Oleh:
Abdul Jalil
Widyaiswara Ahli Madya
NIP. 197008281997031004
Oleh karena itu, materi pelatihan calon penghulu lebih mengarah pada
pelatihan dalam bentuk simulasi pelaksanaan akad nikah dan rujuk seorang penghulu.
Ini bertujuan agar peserta dapat menunjukkan performa dan profesionalitasnya yang
terbaik di depan publik yang dilayani sebagai stake holder dan user (pengguna)
layanan publik Kantor Urusan Agama dengan mensimulasikan sosok seorang Pegawai
Pencatat Nikah/Penghulu.
1
BAB II
Simulasi Pelaksanaan Akad Nikah/Rujuk
A. Konsep Ideal
Dalam menjalankan tugas sebagai pejabat fungsional pencatatan peristiwa
nikah, seorang penghulu hendaknya memerhatikan beberapa hal:
Dari Amir al-Mu’minin Abu Hafsh ‘Umar bin al-Khaththab bin Nufail bin ‘Abd al-
‘Uzza bin Riyah bin Abdillah bin Qurth bin Razah bin ‘Ady bin Ka’ab bin Luayy bin
Ghalib al-Quraisy al-‘adawy r.a berkata: “aku mendengar Rasulullah saw bersabda:
“Bahwasanya semua amal itu tergantung niatnya, dan sesungguhnya apa yang
diperoleh seseorang adalah sesuai dengan apa yang diniatkannya. Barangsiapa yang
hijrah karena Allah dan RasulNya , maka hijrahnya itu akan diterima oleh Allah dan
RasilNya, dan barangsiapa yang hijrahnya mencari dunia atau karena wanita yang
akan dinikahinya, maka hijrahnya itu hanya memperoleh apa yang diniatkannya
dalam hijrahnya tersebut” (Riwayat Bukhari dan Muslim).
2. Tugas transendental
Seorang Penghulu membawa misi bagi para pasangan suami istri yang dipandu
akad nikahnya agar menjaga janji suci tersebut sebagai sebuah ikatan yang kekal dan
abadi hingga akhir hayat, bahkan akhirat. Sejalan dengan tujuan perkawinan yang
termaktub dalam pasal 1 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan:
3
“Perkawinan ialah ikatan lahir bathin antara seorang pria dengan seorang wanita
sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia
dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.”
Tujuan pernikahan, yakni untuk membentuk rumah tangga yang bahagia dan
kekal, ini menafikan pernikahan temporal, seperti yang berlaku dalam nikah mut’ah
(pernikahan dengan waktu tertentu dan berakhir setelah habis masanya) atau
pernikahan tahlil (pernikahan yang disertai persyaratan setelah persetubuhan).
Sedangkan penyebutan ungkapan berdasarkan “Ketuhanan Yang Maha Esa”
menunjukkah bahwa pernikahan itu bagi Islam adalah peristiwa agama, dan
dilakukan untuk memenuhi perintah agama.
Pernikahan dilakukan oleh dua insan yang berbeda jenis, yang berjanji dan
bersedia mematuhi janji yang telah diucapkan sebagai makhluk sosial. Secara
otomatis juga mempunyai nilai kontrak sosial di antara laki-laki dan perempuan yang
sifatnya manusiawi. Secara khusus dijelaskan dalam al-Qur’an:
ق ٱل َّز ۡوج َۡي ِن ٱلذَّك ََر َو ۡٱۡلُنث َ ٰى
َ ََوأَنَّهُۥ َخل
“Dan sesungguhnya Dialah yang menciptakan pasangan laki-laki dan perempuan”.
(QS al-Najm/53:45).
Ayat tersebut memberikan informasi bahwa Allah SWT menciptakan manusia
yang terdiri dari pasangan laki-laki dan perempuan untuk saling menghormati dan
saling membantu sesuai kodrat masing-masing. Apabila dalam kehidupan riil antara
laki-laki dan perempuan, khususnya dalam kehidupan rumah tangga, suami dan istri
menjadi mitra sejajar yang harmonis, potensi sumber daya keduanya secara maksimal
dapat bermanfaat. Itulah tujuan Islam, sebagaimana tujuan Allah SWT menciptakan
manusia yang terdiri dari laki-laki dan perempuan.
Kemitrasejajaran adalah kesejajaran hak dan kewajiban, serta kesempatan
antara laki-laki (sebagai suami) dan perempuan (sebagai istri), baik di lingkungan
kehidupan keluarga maupun dalam masyarakat. Suami- istri dapat bekerja sama
sebagai mitra sejajar yang harmonis dalam arti selaras, serasi, dan seimbang yang
ditandai dengan sikap perilaku saling peduli, menghormati, menghargai, membantu,
memahami, mengerti, mengisi, yang dilandasi rasa silih asah, silih asih, dan silih
asuh.
4. Akhlak yang mulia dan menjadi teladan
Keluarga yang dilahirkan melalui pernikahan yang sah harus menjadi wadah
ketenangan, ketenteraman, dan kedamaian dalam rumah tangga. Sebuah keterangan
4
menyatakan: “Baiti jannati” (rumahku laksana surgaku). Dalam sebuah doa, surga
disifati dengan ungkapan “Dar al-Salam” (tempat yang penuh kedamaian). Ini
mengandung pesan agar mewujudkan “sakinah”, yakni ketenangan, ketenteraman,
dan kedamaian dalam keluarga.
Islam adalah ajaran agung yang mengusung cita-cita mulia, yaitu membentuk
tatanan masyarakat yang terukir dalam kerangka kebersamaan hidup. Dalam skala
luas, kerangka tersebut termaktub di dalam hidup bertetangga atau hidup bernegara.
Sedangkan dalam skala mini, dapat disaksikan pada kehidupan berumah tangga.
Dalam tataran praktis, pembentukan masyarakat itu harus mengacu pada
contoh absolut yang menjadi barometer tunggal dalam kehidupan Islam, yaitu
perilaku Rasulullah saw. Beliau adalah suri teladan yang ideal dan begitu agung. Al-
Qur’an menegaskan:
َ َّ ٱۡلخِ َر َوذَك ََر
٢١ ٱَّلل َكث ِٗيرا َ َّ ْة ِل َمن كَانَ يَ ۡر ُجواٞ َسن
ٓ ۡ ٱَّلل َو ۡٱليَ ۡو َم َ ٱَّلل أ ُ ۡس َوةٌ َح
ِ َّ لَّقَ ۡد كَانَ لَكُمۡ فِي َرسُو ِل
“Sungguh telah ada pada diri Rasulullah saw itu suri teladan yang baik bagi kamu
(yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kehidupan) hari akhirat serta
banyak menyebut (berdzikir) kepada Allah” (QS al-Ahzab/33:21).
Dikatakan Ibn Katsir, "kalimat bagi siapa yang mengharap (rahmat) Allah dan
hari akhirat” pada ayat di atas adalah untuk menggugah hati orang-orang yang
beriman agar meneladani Rasulullah saw.” Dengan demikian, umat Islam harus
sepakat bahwa tidak ada seorang pun manusia yang paling pantas menjadi figur untuk
dicontoh dan diteladani, kecuali Rasulullah saw. Berkenaan dengan ini, Syeikh
Khalid Abd al-Rahman al-‘ak menafsirkan “uswah al-hasanah” (suri teladan yang
baik) dengan ungkapan: qudwah shalihah fi kull al-umur (contoh yang baik dalam
segala hal), termasuk perihal rumah tangga.
Dalam keseluruha ajaran Islam, akhlak menempati kedudukan yang istimewa
dan sangat penting. Rasulullah saw menjadikan baik buruknya akhlak seseorang
sebagai ukuran kualitas imannya. Hal ini diungkapkan dalam sebuah hadis:
“Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya”
(Riwayat Tirmidzi).
Berdasarkan itu, penghulu harus memiliki akhlak mulia yang sosoknya
menjadi teladan di tengah masyarakat. Keberadaan penghulu tidak hanya sebagai
pejabat fungsional pencatat nikah, namun publik memandangnya juga sebagai tokoh
agama yang menjadi panutan untuk diteladani. Kualitas pribadi penghulu tidak hanya
dinilai dari kemampuannya di bidang ilmu-ilmu agama dan kepiawaiannya dalam
5
memandu prosesi akad nikah, tetapi juga berkait dengan kemuliaan akhlak. Ketika
ada penghulu yang cacat moral, maka kredibilitas dirinya sudah tidak berarti lagi.
5. Menjaga lima nilai budaya kerja
Menjadi seorang penghulu itu merupakan profesi yang sangat strategis dan
mulia di tengah masyarakat, bangsa dan Negara. Untuk itu, penghulu yang juga
bagian dari Aparatur Sipil Negara (ASN) Kementerian Agama, wajib mengerti,
memahami, menjaga dan mengimplementasikan 5 Nilai Budaya Kerja Kementerian
Agama; yakni
a. Integritas, yakni keselarasan antara hati, pikiran, perkataan dan perbuatan yang
baik dan benar.
d. Tanggung jawab.
Penghulu yang menyandang status sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN)
Kementerian Agama harus memiliki kesadaran yang tinggi bahwa kiprahnya di
Kementerian Agama itu harus akuntable (dapat dipertanggungjawabkan),
sehingga ia komitmen dalam bekerja secara tuntas dan konsekuen. Inilah cara ia
untuk selalu membentengi diri agar selalu on the track dalam mengemban
kepercayaan dan menjalankan tugas dan fungsi sebagai penghulu fungsional.
8
8. PPN/Penghulu menawarkan kepada pengantin laki-laki untuk membaca taklik
talak yang sudah disiapkan. Apabila suami tidak bersedia membaca, maka
harus diberitahukan kepada istri bahwa suaminya tidak mengikrarkan taklik
talak. Meskipun tidak dibaca, kedua mempelai perlu memahami maksud ikrar
taklik talak tersebut.
9. Penandatanganan surat-surat yang diperlukan: suami, istri, wali, dua orang
saksi, dan PPN/Penghulu membubuhkan tanda tangan pada halaman 4 Daftar
Pemeriksaan Nikah (Model NB). Suami menanda tangani ikrar taklik talak,
jika telah mengikrarkannya. PPN/Penghulu menyatakan kepada hadirin bahwa
upacara akad nikah telah selesai, dan kedua pengantin telah sah menurut hukum
sebagai suami istri. Jika perlu dapat ditambahkan penyuluhan/penasihatan yang
berhubungan dengan masalah nikah, antara hak dan kewajiban suami istri, dan
kehidupan rumah tangga bahagia.
10. Ceramah dan nasihat perkawinan.
11. Kedua pasangan suami istri bersalaman kepada ibu bapak kedua belah pihak
dan keluarga terdekat, selanjutnya menerima ucapan selamat dari para
undangan sesuai dengan adat yang tidak bertentangan dengan syariat Islam.
12. PPN/Penghulu mengumumkan kepada hadirin bahwa upacara akad nikah telah
selesai, dan kedua pengantin telah sah menurut hukum agama, serta resmi
tercatat berdasarkan aturan perundang-undangan yang berlaku
C. Uraian Materi: rundown dan langkah-langkah dalam simulasi pelaksanaan
akad nikah
1. Dalam melakukan Simulasi Pelaksanaan Akad Nikah Rujuk, peserta diharapkan
melakukan tugas secara berkelompok dengan berbagi peran sosok dan person
yang wajib ada dalam suatu upacara pelaksanaan akad nikah rujuk; yang terdiri
dari calon pengantin pria, calon pengantin wanita, wali, dan dua orang saksi.
9
yang hadir. Disampaikan juga prolog singkat perihal urgensi pencatatan nikah dan
hikmah syar’iyyah akad nikah. Kemudian penghulu memimpin pembacaan
khutbah nikah, atau memohon kesediaan ulama yang hadir untuk memimpin
khutbah nikah (berbahasa arab), jika ada.
3. Penghulu mempersilakan wali nikah berjabat tangan dengan calon pengantin pria
untuk proses pengucapan ijab qabul, atau dalam kondisi tertentu penghulu dapat
mewakili wali nikah dalam mengucap kalimat ijab setelah dilakukan ikrar taukil
wali bi al-lisan. Penghulu memastikan wali nikah maupun catin pria
mengucapkan kalimat ijab dan kabul dengan benar hingga usai dalam posisi
masih berjabat tangan.
4. Penghulu meminta konfirmasi kepada dua saksi perihal keabsahan kalimat ijab
qabul yang baru saja terucap. Jika saksi meminta dilakukan pengucapan ulang
dengan alasan yang shahih, maka penghulu meminta wali dan catin pria
mengulang kembali proses pengucapan ijab qabul dimaksud.
5. Jika dua saksi telah memberikan konfirmasi sahnya ijab qabul, penghulu
melanjutkan dengan memimpin pembaaan do’a khusus bagi pengantin:
“Barakallahu laka wa baraka ‘alaika wa jama’a bainakuma fi khairin wa‘afiyah”
dilanjutkan dengan do’a berikutnya… (atau jika ada, mempersilakan salah
seorang ulama yang hadir untuk mengambil peran memimpin pembacaan doa).
6. Penghulu menawarkan kepada pengantin wanita apakah meminta dibacakan
sighat taklik sebagai ikrar janji setia suami terhadap istri, jika meminta maka
penghulu mempersilahkan pengantin pria untuk membacakannya, jika tidak
meminta, maka dilanjutkan ke langkah berikutnya.
7. Penghulu mempersilakan para pihak membubuhkan tanda tangan pada dokumen
pernikahan berupa register/akta nikah dan dokumen-dokumen pelengkap lainnya.
8. Penghulu menyerahkan Kutipan Akta Nikah atau buku nikah kepada pasangan
pengantin .
9. Jika memungkinkan penghulu mempersilakan pengantin untuk melakukan serah
terima mahar yang mereka sepakati dan telah disebutkan dalam ijab qabul.
10. Penghulu menyampaikan kalimat penutup sekaligus mendoakan dan memberikan
ucapan selamat kepada pasangan pengantin dan keluarga, dan diakhiri dengan
salam.
10
CONTOH TEKS KHUTBAH NIKAH
11
12
13
DAFTAR PUSTAKA
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25