Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN TUGAS PENDIDIKAN AGAMA

ISLAM

MAYLA ALIFFIA RAHMA


XII MIPA 4
(18)

SMA NEGERI 1 PURWAKARTA


Jl. K.K Singawinata, Nagri Kidul, Kec. Purwakarta, Kabupaten Purwakarta,
Jawa Barat 41111
Tidak ada satupun manusia yang selama hidupnya selalu menemui apa yang
diingini, selalu mendapatkan semua yang diharapkan dan segala cita-citanya
menjadi nyata. Dalam setiap hidup manusia pasti ada suka dan duka. Sedih dan
bahagia datang silih berganti. Maka sabar dan syukur adalah dua sikap yang
harus dimiliki setiap diri agar bisa menjalani hidup dengan baik demi meraih
ridho Allah SWT.

Sabar dalam agama Islam memiliki keutamaan dan manfaat yang sangat besar. Karena

sabar adalah termasuk perilaku mulia yang sangat perlu untuk di lakukan oleh seluruh umat.

Dengan sabar masalah yang kita hadapi jadi terasa lebih ringan, dengan sabar masalah

yang kita hadapi bisa diselesaikan dengan lebih efektif, dengan sabar masalah yang kita

hadapi dapat diselesaikan tanpa menyisakan rasa sakit hati atau menimbulkan rasa sakit

hati lainnya, dengan sabar pula kita akan senantiasa menjalani kehidupan dengan lebih

tenang dan tenteram tanpa merasa gelisah apalagi ber-muram hati.

Kesehatan, keselamatan, harta, pangkat dan segala kenikmatan dunia adalah


hal-hal yang pasti kita inginkan. Namun, justru keadaan-keadaan inilah yang
lebih membutuhkan sikap sabar. Kita harus bisa menahan diri agar tidak
terjerumus dalam kenikmatan-kenikmatan fatamorgana dunia yang akan
menghantarkan kita pada kehancuran. Alloh berfirman dalam Al Quran surat al
Munafiqun ayat 9 :

Artinya: Hai orang-orang beriman, janganlah hartamu dan anak-anakmu melalaikan


kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian maka mereka itulah orang-
orang yang merugi.

Selanjutnya, sesuatu yang tidak sesuai dengan keinginan dan watak manusia
yaitu menjalani taat dan menjauhi maksiat. Setiap hamba harus terus bersabar
dalam ketaatan melaksanakan perintah Alloh dan menjauhi larangannya.

Dan sabar tingkat tertinggi adalah sabar menghadapi musibah-musibah


seperti kematian, sakit, kecelakaan, hilangnya harta dan lain sebagainya.
Seorang hamba yang baik harus rela dengan ketentuan Alloh dan meyakini
bahwa segala yang dimilikinya adalah titipan.
Semuanya akan kembali kepada Alloh, Tuhan Yang Maha Menciptakan.
Dengan keyakinan
seperti ini maka ia akan tetap teguh dan kuat untuk melanjutkan langkah,
meneruskan hidupnya.

Alloh berfirman dalam surat al Baqoroh ayat 155 dan 157 :

Artinya: 155. Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan,
kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Berikanlah kabar gembira kepada orang-orang
yang sabar. 156. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka berkata, “Inna
lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun” (Sesungguhnya Kami adalah milik Allah dan kepada-Nya-
lah Kami kembali. 157. Mereka itulah yang memperoleh ampunan dan rahmat dari
Tuhannya, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.

Alloh berfirman dalam Surat al-Baqarah ayat 172

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezeki yang baik-baik
yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar hanya
kepada- Nya kamu menyembah”
Dalam Al Quran surat Ibrahim ayat 7 Allah juga berfirman:

“Dan (ingatlah juga), tatkala Rabbmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika


kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu
mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”
Dua ayat Al Quran ini mengandung perintah Allah SWT kepada hamba-
hambanya untuk bersyukur. Selanjutnya kita harus pahami bahwa hakikat
makna syukur terdiri dari tiga aspek yaitu ilmu, hal dan amal. Maksud dari aspek
ilmu adalah kita harus mengetahui dan menyadari bahwa segala nikmat adalah
dari Alloh Yang Maha Memberi nikmat dan anugerah. Maksud dari aspek hal
adalah perasaan bahagia yang muncul dari pemberian nikmat Allah kepada
hambanya.
Dan maksud dari aspek amal adalah melaksanakan sesuatu yang
dikehendaki dan dicintai Allah Sang Pemberi nikmat. Aspek amal ini berkaitan
dengan hati, lisan dan anggota badan. Hati harus meniatkan pemanfaatan
anugerah-anugerah itu untuk kebaikan. Lisan harus mengungkapkan syukur dan
puja-puji kepada Allah. Dan anggota badan harus mempergunakan segala
nikmat dan anugerah di jalan yang diridhoi dan dicintai Allah SWT.
Penting untuk diperhatikan bahwa seseorang yang mempergunakan nikmat dan
anugerah Allah di jalan yang tidak diridhoi dan dicintaiNya maka berarti ia telah
kufur nikmat.
Demikian pula jika ia tidak mempergunakan anugerah-anugerah Allah itu,
membiarkan potensi-potensi diri dan hidupnya terbengkalai, tersia-sia tiada
guna.

Semoga kita senantiasa dibimbing oleh Allah untuk mengingatNya,


mensyukuri segala nikmat dan anugerahNya, dan diberi taufiq dan pertolongan
untuk melaksanakan

penghambaan yang terbaik kepadaNya.

“Ya Allah! Berilah pertolongan kepadaku untuk menyebut namaMu, syukur kepadaMu dan
ibadah yang baik kepadaMu.”
Hidup adalah ujian. Alloh berfirman dalam Al Quran surat al Insan ayat 2 :

Artinya: 1. Bukankah pernah datang kepada manusia satu waktu dari masa, yang ketika
itu belum merupakan sesuatu yang dapat disebut? 2. Sungguh, Kami telah menciptakan
manusia dari setetes mani yang bercampur yang Kami hendak mengujinya (dengan
perintah dan larangan), karena itu Kami jadikan dia mendengar dan melihat. 3. Sungguh,
Kami telah menunjukkan kepadanya jalan yang lurus ; ada yang bersyukur dan ada pula
yang kufur.
Allah juga berfirman dalam surat al Mulk ayat 1 dan 2 :

Artinya: 1. Mahasuci Allah yang di tangan-Nya segala kerajaan, dan Dia Mahakuasa
atas segala sesuatu. 2. Yang menciptakan mati dan hidup, untuk menguji kamu, siapa di
antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Mahaperkasa lagi Maha Pengampun.
Ayat-ayat Al Quran ini memberi pengertian kepada kita bahwa apapun yang
diberikan kepada kita adalah ujian dan cobaan. Saat hidup kita bahagia dan
tercukupi, itu berarti kita sedang diuji, bisakah kita bersyukur kepada Dzat Yang
Maha Memberi Nikmat. Lalu bisakah kita mempergunakan anugerah-
anugerahNya dengan baik dan benar. Adapun saat kita berduka atau hidup
dalam kekurangan, itu juga artinya kita sedang diuji, bisakah kita bersabar
menghadapi cobaan.

Jadi pada hakikatnya, nikmat dan musibah, semua itu adalah ujian. Karena
itulah, apapun dan bagaimanapun yang terjadi di hari-hari kehidupan dunia yang
fana ini, jangan sampai kita lupa kepada Tuhan kita, Tuhan semesta alam, Alloh
SWT. Dengan senantiasa mengingatNya, hati kita akan menjadi tenang dan
tentram. Agar kita selalu mendapatkan petunjuk dan
bimbinganNya untuk meraih kehidupan yang baik di dunia dan di akhirat
yakni surgaNya, kehidupan yang dirahmati dan abadi.

Ayat-ayat ini juga hendaknya menyadarkan kita bahwa kenyataan apapun,


cobaan apapun dalam hidup, semestinya kita jadikan pendorong untuk
meningkatkan kualitas pribadi kita dan untuk menjadikan hidup kita lebih
bermanfaat, bermartabat dan bermakna.

Anda mungkin juga menyukai