk mengembangkan dirinya dalam upaya mengembangkan
potensi dirinya untuk nantinya menjadi individu yang mandiri dalam
memasuki dunia kerja.
(2.2) KLASIFIKASI PESERTA DIDIK
• PENGKLASIFIKASIAN PESERTA DIDIK:
1. Peserta Didik Reguler
Peserta didik yang tidak memiliki hambatan tertentu, misalnya hambatan
fisik, mental kognitif, sensorik dan hambatan lainnya yang menyebabkan
mereka mengalami kendala dalam mengikuti pembelajaran secara klasikal.
2. Peserta Didik Berkebutuhan Khusus
Peserta didik yang memiliki hambatan tertentu, seperti hambatan penglihatan,
hambatan pendengaran, hambatan intelektual, hambatan fisik, hambatan
dengan autistik, dan hambatan lainnya seperti anak hiperaktif, lamban belajar,
rendah konsentrasi dan gangguan perilaku tertentu.
3. Peserta Didik Berkebutuhan Layanan Khusus
Peserta didik yang mengalami hambatan secara eksternal, seperti anak korban
bencana alam, anak korban HIV, anak korban kekerasan rumah tangga dan
lingkungan.
PENGERTIAN ANAK BERKEBUTUHAN
KHUSUS
• Seorang anak yang memerlukan pendidikan yang disesuaikan dengan
hambatan belajar dan kebutuhan masing-masing anak secara
individual.
• Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) memerlukan layanan khusus atau
Program Pembelajaran Individual (PPI), dalam pola klasikal
• Setiap jenis ABK memiliki kebutuhan layanan pembelajaran sesuai
dengan hambatan yang dimilikinya
BEBERAPA PERISTILIHAN
ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS
• Disability yaitu keterbatasan atau kurangnya kemampuan (yang dihasilkan dari
impairment) untuk menampilkan aktivitas sesuai dengan aturannya atau masih dalam
batas normal, biasanya digunakan dalam level individu.

• Impairment yaitu kehilangan atau ketidaknormalan dalam hal psikologis, atau struktur
anatomi atau fungsinya, biasanya digunakan pada level organ.

• Handicap yaitu ketidakberuntungan individu yang dihasilkan dari impairment atau


disability yang membatasi atau menghambat pemenuhan peran yang normal pada
individu.
ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS PERMANEN

▪ Anak-anak yang mengalami hambatan dan kebutuhan khusus akibat


dari kecacatan tertentu.
▪ Misalnya,
▪ kebutuhan khusus akibat dari kehilangan fungsi penglihatan,
▪ kehilangan fungsi pendengaran,
▪ perkembangan kecerdasan atau kognitif yang rendah,
▪ gangguan fungsi gerak atau motorik
ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TEMPORER
• Anak-anak yang mengalami hambatan akibat dari faktor-faktor lingkungan
seperti:
a. anak mengalami kesulitan dalam menyesuaikan diri akibat sering menerima
kekerasan dalam rumah tangga,

b. mengalami kesulitan konsentrasi karena sering diperlakukan kasar oleh orang


tuanya,

c. mengalami kesulitan kumulatif dalam membaca dan berhitung akibat kekeliruan


guru dalam mengajar, dan

d. anak-anak yang mengalami trauma akibat dari bencana alam yang mereka alami.
(2.3) JENIS HAMBATAN PESERTA DIDIK
BERKEBUTUHAN KHUSUS
• PDBK atau ABK DENGAN HAMBATAN PENGLIHATAN
• Anak yang mengalami gangguan daya penglihatan sedemikian rupa, sehingga membutuhkan
layanan, khusus dalam pendidikan maupun kehidupannya.
• Dilihat dari sisi kependidikan dan rehabilitasi peserta didik hambatan penglihatan adalah
mereka yang memiki hambatan penglihatan sehingga menghalangi dirinya untuk berfungsi
dalam pendidikan dan aktifitas rehabilitatif tanpa menggunakan alat khusus, material khusus,
latihan khusus, dan atau bantuan lain secara khusus.
• Jenis ABK dengan hambatan Penglihatan
• Low Vision, Kelompok ini adalah kelompok hambatan penglihatan yang masih mampu
melihat dengan ketajaman penglihatan (acuity) 20/70.
• Buta Total, memiliki hambatan penglihatan secara total mereka yang tidak bisa memfungsikan
kemampuan visualnya tidak memiliki penglihatan atau pun mereka yang bisa merasakan
adanya sinar seperti mengetahui siang dan malam tanpa mengetahui sumber cahayanya.
ABK DENGAN HAMBATAN PENDENGARAN
• Anak yang mempunyai kemampuan mendengar di kedua telinganya hampir di
atas 60 desibel, yaitu mereka yang tidak mungkin atau kesulitan secara signifikan
untuk memahami suara pembicaraan normal meskipun dengan mempergunakan
alat bantu dengar atau alat- alat lainnya.
• Dampak ketunarunguan:
• Aspek Motorik
Anak tunarungu memiliki kesulitan dalam hal keseimbangan dan koordinasi gerak umum, dalam
menyelesaikan tugas-tugas yang memerlukan kecepatan serta gerakan-gerakan yang kompleks

• Aspek Bicara dan Bahasa,

Anak dengan hambatan pendengaran congenital atau berat, suara yang keras tidak dapat didengarnya
meskipun dengan menggunakan alat bantu dengar. Individu tersebut tidak dapat menerima informasi
melalui suara, tetapi mereka sebaiknya belajar bahasa bibir.
ABK DENGAN HAMBATAN INTELEKTUAL
• Anak yang secara nyata mengalami hambatan dan keterbelakangan perkembangan
mental-intelektual di bawah rata-rata, sehingga mengalami kesulitan dalam
menyelesaikan tugas-tugasnya.
• Mereka memerlukan layanan pendidikan khusus.
• Anak mengalami hambatan intelektual ialah anak yang mempunyai kemampuan
intelektual di bawah rata-rata.

• Klasifikasi Anak dengan hambatan Intelektual:


• Hambatan Intelektual Ringan (mampu didik)
• Hambatan Intelektual Sedang (mampu latih)
• Hambatan Intelektual Berat (mampu rawat)
ABK DENGAN HAMBATAN GERAKAN
ANGGOTA TUBUH
• Individu yang tingkat kecacatan fisiknya mengakibatkan mereka mengalami
kesulitan yang berat atau ketidakmungkinan melakukan gerak dasar dalam
kehidupan sehari-hari seperti berjalan dan menulis meskipun dengan
memgunakan alat-alat bantu pendukung.

• Jenis ABK dengan hambatan Gerakan anggota tubuh:


• Cerebral Palsy, kelainan yang disebabkan kerusakan pada cerebral system,
seperti: cerebral palsy yang meliputi jenis spastic, athetosis, rigid, hipotonia,
tremor, ataxia, dan campuran
• kelainan pada sistem otot dan rangka, seperti poliomyelitis, muscle dystrophy
dan spina bifida.
ABK DENGAN HAMBATAN PERILAKU DAN
EMOSIONAL
• Anak yang berperilaku menyimpang baik pada taraf sedang, berat dan sangat
berat, terjadi pada usia anak dan remaja, sebagai akibat terganggunya
perkembangan emosi dan sosial atau keduanya, sehingga merugikan dirinya
sendiri maupun lingkungan, maka dalam mengembangkan potensinya
memerlukan pelayanan dan pendidikan secara khusus.
• Gangguan Perilaku:
• Tingkah laku anak menyimpang dari standar yang diterima umum
• Derajat penyimpangan tingkah laku dari standar umum sudah ekstrim
• Lamayanya waktu pola tingkah laku itu dilakukan
• Gangguan Emosi:
• Membangkang, cepat tersinggung/marah
• Sering melakukan perilaku agresif, Sering melanggar norma, prestasi belajarnya relatif rendah
ABK DENGAN HAMBATAN AUTISM
• Kelainan perkembangan yang secara signifikan berpengaruh terhadap
komunikasi verbal dan non verbal serta interaksi sosial, umumnya
terjadi pada usia sebelum tiga tahun, yang berpengaruh buruk terhadap
kinerja pendidikan anak.
• Penggolongan Anak Autis:
• High Function
• Midle Function
• Low Function
ABK DENGAN HAMBATAN KESULITAN
BELAJAR SPESIFIK
• Individu yang memiliki suatu kesulitan belajar pada anak yang ditandai oleh
ketidakmampuan dalam mengikuti pelajaran sebagaimana mestinya dan
berdampak pada hasil akademiknya.
• Kesulitan belajar merupakan hambatan atau gangguan belajar pada anak atau
remaja yang ditandai adanya kesenjangan yang signifikan antara taraf intelegensi
dan kemampuan akademik yang seharusnya dicapai oleh anak seusianya.
• Jenis Anak dengan Hambatan Kesulitan Belajar Spesifik:
• Disleksia (Kesulitan membaca)
• Disgrafia (Kesulitan Menulis)
• Diskalkulia (Kesulitan Berhitung)
ABK DENGAN CERDAS ISTIMEWA DAN
BAKAT ISTIMEWA
• Anak yang memiliki potensi kecerdasan (intelegensi), kreativitas, dan
tanggung jawab terhadap tugas (task commitment) di atas kemampuan
anak-anak seusianya (anak normal), sehingga untuk mengoptimalkan
potensinya, diperlukan pelayanan pendidikan khusus.
• Anak cerdas dan berbakat istimewa disebut sebagai gifted & talented
children (Dudi Gunawan, 2011).
(2.4)KEBUTUHAN PEMBELAJARAN PDBK

• PDBK TUNANETRA
• Pembelajaran huruf Braille
• Pembelajaran Keterampilan Orientasi, Mobilitas, Komunikasi dan Sosial
(OMSK)
• Pembelajaran Perabaan dan Pengalaman Langsung
• Pengoptimalan Pendengaran
PDBK TUNARUNGU
• Alat Bantu Dengar (ABD)
• Keterampilan Bahasa Isyarat
• Keterampilan Bahasa Oral (Bicara)
• Keterampilan Komunikasi Total (Gabungan Bahasa isyarat dan Bahasa
oral)
• Keterampilan motorik
PDBK TUNAGRAHITA

• Pembelajaran Pengembangan Diri (Activity Dailly Living)


• Pembelajaran dengan Alat Bantu/Media Pembelajaran
• Pengalaman Langsung
PDBK TUNADAKSA
• Terapi atau Latihan gerak motorik kasar
• Terapi atau Latihan gerak motorik halus
• Latihan berpindah tempat
• Latihan melakukan aktivitas sehari-hari
PDBK TUNALARAS (HAMBATAN PERILAKU
EMOSIONAL)
1) Mengetahui strategi pencegahan dan intervensi bagi individu yang beresiko mengalami gangguan emosi dan
perilaku.

2) Menggunakan variasi teknik yang tidak kaku dan keras untuk mengontrol tingkah laku target dan menjaga atensi
dalam pembelajaran.

3) Menjaga rutinitas pembelajaran dengan konsisten, dan terampil dalam problem solving dan mengatasi konflik.

4) Merencanakan dan mengimplementasikan reinforcement secara individual dan modifikasi lingkungan dengan level
yang sesuai dengan tingkat perilaku.

5) Mengintegrasikan proses belajar mengajar (akademik), pendidikan afektif, dan manajemen perilaku baik secara
individual maupun kelompok.
Lanjutan ….(Tunalaras)
6) Melakukan asesmen atas tingkah laku sosial yang sesuai dan problematik pada siswa secara
individual.

7) Perlu adanya penataan lingkungan yang kondusif (menyenangkan) bagi setiap anak.

8) Kurikulum hendaknya disesuaikan dengan hambatan dan masalah yang dihadapi oleh setiap
anak.

9) Adanya kegiatan yang bersifat kompensatoris sesuai dengan bakat dan minat anak.

10)Perlu adanya pengembangan akhlak atau mental melalui kegiatan sehari-hari, dan contoh dari
lingkungan.
PDBK CIBI
• Program Pengayaan Horizontal
• Eksplorasi
• Pengayaan
• Eksekutif Intensif

• Program Pengayaan Vertikal


• Aselerasi
• Belajar Mandiri
• Mentorship
PDBK AUTISM
▪ Diperlukan adanya pengembangan strategi untuk belajar dalam seting kelompok.
▪ Perlu menggunakan beberapa teknik di dalam menghilangkan perilaku-perilaku
negatif yang muncul dan mengganggu kelangsungan proses belajar secara
keseluruhan (stereotip).
▪ Guru perlu mengembangkan ekspresi dirinya secara verbal dengan berbagai
bantuan.
▪ Guru terampil mengubah lingkungan belajar yang nyaman dan menyenangkan
bagi anak, sehingga tingkah laku anak dapat dikendalikan pada hal yang
diharapkan.
PDBK KESULITAN BELAJAR SPESIFIK
• Repetitif Teknik
• Memaksimalkan gaya belajarnya:
• Visual
• Auditory
• Taktil
SEKIAN DAN TERIMA KASIH, KITA LANJUTKAN
PADA MATERI BERIKUTNYA
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai