Anda di halaman 1dari 39

KEBIJAKAN KONTEMPORER

PENDIDIKAN NASIONAL
Oleh:
Nasir, S.Pd., M.Pd

1
1

ISI MAKALAH
1. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
kebijakan pendidikan
2. Latar
belakang
dibuatnya
kebijakan
pendidikan
3. Arti kebijakan pendidikan
4. Tujuan kebijakan pendidikan
5. Karakteristik kebijakan pendidikan
6. Asas-asas kebijakan
7. Proses kebijakan pendidikan
2

8. Formulasi dan penetapan kebijakan


pendidikan dan unsur-unsur yang
terlibat
9. Implementasi kebijakan pendidikan
dan faktor-faktor yang berpengaruh
10. Monitoring dan evaluasi kebijakan
pendidikan
11. Kebijakan pendidikan
12. Tantangan kebijakan
3

FAKTOR-FAKTOR YANG
BERPENGARUH TERHADAP
KEBIJAKAN PENDIDIKAN
NASIONAL
Sistim regulasi
Rencana Pembangunan Nasional

Kebijakan, perencanaan, dan


penganggaran nasional
Kelompok kekuatan
Kemajuan ekonomi

Dinamika politik
Dinamika sosial-kultural
Kemajemukan/kebhinnekaan
Tuntutan desentralisasi
Tuntutan globalisasi
Kemajuan teknologi

LATAR BELAKANG KEBIJAKAN

SEBAB

KEBIJAKAN

AKIBAT

ARTI KEBIJAKAN PENDIDIKAN


Kebijakan publik bidang pendidikan
adalah apa yang dikatakan (diputuskan)
dan dilakukan oleh pemerintah dalam
bidang pendidikan. Baik keputusan
maupun tindakan pemerintah berkaitan
dengan
pilihan-pilihan
investasi
pendidikan yang berkontribusi paling
besar bagi peserta didik seutuhnya dan
bagi masyarakat seluruhnya. Kebijakan
selalu dihadapkan pada keterbatasan
sumber daya untuk dialokasikan pada
7
jenis, jalur, dan jenjang pendidikan yang
saling bersaing prioritasnya.

Tiga pertanyaan kebijakan pendidikan


yang krusial jawabannya: (1) Bagaimana
caranya (yang terbaik) mengalokasikan
sumberdaya yang terbatas (terutama
sumber daya manusia dan sumber daya
uang) terhadap penggunaan yang saling
bersaing?; (2) Pada jenis, jalur, dan
jenjang pendidikan manakah investasi
pendidikan
diprioritaskan
dan
apa
alasannya?; dan (3) Lulusan yang seperti
apakah yang perlu disiapkan, bagaimana
cara menyiapkannya, dan bagi siapa
8
lulusan tersebut diperuntukkan?

Kebijakan
pendidikan
merupakan
usaha pemerintah untuk mengarahkan
perubah-an,
membatasi
pilihanpilihan, mengatasi persengketaan, dan
mengendalikan perilaku perorangan,
institusi, dan sub-sub pemerintahan
dalam rangka untuk mencapai tujuan
pendidikan
nasional.
Kebijakan
pendidikan merupakan tang-gapan
terhadap sebab dan hasil kebijakan
berupa akibat yang berjalan secara
terus menerus (siklus kebijakan).
9

TUJUAN KEBIJAKAN
Tujuan kebijakan publik dalam bidang
pendidikan adalah untuk memastikan
agar tujuan pendidikan nasional yang
telah ditetapkan dapat dicapai secara
efektif dan efisien. Kebijakan pendidikan
juga
bertujuan
untuk
mengubah
perilaku penduduk, institusi, dan subsub pemerintahan dalam rangka untuk
mencapai tujuan pendidikan nasional.
10

KARAKTERISTIK KEBIJAKAN
1. Kebijakan pendidikan sangat kompleks
karena hasil interaksi dari banyak
institusi (eksekutif, legislatif, yudikatif),
para ahli/ profesional, interest groups
(PGRI, LSM, dsb.), pengamat/pemerhati,
dsb.;
2. Oleh karena itu kebijakan pendidikan
umumnya dibuat agak semi otonomi
karena melibatkan banyak pihak;
3. Proses kebijakan pendidikan melibatkan
banyak pihak/multidisipliner (hukum,
organisasi, ekonomi, politik, sejarah,
11
pendidikan, dsb.);

4. Kebijakan pendidikan bersifat normatif


yaitu menyangkut apa yang seharusnya
dilakukan untuk memperbaiki kondisi
pendidikan
saat
ini
agar
kondisi
pendidikan yang akan datang lebih baik,
misalnya:
peningkatan
pemerataan
pendidikan,
peningkatan
mutu
dan
relevansi, peningkatan efisiensi, dan
pengurangan kesenjangan pendidikan
antar wilayah;
5. Proses kebijakan pendidikan tidak steril
dari pengaruh faktor-faktor eksternal
seperti politik, ekonomi, budaya, dan
12
teknologi (lihat slide berikut).

ASAS-ASAS PEMBUATAN KEBIJAKAN


1.
2.
3.
4.
5.
6.

Kebijakan menggambarkan aspirasi yang


terkena kebijakan
Tujuan kebijakan yang akan dicapai ditulis
dengan jelas
Materi muatan (isi) kebijakan mendukung
ketercapaian tujuan kebijakan
Kebijakan bemanfaat bagi yang terkena
kebijakan
Kebijakan mampu menjamin keadilan
Kebijakan
menjamin
pemerataan
kesempatan
(persamaan
kesempatan/equality
of
opportunity,
aksesibiltas,
keadilan/kewajaran/equity),
kualitas/ mutu, relevansi, dan efisiensi
13

7. Kebijakan

realistik untuk mencapai tujuan


pendidikan nasional yang mencakup: (a)
peningkatan
pemerataan
kesempatan
pendidikan bagi masyarakat (persamaan
kesempatan, aksesibilitas, dan kewajaran),
(b) peningkatan mutu/kualitas pendidikan,
(c)
peningkatan
relevansi
pendidikan
dengan kebutuhan peserta didik, kebutuhan
keluarga, dan kebutuhan pembangunan
yang meliputi berbagai sektor dan sub-sub
sektornya, dan (4) peningkatan efisiensi,
baik internal maupun eksternal;
8. Kebijakan mengandung kejelasan tentang
apa yang harus dilakukan dan bagaimana
caranya agar kebijakan mampu mencapai
tujuan pendidikan nasional
14

PROSES KEBIJAKAN

FORMULASI

IMPLEMENTASI

EVALUASI

15

FORMULASI KEBIJAKAN
1.Sumber-sumber permasalahan/isuisu kebijakan pendidikan
2.Identifikasi
permasalahan/isu-isu
kebi-jakan pendidikan
3.Seleksi permasalahan atau isu-isu
kebijakan pendidikan
4.Formulasi/perumusan
kebijakan
pendi-dikan
5.Penetapan/keputusan/adopsi
kebijakan pendidikan
16

16

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN
1.Selain kebijakannya sendiri, sukses
kebijakan
juga
dipengaruhi
implementasi-nya;
2.Faktor-faktor yang berpengaruh dalam
implementasi kebijakan adalah: (a)
komunikasi kebijakan (merata, akurat,
dan konsisten), (b) kemampuan
sumber daya manusia, (c) sumber
daya peralatan, perlengkapan, dana,
bahan,
(d)
struktur
organisasi
(hirarkis/datar), (e) informasi, dan 17(f)
kepentingan.
17

EVALUASI KEBIJAKAN
1. Hasil
evaluasi
kebijakan
berupa
informasi yang bersifat kuantitatif
dan/atau kualitatif;
2. Evaluasi kebijakan
juga dipengaruhi
oleh kelompok-kelompok kepentingan
yang terlibat dalam formulasi dan
implementasi kebijakan;
3. Tingkat ketercapaian tujuan kebijakan
(kinerja kebijakan) digunakan sebagai
bahan penentuan apakah kebijakan
dihentikan, diperbaiki, atau diteruskan;
18
4. Biasanya kalau tujuan kebijakan telah
tercapai/gagal, kebijakan dihentikan.
18

KEBIJAKAN PENDIDIKAN
(1993-1998)
a. Pemerataan Kesempatan
1) Persamaan Kesempatan
2) Aksesbilitas
3) Keadilan/kewajaran
b. Kualitas Pendidikan
c. Relevansi Pendidikan
c. Efisiensi Pendidikan
1) Efisiensi Internal
2) Efisiensi Eksternal

19

PEMERATAAN

MUTU
KEBIJAKAN
PENDIDIKA
N

RELEVANSI

EFISIENSI
20

Daya
Tampung

PEMERATAAN

Layanan
Khusus

Optimalisa
si
Penambah
an

SM
Terbuka
Pendidikan
Alternatif

Peningkata
n Retensi

Beasisw
a
Program
Retrival

Sosialisasi Wajar
Dikdas

Negeri
Swast
a
USB
RKB
SekolahTerpa
du
Reguler
Mandiri
Anak
Jalanan
Daerah
Terpencil
Daerah
Konflik
Daerah Bencana
Alam
21

Belajar
Mengajar

Kurikulum
Buku
Penilaian
Pelatihan

Guru

MUTU

Pendidik &
TK

Kesiswaan
Manajemen
Mutu

Kepala
Sekolah

KKG/MGMP

Simposiu
m
Pelatihan
Workshop

Lombalomba
Porseni
Watak/Kepri
badian

22

Kebutuhan Peserta
Didik

RELEVANSI

Kebutuhan
Keluarga
Kebutuhan
Berbagai Sektor
Pembangunan
Tuntutan Lokal dan
Global
23

Pusat

SIM

Propinsi
Kab/Kota
Pusat

Finansial

Propinsi
Kab/Kota

EFISIEN
SI
Kerjasama

Monitorin
g dan
Evaluasi

Bilateral (Redip, MBE, JFPR,


Debt Swap)
Multilateral (BEP, DBEP, JSE,
Dutch Grant, EU, dsb)
Internal
Eksternal

24

KEBIJAKAN PENDIDIKAN
(2005-2009)
1. Pemerataan dan perluasan akses
pendidikan;
2. Peningkatan mutu, relevansi, dan daya
saing keluaran pendidikan;
3. Penguatan tata kelola, akuntabilitas,
dan citra publik pendidikan.
25

Kebijakan Dalam Pemerataan dan Perluasan Akses Pendidikan

26

Kebijakan Dalam Peningkatan Mutu, Relevansi, dan Daya Saing


2.1.b
Pembinaan dan pengembangan
pendidik dan tenaga kependidikan

2.1.a
Pengembangan guru sebagai profesi

2.2
Pengembangan kompetensi dan
jumlah pendidik dan tenaga
kependidikan

2.14
Peningkatan mutu dan kompetensi
lulusan PT/PTA, serta peningkatan
akses lulusan ke lapangan kerja yang
beragam

2.3.a
Penjaminan mutu secara
komprehensif dan terprogram dengan
mengacu kepada SNP

2.15
Peningkatan kompetensi dan
profesionalisme dosen PT/PTA

2.3.b
Survai benchmarking mutu pendidikan
terhadap standar nasional

2.16
Peningkatan intensitas dan kualitas
penelitian di PT dan penyebarluasan
hasilnya

2.4
Implementasi dan penyempurnaan
SNP oleh BSNP

2.17.a.
Peningkatan jumlah dan mutu
publikasi ilmiah dan HAKI

2.5
Perluasan dan peningkatan mutu
akreditasi, termasuk pendidikan
keagamaan dan kedinasan
2.6
Peningkatan sarana dan prasarana
satuan pendidikan
2.7
Pengembangan pembelajaran
berbasis TIK dan TV, termasuk pada
pendidikan nonformal serta pendidikan
agama dan pendidikan keagamaan
2.8
Pengembangan sekolah/madrasah
bertaraf internasional di setiap provinsi
dan/atau kabupaten/kota
2.9
Pengembangan SMA/MA/SMK/MAK
berbasis keunggulan lokal di setiap
Kab/Kota
2.10
Pengembangan satuan pendidikan
berwawasan multikultural dan budaya
sekolah berbasis nilai-nilai keagamaan
2.11
Peningkatan mutu pendidikan
kagamaan
2.12
Peningkatan mutu pendidikan agama,
ahklak mulia, dan kepribadian

2.13
Perluasan dan peningkatan kuantitas
dan kualitas layanan perpustakaan
termasuk taman bacaan masyarakat

PENINGKATAN
MUTU,
RELEVANSI, dan
DAYA SAING

2.17.b
Peningkatan kreativitas,
entrepreneurship, dan kepemimpinan
mahasiswa
2.18
Akselerasi jumlah program studi
vokasi, profesi, dan keagamaan
2.19
Peningkatan peran PT/PTA dalam
pemberdayaan masyarakat,
penanggulangan kemiskinan, dan
keterbelangkangan dalam rangka
memecahkan masalah bangsa
2.20
Penyesuaian program pendidikan
kedinasan dengan peraturan
perundangan, serta peningkatan mutu
dan relevansinya
2.21
Pengembangan kerjasama PT/ PTA
dengan PT Unggulan Dalam dan Luar
Negeri

2.22

27

Mendorong jumlah jurusan di PT/PTA


agar masuk dalam 100 besar Asia
atau 500 besar dunia atau
berakreditasi OECD/Internasional

Kebijakan Dalam Penguatan Tata Kelola, Akuntabilitas, dan Citra Publik


3.2

3.1

3.9

Peningkatan ketaatan
aparat pada peraturan
perundang-undangan

Penataan regulasi
pengelolaan pendidikan

Peningkatan kapasitas
dan kompetensi
managerial aparat

3.3
Pelaksanaan Inpres No.5
Tahun 2004 tentang
percepatan
pemberantasan KKN

3.10

3.4
Penyelesaian temuantemuan pemeriksaan
pengawas internal dan
eksternal

3.11

3.5 Intensifikasi dan

Peningkatan kapasitas
dan kompetensi
pengelola pendidikan

PENGUATAN TATA
KELOLA,
AKUNTABILITAS DAN
CITRA PUBLIK

Peningkatan mutu
manajemen dan layanan
pendidikan
3.12

ekstensifikasi
pemeriksaan oleh
pengawas internal dan
eksternal

Peningkatan kualitas tata


kelola melalui sistem ISO
9001:2000

3.6

3.13

Intensifikasi tindakantindakan preventif oleh


pengawas internal

Peningkatan kualitas tata


kelola melalui aplikasi
SIM

3.7
Peningkatan SPI
berkoordinasi dengan
pengawas eksternal

3.8
Peningkatan kapasitas
dan kompetensi
pemeriksaan aparat
pengawas internal

3.14
Peningkatan citra publik

28

KEBIJAKAN 5 K (2010-2014)
1. Ketersediaan
2. Keterjangkauan
3. Kualitas
4. Kesetaraan
5. Kepastian layanan
29

KETERSEDIAAN
Meningkatkan
ketersediaan
layanan pendidikan, baik sarana
dan
prasarana,
infrastruktur,
pendidik dan tenaga kependidikan,
dana, maupun penunjang yang
diperlukan untuk berlangsungnya
proses pendidikan.
30

KETERJANGKAUAN
Memperluas keterjangkauan layanan
pendidikan agar kelompok-kelompok
masyarakat kurang mampu secara
ekonomi dan kurang beruntung
secara geografis dapat memperoleh
layanan pendidikan dengan baik.
Bantuan dana pendidikan kepada
kelompok masyarakat miskin dan
penyediaan
satuan-satuan
pendidikan yang dapat dijangkau
31
oleh masyarakat merupakan fokus
kebijakan keterjangkauan.

KUALITAS
Meningkatkan
kualitas
pendidikan
agar
memenuhi
standar
nasional
pendidikan
(SNP); meningkatkan relevansi
pendidikan dengan berbagai
kebutuhan; dan meningkat-kan
daya saing pendidikan pada
tingkat
regional
dan
internasional.
32

32

KESETARAAN
Mewujudkan kesetaraan dalam
memperoleh layanan pendidikan
dengan cara yang adil/wajar dan
tanpa
membedakan
suku,
agama, ras, antar golongan,
antar wilayah, status sosial, jenis
kelamin, sekolah negeri dan
sekolah swasta.
33
33

KEPASTIAN JAMINAN
Meningkatkan
kepastian
memperoleh layanan kesempatan
pendidikan dan layanan kesempatan
kerja, yaitu adanya jaminan bagi
lulusan sekolah untuk melanjutkan
ke jenjang pendidikan yang lebih
tinggi atau memperoleh pekerjaan
yang sesuai dengan keahliannya.
34

KEBIJAKAN PENDIDIKAN
1. Pendidikan karakter (personal dan
nasional)
2. Kurikulum 2013 dan implementasinya
3. Pendidikan menengah universal
4. Penyelarasan pendidikan dan dunia
kerja (KKNI)
5. Akademi komunitas
6. Sosialisasi Pancasila, UUD 45, NKRI,
Bhinneka Tunggal Ika
7. Reformasi birokrasi Kemendikbud
35
8. Pengembangan pendidikan berjati diri
Indonesia
35

9. Pengelolaan
kesenjangan
pendidikan (bidik misi, redistribusi
guru,
larangan
pungutan,
penanganan pendidikan daerah
(terpencil, tertinggal, terpencar,
terdepan,
perbatasan,
pulau
kecil), BOS, perubahan PP 19/2005
menjadi PP 32/2013, buku teks
pelajaran,
penataan
pegawai
berbasis kompetensi, dsb.
36
36

TANTANGAN KEBIJAKAN
PENDIDIKAN DI MASA DEPAN
1. Bagaimana

cara
membuat
kebijakan
pendidikan yang efektif dan efisien untuk
mencapai tujuan pendidikan nasional?
2. Banyak kebijakan pendidikan yang kurang
terkontrol pembuatannya oleh masyarakat,
padahal kebijakan itu dibuat untuk mereka.
Bagaimana caranya masyarakat mengontrol
pembuatan kebijakan pendidikan agar
sesuai dengan aspirasi mereka?
3. Bagaimana caranya mengontrol pembuatan
kebijakan pendidikan agar terhindar dari
setiran oleh pihak-pihak yang memiliki
kepentingan tertentu?
37

4. Di Indonesia sangat jarang dilakukan


penelitian tentang dampak kebijakan
pendidikan terhadap pembangunan
pendi-dikan
nasional,
terhadap
kesejahteraan
masyarakat,
dan
mestinya
terhadap
pen-cerdasan
kehidupan
bangsa.
Catatan:
pembangunan pendidikan nasional
men-cakup:
pemerataan,
mutu/kualitas, relevansi, efektivitas,
efisiensi, kemanfaat-an, keadilan, dan
kepastian
jaminan
layanan
memperoleh pendidikan.
38

5. Kebijakan

pendidikan
dibuat
cenderung seragam, sedang kondisi riil
Indonesia
sangat
beragam
atau
majemuk sehingga terbesit pemikiran
apakah satu ukuran kebijakan cocok
untuk semua daerah yang sangat
beragam adanya. Perlukah dibuat
kebijakan
yang
asimetrik,
yaitu
kebijakan-kebijakan alternatif sebagai
pilihan untuk daerah tertentu yang
tidak harus sama untuk seluruh
Indonesia (one size for all)? Bagaimana
jalan keluarnya?
39

Anda mungkin juga menyukai